Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A
DENGAN MASALAH UTAMA HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG DEWI AMBA RS Dr. MARZOEKI MAHDI BOGOR

Gambaran Kasus
Klien Tn.A usia 48 tahun, agama Islam, no RM : 135407. Menurut catatan medic, klien
masuk RS tanggal 06 Mei 2011 dibawah oleh anak dan istrinya karena pada 1 minggu sebelum
masuk RS, klien suka marah – marah, labil, bicara sendiri, tidak bisa tidur, dan klien memiliki
riwayat halusinasi. Klien mengalami gangguan jiwa sejak 10 tahun yang lalu. Menurut klien,
sebelum dirawat di RSMM pernah mengalami pengobatan di RS Gatot Subroto. Didalam
keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Klien mengatakan pernah menjadi perilaku kekerasan dalam rumah tangga dengan
memukul istrinya sewaktu ia menjalani pengobatan di RS Gatot Subroto sekitar 5 bulan yang
lalu. Klien juga pernah menjadi korban aniaya fisik yang dilakukan oleh ayahnya ketika masih
SD. Klien anak ke 5 dari 5 bersaudara, pendidikan terkahir SMP, status menikah sekarang
tinggal dengan kedua anaknya. Istri klien pergi meninggalakan klien ke Jawa ( Ngawi ),
pengambil keputusan dalam keluarga yaitu klin sebagai kepala keluarga. Peran dirumah sebagai
kepala keluarga dan sebagai ayah. Klien mengatakan puas terhadap perannya pada saat masih
dirumah, yaitu mendidik anak, memberi nafkah, dan melindungi keluarga. Klien mengatakan
kurang puas terhadap perannya ketika ia berada di RS karena saat ini tidak dapat menjalankan
perannya sebagai kepala keluarga dan ayah. Klien mengatakn ia merasa kecewa dan tidak
dihargai oleh istrinya karena ia mengalami sakit seperti sekarang. Hubunga klien dengan
masyarakat atau orang lain dan lingkungannya baik seperti aktifmengikuti kerja bakti dan ronda.
Dirumah sakit, klien mengatakan kadang – kadang ia kumpul dengan teman – temannya, tetapi ia
bingung mau bicara apa dan teman – temannya cenderung pendiam. Klien merasa lebih enak
duduk sendiri dan tidur – tiduran dikamar.orang terdekat klien adlah anak klien karena paling
mengerti kondisi klien sedangkan di RS klien dekat dengan Tn.R dan Tn. As dikarenakan teman
sekamar. Klien beragama islam dan mengatakan malas shalat ketika berada di RS.
Klien mengatakan 2 tahun yang lalu pada saat menjalani pengobatan di RS Gatot Subroto
pernah mendengar suara – suara bising kendaraan seperti motor dan mobil, waktu halusinasi
tidak tentu bisa pagi, siang atau malam hari. Frekuensi tidak tentu. Suara itu muncul pada saat
klien sedang sendiri. Pada saat suara itu datang klien merasa sangat kesal. Namun saat ini suara –
suara itu sudah tidak pernah didengar lagi oleh klien.
Pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 86x/menit, RR
22x/menit, suhu 36OC, Tinggi badan 165 cm, berat badan 68 kg. Dari hasil observasi kulit kepala
klien tidak berketombe, rambut pendek, ganti pakaian 1x/hari. Penggunaan pakaian sesuai dan
rapih. Selama pengkajian ditemukan klien berbicara sesuai, mudah dimengerti, dan terarah.
Klien terlihat santai saat interaksi dengan perawat. Afek klien sesuai jika perasaan senang
ekspresi wajah tersenyum, jika sedih klien tampak murung. Selama pengkajian klien kooperatif
walau kontak mata kepada perawat terkadang kurang. Obat – obatan yang didapatkan klien
antara lain Haloperidol 3x5 mg, Triheksypenidyl 3x2 mg, Clorpromazine 1x100 mg, Clorilex
1x25 mg, Neripros 2x2 mg, Allpurinol 1x100 mg
Format Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah

a. Keluhan Utama
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
c. Konsep diri
1. Gambaran diri
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Identitas
5. Peran
d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan
Masalah Keperawatan
e. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan
Masalah keperawatan
f. Penampilan
Jelaskan
Masalah keperawatan

Tindakan keperawatan pada pasien


a) Tujuan keperawatan
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal

b) Tindakan keperawatan
a) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk membantu
pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilkinya, perawat
dapat melakukan hal – hal berikut ini
1. Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien seperti
kegiatan pasien dirumah sakit, dan di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2. Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negative
b) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara – cara berikut
1. Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat digunakan saat
ini
2. Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
3. Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang aktif
c) Membantu pasienuntuk memilih/ menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
1. Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari – hari
2. Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan mandiri atau
dengan bantuan minimal
d) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut.
1. Diskusikan dengan pasien langkah – langkah pelaksanaan kegiatan
2. Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
3. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien
e) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
1. Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
2. Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
4. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
5. Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
SP 1 Pasien : mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

Orientasi
“selamat pagi! Bagaimana keadaan Tn. A hari ini? Tn. A terlihat segar.”
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Tn. A
lakukan? Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat Tn. A lakukan di rumah
sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.”
“Dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama? Bagaiman kalau 20
menit?.”

Kerja
“Tn. A, apa saja kemampuan yang Tn. A dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa lagi kegiatan rumah tangga yang biasa Tn. A lakukan? Bagaimana dengan merapikan
kamar? Menyapu? Mencucui piring dan seterusnya. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang Tn. A miliki.”
“Tn. A, dari kelima kegiatan ini, yang masih dapat dikerjakan dirumah sakit apa? Misalnya
ada tiga yang masih dapat dilakukan. Bagus sekali ada tiga kegiatan yang masih bisa dikerjakan
dirumah sakit ini.”
“Sekarang, coba Tn. A pilih salah satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.
Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur Tn. A. Mari kita lihat tempat tidur Tn. A. Coba lihat, sudah
rapikah tempat tidurnya?”.
“Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya, bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus. Sekarang sebelah kaki, tarik dan
masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan
disebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut, bagus.”
“Tn. A sudah bisa meerpaikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan… bedakan
dengan sebelum dirapikan, lebih bagus kan?.”
“Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda dikertas daftar kegiatan, tulis M (mandiri),
kalau Tn. A lakukan tanpa isuruh, B (bantuan) kalau Tn. A melakukan dengan dibantu, dan tulis
T (tidak) kalau Tn. A tidak melakukan (perawat memberi kertas berisi daftar kegiatan harian).”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tn. A setelah kita bercakap – cakap dan latihan merapikan tempat
tidur? Ya, Tn. A ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Tn. A praktikkan dengan baik sekali. Nah,
kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang. Sekarang, mari kita masukkan
pada jadwal harian. Tn. A mau berpa kali sehari merapikan temapat tidur?. Baik kalau Tn. A
mau 2 kali, yaitu pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat sekitar jam 4 sore.”
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan dirumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring… kalau
begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi didapur ruangan ini sehabis makan
pagi yaa. Sampai ketemu besok yaa.
SP 2 Pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap
kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.

Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Tn A pagi ini? Wah, Tn. A tampak cerah! Bagaimana Tn. A,
sudah mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi? Bagus kalau sudah dilakukan (jika pasien
belum mampu melakukannya, ulang dan bantu kembali) sekarang kita akan latihan kemampuan
kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn. A?”
“Ya benar, sekarang kita akan latihan mencuci piring di dapur.”
“Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”

Kerja
“Tn. A, sebenarnya mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/spons
untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, Tn. A
dapat menggunakan air yang mengalir dari keran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah
untuk membuang sisa makanan.”
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semua perlengkapan tersedia, Tn. A ambil
satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian Tn. A bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/spons yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah itu, Tn. A bisa mengeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai …!”
“Sekarang coba Tn. A yang melakukannya …”
“Bagus sekali, Tn. A dapat mempraktikkan cuci piring dengan baik! Sekarang dilap tangannya.”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tn. A setelah latihan cuci piring?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari?”
“Mau berapa kali Tn. A mencuci piring? Bagus sekali Tn. A mencuci piring tiga kali sehari,
yaitu setelah makan.”
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan cuci
piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar, kita akan latihan mengepel.”
“Mau jam berapa? Sama seperti sekarang? Baiklah kalau begitu sampai jumpa ya.”
SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di
rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat.

Orientasi
“Selamat pagi! Bagaimana keadaan Ibu pagi ini?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Tn. A? Berapa lama?
Bagaimana kalau tiga puluh menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

Kerja
“Apa yang Ibu ketahui tentang masalah Tn. A?”
“Ya memang, benar sekali Bu, Tn. A itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Tn. A sering mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh
sedunia. Dengan kata lain, anak Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Jika keadaannya terus-
menerus seperti itu, Tn. A dapat mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Tn. A jadi
malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri.”
“Sampai di sini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah? Bagus sekali Ibu sudah
mengerti.”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah Tn. A dapat menjadi masalah serius, kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Tn. A.”
“Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Tn. A? Ya, benar. Dia juga mengatakan hal yang
sama.” (Jika sama dengan kemampuan yang dikatakan Tn. A)
“Tn. A telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring. Tn. A juga telah
dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, Ibu dapat mengingatkan Tn. A untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Bu.
Jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula member tanda contreng
pada jadwal kegiatannya. Selain itu, jika Tn. A sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Ibu tetap
perlu memantau perkembangan Tn. A. jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, Ibu dapat membawa Tn. A ke puskesmas.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada Tn. A. Temui
Tn. A dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian seperti, ‘Bagus sekali
Tn. A, kamu sudah semakin terampil mencuci piring!’”
“Coba Ibu praktikkan sekarang. Bagus!”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi Tn. A dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali Ibu mengunjungi Tn. A
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara member pujian
langsung kepada Tn. A?”
“Pukul berapa Ibu datang? Baik, akan saya tunggu. Sampai jumpa!”
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri rendah
langsung pada pasien.

Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat keluarga Bapak/Ibu seperti yang kita pelajari dua hari
yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mempraktikkannya langsung pada Tn. A .”
“Bagaimana kalau 20 menit? Sekarang mari kita temui Tn. A”

Kerja
“Selamat pagi Tn. A. bagaimana perasaan Tn. A hari ini? Hari ini saya datang bersama keluarga
Tn. A . seperti yang sudah saya katakana sebelumnya, keluarga Tn. A juga ingin merawat Tn. A
agar Tn. A cepat pulih.”
“Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan beberapa
hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan Tn. A.”
“Bagaimana perasaan Tn. A setelah berbincang-bincang dengan keluarga Tn. A?”
“Baiklah, sekarang suster dan keluarga Tn. A ke ruang perawat dulu.”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah dapat melakukan cara perawatan seperti tadi pada Tn. A.”
“Tiga hari lagi kita bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya.”
SP 3 KELUARGA: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu, karena hari ini Tn. A sudah boleh pulang, kita akan membicarakan jadwal
Tn. A selama di rumah.”
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor.”

Kerja
“Pak/Bu ini jadwal kegiatan Tn. A selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah? Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama Tn. A dirawat di rumah
sakit tolong dilanjutkan di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya.”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Tn. A
selama di rumah. Contohnya kalau Tn. A terus-menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran
negative terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku yang
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di Puskesmas Indara
Puri, puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya :
(0651)554xxx.”
“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan Tn. A selama di rumah.”

Terminasi
“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas?”
“Ini jadwal kegiatan harian Tn. A untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di
Puskesmas Indara Puri. Jangan lupa control ke puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala
yang terlihat. Silakan selesaikan administrasinya terlebih dahulu.”

Anda mungkin juga menyukai