Anda di halaman 1dari 13

KASUS

Klien Ny. T umur 20 tahun, agama islam, belum menikah, pendidikan SMA, anak ke delapan
dari sebelas bersaudara, klien masuk RS.Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 18 februari
2012 diantar oleh abangnya dengan alasan klien gelisah, susah tidur, bingung, kurang kebersihan
diri, keluyuran, marah, kadang-kadang merusak alat rumah tangga, menurut status. Sedangkan
menurut klien, klien susah tidur, klien masuk dengan diagnose medis : schizofrenia hebefrenik.

Dari hasil observasi yang didapat klien sering menyendiri dan suka jalan-jalan sendiri sampai ke
depan halaman rumah sakit dengan alasan untuk mencari ibunya, klien jarang sekali berinteraksi
dengan orang lain, klien sering ikut serta olah raga jalan pagi mengelilingi rumah sakit. Klien
jarang sekali berinteraksi dengan klien yang lain, klien lebih sering tampak tidur-tiduran di
kamar sendiri, Sering melamun, pandangan mata kosong. Pada saat penulis melakukan
wawancara klien hanya menjawab, apalagi diberi pertanyaan klien menjawab dengan singkat,
klien mengatakan saat ini klien sudah tidak bekerja, klien mengatakan saat ini ia tinggal
menumpang di rumah abangnya beserta ayahnya, klien mengatakan ibunya sudah 2 tahun
meninggal dunia dan tidak ada lagi orang yang mengurusnya.

Pada saat penulis berinteraksi dengan klien, klien lebih banyak diam dan menjawab pertanyaan
singkat saja dengan suara pelan terkadang mengulang pertanyaan. Klien menundukan kepalanya
saat melakukan wawancara, klien mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan abangnya,
keluarga tidak ada yang besuk.

Pemeriksaan fisik ditemukan data : TD 130/90 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,0ᴼC, pernapasan
20x/ menit, tinggi badan 162 cm, berat badan 52 kg.
1. KONDISI KLIEN
a) Subjektif
1) Keluarga klien mengatakan klien gelisah, susah tidur, bingung, kurang
kebersihan diri, keluyuran, sering menyendiri
b) Objektif
1) Klien didapat klien sering menyendiri dan suka jalan-jalan sendiri sampai ke
depan halaman rumah sakit dengan alasan untuk mencari ibunya,
2) klien jarang sekali berinteraksi dengan orang lain,
3) klien sering ikut serta olah raga jalan pagi mengelilingi rumah sakit.
4) Klien jarang sekali berinteraksi dengan klien yang lain,
5) klien lebih sering tampak tidur-tiduran di kamar sendiri,
6) Sering melamun, pandangan mata kosong

2. MASALAH / DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Isolasi Sosial

3. TUJUAN KHUSUS

 pasien mengenal penyebab isolasi social,

 pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan


orang lain, dan

 pasien berkenalan.

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

 Membina hubungan saling percaya,

 membantu pasien mengenal penyebab isolasi social,

 membantu pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak berhubungan


dengan orang lain, dan

 mengajarkan pasien dapat berkenalan.


SP 1 Pasien:

Orientasi

“Selamat pagi mbak, Saya suster adinda saya senang dipanggil suster dinda. Saya
perawat ruangan mawar ini.”

“Siapa nama mbak ? mbak senang dipanggil apa ?’’

“Apa keluhan mbak hari ini ?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga
dan teman-teman tri ? Mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau di ruang tamu ? mbak
mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit ?”

Kerja

“Siapa saja yang tinggal serumah dengan mbak tri ? siapa yang paling dekat dengan tri ?
siapa yang jarang bercakap-cakap dengan tri ? apa yang membuat tri jarang bercakap-cakap
dengannya ?”

“Menurut tri apa saja manfaat kalau kita memiliki teman ? wah, benar ada temen
bercakap-cakap. Apa lagi ?. Nah, apa kerugiannya kalau tri tidak memiliki teman ? Ya, apalagi ?
Nah banyak juga ruginya tidak punya teman ya ? Jadi apakah tri mau belajar bergaul dengan
orang lain ?”

“Bagus! Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkkenalan dengan orang lain ?”

“Begini tri, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita, nama
panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi kita. Contohnya : Nama Saya Adinda Rahmawati,
senang dipanggil Dinda. asal saya dari kota Jakarta, hobi saya memasak.”

“Ayo sekarang tri coba! Misalnya saya belum kenal dengan tri. Coba berkenalan dengan
saya! Coba sekali lagi. Ya bagus sekali!”

“Setelah tri berkenalan dengan orang tersebut tri bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan tri bicarakan, misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, tentang pekerjaan, dan sebagainya.
Terminasi

“Bagaimana perasaan tri setelah kita latihan berkenalan?”

“tri tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali. Selanjutnya tri dapat
mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga tri lebih siap untuk
berkenalan dengan orang lain. tri mau mempraktekkan ke orang lain ? bagaimana kalau tri
berkenalan dengan teman saya, perawat dini, bagaimana tri mau kan?”

“Baiklah, saya permisi ya tri, nanti kalau tri butuh apa- apa tri bisa panggil saya atau perawat lain
yang ada disini ya!”
1. KONDISI KLIEN
a) Subjektif
1) Keluarga klien mengatakan klien gelisah, susah tidur, bingung, kurang kebersihan
diri, keluyuran, sering menyendiri
b) Objektif
1) Klien didapat klien sering menyendiri dan suka jalan-jalan sendiri sampai ke
depan halaman rumah sakit dengan alasan untuk mencari ibunya,
2) klien jarang sekali berinteraksi dengan orang lain,
3) klien sering ikut serta olah raga jalan pagi mengelilingi rumah sakit.
4) Klien jarang sekali berinteraksi dengan klien yang lain,
5) klien lebih sering tampak tidur-tiduran di kamar sendiri,
6) Sering melamun, pandangan mata kosong

2. MASALAH / DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Isolasi Sosial

3. TUJUAN KHUSUS

 pasien mengenal penyebab isolasi social,

 pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan


orang lain, dan

 pasien dapat berkenalan.

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

 Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang


pertama/perawat)
SP 2 Pasien :

Orientasi

“Selamat pagi tri ! Bagaimana perasaan tri hari ini ?”

“Sudah ingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan ? coba sebutkan lagi sambil bersalaman
dengan suster!”

“Bagus sekali, tri masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak tri mencoba
berkenalan dengan teman saya, perawat dini. tidak lama kok, sekitar 10 menit .” “Ayo kita mulai
perawat dini disana!”

Kerja

(bersama-sama pasien mendekati perawat dini)

“Selamt pagi perawat dini, tri ingin berkenalan dengan suster. baiklah tri berkenalan dengan
perawat dini seperti yang kita praktekkan kemarin.” (pasien mendemonstrasikan cara berkenalan
dengan perawat dini :Memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya). “Ada lagi yang tri ingin tanyakan kepada perawat dini? coba tanyakan tentang
keluarga perawat dini!” “Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, tri dapat menyudahi
perkenalan ini. Lalu, tri bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan perawat dini, misalnya jam 2 !
siang nanti.”

“Baiklah perawat dini, karena tri sudah selesai berkenalan saya dan tri akan kembali ke ruangan
perawatan tri. Selamat pagi!”

Terminasi

“Bagaimana perasaan tri setelah berkenalan dengan perawat dini?” “tri tampak bagus sekali saat
berkenalan tadi.” “Pertahankan terus apa yang sudah tri lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topic lain supaya perkenalan berjalan lancar, misalnya menanyakan keluarga, hobi,
dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain ? Mari kita masukkan ke dalam
jadwal. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik , nanti tri coba sendiri. Besok kita
latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.
1. KONDISI KLIEN
a) Subjektif
1) Keluarga klien mengatakan klien gelisah, susah tidur, bingung, kurang kebersihan
diri, keluyuran, sering menyendiri
c) Objektif
1) Klien didapat klien sering menyendiri dan suka jalan-jalan sendiri sampai ke
depan halaman rumah sakit dengan alasan untuk mencari ibunya,
2) klien jarang sekali berinteraksi dengan orang lain,
3) klien sering ikut serta olah raga jalan pagi mengelilingi rumah sakit.
4) Klien jarang sekali berinteraksi dengan klien yang lain,
5) klien lebih sering tampak tidur-tiduran di kamar sendiri,
6) Sering melamun, pandangan mata kosong

2. MASALAH / DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Isolasi Sosial

3. TUJUAN KHUSUS

 pasien mengenal penyebab isolasi social,

 pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan


orang lain, dan

 pasien dapat berkenalan.

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

 Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua).


SP 3 Pasien :

Orientasi

“Selamat pagi tri! Bagaimana perasaan tri hari ini ?”

“Apakah tri bercakap-cakap dengan perawat sulis kemarin siang

“Bagaimana perasaan tri setelah bercakap-cakap dengan perawat sulis kemarin siang ?”

“Bagus sekali tri menjadi senang karena punya teman lagi!”

“Kalau begitu, tri ingin punya banyak teman lagi?”

“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan teman seruangan tri yang lain, yaitu O.
seperti biasa, kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia diruangan makan.”

Kerja

(bersama-sama pasien, perawat mendekati pasien lain)

“Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.”

“Baiklah tri,tri sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang kita telah lakukan sebelumnya.”
(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebutkan nama, nama
panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama)

“ada lagi yang ingin tri tanyakan kepada O? kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarkan, tri bisa
sudahi perkenalan ini. Lalu tri bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore
nanti (tri membuat janji untuk bertemu kembali dengan O).”

“Baikalah O, karena tri sudah selesai berkenalan, saya dan tri akan kembali keruangan
perawatan. Selamat pagi (bersama pasien, perawat meninggalkan O untuk melanjutkan terminasi
dengan pasien ditempat lain).

Terminasi

“Bagaimana perasaan tri setelah berkenalan dengan O?”


“Dibandingkan kemarin pagi, tri tampak lebih baik ketika berkenalan dengan O. pertahankan apa
yang sudah tri lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti.”

“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi kejadwal harian. Jadi, satu hari tri dapat berbincang-bincang dengan orang lain
sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, tri bisa bertemu dengan N dan
tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya tri bisa berkenalan dengan orang lain lagi
secara bertahap. Bagaimana, tri setuju kan ?”

“Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman tri. Pada jam yang sama dan
tempat yang sama ya.”

“Sampai besok!”
SP 1 Keluarga:

Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah isolasi social, penyebab
isolasi social dan cara merawat pasien isolasi social.

Orientasi

“Selamat pagi pak! Perkenalkan saya perawat dinda. Saya merawat adik tri Tri, RS.Dr.H.
Marzoeki Mahdi Bogor.”

“Nama bapak siapa? senang dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana keadaannya sekarang?”

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah adik tri dan cara
perawatannya?”

“Kita diskusikan disini saja ya? Berapa lama bapak punya waktu? Bagaiaman kalau
setengah jam?”

Kerja

“Apa masalah yang bapak hadapi dalam merawat mbak tri ? Apa yang sudah dilakukan?”

“Masalah yang dialami oleh tri disebut isolasi social. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda-tandanya, antara lain tidak
mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri dan kalaupun berbicara hanya sebentar dengan
wajah menunduk. Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan ketika berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolah, tidak dihargai atau
berpisah dengan orang-orang yang dicintai. Jika masalah isolasi social ini tidak diatasi, seseorang
akan mengalami halusinasi, yakni mendengar suara atau melihat bayangan yang sebenarnya
tidak ada. Untuk menghadapi keadaan yang demikian tri dan anggota keluarga lainnya harus
sabar menghadapi Tri. Untuk merawat Tri keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama,
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tri, caranya adalah dengan bersikap
peduli terhadap Tri dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Tri untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah
pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Tri. Selanjutnya jangan biarkan Tn.T sendirian.
Buatlah rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan Tri, misalnya ibadah bersama, makan
bersama, rekreasi bersama, atau melakukan kegiatan rumah tangga bersama. ”

“Nah, Bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu? Begini
contoh komunikasinya pak, “Tri, abang lihat sekarang kamu sudah bisa becakap-cakap dengan
orang lain. perbincangan juga lumayan lama. Tri senang sekali melihat perkembangan kamu, De,
coba kamu berbincang-bincang dengan orang lain. Bagaimana de kamu mau coba kan?.”

“Nah, coba sekarang tri peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan! Bagus,
tri telah memperagakan dengan baik sekali”

“Samapai disini ada yang ingin ditanyakan pak?”

Terminasi

“Baiklah waktunya sudah habis . Bagaimana perasaan tri setelah kita latihan tadi?”

“Coba tri ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi social dan tanda-tanda orang
yang mengalami isolasi social. Selanjutnya dapatkah Tri sebutkan kembali cara-cara merawat
adik tri yang mengalami masalah isolasi social?”

“Bagus sekali, tri dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut! Nanti kalau
bertemu Tri coba tri lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga
melakukan hal yang sama.”

“Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung dengan TRI?”

“Kita bertemu lagi nanti disini ya pak, pada jam yang sama. Selamat pagi.”
SP 2 Keluarga:

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi social langsung dihadapan pasien

Orientasi

“Selamat pagi pak ! Bagaimana perasaan tri pagi ini?”

“Tri masih ingat latihan merawat adik tri seperti yang kita pelajari beberapa hari yang
lalu?”

“Mari pak kita praktikkan langsung pada Tri tri punya waktu bersapa lama? Baik kita
akan coba 30 menit. ”

“Sekarang mari kita temui Tri”

Kerja

“Selamat pagi Tri, Bagaimana perasaannya pagi ini?”

“Tri Abangnya dating membesuk, beri salam! Bagus. Tolong Tri tunjukkan jadwal
kegiatannya! ” (Kemudian Anda berbicara pada keluarga sebagai berikut)

“Nah pak, sekarang tri dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latih beberapa hari lalu.
(Perawat mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatih
pada pertemuan sebelumnya).”

“Bagaimana perasaan Tri setelah berbincang-bincang dengan abangnya?”

“Baiklah, Sekarang saya dan kakak Tri ke ruang perawat dulu.” (Perawat dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

Terminasi

“Bagaimana perasaan tri setelah kita latihan tadi? tri sudah bagus melakukannya.”

“Mulai sekarang tri sudah dapat melakukan cara merawat tersebut pada Tri”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman tri melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya pak?”

SP 3 Keluarga:

Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi

“Selamat pagi pak! karena besok sudah boleh pulang, kita perlu membicarakan tentang
perawatan Tri di rumah.”

“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal Tri tersebut disini saja”

“Berapa lama kita dapat bicara? Bagaimana kalau 30 menit”

Kerja

“Tri. ini jadwal Tri selama di rumah sakit. coba dilihat, mungkinkah dianjurkan di
rumah?dirumah tri yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya berikan pujian jika benar dilakukan. hal ini yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh adik tri selama di rumah.
Misalnya kalau Tri terus-menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku yang membahayakan orang lain, jika hal ini terjadi segera perawat
V di puskesmas delima, yang terdekat dari rumah tri, ini nomor telepon puskesmasnya.
selanjutnya perawat V tersebut akan memantau perkembangan Tri selama berada di rumah/”

Terminasi

“Bagaiman pak? ada yang belum jelas? ini jadwal kegiatan harian untuk Tri untuk
dibawa pulang. ini surat rujukan untuk perawat V di puskesmas Delima. Jangan lupa control ke
puskesmas sebelum obatnya habis atau gejala yang tampak. silahkan selesaikan
administrasinya.”

Anda mungkin juga menyukai