Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart dan Laraia, 1998 : 227).
Gangguan harga diri adalah keadaan dimana individu mengalamio
evaluasi diri negatif mengenai diri atau kemampuan diri dalam jangka waktu
yang lama (Carpenito, Lynda Juall, 2006 : 421).
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga diri
rendah merupakan suatu gangguan yang terjadi dimana individu mengalami
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, sehingga dapat
mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungannya.

B. Psikodinamika
1. Etiologi
Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam konsep
diri seseorang diantaranya faktor predisposisi, yaitu faktor yang
mempengaruhi harga diri yang meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali dan
ketergantungan pada orang lain.
Faktor yang mempengaruhi peran yaitu tuntutan peran dalam pekerjaan
dan peran kultural. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan
dalam struktur sosial. Serta faktor presipitasi yaitu trauma dan ketegangan
peran yang meliputi tiga jenis transisi peran seperti transisi peran
perkembangan, peran situasi dan peran sehat sakit.
2. Proses Terjadinya Masalah
Gangguan konsep diri : harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional, yaitu trauma secara tiba-tiba, misalnya harus
operasi kecelakaan, dicerai suami/istri, putus sekolah, putus hubungan
kerja dan perasaan malu karena terjadi sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini memiliki
cara berfikir yang negatif, kejadian sakit dan dirawat akan menambah
persepsi terhadap dirinya.
3. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada individu yang mengalami
gangguan konsep diri: harga diri rendah, yaitu isolasi sosial: menarik diri,
resiko perilaku kekerasan, hal ini bisa terjadi bila klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah cenderung untuk marah dan kesal pada diri
sendiri sehingga cenderung untuk melukai diri sendiri dan orang lain
karena pada klien dengan harga diri rendah selalu menganggap dirinya
negatif dan benci serta penolakan pada diri sendiri yang dapat mendorong
klien untuk mengakhiri kehidupannya atau melukai orang lain dan
lingkungan.

C. Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


positif rendah identitas
(Stuart dan Laraia, 1998 : 320)

Rentang respon konsep diri terdiri dari:


1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
2. Konsep diri positif, individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif
dengan konsep diri maladaptif.
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:
1. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan pengalaman
yang baru.
2. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau personal tertentu.
3. Harga diri adalah penilaian individu tentang penilaian personal tertentu.
4. Peran diri adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial.
5. Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan
keunikan individu.

D. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah


1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistik, kegagalan yang berulang kali,
ketergantuangan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistik.
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran,
meliputi : tuntutan peran kerja dan harapan peran
kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal,
meliputi : ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari
kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur
sosial.
b. Faktor presipitasi
1) Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis
atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupan.
2) Keterangan peran berhubungan dengan posisi yang
diharapkan, dimana individu mengalaminya sebagai
frustasi. Meliputi transisi peran perkembangan yang
berkaitan dengan pertumbuhan, transisi peeran situasi
yang berhubungan dengan bertambah atau
berkkurangnya anggota keluarga, transisi peran sehat
sakit, transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, pemanpilan
dan fungsi tubuh serta perubahan fisik berhubungan
dengan tumbuh kembang normal.
c. Perilaku
1) Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
Mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan
produktivitas, destruksi iang diarahkan pada orang
lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting
yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah,
mudah tersinggung atau marah yang berlebihan,
menarik diri dari realitas dan khawatir.
2) Perilaku yang berhubungan dengan perasaan identitas
Tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa, perasaan ngambang tentang diri
sendiri, menarik diri secara sosial.
3) Perilaku yang berhubungan dengan kekacauan
identitas
a. Afektif, mengalami kehilangan identitas, perasaan
tterpisah dari diri sendiri, perasaan tidak aman,
rendah, malu, perasaan tidak realitas.
b. Perseptual, mengalami halusinasi pendengaran
dan pengelihata, kebingungan tentang seksualitas
diri sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri
dengan orang lain.
4) Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi
a. Kognitif
Bingung, disorientasi waktu, gangguan berfikir,
gangguan daya ingat, gangguan penilaian.
b. Perilaku
Afek yang tumpul, keadaan emosi yang pasif dan
tidak berespon, komunikasi yang tidak sesuai atau
idiosinkratik impuls, kurang spontanitas dan
animasi.
d. Mekanisme koping
1. Koping jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian
sementara dari krisis identitas (misalnya :
konser musik, bekerja keras, menonton TV
secara obsesif).
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas
pengganti sementara (misalnya : ikut serta
dalam aktivitas sosial, agama, klub politik,
kelompok).
c) Aktivitas yang secara sementara menguatkan
perasaan diri (misal: olahraga yang kompetitif,
pencapaian akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas).
d) Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek
untuk membuat masalah identitas menjadi
kurang berarti dalam kehidupan individu.
2. Koping jangka panjang
a) Penutupan identitas-adopsi identitas prematur
yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan
aspirasi dan potensi dari individu tersebut.
b) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak
wajar untuk dapat diterima oleh nilai dan
harapan masyarakat.
3. Mekanisme pertahanan ego termasuk pengurangan
fantasi disosiasi isolasi, proyeksi, pergeseran,
penetapan, berbalik marah terhadap diri sendiri dan
amuk.
e. Pohon masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Gangguan citra tubuh


(Keliat, B.A, 1999)

Masalah keperawatan :
a) Isolasi sosial : menarik diri
b) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c) Gangguan citra tubuh
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan
dengan gangguan citra tubuh.
b. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan
dengan gangguan citra tubuh.
Tujuan umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain
secara optimal.
Tujuan khusus :
1). Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki oleh klien.
3). Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4). Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya.

Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya dengan
mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik, yaitu
sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
nonverbal, memperkenalkan diri dengan sopan,
tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai oleh klien, tujukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya, beri perhatian kepada
klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
b) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien, setiap bertemu klien hindarkan dari
memberi penilaian negatif dan berikan pujian yang
realistik.
c) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
dapat digunakan selama sakit dan diskusikan
kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan.
e) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah direncanakan, beri pujian atas
keberhasilan klien dan diskusikan kemampuan
pelaksanaan di rumah.
f) Beri pendidikan kesehatan pada keluargha tentang
cara merawat klien dengan harga diri rendah, bantu
keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
dan bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
4. Evaluasi
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya.
b. Klien mampu mengenali kemampuannya
c. Klien mampu merencanakan kegiatan sesuai kemampuan.
d. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai keadaannya

Anda mungkin juga menyukai