Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AZ-ZAHRAWI DAN KONTRIBUSINYA

DALAM BIDANG KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

ANNI RAHIMA (70600118005)

ANDI EGA RIZQI AMALIAH (70600118015)

MUHAMMAD SADDAM (70600118025)

NURUL ANNISA AMIRUDDIN (70600118035)

ANDITA FITRI ALIAH (70600118046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Az-Zahrawi dan Kontribusinya dalam
Bidang Kedokteran”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi Agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk
kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya


untuk Pak Ibrahim Manda selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait sejarah Az-
Zahrawi dan Kontribusinya dalam Bidang Kedokteran.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang
selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Makassar, 26 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1

C. Tujuan .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2

A. Biografi dan Pendidikan Az-Zahrawi ...................................................................2

B. Kontribusi Az-Zahrawi Dalam Bidang Kedokteran ..............................................6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

Bibliography ................................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia saat ini banyak melahirkan orang-orang yang cerdas dan memliki
pemikiran yang maju untuk merubah bangsanya ke hal yang lebih baik. Tidak hanya
dalam bidang teknologi tetapi juga dalam berbagai bidang. Salah satu yang
berpengaruh yaitu ilmu bedah dibidang kedokteran. Peletak dasar-dasar ilmu bedah
modern itu bernama Al-Zahrawi (936 M-1013 M). Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang biografi seorang tokoh ilmuwan muslim yang bernama lengkap
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi. Orang barat mengenalnya sebagai
Abulcasis. Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Karya
dan hasil pemikirannya banyak diadopsi para dokter di dunia barat. Ahli bedah yang
termasyhur hingga ke abad 21 itu terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra,
sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan
keturunan Arab Ansar. Di kota Cordoba inilah dia menimba ilmu, mengobati
masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga wafat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi dan Pendidikan Az-Zahrawi?
2. Apa saja Kontribusi Az-Zahrawi dalam bidang kedokteran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dan Pendidikan Az-Zahrawi
2. Untuk mengetahui Kontribusi Az-Zahrawi dalam bidang kedokteran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi dan Pendidikan Az-Zahrawi

https://tokoh.co.id/biografi-al-zahrawi-bapak-ilmu-bedah-dunia/

1. Biografi Az-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawialias Abulcasis
adalah ilmuwan Muslim di bidang kedokteran atau medis. Ia dikenal sebagai
bapak ilmu bedah modern. Seorang dokter kerajaan pada masa Khalifah al-
Hakam II dari Dinasti Umayyah. Ia juga terkenal karena al-Tashrif, karya
monumentalnya yang berisi ensiklopedia kedokteran lengkap. Karya yang
menjadi rujukan dunia kedokteran Arab-Islam dan Barat-Eropa selama lebih dari
500 tahun.
Nama lengkapnya Abu al-Qasim Khalaf Ibn al-Abbas al-Zahrawi, disianyalir
masih keturunan kaum Anshar Madinah. Ilmuwan yang dikenal Barat dengan
sebutan Abulcasis ini lahir dan tumbuh di al-Zahra, kota Cordoba, Andalusia
(Spanyol). Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II
dari kekhalifahan Umayyah. Ia lahir pada tahun 328 Hijriah atau 936 Masehi.
Tahun-tahun ketika kekhalifahan Umayyah sedang berkuasa.
Pada masa itu, Dinasti Umayyah, terutama Andalusia (termasuk Cordoba),
sangat maju perdabannya. Menurut Amin Elgohary, ketika itu penduduk Cordoba
berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Kemudian ditunjang oleh berdirinya sekitar
200.000 rumah, 600 masjid, 900 ruang atau fasilitas publik, 107 sekolah dan
sekolah tinggi, dan 300 perpustakaan yang memuat 1 juta koleksi buku. Sampai-
sampai, status sosial dan kekayaan seseorang saat itu diukur dari seberapa banyak
ia membaca dan memiliki buku.

2
Pada saat yang sama, peradaban Barat sedang tidur lelap. Sebagai
perbandingan, di Roma, populasi manusia tidak lebih dari 50.000 jiwa, penduduk
London hanya sekitar 18.000 jiwa. Sementara perpustakaan terbesar di Eropa saat
itu, perpustakaan biara St. Gallen di Swiss, hanya mengoleksi 35 buku saja.
Maka, Cordoba menjadi mercusuar keilmuan ketika itu, termasuk dunia
kedokterannya.
Sebagai contoh, rumah sakit di Cordoba saat itu sudah sangat maju.
Fasilitasnya sangat menunjang untuk pelayanan kesehatan. Selain memiliki
bangsal terpisah antara pasien laki-laki dan perempuan, ruangan perawatan pun
dipisah berdasar penyakitnya. Dilengkapi pula dengan masjid untuk pasien dan
pengunjung Muslim, serta kapel bagi yang Kristiani.
Rumah sakit juga memiliki ruang konferensi dan perpustakaan. Sehingga
Rumah Sakit sekaligus menjadi lembaga pendidikan kedokteran dan ilmu
kesehatan lainnya. Hanya dokter dan tenaga ahli berkualitas dan berlisensi yang
diizinkan melakukan praktik. Rumah Sakit juga memiliki kebijakan yang sangat
memihak masyarakat: semua pasien akan dirawat sampai benar-benar pulih, dan
seluruh biaya pengobatan ditanggung pihak Rumah Sakit. Dalam kondisi yang
demikian maju itulah al-Zahrawi berkarir.
Kondisi yang demikian maju, memberikan peluang besar kepada al-Zahrawi
dalam mengembangkan ilmu kedokterannya, khususnya dalam hal operasi bedah.
Menurut al-Zahrawi, sangat penting bagi dokter menguasai dasar-dasar anatomi
dan fisiologi. Ini penting karena akan bermanfaat mengurangi risiko kegagalan
operasi.
Selain pemikiran dasar tersebut, al-Zahrawi mempelopori dan menularkan
cara menjahit luka dengan menggunakan dua jarum dan satu benang. Dialah yang
kali pertama menggunakan benang buatan dari usus binatang untuk menjahit usus
manusia. Ia jugalah yang menemukan cara terbaik dalam operasi saluran kencing.
Ia menemukan teori mengeluarkan penumpukan zat kapur pada saluran kencing.
Menurutnya, cara yang tepat untuk mengeluarkannya adalah dengan memecah
tumpukan zat menggunakan kempa (apitan), lalu dikeluarkan sepotong-sepotong.
Tidak cukup di situ, al-Zahrawi juga yang mempelopori bedah rongga
pernafasan, alat pencernaan, kelahiran, tulang, gusi dan gigi, bahkan bidang
farmasi.

3
Dedikasi yang sangat panjang terhadap ilmu kedokteran, terutama ilmu
bedah, mengantarkan al-Zahrawi sebagai penemu beberapa alat bedah. Sepanjang
karirnya, ia mempopulerkan 26 peralatan bedah yang tak pernah ditemukan dan
digunakan para ahli sebelumnya, salah satunya adalah catgut. Alat tersebut
hingga kini masih digunakan dalam operasi bedah di mana pun.
Adapun karyanya yang paling monumental, sekaligus penjelasan dari
pemikiran dan karya-karyanya yang lain adalah al-Tashrif li man ‘Ajaz ‘an al-
Ta’lif (Pertolongan bagi Yang Merasa Kesulitan Memahami Risalah Besar).
Karya ensiklopedia kedokteran terlengkap yang mencakup semua cabang
kedokteran. Sejumlah metode bedah dan alat-alatnya dijelaskan dalam buku yang
rampung pada tahun 1000 Masehi ini. Buku ini menyajikan penemuan baru yang
tidak pernah ada pada masanya, dan masa sebelumnya. Yakni membahas secara
khusus mengenai anatomi, penyakit wanita dan kelahiran, cara mengajarkan
bidan, operasi mata, operasi telinga, operasi kantong suara, operasi gigi, dan
operasi tulang.
Pengaruhnya yang begitu kuat mengantarkan al-Zahrawi menjadi dokter
pribadi Khalifah Abdurrahman III. Serta ditunjuk menjadi pengajar di Universitas
Cordoba. Selama hidupnya, banyak orang berdatangan dari berbagai penjuru
tempat untuk belajar kepada al-Zahrawi.
Al-Tashrif kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Kali pertama
diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin pada tahun 1150 oleh Gerard of Crimona,
seorang penerjemah Italia. Penerjemahan tersebut menjadikan buku ini menjadi
literatur paling penting dan menjadi referensi standar dalam ilmu bedah hingga
akhir abad ke-18. Bahkan seorang ahli anatomi dan dokter asal Skotlandia,
William Hunter (1718–1783), menggunakan manuskrip al-Zahrawi yang
berbahasa Arab untuk mempelajari aneurisme di Universitas Glasgow. Guy de
Chauliac (1300–1368), ahli bedah asal Prancis, pun memberikan pujian dan
pengakuan lebih dari 100 kali dalam bukunya.
Temuan-temuan al-Zahrawi yang lain juga masih dinikmati orang sampai
saat ini. Kosmetik seperti deodorant, handbody lotion, dan pewarna rambut, yang
berkembang hingga kini adalah karya al-Zahrawi. Bahkan temuannya berupa
lipstik masih bertahan hingga kini tanpa berubah bentuk.
Setelah berkarir selama lebih dari 50 tahun, dengan beragam prestasi, karya,
dan pemikirannya, al-Zahrawi akhirnya tutup usia. Ia wafat tahun 404H (1013M)

4
di Cordoba, pada usianya 77 tahun. Dunia kedokteran hingga hari ini masih
menjadikan al-Zahrawi dan pemikirannya sebagai kiblat ilmu bedah. Terjemahan
karya-karya al-Zahrawi ratusan tahun pasca wafatnya beserta temuan-temuannya
masih digunakan hingga kini. Meski Cordoba kini tidak lagi menjadi kawasan
Muslim, namun nama al-Zahrawi masih besar dan diabadikan menjadi nama jalan
di sana, sebagai bentuk penghormatan, yakni calle albucasis. Di jalan tersebut ada
bangunan dengan nomor 6, di situlah tempat tinggal al-Zahrawi.
2. Pendidikan Az-Zahrawi
Al-Zahrawi memulai karirnya sebagai ahli bedah dan instruktur di beberapa
sekolah kedokteran. Namanya mulai menjadi bahan pembicaraan di dunia medis
setelah bukunya yang berjudul at-Tasrif Liman Ajiza an at-Ta'lif (Metode
Perawatan) diterbitkan. Seketika, buku itu menjadi sangat populer. Dalam buku
itu, al-Zahrawi menggambarkan sejumlah hal baru di bidang kedokteran.
Buku itu adalah catatan perjalanannya sebagai dokter selama lima puluh
tahun. At-Tasrif Liman 'Ajiza' an at-Ta'lif juga dianggap sebagai ikhtisar
ensiklopedia medis. Popularitas al-Zahrawi sebagai ahli bedah andal menyebar ke
seluruh Eropa. Ia dikenal sebagai bapak operasi modern, tidak hanya itu, tetapi ia
juga disebut ahli bedah pertahanan Islam terbesar. Karena keunggulannya dalam
bedah dan penemuan instrumen bedahnya, ia disebut cahaya kegelapan di abad
pertengahan di Eropa. Tidak mengherankan, jika kemudian pasien dan orang
muda yang ingin belajar kedokteran datang dari berbagai penjuru Eropa.
Saat itu Cordoba adalah tempat favorit bagi orang Eropa yang ingin
menjalani operasi. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tidak kurang dari
50 rumah sakit yang menawarkan layanan yang sangat baik. Az-Zahrawi saat itu
memang meningkatkan pengobatan dan operasi melalui upayanya. Dia
mempelajari dan menjelaskan atau menjelaskan flora dan fauna Spanyol serta
tanaman, hewan, dan mineral.
Tapi selain sebagai ahli bedah, ia juga seorang pendidik ahli dan sekaligus
seorang psikiater. Sebagai seorang guru kedokteran, Al-Zahrawi sangat mencintai
murid-muridnya. Dalam Al-Tasrif, ia menyatakan keprihatinannya terhadap
kesejahteraan murid-muridnya. Al-Zahrawi juga mengingatkan murid-muridnya
tentang pentingnya membangun hubungan yang baik dengan pasien. Menurut Al-
Zahrawi, seorang dokter yang baik harus melayani pasiennya sebaik mungkin
tanpa membedakan status sosialnya.

5
B. Kontribusi Az-Zahrawi Dalam Bidang Kedokteran
Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang fenomenal, karya dan hasil
pemikirannnya diadopsi para dokter di dunia Barat. Al-Zahrawi terkenal sebagai
seorang dokter dan ahli bedah Muslim Spanyol, yang ilmunya dikembangkan pada
masa pemerintahan Abdur Rahman III (1912-961 M). Di kalangan dokter Muslim
sendiri dia dikenal sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnoistie) dan cara
penyembuhan (the repeutic) penyakit telinga. Dialah yang telah merintis
dilakukannya pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran,
dengan jalan memperhatikan secara saksama anatomi saraf-saraf halus (arteries),
pembuluh-pembuluh darah (veins) dan otot-otot (tendons). Tidak hanya terbatas itu,
ia dikenal pula sebagai pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit (dermafologi).

Al-Zahawi Sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku


kedokteran dan khususnya masalah bedah. Salah satu dari empat buku kedokteran
yang ditulisnya berjudul Al-Tasrif Liman Ajiz’an At-Ta’lif Ensiklopedia ilmu bedah
terbaik pada abad pertengahan. Buku ini digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-
Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendlikan pendarahan. Dia juga
menggunakan alcohol dan lilin untuk menghentikan pendarahan dari tengkorak
selama mambedah tengkorak. Al-Zahawi menulis buku tentang oprasi gigi.

Sumbangan Az-Zahrawi di bidang kedokteran dan farmasi dengan mengarang


buku, antara lain:

1. Kitab At-Tahsrif li Man Arjaza an at-Ta’lif” (Buku pedoman kedokteran atau


Medical Vademecum). Buku ini menerangkan serta melukiskan dengan jelas
diagram-diagram tak kurang dari 200 buah peralatan pembedahan. Dari
ilustrasi-ilustrasi yang digambarkan buku-buku yang ditulisnya, dapat diketahui
bahwa ia telah menggunakan banyak macam peralatan untuk keperluan
pengobatan gigi. Pada bagian akhir salah satu bukunya yang terdiri 30 bab itu,
ia membahas tentang luka dan cara pembedahannya, tentang pengobatan tulang
yang remuk, tentang penyakit gigi sekaligus dengan cara pengobatannya,
tentang pembakaran luka dan pembersihan darah di dalam rahim sehabis
bersalin. Buku inilah yang menjadi dasar peletakan dasar-dasar pengembangan
kedokteran gigi di Eropa.34 Dalam buku ini secara rinci dan lugas mengupas

6
tentang ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi serta ilmu
kedokteran umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika.
2. Kitab al-Mansur. Buku ini sebagian membahas tentang pembuatan obat-obatan
dengan jalan sublimasi dan distillasi. Bahkan, buku ini sampai abad ke-15 M,
masih dimasukkan dalam silabus pelajaran medis di Universitas Tubingen.
3. Buku Abulcasis de Chirurgia Arabice et Latin Cura Johannis Channing”,
sebanyak dua volume, yang diterbitkan di Venice pada tahun 1479 M, di Basla
tahun 1541 M, dan di Oxford pada tahun 1778 M. Bukunya ini mengulas secara
lengkap mengenai pembedahan.
Kontribusi penemuan dalam berbagai bidang:
1. Dalam Bidang Operasi Secara Umum
a. Az-Zahrawi merubah persepsi orang tentang operasi dari sekedar profesi
seperti yang dilakukan oleh tukang bekam atau tukang cukur menjadi ilmu
yang erat kaitannya dengan kedokteran dan bedah. Dia memberikan
nasehat kepada para ahli bedah agar mempelajari ilmu bedah dan banyak
berlatih sebelum melakukan praktik, agar mereka benar-benar mengetahui
ilmu anatomi, bentuk, susunan dan hubungannya antara satu dengan
lainnya.
b. Dia menemukan berbagai macam obat-obatan untuk bedah sesuai dengan
berbagai macam tujuan bedah dan peralatannya, seperti gunting, pengikat,
alat pelebar, kempa (apitan), dan baju pelindung dari besi dengan ukuran
yang berbagai macam. Dia juga membekali bukunya “At-Tashrif” dengan
gambar-gambar yang menjelaskan tentang alat-alat itu.
c. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali mengikat urat nadi dan
pembuluh darah dengan benang sutra untuk mengatasi keluarnya darah
ketika sedang dilakukan operasi, sebagaimana dia mengobati luka dengan
dipanaskan.
d. Dia menemukan cara menjahit luka bedah dengan dua jarum dan satu
benang.
e. Dia adalah orang yang pertama kali menggunakan benang buatan dari usus
binatang (catgut) dalam menjahit usus manusia.
f. Dia berhasil menekuni pemanasan pada luka hingga sembuh.
g. Pada 1000 M, Abu al-Qasim az-Zahrawi menemukan lipstik dalam bentuk
yang bertahan hingga kini.

7
2. Dalam Operasi Saluran Kencing
a. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menemukan cara
mengeluarkan penumpukan zat kapur pada saluran kencing. Dalam
bukunya “At-Stashrif”, dia menasehatkan kepada para ahli bedah agar
melakukan bedah dengan cara yang sesuai untuk mengeluarkan tumpukan
zat kapur yang telah menjadi batu, dan dipecahkan dengan kempa (apitan),
lalu dikeluarkan sepotong demi sepotong.
b. Dia menemukan cara mengeluarkan tumpukan zat kapur yang telah
menjadi batu melalui alat kelamin pada perempuan.
3. Dalam Bedah Rongga Pernapasan
a. Az-Zahrawi berhasil mengembangkan bedah rongga pernafasan
(tracheotomy). Cara bedah seperti ini sebenamya telah ditemukan oleh
orang-orang Mesir kuno untuk mengobati orang yang sakit dan tercekik
tenggorokannya. Cara ini kemudian ditiru oleh bangsa Yunani dan
dimasukkan ke dalam buku-buku karangan mereka. Namun mereka tidak
melakukan cara ini, karena sangat berbahaya dan banyaknya kematian
yang disebabkan oleh cara bedah ini yang dilakukan oleh mereka. Dalam
bukunya “At-Tashrif” Az-Zahrawi menjelaskan tentang tercekiknya
tenggorokan dan bagaimana cara membedahnya berdasarkan
pengembangan yang dia lakukan. Dia mengatakan bahwa dia
melakukannya pada kambing, kemudian memantau perkembangannya,
sehingga untuk pertama kalinya dia mampu menggabungkan tulang-tulang
rawan pada batang tabung udara secara tepat setelah melakukan bedah dan
sembuh total.
b. Az-Zahrawi berhasil memotong tumor daging yang tumbuh di hidung.
c. Dia juga berhasil memotong amandel dari pangkalnya dengan cara operasi.
4. Dalam Bedah Alat Pencernaan
a. Dalam bukunya “At-Tashrif”, dia menjelaskan tentang keadaan pasien
yang harus menjalani operasi usus besar. Menurutnya, pasien yang akan
dioperasi hendaknya ditidurkan di atas kasur dalam keadaan kepala di
bawah apabila yang dibedah di bagian bawah usus, dan sebaliknya kepala
pasien berada di atas apabila yang dibedah di bagian atas usus. Tujuannya
adalah untuk mengurangi darah yang keluar ketika sedang dilakukan
operasi dan memudahkan bagi pembedah untuk menjalankan tugasnya.

8
b. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membelah bagian luar hati
(lever) dan mengobatinya dengan cara pemanasan.
5. Dalam Mengobati Penyakit Wanita dan Ibu Melahirkan
a. Dalam bukunya “At-Tashrif”, Az-Zahrawi menjelaskan beberapa metode
untuk menolong kelahiran yang sampai sekarang ini masih dipakai. Dia
melakukan operasi untuk mengeluarkan janin dengan alat-alat khusus.
b. Az-Zahrawi merupakan orang pertama yang menerangkan kondisi-kondisi
letak janin yang tidak normal di perut ibunya.
6. Dalam Mengobati Tulang
a. Az-Zahrawi unggul dalam mengobati tempurung kepala yang pecah. Dia
tidak hanya mendiagnosa sakit pada tempurung kepala yang pecah dari luar
saja dan melihat keadaan orang yang sakit, melainkan juga menentukan
dengan teliti cara pemeriksaan luka. Semuanya itu dia jelaskan dalam
bukunya, “At-Tashrif”. Dia berkata, “Kita harus mengenali semua jenis
luka dengan memeriksa dan menyelidikinya, kemudian membuang daging
yang rusak dari atasnya. Sedangkan luka yang masih pada batas akar
rambut dapat diketahui dengan memeriksa tulang kepala, mengusapnya,
dan mengolesinya dengan tinta, maka bagian yang pecah akan tampak
hitam.”Dalam buku itu juga, dia menentukan langkah-langkah kerja yang
teliti bagi dokter yang sedang belajar
b. Az-Zahrawi berhasil melakukan operasi pada tulang punggung yang patah.
c. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali membuat lubang “jendela”
dalam mengikat gipsum pada luka yang terbuka.
7. Dalam Bedah Gusi dan Sakit Gigi
a. Az-Zahrawi berhasil mengobati gangguan pada gusi dan memperbaiki gigi
dengan alat-alat operasi yang ditemukannya sendiri.
b. Az-Zahrawi adalah orang yang pertama kali menggunakan sambungan gigi
yang terbuat dari emas dan perak dan alat penekan mulut.
8. Dalam Bidang Farmasi
a. Az-Zahrawi dikenal memiliki keistimewaan dan pengalaman yang banyak
dalam mencampur dan menggunakan obat-obatan, hingga kita dapatkan
dalam bukunya, “At-Tashrif,” bahwa pembahasan terbanyak dari tiga
puluh artikel yang ada di dalamnya membahas masalah ini. Az-Zahrawi
adalah orang yang pertama kali menggunakan cetakan khusus dalam

9
membuat tablet obat-obatan. Keunggulan Az-Zahrawi secara ilmiah
meliputi dalam bidang farmasi.
9. Penemu Alat Bedah Modern
Selama separuh abad mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu
kedokteran khususnya bedah, Al-Zahrawi telah menemukan puluhan alat bedah
modern. Dalam kitab Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih
dari 200 alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang
dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah
sebelumnya. Menurut catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26
peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-
Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu
hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan
forceps untuk mengangkat janin yang meninggal. Alat itu digambarkan dalam
kitab Al-tasrif.
Dalam Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature
(benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah
ternyata juga ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu,
Al-Zahrawi juga memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.
Peralatan penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau
bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound,
pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-
Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa
dalam uretra, alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat
untuk memeriksa telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran
khususnya bedah hingga kini tetap dikenang dunia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas- al-Zahrawi, orang-orang Barat mengenalnya
dengan Abulcasis. Dilahirkan pada tahun 936 M dan wafat tahun 1013 M di Kota al-
Zahra, al-Zahrawi mengabdi pada kekhalifahan Bani Umayyah II di Cordoba,
Andalusia. Abu Qasim al-Zahrawi adalah seorang pioner dalam ilmu bedah modern.
Beliau merevolusi ilmu bedah klasik dan meletakkan kaidah-kaidah bedah yang
menjadi pijakan ilmu bedah modern saat ini. Al-Zahrawi menemukan metode dan
alat-alat bedah baru yang memudahkan para pasien. Ia juga memiliki 30 jilid
ensiklopedi bedah yang dijadikan rujukan utama ilmu bedah di Eropa selama
beberapa abad dan menjadi pijakan ilmu kedokteran modern. Berkat kontribusinya
dalam bidang ilmu bedah, banyak para ahli modern yang sangat mengagumi dan
memuji kehebatan Al-Zahrawi sebagai ahli bedah modern.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Al-Hassani, S. T. (2005). Muslim Invention Heritage in Our World. Manchester
Foundation for Science Thecnology dan Civilisation.

As-Sirjani, R. (2009). Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Al-Kautsar.

Maryam, H. (2011). Perkembangan Kedokteran dalam Islam. Jakarta: Sulesana.

S, S., & Nugraha. (2017). Sejarah Farmasi Islam dan Hasil Karya Tokoh-tokohnya .
Aqlam.

http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/05/22/al-zahrawi-bapak-ilmu-bedah-modern/

http://www.biografiku.com/2009/04/biografi-al-zahrawi-936-m-1013-m.html

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/04/abul-qasim-az-zahrawi-bapak-ilmu-bedah.html

http://kisahmuslim.com/4385-abul-qasim-al-zahrawi-pioner-ilmu-bedah-modern.html

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/04/abul-qasim-az-zahrawi-bapak-ilmu-bedah.html

12

Anda mungkin juga menyukai