Anda di halaman 1dari 4

PRODI DIPLOMA IV OKUPASI TERAPI

JURUSAN OKUPASI TERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

MATA KULIAH : FISIOLOGI MANUSIA TERAPAN


PRAKTIKUM : SISTEM MUSKULAR (KERJA KINETIS OTOT)
TUJUAN
Mengetahui kerja kinetis otot pada manusia.

PENDAHULUAN
Kerja otot dapat dibedakan menjadi : kerja statis dan kerja kinetis. Menggerakan atau
mengangkat sebuah benda merupakan contoh kerja kinetis. Kerja tersebut ditunjukkan dengan
terjadinya gerakan. Kerja statis dilakukan saat menahan atau mengangkat beban tanpa disertai
terjadinya gerakan.

ALAT-ALAT
1. Jamar Hydrolic Dynamometer
2. Grasp Tool
3. Metronom
4. Timer
5. Ballpoint
6. Lembar kerja

CARA KERJA
1. Setiap kelompok menunjuk 2 orang anggotanya untuk menjadi naracoba (model). Anggota
kelompok yang lain bertindak sebagai penguji dan pengamat. Lakukan pemeriksaan-
pemeriksaan di bawah ini dan catatlah hasilnya pada lembar kerja.
2. Penguji mengukur kekuatan menggenggam (grasp I) tangan kanan naracoba menggunakan
Jamar Hydrolic Dynamometer.
3. Naracoba meletakkan tangan kanannya di atas meja pada posisi mid position / neutral position.
4. Penguji menginstruksikan naracoba untuk menggenggam grasp tool dengan frekuensi
mengikuti metronome (Naracoba I = frekuensi 40 kali / menit ; Naracoba II = frekuensi 60 kali /
menit). Lakukan hingga naracoba merasa tidak mampu menggenggam grasper. Catatlah
jumlah genggaman yang dapat dilakukan dan waktu yang diperlukan.
5. Naracoba beristirahat selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur kekuatan menggenggam
(grasp II) tangan kanan naracoba. Selanjutnya diinstruksikan lagi untuk melakukan kegiatan no.
4.
6. Naracoba beristirahat dan diberikan pijatan (massage) pada bagian tangan hingga lengan
bawah selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur kekuatan menggenggam (grasp III) tangan
kanan naracoba. Selanjutnya diinstruksikan lagi untuk melakukan kegiatan no. 4.
7. Setelah praktikum selesai, salinlah hasilnya pada lembar kerja yang tersedia. Tulislah
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini.

KEPUSTAKAAN
Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. (2010). Petunjuk Praktikum Fisiologi
Manusia Cetakan Kelima. Yogyakarta: Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM : SISTEM MUSKULAR (KERJA KINETIS OTOT)
Tanggal praktikum : 20 Oktober 2016
Nama anggota kelompok : 1. Alya Rahma Aqila (NIM P27228016136)
2. Annisa Fitri (NIM P27228016137)
3. Ardiana Herawati (NIM P27228016138)
4. Chandra Pramaiswar (NIM P27228016143)
5. Eka Naroma Andari Putri (NIM P272280161145)
6. Fitra Hanifa (NIM P27228016149)
7. Nadila Puspa Andrianis ( NIM P27228016164)
8. Nurul Halimi (NIM P27228016168)
9. Riana Kusumawati (NIM P27228016171)
10. Sabrina Andria Gucci (NIM P27228016174)
11. Wahyu Zulmi Muharom (NIM P27228016181)
12. Wilda Ayu Apriliani (NIM P27228016182)
13. Yusefri Berutu (NIM P27228016184)

1. Nama Naracoba I : Wahyu Zulmi Muharom (NIM P27228016181)


Umur : 18 th
Jenis kelamin : L
Tinggi badan : 171 cm
Berat badan : 62 kg

Nama Naracoba II : Nadila Puspa Andrianis (NIM P27228016164)


Umur : 18 th
Jenis kelamin : P
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 45 kg

2. Hasil pemeriksaan dan pengamatan


Titik Kg / Jumlah Genggaman Waktu
Naracoba I (40 kali / menit)
……………………………………
Jamar I 34 ……………………………………
Jamar II 28 ……
Jamar III 32 ………………………………
Grasp I 160 04.07 menit
Grasp II 85 02.13 menit
Grasp III 51 01.20 menit
Naracoba II (60 kali / menit)
……………………………………
Jamar I 24 ……………………………………
Jamar II 28 ………
Jamar III 22 ……………………………
Grasp I 37 56 detik
Grasp II 31 47 detik
Grasp III 29 45 detik

Pertanyaan !

3. Kekuatan genggaman yang manakah yang terbesar ? Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
4. Pada percobaan yang manakah gerakan menggenggam paling banyak dilakukan ? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi ?
5. Pada frekuensi yang manakah gerakan menggenggam paling banyak dilakukan ? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi ?
6. Apakah ada pengaruh istirahat terhadap kerja otot ? Jelaskan !
7. Apakah ada pengaruh pijat (massage) terhadap kerja otot ? Jelaskan !
8. Pada kondisi yang manakah, setelah diistirahatkan atau setelah diistirahatkan disertai pijatan,
gerakan menggenggam paling banyak dilakukan ? Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
9. Apa yang menyebabkan timbulnya kelelahan ?
10. Dimanakah lokasi kelelahan terjadi ?
11. Sebutkan kesimpulan apa saja yang dapat diperoleh dari praktikum tersebut !

Jawaban:
3. Genggaman naracoba laki-laki lebih besar karena adanya perbedaan hormonal antara laki-laki dan
perempuan. Hormone testosteron memiliki efek anabolik yang kuat terhadap penyimpanan protein
yang sangat besar terutama otot
Hormone esterogen diketahui dapat meningkatkan penimbunan lemak pada perempuan (guyton and
hall 1997;1339)
4. Pada percobaan ke 1 gerakan menggengam paling banyak dilakukan, karena pada percobaan pertama
otot terdapat lebih banyak glukosa dan tenaga (ATP). Lalu pada percobaan selanjutnya terjadi
penurunan energi dan terjadinya penumpukan asam laktat, sehingga dapat mengiritasi saraf
menimbulkan rasa nyeri pada otot dan membatasi kerja otot.
5. Pada graps 1 gerakan menggenggam paling banyak dilakukan, karena pada percobaan pertama otot
naracoba belum berkontraksi terlalu lama sehingga belum mengalami kelelahan otot.
6. Ya, terdapat pengaruh istirahat terhadap kerja otot. Karena waktu istirahat yang kurang
mengakibatkan istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, sehingga otot kehabisan energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi
ATP , Jika terus berlangsung maka produksi ATP akan dialihkan dengan mekanisme glikolisis, hal ini akan
menyebabkan asam laktat semakin banyak sehingga tubuh akan kelelahan. (guyton and hall 1997; 99
dan 103)
7. Ya, terdapat pengaruh pijat (massage) terhadap kerja otot karena dengan adanya pemijatan, otot
menjadi lebih rileks dan membutuhkan tenaga yang lebih banyak dalam melakukan percobaan. Berbeda
dengan percobaan pertama, saat otot dalam keadaan ekstensi sehingga lebih siap dalam melakukan
gerakan
8. Hasilnya, pada saat setelah diistirahatkan tanpa disertai pijatan, gerakan menggenggam lebih banyak
dilakukan. Hal ini disebabkan pemijatan memberikan dampak pemanjangan otot (relaksasi) sehingga
untuk melakukan kontraksi dibutuhkan energi yang lebih banyak.
9.Kelelahan timbul akibat ketidakmampuan otot untuk berkontraksi yang disebabkan serabut otot
kekurangan energi. Hal ini menyebabkan produksi asam laktat yang berlebih sehingga terjadi
penumpukan dan peredaran darah yang tidak lancar mengakibatkan proses penampaian nutrisi ke otot
menjadi terganggu
10. Lokasi kelelahan terjadi di Musculus adductor pollicis karena pada percobaan menggenggam graps
otot aductor pollicis berkontraksi secara terus menerus, dan hal itu menyebabkan kelelahan.
11. Apabila otot berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan
kelelahan otot yang disebabkan oleh menumpuknya asam laktat dari mekanisme glikolisis. Setiap
individu memiliki batas kelelahan yang berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi batas kelalahan
individu antara lain hormon, peredaran darah, waktu istirahat, dan pijatan (massage).

SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai