Anda di halaman 1dari 17

Sigma Teknika, Vol.2, No.

1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

ANALISA GANGGUAN PERALATAN PROTEKSI


(SOLE FUSE) 20 KV PADA GARDU DISTRIBUSI TONGKANG
KABIL PLN BATAM

Toni Kusuma Wijaya

Progaram Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan Batam
toni@ft.unrika.ac.id

Abstrak

PT PLN Batam adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyaluran listrik
dipulau batam yang mempunyai visi menjadi perusahaan energi yang utama di
Indonesia dan misi kami menyediakan tenaga listrik secara efisien dan andal. Lebih
dari 829 gardu beton yang terpasang di Batam, menjadikan PT PLN batam harus
menyediakan berbagai jenis peralatan gardu distribusi. Diantara jenis peralatan yang
digunakan dalam Gardu Beton tersebut terdapat peralatan yang berfungsi untuk
pemutus dan penghubung jaringan listrik 20 KV, peralatan tersebut lebih dikenal
dengan nama Kubikel 20 kV. Karena sangat pentingnya peran kubikel untuk
menghindari terjadinya kerusakan atau pemadaman yang terlalu lama maka PT PLN
Batam sangat selektif dalam pemilihan kubikel Kubikel 20 kV inilah yang digunakan
untuk melakukan kegiatan pengalihan beban penyulang akibat pekerjaan
pemeliharaan, ganguan, maupun pekerjaan penyambungan baru. Melihat pentingnya
kubikel 20 KV, maka dibutuhkan peralatan proteksi yaitu Sol fuse
Kata Kunci : PLN Batam, Gardu Distribusi, Kubikel 20 KV, Sole Fuse

32
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

PENDAHULUAN tersebut terdapat peralatan yang


Latar Belakang berfungsi untuk pemutus dan
PT PLN Batam adalah sebuah penghubung jaringan listrik 20 KV,
perusahaan yang bergerak dibidang peralatan tersebut lebih dikenal dengan
penyaluran listrik dipulau batam yang nama Kubikel 20 kV. Karena sangat
mempunyai visi menjadi perusahaan pentingnya peran kubikel untuk
energi yang utama di Indonesia dan menghindari terjadinya kerusakan atau
misi kami menyediakan tenaga listrik pemadaman yang terlalu lama maka
secara efisien dan andal serta jasa PT PLN Batam sangat selektif dalam
lainnya dalam energi untuk pemilihan kubikel
meningkatkan kualitas hidup dan
ekonomi masyarakat melalui Kubikel 20 kV inilah yang
pelayanan yang terbaik dan bertumpu digunakan untuk melakukan kegiatan
pada sumber daya manusia. Berikut pengalihan beban penyulang akibat
data kebutuhan daya kawasan Industri pekerjaan pemeliharaan, ganguan,
di batam. maupun pekerjaan penyambungan
baru. Melihat pentingnya kubikel 20
Tabel 1. Kebutuhan Daya Listrik KV tersebut maka penulis mengambil
Kawasan Industri Batam judul Proposal Skripsi “ Analisa
Gangguan Peralatan Proteksi (Sole
Fuse) 20 KV Pada Gardu Distribusi
Tongkang Kabil Batam”.

Tujuan Penelitian
Agar mudah melakukan analisa
gangguan pada peralatan proteksi Sole
Fuse pada kubikel 20 KV gardu
Distribusi Pertamina Tongkang Kabil
maka tujuan penelitian adalah :
Untuk mengetahui besar arus
gangguan pada alat proteksi Sole Fuse
pada 20 KV di Gardu Distribusi
Pertamina Tongkang Kabil PLN
Batam

LANDASAN TEORI
Lebih dari 829 gardu beton yang Menguraikan tentang beberapa
terpasang di Batam, menjadikan PT teori dasar yang digunakan sebagai
PLN batam harus menyediakan pedoman dalam analisa dan
berbagai jenis peralatan gardu pembahasan masalah.
distribusi. Diantara jenis peralatan
yang digunakan dalam Gardu Beton

33
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

Gardu Distribusi Tipe Beton Jenis Kubikel


Kubikel 20 kv adalah Jenis kubikel 20 KV ada 5 yaitu :
seperangkat peralatan listrik yang 1. Kubikel Pemutus Tenaga ( PMT )
dipasang pada gardu distribusi yang 2. Kubikel Pemisah ( PMS )
berfungsi sebagai pembagi, pemutus, 3. Kubikel LBS ( Load Break Switch )
penghubung pengontrol dan proteksi 4. Kubikel Out Metering ( PMT CB )
sistem penyaluran tenaga listrik 5. Kubikel PT (potential Transformer)
tegangan 20 Kv. kubikel 20 kV biasa
terpasang pada gardu distribusi atau Kubikel Pemutus Tenaga (PMT)
gardu hubung yang berupa beton .
Seperti contoh gambar dibawah ini. Berfungsi untuk membuka dan
menutup aliran listrik dalam keadaan
berbeban atau tidak berbeban,
LBS LBS QM TRAFO DIST
termasuk memutus pada saat terjadi
gangguan hubung singkat.
1

CT
V
2

A
3
4

CT
V
5

A
6
7

CT
8

V
A
9
10

L L L
O O O
A A A
D D D

IN / OUT TM IN / OUT TM OUTGOING TRAFO STEP KONSUMEN KWH METER


20 KV 20 KV 20 KV DOWN 220 – 380 V ELEKTRONIC

Gambar 3 Simbol diagram PMT

Gambar 1. Wiring Diagram Gardu Kubikel terdiri dari :


Distribusi Tipe Beton. 1. Satu set busbar fase tiga 400 A, 630
A atau 1250 A
2. Dua pemisah tiga kutub dengan arus
pengenal 400 A, 630 a atau 1250 A
yang dioperasikan secara manual,
peisahan dilakukan dengan penarikan/
pencabutan (sistem laci) peutus tenaga
yang ditempatkan dalam
kompartemen.

TRAFO 3. Sebuah pemutus tenaga kutub jenis


SF6 atau hampa udara dengan
INCOMING 20 kV DISTRIBUSI
pengoperasian melalui energi pegas

Gambar 2.. Single Line Kubikel 20 KV

34
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

yang pengisiannya dilakukan secara 7. Rele


manual atau motor listrik.
a. Satu set rele untuk beban lebih dan
4. Pemutus tenaga tersebut dilengkapi gangguan ke bumi, rele harus
kumparan pelepas (trip) dan indikator disambungkan dengan transformator
yang menunjukan posisi buka / tutup arus diatas. Arus dan waktu dapat
secara mekanis. diatur terpisah.
b.Karakteristik rele beban lebih.
a. Arus pengenal 400 A, 630 A atau
1250 A Tabel 2 : Karakteristik Relay Beban
b. Kapasitas pemutus ( Ith )12,5 kA 1
sec
c. Kapasitas penyambungan (Ima )
31,5 kA.
d. Kapasitas pemutusan transformator
dalam keadaan tanpa beban : 16A
e. Kapasitas pemutusan pengisian
kabel : 50A
5. Tiga buah transformator arus a. Rele harus dirancang sehingga
dengan dua inti yang ditempatkan melepas sumber tenaga dengan atau
disaluran keluaran tanpa memerlukan suatu daya dari luar
b. Rele harus dilengkapi fasilitas
a. Arus primer :sesuai kebutuhan (50, untuk pengetesan arus dan pengetesan
100, 150, 200 dan seterusnya) untuk melepas kontak (trip release)
b. Arus sekunder : 5-5A
c. Kapasitas ketahanan arus hubung 8. Tiga buah ammeter kebutuhan
singkat : 12,5 kA ( 1 detik) maksimum dipasang pada panel
d. Beban pengenal : penunjuk (metering panel)
Kapasitas transformator arus tersebut
harus dapat memenuhi kebutuhan rele 9. Sistem interlock.
yaitu :
a. Satu inti 30 VA, kelas 0,5 untuk Kubikel Pemisah ( PMS )
pengukuran Kubikel PMS (Pemisah) Berfungsi
b. Satu inti lainnya 15 VA kelas 10-P- sebagai membuka dan menutup aliran
10 untuk proteksi listrik 20 kV tanpa ada beban, karena
6. Tiga buah transformator tegangan kontak penghubung tidak dilengkapi
a. Rasio : 20 / √3 kV // 100 / √3 Volt alat peredam busur listrik
b. Beban pengenal : 50 VA
c. Kelas ketelitian : 0,5

35
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

b. Kapasitas penyambung (puncak)


31,5 kA (making capacity)
c. Kapasitas pemutusan beban aktif (pf
; 0,7) 400 A
d. Arus pemutusan pengisian beban 25
A
e. Sakelar beban harus dapat dipasang
mekanis kontrol elektris (electric

Gambar .4 : Simbol Diagram PMS control mechanism) tanpa modifikasi


yang besar terhadap sakelar tersebut.

Kubikel LBS ( Load Break Switch ) f. Kapasitas ketahanan arus hubung


Berfungsi untuk membuka dan singkat (1 detik) ; ≥ 12,5 kA
menutup aliran listrik dalam keadaan
3. Sebuah sakelar pembumian 3 kutub
berbeban atau tidak
dengan pengoperasian secara manual
4. Tiga buah gawai kontrol tegangan
5. Sistem interlok
6. Busbar pembumian
7. Harus ada ruang yang cukup dan
penunjang kabel bagian bawah kubikel
untuk melakukan pemasangan
terminasi kabel berisolasi padat,
penghantar dari bahan aluminium yang
dipilin denganluas penampang sampai
Gambar 5 : Simbol Diagram LBS dengan 240mm2

Kubikel LBS terdiri dari : 8. Satu set lengkap terminal kabel (jika
diperlukan)
1. Satu set busbar tiga fase 400 A atau
630 A. Kubikel CB Out Metering
( PMT CB )
2. Sebuah sakelar beban tiga kutub
jenis udara, SF6 atau hampa udara Berfungsi sebagai pemutus dan
dengan operasi secara manual. penghubung arus listrik dengan cepat
dalam keadaan normal maupun
a. Arus pengenal 400 A gangguan kubikel ini disebut juga
istilah kubikel pmt (pemutus tenaga)

36
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

kubikel ini dilengkapi degan relay e. Kapasitas pemutusan pengisian


peroteksi circuit breaker (PMT, CB) kabel : 50 A
kubikel ini bisa di pasang sebagai alat 4 Tiga buah transformator arus
pembatas, pengukuran dan pengaman dengan dua inti yang ditempatkan
pada pelanggan tegangan menengah disaluran keluaran :
curent transformer yang terpasang a. Arus primer : sesuai kebutuhan (50,
memiliki double secunder satu sisi 100, 150, 200 atau 400 A)
untuk mensuplai arus ke alat ukur kwh b. Arus sekunder : 5 A
dan satu sisi lagi untuk menggerakan c. Kapasitas keahanan arus hubung
relai proteksi pada saat ter jadi singkat (1 detik) : 12,5 kA
gangguan. d. Beban pengenal
Kubikel terdiri dari : Kapasitas transformator arus tersebut
harus dapat memenuhi kebutuhan rele
1. Satu set busbar tiga fase 400 A atau yaitu :
630 A a. Satu inti 30 VA kelas 0,5 untuk
pengukuran
2. Dua pemisah tiga kutub dengan arus
b. Satu inti lainnya 15 VA kelas 10-P-
pengenal 400A atau 630 A yang
10 untuk proteksi.
dioperasikan secara manual atau
pemisahan dilakukan dengan 5. Rele
penarikan / pencabutan pemutus a. Satu set rele untuk arus lebih, beban
tenaga yang ditempatkan dalam lebih dan gangguan ke bumi. Rele
kompartemen (system laci) harus dihubungkan dengan
transformator di atas. Arus dan waktu
3. Sebuah pemutus tenaga tiga kutub
dapat diatur secara terpisah.
jenis SF6 atau hampa udara, dengan
b. Karakteristik dari rele beban lebih
pengoperasian melelui energi pegas
c. Rele harus dirancang sehingga
yang pengisiannya dilakukan secara
melepas pemutus tenaga dengan atau
manual atau dengan motor listrik.
tanpa memerlukan sumber daya dari
Pemutus tenaga tersebut dilengkapi
luar.
kumparan pelepas (trip) dan indikator
d. Rele harus dilengkapi fasilitas untuk
yang menunjukan posisi, buka/tutup
pengetesan arus dan pengetesan untuk
secara mekanis.
melepas kontak (trip release)
a. Arus pengenal : 400 A atau 630 A e. Tiga buah amperemeter kebutuhan
b. Kapasitas pemutusan pada 24 kV : maksimum (maximum demand
12,5 kA ammeter), dipasang pada panel
c. Kapasitas penyambungan (puncak) penunjuk (metering panel) dan
: 3,5 kA ditempatkan diatas pengaman lebur.
6. Sistem interlock.
d. Kapasitas pemutusan transformator
dalam keadaan tenpa beban : 16 A
Kubikel PT ( Potential Transformer )

37
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

Berfungsi sebagai kubikel pengukuran, 5. Satu buah pengaman lebur tegangan


didalam kubikel ini terdapat pms dan rendah pada setiap fase, pengaman
transformator tegangan yang lebur tersebut harus dapat dicapai dari
menurunkan tegangan dari 20.000 Volt luar kubikel
menjadi 100 Volt untuk mensuplai 6. Sistem saling mengunci (interlock)
tegangan pada alat ukur kwh kubikel harus berfungsi baik
ini kadang kala disebut juga dengan 7. Busbar pembumian
istilah kubikel VT (Voltage
Transformer). handle kubikel PT harus Kubikel B1 ( Terminal Out Going )
selalu dalam keadaan masuk dan
Berfungsi sebagai terminal
tersegel Untuk pengamanan trafo
penghubung kabel ke pemakaian
tegangan terhadap gangguan hubung
(pelanggan) berisi pms, dan bila mana
singkat maka dipasanglah fuse TM.
posisi membuka maka kontak gerak
terhubung dengan pentanahan.

Gambar 6 : Simbol Diagram Kubikel PT

Kubikel terdiri dari :


1. Satu set busbar fase tiga 400 A atau Gambar 7 : Gambar Digram kubikel
630 A Terminal Out Going
2. Satu pemisah tiga kutub dengan arus Kubikel terdiri dari :
pengenal, 100 A yang dioperasikan a) Satu set busbar fase tiga 400 A
secara manual atau 630 A
3. Tiga pengaman lebur dengan b) Satu sakelar pembumian tiga
kapasitas pemutus arus yang tinggi : kutub dan penghubung singkat yang
a. Arus pengenal : 6,3 A dioperasikan secara manual.
b. Kapasitas pemutus : 12,5 A c) Tiga buah gawai kontrol
4. Tiga buah transformtaor tegangan tegangan
a. Rasio : 20 / √3 kV // 100 / √3 Volt d) Busbar pembumian
b. Beban pengenal : 50 VA e) Disediakan ruang yang cukup
c. Kelas ketelitian : 0,5 dibagian bawah kompartemen dan

38
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

disediakan penunjang kabel untuk pemakaian.Tata letak kubikel dan


pemasangan terminasi kabel tiga inti komposisinya pada gardu didasarkan
berisolasi padat. Konduktor dari atas fungsinya yang dibedakan
aluminium dengan luas penampang menjadi :
sampai dengan 150 mm2. a) Kubikel saluran masuk disebut
Kubikel Incoming.
b) Kubikel saluran keluar disebut
Tata Letak Dan Komposisi Kubikel Kubikel Outgoing.
Pada Gardu 20kv
Pada sistem distribusi 20 KV yang Sole fuse
disebut Gardu ada 3 (tiga) jenis, yaitu : 2.10.1. Pengertian Sole Fuse
1. Gardu Induk sisi 20 KV, Sole Fuse adalah pengaman lebur
berfungsi sebagai penghubung antara yang ditempatkan pada sisi TM yang
sumber listrik yang berasal dari Trafo gunanya untuk mengamankan jaringan
Step-down ke saluran / jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap
distribusi 20 KV. hubungan singkat di trafo, atau sisi TM
2. Gardu Hubung, berfungsi sebelum trafo. Untuk menentukan
sebagai pembagi tenaga listrik dari besarnya Sole Fuse yang harus
Gardu Induk ke saluran / jaringan dipasang, maka harus diketahui arus
distribusi 20 KV. nominal trafo pada sisi TM, sedangkan
besarnya Sole Fuse harus lebih kecil
dari arus nominal trafo sisi TM
Sole Fuse distribusi mempunyai
penyangga yang bersifat menyekat dan
memegang pelebur, yang dilapisi
dengan bahan organik. Pemutusan
karena arus lebih, akan terjadi pada
pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi
dari gas yang dihasilkan oleh lapisan
bahan organik sewaktu terkena busur
panas api yang timbul karena
mencairnya sambungan pelebur.
In / out 20 kV Trafo Distribusi 2.10.2Sifat-Sifat Pengaman Lebur Sole
Fuse
1.Kekuatan isolasi berada pada
Gambar .8 : Single Line Supplay Arus dari tingkatan tenaga
Gardu Hubung ke gardu Distribusi
2. Digunakan terutama pada gardu
induk dan distribusi
3. Gardu Distribusi, berfungsi
3. Konstruksi mekanis di sesuaikan
sebagai penurun tegangan dari
dengan pemasangan dalam gardu
tegangan menengah menjadi tegangan
rendah untuk didistribusikan ke

39
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

4. Tegangan kerjanya sesuai dengan di Transformator


gardu dan tegangan sistem Transformator adalah suatu alat listrik
transmisinya yang dapat memindahkan dan
Pengaman lebur tenaga mempunyai mengubah energi listrik dari satu atau
rating tegangan, arus beban dan rating lebih rangkaian listrik yang lain,
arus pemutus yang lebih tinggi melalui suatu gandengan magnet
daripada Sole Fuse pelebur di sisi busi. berdasarkan prinsip-elektromagnet.
Ada dua jenis pengaman lebur tenaga, Dalam bidang tenaga listrik pemakaian
yaitu :
Transformator dikelompokan menjadi :
1. Tipe ekspulsi, pemutusan arus 1. Transformator daya (Gambar 2.11)
lebih lewat arus diionisasi dari gas, kapasitas ( > 500kVA).
seperti pada Sole Fuse pelebur 2. Tranformator distribusi (Gambar
distribusi. 2.12) kapasitas ( 3-500 kVA).
2. Tipe pembatas arus, pemutusan 3. Tranformator pengukuran, yang
arus lebih terjadi pada waktu busur terdiri atas tranformator arus dan
api yang timbul karena melelehnya tranformator tegangan (Gambar2.13)
elemen lebur dikalahkan oleh
pembatas mekanis dan aksi
pendinginan dari pengisian pasir
disekitar elemen lebur.
2.10.3Rating Pengaman Lebur
Pengaman lebur mempunyai rating
arus, rating tegangan dan rating
pemutus, didalam pemakaiannya hal
tersebut perlu sekali diperhatikan.
1. Rating arus
Adalah besarnya arus searah atau arus
bolak-balik maksimum dalam Ampere
pada rating frekuensi yang mengalir
tanpa menimbulkan kenaikan suhu Gambar 9 Tranformator Daya
yang melampaui batas. pada GI
3. Rating tegangan
Adalah tegangan searah atau bolak-
balik yang mana pengaman lebur
direncanakan untuk beroperasi.
4. Rating pemutus

Adalah arus hubung singkat


maksimum yang ditunjuk pada
tegangan rated yang dapat memutus
pelebur dengan aman.

40
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

Gambar 12 Transformnator tiga


fasa tipe cangkang
Gambar 10 Tranformator Daya
Distribusi Tranformator Daya Tiga Fasa
Hubungan Delta
Tranformator Daya Tiga Fasa Tegangan transformator tiga
Berdasarkan typenya fasa dengan kumparan yang
transformator daya tiga fasa dibagi atas dihubungkan secara delta yaitu VAB ,
2 yaitu : VBC dan VCA masing-masing berbeda
1. transformator tiga fasa type inti fasa 120° maka :
seperti pada Gambar 2.16
2. transformator tiga fasa type VAB + VBC + VCA = 0 …….... (2.1)
cangkang seperti pada Gambar 2.17
Dimana :
VAB = Tegangan pada fasa AB (Volt)
VBC = Tegangan pada fasa BC (Volt)
VCA = Tegangan pada fasa CA (Volt)

Arus jala-jala untuk beban yang


seimbang adalah sebagai berikut :

IA = IAB - ICA … … ... …. (2.2)

IB = IBC - IAB ……………. (2.3)

IC = ICA - IBC … ………. (2.4)

Dimana :
Gambar 11 Transformator tiga fasa IA = Arus pada jala-jala A (Amper)
tipe inti. IB = Arus pada jala-jala B (Amper)

41
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

IC = Arus pada jala-jala C (Amper)


IAB = Arus pada fasa AB (Amper) Untuk Tegangan jala-jala pada
IBC = Arus pada fasa BC (Amper) hubungan delta adalah sama besarnya
ICA = Arus pada fasa CA (Amper) dengan tegangan fasanya, maka rumus
Adapun untuk arah arus dan daya (VA) hubungan delta adalah S =
gambar diagram vektor pada masing- 3 VP IP , karena arus fasa tertinggal
masing jala-jala dan fasa dapat dilihat 30° terhadap arus jala-jala maka, S =
seperti pada gambar berikut ini : I
3VL ( √L ) selanjutnya rumus daya
3
tersebut menjadi seperti di bawah ini :

S = √3 VL IL ………. (2.8)

Tranformator Daya Tiga Fasa


Hubungan Bintang
Arus transformator tiga fasa
dengan kumparan yang dihubungkan
secara bintang yaitu, IA , IB dan IC
masing-masing berdbeda fasa sebesar
120° , untuk besaran arus dan tegangan
pada beban seimbang adalah :

IN = IA + IB + IC
………………………………………...
.................. (2.9 )
VAB = VAN + VBN
………………………………………
…………….. (2.10)
Gambar 2.18 (a) Arah arus jala-jala
VBC = VBN + VCN
dan fasa (b) Diagram vector arus jala
………………………………………
pada transformator Tiga Fasa
…………….. (2.11)
hubungan Delta.
VCA = VCN + VAN
Dari gambar vektor diagram (
…………………………………
Gambar 2.18b ) diatas diketahui
………………….. (2.12)
hubungan antara arus jala-jala
terhadap arus fasa adalah sebagai
Berikut ini adalah gambar
berikut :
hubungan kumparan tiga fasa dan
diagram vektor tegangan pada
IA = √3 IAB ………. (2.5) hubungan bintang :

IB = √3 IBC ……….. (2.6)

IC = √3 ICA ……….. (2.7)

42
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

dapat diturunkan rumus daya menjadi


seperti berikut ini :

S = 3 VP IP ………… (2.14)
Subtitusikan hubungan tegangan diatas
VL
maka didapat , S = 3 [ ] IL sehingga
√3
rumus daya juga dapat menjadi seperti
di bawah ini :

S = √3 VL IL ………… (2.15)
Dimana :
S = Adalah Daya Semu (VA)

Penelitian Relevan
Pada suatu jurnal menyatakan
bahwa sistem distribusi merupakan
letaknya yang paling dekat dengan
konsumen, fungsinya adalah
menyalurkan energi dari suatu gardu
induk ke konsumen, gangguan hubung
singkat dapat mengakibatkan naiknya
panas yang cukup tinggi pada sisi
Gambar 2.19 (a) Arah arus jala- primer Transformer sebagai akibat dari
jaladan fasa, (b) Diagram vektor naiknya rugi-rugi tembaga sebagai
tegangan jala-jala pada ransformator perbandingan kuadrat arus gangguan.
tiga fasa hubungan Delta. Arus gangguan yang besar ini
mengakibatkan tekanan mekanik
Dari gambar 2.19a dan gambar (mechanical stress) yang tinggi pada
2.19b diketahui bahwa untuk trafo.
hubungan bintang berlaku hubungan
seperti berikut ini : Sesuai publikasi IEC 282-2
(1970) – NEMA di sisi primer sebagai
VAB = √3 VAN ……… (2.13)
diberi fuse berupa pelebur jenis
Rumus tegangan diatas bisa juga pembatas arus sebagai pengaman
dituliis VP = √3 VL , karena tegangan berbagai daya Transformator dengan
atau tanpa koordinasi dengan
VAN = VL (tegangan fasa ke netral)
pengaman pada sisi sekunder [3]
tertinggal sejauh 30° terhadap
tegangan VAB = VP (tegangan fasa Hipotesis
ke fasa), maka IP = IL selanjutnya Dari penelitian yang relevan di
atas dapat menentukan besar rating

43
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

arus pada fuse link dengan sistematis dari suatu penelitian mulai
menggunakan persamaan Inominal dari mengidentifikasi permasalahan
Transformator maka arus gangguan sampai dengan pengambilan
pada peralatan fole fuse dapat kesimpulan, ini dibuat supaya dalam
ditentukan yaitu Ifuse = In x 200 % . penulisanya dapat tersusun dengan rapi
dan mudah di pahami. Untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada gambar
3.1 dibawah ini :
METODOLOGI

Alat dan Bahan Identifikasi Masalah


Adapun kebutuhan alat dan bahan
yang menunjang untuk digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari alat-
Landasan Teori
alat dan bahan-bahan yang diperlukan.

Alat –alat
Alat –alat yang akan digunakan Pengambilan dan
adalah sebagai berikut : Pengolahan Data

1. Obeng Plus dan Minus


2. Satu set Kunci Pas Hasil dan Pembahasan
3. Multi Tester
4. Tank Amper
5. Kabel Jamper
6. Gunting Kabel. Kesimpulan
Bahan-Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan
Gambar 3.1 Alir Penelitian
adalah sebagai berikut :
1. 1 (satu) Panel Unit Kubikel 20 KV
Permasalahan
2. Sole Fuse 20KV
3. PMT Arus gangguan yang terjadi pada
4. Lampu Indikator kubikel 20 KV ( Kubikel MG – SM6 )
5. Alat ukur KWH meter Gardu Distribusi Pertamina Tongkang
Kabil yang menyebabkan Sole Fuse
Alir Penelitian
putus.
Untuk memudahkan
menyelesaikan suatu permasalhan Landasan Teori
maka dibuatlah alir penelitian . Disini Adapun landasan teori yang
akn dijelaskan secara bertahap dan digunakan berkaitan langsung dengan

44
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

Sole Fuse sebagai pengaman lebur


yang ditempatkan pada sisi TM yang
gunanya untuk mengamankan jaringan
TM dan peralatan kearah GI terhadap Gambar 3.2. Blok Diagram
hubungan singkat di trafo. Untuk Sistem Distribusi Kabil PLN Baatam.
menentukan besarnya Sole Fuse yang
harus dipasang, maka harus diketahui
arus nominal trafo pada sisi TM, Single Line Diagram.
sedangkan besarnya Sole Fuse harus
Selanjutnya pengambilan data
lebih besar dari arus nominal trafo sisi
adalah Single Line Diagram (diagram
TM Gardu Distribusi Pertamina
segaris) dimana penelitian ini
Tongkang Kabil.
dilakukan adalah seperti berikut ini :
Gardu
Pengumpulan dan Pengolahan Distribusi
Data
Dalam bab ini dijelaskan
tentang metode pengujian dan
pengumpulan data yang dipakai yang
nantinya digunakan untuk analisa,
sehingga dapat
memecahkan/menyelesaikan
permasalahan yang ada. Untuk data
yang dipakai antara lain adalah
sebagai berikut ini :
1. Blok Diagram
2. Single line diagram In Coming 20KV Tranformator Daya
3. Warring Diagram Kubilkel 20 Kv
dengan Sole Fuse. Gambar 3.3. Single Line Diagram
4. Transformator Daya yang Sistem Distribusi Tongkang Kabil
digunakan. PLN Batam
5. Data sheet Sole Fuse.

Blok Diagram Warring Diagram Kubilkel 20 Kv


dengan Sole Fuse
Hal pertama yang harus diketahui
dalam penelitian ini adalah Blok Adapun Wiring Diagram
Diagram Sistem Distribusi yang yang Kubikel 20 dengan Sole Fuse yang
digunakan , adapun Blok Diagram digunakan adalah seperti gambar
tersebut adalah sebagai berikut : berikut ini :

Input Saluran Beban


In Coming Distribusi
( Gardu Induk )
Beban Transformator
TM 20KV
• Kubikel 20 KV Daya …. MVA
Penyulan
• Proteksi (Sole
g ……. 45
Fuse)
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

membuatnya, karena akan digunakan


LBS LBS QM TRAFO DIST

menjadi dasar acuan yang butuhkan

1
CT
V dalam perhitungan analisa dan

2
A

pembahasan , adapun data tersebut

3
4
CT
V
disajikan dalam bentuk tabel seperti

5
A

6
berikut ini :

7
CT

8
V
A

9
10
Tabel 3.1 Data Tranformator
L
O
L
O
L
O
Distribusi WILSON (Vector Group
A
D
A
D
A
D DYn11)
IN / OUT TM
20 KV
IN / OUT TM
20 KV
OUTGOING
20 KV
TRAFO STEP
DOWN
KONSUMEN
220 – 380 V
KWH METER
ELEKTRONIC No Parameter Nilai Satuan
1 Kapasitas 1000 KVA
2 Fasa 3 -
Gambar 3.4. Wiring Diagram Kubikel
20 KV Kabil PLN Batam 3 Frekwensi 50 Hz
4 Tegangan 20 KV
Transformator Daya yang Primer (HV)
digunakan 5 Tegangan 400 V
Untuk Tranformator Daya yang Sekunder
digunakan dalam sistem distribusi (LV) No
tersebut merupakan beban yang akan Load
ditanggung dan sekaligus yang akan di 6 Arus Primer 28,9 A
proteksi/diamankan oleh sole fuse (HV)
terhadap gangguan beban lebih. 7 Arus 1443,9 A
Adapun transfomator daya tersebut Sekunder
adalah seperti Gambar 3.5. berikut ini : (LV)

Data Peralatan Pengaman Sole


Fuse.
Data peralatan pengaman Sole
Fuse yang digunakan ditampilkan
dalam bentuk table seperti yang
terlihat dibawah ini :
Tabel 3.2 Referensi dan Karakteristik
Sole fuse Schneider
Rated Operating Rated Min breaking
Gambar 3.5. Trasformator Daya Referensi Voltage Voltage Current Current I3
(kV) (kV) (A) (A)
Gardu Distribusi Kabil PLN Batam
757328EE 24 10/24 6,3 31,5
Hal yang penting harus diketahui
pada Tranformator Daya yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Hasil dan Pembahasan.
Data Sheet dari Pabrik yang

46
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

Hasil dan pembahasan dari yaitu antara 657,54 kVA sampai


pengambilan dan pengolahan data dengan 1307,88 kVA plus/minus
akan diketahui besaran dari arus Dissipated Power sebesar 26 Watt
gangguan pada traanfomator dan pada dapat diabaikan.
sole fuse seperti berikut ini : Untuk tegangan kerja yang
1. Arus gangguan pada Transformator digunakan dalam penelitian ini yaitu
2. Arus gangguan pada Sole Fuse 11 KV maka perkiraan besar arus
sebagai pengaman beban yang gangguannya dapat diketahui dengan
terpasang. perhitungan sebagai berikut ;
VA 657.540
Imin = =
Arus Gangguan pada √3 V √3 .11.000
Transformator = 34,55 A
Berasumsi dari Tabel 3.2 di atas,
maka dapat diketahui batasan kerja
dari pengaman sole fuse tersebut, Kesimpulan
maksudnya sole fuse tersebut memiliki
Dari penelitian yang telah
batas minimum dan maximum arus
dilakukan maka dapat ditarik suatu
gangguan tergantung tegangan kerja
rangkuman kesimpulan yaitu besar
(jala-jala) yang pilih dalam suatu
arus gangguan pada alat proteksi Sole
Sistem Tenaga Listrik dimana sole
Fuse pada 20 KV di Gardu Distribusi
fuse itu digunakan.
Pertamina Tongkang Kabil PLN
Adapun batasan minimum dan
Batam adalah dengan estimasi diatas
maximum arus gangguan tersebut
34,55 A dan dengan catatan
dapat dijelaskan dalam perhitungan
Transformator dianggap ideal dengan
berikut ini :
VA beban kerja 100 % atau beban penuh
Imin = (full load) hal ini berarti sole fuse yang
√3 Vmax
digunakan dapat mengamankan
VA = √3 Vmax x Imin
Tranformator Distribusi tersebut ,
VA = √3 x 24.000 x 31,5 dimana arus gangguannya adalah
VA = 1307.880 VA = sebesar 105,9 A.
1307,88 kVA
Selanjutnya ; Saran
VA
Imax =
√3Vmin Adapun saran yang dapat
VA = √3 x Vmin x Imax disampaikan untuk dapat
VA = √3 x 10.000 x 38 meningkatkan kualitas pelayanan
VA = 657.540 VA = 657,54 penyaluran energi tenaga listrik di GI
kVA Pertamina Tongkang Kabil Batam
Dari perhitungan diatas maka yaitu sebsiknya secara berkala dapat
pengaman sole fuse memiliki wilayah dilakukan pemeliharaan dan pengujian
kerja dengan besar beban (kapasitas peralatan yang digunakan terutama
daya) yang diamankan juga berbeda terhadap kemampuan Transformator
sehinggga dapat ditentukan sole fuse

47
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 32-48
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979

yang akan dipakai sehingga dapat


bekerja dengan baik bilamana terjadi
gangguan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] PLN Buku 1, “Kriteraia Desain
Enjinering Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik” PT
PLN (PERSERO) Jalan
Trunojoyo Blok M‐I / 135,
Kebayoran Baru Jakarta Selatan,
2010
[2] Zuhal, “Prinsip Dasar
Elektroteknik”Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama. 2004

[3] Ismen “ Gangguan Yang Terjadi


Pada jaringan Distribusi ” Artikel
Diambil Pada 20 Juli 2017, dari
http://www.scrib.com/doc/2401123
33

[4] William D Stevenson Jr “ Analisis


Sistem Tenaga Listrik” Jakarta.
Penerbit Erlangga. 1990.

48

Anda mungkin juga menyukai