Anda di halaman 1dari 8

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN


DAN KESEHATAN TERNAK UNGGAS

DESMAYATI ZAINUDDIN

Balai Penelitian Ternak


Jl. Veteran – III PO Box 221, Bogor 16002

ABSTRAK

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau
sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini
harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak,
khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternatif
lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang
dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang
dicampur kedalam ransum sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”. Tujuan makalah ini untuk
mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau “feed
additive” untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh
petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk
pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan
CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat
obat sebagai “feed additive” sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler,
layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada
kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata
memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan
mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih
oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras
broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai “feed
additive” menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak
Kata kunci: Tanaman obat, jamu hewan, feed additive, kesehatan unggas

PENDAHULUAN Karena obat pabrik mahal maka para peternak


skala kecil mencari alternatif lain dengan
Obat tradisional adalah obat yang terbuat menggunakan jamu hewan. Secara umum
dari bahan alami terutama tumbuhan dan didalam tanaman obat (rimpang, daun, batang,
merupakan warisan budaya bangsa dan telah akar, bunga dan buah) terdapat senyawa aktif
digunakan turun temurun secara empirik. seperti alkoloid, fenolik, tripenoid, minyak
Ramuan tanaman obat (jamu) selain untuk atsiri glikosida dan sebagainya yang bersifat
konsumsi manusia dapat digunakan untuk sebagai antiviral, anti bakteri serta imuno-
kesehatan ternak. Akhir-akhir ini merebak modulator. Komponen senyawa aktif tersebut
berbagai penyakit pada ternak unggas terutama berguna untuk menjaga kesegaran tubuh serta
“flu burung” yang memusnahkan ternak memperlancar peredaran darah. Bahan ramuan
unggas ras maupun unggas lokal, sangat tanaman obat (empon-empon) dibuat sesuai
merugikan para peternak. Berdasarkan laporan kepentingan dan fungsinya yang bisa dipilih
dari para peternak unggas bahwa peternak yang dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman
secara rutin sebelum ada wabah flu burung obat antara lain kunyit, lengkuas, jahe,
telah diberikan ramuan obat tradisional pada temulawak, kencur dan lainnya dibuat menjadi
ayam dan puyuh baik melalui air minum atau ramuan yang biasa disebut “jamu hewan”.
dicampur dalam pakan, dan ternaknya Respon ternak terhadap jamu hewan, dapat
terhindar dari serangan penyakit flu burung, meningkatkan nafsu makan, ternak menjadi

202
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

lebih sehat (tidak mudah diserang penyakit, unggas melalui air minum dan atau dicampur
pertumbuhan optimal dan kandang tidak kedalam pakan sebagai “feed additive”
menimbulkan bau (ammonia) yang menyengat. maupun “feed supplement” berdampak positif
Tanaman obat lainnya seperti mengkudu, terhadap peningkatan kesehatan dan stamina
sambiloto, lidah buaya, temu ireng, bawang (sebagai immunomodulator) ternak, pertum-
putih, meniran, daun sirih dan lain sebagainya buhan, produktivitas menjadi optimal, mening-
juga telah digunakan sebagai “feed katkan efisiensi pakan (lebih ekonomis); lemak
supplement” atau “feed additive” dalam abdominal lebih sedikit, aroma karkas tidak
ransum ternak unggas khususnya. Bahan-bahan amis; warna kuning telur lebih orange (nilai
tanaman obat tersebut dapat berupa sediaan skore diatas 7) serta dapat mengurangi bau
dalam bentuk tepung (simplisia) atau sediaan kotoran disekitar kandang.
yang diminum (per-oral). Secara umum
manfaat penggunaan tanaman obat bagi
manusia maupun hewan adalah untuk Pembuatan jamu hewan fermentasi
peningkatan daya tahan tubuh (sebagai
imunomodulator), pencegahan dan Komposisi bahan pembuat jamu hewan
penyembuhan penyakit serta pemulihan dapat dilihat pada Tabel 1. Semua bahan
kesehatan. (SOEDIYO, 1992). rimpang dan umbi akar dikupas, ditumbuk/
diparut kemudian dihaluskan dengan alat
“blender” yang ditambah air bersih secukup-
MANFAAT TANAMAN OBAT PADA nya. Air yang digunakan sebaiknya air sumur,
TERNAK UNGGAS jangan air ledeng (PAM) karena mengandung
unsur kimia (chlor) yang dapat mengganggu
Tanaman obat dalam bentuk ramuan jamu pertumbuhan bakteri positif yang terkandung
atau simplisia (bahan dikeringkan, ditepung) didalam bahan fermentasi (EM4 atau M-Bio).
yang diberikan kepada ternak khususnya

Tabel 1. Komposisi bahan jamu hewan fermentasi dan bagian-bagian tanaman obat yang digunakan (untuk
pembuatan 10 liter)

No Bahan tanaman obat dan rempah Bagian yang digunakan Jumlah


1 Bawang putih (Allium sativum. L) Umbi akar 250 gram
2 Kencur (Kaempferia galanga L) Rimpang 250 gram
3 Jahe (Gingeber officinale Rosc) Rimpang 125 gram
4 Langkuas (Langkuas galanga Stunz) Rimpang 125 gram
5 Kunyit (Curcuma domestica Vahl) Rimpang 125 gram
6 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Rimpang 125 gram
7 Kayu manis (Cinnamomum burmanii B) Kulit batang 62,5 gram
8 Sirih (Piper betle L) Daun 62,5 gram
9 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) Daun 62,5 gram
10 Gula tetes tebu atau gula merah kental Larutan 250 ml
11 EM4 (efektif mikroba) atau M-Bio Larutan 250 ml
Sumber: ZAINUDDIN dan WAKRADIHARDJA, 2002

Semua bahan jamu dibersihkan, dihaluskan, menjadi 10 liter. Ramuan jamu tersebut
disaring dan diperas untuk diambil sarinya. dimasukan ke dalam drum atau jerigen
Selanjutnya air perasan ditambahkan 250 ml bertutup rapat, difermentasi selama 6 hari.
tetes tebu atau molasses atau larutan gula Setiap hari selama 5 menit jamu diaduk agar
merah kental yang sudah dicampur rata keluar gas, tutup rapat kembali. Setelah 6 hari
sebelumnya dengan 250 ml EM4 atau M-bio, jamu siap digunakan untuk ternak unggas
kemudian diaduk rata (warna kecoklatan), (ZAINUDDIN dan WAKRADIHARDJA, 2002).
tambahkan air bersih hingga volumenya

203
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

PENGGUNAAN TANAMAN OBAT PADA Hasil pengujian menunjukkan bahwa “feed


AYAM RAS PETELUR DAN PEDAGING additive” kencur maupun yang dikombinasi
dengan 0,02% bawang putih belum
Pemberian tepung jahe merah (Zingeber berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot
officinale Roxb) dengan level 0,5; 1,0;1,5 dan badan, konsumsi dan konversi pakan. Bila
2,0% kedalam ransum starter tanpa dilihat secara kuantitatif maka ayam broiler
koksidiostat (ISKANDAR dan HUSEIN., 2003). yang diberi perlakuan 0,5% kencur + 0,02%
Pengujian ini bertujuan untuk mengatasi terjadi bawang putih, jumlah konsumsi pakan lebih
koksidiosis pada ternak ayam ras petelur fase sedikit (3380 gram/ekor/4 minggu) dibanding-
pertumbuhan (umur 4 s/d 8 minggu). Perlakuan kan perlakuan lainnya (3473 gram/ekor/4
level pemberian tepung jahe merah dibanding- minggu), dan rataan bobot badan lebih tinggi
kan dengan kelompok ayam yang diberi coxy (1697 gram/ekor) vs (1586 – 1623) gram/ekor,
(buatan pabrik) dan kontrol (tanpa jahe merah sehingga penggunaan pakan lebih efisien. Hasil
dan tanpa coxy pabrik). Hasil yang diperoleh analisis ekonomi terhadap nilai “Income over
pada kelompok ayam yang diberi 0,5% tepung feed cost” per ekor ayam yang diberi 0,05%
jahe merah, bahwa penggunaan pakan lebih kencur + 0,02% bawang putih, lebih tinggi
efisien dibandingkan perlakuan lainnya. 20% vs ransum kontrol. Dalam hal ini terbukti
Pemberian tepung jahe merah dapat menekan bahwa pemberian “feed additive” tanaman obat
perlukaan (lesi) pada sekum (P<0.,05) dapat meningkatkan efisiensi pakan unggas,
dibandingkan dengan pemberian koksidiostat dan level penggunaan bawang putih dalam
baik melalui air minum maupun dicampur ransum masih dapat ditingkatkan.
kedalam pakan. Ransum ayam ras petelur yang
Ransum atau bahan pakan unggas yang mengandung bahan aktif lidah buaya (Aloe
terkontaminasi aflatoksin akan menyebabkan vera) sebanyak 0,5 gram dalam bentuk kering
gangguan pertumbuhan dan efisiensi (LBK) dan 1,0 gram semi liquid (SLLB) yang
penggunaan pakan (GINTING, 1988). Pengujian telah diuji pada ayam ras petelur (Pasaribu et
yang dilakukan (ROMSYAH et al. 2003) pada al. (2004). Hasil yang diperoleh menunjukkan
ayam ras petelur (periode produksi) dengan bahwa ayam ras petelur yang diberi perlakuan
pemberian sebanyak 4% ekstrak bawang putih 1,0 gram SLLB, konsumsi pakan lebih rendah
(Allium sativum) kedalam pakan. Bila dilihat 6% vs ransum kontrol (tanpa bioaktif lidah
dari respon bobot badan maka pemberian 4% buaya), produksi telur tidak berbeda nyata
ekstrak bawang putih dalam pakan hanya (sekitar 75% HD), tetapi bobot telur nyata
efektif pada perlakuan aflatoksin dosis rendah lebih rendah (56,42 g/butir) vs kontrol (57,17
(0,4 mg/kg bobot badan), tetapi dapat g/butir), dan pakan lebih efisien yaitu FCR 2,8,
menurunkan residu aflatoksin dalam telur dan vs 3,4 (kontrol), serta kejadian mortalitas
gejala aflatoksikosis (aktivitas enzim GOT, sebanyak 1,6% selama 29 minggu pengamatan.
GPT dan y-GT menurun). Kemudian jika 4% Pada ternak ayam broiler penggunaan bioaktif
ekstrak bawang putih dalam ransum diberikan lidah buaya (Aloe vera) sebagai “feed additive”
pada perlakuan aflatoksin dosis tinggi (5 mg/kg sebanyak 0,25; 0,5 dan 1 gram (bentuk gel atau
bobot badan) tidak berpengaruh terhadap ekstrak) dalam ransum, tidak menunjukkan
kenaikan bobot badan dan produksi telur. pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot
Artinya pemberian bawang putih 4% belum badan, konsumsi pakan, walaupun terlihat ada
cukup untuk menetralisir efek aflatoksin pada peningkatan efisiensi pakan. Selanjutnya
dosis tinggi, sehingga dosis bawang putih perlu setelah diukur saluran pencernaan ayam broiler
ditingkatkan agar lebih efektif menetralisir yang diberi perlakuan gel lidah buaya, ternyata
aflatoksin. ukurannya lebih besar, jumlah total bakteri
Pemberian “feed additive” kombinasi aerob lebih sedikit dibandingkan ransum
antara bawang putih dan kencur kedalam kontrol (SINURAT et al. 2003).
ramsun sebanyak 0,25 sampai 1,0% tepung Ternak ayam ras strain Isa Brown (fase
kencur, dan 0,02% tepung bawang putih produksi telur) yang diberi perlakuan ransum
diamati BINTANG dan NATAAMIJAYA (2003) mengandung sari buah mengkudu dan tepung
pada ayam broiler sampai umur 4 minggu. daun mengkudu masing-masing sebanyak 3; 6
dan 9% terhadap produktifitas, kualitas telur

204
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

dan kadar kolesterol telur (WARDINY, 2005). dalam meningkatkan produksi dan warna
Hasil pengujian menunjukkan bahwa rataan kuning telur. Rendahnya produksi telur ayam
produksi dan warna kuning telur ayam yang yang diberi 6 dan 9% sari buah mengkudu
diberi tepung daun mengkudu nyata (P<0,05) dalam ransum yaitu 62 dan 63,5% HD, antara
lebih tinggi dibandingkan sari buah mengkudu lain disebabkan senyawa aktif tannin yang
yaitu 73,03% HD vs 64,33% HD. Hal ini dapat menekan retensi nitrogen dan penurunan
disebabkan daun mengkudu mengandung daya cerna asam amino yang seharusnya dapat
mineral F, Zn dan β karoten yang dapat diubah diserap oleh villi-villi usus untuk
dalam tubuh ayam menjadi vitamin A. Selain perkembangan jaringan tubuh dan produksi
protein, vitamin dan mineral ini juga berperan telur.

Tabel 2. Beberapa jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat (jamu) dan meningkatkan stamina ternak
unggas

Pencegahan dan
Bagian tanaman
Nama tanaman Nama latin pengobatan terhadap Referensi
yang digunakan penyakit
Jahe Zingeber officinale Roxb Rimpang Koksidiosis, CRD, ISKANDAR dan
kekebalan tubuh HUSEIN. 2003
Bawang putih Allium sativum Linn Umbi akar Aflatoksikosis MARYAM et al., 2003
Kunyit Curcuma domestica Rimpang Nambah nafsu makan, SUKAMTO P., 2005;
pencernaan, anti BINTANG dan
bakteri NATAAMIDJAYA, 2003
Langkuas Langua galanga (L) Rimpang Nambah nafsu makan, ZAINUDDIN dan
Stuntz stamina, tonikum WAKRADIHARDJA.
2002
Lidah buaya Aloe vera Daging daun Mortalitas rendah, SINURAT et al., 2004
pakan efisiensi
Temulawak Curcuma xanthorrhiza Rimpang Nambah nasfu makan ZAINUDDIN et al.,
2002; PUJIASTUTI,
2001
Lempuyang Zingiber aromaticum Rimpang Batuk, diarrea, perbaikiSUMARDI. 2006 ;
se-sel yang rusak JARMANI dan
akibat virus, nambah NATAAMIJAYA, 2001
nafsu makan
Sambiloto Andrographis paniculata Herba (daurn, Menekan afla toksin ZAINUDDIN. 2003;
batang, bunga) dalam pakan, snot/flu, CAHYANINGSIH dan
tingkatkan stamina, SURYANI. 2006
antiviral, koksidiosis
Mengkudu Morinda citrifolia Daun, buah Stamina, efisiensi ZAINUDDIN. 2003;
pakan, warna kuning WARDINY et al., 2005;
telur. NURHAYATI et al. 2005
Pepaya Carica papaya Linn Daun Meningkatkan daya SUKAMTO, P. 2005;
tahan tubuh, turunkan TJOKORDA. 2004
lemak karkas itik.
Temu ireng Curcuma aeruginosa Rimpang Cacingan SUMARDI. 2006 ;
Roxb
Jamu hewan Lihat Tabel 1 Rimpang, daun, Stamina , produktifitas, ZAINUDDIN dan
campuran 9 kulit batang ketahanan penyakit WAKRADIHARDJA
jenis tanaman 2002; BAKRIE et al.,
obat 2003.
Jamu flu burung Curcuma xanthorriza R. Rimpang, Mencegah flu burung, SUMARDI. 2006
campuran 5 Curcuma aeruginosa R. Rimpang antiviral,
jenis tanaman Aegle marmelos, L Corr Buah meningkatkan
obat Piper retrofractum, V Buah produktifitas
Zingiber aromaticum, V Rimpang

205
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

Pemberian tepung buah mengkudu dalam efek yang baik bagi kesehatan tubuh seperti
ransum yang diujicobakan pada anak ayam antistress (LI et al, 2001), anti bakteri (LEACH
broiler jantan selama 4 minggu (NURHAYATI et et al. 1998) dan anti kanker (FURUSAWA, 2003;
al., 2005). BANGUN dan SARWONO melaporkan JOHNSON et al. 2003).
bahwa dalam buah mengkudu mengandung zat
anti bakteri antara lain antrakuinon, acubin
dan alizarin, dan zat nutrisi (protein 9,02% dan PENGGUNAAN TANAMAN OBAT PADA
energi metabolis 3117 kkal/kg), xeronin dan TERNAK AYAM LOKAL (KAMPUNG)
precusor xeronin. Proxeronin akan diubah DAN ITIK
menjadi xeronin didalam usus oleh enzim
proxeronase yang selanjutnya akan diserap Beberapa jenis tanaman obat yang telah
oleh sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein- diujicobakan pada ternak unggas lokal (ayam
protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan dan itik) diantaranya mengkudu (Morinda
bentuk sel yang tidak aktif. Oleh karena itu citrifolia), sambiloto (Androgaphis
buah mengkudu dapat digunakan sebagai paniculata), jahe (Zingeber officinale), kunyit
bahan pakan ternak dalam batasan tertentu (5- (Curcuma domestica), Lengkuas (Langua
10% dalam ransum), karena kandungan serat galanga L), Temulawak (Curcuma
kasar cukup tinggi (NURHAYATI et al. 2005). xanthorrhiza R), daun sirih (Piper betle L),
Hasil pengujian NURHAYATI et al. (2005), daun Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa
pemberian tepung buah mengkudu dari level Boer), kencur (Kaempferia galanga L),
2,5 sampai 10% dalam ransum tidak Bawang putih ( Allium sativum L) dan lainnya.
berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, Beberapa jenis tanaman obat diberikan dalam
bobot badan, persentase bobot karkas. (68,51 - satu jenis tanaman, dan kebanyakan diramu
70,85%). Secara kuantitatif terjadi penurunan dari beberapa tanaman obat dalam bentuk
bobot badan masing-masing 3,1 dan 5,8% pada tepung maupun larutan jamu (Tabel 2).
ayam broiler jantan yang diberi ransum 7,5 dan Respon pemberian tanaman obat dalam
10% buah mengkudu. Penggunaan mengkudu sediaan air minum pada ternak ayam kampung
sebagai tanaman obat karena mengandung fase pertumbuhan disajikan pada Tabel 3.
sejumlah zat aktif yang secara sinergi memberi

Tabel 3. Pemberian 3 macam ramuan tanaman obat selama 7 minggu (umur 40-75 hari) terhadap kinerja
ayam kampung fase pertumbuhan

Bobot akhir umur Pertambahan bobot Konsumsi pakan Konversi pakan


Perlakuan tanaman obat
75 hari (gram/ekor) badan (gram/ekor) (gram/ekor) (gram/gram)
Kontrol 999,17 675,69a 2158,64 3,20a
Jamu hewan 1028,63 712,33ab 2153,00 3,02ab
Sambiloto 1189,14 851,97ab 2362,00 2,77b
(Andrographis paniculata)
Buah mengkudu 1182,85 875,77b 2417,60 2,76b
(Morinda citrifolia)
Sumber: ZAINUDDIN 2003

Dari Tabel 3 terlihat bahwa pertambahan yang diberi perlakuan mengkudu, kondisi bulu
bobot badan ayam kampung yang diberi buah primer lebih berkilap dibandingkan perlakuan
mengkudu (875,77 gram/ekor) nyata (P<0,05) lainnya. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut
lebih tinggi dibandingkan ransum kontrol komponen zat lain yang terkandung didalam
(675,69 gram/ekor). Bila dihitung dari konversi buah mengkudu yang membuat tampilan bulu
pakan, maka pemberian mengkudu dan berkilap.
sambiloto lebih efisien daripada kontrol dan Para peternak unggas khususnya peternak
tidak berbeda nyata dengan jamu hewan. Perlu unggas lokal umumnya selalu memberikan
diinformasikan bahwa pada ayam percobaan tambahan ramuan tanaman obat seperti kunyit,

206
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

temulawak, temu ireng, daun pepaya dan daun karkas itik betina afkir (TJOKORDA, 2004).
mengkudu, dan sebagainya, kedalam ransum Diketahui bahwa lemak kulit pada karkas itik
atau dicampur dengan air minum. Contohnya sangat tebal, sehingga banyak konsumen yang
Peternak di RRMC Garut (SUKAMTO, 2005) kurang menyukai daging itik tersebut akibat
sejak tahun 1990 memberi 0,5% tepung bau amis dan berlemak. Ternyata penambahan
temulawak; 0,5% tepung kunyit; 5% irisan larutan turunan EM4 dapat meningkatkan
daun pepaya dengan frekuensi 2 kali seminggu, dayacerna serat kasar, bahan kering dan bahan
dan pemberian 100 gram temu ireng/liter air organik (BELAWA, 2003) yang berpengaruh
minum. Pemberian obat tradisional agar daya positif terhadap bobot karkas itik.
tahan tubuh ayam meningkat, mencegah
penyakit pencernaan dan cacing.
Ransum itik yang mengandung 0,25% daun KESIMPULAN
pepaya diberi perlakuan suplementasi
lactobacillus complex. yaitu terdiri atas Tanaman obat sebagai “feed supplement”
Lactobacillus sp, bakteria, Acsomycies dan atau “feed additive” dapat diberikan melalui air
yeast (ragi). Ransum itik afkir diformula iso minum atau dicampur ke dalam ransum.
kalori (2800 kkal/kg) dan iso protein 15%), Ternak unggas yang diberi ramuan tanaman
diberikan pada ternak itik Bali betina afkir obat akan meningkatkan daya tahan tubuh
(umur 2 tahun) selama 60 hari dibandingkan (kesehatan) ternak unggas, produktivitas,
kontrol (tanpa daun pepaya dan lactobacillus efisiensi pakan, kualitas karkas daging ayam
komplek). Diperoleh hasil bahwa perlakuan lebih baik (perlemakan abdomen berkurang),
suplementasi lactobacillus dapat meningkatkan aroma daging dan telur tidak amis, serta
bobot karkas dan persentase karkas, dan kotoran ternak tidak berbau (ammonia) yang
menurunkan persentase lemak termasuk kulit menyengat.

Bahan jamu
tanaman obat dan rempah

Dibersihkan/kupas

Bahan jamu yg telah bersih, digiling


halus/blender, disaring, ambil sarinya

Beri gula tetes tebu yang telah dicampur


degan EM4
(mikroba utk fermentasi)

Tambahkan air bersih hingga volume 10 L


diaduk sampai homogen

Larutan disimpan dalam jerigen


yang bertutup rapat. difermentasi
selama 6 hari

Jerigen disimpan dalam suhu ruang, setiap hari tutup dibuka selama 5 menit, larutan diaduk, dan seterusnya
sampai hari ke 6

Jamu hewan Siap digunakan untuk ternak unggas

Lampiran 1. Bagan proses pembuatan jamu hewan fermentasi

207
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

DAFTAR PUSTAKA ISKANDAR, T. dan A. HUSEIN. 2003. Pemberian


Campuran Serbuk Jahe Merah (Zingirber
BAKRIE, B., D. ANDAYANI, M. YANIS dan D. officinale Rubra) pada Ayam Petelur untuk
ZAINUDDIN. 2003. Pengaruh Penambahan Penanggulangan Koksidiosis. Prosiding
Jamu ke Dalam Air Minum Terhadap Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Preferensi Konsumen dan Mutu Karkas Ayam Veteriner. September 2003. Puslitbang
Buras. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan. Bogor.
Peternakan dan Veteriner. September 2003. JOHNSON, A., S.T. HEMSCHEIDT and W.K. CSISZAR.
Puslitbang Peternakan. Bogor. 2003. Cytotoxicity of Water and Ethanol
BANGUN, A.P. dan B. SARWONO. 2002. Khasiat dan Extracts of Morinda Citrifolia (L) Against
Manfaat Mengkudu. Agromedia Pustaka. Normal Epithelia and Breast Cancer Lines.
Jakarta. Proceedings of the 2002 Hawai’I Noni
Canference. University Of Hawaii at Manoa
BELAWA, Y.T.G. 2003. The Effect of Syzygium College of Tropical Agriculture and Human
Polyanthum Walp. Supplementation in Diets Resources: 22.
Containing Different Crude Fibre Sources on “
Betutu” Characteristic Composition and LEACH, A.J., D.N. LEACH and G.J. LEACH. 1988.
Quality on Betutu of Baliness Duck. Antibacteial Activity of Some Medical Plants
Proceedings. International Conference on of Papua New Guinea. Sci. Guinea 14 : 1-7.
Functional and Health Foods: Market, LI, Y.F.,L. YUAN, Y.K. XU., M. YANG, Y.M. ZHAI
Technology & Health Benefit, Gadjah Mada and Z.P, LUO. 2001. Antistress Effect of
University. Yogyakarta. Oligosaccharides Extracted from Morinda
BINTANG, IAK. dan A.G. NATAAMIJAYA. 2003 Officinalis in Mice and Rats. Acta Pharmacol.
Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit Sin. 22 (12) : 1084-1088.
(Curcuma domestica Val) dan Tepung MARYAM, R., Y. SANI, S. JUARIAH, R. FIRMANSYAH
Lempuyang (Zingiber Aromaticum Val) dalam dan MIHARJA. 2003. Efektifitas Ekstrak
Ransum terhadap Berat Organ dalam dan Bawang Putih (Allium sativum Linn) dan
Daya Simpan Daging Broiler pada Suhu Penanggulangan Aflatoksikosis pada Ayam
Kamar. Prosiding Seminar Nasional Petelur. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Teknologi Peternakan dan Veteriner.
September 2003. Puslitbang Peternakan. September 2003. Puslitbang Peternakan.
Bogor. Bogor.
CAHYANINGSIH, U. dan A. SURYANI. 2006. NURHAYATI, NELWIDA dan MARSADAYANTI. 2005.
Pemberian Serbuk Daun Sambiloto Pengaruh Penggunaan Tepung Buah
(Andrographis paniculata) dalam Pakan Mengkudu dalam Ransum terhadap Bobot
terhadap Mortalitas, Jumlah Ookista, Karkas Ayam Broiler. Jurnal Pengembangan
Pertambahan Bobot Badan pada Ayam yang Peternakan Tropis (Journal of the Indonesian
Diinfeksi Eimeria tenella. Prosisding Seminar Tropical Animal Agriculture). Fakultas
Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXIX. Peternakan. Universitas Diponegoro.
Surakarta Maret 2006. Fakultas Kedokteran Semarang.
Hewan Univ. Sebelas Maret Surakarta
bekerjasama dengan POKJANAS Tanaman PASARIBU, T, A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, S.
Obat Indonesia. Surakarta. SITOMPUL, J. ROSIDA dan SUSANA IWR. 2004.
Pengaruh Pemberian Bioaktif Lidah Buaya
FURUSAWA, E. 2003. Anti Cancer Activity of Noni (Aloe vera) dan Anthrakuinon terhadap
Fruit Juice Against Tumors in Mice. Produktivitas Ayam Petelur. Prosiding
Proceedings of the 2002 Hawai I Noni Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Conference. University of Hawaii at Manoa, Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor.
College of Tropical Agriculture and Human
Resources: 23-24. SINURAT, A.P., T. PURWADARIA, M.H. TOGATOROP
dan T. PASARIBU. 2003. Pemanfaatan Bioaktif
GINTING, N.G. 1988. Sumber dan Pengaruh Tanaman sebagai “Feed additive” pada Ternak
Aflatoksin terhadap Pertumbuhan dan Unggas. Pengaruh Pemberian Gel Lidah
Performa Ayam Broiler. Desertasi. Buaya atau Ekstraknya dalam Ransum
Universitas Padjadjaran. Bandung. terhadap Penampilan Ayam Pedaging.
Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor.

208
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

SOEDIBYO, B.M. 1992. Pendayagunaan Tanaman ZAINUDDIN, D dan W. PUASTUTI. 2002. Pengaruh
Obat. Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah. Suplementasi Tepung Temulawak (Curcuma
Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya xanthorrhiza Roxb) dalam Ransum Ayam Ras
Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Terhadap Kualitas Telur, Kadar Kolesterol
Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. Telur dan Feses. Prosiding Seminar Nasional
XIX Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama
SUKAMTO, P. 2005. Strategi Pembibitan yang POKJANAS Tumbuhan Obat Indonesia
Dilaksanakan di RRMC Kabupaten Garut dengan Puslit Perkebunan. Bogor.
Provinsi Jawa Barat.
ZAINUDDIN, D. 2003. Pengaruh tumbuhan obat buah
SUMARDI. 2006. Sumardi dan Jamu Tahan Flu Mengkudu dan Sambiloto terhadap
Burung. Dilaporkan C. WAHYU HARYO dalam Pertumbuhan Ayam Kampung. Prosiding
Harian Kompas tanggal 17 Juli 2006. hlm 16. Seminar Tumbuhan Obat Indonesia XXIII,
Jakarta. Maret 2003. Fakultas Farmasi Univ. Pancasila
WARDINY, T.M. 2005. Kandungan Kolesterol dan bekerjasama dengan POKJANAS Tanaman
Vitamin A Telur Ayam yang Diberi Obat Indonesia. Jakarta.
Mengkudu (Morinda citrifolia) dalam Ransum
Ayam Ras Petelur. Tesis. Fakultas Pasca
Sarjana IPB. Bogor.
ZAINUDDIN, D dan E. WAKRADIHARDJO. 2002.
Racikan Ramuan Tanaman Obat dalam
Bentuk Larutan Jamu dapat Mempertahankan
dan Meningkatkan Kesehatan serta
Produktivitas Ternak Ayam Buras. Prosiding
Seminar Nasional XIX Tumbuhan Obat
Indonesia. Kerjasama POKJANAS Tumbuhan
Obat Indonesia dengan Puslit Perkebunan.
Bogor.

209

Anda mungkin juga menyukai