Anda di halaman 1dari 63

Buku

Panduan
Interior
AHASS
Salam Sukses!

Pelayanan yang terbaik, standarisasi fasilitas dan proses improvement terus menerus menjadi kunci
dalam menjaga citra bengkel ­resmi ­Honda, atau yang disebut Astra Honda Authorized Service Station
(AHASS) ­sebagai bengkel resmi terbaik di Indonesia pilihan konsumen sepeda ­motor Honda.

Jaringan AHASS sebagai bentuk Layanan Purna Jual sepeda Motor Honda haruslah dapat memberikan
kualitas pelayanan yang baik bagi seluruh konsumennya

Untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen dan sebagai bagian dari identitas Honda
maka kondisi fisik bengkel memerlukan standar penataan yang mencakup design,kelengkapan dan
material yang digunakannya.

Buku Panduan Interior AHASS ini disusun sebagai panduan dalam penataaan interior bengkel AHASS
sehingga dapat menciptakan kondisi fisik bengkel yang diperlukan dan mendukung operasional bengkel
yang optimal serta mencerminkan identitas Honda yang berkualitas

Untuk itu selanjutnya seluruh pelaksanaan standarisasi interior AHASS mengacu pada Buku Panduan
Interior AHASS ini.

Demikian pengantar ini kami sampaikan

Hormat kami

Kata Pengantar
Wedijanto Widarso
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I. INTERIOR BENGKEL


1.1 Pengertian dan Fungsi 9
1.2 Konsep Dasar Bengkel 9
1.3 Bangunan Bengkel 10
1.4 Bagian Interior Bengkel 11

Bab II. LANTAI,PIT DAN DINDING BENGKEL
2.1 Pengertian dan Fungsi 15
2.2 Material 17
2.3 Pit Quick Service 18
2.4 Pit Heavy Repair 20
2.5 Bentuk dan Susunan Potongan Keramik 21
2.6 Pit Final Inspection 22
2.7 Gutter 24
2.8 Penyesuaian ukuran pit jika terdapat tiang/kolom 25
2.8 Penyesuaian posisi pit akibat arah dinding yang miring 27
2.10 Washing Bay/Area Cuci 30

Bab III EXHAUST SYSTEM


3.1 Pengertian dan Fungsi 35
3.2 Bagian – bagian Exhaust System 35

Bab IV OIL DRAIN


4.1 Pengertian dan Fungsi 41
4.2 Bagian – bagian Oil Drain 41

Bab V PIPING SYSTEM


5.1 Pengertian dan Fungsi 47
5.2 Diagram Piping System 49
5.3 Detail Piping System 50
5.4 Air Filter dan FRL 52

Bab VI PAGAR TERALIS


6.1 Pengertian dan Fungsi 59
6.2 Bentuk dan Ukuran Pagar Teralis 60
6.3 Penggunaan Pagar Teralis 61
BAB I
INTERIOR
BENGKEL

1.1 Pengertian dan Fungsi


1.2 Konsep Dasar Bengkel
1.3 Bangunan Bengkel
1.4 Bagian Interior Bengkel
1.1

Pengertian dan Fungsi

Interior bengkel adalah bagian dalam dari fisik bengkel AHASS yang diatur sesuai Konsep Bengkel
yang menampilkan citra positif bengkel resmi Honda.

1.2

Konsep Dasar

Functional
Layout Keamanan dan
kecepatan kerja

Service Brightness
Equipment

Peralatan modern, Nuansa cerah dan enerjik


hasil kerja berkualitas

Cleanliness Friendliness

Kesan ramah, nyaman dan punya


Bersih, rapi dan profesional
daya tarik

Konsep dasar interior bengkel mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :


• Service Equipment : Peralatan modern dan standar yang memberikan jaminan kualitas kerja.
• Functional Layout : Layout didesain untuk memberikan keamanan, kecepatan dan memaksi-
malkan pekerjaan di area kerja.
• Brightness : Suasana yang cerah dan enerjik sehingga memberikan semangat untuk
bekerja
• Friendliness : Memberikan kesan bengkel yang ramah, nyaman dan punya daya tarik
sehingga membuat konsumen datang.
• Cleanliness : Memberikan kesan bengkel bersih, rapi dan profesional dalam bekerja.

Buku Panduan Interior AHASS 9


1.3 2.3

Bangunan Bengkel

450 cm

Tampak bengkel dari atas Tampak bengkel dari depan

Bangunan Bengkel harus mampu menampung seluruh aktivitas operasional AHASS , meliputi :

• Jumlah pit minimal :


- Quick Service : 3 pit
- Heavy Repair : 1 pit
- Final Inspection : 1 pit
• Area Adminstrasi
• Area Suku cadang
• Area Ruang konsumen
- Ruang Tunggu
- Tempat Helm
• Akses lalulintas motor dan personil dalam bengkel

Lebar bagian dalam bangunan Bengkel minimal 4.5 meter dengan panjang yang mengakomodir
semua area operasional Ahass tersebut di atas.

Pada kondisi dimana bangunan yang tersedia lebar bagian dalam ≤ 450 cm (minimal 385 cm) dan
sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pelebaran lagi, maka perlu dilakukan penyesuaian ter-
hadap ukuran pit, dengan konsekuensi bahwa lalu lintas kendaraan akan lebih sulit

Untuk setiap layout silahkan berkoordinasi dengan TSD AHM.

10 Buku Panduan Interior AHASS


1.4

Bagian Interior Bengkel

Bagian-bagian dari interior bengkel Ahass adalah :


• Lantai dan Pit
• Dinding Bengkel
• Gutter/ Selokan
• Piping System
• Exhaust System
• Oil Drain
• Meja Service Advisor / SA Desk (Untuk spesifikasi detail lihat di buku Panduan Exterior Interior Dealer)
• Meja Pendaftaran / Service Front (Untuk spesifikasi detail lihat di buku Panduan Exterior Interior Dealer)
• Meja Layanan Part / Spare Part Front (Untuk spesifikasi detail lihat di buku Panduan Exterior Interior Dealer)
• Area Cuci / Washing Bay (Untuk spesifikasi detail lihat di buku Panduan Exterior Interior Dealer)
• Pagar Pembatas
• Meja Kerja
• Papan Nama Mekanik

Oil Drain

Exhaust System

Interior bengkel

Papan Nama
Piping System

Area Cuci

Dinding Bengkel
Bike Lift
Pit Quick Service
Mechanic Truster
Gutter
Interior bengkel

Buku Panduan Interior AHASS 11


BAB II
LANTAI, PIT
DAN DINDING
BENGKEL
2.1 Pengertian dan Fungsi
2.2 Material
2.3 Pit Quick Service
2.4 Pit Heavy Repair
2.5 Bentuk dan Susunan Potongan Keramik Pit Q/S dan H/R
2.6 Pit Final Inspection
2.7 Gutter
2.8 Penyesuaian ukuran pit jika terdapat tiang/kolom
2.9 Penyesuaian posisi pit akibat arah dinding yang miring
2.10 Washing Bay / Area Cuci
2.1

Pengertian dan Fungsi

2.1.1 Lantai Bengkel


Keseluruhan wilayah bengkel yang diberi keramik dengan garis pembatas area kerja mekanik
sesuai standar yang berlaku.
Fungsi :
a. Memperjelas pembagian area
b. Menciptakan nuansa bersih, rapi, dan cerah
c. Mempermudah perawatan dan kebersihan bengkel.

2.1.2 Pit
Area yang berfungsi sebagai tempat masing-masing mekanik melaksanakan kerjanya.
Pit terdiri atas :
a. Pit Quick Service
Pit untuk pelaksanaan perawatan rutin dan perbaikan ringan sepeda motor
b. Pit Heavy Repair
Pit untuk pelaksanaan pekerjaan servis berat sepeda motor
c. Pit Final Inspection
Pit untuk pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan akhir sepeda motor

2.1.3 Dinding Bengkel


Dinding bengkel merupakan pembatas bangunan area bengkel dengan yang lain yang diatur
sesuai standar.
Fungsi :
a. Pembatas wilayah kerja bengkel
b. Menciptakan nuansa bersih, rapi dan cerah
c. Mempermudah perawatan dan kebersihan bengkel
d. Melindungi peralatan bengkel
Standar dinding bengkel berlaku untuk dinding yang melingkupi area pit dan bidang terusannya.

Buku Panduan Interior AHASS 15


2.1.3

Pit Quick Service

Border / Garis Batas Pit


Interior bengkel

Dinding bengkel

Pit Final Inspection

Final Inspection

16 Buku Panduan Interior AHASS


2.2

Material

Keramik yang dipergunakan di area bengkel adalah :


1. Lantai keseluruhan :
• Keramik Heavy Duty
• Ukuran 30 cm x 30 cm
• Warna dan kekuatan setara Graniti Smoke
(ex Roman / G337403) unpolished
2. Border / Garis Batas Pit
• Keramik Heavy Duty
• Ukuran 30 cm x 30 cm
(dipotong menjadi 30 cm x 10 cm)
• Warna dan kekuatan setara Graniti Smoke Charcoal
(ex Roman / G337409) unpolished
3. Dinding Bengkel
• Keramik Heavy Duty
• Ukuran 30 cm x 30 cm
• Warna dan kekuatan setara Vivas Perla (ex. Roman) / G337104

Material Keramik untuk


dinding bengkel

Material Keramik untuk


lantai bengkel

Material Keramik untuk


border atau garis pem-
batas pit

Jenis keramik yang direkomendasikan

Buku Panduan Interior AHASS 17


2.3

Pit Quick Service

Ukuran :
ͳͳ Panjang : 300 cm atau 10 keramik (minimal)
ͳͳ Lebar (as ke as) : 180 cm atau 6 keramik (minimal)
Mengingat antisipasi terhadap perkembangan masa depan :
• Pengerjaan motor ukuran besar
• Percepatan kerja dengan 2 mekanik dalam 1 pit
• Penambahan alat kerja baru di pit
Maka jika memungkinkan disarankan untuk menambah ukuran pit dengan 1 keramik, 2 keramik, 3 kera-
mik dan seterusnya. (penambahan ukuran pit menggunakan satuan 1 keramik)

◊ Lebar koridor akses bengkel ukuran minimalnya adalah 120 cm


Namun jika terdapat kondisi bangunan yang sudah exist yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan renovasi sesuai ukuran tersebut, makan dapat dilakukan penyesuaian.
Untuk hal tersebut harap berkoordinasi dengan TSD AHM.

Pit quick service

18 Buku Panduan Interior AHASS


Pit quick service

Pada kondisi dimana bangunan yang tersedia lebar bagian dalam ≤ 450 cm ( minimal 385 cm ) dan
sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pelebaran lagi, maka dapat menggunakan alternatif uku-
ran pit :
Panjang : 280 cm
Lebar ( as ke as ) : 180 cm

Buku Panduan Interior AHASS 19


2.4

Pit Heavy Repair

Ukuran :
Pada pit heavy repair terdapat beberapa peralatan, sehingga disarankan ukuran minimal adalah :
ͳͳ Panjang : 300 cm atau 10 keramik
ͳͳ Lebar (as ke as) : 240 cm atau 8 keramik
Jika memungkinkan disarankan untuk menambah ukuran pit dengan 1 keramik, 2 keramik, 3 keramik
dan seterusnya. (penambahan ukuran pit menggunakan satuan 1 keramik)

◊ Apabila space yang tersedia tidak memungkinkan maka ukuran Pit Heavy Repair dapat meng-
gunakan ukuran Pit Quick Service, dengan konsekuensi :
Pergerakan di area Pit Heavy Repair akan lebih sulit meringkas penempatan / menempatkan
peralatan di tempat lain.
Mengingat bahwa pekerjaan di heavy repair :
• Relatif terdapat banyak komponen motor yang diurai dan akan dipasang kembali
• Waktu pengerjaan yang relatif lama
• Penggunaan alat/tools yang lebih banyak
Maka posisi Pit Heavy Repair :
• Berada pada wilayah yang tidak banyak digunakan untuk lalu lintas
• hanya dapat diakses oleh personil bengkel
• Sedapat mungkin tidak terekspos oleh konsumen

20 Buku Panduan Interior AHASS


2.5

Bentuk dan Susunan Potongan Keramik Pit Q/S dan H/R

Susunan/potongan keramik Q/S - H/R

Pit quick service

Buku Panduan Interior AHASS 21


2.6

Pit Final Inspection

• Ukuran :
ͳͳ Panjang : 210 cm atau 7 keramik (minimal)
ͳͳ Lebar (as ke as) : 180 cm atau 4 keramik (minimal)
1 (satu) Pit Final Inspection maksimal melayani 8 Pit Quick Service

Perbandingan antara jumlah Pit Final Inspection dengan jumlah Pit Quick Service dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Jumlah Pit
Pit Quick Service 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pit Final
1 2 3
Inspection

Susunan/potongan keramik F/I (1 pit)

Area di belakang Pit Final Inspection harus kosong/bebas, minimal hingga 120 cm (4 keramik)
Area di kiri kanan Pit Final Inspection harus kosong/bebas, minimal hingga 30 cm (1 keramik)

22 Buku Panduan Interior AHASS


• Apabila diperlukan lebih dari 1 (satu) Pit Final Inspection, maka diantara Pit Final Inspection terse-
but haruslah diberi jarak minimal 60 cm (2 keramik).

Susunan/potongan keramik F/I (2 pit)

Area di belakang Pit Final Inspection harus kosong/bebas, minimal hingga 120 cm (4 keramik)
Area di kiri kanan Pit Final Inspection harus kosong/bebas, minimal hingga 30 cm (1 keramik)

Posisi Pit Final Inspection :


a. Berada pada lokasi yang dekat dengan akses keluar bengkel
b. Tidak mengganggu lalu lintas masuk bengkel
c. Mudah di akses oleh konsumen

Buku Panduan Interior AHASS 23


2.7

Gutter

Gutter adalah selokan dilantai yang berfungsi untuk menempatkan :


• Pipa saluran oil drain
• Pipa saluran exhaust
• Pipa udara bertekanan untuk bikelift
Gutter bukanlah saluran untuk pembersihan bengkel
Ukuran gutter adalah :
• Lebar : 18 - 20 cm
• Kedalaman : 30 cm (rata-rata)

Untuk mencegah adanya sisa air yang terjebak


dalam gutter maka :
• Dasar gutter dibuat dengan kemiringan
(sekitar 1%) ke arah luar
• Dibagian ujung yang menuju ke arah
luar diberi lubang sebagai saluran
buang
Bagian atas gutter ditutup dengan plat bordes
setebal 2 mm yang bisa dibuka tutup.

Plat bordes 2 mm

Potongan gutter Gutter

24 Buku Panduan Interior AHASS


2.8

Penyesuaian ukuran pit jika terdapat tiang/kolom

Kondisi di lapangan lay out sering terkendala adanya rintangan tiang / kolom sehingga perlu
penyesuaian lay out.

• Opsi 1
Menggeser posisi pit mundur / menjauh
1,2,3 keramik

• Opsi 2
“Menempatkan” tiang / kolom pada garis
Jika terdapat tiang / kolom di area pit
batas antar pit dan menambah lebar pit
1,2,3 keramik

• Opsi 3
Menambah lebar pit 1,2,3 keramik

• Opsi 1
Menggeser posisi pit mundur / menambah panjang 1,2,3 keramik

Posisi opsi 1

Buku Panduan Interior AHASS 25


• Opsi 2
“Menempatkan” tiang / kolom pada garis batas antar pit dan menambah lebar pit 1,2,3 keramik.
Opsi 2 dipilih jika terdapat keterbatasan lebar area dibelakang pit, sehingga tidak memungkinkan me-
nambah panjang / memundurkan pit.

Posisi opsi 2

• Opsi 3
Menambah lebar pit 1,2,3 keramik.
Opsi 3 merupakan pilihan terakhir :
1. Tidak memungkinkan menambah panjang pit
2. Terdapat kolom yang tidak tepat di garis batas pit

Posisi opsi 3

26 Buku Panduan Interior AHASS


2.9

Penyesuaian posisi pit akibat arah dinding yang miring

Pada Kondisi dimana terdapat Arah Dinding yang miring ( tidak sejajar ataupun tegak lurus terhadap
bangunan Dealer, maka langkah penempatan posisi pit adalah :
1. Menempatkan lajur pit pada dinding lain yang sejajar ataupun tegak lurus terhadap bangunan
Dealer

2. Jika langkah 1 tidak dapat dilakukan, maka posisi lajur pit dapat disesuaikan dengan mempertim-
bangkan :
a. sudut kemiringan arah dinding tersebut
b. jumlah pit pada lajur pit tersebut

Buku Panduan Interior AHASS 27


Kondisi 1
Jika sudut kemiringan arah dinding < 50 dan jumlah pit dalam lajur tersebut < 5 pit
Posisi lajur pit adalah lurus (Searah ataupun tegak lurus terhadap bangunan)

28 Buku Panduan Interior AHASS


Kondisi 2
Jika Sudut kemiringan arah dinding < 50
dan jumlah pit dalam lajur tersebut > 5 pit
Posisi lajur pit adalah mengikuti kemirin-
gan arah dinding
Arah pemasangan keramik mengikuti
posisi pit

Kondisi 3
Jika Sudut kemiringan arah dinding > 50 pit
Posisi lajur pit adalah mengikuti kemiringan
arah dinding
Arah pemasangan keramik mengikuti posisi
pit

Buku Panduan Interior AHASS 29


2.10

Washing Bay / Area Cuci

Fasilitas Cuci Motor wajib disediakan oleh bengkel yang memenuhi persyaratan :
1. Minimal memiliki jumlah pit
- Quick Service = 5 pit
- Heavy Repair = 1 pit
- Final Inspection = sesuai kebutuhan dari jumlah pit Quick Service yang ada
2. Jumlah pitnya ≥ pit yang dibutuhkan untuk melayani unit yang terjual di Dealer tsb
Tabel kebutuhan pit :

PENJUALAN RATA-RATA PERBULAN


50 100 150 200 250 300 400 500 600
KEBUTUHAN PIT
3 3 5 6 8 9 12 15 18

3. Jumlah pitnya ≥ pit yang dibutuhkan untuk melayani Unit Entry actual ataupun Unit Entry yang
ditargetkan
4. Masih tersedia space untuk penempatan fasilitas cuci tersebut
(ukuran minimal washing bay adalah : 1,8 m x 3 m)

30 Buku Panduan Interior AHASS


Buku Panduan Interior AHASS 31
BAB III
EXHAUST
SYSTEM

3.1 Pengertian dan Fungsi


3.2 Bagian-bagian Exhaust System
3.1 3.1

Pengertian dan Fungsi

Exhaust System adalah Seperangkat peralatan yang berfungsi untuk menghisap gas buang dari
sepeda motor yang sedang dikerjakan di pit service. Gas buang dari knalpot sepeda motor yang men-
gandung unsur-unsur yang membahayakan jika terhisap oleh manusia.
Prinsip kerja Exhaust System adalah gas buang dari knalpot sepeda motor dihisap oleh blower peng-
hisap melalui saluran yang terdapat di atas dan di bawah lantai serta melewatkan pada bak kontrol
untuk memisahkan dari material padat dan cair kemudian membuangnya gas tersebut ke luar ruangan.

3.2

Bagian-bagian Exhaust System

Exhaust System terdiri dari :


1. Saluran Exhaust atas
a. Hose Long Pit (Untuk Pit Final Inspection menggunakan Hose Short Pit)
Selang karet yang dihubungkan ke knalpot sepeda motor
b. Fixed Pipe
Pipa Exhaust yang menempel di Bikelift
Berupa pipa besi medium 11
Menghubungkan Hose Long Pit dengan Flexible Hose
c. Flexible Hose
Selang flexible yang menghubungkan antara fixed pipe dengan coupler / saluran exhaust
bawah
Selang flexible ini berfungsi agar exhaust system dapat menyesuaikan dengan posisi / pergera-
kan bikelift
d. Coupler
Coupler merupakan penghubung / sambungan antara saluran exhaust bawah dengan saluran
exhaust atas (Hose Long Pit, Fixed pipe dan flexible hose). Dengan adanya coupler maka saluran
exhaust atas dapat dipisahkan / dibuka dari saluran exhaust bawah pada saat perbaikan.
System Coupler :
• Faucet Shocket
• Valve Socket
Untuk Pit Final Inspection, Exhaust system terdiri dari :
Hose short pit
Double coppler (Male coppler dan female coppler)

Buku Panduan Interior AHASS 35


Potongan E/S

2. Saluran Exhaust Bawah


Bagian Saluran Exhaust yang terpasang secara permanen di dalam Gutter, berfungsi mengalir
kan udara melewati bawah lantai menuju ke arah luar bangunan / ruangan
a. Saluran Utama Exhaust
Saluran yang menghubungkan Blower Hisap dengan Lubang Exhaust
Kemiringan saluran ini adalah 1%
Terbuat dari Pipa PVC Ø 3”
b. Percabangan Exhaust
Percabangan dari Saluran Utama menuju Lubang Exhaust
Bahan yang digunakan adalan Fitting PVC T-Y 3” x 1½“
c. Bak Kontrol
Bak yang berfungsi untuk memisahkan/mengendapkan cairan dan material padat dari udara
yang akan dihisap oleh blower
Terbuat dari plat besi tebal 2 mm, dgn ukuran p x l x t = 40 cm x 40 cm x 60 cm
Bak Kontrol menggunakan penutup yang di baut dengan pelapis karet
d. Blower Penghisap
Blower dengan motor listrik yang berfungsi menghisap udara kotor dari knalpot
Dilengkapi dengan Reducer yang berfungsi menghubungkan lubang inlet blower dgn Saluran
Utama Exhaust

36 Buku Panduan Interior AHASS


e. Cerobong Buang
Saluran yang berfungsi membuang udara yang dihisap Blower ke luar ruangan bengkel
Menggunakan Pipa PVC Ø 6”

Skema exhaust system


Saluran exhaust di gutter

Buku Panduan Interior AHASS 37


BAB IV
OIL DRAIN

4.1 Pengertian dan Fungsi


4.2 Bagian-bagian Oil Drain
4.1

Pengertian dan Fungsi

Oil Drain adalah adalah perangkat bengkel yang berfungsi mengelola Oli bekas dari sepeda
motor yang dikerjakan di pit kerja mekanik. Oli bekas tersebut perlu dikelola agar tidak menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan di sekitar Bengkel.
Pengelolaan dilakukan dengan mengalirkan dan menampung limbah oli ke dalam tempat
penampungan sementara, sebelum nantinya dibuang/diambil oleh instansi atau perusahaan yang ber-
wenang menangani limbah oli.

Oil Drain

4.2

Bagian-bagian Oil Drain

System Oil Drain terdiri atas :


1. Corong Oli
Berfungsi sebagai lubang masukan oli bekas yang akan dialirkan ke tempat penampungan
Terdapat di setiap pit , dibuat dari bahan plat 0.5 – 1 mm
Ukuran corong Oli harus dapat menampung nampan oli bekas yang dipergunakan
2. Saluran Oli
Merupakan salurann yg akan mengalirkan Oli bekas dari corong oli menuju Bak penampung oli
Saluran Oli diletakkan di dalam Gutter
Saluran Oli dari Pipa PVC Ø 3” ,dengan kemiringan 1 % - 2 % melandai ke arah bak penampung
oli

Buku Panduan Interior AHASS 41


3. Bak Penampung Oli
Merupakan Bak penampung sementara oli bekas dari speda motor yang dikerjakan pit kerja
Posisi Bak penampung oli adalah di tanam dalam tanah pada lokasi di luar bangunan bengkel untuk
memudahkan pengambilan / pengosongan nya
Bak ini terbuat dari :
• Tanki penampung
Ukuran minimal 800 liter,bahan fiber / polyuretane dan tidak boleh bocor
• Pelindung Tanki
Berupa dinding cor semen untuk melindungi Tanki penampung dari tekanan tanah

Skema oil drain

Corong oli

42 Buku Panduan Interior AHASS


Buku Panduan Interior AHASS 43
BAB V
PIPING SYSTEM

5.1 Pengertian dan Fungsi


5.2 Diagram Piping System
5.3 Detail Piping System
5.4 Air Filter dan FRL
5.1 5.1

Pengertian dan Fungsi

4.1

Piping system

Piping System adalah perangkat bengkel yang berfungsi mengalirkan udara bertekanan dari
kompresor untuk memenuhi kebutuhan alat alat yg ada di bengkel
Sesuai dengan sifat udara yang dialirkan, Piping System terdiri atas :
1. Piping Sytem Udara kering
Piping system yg menyalurkan udara bertekanan yang tidak mengandung oli
Udara yang berasal dari Kompresor hanya mengalami proses Filterisasi untuk mengurangi kadar
air dengan melewatkan pada Air Filter
Udara tsb dialirkan untuk memenuhi kebutuhan :
• Air Duster di pit kerja
• berupa pipa saluran yang terdapat di atas pit
• Air Duster dan Tyre Gauge di pit Final Inspection
• berupa pipa saluran yang merupakan kelanjutan dari saluran Air duster di pit kerja
2. Piping System Udara berpelumas
Piping System yang menyalurkan udara bertekanan yang mengandung oli
Udara yang berasal dari Kompresor mengalami 3 x proses
• Filterisasi : untuk mengurangi kadar uap air
• Regulation : untuk mengatur tekanannya
• Lubrication : untuk memberikan pelumasan/ mencampurnya dgn uap oil
Proses tsb dilakukan dgn melewatkan udara pada FRL ( Filter-Regulator-Lubricator)

Buku Panduan Interior AHASS 47


Udara berpelumas dialirkan untuk memenuhi kebutuhan :
• Impact Wrench di pit kerja
berupa pipa saluran yang terdapat di atas pit
• Pompa Bikelift di pit kerja
berupa pipa saluran yang berada di dalam Gutter
Rangkaian Piping System yang dipergunakan adalah System Rangkaian Terbuka yaitu rangkaian
dimana terdapat ujung akhir saluran dgn arah aliran udara satu arah.

48 Buku Panduan Interior AHASS


5.2 5.2

Diagram Piping System

Secara sederhana Piping System yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram sederhana
berkut :
1. Piping System 1 Baris
Yaitu Piping System untuk pit kerja yg posisinya dalam 1 baris

Skema piping system 1 baris

2. Piping System 2 Baris


Yaitu Piping System untuk pit kerja yg posisinya tersebar lebih dari satu baris

Skema piping system 2 baris

Buku Panduan Interior AHASS 49


5.3 5.3

Detail Piping System

Piping system Piping system

Bentuk ,ukuran dan material yang digunakan dalam Piping System adalah seperti gambar berikut
1. Piping System di Pit Service ( Pit Quick Service / Pit Heavy Repair )

Skema piping system di pit servis

Pemasangan air hose real diatur sedemikian rupa sehingga arah tarikan selang udaranya menuju
bagian belakang pit atau bagian belakang sepeda motor.

50 Buku Panduan Interior AHASS


2. Piping System di Pit Final Inspection
Piping System di Pit Final Check terdiri dari satu pipa vertikal saluran udara kering.yang diberi pen-
yangga
Udara kering tsb berasal dari ujung Piping System Pit Service yang dialirkan melalui pipa yang be-
rada diatas plafon menujun Pit Final Inspection

Piping system

Detil gambarnya adalah sebagai berikut:

Skema piping system di F/I

Buku Panduan Interior AHASS 51


5.4 5.4

Air Filter dan FRL

Air filter

Air Filter adalah komponen yang berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam
udara yang mengalir di pipa.
Dipasang pada bagian awal saluran Piping System Udara Kering

FRL

FRL ( Filter-Regulator-Lubricator )
Komponen yang mempunyai 3 fungsi sekaligus :
• Menyaring / mengurangi kadar uap air dalam udara yang melewatinya
• Mengatur tekanan udara yang melewatinya
• Memberikan pelumasan dengan menambahkan uap oli pada udara yang melewatinya
Pemasangan FRL dilakukan pada bagian awal saluran Piping System Udara berpelumas.
Urutan pemasangan sesuai arah aliran udara adalah Filter-Regulator-Lubricator
Keseluruhan Piping System menggunakan Air Filter dan Filter Regulator Lubricator.
masing-masing 1 unit untuk setiap satu jalur pipa / baris pit.

52 Buku Panduan Interior AHASS


1. Air Filter
1 unit Air Filter akan melayani satu jalur perpipaan untuk Air Duster dan Final Check Pit.
Dipasaran terdapat banyak sekali merek yang digunakan.
Umumnya pemilihan Air Filter yang akan dipasang adalah mempertimbangkan :
• Tekanan Kerja
Tekanan kerja yg digunakan berkisar sekitar 0.7 – 1.0 MPa (tekanan bike lift 0.6 MPa / 6 bar )
• Debit aliran Udara
Debit aliran udara merupakan faktor penentu dalam pemilihan Air Filter, debit ini ditentukan
oleh besar bengkel/jumlah pit
Kapasitas Air Filter harus lebih besar dibanding kebutuhan udara /debit udara kering yang
melewatinya
Besarnya kebutuhan udara /debit udara kering untuk beberapa jumlah pit dapat dilihat pada
tabel di bawah

Contoh :
Untuk bengkel dengan 5 pit kebutuhan udara kering adalah 1060 liter/menit
maka kapasitas Air Filter yang dipergunakan harus >dari 1060 liter/manit

• Ukuran / diameter lubang


Diamter lubang idealnya adalah sesuai dengan diameter pipa yang ada, namun apabila terpaksa
menggunakan Air Filter yang ukuran diameter lubangnya berbeda, apat dikombinasikan dengan
memasang fitting untuk menyesuaikan dengan ukuran pipanya
2. Filter Regulator Lubricator
1 unit FRL akan melayani satu jalur perpipaan untuk BikeLift dan satu jalur perpipaan untuk Im-
pact Wrench
Dipasaran terdapat banyak sekali merek yang digunakan.
Pemilihan FRL yang akan dipasang adalah mempertimbangkan :
• Tekanan Kerja
Tekanan kerja yg digunakan berkisar sekitar 0.7 – 1.0 MPa ( tekanan bike lift 0.6 MPa / 6 bar )

Buku Panduan Interior AHASS 53


• Debit aliran Udara
Debit aliran udara merupakan faktor penentu dalam pemilihan FRL, debit ini ditentukan oleh
besar bengkel / jumlah pit
Kapasitas FRL harus lebih besar dibanding kebutuhan udara /debit udara berpelumas yang
akan melewatinya
Besarnya kebutuhan udara /debit udara berpelumas untuk beberapa jumlah pit dapat dilihat
pada tabel di bawah

Contoh :
Untuk bengkel dengan 5 pit kebutuhan udara berpelumas adalah 2450 liter/menit
sehingga FRL yang dibutuhkan harus mempunyai kapasitas >dari 2450 liter/manit
• Ukuran / diameter lubang
Diamter lubang idealnya adalah sesuai dengan diameter pipa yang ada, namun apabila ter-
paksa menggunakan FRL yang
ukuran diameter lubangnya berbeda dapat dikombinasikan dengan memasang fitting
untuk memperkecil/memperbesar ukuran pipa.

54 Buku Panduan Interior AHASS


Buku Panduan Interior AHASS 55
BAB VI
PAGAR TERALIS

6.1 Pengertian dan Fungsi


6.2 Bentuk dan Ukuran Pagar Pembatas
6.3 Penggunaan Pagar Pembatas
6.1 6.1

Pengertian dan Fungsi

Pada umumnya design/lay out bengkel menempatkan pit service pada posisi menempel di
dinding bangunan ( tembok ), sehingga dinding tembok berfungsi sebagai pembatas bagian depan pit
service dgn area lain.
Namun demikian pada beberrapa kejadian , area yang tersedia di bengkel tidak memungkinkan
untuk menempatkan bagian depan pit pada dinding bangunan.
Pada kondisi seperti itu maka lanagkah yang dilakukan adalah :
1. Memasang Border / garis batas pit di bagian depan atau pada posisi seandainya terdapat dinding.
Material keramik yang digunakan adalah keramik standar untuk border
2. Memasang Pagar Pembatas tepat di atas Border / garis batas pit bagian depan.

Pit service dengan dinding di bagian depan

Pit service tanpa dinding bangunan - menggunakan pagar pembatas

Buku Panduan Interior AHASS 59


6.2 6.2

Bentuk dan Ukuran Pagar Pembatas

Pagar pembatas

60 Buku Panduan Interior AHASS


6.3 6.3

Penggunaan Pagar Pembatas

Sebagai pembatas bagian depan pit untuk menggantikan fungsi dinding bangunan, maka pagar
pembatas digunakan pada kondisi :
1. Jika di bagian depan pit tidak terdapat dinding bangunan
Sehingga Pit tidak bisa menempel pada dinding bangunan

Tampak samping pit tanpa dinding bangunan

Tampak atas pit tanpa dinding bangunan

• Border / garis batas pit depan dipasang pada posisi seperti seandainya terdapat dinding bangu
nan.
Panjang pit dari tepi dalam border depan hingga tepi luar border belakang adalah 300 cm.
• Pagar pembatas dipasang tepat di atas border depan.

Buku Panduan Interior AHASS 61


2. Jika terdapat 2 baris pit yang berhadapan / menempel di bagian depannya

Tampak samping pit yang saling berhadapan

Tampak atas pit yang saling berhadapan

1. Border /garis batas pit depan dipasang pada posisi di tengah nut
Panjang pit dari as border depan hingga tepi luar border belakang adalah 300 cm
2. Pagar pembatas di pasang tepat di atas border / garis pit depan

62 Buku Panduan Interior AHASS


Buku Panduan Interior AHASS 63

Anda mungkin juga menyukai