Anda di halaman 1dari 36

PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN

LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI


Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan pesisir yang
memiliki manfaat sangat besar, antara lain sebagai daerah pemijahan jenis ikan
tertentu (hatchry), daerah asuhan ikan-ikan ekonomis (nursery ground), penyedia
nutrien dan zat hara serta fungsi fisik seperti menjaga daerah pesisir dari abrasi.
Kerusakan–kerusakan yang terjadi di kawasan vegetasi mangrove pada dasarnya
disebabkan oleh ketidakpedulian sebagian masyarakat akan pentingnya ekosistem
mangrove yang merupakan sumberdaya daerah pesisir.
Pada umumnya, sebagian masyarakat yang tidak bertanggungjawab dan
lebih mementingkan keuntungan sesaat tanpa memikirkan kelangsungan
kelestarian alam, dimana masih banyaknya masyarakat yang belum memahami
akan arti pentingnya ekosistem hutan mangrove bagi keseimbangan daerah
pesisir, sehingga dalam pemanfaatannya sering dilaksanakan kurang bijaksana,
Selain itu, terjadi perubahan ekosistem mangrove yang tak terkendali menjadi
areal tambak, maupun memanfaatkan tanaman mangrove secara berlebihan tanpa
melakukan rehabilitasi yang menyebabkan degradasi ekosistem hutan mangrove.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, Lembaga PIP-LH
dan JOB PMTS selaku pihak rekanan, bekerjasama telah melakukan kegiatan
penanaman 50.000 bibit pohon mangrove di daerah pesisir Kabupaten Banggai
tepatnya di Kecamatan Luwuk Timur Desa Uwedikan dan Kecamatan Toili
Desa Tohiti Sari. Kegiatan pemulihan ekosistem diwilayah pesisir Kabupaten
Banggai berupa program revegetasi tanaman mangrove merupakan tahap
yang harus dilakukan oleh JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
dalam rangka menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan khususnya
terhadap pengelolaan sumberdaya lingkungan, dimana kegiatan ini merupakan
implementasi dari perhatian Lembaga PIP-LH yang berorientasi pada masalah
lingkungan hidup serta merupakan perwujudan kepedulian JOB PMTS terhadap
pelestarian ekosistem hutan mangrove sebagai ekosistem kawasan pesisir pantai
yang memiliki nilai ekologis yang sangat penting.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 1


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Program revegetasi tanaman mangrove sangat diperlukan untuk


mengembalikan kelestarian lingkungan pesisir dan mengembalikan habitat flora
dan fauna yang hidup pada ekosistem mangrove. Sementara hutan mangrove
memainkan peran ekologis yang vital dalam mencegah terjadinya abrasi dan
sedimentasi, belum lagi beberapa fungsinya sebagai penjaga keseimbangan
ekosistem kawasan pesisir pantai. Dengan begitu upaya pelestarian hutan
mangrove di daerah Kabupaten Banggai menjadi signifikan dan krusial untuk
dilakukan. Mengingat betapa pentingnya ekosistem mangrove dan hal ini
merupakan suatu langkah ideal untuk mengembalikan dan menjaga kelestarian
ekosistem ini.
Berdasarkan progress pelaksanaannya dilapangan, terdapat berbagai
hal yang telah dicapai terkait pelaksanaan program revegetasi mangrove
di Kabupaten Banggai, hal tersebut tidak lain merupakan perpaduan kerjasama
yang dilakukan oleh pihak JOB-PMTS dan Lembaga PIP-LH dengan keterlibatan
Dinas Kehutanan dan partisipasi aktif masyarakat terhadap upaya konservasi
pelestarian lingkungan hidup yang berdaya fungsi dalam mendukung kehidupan
masyarakat pesisir disekitar kawasan vegetasi mangrove.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan keberhasilan dalam tahap merehabilitasi
kawasan ekosistem mangrove, maka perlu dukungan dan peranserta masyarakat,
dimana masyarakat pesisir khususnya adalah merupakan komunitas terpenting
yang telah menjadi bagian dari ekosistem mangrove baik secara perorangan
maupun per kelompok. Dimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan
mangrove sangat dibutuhkan, demikian upaya-upaya untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove sangat diperlukan,
agar kelestarian ekosistem hutan mangrove dapat terjaga dan terpelihara.
Semoga dengan dilaksanakannya program revegetasi akan terciptanya suatu
lingkungan ekosistem hutan mangrove yang baik, dimana harapannya dalam
kegiatan ini dapat menjadi sarana edukasi dan ekowisata serta menjadi lahan
konservasi dan berdaya fungsi optimal dalam mendukung kehidupan dilingkungan
dan masyarakat pesisir pada umumnya.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 2


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

1.2 Maksud dan Tujuan


Rancangan teknis pelaksanaan program revegetasi mangrove ini
dimaksudkan sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup antara lain
untuk merehabilitasi kawasan ekosistem mangrove dalam tahap pemulihan
lingkungan hidup di wilayah pesisir Kabupaten Banggai. Sementara tujuan
pelaksanaan program kegiatan ini adalah :

1) Merehabilitasi daerah pesisir pantai dengan melakukan penanaman bibit


mangrove dengan melibatkan unsur masyarakat dalam kegiatan penanaman
dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove yang berbasis
konservasi.
2) Melestarikan kawasan hutan mangrove agar fungsi ekologisnya dapat
dioptimalkan
3) Meningkatkan motivasi dan kesadaran umum masyarakat dalam menjaga
dan memanfaatkan mangrove secara bertanggung jawab.
4) Upaya perbaikan ekosistem pesisir pantai dengan melakukan penanaman
bibit mangrove sebanyak 50.000 pohon di wilayah daerah Kabupaten Banggai.
5) Adanya komitmen perusahaan secara terpadu dan berbasis masyarakat
terhadap pelestarian lingkungan hidup sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan.

1.3 Sasaran Kegiatan


1) Terlaksananya program revegetasi tanaman mangrove di wilayah Kabupaten
Banggai tepatnya di Kecamatan Luwuk Timur Desa Uwedikan dan Kecamatan
Toili Desa Tohiti Sari dengan jumlah penanaman 50.000 pohon bibit mangrove
dengan luas areal ± 45,5 Ha.
2) Mengembalikan fungsi sosial ekonomi dan fungsi ekologis hutan mangrove
sehingga menjadikan hutan mangrove sebagai sarana edukasi dan menjadikan
kawasan ekowisata yang memilki daya fungsi optimal dalam mendukung
kehidupan dilingkungan dan masyarakat pesisir pada umumnya.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 3


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB II

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Kawasan hutan mangrove memiliki peranan penting, baik dalam memelihara


produktivitas perairan pesisir maupun didalam menunjang kehidupan penduduk
diwilayah sekitarnya. Kekhawatiran terus menurunnya kondisi hutan mangrove
di daerah pesisir pantai Kabupaten Banggai merupakan fenomena jelas yang akan
mengakibatkan kerusakan kualitas dan kuantitas potensi sumberdaya ekosistem
pesisir dimana hutan mangrove itu berada, sebab kawasan mangrove dapat
menjadi indikator utama dalam mengevaluasi kondisi lingkungan pesisir pantai
dari aktivitas eksploitasi sumberdaya alam.
Dalam rangka mewujudkan komitmen kebijakan lingkungan, JOB Pertamina
Medco E & P Tomori Sulawesi berperan aktif dalam usaha pelestarian lingkungan,
salah satunya yakni dengan melakukan revegetasi mangrove di Kabupaten
Banggai periode tahun 2015 hingga 2016. Revegetasi mangrove bertujuan
mengembalikan fungsi kawasan lindung hutan mangrove yang mana mempunyai
jasa lingkungan yang dapat dihasilkannya, seperti kemampuannya menjadi
tempat pemijahan ikan (hatchry), tempat pengasuhan ikan (nursery ground)
dan menyerap karbon (carbon sick). Selaku pihak pelaksana program, dimana
Lembaga PIP-LH berhasil melakukan penanaman sebanyak 50.000 bibit pohon
mangrove dengan luas areal keseluruhan yaitu ± 45,5 Ha yang terletak di dua
kecamatan pada 3 sebaran titik lokasi dengan melibatkan masyarakat sekitarnya
mulai dari penyiapan areal lokasi, persiapan bibit hingga penanaman.
Program revegetasi mangrove dilaksanakan oleh lembaga PIP-LH merupakan
perpaduan kerjasama JOB-PMTS dengan keterlibatan DISHUT dan partisipasi
aktif masyarakat sekitarnya dalam upaya merehabilitasi vegetasi manggrove
sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup yang diterapkan
pada lansekap ekosistem pesisir pantai, dimana bentuk kegiatan revegetasi
mangrove dilakukan berdasarkan pendekatan lingkungan diharapkan untuk
memberikan keyakinan bahwa secara ekologis bibit mangrove yang ditanam
dapat hidup baik dengan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi serta
memberikan dampak positif terhadap perbaikan kualitas lingkungan. Sementara

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 4


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

pendekatan sosial ekonomi masyarakat bertujuan agar penanaman mangrove


ini didasari sebagai sebuah kebutuhan sehingga mendapat dukungan, bersinergis,
serta selaras dengan program peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan
vegetasi mangrove.
Selain itu, dalam rangka untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut,
maka program revegetasi hutan mangrove sangat diperlukan untuk
mengembalikan kelestarian ekosistem lingkungan pesisir serta dapat
mengembalikan habitat flora dan fauna yang hidup pada ekosistem hutan
mangrove.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 5


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB III

PEMAHAMAN KONDISI WILAYAH

3.1 Uraian
Sebelum rangkaian kegiatan penanaman mangrove dilakukan, maka terlebih
dahulu untuk dapat mengetahui kondisi wilayah sebagai lokasi area penanaman
dan kondisi masyarakat sekitarnya. Kondisi masyarakat yang perlu diketahui
antara lain adalah struktur sosial dan bentuk pemanfaatan serta intensitas
interaksi wilayah pesisir oleh masyarakat. Dari sini kelompok masyarakat yang
akan terlibat dalam kegiatan penanaman baik prioritas maupun bukan prioritas
dapat ditentukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekosistem mangrove dan manfaat
penanaman mangrove bagi mereka. Berdasarkan kondisi dan keadaan umum
ekosistem mangrove di wilayah Desa Uwedikan dan Tohiti Sari sebagai berikut :

Desa Uwedikan
Berdasarkan karakteristik bahwa kawasan ini sebagian besar termasuk
dalam kategori kritis dan dibeberapa tempat dengan kondisi cukup baik. Dengan
makin jarangnya kerapatan tegakan merupakan salah satu petunjuk bahwa
keadaan vegetasi mangrove di suatu kawasan sudah menghawatirkan sehingga
sesungguhnya segera diperlukan langkah-langkah pemulihan agar tidak terjadi
kerusakan lebih lanjut, dimana wilayah Desa Uwedikan merupakan kawasan
mangrove yang sebagian kawasan lahan/daratan telah mengalami konversi lahan
menjadi areal tambak sehingga mengalami degradasi kawasan.

Gambar 1. Kondisi dan status kritis kawasan ekosistem mangrove


Desa Uwedikan.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 6


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Desa Tohiti Sari


Berdasarkan karakteristik sebaran lokasi kawasan vegetasi mangrove
ini cukup jauh dengan pemukiman penduduk sehingga akses masyarakat
tampaknya sangat sedikit. Namum demikian beberapa hal yang mungkin potensial
untuk menjadi penyebab degradasi adalah kemungkinan-kemungkinan yang
berkaitan dengan munculnya konversi lahan daerah pesisir, dimana Desa Tohiti
Sari awalnya merupakan kawasan hutan mangrove dengan kerapatan tegakan
yang luas, namun dalam upaya rehabilitasi karena mengalami perluasan
areal persawahan disekitar lahan kawasan mangrove dengan fenomena erosi
dikawasan lahan hutan/daratan serta kanalisasi yang berhubungan langsung
dengan lahan mangrove sehingga mengalami degradasi kawasan.

Gambar 2. Kondisi dan status kritis kawasan ekosistem mangrove


Desa Tohiti Sari

3.2 Survei Kondisi Sosial Ekonomi


Survei kondisi sosial ekonomi di sekitar lokasi penanaman dilakukan untuk
mengetahui sekaligus memperoleh informasi tentang kepemilikan lahan atau
rencana tata guna lahan dari instansi terkait, kelurahan atau ketua kelompok tani.
Pekerjaan survei ini dilakukan dengan melakukan penegasan apakah lokasi
penanaman yang ada pada sketsa gambar sama dengan lokasi yang direncanakan.
Survei dilakukan dengan cara menemui dan berdiskusi dengan Kepala Desa,
Pegawai Kecamatan, Perangkat Desa dan masyarakat setempat. Selain itu,
pengumpulan informasi penting lainnya seperti kondisi alur/jalan air dan jalan
darat, dimana hal ini untuk mempermudah jalannya penanaman mangrove
(Gambar 3a, 3b dan 3c).

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 7


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Gambar 3a. Sketsa I blok/lokasi penanaman mangrove (Desa Uwedikan)

Gambar 3b. Sketsa II blok/lokasi penanaman mangrove (Desa Uwedikan)

Gambar 3c. Sketsa III blok/lokasi penanaman mangrove (Desa Tohiti Sari)

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 8


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

3.3 Koordinasi dan Sosialiasi


Tahapan yang dilakukan yaitu dengan melakukan survei lapangan yang
dilakukan selama beberapa kali untuk mengetahui gambaran tentang aktivitas
masyarakat setempat. Selanjutnya, tim melakukan koordinasi kepada masing-
masing Kepala Desa setempat terkait dengan lokasi penanaman dan rencana
kegiatan sosialisasi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendekatan baik
secara formal melalui pertemuan Desa dan secara informal melalui diskusi
langsung dengan kelompok masyarakat sekitar terkait program revegetasi
mangrove yang akan dilaksanakan.
Kegiatan sosialisasi revegetasi mangrove mengikutsertakan masyarakat,
karang taruna dan perangkat desa setempat. Keikutsertaan mereka memberikan
dampak positif secara langsung sehingga bisa terus menerus terlibat dalam
pemeliharaan mangrove secara berkelanjutan. Hasil pertemuan tersebut mengenai
metode/tata cara penanaman, menentukan lokasi penanaman dan penyediaan
bibit tanam yang sesuai. Selain itu, dengan melibatkan kelompok masyarakat
sebagai pekerja dalam pelaksanaan penanaman sehingga masyarakat sekitar dapat
diberdayakan. Sebagai bentuk tanggung jawab bersama bahwa beberapa hal
yang dilakukan dalam membangun kesadaran masyarakat antara lain dengan
malakukan diskusi bersama masyarakat untuk memahami kondisi kawasan
mangrove saat ini disekitar wilayah desa setempat dan mengidentifikasikan serta
menyadari bersama dampak hilang rusaknya ekosistem mangrove dengan
menyepakati bersama solusi mengatasi masalah akibat rusaknya ekosistem
mangrove dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan bersama untuk
merevegetasi ekosistem mangrove diwilayah desa sekitar sebagai bentuk upaya
perbaikan kualitas ekosistem lingkungan.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 9


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB IV

RANCANGAN TEKNIS KEGIATAN

4.1 Uraian
Rancangan teknis program revegetasi ini dimaksudkan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ekosistem dalam upaya pemulihan area kawasan
hutan mangrove di Kabupaten Banggai. Sementara tahapan pelaksanaan kegiatan
revegetasi tanaman mangrove meliputi persiapan lokasi penanaman, persiapan
bibit dan implementasi aktivitas penanaman.

4.2 Persiapan Lapangan


1) Penyiapan Kelembagaan
Keterlibatan masyarakat sekitar lokasi penanaman dalam pelaksanaan
program kegiatan revegetasi mangrove diarahkan untuk membentuk sebuah
kelompok dengan didampingi oleh tim teknis pendamping lapangan. Kelompok
masyarakat diarahkan untuk mampu melaksanakan penanaman sesuai blok
lokasi penanaman yang telah ditentukan. Selain itu, untuk menanamkan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekosistem mangrove di wilayah
pesisir, masyarakat diikutsertakan dalam agenda sosialisasi penyuluhan
dengan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan untuk memberikan nilai
pemahaman akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kelompok masyarakat
pesisir pada umumnya.

2) Penyiapan Areal Tanaman


Setelah areal lokasi penanaman ditetapkan sesuai dengan rancangan peta
kegiatan revegetasi, maka pelaksanaan dimulai dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pemancangan tanda batas dan pengukuran lapangan untuk menentukan luas
serta letak yang direncanakan untuk memudahkan perhitungan kebutuhan
bibit.
b. Pembuatan jalur tanaman dimulai dengan penentuan arah larikan tanaman
melintang terhadap pasang surut.
c. Pembersihan jalur tanam dari sampah, ranting pohon, dan potongan kayu
serta tumbuhan liar.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 10


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

d. Ajir tanaman dipasang tegak lurus dan kuat pada calon lokasi penanaman.
Jarak antar ajir sesuai dengan jarak tanam yang sesuai dengan kondisi
lapangan (50.000 batang/ha dengan bibit penyulaman sebesar 10%).
e. Pembuatan gubuk kerja dan briedging/jembatan titian yang disesuaikan
dengan rancangan kegiatan.
f. Pembuatan papan pengenal program kegiatan revegetasi mangrove yang
memuat keterangan letak lokasi, luas areal penanaman, jumlah kebutuhan
bibit (penanaman dan penyulaman), jarak tanaman dan jenis tanaman.

4.3 Ikhtisar Pekerjaan


1) Identifikasi Lokasi Penanaman
a. Sosial Masyarakat
Setelah menentukan area kawasan sebagai lokasi pelaksanaan program
revegetasi, maka perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat beserta
pemerintah Desa setempat. Pendekatan tersebut dilakukan secara formal melalui
pertemuan Desa dan kelompok masyarakat melalui diskusi dengan masyarakat
dalam agenda sosialisasi.
b. Lingkungan/lokasi program
Penentuan lokasi kegiatan revegetasi tanaman mangrove terletak di wilayah
Kabupaten Banggai yang dilakukan di 3 lokasi yaitu : Desa Uwedikan Kecamatan
Luwuk Timur terdapat 2 titik lokasi dan Desa Tohiti Sari Kecamatan Toili dimana
terdapat 1 titik lokasi.
2) Pembagian Petak dan Kebutuhan Bibit
Luas blok penanaman keseluruhan adalah ± 45,5 ha yang terbagi dalam
3 blok lokasi dengan jarak tanam 3 x 3 meter, maka jumlah bibit yang diperlukan
sebanyak 50.000 batang dengan bibit penyulaman sebanyak 10%. Berdasarkan
hasil inventarisasi dengan memperhatikan usulan Dinas Kehutanan Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah dengan perincian kebutuhan bibit untuk
setiap petak penanaman tersaji pada (Tabel 1) sesuai pada sketsa gambar lokasi
penanaman yang telah ditetapkan dalam peta rancangan kegiatan revegetasi
tanaman mangrove.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 11


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Tabel 1. Jumlah petak dan kebutuhan bibit untuk setiap lokasi penanaman.
Kebutuhan Penanaman
Kebutuhan
Petak/ Desa/ Luas Jenis Bibit
Bibit jumlah
lokasi Kecamatan Areal Tanaman Ajir sulaman
tanam bibit
10%

Uwedikan Bakau/
16
Lokasi I (Luwuk Rhizophora 17.600 17.600 1.760 19.360
Ha
Timur) sp.

Uwedikan Bakau/
19,5
Lokasi II (Luwuk Rhizophora 21,450 21,450 2.145 23,595
Ha
Timur) sp.
Bakau/
Tohiti Sari 10
Lokasi III Rhizophora 11.000 11.000 1.100 12.100
(Toili) Ha
sp.

3) Persiapan Bibit
a. Kesesuaian Jenis Tanaman
Setiap jenis tumbuhan manggrove termasuk jenis bakau yang memiliki
kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap kondisi lingkungan. Adapun
syarat dan kesesuaian jenis tanaman berdasarkan karakteristik dan kondisi
fisik lapangan di 3 area lokasi penanaman sebagaimana tercantum dalam (Tabel 2)
berikut :

Tabel 2. Kesesuaian jenis tanaman mangrove dengan faktor lingkungannya.


Syarat dan Kesesuaian Jenis Tanaman

Jenis Tanaman Bakau/ Rhizophora sp

- Toleransi terhadap lumpur/berlumpur sedang hingga dalam


Kondisi
- Toleransi terhadap kekuatan ombak dan angin
Tanah
- Cenderung bertoleransi terhadap kandungan pasir

- Sepanjang pematang tambak, pinggir sungai dan pantai berlumpur


Lokasi
- Terlindung dari gelombang besar/pasang surut yang kuat.

- Merupakan daerah tergenang air/daerah pasang surut secara


berkala baik setiap hari maupun hanya tergenang pada saat pasang
Suplai air
purnama
- Pasang surut nyata

Salinitas Sedang/perairan payau


- Terdapat ikan glodok atau tembakul
Indikator
- Lokasi bebas dari hewan ternak

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 12


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

b. Mekanisme Pengadaan Bibit


Pengadaan bibit oleh tim PIP-LH berasal dari tempat terdekat dari lokasi
penanaman yaitu melalui hasil pembibitan kelompok masyarakat Desa (Nursery)
Desa Uwedikan dan Desa Tohiti Sari dengan kondisi bibit mangrove disesuaikan
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan yakni dengan ukuran tinggi bibit
± 1 meter dengan jenis Rhizophora sp.
c. Spesifikasi Bibit
Berdasarkan jenis tanaman dipilih yang dianggap cocok dan sesuai dengan
kondisi fisik lapangan serta ketersediaan bibit oleh masyarakat sebagai berikut :
− Distribusi bibit kelokasi tanam disesuaikan menurut tingkat ketinggian
air/zonasi dan ketahanan terhadap pasang surut yakni jenis Rhizophora sp.
− Kualitas bibit tanam adalah bibit normal dan sehat sesuai dengan kenampakan
fisiologis yang baik ditandai dengan tinggi berkisar 55 cm atau ± 1 meter, media
kompak dengan jumlah helai daun berkisar 4-6 helai.
− Kondisi bibit merupakan hasil pembibitan selama (berumur ± 4-5 bulan).

Gambar 4. Spesifikasi bibit mangrove siap ditanam

4) Kebutuhan Tenaga Kerja


Dalam pelaksanaan kegiatan revegetasi, masyarakat yang berada dan tinggal
disekitar kawasan ekosistem mangrove dilibatkan sebagai tenaga pelaksana
dilapangan. Sementara tenaga kerja dibutuhkan berdasarkan luas petak lokasi
yang disesuaikan dengan jadwal waktu pelaksanaan dan setiap lokasi penanaman
dipimpin oleh seorang koordinator masyarakat yang didampingi oleh tim teknis
pendamping lapangan.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 13


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

4.4 Persiapan Penanaman


1) Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi merupakan aktivitas kegiatan membersihkan lahan
yang akan ditanami mangrove dari berbagai hal yang dianggap dapat menghambat
aktivitas penanaman maupun dapat mengganggu pertumbuhan manggrove setelah
ditanam. Pembersihan lokasi dilakukan bukan hanya karena kerusakan dan
ketidaksesuaian lahan untuk ditanam, tetapi untuk menyingkirkan tanaman perdu
dan tanaman lainnya yang dianggap dapat mengganggu serta membersihkan dari
berbagai sampah organik, plastik, kaleng, beling (pecahan kaca) dll, yang terdapat
disebaran 3 titik kawasan areal yang akan ditanami mangrove. Tujuan dari
pembersihan lokasi penanaman adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup
tanaman manggrove itu sendiri setelah ditanam.

Gambar 5. Pembersihan lahan lokasi penanaman

2) Pembuatan Tanaman
Pelaksanaan penanaman dilakukan pada musim ombak tenang/surut
terendah dan dimulai dari yang terdekat darat agar terhindar dari gelombang
ombak. Cara melakukan penanaman bibit mangrove dilakukan dengan sistem
penanaman murni atau dengan sistem banjar harian (Gambar 6).

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 14


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Gambar 6. Penanaman dengan sistem murni atau banjar harian

4.5 Pemeliharaan Tanaman


1) Penyiangan
Penyiangan dimaksudkan untuk membebaskan tanaman pokok mangrove
dari tanaman pengganggu. Pada areal genangan atau daerah pasang surut
umumnya tidak perlu dilaksanakan penyiangan, akan tetapi pada areal yang kering
perlu dilakukan penyiangan sampai tanaman berumur 2 tahun
2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati dan
diusahakan dengan menggunakan bibit sejenis. Penyulaman dilakukan dengan
cara penanaman dan penyulaman dilakukan apabila persentase tumbuhnya
dibawah 90%. Pelaksanaan penyulaman dilakukan dengan bibit yang berumur
sama dengan tanaman yang mati agar umur tegakan tetap dalam posisi tanam
yang seragam.
3) Pengendalian Hama/gulma
Hama tanaman yang sering ditemui dan menyerang pada tanaman mangrove
(jenis Rhizophora spp), baik di persemaian maupun setelah ditanam adalah ketam
(Crustacea sp) dan ulat daun dan batang, serta gulma (biasanya lumut). Maka
pengendalian tersebut diarahkan untuk melakukan pemantauan dan monitoring
tanaman yang merupakan pekerjaan penyempurnaan dari tahap diatas yang mana
diharapkan bibit mangrove dapat bertahan hidup maksimal.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 15


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

4.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan revegetasi tanaman mangrove dalam
periode 1 tahun dengan perincian kegiatan penanaman disajikan pada tabel 3
berikut :

Tabel 3. Time Schedule Kegiatan Program Revegetasi Mangrove

Pelaksanaan Periode Bulan


Kegiatan Aprl Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des Jan Feb Mar
Pengukuran dan
pembuatan
rancangan peta
Sosialisasi dan
penyuluhan
Pengadaan bibit
dan tiang ajir
Transport bibit
di 3 lokasi
Distribusi bibit
kelokasi tanam
Pembuatan gubuk
kerja

Pembersihan lokasi
dan pembuatan
arah larikan

Pemancangan
tiang Ajir

Pembuatan papan
nama kegiatan

Pembuatan
briedging/jembatan
titian

Penanaman

Penyulaman
Pembuatan rumah
kerja
Pengendalian hama
penyakit
Pemeliharaan dan
pengontrolan hasil
penanaman

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 16


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

4.7 Organisasi Pelaksana


Pelaksana kegiatan revegetasi mangrove adalah Lembaga Pusat Informasi
dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai (PIP-LH). Untuk
mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan dilapangan, maka dilibatkan
kelompok masyarakat. Dimana partisipasi dan keterlibatan mereka kami
prioritaskan sebagai penggerak bagi keberlangsungan program serta merupakan
strategi pendekatan terhadap masyarakat sekitar. Adapun struktur kerja
pelaksanaan program revegetasi mangrove digambarkan dalam diagram berikut :

Direktur Lembaga
Muh. Ikhsan Suling, SE

Koordinator Lapangan
Wawan Abd. Rahman, S.Ip

Staf Fungsional

Pendamping Lapangan Pendamping Lapangan

Zainudin Kaslan, S.Pi Ahmad Rizal, S.Ip

Pendamping Lapangan Pendamping Lapangan

Onasis Mointi, SH Subhan

Koordinator Masyarakat Koordinator Masyarakat

Yunus Cipto Ribut

Kelompok Masyarakat Kelompok Masyarakat


Desa Uwedikan Desa Tohiti Sari

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 17


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Penanggung Jawab
Dalam rangka melaksanakan kegiatan teknis dilapangan, Direktur Lembaga
dibantu oleh tim teknis pendamping yang telah dibentuk sehingga diharapkan
dapat berkoordinasi dan mengefektifkan ruang lingkup pekerjaan dilapangan.
Selain itu Direktur Lembaga dapat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
yang meliputi perencanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan.

Koordinator Lapangan
Dalam melaksanakan kegiatan revegetasi mangrove, koordinator lapangan
mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap Direktur Lembaga dalam
penyampaian informasi tentang proses pelaksanaan program kegiatan dilapangan
serta melakukan koordinasi dalam mendukung dan membantu melakukan
perencanaan, monitoring dan evaluasi serta mengarahkan tim teknis lapangan
sehingga pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan time schedule.

Staf Fungsional
Bidang ini merupakan kelompok yang mempunyai tugas yang terjun
langsung dalam operasional dilapangan yang terbagi atas :
− Pendamping Lapangan
Tim teknis lapangan bertugas melakukan pendampingan dalam pelaksanaan
teknis kegiatan. Selain itu, dengan melakukan pendekatan lingkungan dan sosial
ekonomi masyarakat sekitar sehingga mendapat dukungan, bersinergis serta
selaras dalam pelaksanaan program kegiatan dilapangan serta berdampak positif
terhadap perbaikan kualitas ekosistem mangrove.
− Koordinator Masyarakat
Koordinator masyarakat dipilih berdasarkan peranannya dilingkungan
masyarakat untuk pemenuhan kelompok-kelompok pekerja meliputi kelompok
pengangkut bibit, pemasangan ajir dan penanaman, dimana hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah kegiatan dilapangan.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 18


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB V

PENANAMAN MANGROVE

5.1 Uraian
Sebelum melakukan penanaman, dimana harus diperhatikan beberapa faktor
fisik penunjang keberhasilan penanaman yakni keadaan pasang surut, kesesuaian
jenis tanaman dengan lingkungan. Selain itu, faktor pelibatan masyarakat
termasuk perempuan dan anak-anak/remaja, dalam kegiatan ini juga menentukan
keberhasilan penanaman karena dengan keterlibatan tersebut akan menimbulkan
rasa memiliki dan keinginan untuk menjaga dan memelihara tanaman. Waktu
penanaman ini juga perlu didiskusikan dan disepakati bersama dengan
masyarakat setempat karena merekalah yang lebih menguasai kondisi setempat.
Penanaman dilakukan pada saat air laut surut agar memudahkan penanaman
dan jarak antar tanaman dapat segera diketahui keseragamannya. Untuk
mengetahui kondisi pasang surut air laut ini, beberapa hari sebelum penanaman
perlu diamati waktu dan lama pasang dan surut. Informasi dari masyarakat
tentang kondisi ini akan sangat bermanfaat.

5.2 Implementasi Aktivitas


1) Penentuan Jarak Tanam
Pola tanam yang tepat, baik jenis bibit, waktu tanam, maupun jarak tanam
akan mempengaruhi tingkat keberhasilan tanaman manggrove. Penentuan
jarak tanam yang diterapkan berkaitan erat dengan jumlah bibit tanam pada
setiap hektarnya. Pada setiap lokasi penanaman jarak tanam yang dilakukan
adalah 3 x 3 meter dengan ketentuan jumlah kebutuhan bibit tiap lokasi.
Dengan memperhatikan sifat tanaman manggrove yakni intoleran, maka tidak
dilakukan penanaman bibit manggrove saling berdampingan karena akan
mengakibatkan persaingan dalam memperoleh sinar matahari.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 19


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

X Y : Jarak tanam

Gambar 7. Pola penanaman bibit mangrove

2) Tali Pengukur Jarak Tanam


Jarak antar tanaman yang diinginkan agar seragam maka diperlukan tali
tambang atau rafia, dimana kedua ujung tali diikat dengan sepotong kayu dengan
jarak tanam yang diingikinkan. Sementara pembuatan patok arah larikan pada
lokasi penanaman dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penanaman. Pembuatan arah larikan juga untuk memberikan ruang yang cukup
agar bibit manggrove yang ditanam dapat memperoleh cahaya matahari dengan
intensitas yang cukup.

Lahan yang digunakan untuk menanam mangrove harus bersih dari rumput
liar. Sebelum mangrove ditanam dibuat terlebih dahulu jalur tanam. Jalur tanam
dapat dibuat dengan menggunakan tali rafia dengan dibuat simpul-simpul. Pada
setiap simpul dipasang ajir-ajir dengan menggunakan patok dari bambu yang
panjangnya ± 1 meter.

Gambar 8. Pembuatan arah larikan untuk penentuan jarak penanaman

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 20


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

3) Tiang Ajir
Pemancangan ajir diperlukan sebagai tiang penyangga/penahan bibit
manggrove, hal tersebut dimaksudkan agar bibit manggrove yang baru ditanam
dapat berdiri tegak dan tidak mudah hanyut dan rusak ketika terkena aliran
pasang surut air laut. Setelah itu, penyiapan dan pemancangan tiang ajir dilakukan
sebelum bibit-bibit manggrove akan ditanam. Selanjutnya, tugal dibuat untuk
membuat lubang tanaman dan dibutuhkan sewaktu menanam.
Ajir ditancapkan ke lahan dengan tegak sedalam ± 50 cm. Pemasangan ajir
ini bertujuan untuk : (1) mempermudah mengetahui tempat bibit akan ditanam;
(2) tanda adanya tanaman baru; (3) menyeragamkan jarak dan; (4) membuat bibit
mangrove yang ditanam dalam keadaan tegak dan tidak mudah rebah bila sedang
terjadi air pasang.

Gambar 9. Pemancangan ajir sebagai tiang penyangga bibit mangrove

4) Jembatan Titian/Briedging dan Gubuk Kerja


Untuk mempermudah pekerjaan, baik pada saat persiapan lahan, penanaman
maupun perawatan pada lahan dibuat jalan atau jembatan yang mengitari lahan
selebar satu meter. Umumnya pembuatan jembatan titian/briedging penting
dilakukan untuk memudahkan menjangkau jarak tanam pada proses penanaman
dan pengontrolan hasil penanaman, selain itu gubuk kerja difungsikan untuk
memonitoring pelaksanaan penanaman serta untuk pengawasan pemeliharaan.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 21


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Gambar 10. Briedging dan gubuk kerja sebagai prasarana penunjang pada proses
pelaksanaan penanaman.

5.3 Pembagian Kelompok Kerja


Dalam pelaksanaan penanaman, jumlah orang yang ikut dilibatkan dalam
proses penanaman harus disesuaikan dengan kebutuhan penanaman tiap lokasi.
Pelibatan dan penentuan jumlah orang anggota yang akan ikut menanam ini akan
lebih baik mudah dikoordinir dan sebaiknya untuk dapat dipilih langsung oleh
tokoh atau koordinator masyarakat setempat.
Setelah kelompok menanam terbagi, selanjutnya dijelaskan mengenai teknis
penanaman. Setelah itu, setiap kelompok menanam dibagikan peralatan
penanaman dan menuju kelokasi dengan membawa bibit siap tanam. Untuk
mekanisme keterlibatan warga sebagai pekerja kami menggunakan sistem shift
dimana mereka secara bergantian dapat membagi aktivitas sehingga setiap orang
dapat terlibat secara aktif dan mendapatkan insentif berupa upah dan pemahaman
tentang revegetasi mangrove.

5.4 Distribusi Bibit Kelokasi Penanaman


Bibit diambil dari persemaian oleh kelompok Nursery disekitar lokasi
penanaman dan diangkut dengan menggunakan armada truk menuju ke sekitar
lokasi penanaman. Selanjutnya, bibit mangrove disimpan, diletakkan dan diatur
sedemikian rupa sehingga bisa tersusun secara rapi, di lokasi yang terlindung
dari sinar matahari secara langsung, selama satu hari. Kemudian, bibit mangrove
mulai didistribusikan ke lokasi penanaman pada keesokan harinya.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 22


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Persiapan alat dan bahan untuk kegiatan penanaman antara lain wadah
pengangkut bibit, tali tambang, tali rafia dan parang. Selain itu, pemilihan
alat angkut bibit untuk didistribusikan kelokasi tanam sangat tergantung pada
tingkat kemudahan lokasi penanaman. Untuk menghindarkan guncangan yang
berlebihan selama pengangkutan, bibit sebaiknya diatur terlebih dahulu sehingga
tahan terhadap guncangan. Beberapa cara mengangkut bibit seperti terlihat
pada gambar berikut:

Gambar 11. Pengangkutan bibit dari persemaian kelokasi penanaman

5.5 Pelaksanaan Penanaman


Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuat lubang tanam
disesuaikan dengan ukuran yang dibutuhkan oleh bibit. Kegiatan penanaman
dilakukan pada bulan November hingga Desember 2015 di 2 Kecamatan/Desa
dengan sebaran 3 titik lokasi penanaman dengan jumlah bibit tanam yaitu 50.000
pohon bibit mangrove.
Penanaman ini melibatkan warga sekitar yang telah dibentuk oleh
pendamping teknis lapangan menjadi kelompok kerja penanaman, hal tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta menimbulkan kesadaran
masyarakat, dimana harapannya melalui kegiatan ini dapat membantu upaya
merehabilitasi kawasan ekosistem demi perbaikan kualitas lingkungan hidup.
Bibit tanam yang digunakan adalah dengan menggunakan bibit hasil persemaian
oleh kelompok Nursery disekitar lokasi penanaman.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 23


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Gambar 12. Aktivitas kegiatan penanaman mangrove

Setelahnya tiba dilokasi penanaman, kelompok penanam segera disebar dan


diarahkan oleh pendamping teknis lapangan. Adapun teknik penanaman yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
− Jarak tanam bibit disesuaikan dengan kondisi lapangan yakni 3 m x 3 m
dengan jumlah keseluruhan bibit sebanyak 50.000 batang/45,5 ha.
− Di dekat tiang ajir dibuat lubang tanam sebesar kantong plastik/polibag bibit.
− Bibit dalam polibag disobek dengan hati-hati agar supaya tanahnya tetap
kompak sehingga perakarannya tidak rusak.

Untuk menghindari tumbangnya bibit karena tekanan arus pasang dan


atau pengaruh ombak/gelombang, tiap bibit mangrove diikat pada ajir yang
dipatok didekat mangrove. Ajir ini sengaja diletakkan di samping setiap bibit yang
ditanam mengingat tiap bibit yang akan ditanam belum terlalu kuat untuk
menopang dirinya dan atau untuk tetap berdiri karena belum mempunyai akar
yang kuat.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 24


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Bibit ditanam dekat ajir dan apabila tanahnya sangat lunak atau mudah
hanyut sebaiknya diikatkan dengan tali rafia pada tiang ajir agar bibit tidak roboh.
Sementara cara penanaman bibit manggrove dilakukan dengan 2 cara yaitu pola
tanam bibit yang diikatkan pada ajir dan pola tanam tanpa diikat pada ajir
(Gambar 13).

A. Pola tanam tanpa diikat

B. Pola tanam diikat

Gambar 13. Pola sistem penanaman bibit mangrove

Upaya penanaman dilakukan dengan sangat hati-hati. Bibit yang telah


tumbuh di areal pembibitan dibawa ke areal penanaman. Setelah sampai pada
daerah dekat tempat penanaman, polibagnya disobek kemudian dilakukan
penggalian lubang pada areal penanaman dan dimasukkan bibit beserta
tanah/lumpur kedalam lubang penanaman mangrove. Untuk menghindari
tumbangnya bibit karena tekanan arus pasang dan atau pengaruh
ombak/gelombang, tiap bibit mangrove diikat pada ajir yang dipatok didekat
mangrove. Ajir ini sengaja diletakkan di samping setiap bibit yang ditanam
mengingat tiap bibit yang akan ditanam belum terlalu kuat untuk menopang
dirinya dan atau untuk tetap berdiri karena belum mempunyai akar yang kuat.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 25


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB VI

PEMELIHARAAN DAN MONITORING

6.1 Uraian
Pemeliharaan dan monitoring merupakan pekerjaan penyempurnaan setelah
melakukan tahap proses penanaman, hal itu dikarenakan pekerjaan pemeliharaan
dan penjagaan bibit mangrove yang telah ditanam dihapkan akan memiliki
kelulushidupan yang maksimal sehingga dalam merehabilitasi vegetasi mangrove
dapat berhasil dengan baik.
Pekerjaan pemeliharaan dan monitoring ini dilakukan setelah tahap
penanaman dilaksanakan yaitu pada periode bulan November sampai Desember
2015. Oleh sebab itu, keberhasilan kegiatan penanaman sangat ditentukan oleh
kegiatan pemeliharaan tanaman. Dilain pihak, keberhasilan kegiatan pemeliharaan
ditentukan oleh berhasil/tidaknya dalam menimbulkan kesadaran masyarakat
untuk terlibat dan melakukannya secara mandiri.

6.2 Pemeliharaan Tanaman


1) Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila kelulushidupan bibit-bibit mangrove yang
telah ditanam terus menerus mengalami penurunan. Penyiangan dilakukan
dengan penyulaman yaitu mengganti bibit mangrove yang telah mati bahkan
hilang terhanyut arus pasang surut, selanjutnya diganti dengan bibit mangrove
yang baru. Selain itu, juga dilakukan penebasan terhadap tumbuhan liar yang
tumbuh disekitar mangrove untuk mengurangi persaingan sehingga bibit-bibit
mangrove yang telah ditanam bisa tumbuh dengan baik.
Pada minggu pertama sampai dengan minggu keempat (jangka waktu satu
bulan) setelah penanaman, belum dilakukan penyiangan karena kelulushidupan
bibit mangrove masih tinggi pada tiap blok/lokasi penanaman. Dimana dalam
jangka waktu satu bulan (Januari 2016), hal yang dilakukan adalah penebasan
terhadap tumbuhan liar, pembenahan ajir, perhitungan kelulushidupan dan
pembersihan sampah plastik.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 26


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

A) Penebasan tumbuhan liar B) Pembenahan ajir

Gambar 14. Pemeliharaan areal penanaman

2) Pengendalian Hama dan Penyakit


Penanggulangan gangguan hama terhadap bibit mangrove dilakukan dengan
penyemprotan secara periodik. Namun demikian, selama jangka waktu satu bulan,
penanganan gangguan hama belum dilakukan karena bibit mangrove belum
mengalami kerusakan akibat hama, dimana kerusakan terjadi adalah akibat suhu
tinggi sehingga mengalami kekeringan pada permukaan substrat tanam dengan
identifikasi kerusakan bibit tanaman yaitu pada helai daun, batang dan akar.
Selain itu, terdapat bibit yang hilang akibat arus pasang surut.
Disetiap lokasi penanaman, bibit mangrove tampak layu karena kondisi
bibit yang kurang baik pada saat penanaman, penyebab lainnya adalah suhu
tinggi. Kondisi bibit mangrove yang didokumentasikan pada periode bulan
Februari 2016 dengan persentase bibit layu mencapai ±20%, dimana secara
keseluruhan disebabkan oleh gagalnya pola adaptasi, kondisi bibit yang kurang
baik dan suhu dilokasi penanaman yang sangat tinggi yaitu Lokasi II Desa
Uwedikan dan Lokasi III Desa Tohiti Sari. Berbeda pada Lokasi I Desa Uwedikan
dengan frekuensi penggenangan air yang optimal, bibit mangove dapat dengan
mudah bertoleransi terhadap fluktuasi suhu yang meningkat sehingga bibit yang
ditanam masih dapat tumbuh dengan baik.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 27


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

3) Pengendalian Terhadap Kerusakan Lainnya


Selama masa pasca penanaman dilakukan, sering terjadi kerusakan yang
diakibatkan oleh tanah lunak dan arus air keras pengaruh pasang surut yang
berakibat pada robohnya bibit tanam sehingga hanyut, maka dilakukan dengan
menancapkan kembali ajir yang roboh dan mengikatnya dengan tali rafia ke bibit
tanaman yang telah roboh dan dilakukan penyulaman jika terdapat bibit tanam
yang telah hilang. Dilokasi penanaman, bibit mangrove sekitar 20% layu karena
adanya sampah dan kondisi bibit yang kurang baik pada saat penanaman, selain
itu diakibatkan oleh suhu tinggi yang berfluktuasi.
Sampah plastik yang ditemukan dilokasi penanaman (disela-sela akar)
sehingga menghalangi atau mengganggu jalannya pernafasan bibit tanam
mangrove. Penanggulangan sampah plastik dilakukan dengan cara mengambilnya
dan kemudian dimasukkan kedalam tempat pembuangan. Kegiatan pengambilan
dan pengumpulan sampah plastik dan ranting akar pohon dilakukan hingga
ke hulu. Setelah dikumpulkan, sampah dikeringkan dan dibakar disekitar lokasi
penanaman.

Gambar 15. Pembakaran sampah dan ranting akar pohon

6.3 Monitoring Pertumbuhan Tanaman


Kegiatan monitoring pemeliharaan mangrove meliputi pengukuran
parameter lingkungan dan perhitungan tingkat kelangsungan hidup bibit tanam
mangrove. Pemantauan hasil penanaman dilakukan untuk mengetahui apakah
tanaman mangrove yang telah ditanam masih hidup, kondisi baik, buruk atau

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 28


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

sudah mati. Monitoring kondisi bibit tanaman ini dipakai sebagai indikator
keberhasilan tingkat tumbuh penanaman mangrove. Pengukuran dilakukan dalam
rentan waktu satu bulan sekali setelah masa pasca penanaman dilakukan.
Kegiatan penanaman mangrove dikatakan berhasil bila mangrove tumbuh
subur dan menunjukkan daun-daun yang tampak hijau segar dan oleh adanya
pertumbuhan pucuk daun baru. Sebaliknya, kematian mangrove ditunjukkan oleh
daun dan batang yang mengering, atau menguning, sebagian layu, dan tidak
menunjukkan adanya pertumbuhan pucuk baru.
Berdasarlan hasil monitoring pertama pada bulan Desember 2015 setelah
penanaman, dimana persentase hidup tanaman sekitar 90%, namun untuk
memaksimalkan tingkat tumbuh tanaman yang optimal, maka perlu dilakukan
penyulaman dengan tanaman baru terhadap bibit hilang akibat terbawa arus air
pasang surut, dan dilakukan monitoring pemeliharaan terhadap bibit yang
tampak layu hingga dalam kondisi baik sehingga tidak mempengaruhi
kelangsungan hidupan bibit tanaman mangrove.

Gambar 16. Monitoring tumbuh tanaman

6.4 Penyulaman
Proses penyulaman adalah sebuah usaha untuk mengganti bibit mangrove
yang ditemukan layu atau mati bahkan hilang pada titik lokasi penanaman, untuk
kemudian diganti dengan bibit tanaman yang baru demi menjaga kelulushidupan
bibit mangrove agar bisa terus menerus hidup secara maksimal.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 29


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

1) Pekerjaan Penyulaman
Tahap penyulaman mulai dilakukan pada bulan Desember 2015 setelah
proses penanaman selesai dilaksanakan. Penyulaman itu sendiri dilakukan setelah
dilakukan survei pada setiap blok lokasi penanaman, dimana terdapat beberapa
bibit mangrove yang telah ditanam rusak akibat kualitas dan kondisi bibit yang
kurang baik serta terdapat bibit yang hilang dari lubang tanamnya sehingganya
dilakukan penyulaman.
Tahap penyulaman ini juga sebagai usaha untuk memperbesar
kelulushidupan bibit mangrove, hal ini sesuai hasil persentase tingkat tumbuh
tanaman pada periode bulan Januari 2016 dimana kondisi bibit mangrove
dalam kondisi baik dengan rata-rata kelulushidupan adalah ± 90%. Seperti
yang diketahui, bahwa bibit yang berasal dari lokasi terdekat dengan lokasi
penanaman akan memiliki kelulushidupan yang lebih tinggi karena berasal
dari titik lokasi yang memiliki substrat dan kondisi lingkungan yang sama.
Tahap penyulaman berikutnya dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016.
Secara umum dibeberapa titik lokasi penanaman dalam kondisi bibit yang
kurang baik dengan persentase tingkat tumbuh tanaman dibawah < 90%, selain
itu tampak bibit tanaman yang layu mencapai ±20%, dan merupakan indikator
kematian bibit tanaman. Terindikasi secara keseluruhan bahwa hal tersebut
disebabkan oleh gagalnya pola adaptasi, kondisi bibit yang kurang baik dengan
suhu dilokasi penanaman yang sangat tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, pada pekerjaan berikutnya agar pemilihan bibit
tanam diharapkan bisa mengatasi permasalahan terhadap kesulitan pada
pola adaptasi bibit mangrove, karena umur bibit yang masih muda maka pola
adaptasi terhadap lingkungannya akan lebih mudah. Selain itu, pemilihan bibit
dalam tahap penyulaman ini sebaiknya berasal dari lokasi yang dekat dengan
daerah penanaman sehingga akan didapatkan kelulushidupan yang tinggi.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 30


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Gambar 17. Penyulaman tanaman yang mati dengan bibit sejenis

2) Pemeliharaan dan Monitoring Lanjutan


Sebelum dilakukan pekerjaan penyulaman, pekerjaan pemeliharaan dan
monitoring tetap dilakukan untuk memeonitoring perkembangan bibit-bibit
mangrove yang telah ditanam. Pekerjaan dilakukan setiap minggu dalam bulan
berjalan setelah penanaman dengan cara mendokumentasikan pertumbuhan
bibit-bibit mangrove dan mengamati setiap titik dilokasi penanaman yang diduga
mengalami indikasi bibit tanaman yang layu. Pengamatan ini penting dilakukan,
untuk menentukan titik mana dilokasi penanaman yang akan dilakukan pekerjaan
penyulaman.

3) Tingkat Keberhasilan Tumbuh Tanaman


Pelaksanaan penanaman dilakukan pada tiga lokasi berbeda, dimana bibit
yang telah ditanam sebanyak ± 50.000 pohon umumnya menghasilkan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Saat ini, kondisi bibit yang telah ditanam masih berada
dalam kondisi baik dan terus di monitoring pertumbuhannya oleh pendamping
lapangan secara berkala. Berikut disajikan kebutuhan bibit tanam tiap lokasi
dan tingkat persentase tumbuh tanaman serta identifikasi kerusakan bibit
tanaman sebagai berikut :

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 31


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

Tabel 4. Persentase Tumbuh Tanaman Mangrove dan Identifikasi Kerusakannya.


Bibit Bibit Persentase
Petak/ Luas
Tanam Sulaman Tumbuh Identifikasi Kerusakan
Lokasi Areal
(btg) 10% (%)
- Nampak kerusakan pada
Lokasi I 16 ha 17.600 1.760 93%
helai daun dan batang/akar
- Nampak kerusakan pada
helai daun.
Lokasi II 19,5 ha 21,450 2.145 90% - Nampak kering batang/akar
- Bibit tanam hilang dalam
jumlah sedikit
- Nampak kerusakan pada
helai daun.
Lokasi III 10 ha 11,000 1.100 92%
- Bibit tanam hilang dalam
jumlah sedikit
Sumber : Data Primer Bulan Maret-April 2016.

6.5 Evaluasi Pekerjaan


Setiap minggu pada periode bulan Januari sampai Maret 2016, pekerjaan
pemeliharaan dan monitoring selalu dilakukan dengan tujuan untuk
memaksimalkan kelulushidupan bibit mangrove yang telah ditanam. Secara
umum, sejak dilakukan pekerjaan pemeliharaan dan monitoring pertama yaitu
pada periode bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016 dimana kondisi
bibit mangrove dalam kondisi baik.
Namun demikian, tampak dibeberapa titik lokasi terdapat bibit layu yang
menyebabkan kelulushidupan tidak maksimal. Berikut disajikan mengenai data
dan fakta penjelasan, berikut tindak lanjut kedepan.
1) Fakta : Rata-rata kelulushidupan bibit mangrove pada tiga blok lokasi
penanaman periode bulan Maret-April 2016 adalah ± 90% (Tabel 4).
Penjelasan : Terdapat bibit layu sebanyak ± 20%, hal ini diduga sebagai
akibat dari kegagalan bibit mangrove dalam beradaptasi dengan suhu
yang tinggi.
Tindak lanjut : Akan dilakukan pekerjaan penyiangan berupa penyulaman
terhadap bibit mangrove yang layu dan mati pada pekerjaan pemeliharaan
dan monitoring pada program tahap berikutnya.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 32


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

2) Fakta : Suhu dilokasi penanaman sangat tinggi karena penanaman mangrove


dilakukan bertepatan pada saat musim kemarau.
Penjelasan : Suhu lokasi penanaman sangat tinggi sehingga menyebabkan
bibit mangrove yang ditanam banyak yang layu.
Tindak lanjut : Akan segera dilakukan pekerjaan penyiangan berupa
penyulaman terhadap bibit mangrove yang layu atau hampir mati pada
pekerjaan pemeliharaan dan monitoring berikutnya.
3) Fakta : Partisipasi dan antusiasme masyarakat sekitar lokasi penanaman
dalam mengikuti pekerjaan penanaman belum maksimal.
Penjelasan : Waktu yang diberikan untuk sosialisasi dalam program kegiatan
revegetasi dirasa masih kurang
Tindak lanjut : Setelah pekerjaan dalam program revegetasi tanaman
mangrove telah selesai secara keseluruhan, akan diupayakan melakukan
pola pendekatan secara terus menerus melalui pekerjaan pemeliharaan dan
monitoring pada program berikutnya.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 33


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB VII

HAMBATAN DAN TANTANGAN

Dalam pelaksanaan program kegiatan, tentu saja setiap aktivitas yang kami
lakukan dilapangan terdapat adanya berbagai hambatan dan tantangan. Hambatan
dan tantangan tersebut adalah hal yang tidak dapat kami hindari dan merupakan
hal yang penting bagi kami sebagai pembelajaran untuk memperbaiki strategi,
rencana maupun implementasi aktivitas dilapangan. Dimana pembelajaran yang
kami hadapi untuk aktivitas tersebut adalah :

a) Kondisi lahan lokasi yang kritis (kerapatan manggrove mulai berkurang),


sebagai pembelajaran yang kami dapatkan adalah mengenai luasnya cakupan
area penanaman yang akan kami data, dimana untuk dapat menentukan
luasan lokasi area penanaman yang hendak ingin dicapai, tidak hanya
data kuantitatif melainkan data kualitatif, maka dibutuhkan pendekatan
yang cukup intensif untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
b) Hambatan fisik (kondisi lahan) bahwa lokasi Desa Uwedikan terbagi 2 (dua)
lokasi penanaman sehingganya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
melakukan pembersihan lahan secara menyeluruh. Sementara dengan kondisi
kritis sebaran lokasi penanaman Desa Tohiti Sari, dimana kawasan ini cukup
jauh dengan pemukiman penduduk dan merupakan persinggungan lahan
yang bersebelahan dengan persawahan dan sebagai akses alternatif
menjangkau lokasi penanaman ketika waktu pasang tiba yaitu harus dengan
menggunakan perahu.
c) Dalam luas cakupan yang cukup besar, maka pembelajaran yang kami
dapatkan terkait sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya lainnya adalah perihal efektifitas pendekatan khusus terhadap
masyarakat lokal terkait pengetahuan tentang peran fungsi hutan mangrove
bagi kawasan pesisir dilingkungan masyarakat.
d) Pengadaan tiang ajir kami memberdayakan masyarakat sekitar sehingga
berdampak pada pendapatan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sedangkan
untuk penanaman bibit manggrove hampir tidak terdapat kendala dan bibit
manggrove yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 34


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB VIII

USULAN DAN REKOMENDASI

Hal yang menjadi bentuk rekomendasi dan menjadi usulan bersama untuk
pengembangan fungsi kawasan ekosistem mangrove dimasa depan setelah
dilakukannya program revegetasi ini adalah :
a) Perlu adanya pengembangan terhadap pengelolaan sumberdaya dalam
konteks perlindungan kawasan dan pemeliharaan ekosistem mangrove untuk
menjaga tingkat tumbuh tanaman sebagai upaya pelestarian lingkungan.
b) Perlu adanya peningkatan kapasitas kelompok dan aparat desa serta
masyarakat sekitar dalam upaya pemberdayaan sehingga hutan mangrove
tersebut tidak hanya sebagai pelindung pantai namun juga dapat
menghasilkan dengan konsep silvofishery yang diaplikasikan untuk
optimalisasi pertanian dan perikanan dalam upaya peningkatan ekonomi
masyarakat.
c) Perlu adanya studi lanjutan yang lebih komprehensif untuk keberlanjutan
program rehabilitasi mangrove terkait rencana pengembangan. Selain
aktivitas penanaman, aktivitas lainnya adalah dengan melakukan pembibitan
hingga dalam kondisi bibit yang siap panen sehingga dalam jangka
waktu tertentu, diharapkan masyarakat setempat bisa membentuk sebuah
kelompok dan melakukan aktivitas penyemaian dan pendistribusian bibit
bagi pihak lain.
d) Untuk aktivitas pemberdayaan masyarakat lokal, ke depannya masih
perlu melakukan monitoring pengawasan dalam pemeliharaan tanaman, baik
secara keorganisasian pengawasan ekosistem mangrove, pengelolaan lahan
secara terpadu dan hal lainnya yang mendukung upaya keterlibatan aktif
kelompok masyarakat yang berdampak pada perbaikan kualitas lingkungan
ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan sekitarnya.
e) Masih diperlukan sebuah usaha lanjutan berupa pekerjaan Pemeliharaan,
Monitoring dan Penyulaman terhadap bibit-bibit mangrove yang telah
ditanam pada periode bulan November sampai Desember 2015, guna untuk
mendapatkan kelulushidupan bibit-bibit mangrove yang maksimal.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 35


PUSAT INFORMASI dan PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (PIP-LH) KABUPATEN BANGGAI
Office : Jl. Mekar Indah, Desa Tontouan No. 20 Kec Luwuk
HP : 081354391559 - 085241318206. e-mail : piplh_banggai@yahoo.com

BAB IX

PENUTUP

Dengan berlangsungnya kegiatan revegetasi tanaman mangrove yang


direncanakan dengan baik serta melibatkan masyarakat sekitar mulai dari
persiapan lokasi hingga pelaksanaan. Diharapkan akan diperoleh tingkat
keberhasilan tumbuh tanaman yang tinggi. Dengan keberhasilan penanaman yang
dilaksanakan, maka manfaat dan fungsi mangrove diharapkan dapat berjalan dan
diperoleh kembali hasilnya
Dengan telah selesainya penyusunan Laporan Akhir Pekerjaan baik laporan
Progress Penanaman serta laporan Pemeliharaan dan Monitoring pada program
Revegetasi Tanaman Mangrove dalam upaya merehabilitasi vegetasi mangrove,,
maka telah selesai pula pekerjaan pemulihan terhadap upaya konservasi
pelestarian dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah pesisir
Kabupaten Banggai yang dikerjakan oleh Lembaga Pusat Informasi dan
Lingkungan Hidup (PIP-LH) bekerjasama dengan JOB-Pertamina Medco E&P
Tomori Sulawesi dengan keterlibatan Dinas Kehutanan dan peran serta
masyarakat sekitar lokasi penanaman.
Untuk itu, masih diperlukan program/pekerjaan berikutnya sebagai tindak
lanjut upaya untuk mempertahankan kelulushidupan bibit mangrove agar tidak
layu dan mati sehingga didapatkan sebuah kawasan vegetasi mangrove dengan
kuantitas kerapatan yang lebat, stabil kondisinya dan mampu menjalankan
perannya dalam menjaga keseimbangan lingkungan sekitarnya. Mengingat peran
dan fungsi mangrove yang sangat penting dan berguna bagi alam sekitarnya dan
kehidupan manusia.
Demikian laporan ini kami buat guna menunjang mekanisme kinerja
kami dilapangan serta diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi kami
Lembaga PIP-LH selaku pihak pelaksana, atas perhatian dan kerjasamanya
dicapkan terima kasih.

PROJECT REVEGETASI TANAMAN MANGROVE | PIP-LH KABUPATEN BANGGAI 36

Anda mungkin juga menyukai