Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

DESTILASI

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Dias Rismana munda
2. Ichwan Junianto
3. Anggi Puji Rahayu
4. Chindy Sari Wijayanti
5. Fatimah Amalia
6. Holiva
7. Mawar Firda Leonita
8. Nindy Ita C
9. Putri Dwi Andini
10. Syifa Rizky Ramadhanty
11. Yuliatun Chasanah
Dosen Pengampu :
Siti Wanda N, s.Farm, M. Si

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA


PRODI D-III FARMASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah :


A. Dapat merangkai alat untuk destilasi sederhana dan memahami prinsip kerja dari
destilasi sederhana
B. Dapat menggunakan alat untuk pemisahan atau pemurnian suatu zat dengan cara
destilasi sederhana

2. Teori Dasar

Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam
larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik didih
komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi adalah jika suatu
campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase
cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan
komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini diembunkan dan
dididihkan kembali secara bertingkat–tingkat maka akan diperoleh komposisi yang
semakin murni pada salah satu komponen. Pada beberapa campuran komponen, untuk
komposisi, suhu dan tekanan tertentu tidak memenuhi kecenderungan tersebut, artinya
jika campuran tersebut dididihkan maka komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi
yang sama dengan fase cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, sehingga campuran
pada kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi biasa (Abassato, 2007).

Destilasi air merupakan salah satu cara untuk memisahkan minyak atsiri dari
dalam bahan. Pada metode ini, bahan yang didestilasi akan kontak langsung dengan air
mendidi.Sebelum rimpang jeringau didestilasi, rimpang terlebih dahulu diubah dalam
bentuk chipsuntuk mempermudah dalam proses destilasi. Permintaan akan minyak
jeringau ini sangat luas yaitu dari bidang industri makanan, farmasi, kecantikan maupun
industri parfum (Prisca, 2014).

Destilasi merupakan metode yang paling populer, digunakan secara luas, dan cost-
effective untuk memproduksi minyak esensial di seluruh dunia. Destilasi tanaman
aromatik secara sederhana menggunakan penguapan atau membebaskan minyak dari
membran sel tanaman dengan adanya kelembaban, dengan menerapkan suhu yang tinggi
dan kemudian mendinginkan campuran uap untuk memisahkan minyak dari air
berdasarkan ketidakbercampuran dan densitas minyak esensial dengan air (Caroline,
2011).
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa
murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih
masing-masing (Walangare, 2013)

Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa ,karena terdapat suatu kolom
fraksionasi dimana terjadi suatu refluks ,proses refluksi pada destilasi ini dilakukan agar
pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik .kolom fraksionasi berfun gsi agar kontak
antara cairan dengan uap terjadi lebih lama .sehingga komponen yang lebih ringan
dengan titik didih yang lebih rendah akan terus menguap dan masuk
kondensor.sedangkan komponen yang lebih besar akan kembali ke dalam labu destilasi
.perbedaan destilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi .dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda
beda pada setiap plat nya .pemanasan yang berbeda beda ini bertujuan untuk pemurnian
distilat yang lebih dari plat plat di bawah nya.semakin ke atas ,semakin tidak volatile
cairan nya .
BAB II
METODE KERJA

A. Alat yang di gunakan :


1. Hot plate
2. Kondensor
3. Labu alas bulat
4. Pipa L
5. Pipa T
6. Labu distilat
7. Penangas
8. Termometer
9. Statif dan klem

B. Prosedur yang dilakukan :


1. Pemasangan alat
a. Menyiapkan kompor listrik kemudian meletakkan penangas diatas kompor listrik
b. Meletakan labu alas bulat ke dalam penangas dan merangkai alatnya
c. Memasang labu alas bulat ke dalam statif kemudian merengkatkannya
d. Letakan kondensor dan hubungkan dengan labu alas bulat menggunakan pipa
e. Memasang Pipa L lalu di hubungkan dengan labu distilat
f. Kemudian gunakan tisu agar kaca labu distilat tidak langsung mengenai statif
g. Pastikan statif merengkat dengan baik dan kencang
h. Kemudian dipasangkan selang water in dan water on , pasangkan selang water
in di bagian bawah kondensor, sedangkan untuk selang water on dibagian atas
kondensor
i. Selanjutnya, hubungkan adaptor air dengan sumber arus , Setelah kondensor terisi
air, langkah selanjutnya menghubungkan hot plat degan sumber arus
j. Kemudian tunggu proses distilasi , distilasi dihentikan ketika tetesan embun telah
berhenti
k. Ketika tetesan embun dari kondeson telah berhenti artinya sudah tidak ada aseton
yang diuakan . maka proses distilasi telah selesai

2. Pelepasan alat
a. Mematikan hot plate dan Mencabut alat dari stopkontak
b. Kemudian melepaskan selang diawali dari water on terlebih dahulu air akan
turun
c. Selanjutnya lepas selang water in kemudian lepaskan labu distilat
d. Lepaskan pipa L dan kondensor selanjutnya lepaskan labu alas bulat dari statif
ambil pipa T terlebih dahulu

Berikut adalah hasil dari proses distilasi


Cairan yang tersisa di labu alas bulat merupakan air sedangkan di labu distilat
merupakan aseton
BAB III
PEMBAHASAN

Dari video yang diamati bahwa praktikum tersebut tentang destilasi aseton dengan pelarut
air. Dengan menggunakan destilasi sederhana dimana prinsip nya yaitu digunakan ketika akan
memisahkan uap pelarut atau lebih yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh contohnya
ketika akan memisahkan aseton dan air, karna titik didih aseton 56,2 derajat celsius sedangkan
air 100 derajat Celsius

A. Metode Destilasi

Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada
hukum raoult dan hukum dalton.

B. Prinsip kerja Destilasi

Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur
dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda, cairan yang dikehendaki kita didihkan
sampai menguap, lalu cairan itu dilewatkan melalui alat pengembunan (kondensor). Air
murni yang kita pakai di labolatorium diperoleh dengan cara destilasi yang biasa disebut
aquades atau air suling.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
a. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
b. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik
didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
c. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.

C. Komponen Alat Destilasi Sederhana


Gambar 2.1 Alat destilasi sederhana

Keterangan :
1. wadah air
2. labu distilasi
3. sambungan
4. termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. pemanas
12. air pemanas
13. larutan zat

Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :


1.  Tabung reaktor
Reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan baku (oli bekas).
Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang direkatkan dengan
menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.

2. Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.

3. Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk menghubungkan
dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.

4. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku didalam
tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak ataupun juga tungku
menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan mudah mendapatkan bahan bakar
maka digunakan kompor gas yang menggunakan bahan bakar LPG.

D. Cara Memasang Dan Melepaskan Alat


1. Pemasangan alat
Menyiapkan kompor listrik kemudian meletakkan penangas diatas kompor listrik.
Meletakan labu alas bulat ke dalam penangas dan merangkai alatnya. Memasang labu
alas bulat ke dalam statif kemudian merengkatkannya. Letakan kondensor dan
hubungkan dengan labu alas bulat menggunakan pipa. Memasang Pipa L lalu di
hubungkan dengan labu distilat. Kemudian gunakan tisu agar kaca labu distilat tidak
langsung mengenai statif. Pastikan statif merengkat dengan baik dan kencang.
Kemudian dipasangkan selang water in dan water on , pasangkan selang water in di
bagian bawah kondensor, sedangkan untuk selang water on dibagian atas kondensor.
Selanjutnya, hubungkan adaptor air dengan sumber arus , Setelah kondensor terisi air,
langkah selanjutnya menghubungkan hot plat degan sumber arus. Kemudian tunggu
proses distilasi , distilasi dihentikan ketika tetesan embun telah berhenti. Ketika
tetesan embun dari kondeson telah berhenti artinya sudah tidak ada aseton yang
diuakan . maka proses distilasi telah selesai
2. Pelepasan alat
Mematikan hot plate dan Mencabut alat dari stopkontak. Kemudian melepaskan
selang diawali dari water on terlebih dahulu air akan turun. Selanjutnya lepas selang
water in kemudian lepaskan labu distilasi Lepaskan pipa L dan kondensor selanjutnya
lepaskan labu. alas bulat dari statif ambil pipa T terlebih dahulu.

E. Macam- Macam Destilasi

Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:

1.     Destilasi menggunakan uap


Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses distilasi
dengan cara open steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung di dalam
sistem distilasi baik pada proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya distilasi
dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti nitrogen, karbondioksida, flue,
dan sebagainya.

Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:


2. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari
sejumlah bahan masukan.
3. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang mempunyai
titik didih tinggi.
4. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas yang
mempunyai titik didih lebih tinggi.

2.      Destilasi menggunakan reboiler


Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat
penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada
hasil bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas
permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya harus menghentikan operasi
distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.

Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :


a.      Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik
pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer.

Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol.
Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu distilasi
sederhana.

Gambar 2.2. Destilasi sederhana

b.      Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau


lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.

Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi
dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.

Gambar 2.3 Destilasi Fraksionisasi

Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk
cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan
diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan
pada kolom dan menetes secara pelahan-lahan.

Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika uap
tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi
panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih,
membentuk uap baru. Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik
didih rendah dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap
cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan titik
didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini berkondensasi
dan ditampung.

c. Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

Gambar. 2.4. Destilasi Uap

d. Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air.
Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :

1.   Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau biasa
dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau
zat cair dengan zat padat atau minyak.

2.    Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)


Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati
kondensor yang banyak.

3.     Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4.    Refluks / Destruksi


Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik
adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya
dapat dilakukan secara refluks.

5. Distilasi Kering
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

e. Aplikasi Metode Destilasi

Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode
destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
1.      Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
2.      Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
3.      Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan
pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh.
2. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu.
3. Prinsip destilasi yaitu, komponen penyusun zat zampuran yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dahulu. Selanjutnya uap dari komponen dengan titik
didih yang rendah akan naik dan mengalami kondensasi atau pendinginan secara
serentak sehingga zat yang berupa uap tersebut akan mencair dan kembali dalam
bentuk cairan.
4. komponen dari alat destilasi yaitu hot plate, kondensor, labu alas bulat, pipa T, labu
distilat, penangas, thermometer, serta statif dan klem.
5. Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar,sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu.
6. Destilasi fraksinasi merupakan suatu teknik pemisahan untuk larutan yangmempunyai
perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30C atau lebih.
7. Perbedaan distilasi fraksinasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.
Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas semakin tidak volatil cairannya.

B. SARAN

Setelah mengetahui tentang proses destilasi dapat menjadi tambahan ilmu


pengetahuan untuk diaplikasikan dikehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun
untuk lingkungan masyarakat luas. Berhati-hatilah dalam melakukan percobaan dan
penelitian. Lakukan prosedur dengan benar dan sesuai petunjuk.
C. LAMPIRAN

Alat-Alat yang digunakan


1. Labu alas bulat berfungsi untuk menyimpan sampel

2. Kompor listrik dan penangas air


Mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan
gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian
sampel.

3. Adaptor destilasi
Untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat
(Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam
erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung.
4. Kondensor
Untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air disirkulasikan kedalam
tabung condensor sebagai media pendingin.

5. Labu destilasi / erlenmeyer


Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses
destilasi.

6. Termometer
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga
suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat
murni.
7. Statif dan klem
Statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi
sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang

8. Selang karet

9. Kassa steril
Untuk mlapisi sambungan sambungan pipa adaptor maupun labu alas bulat atau
kondensor supaya tidak ada uap yang keluar.

Anda mungkin juga menyukai