Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Kerja : Untuk mempercepat reaksi pada reaksi organik dengan pemanasan tanpa mengurangi volumenya / volume nya

tetap Tujuan Praktikum : Mampu mengenal jenis jenis alat refluks Mampu merangkai alat refluks Mampu mengetahui teknik pengerjaan alat refluks Dasar Teori : Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu diatas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Agar reaksi kimia tersebut dapat berlangsung secara sempurna, maka campuran reaksi perlu dipanaskan. Tetapi pemanasan akan menyebabkan penguapan pereaksi maupun hasil reaksi, karena itu agar campuran reaksi dapat dipanaskan tetapi jumlah zat tetap maka reaksi dapat dilakukan dengan cara refluks. Reaksi senyawa senyawa organik umumnya lambat. Agar kecepatan reaksi dapat diperbesar, maka campuran reaksi perlu dipanaskan. Tetapi pemanasan akan menyebabkan penguapan pereaksi maupun hasil reaksi, karena itu agar campuran reaksi dapat dipanaskan tetapi jumlah zat tetap maka reaksi dapat dilakukan dengan cara refluks Alat dan Bahan : 1.labu dasar bulat 2.kondensor spiral 3.selang masuk 4.selang keluar 5.sirkulator 6.kaki tiga 7.pembakar Bunsen 8.batu didih 9.kassa asbes 10.klem 11.statif 12.ember 13.batu didih 14.air kran Pembanding : 1. gelas kimia + kaca arloji & batu didih 2. labu erlenmeyer + corong pendek & batu didih Prosedur / langkah kerja : 1. 2. 3. 4. kedalam labu dasar bulat 250ml masukkan 100ml air kran dan potongan batu didih susun alat untuk refluks. lakukan refluks dengan api secukupnya selama 2 jam dan hentikan setelah air dalam labu dingin, ukur volume air setelah refluks lakukan percobaan lainnya, panaskan 100ml air kran dengan batu didih ditempat berikut : labu erlenmeyer 250ml gelas kimia 250ml panaskan air sampai mendidih selama 2 jam, kemudian dinginkan dan ukur pula air setelah pendidihan Rangakaian alat refluks :

keterangan alat beserta funsinya : 1.labu dasar bulat : sebagai tempat zat cair dipanaskan 2.kondensor spiral : mendinginkan uap larutan 3.kassa asbes : untuk meratakan panas 4.pembakar Bunsen : untuk memanaskan larutan dalam labu dasar bulat 5.kaki tiga : untuk menyangga labu dasar bulat, kondensor saat proses pemanasan 6.statif : untuk menyangga kondensor dan labu dasar bulat 7.klem : untuk menahan kondensor spiral dan labu dasar bulat 8.selang masuk : sebagai penghubung air masuk dari sirkulator menuju kondensor 9.selang keluar : sebagai penghubung keluarnya air dari kondensor menuju ember 10.sirkulator : alat untuk mensirkulasikan air 11.ember : sebagai tempat menyimpan air 12.batu didih : alat untuk mencegah terjadinya bumping Pembahasan : 1.kondensor yang digunakan pada rangkaian alat refluks adalah kondensor ball (spiral) karena bentuknya seperti bola yang memungkinkan untuk menahan uap di bulatan pertama sehingga pendinginan akan relatif lebih cepat dibandingkan dengan kondensor leibig dan mengurangi kemungkinan terkumpulnya uap pereaksi di bagian ats kondensor 2.proses penguapan tidak boleh terlalu cepat agar uap yang terbentuk dapat dikondensasikan dengan baik dan uap tidak mengumpul 3.jika zat yang akan direaksikan mudah terbakar atau menguap, pemanasan tidak boleh menggunakan api langsung. maka digunakan nya heating mantle untuk mengurangi kemungkinan kebakaran 4.air pada kondensor dialirkan dari bawah keatas, karena jika air dialirkan dari atas kebawah dikhawatirkan air hanya mengalir pada dinding kondensor sehingga pendinginan menjadi tidak sempurna 5.penggunaan vaseline tidak boleh terlalu banyak karena jika terlalu banyak efeknya adalah terjadi penurunan jumlah volume akhir larutan pada labu dasar bulat 6.pada labu dasar bulat harus ditambahkan batu didih untuk menghindari terjadinya bumping dalam labu 7.pada percobaan refluks menggunakan gelas kimia terjadi penurunan karena uap dapat keluar melalui lubang di gelas kimia 8.pada percobaan refluks menggunakan labu erlenmeyer terjadi penurunan volume akhir karena uap dapat keluar melalui corong pendek

Kesimpulan : 1.refluks adalah alat untuk mempercepat reaksi pada reaksi organik tanpa mengurangi volumenya 2.hasil percobaan refluks menggunakan labu dasar bulat volume nya tetap 100ml 3.hasil percobaan refluks menggunakan gelas kimia menjadi 48ml 4.hasil percobaan refluks menggunakan labu erlenmeyer menjadi 13ml *pada data pengamatan harus disertakan juga tabel pengamatan dan gambar beserta penjelasan pembanding nya Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)

Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya. 2. Alat untuk distilasi (distiler) Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponenkomponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux. 3. Alat untuk reflux Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat

alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks. Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d). 4. Penyaring buchner Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum. 5. Tabung pengembang (chamber) Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT).Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar.
Category: laboratorium

.2. Metode Refluks Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif. http://www.Al-ChemistUngu.blogspot.com/refluks.html

Keuntungan dari metode refluks adalah: Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar, dan Tahan pemanasan langsung.

Anda mungkin juga menyukai