Anda di halaman 1dari 8

ABSTRACT

Manifestasi panas bumi di daerah ini berupa mata air


panas Oka, Kawaliwu dan Dusun Haras dengan temperatur
permukaan berkisar antara 47– 54°C, selain air panas
ditemukan juga batuan ubahan yang dicirikan oleh bau
belerang yang menyengat. Bentuk morfologi daerah
penyelidikan termasuk jenis perbukitan bergelombang
tajam – sedang, dengan ketinggian antara 300 – 1300 m
dari muka laut dapat dikelompokan kedalanm 3 satuan
morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan bergelombang
tajam, satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah-
landai dan satuan petadaran. Stratigrafi daerah panas bumi
Oka terdiri dari 14 satuan batuan pada umumnya terdiri
dari batuan vulkanik yang didominasi oleh batuan hasil
aktifitas gunung api Kuarter. Batuan penudung diduga
berupa batuan ubahan. Sebagian batuan ini tersingkap di
permukaan, terutama pada tubuh lava andesit Kadeka 3
(Qlk3). Tubuh lava ini secara lokal telah terkekarkan,
sehingga memudahkan adanya akses fluida panas bumi
yang bersifat asam yang merubah batuan segar menjadi
batuan alterasi. Hal ini ditunjang oleh adanya beberapa
struktur hasil interpretasi pengukuran geofisika. Zona
batuan penudung yang berada disekitar alterasi pada
umumnya bersesuaian dengan daerah tahanan jenis rendah
(<25 Ohm-meter) yaitu lintasan F dengan luas daerah

RESUME EKSPLORASI prospek 1 Km2. Namun demikian kedalaman puncak


reservoir dari hasil sounding diduga masih dalam (>1000
m) dan diperkirakan terdapat pada aliran piroklasatik G.
Waikerawak. Hal ini didukung oleh harga anomali magnet
PANAS BUMI rendah pada lokasi yang sama. Tipe airpanas di daerah ini
adalah tipe khlorida dan tipe sulfat khlorida. Estimasi suhu
bawah permukaan berkisar antara 162 – 173 oC
“Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi OKA, didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan unsur
Kabupaten Flores Timur-NTT” geotermometer silika.Sumber panas diduga berada dibawah
dari tubuh vulkanik G. Waikerawak atau gunung Kadeka
yang diketahui sebagai kerucut muda ( Kuarter) dan
berasosiasi dengan batuan ubahan dan air panas.Potensi
energi panas bumi di daerah ini sebesar 6 MWe yang bisa
dimanfaatkan untuk listrik skala kecil atau untuk “ direct
uses “

Monalisa
10/297487/PA/13002
PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI OKA, KAB. FLORES
TIMUR – NTT

Flores timur adalah salah satu kabupaten di wilayah propinsi nusa tenggara timur
yang tidak memiliki sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara. Oleh karena
itu, aerah ini mendapat pasokan sumber energi dari daerah lain, sehingga mempengaruhi
biaya kebutuhan di daerah ini, berakibatnya mahalnya biaya kehidupan didaerah ini. Hal ini
menjadi faktor dimana daerah ini perlu dicarikan sumber enegi alternatif dalam penyediaan
kebutuhan pada daerah ini. Dari data investigasi yang perna dilakukan sebelumnya, diketahui
bahwa daerah Flores Timur memiliki sumber panas bumi yang mungkin bisa dikembangkan
sebagai energi alternatif.
Penyelidikan ini dimaksudkan ntuk mengetahui keadaan sistem, fluida dan potensi
panas bumi di daerah panas bumi oka berdasarkan kompilasi data dari beberapa metode
penyelidikan (geologi, geokimia dan geofisika). Dimana hasil akhir yang diperoleh dari
ketiga metode tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan penyelidikan rinci
berikutnya di masa mendatang.

LOKASI

Penyelidikan terpadu ini lebih difokuskan pada daerah vulkanik Kuarter dengan
pemunculan manifestasi panas bumi disekitar Oka di bagian selatan dan Kawaliwu dibagian
utara. Secara administratif daerah survei termasuk ke dalam 3 wilayah kecamatan yaitu
wilayah Kecamatan Ile Mandiri, Tanjung Bunga dan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Luas daerah penyelidikan adalah 13 x 15 Km 2. Daerah penyelidikan ini berada
didaratan pulau Flores paling timur termasuk dalam peta topografi (Bakosurtanal) skala 1 :
25.000 edisi I tahun 1998 lembar Larantuka no. 2307 - 4-13, Waiklibang no. 2207 – 642 dan
Waibalun no. 2207 – 624.

GEOLOGI
Stratigrafi daerah penyelidikan dapat
dipisahkan kedalam 14 satuan batuan yang urut -
urutannya dari tua ke muda sebagai berikut:
Satuan batuan lava G. Kadeka (Qlk1 sampai
Qlk3), kemudian lava G.Waikerawak.(Qlke 1),
aliran piroklastik G.Waikerawak.(Qake), lava
G.Waikerawak (Qlke 2 dan Qlke 3), lava G.Ile
Mandiri 1 (QlM 1), Jatuhan Piroklastik Ile
Mandiri (Qjm), lava G.Ile Mandiri 2 (QlM 2),
Gamping Terumbu (G), Endapan lahar (Lh),
hasil longsoran/ Debri Avalanches (Ls) dan yang
terakhir adalah Aluvial (Al) .
Satuan batuan hasil kegiatan vulkanik G.Kadeka yang tersingkap dipantai maupun
aktifitas awal dari G.Waikerawak merupakan batuan tertua berumur Kuater bawah yang
tersingkap dibagian utara-timurlaut daerah penelitian dan diperkirakan manifestasi berupa
ubahan yang terdapat di Riangkotek, sumber panasnya berasal dari tubuh vulkanik tua
Waikerawak.
Aliran lava andesit Waikerawak terdapat batuan alterasi/ ubahan hidrotermal yang
mengidentifikasikan pada daerah tersebut diduga zona struktur dan akibat aksesnya fluida
panas bumi yang bersifat asam hingga merubah batuan segar menjadi batuan alterasi.
Tersingkapnya batuan ubahan yang intensitas sedang - rendah pada tubuh
G.Waikerawak, menunjukkan bahwa struktur rekahan yang ada pada tubuh vulkanik ini
masih aktif dan sangat memungkinkan terbentuknya sistem panas bumi dan tubuh reservoir
sebagai tempat terakumulasi panas dikedalaman.
Gejala kenampakan panas bumi di permukaan daerah penelitian terdapat di Oka, desa
Bantala, Mokantarak dan Kawaliwu diduga berlatar belakang vulkanik serta struktur geologi
(sesar) sabagai kontrol, juga media transfer panas yang muncul sebagai panas bumi
dipermukaan. Masa panas dari sisa panas magmatik berakumulasi dengan air tanah
membentuk sistem air panas yang terperangkap pada rekahan/retakan batuan. Tubuh
reservoir diperkirakan berada pada zona struktur rekahan pada kedalaman >1000 meter

GEOKIMIA
Dalam diagram segitiga Cl - SO4 - HCO3 (Giggenbach,1988), tampak bahwa mata air
panas Oka 1, Oka 2 dan Oka 3 termasuk ke dalam tipe air panas Khlorida (gbr.3). Sedang
untuk membuktikan adanya kontaminasi dari air permukaan atau air laut dapat dibuktikan
dengan ploting kedalam segitiga boron yang berada pada posisi immature waters
mengindikasikan pengaruh air permukaan sangat besar.
Sedang dari perbandingan molar Na/K
diperoleh nilai perbandingan antara 5.55
– 10.42, perkiraan temperatur di bawah
permukaan harus di atas atau sama
dengan 200 oC dan nilai perbandingan
ini tidak dapat dipergunakan sehingga
rumus geotermometer yang
menggunakan unsur Na dan K kurang
tepat digunakan untuk perkiraan suhu
bawah permukaan (gbr.4), sedang dari
perbandingan Na terhadap Li berkisar
antara 2,561.54 – 5,727.27 yang
merupakan indikasi terhadap suhu
bawah permukaan yang tinggi. Jadi dalam perkiraan suhu bawah permukaan hanya unsur
SiO2 baik T SiO2 adiabatic cooling atau T SiO2 conductive cooling yang mungkin dapat
dipergunakan untuk perkiraan suhu bawah permukaan.
Unsur lain yang mendukung perkiraan suhu tinggi adalah kandungan Ca yang
berkisar antara 3.26 -9.60 mg/liter dan HCO 3 yang relatif rendah dibandingkan dengan unsur
kimiawi lainnya yaitu antara 1.58 – 3.76 mg/liter. Berdasarkan pertimbangan bahwa
pemakaian rumus yang memasukan perbandingan unsur Na/K harus ≤ 1 dan hasil
perhitungan temperatur harus > 200 oC maka pendugaan suhu pada pendugaan suhu bawah
permukaan menggunakan Geotermometer “SiO2 adiabatic cooling” dan “SiO2 conductive
cooling” yang menunjukan kisaran temperatur minimum antara 162.38 °C – 172.90 °C
( entalpi menengah).
Berdasarkan "ratio atomic
elements" tidak reaktif yaitu Cl/B
(dalam Molar) berkisar antara 168.82
– 1,166.43, nilai nilai ini relatif tinggi
sehingga berdasarkan tabel mengenai
per-bandingan unsur kimiawi yang
merupakan indikasi terhadap suhu
disimpulkan bahwa suhu bawah
permukaan daerah panas bumi Oka
mempunyai suhu tinggi.
Pada grafik hasil analisis
isotop air panas Deuterium dan 18O
memperlihatkan mata air panas Oka 1
sedikit menjauhi garis air meteorik
(meteoric water line) atau biasa disebut SMOW ( standard meteoric and oceanic water ) dan
menunjukkan adanya pergeseran Oshift menjauhi garis SMOW tetapi masih relative dekat
dengan garis tersebut sehingga disimpulkan adanya pengaruh air permukaan atau air laut.
Penyelidikan Hg tanah dan CO2 udara tanah dilapangan dimulai dengan pengambilan
contoh tanah dan udara tanah di daerah penyelidikan pada kedalaman kurang lebih 1 meter,
kandungan CO2 dalam udara tanah antara 0.13 – 2.63 % , dengan background value 0.81 %
dan threshold value 1.62% dan kandungan unsur Hg tanah antara 72.56 -1128.62 ppb dengan
nilai background value 444.25 ppb dan threshold value 690.34 ppb. Sehingga nilai yang
berada di atas nilai background dan threshold merupakan indikasi adanya anomali di daerah
penyelidikan. Hasil analisis tanah dan udara tanah unsur Hg dan CO 2 di plot ke dalam peta
(gbr 5 dan gbr 6).

GEOFISIKA
Gaya Berat
Peta Anomali Sisa memperlihatkan struktur yang agak kompleks, dimana pola
konturnya mempunyai nilai anomali positif dan negatif serta membentuk kelompok-
kelompok tersendiri. Dari keadaan ini dapat ditafsirkan adanya struktur yang muncul atau
struktur geologi yang terletak lebih dalam (gbr. 7).
Pola anomali ini memperlihatkan
kemiripannya dengan anomali Bouguer,
hal ini diperkirakan karena pola anomali
Bouguer secara tidak dominan
memperlihatkan adanya struktur lokal
yang berada di daerah penyelidikan. Dari
kedua peta ini memperlihatkan kondisi
pola kontur yang relatif hampir sama dan
diperlihatkan satu buah struktur yang
mempunyai arah baratdaya – timurlaut,
dua buah mempunyai arah hampir utara –
selatan dan dua buah mempunyai arah
barat laut - tenggara. Anomali negatif
terletak di bagian barat daya, tengah, selatan dan barat laut Dari kelurusan struktur
memperlihatkan zona lemah berada disekitar daerah tengah, barat laut, barat daya dan
selatan, hal ini diperkirakan adanya struktur yang melintasi daerah penyelidikan.

Geomagnet
Hasil penafsiran dari data
geomagnet diperoleh daerah potensial
untuk panas bumi ditafsirkan disekitar
daerah yang didominasi oleh harga
anomali magnet rendah yang terletak di
bagian barat daerah penyelidikan (gbr.8).
Hal ini didukung oleh terdapatnya
manifestasi air panas dibagian barat dan
baratdaya daerah penyelidikan, serta
dikontrol oleh adanya kelurusan-
kelurusan anomali yang ditafsirkan
sebagai sesar-sesar.

Geolistrik dan Head – On

Zona tahanan jenis semu rendah (< 25 ωm) yang terletak di bagian barat daerah
penyelidikan juga muncul secara konsisten di semua bentangan AB/2. Pola anomali rendah
berada disekitar alterasi dengan perbedaan luas tidak begitu mencolok memperlihatkan
anomali tahanan jenis rendah yang semakin melebar dengan membesarnya bentangan AB/2 .
Penampang ini ke arah baratlaut
dibatasi oleh struktur dan mempunyai
harga tahanan jenis yang relatif lebih
kecil , terutama pada titik amat F-3000 dan
F-3500 Pada titik F-2500 lapisan hampir
sama dengan ujung tenggara penampang
ini.
Profil-profil nilai tahanan jenis
sebenarnya hasil pengukuran Head-On
akan memberikan nilai tahanan jenis semu
ρAC, ρBC, ρAC-AB dan ρBC-AB , bila
ρAC dan ρBC atau ρAC-AB dan ρBC-AB
di plot terhadap lintasan untuk setiap AB/2 dan terdapat perpotongan kedua kurva tahanan
jenis, perpotongan itu menunjukkan adanya struktur. Posisi perpotongan yang diperoleh
untuk masing-masing AB/2 kemudian dibuat penampang AB/4 untuk dapat menentukan dip
dari struktur yang diukur.
Penampang tahanan jenis
semu / ( AC-AB) dan /o ( BC-AB)
o
dari lintasan W, dibuat berdasarkan
ploting perpotongan antara kurva
(gbr.12) hasil pengukuran dengan
sumbu kedalaman sama dengan
AB/4. Pada penampang lintasan W,
tampak 3 sesar. Sesar yang pertama
terdapat pada titik amat W 800 pada
kedalaman yang berhubungan dengan
bentangan AB/2= 200 m sampai
AB/2= 800 m, dengan kemiringan
80o arah barat. Sesar yang kedua terdapat pada titik amat W 1300 pada kedalaman yang
berhubungan dengan bentangan yang sama dengan kemiringan 80o, dengan arah barat. Sesar
ketiga terdapat pada titik amat W-1600 dan W-1700 dengan kemiringan 65o ke arah timur.

SISTEM PANAS BUMI


Air meteorik dapat langsung meresap kebawah permukaan melalui struktur, rekahan
dan porositas batuan menjadi air tanah yang terperangkap jauh dibawah permukaan. Keadaan
air tanah yang terperangkap didaerah penyelidikan cukup dalam terbukti dari kebanyakan
sungai-sungai utama merupakan sungai musiman diseluruh wilayah penelitian, kecuali pada
tubuh tua G. Waikerawak sebelah tenggara dan sebelah barat G. Kadeka terdapat sumber
mata air dingin. Air tanah kemudian terpanasi oleh sumber panas dari sisa magma yang
membentuk G. Ile Kadeka dan G. Ile Karawak di bagian barat daerah penyelidikan. Air yang
sudah terpanasi mengalir ke dalam batuan reservoir (batuan tersier), kemudian mengalir
melalui sesar-sesar normal dan muncul sebagai outflow berupa mata airpanas Oka dan
Kawaliwu
Batuan penudung berupa batuan ubahan muncul di permukaan pada tubuh lava
andesit Kadeka 3 (Qlk3) yang mengidentifikasikan zona struktur dan adanya akses fluida
panas bumi yang bersifat asam hingga merubah batuan segar menjadi batuan alterasi, hal ini
ditunjang oleh adanya beberapa struktur hasil interpretasi pengukuran geolistrik (sounding)
dan head-on.
Tubuh lava andesit Kadeka 3 merupakan batuan penudung dari suatu sistem panas
bumi, kemudian reservoir dari hasil sounding diduga masih dalam dan berada dibawah
lapisan ini (>1000 meter).
Sumber panas diperkirakan berada dibawah dari tubuh vulkanik G. Waikerawak atau
gunung Kadeka sebagai kerucut muda ( Kuarter) yang tercermin dari adanya batuan ubahan
dan air panas.

Model Panas Bumi


Penampang model panas bumi
menggambarkan bentuk dan posisi
akumulasi panas di zona-zona hancuran
sepanjang struktur rekahan. Penampang
model ini dihubungkan dengan dua
vulkanik berarah yaitu timur – barat,
sehingga dapat
menampakan/menggambarkan posisi
reservoir bawah permukaan (gbr. 13).
Masa panas dari sisa panas
magmatik akibat kegiatan vulkanik,
berakumulasi pada daerah dikedalaman
tertentu dengan pengaruh fluida dan air
tanah membentuk sistem panas bumi yang
terperangkap pada rekahan/retakan batuan
dan diperkirakan sebagai reservoir dengan kedalaman dibawah 1000 meter. Air yang telah
terpanasi akan naik kembali kepermukaan dan muncul sebagai mata air panas. Dugaan
adanya daerah akumulasi panas dibawah permukaan terindikasi pemunculan batuan ubahan
dan mata air panas dipermukaan seperti Oka di selatan dan Kawaliwu di utara, desa
Sinarhading yang merupakan daerah penekukan morfologi.

POTENSI SUMBER DAYA PANAS BUMI


Perkiraan potensi panas bumi dapat dihitung dari nilai suhu bawah permukaan dan
luas daerah aktif yang didapat dari zona maksimum pada peta Hg tanah dan CO 2 udara tanah
yang ada korelasinya dengan anomali rendah hasil pengukuran geolistrik, sehingga diperoleh
perkiraan maksimum dan minimum.
Pendugaan suhu reservoir ( tres) berkisar dari 162.38o C sampai 172.80o C Luas daerah
potensi (A ) ± 0.074 km . Luas daerah prospek berdasarkan hasil pengukuran geolistrik
(mapping AB/2=1000 meter) untuk tahanan jenis < 25 ohm-meter adalah 1 km2 . Luas daerah
prospek 1 km2, asumsi ketebalan reservoir untuk wilayah indonesia timur adalah 1 km2, factor
recovery (rf=0.5) dan konversi termal ke listrik = 0.1 (10%).
Q = 0.11585 * 1 * (173-120) mwe = 6 mwe
Naiknya panas kepermukaan berlangsung tanpa terperangkap pada lapisan batuan
wadah (reservoir) melalui cara konduktif, konvektif dan radiasi sebagai kehilangan panas
dipermukaan. Pengukuran panas yang lepas kepermukaan secara terperinci pada setiap lokasi
pemunculan, sehingga akan memberikan suatu gambaran penyerapan temperatur
kenampakan yang teralir kepermukaan. Penghitungan panas atau energi yang hilang di suatu
lokasi akan sangat besar manfaatnya dalam memperkirakan energi cadangan yang tersimpan
dibawah permukaan.

KESIMPULAN
1. Satuan batuan terdiri dari aliran lava. Dan aliran piroklastik dari aktifitas gunung api
yang terdapat didaerah ini menunjukkan adanya struktur strato vulkano
2. Sumber panas diperkirakan berada dibawah dari tubuh vulkanik G. Waikerawak atau
gunung kadeka sebagai kerucut muda ( kuarter) yang tercermin dari adanya batuan
ubahan dan air panas
3. Tipe air panas yang terdapat di daerah penyelidikan dapat dimasukan ke dalam tipe
khlorida dan tipe sulfat – khlorida
4. Terdapat korelasi antara anomali rendah hasil pengukuran geolistrik dengan anomali
hg dan CO2, hasil pengukuran geokimia
5. Dari perhitungan dengan menggunakan unsur geotermometer silika disimpulkan
bahwa perkiraan suhu bawah permukaan berkisar antara 162.38o C – 172.90o C
6. Munculnya air panas sinar hading dan alterasi di bagian barat laut daerah
penyelidikan ini diperkirakan adanya struktur sesar yang mempunyai arah tenggara –
barat laut dan ditunjang oleh densitas tinggi yang muncul disekitar G. Waikerawak
sebagai sumber panas
7. Daerah prospek berada disekitar alterasi yang mempunyai tahanan jenis rendah (<25
ohm-meter) berada disekitar alterasi yaitu lintasan F, ditunjang oleh harga anomali
magnet rendah yang terletak dibagian barat daerah penyelidikan.
8. Struktur utama dari hasil pengukuran head-on pada lintasan z berarah hampir utara-
selatan dengan kemiringan ke arah timur. Pada lintasan W terdapat dua buah struktur
besar dengan kemiringan hampir tegak lurus berarah utara-selatan.
9. Diperkirakan panas bumi di daerah ini mempunyai kedalaman >1000 meter.
10. Luas daerah prospek 1 km2 dengan potensi terduga sebesar 6 mwe

REFERENSI
Bakrun, Sundhoro. Herry, Dirasutisna. Setiadarma, Suryakusuma. Dendi, Mustang. Ario,
Situmorang. Timor, “Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi OKA, Kab. Flores
Timur – NTT”, Subdit. Panas Bumi

Anda mungkin juga menyukai