Anda di halaman 1dari 17

Silsilah Sunan Muria

Ternyata ada berbagai kontradiksi dalam silsilah Sunan Muria. Dan setelah disampaikan kepada para
sesepuh Kadilangu dan tokoh-tokoh yang mengaku sebagai keturunan Sunan Muria, perbedaan
pendapat dan perbedaan jalur silsilah Sunan Muria itu tetap ada. Dengan demikian maka belum lah
dapat diketemukan satu sumber yang benar-benar dapat dipercaya kebenarannya mengenai silsilah
Sunan Muria tersebut.

Sunan Muria, putera Sunan Kalijaga ataukah putera Sunan Ngudung?

Putera siapakah sebenarnya Sunan Muria itu? Putera Sunan Kalijaga ataukah putera Sunan Ngudung?
Ternyata apa yang telah tertulis dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia atau buku-buku silsilah para
Wali, terdapat dua versi penulisan tentang silsilah Sunan Muria. Selanjutnya dalam buku ini disebutkan
dengan istilah versi A dan versi B, sebagai di bawah ini :

Versi A ; Sunan Muria putera Sunan Kalijaga.

Diantara buku-buku sejarah atau cerita yang menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah putera Sunan
Kalijaga ialah :

Cerita Sekitar Wall Sanga, susunan AM. Noertjahjo terbitan PT. Pradnya Paramita Jakarta 1974.

Sekitar Wali Sanga, susunan Solihin Salam, terbitan Menara Kudus, Kudus 1974.

Sejarah Islam di Jawa, oleh Solihin Salam, penerbit Jaya Mumi, Jakarta 1964.

Dikatakan dalam buku-buku riwayat di atas, bahwa di dalam pernikahannya dengan Dewi Saroh binti
Maulana Ishaq, Sunan Kalijaga memperoleh tiga orang putera yakni :

Raden Umar Said alias Sunan Muria.

Dewi Rukayah.

Dewi Sofiyah.

Bila silsilah diatas benar, maka Sunan Muria adalah cucu Maulana Ishaq, karena dalam pernikahannya
dengan Dewi Sekardadu (puteri Prabu Menak Sembuyu, Raja Hindhu dari Blambangan), Maulana Ishaq
mempunyai dua orang putera, pertama Dewi Saroh, putera kedua Raden Paku alias Sunan Giri. Dewi
Saroh inilah yang menjadi isteri Sunan Kalijaga, yang menurunkan tiga orang putera termasuk Sunan
Muria itu. Dengan demikian maka Sunan Giri adalah pamannya Sunan Muria.

Versi B ; Sunan Muria putera Sunan Ngudung.

Di dalam buku "Pustoko Darah Agung" susunan R. Darmowasito, yang berisi sejarah dan silsilah para
Wali dan raja-raja Jawa, dicatat bahwa Sunan Muria adalah putera Raden Usman Haji alias Sunan
Ngudung. Dalam buku disebutkan bahwa Sunan Ngudung dalam pernikahannya dengan Dewi Sarifah
menurunkan empat putera, yakni :
Raden Umar Said alias Sunan Muria.

Sunan Giri III.

Raden Amir Haji alias Sunan Kudus.

Sunan Giri II.

Perlu diketahui bahwa ibunya Dewi Sarifah (isteri Sunan Ngudung) adalah Dewi Nawangrum, Dewi
Nawangrum adalah puteri Raden Tarub, Raden Tarub adalah putera Raden Penanggungan.

Adapun ayah Dewi Sarifah adalah Raden Sahur alias Tumenggang Wilatikta di Tuban, putera Raden Teja
di Tuban, putera Raden Penanggungan. Dengan demikian maka nasab Dewi Sarifah dari ibu dan dari
ayah berternu pada neneknya yang bernama Raden Penanggungan.

Sedangkan nasab Dewi Sarifah dengan nasab Sunan Ngudung suaminya, bertemu pula pada neneknya
yang bernama Raden Penanggungan lagi, karena Sunan Ngudung adalah putera Dewi Maduretna. Dewi
Maduretna adalah putera Raden Baribin, dan Raden Baribin itu putera Raden Penanggungan. Kacau
balaunya antara Versi A dan Versi B.

Menurut versi A, di mana Sunan Muria dikatakan sebagai putera Sunan Kalijaga, maka Sunan Muria
adalah sebagai ipar dari Sunan Kudus, sebab Sunan Muria itu memperisterikan Dewi Sujinah, padahal
Dewi Sujinah ini adalah saudara kandung dari Sunan Kudus.

(Jelasnya, menurut satu sumber yang lain yakni jalur versi A, pernikahan antara Sunan Ngudung dengan
Dewi Sarifah menurunkan dua orang putera yakni :

Raden Amir Haji alias Sunan Kudus.

Dewi Sujinah, yang akhirnya diperisterikan Sunan Muria.

Jadi tidak seperti pada sumber versi B di atas, yakni dari buku "Pustoko Darah Agung" yang
menyebutkan suami isteri Sunan Ngudung dengan Dewi Sarifah menurunkan empat orang putera
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas pada versi B itu)

Kacaunya, menurut silsilah dari jalur versi A, putera Sunan Ngudung ada dua (yakni Sunan Kudus dan
Dewi Sujinah), tetapi menurut silsilah dari jalur versi B, Sunan Ngudung mempunyai empat orang putera
(yakni Sunan Muria, Sunan Giri III, Sunan Kudus, dan Sunan Giri II ).

Mengapa bisa terjadi perbedaan yang prinsip seperti itu? Apakah Sunan Ngudung mempunyai dua orang
isteri sehingga kedua versi itu masing-masing dilahirkan dari dua orang ibu? Setelah penulis perhatikan,
ternyata dalam lembaran silsilah versi A isteri Sunan Ngudung tercantum Dewi Sari, dan dalam buku
"Pustoko Darah Agung" tercantum Dewi Sarifah dalam versi A, tercantum ibunya Dewi Sari yakni Dewi
Nawangrum, sedangkan dalam versi B, yakni dalam "Pustoko Darah Agung" tanpa menyebutkan orang
tua Dewi Sarifah.
Apakah Dewi Sari dalam versi A itu tidak sama dengan Dewi Sarifah dalam versi B? Saya rasa sama
orangnya. Tetapi anehnya masing-masing versi menghasilkan keturunan yang berbeda-beda. Apa
akibatnya bila kedua versi itu dihadapkan? Amat jauh bedanya dan bahkan menggelikan. Coba
perhatikan:

Menurut versi B, Sunan Muria adalah putera Sunan Ngudung. Tetapi menurut versi A, Sunan Muria
adalah menantu Sunan Ngudung, karena menurut versi A isteri Sunan Muria (Dewi Sujinah) adalah
putera Sunan Ngudung

Bisakah seorang pribadi Sunan Muria sebagai putera Sunan Ngudung (Versi B) dan sekaligus menjadi
menantu Sunan Ngudung (Versi A) ?

Menurut versi *B, Sunan Muria adalah saudara kandung Sunan Kudus, yakni sama-sama sebagai putera
Sunan Ngudung. Tetapi menurut versi A, Sunan Muria adalah sebagai ipar Sunan Kudus, karena isteri
Sunan Muria (Dewi Sujinah) adalah saudara kandung Sunan Kudus (menurut versi A). Bisakah seorang
pribadi Sunan Muria sebagai saudara kandung Sunan Kudus (versi B) dan sekali gus sebagai ipar Sunan
Kudus (versi A) ?.

(Dalam "Pustoko Darah Agung", terjadi pula kekacuan atas diri Sunan Ngudung, padahal masih dalam
buku yang satu itu).

SKEMA SILSILAH SUNAN MURIA VERSI A

Sunan Ngudung (Rd. Usman Haji) + Dewi Sarifah

1. Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)

2. Dewi Sujinah

Maulana Ishaq + Dewi Sekardadu

1. Dewi Saroh + Sunan Kalijaga (Rd. Mas Said)

2. Sunan Giri (Rd. Paku)

Keterangan :

—»• = anak. + = suami isteri.

1. Sn. Muria adalah putera Sn. Kalijaga.

2. Sn. Muria adalah menantu Sn. Ngudung.

3. Sn. Muria adalah ipar Sn. Kudus.

4. Sn. Muria berarti cucunya Maulana Ishaq.


1. Sunan Muria (Rd. Umar Said)

2. Dewi Rukayah

3. Dewi Sofiyah

SKEMA SILSILAH SUNAN MURIA VERSI B

Dewi Maduretno

Raden Penanggungan

———— 1. Rd. Banbin, Madura

p2. Rd. Ario Tejo III (Bupati Tuban)

3. Rd.Tarub

Raden Sahur __ __. ( Tumenggung Wilatikto, Bupati Tuban )

Sunan Ngudung -(Rd. Usman Haji)

+ — Dewi Nawangrum

Sunan Kalijaga (Rd. Mas Said)

2. Dewi Sarifah

1. Sunan Muria (R. Umar Said)

2. Sunan Giri II

3. Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)

4. Sunan Giri HI

Keterangan :

—— = anak.

+ = suami isteri.

1. Sn. Muria adalah putera Sn. Ngudung.

2. Sn. Muria adalah saudara kandung Sn. Kudus.

3. Sn. Muria adalah keponakan Sn. Kalijaga.


TIGA JALUR VERSI SILSILAH SUNAN MURIA

Baik dari jalur Sunan Kalijaga maupun dari jalur Sunan Ngudung, silsilah Sunan Muria mempunyai
bermacam-macam versi lagi jadinya. Dengan demikian maka dalam buku ini akan dicantum kan pula
beberapa versi dari silsilah Sunan Muria. Mengapa dicantumkan semua? Jawabnya ialah, karena sampai
saat ini memang masih banyak versi-versi yang tersebar dalam masyarakat, menurut berbagai sumber.
Dan memang itulah yang dimiliki oleh masyarakat, yang masing-masing pihak mengakui bahwa versi
miliknya itulah yang benar dan dapat dipercaya.

Satu masalah tetapi bermacam-macam versinya, bermacam pula orang mengatakannya, menurut ilmu
filsafat tidak dapat di terima kebenarannya. Kalau kain itu putih menurut mata orang Indonesia, juga
putih menurut mata orang Eropa. Tidak di sini di katakan putih tetapi di sana dikatakan merah. Kedua-
duanya, yang mengatakan putih dan yang mengatakan merah adalah sama benarnya, itu tidak mungkin,
karena obyeknya satu. Maka salah satunya mesti ada yang benar dan yang salah, atau kedua-duanya
salah semua. Tetapi benar semua tidak masuk akal sehat.

Timbul pertanyaan apakah beberapa versi yang dimiliki masyarakat itu sama sekali tidak ada yang benar
atau yang paling mendekati kebenaran atau yang paling dapat dipercaya keasliannya? Sampai saat ini
belum ada ahli yang menjamah masalah tersebut, apalagi dapat menghasilkan apa yang diharapkan
kebenaran. Dengan maksud agar para sejarahwan dan para peminat sejarah bersedia mengulurkan
tangan untuk menilik masalah tersebut, maka kesemua versi dari berbagai pihak disertakan di sini.

2. Versi Pertama: Sunan Muria Keturunan Arab.

Bahwa Sunan Muria keturunan Arab, dapat diambil kesimpulan dari versi yang mengatakan bahwa
Sunan Muria itu putera • Sunan Kalijaga, maka otomatis silsilah Sunan Kalijaga itu adalah juga silsilah
Sunan Muria. Dan dalam hal ini terdapat dua jalan lagi, yaksi jalan pertama dari buku susunan Mr. C.L.N.
van den Berg, dan jalan kedua terdapat dalam buku "Pustoko Darah Agung".

Menurut Mr. C.L.N. van den Berg.

Mr. C.L.N. van den Berg, di dalam bukunya berjudul "De Hadramaut et les colonies Arabes dans 'I
Archipel Indien, " disebutkan bahwa semua wali di Jawa adalah keturunan Arab belaka. Maka yang ada
hubungannya dengan Sunan Muria yang menurut versi dikatakan sebagai putera Sunan Kalijaga itu,
nasabnya adalah sebagai berikut:

1. Abdul Muthalib (nenek Nabi Muhammad saw.).

2. Berputera Abbas.

3. Berputera Abdul Wakhid.

4. Berputera Mudzakir.

5. Berputera Abdullah.
6. Berputera Kharmia.

7. Berputera Mubarak.

8. Berputera Abdullah.

9. Berputera Madro'uf.

10. Berputera Arifin.

11. Berputera Hasanud Din.

12. Berputera Jamal.

13. Berputera Akhmad.

14. Berputera Abdullah.

15. Berputera Abbas.

16. Berputera Kourames.

17. Berputera Abdur Rakhim (alias Ario Tejo, Bupati Tuban).

18. Berputera Tejo Laku (Bupati Majapahit).

19. Berputera Lembu Kusumo (Bupati Tuban). ;

20. Berputera Tumenggung Wilotikto (Bupati Tuban).

21. Berputera Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).

22. Berputera Raden Umar Said (Sunan Muria).

Menurut "Pustoko Darah Agung".

Kalau dalam bukunya Mr. C.L.N. van den Berg, mulai Abdul Muthalib hingga Sunan Muria mencapai
angka yang ke - 22, maka dalam buku "Pustoko Darah Agung." mencapai angka keturunan yang ke-25.
Antara keduanya, yakni kedua jalur itu hampir sama, hanya di sana-sini terdapat selingan nama-nama
yang tidak terdapat pada buku van den Berg, dan nama-namanya pun tertulis dengan berbeda ejaan
saja.

Adapun yang terdapat dalam "Pustoko Darah Agung" ialah sebagai berikut di bawah ini:

Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad saw).

Berputera Sayid Abbas.

Berputera Sayid Abdul As-har.


Berputera, Syekh Wais ( Syekh Wakhid?).

Berputera Syekh Mudzakir.

Berputera Syekh Abdullah.

Berputera Syekh Kurames.

Berputera Syekh Mubarak.

Berputera Syekh Abdullah.

Berputera Syekh Ma'ruf.

Berputera Syekh Arifin.

Berputera Syekh Hasanuddin.

Berputera Syekh Jamal.

Berputera Syekh Ahmad.

Berputera Syekh Abdullah.

Berputera Syekh Abbas.

Berputera Syekh Abdullah.

Berputera Syekh Kurames, pendeta di Makkah.

Berputera Abdur Rakhman Kemudian beliau ini ke P. Jawa (Majapahit), mendapat gelar Ario (Arya),
berganti nama Teja, alias Ario Teja, kemudian menjadi Bupati Tuban.

Berputera Ario Teja I, Bupati Tuban.

Berputera Ario Tejo Laku, Tuban.

Berputera Ario Tejo, Bupati Tuban.

Berputera Raden Tumenggung Wilotikto, Bupati Tuban.

Berputera Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).

Dan akhirnya berputera Raden Umar Said alias Sunan Muria.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa rnenyebutkan Sunan Muria sebagai putera Sunan Kalijaga
adalah berdasarkan buku-bulu sejarah Islam dan riwayat wali di Jawa, maka dengan sendirinya silsilah
Sunan Kalijaga ini adalah sama dengan silsilah Sunan Muria juga.

C a ta t a n :
Pada pasal 5 dan 6 di belakang nanti akan dijelaskan mana di antara dua versi (yakni versi pertama,
Sunan Muria putera Sunan Ngudung dan Versi kedua, Sunan Muria putera Sunan Kalijaga) itu yang agak
mendekati kebenaran, menurut penyelidikan penulis sendiri.

Versi Kedua ; Sunan Muria Keturunan Jawa Asli.

Versi ini juga lewat jalur ayah Sunan Muria yang bernama Sunan Kalijaga. Menurut keterangan salah
seoramg pembantu majalah "Panyebar Semangat" Surabaya dari Ycgyakarta yang bernama Tj. M.
(Tjantrik Mataram?), menjelatskan bahwa ia (Tj.M.) mendapat keterangan dari Sdr. Darmosuggjto
(wartawan Merdeka) yang juga trah Kalijagan (keturunan Suinan Kalijaga), mengatakan bahwa Sunan
Kalijaga adalah orang Jawa asli, atau keturunan orang Jawa. Keterangan ini dimuat dalam majalah
"Panyebar Semangat" tahun 1957 (Penulis lupa mencatat nomor dan tanggal penerbitannya, karena
terdapat dalam klipping).

Silsilah tersebut ialah sebagai berikut :

Pada waktu Raden Wijaya, yaitu menantu Prabu Kertanegara dari Singasari, melarikan diri dari Singasari,
beliau ini •didampingi (disertai) oleh para panglima yang masih setia. Di amtara panglima yang
mendampingi beliau itu ialah Ranggalawe dan Nambi. Pada akhirnya Ranggalawe ini diangkat menjadi
Adipati Tuban. Seterusnya Silsilah Sunan Muria bermula pada Adipati Ranggalawe ini, sebagai berikut :

1. Adipati Ranggalawe, Tuban.

2. Berputera Ario Tejo I (Bupati Tuban*).

3. Berputera Ario Tejo II (Bupati Tuban).

4. Berputera Ario Tejo III (Bupati Tubam).

5. Berputera Raden Tumenggung Wilotikto (Bupati Tuban)

6. Berputera Raden Mas Said (Sunan Kalijaaga).

7. Berputera Raden Umar Said (Sunan Muria).

Menurut keterangan, Bupati Ario Tejo I dan Bupati Ario Tejo II masih memeluk agama Syiwa, tampak
pada makamnya yang terdapat di Tuban memakai tanda Syiwa pada nisannya. Adapun Bupati Ario Tejo
III telah memeluk agama Islam, juga tampak terlihat pada makamnya.

Versi Ketiga; Silsilah Sunan Muria lewat Jalur Sunan Ngudung.

Sekarang perhatikanlah silsilah Sunan Muria lewat jalur Sunan Ngudung, yang mengatakan bahwa
Sunam Muria adalah putera Sunan Ngudung. Silsilah Sunan Muria dari ayahnya, menurut buku "Pustoko
Darah Agung" adalah sebagai berikut :

Prabu Brokusumo, Majapahit, memperisteri Dewi Dinding dari Pajajaran Jawa Barat.
Berputera Raden Hadaningkung Hario Hadiwijoyo alias Brawijaya I, memperisteri putri dari Pengging.

Berputera Prabu Hayamwuruk Hario Partowijoyo alias Brawijaya II, memperisteri Dewi Panurun.

Berputera Raden Hario Lembu Hamiseni alias Brawijaya III, memperisteri Dewi Retno Panjawi.

Berputera Hario Partowijoyo alias Prabu Brotanjung alias Prabu Brawijaya IV, memperisteri Dewi Tapen
Lumajang.

Berputera Raden Alit alias Hario Ongkowijoyo alias Prabu Brawijaya V.

Berputera 101 orang, antara lain ialah Retno Kanistren, yang dinikah oleh Pangeran Baribin dari Madura.

Salah seorang puterinya Pangeran Baribin ini (Dewi Maduretno?) dinikah oleh Raja Pendeta alias
Ibrahim Asmarakandi.

Berputera Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung, memperisterikan Dewi Sarifah binti Nawangrum.

Berputera Raden Said alias Sunan Muria.

(Isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Muria menurut "Pustoko Darah Agung" adalah Dewi
Sarifah. Tetapi Sunan Ngudung dalam buku yang sama mempunyai isteri lagi bernama Ny.
AgengManyuran. Maka silsilah Sunan Muria dari ibunya di bawah ini diambilkan dari lembaran silsilah
menurut versi A). Berikut ini adalah silsilah Sunan Muria dari ibunya Dewi Sarifah :

Raden Penanggungan.

Berputera R. Tarub.

Berputera Dewi Nawangrum, yang dinikah oleh Tumenggung Wilotikto.

Berputera Dewi Sarifah, isteri Sunan Ngudung.

Berputera Raden Said alias Sunan Muria.

(Saudara kandung Dewi Sarifah adalah Sunan Kalijaga, yang keduanya sama-sama putera suami isteri
Tumenggung Wilotikto dan Dewi Nawangrum). Kontradiksi dalam buku "Pustoko Darah Agung"
mengenai isteri Sunan Ngudung.

Ditulis dalam buku tersebut, bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Muria dan Sunan
Kudus adalah Dewi Sarifah. Tetapi pada bagian lainnya lagi, dijelaskan bahwa yang melahirkan Sunan
Kudus adalah isteri Sunan Ngudung yang bernama Ny. Ageng Manyuran. Mana yang benar?

Padahal, Dewi Sarifah adalah keturunan R. Penanggungan, tetapi Ny. Ageng Manyuran adalah putera
Ratu Fathimah Ibrahim. Selanjutnya, menurut buku "Pustoko Darah Agung", Ratu Fathimah Ibrahim
adalah putera Maulana Ibrahim Asmara, putera Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra, putera Syekh Maulana
Mahmudil Kubra, putera Syekh Abdur Rakhman, putera Syekh Abdullah Baghdad, putera Syekh Ashar
Na'ida, putera Syekh Hasan, putera Syekh Sama'un, putera Syekh Najmudil Kubra, putera Syekh Zainal
Kubra, putera Syekh Syahid Zainal Kabir, putera Sayyid Zainal Husein, putera Syekh Sulaiman, putera
Walid Zainal Alim, putera Sayyid Zainal Abidin, putera Sayyidina Husein, putera Sayyidatina Fathimah,
putera Nabi Muhammad saw.

Silsilah di atas menunjukkan bahwa Ny. Ageng Manyuran (isteri Sunan Ngudung) adalah cicit Maulana
Ibrahim Asmara. Padahal dalam buku "Pustoko Darah Agung" itu sendiri jelas disebutkan bahwa Sunan
Ngudung adalah putera Maulana Ibrahim Asmara alias Raja Pendeta. Apakah Sunan Ngudung mem
peristerikan cucu ayahnya sendiri atau keponakannya? Dengan demikian maka pemberitaan "Pustoko
Darah Agung" tentang isteri Sunan Ngudung kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Demikianlah, silsilah Sunan Muria dari berbagai versi telah dijelaskan ala kadarnya, sesuai dengan apa
yang terdapat dan diakui benar oleh pihak-pihak yang memilikinya. Namun masih ada lagi versi yang
mengatakan bahwa Sunan Muria adalah termasuk orang Cina atau keturunan Tionghoa peranakan.

Sunan Muria Putera Sunan Kalijaga (?).

Ketika penulis ke Kadilangu menemui Raden Mulyadi (Sesepuh Kadilangu) menanyakan, apakah benar
Sunan Muria itu putera Sunan Kalijaga? Beliau menjawab bahwa menurut sepengetahuan beliau, Sunan
Kalijaga tidak mempunyai putera yang bernama Sunan Muria. Dan hal itu sesuai dengan apa yang ter
cantum dalam buku "Pustoko Darah Agung" yang juga dimiliki dan menjadi pegangan Kadilangu dalam
menentukan siapa trah Kalijagan dan siapa yang bukan.

Selanjutnya Raden Mulyadi berbalik bertanya kepada penulis, kalau Sunan Muria itu putera Sunan
Kalijaga, dari sumber mana keterangan tersebut didapat dan dari ibu yang bernama siapa Sunan Muria
itu dilahirkan? Dalam rangka untuk mencari jawab dari pertanyaan-pertanyaan Sesepuh Kadilangu itu,
penulis berusaha menilik lembaran silsilah dari versi A dan versi B. Terpaksa kita kembali kepada versi-
versi Iagi.

Ternyata setelah lembaran-lembaran itu penulis perhatikan, isteri Sunan Kalijaga tidak hanya seorang
saja, tetapi lebih dari satu. Dan pada umumnya para wali yang mempunyai isteri lebih dari satu, hal
inilah yang biasanya membingungkan ahli sejarah, karena hal itu menyebabkan putera para wali yang
tercatat dalam sejarah terkadang tidak diterangkan dari ibu yang mana.

Menurut versi A, dimana Sunan Muria dikatakan sebasai putera Sunan Kalijaga, maka dalam dokumen
diterangkan bahwa isteri Sunan Kalijaga adalah Dewi Saroh binti Maulana Ishaq. Dari isteri Dewi Saroh
ini Sunan Kalijaga mempunyai keturunan :

1. Raden Umar Said alias Sunan Muria.

2. Dewi Rukayah.

3. Dewi Sofiah.
Sebagaimana diketahui, Maulana Ishaq dengan isteri pertama yang bernama Dewi Sekardadu binti
Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan, menurunkan dua orang putera, yakni pertama Raden Paku
alias Sunan Giri dan kedua Dewi Saroh yang kemudian men jadi isteri Sunan Kalijaga.

Kemudian, berikut ini adalah versi B. Isteri Maulana Ishaq yang lain (entah siapa namanya, tidak
dijelaskan dalam lembaran silsilah milik A.M. Noertjahja), menurunkan seorang putera yang bernama
Raden Abdul Kadir alias Sunan Gunung Jati. Menurut "Pustoko Darah Agung," isteri Maulana Is-haq yang
menurunkan Sunan Gunung Jati itu juga tidak disebutkan namanya, tetapi dikatakan bahwa ia dari
keturunan Batoro Katong, Adipati Ponorogo. Batoro Katong adalah salah seorang putera Prabu
Brawijaya ke V dari Majapahit. Selanjutnya sebelum Maulana Ishaq sampai di Jawa, yakni ketika beliau
masih di Pasei, beliau juga mengambil isteri seorang puteri Raja Pasei. (Jadi isteri Maulana Is-haq ada
tiga orang.).

Dalam "Pustoko Darah Agung" itu diterangkan bahwa pernikahannya dengan puterinya Batoro Katong,
Maulana Ishaq mempunyai tiga orang putera, yakni :

1. Nyi Ageng Rukhayah, yang akhirnya diambil isteri oleh Sunan Kalijaga.

2. Sunan Gunung Jati.

3. Syekh Maulana Agung, di Pakishaji Semarang.

Kontradiksi.

Cobalah perhatikan, Versi A dijelaskan bahwa Sunan Kalijaga mengambil isteri putera Maulana Is-haq
yang bernama Dewi Saroh. Tetapi versi B menjelaskan lagi bahwa Sunan Kalijaga mengambil isteri dari
putera Maulana Ishaq yang bernama Ny. Ageng Rukhayah. Mungkinkah Sunan Kalijaga mengambil isteri
dua orang bersaudara dirangkap, walaupun masing-masingnya dari lain ibu tetapi satu ayah yakni
Maulana Ishaq ?

Menurut versi A, isteri Maulana Ishaq yang menurunkan Dewi Saroh adalah Sekardadu binti Prabu
Menak Sembuyu Raja Blambangan. Tetapi menurut versi B isteri Maulana Ishaq yang melahirkan Ny.
Ageng Rukhayah itu adalah seorang puteri anak Batara Katong. Dan dalam versi B itu dijelaskan bahwa
Dewi Sekardadu hanya menurunkan seorang putera yakni Sunan Giri. (Kedua nya, yakni Dewi Saroh dan
Ny. Ageng Rukhayah, diberitakan sebagai isteri Sunan Kalijaga.

Timbul pertanyaan, apakah Dewi Saroh itu sama orangnya dengan Ny. Ageng Rukhayah, yang keduanya
sama-sama putera Maulana Ishaq? Kalau sama, mengapa dalam "Pustoko Darah Agung" telah tertulis
dengan jelas bahwa isteri Maulana Ishaq ada tiga orang? Yakni pertama, puteri Raja Pasei, kedua puteri
Raja Blambangan (Dewi Sekardadu, yang hanya melahirkan seorang anak bernama Sunan Giri), dan
ketiga, puteri Batara Katong (yang melahirkan tiga orang putera yaitu Ny. Ageng Rukhayah, Sunan
Gunung Jati dan Syekh Maulana Agung).

Untuk mencari jalan ke luar dari keruwetan di atas, bagaimana andaikata kita menggunakan "teori
kemungkinan" saja, meskipun teori semacam itu tidak bisa diterapkan dalam ilmu sejarah. Yakni,
"mungkin" saja Ny. Ageng Rukhayah (yang dikatakan sebagai isteri Sunan Kalijaga) itu bukan dilahirkan
dari ibu dari anak Batara Katong, tetapi dilahirkan dari ibu yang bernama Dewi Sekardadu. Artinya 'Ny.
Ageng.Rukhayah itu bukan putera Maulana Ishaq dengan isterinya dari anak Batara Katong, tetapi lahir
dari isterinya yang. bernama Dewi Sekardadu, Jadi "mungkin" nama Dewi Saroh binti Dewi Sekardadu itu
sama orangnya dengan Nyi Ageng Rukhayah. Artinya Dewi Saroh alias Nyi Ageng Rukhayah binti Dewi
Sekardadu. Ini "mungkin" saja, dari pada tokoh-tokoh itu dibiarkan begitu saja sehingga terjadi
kenyataan yang tidak masuk akal.

Dengan demikian maka isteri Maulana Ishaq yang dari putera Batara Katong itu hanya melahirkan dua
orang putera (bukan tiga seperti di atas), yakni Sunan Gunung Jati dan Syekh Maulana Agung. Sebab Nyi
Ageng Rukhayah itu sama orangnya dengan Dewi Saroh. Dan Isteri Maulana Ishaq yang bernama Dewi
Sekardadu melahirkan dua orang putera lagi, yakni Sunan Giri dan Dewi Saroh alias Nyi Ageng Rukhayah.

KESIMPULAN HASIL PEMECAHAN DARI BERBAGAI KONTRADIKSI.

Dengan "teori mungkin" atau "berhadai-handai" dua nama isteri Sunan Kalijaga yang terdidri dari dua
orang bersaudara lain ibu tetapi seayah itu telah "dapat diselesaikan" dengan jalan "meng
indentifikasikan" nama Dewi Saroh adalah sama orangnya dengan Nyi Ageng Rukhayah, yang kedua
nama tetapi "satu orangnya" itu dilahirkan oleh seorang ibu tentunya, bernama Dewi Sekardadu binti
Prabu Menak Sembuyu dari Blambangan.

Isteri Sunan Kalijaga yang pertama; Dewi Saroh.

Selanjutnya kita anggap saja Dewi Saroh ini sebagai isteri Sunan Kalijaga yang pertama. Dan
sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq ini Sunan Kalijaga
mempunyai tiga orang putera yakni :

1. Raden Umar Said alias Sunan Muria.

2. Dewi Rukayah (Bukan Nyi Ageng Rukhayah).

3. Dewi Sofiyah.

Isteri Sunan Kalijaga yang Kedua; Ratu Kano Kadiri.

Pada bagian yang lain dalam : ”Pustoko Darah Agung" tertulis bahwa Sunan Kalijaga mempunyai seorang
isteri lagi yang namanya Ratu Kano Kadiri, dan dari isteri yang ini Sunan Kalijaga berputera lima orang
yakni :

1. Kanjeng Ratu Pembayun, yang menjadi isteri Raden Trenggana ( Sultan Demak HI ).

2. Nyi Ageng Panenggak, yang menjadi isteri Ki Ageng Paker.

3. Sunan Hadi alias Panembahan Kali.

4. Raden Abdul Rakhman.


5. Nyi Ageng Ngerang, yang menjadi isteri Kyai Ageng Ngerang III di Laweyan Sala.

( Nomor I hingga 4 berada di Istana Kadilangu Demak ).

Isteri Sunan Kalijaga yang ketiga.

Isteri Sunan Kalijaga yang ketiga adalah anak puterinya Sunan Ampel. Dalam berbagai sumber siapa
nama isteri Sunan Kalijaga yang dari puteri Sunan Ampel ini, amat berlainan penyebutannya. Ada yang
mengatakan Siti Mutmainnah, ada yang mengatakan Siti Mursimah. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini
disertakan sumber-sumbernya.

I. Adhy Sukirno dalam bukunya "Pujangga Ma' Huan" mengatakan bahwa pemikahan Sunan Ampel
dengan Candrawati alias Retnowati alias Nyai Ageng Manila, menurunkan tujuh orang putera yaitu :

1. Maulana Ibrahim alias Sunan Bonang (Ma'dum Ibrahim).

2. Ma'sih Murat atau Maulana Hasyim alias Sunan Drajat.

3. Maulana Akhmad atau Sunan Lamongan.

4. Nyai Ageng Ma'loka atau Siti Asyikah, isteri Raden Patah.

5. Nyai Ageng Ma'liki atau Siti Mutmainnah, isteri Sunan Kalijaga.

6. Siti Alwiyah.

7. Ja'far Shadiq alias Sunan Kudus. (Jelaslah yang terakhir ini tidak benar, karena Sunan Kudus bukanlah
putera Sunan Ampel)

Pernikahan Sunan Ampel dengan Siti Khorimah binti Ki Wiryosarjo, mempunyai dua orang putera yakni :

1. Siti Murtosiyah, isteri Sunan Giri.

2. Siti Mursimah.

II. AM. Noertjahja dalam bukunya "Sekitar Wali Sanga" mengatakan bahwa Siti Murtasiyah itu isteri
Raden Patah dan Siti Murtasimah (Siti Mursimah?) itu isteri Sunan Giri.

III. Solihin Salam dalam bukunya "Sekitar Wali Sanga" mengatakan bahwa dalam perkawinannya dengan
Nyi Ageng Manila, Sunan Ampel mempunyai empat orang putera yakni:

1. Nyi Ageng Maloka, isteri Raden Patah.

2. Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).

3. Syarifuddin (Sunan Drajat).

4. Putri, isteri Sunan Kalijaga.


Walaupun terjadi perlainan penyebutan di antara berbagai sumber di atas, tetapi yang jelas Sunan
Kalijaga mempunyai isteri lagi yang ketiga, dari putera Sunan Ampel, entah dari isteri Sunan Ampel yang
bernama Nyi Ageng Manila ataukah dari Siti Khorimah. Pada pokoknya Sunan Kalijaga memperisterikan
salah seorang puterinya Sunan Ampel. Dengan demikian maka isteri Sunan Kalijaga itu tidak hanya
seorang, tetapi paling tidak tiga orang, yakni :

1. Dewi Saroh atau Dewi Sarah binti Maulana Ishaq.

2. Ratu Kano Kadiri.

3. Puterinya Sunan Ampel.

Kesimpulan Tentang Silsilah Sunan Muria.

Dengan menilik berbagai kontradiksi dan cara pendekatannya dari berbagai sumber yang terdapat
perlainan prinsip seperti yang telah dijelaskan di atas, maka kami mengambil kesimpulan sementara,
artinya masih menunggu penyelidikan selanjutaya baik dari penulis sendiri ataupun dari para ahlinya,
maka kesirnpulan yang agak mendekati kebenaran adalah sebagai berikut :

1. Bahwa ternyata isteri Sunan Kalijaga tidak hanya Seorang, tetapi paling tidak adalah tiga orang, yaitu :

Dewi Saroh, melahirkan tiga orang putera, yakni Sunan Muria, Dewi Rukayah dan Dewi Sofiyah.

Ratu Kano Kadiri, melahirkan lima orang putera, yakni Kanjeng Gusti Ratu Pembayun, Nyi Ageng
Panenggak, Sunan Hadi, Raden Abdul Rakhman, dan Nyi Ageng Ngerang.

Puterinya Sunan Ampel, tidak dijelaskan melahirkan putera ataukah tidak.

DENGAN DEMIKIAN MAKA RADEN UMAR SAID ALIAS SUNAN MURIA ADALAH PUTERA SUNAN KALIJAGA.

Tentang Sunan Muria, adalah putera Sunan Ngudung, halitu kurang dapat dipercaya kebenarannya,
karena sebagaimana telah dijelaskan pada pasal 4 di atas, bahwa terjadi kekacauan dalam hal isteri
Sunan Ngudung. Dalam "Pustoko Darah Agung" sendiri yang masih dalam satu sumber telah terjadi
kontradiksi. Yakni, di satu bagian dikatakan bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Kudus
adalah Dewi Sarifah, tetapi di bagian lain dikatakan lagi bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan
Sunan Kudus adalah Ny. Ageng Manyuran. Padahal Ny. Ageng Manyuran itu dikatakan se-bagai cicitnya
Maulana Ibrahim Asmara, yang anehnya Sunan Ngudung itu adalah putera Maulana Ibrahim Asmara
sendiri. Jadi Sunan Ngudung memperisterikan cucu ayahnya sendiri atau keponakannya sendiri? Maka
berita yang mengatakan bahwa Sunan Muria adalah putera Sunan Ngudung itu kurang dapat dipercaya
kebenarannya.

Hubungan tali - temali silsilah Sunan Muria dengan keluarga Besar Wali Sanga.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa Wall Sanga, antara satu dengan yang lainnya adalah masih keluarga
besar belaka. Para ang-gota Wall Sanga itu masih serumpun. Ada yang satu dengan lainnya sebagai
keluarga dekat, dan ada yang agak jauh, tetapi masih ada hubungan famili.
Bila dilihat dalam skema, ternyata keluarga besar itu berbaur dengan para Raja tanah Jawa dan atau
kaum elite kerajaan. Katakanlah mereka itu masih trah bangsawan (darah bangsawan).

Maka Sunan Muria mempunyai hubungan darah dan keluarga dekat maupun agak jauh dengan keluarga
besar Wali Sanga itu. Bila dilihat dalam skema, maka hubungan itu antara lain adalah sebagai berikut :

Sunan Muria adalah : putera Sunan Kalijaga.

Dengan Sunan Kudus, Sunan Muria adalah iparnya.

Dengan Sunan Giri, Sunan Muria adalah keponakannya. (jadi Sunan Giri adalah pak Ciliknya Sunan
Muria).

Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah Pak Dhe atau paman (tiri) nya Sunan Muria, karena kedua Wali
diatas itu kakaknya Siti Mutmainnah (ibu tirinya Sunan Muria).

Dengan demikian maka Sunan Ampel adalah kakek (tiri)nya Sunan Muria, karena Sunan Bonang, Sunan
Drajat dan Siti Mutmainnah itu puteranya Sunan Ampel.

Sunan Ngudung adalah mertua Sunan Muria karena Dewi Sujinah isteri Sunan Muria) itu puterinya
Sunan Ngudung.

Sunan Gunung Jati juga Pak Dhe (tiri) nya Sunan Muria, karena dengan isteri Maulana Ishaq yang lain
(puterinya Bathoro Katong Adipati Kediri), Maulana Ishaq mempunyai tiga putera antara lain adalah
Sunan Gunung Jati.

SKEMA TALI-TEMAL1 SILSILAH SUNAN MURIA DENGAN KELUARGA BESAR WALI SANGA

R. Penanggungan

Maulana Muh. Kubia

Ratu Campa

Rd. Baribin

Dw. Maduretno

R. Ario Tejo III

R.Tarub

Dw. Candrawulan

Sn. Ampel +Dw. Candrawati

Pr. Brawijaya V+ Dwarawati Majapahit I Murdiningrum


RTPatah. (Sultan Demak)

1. Sn. Bonang

2. Sn, Drajat

3. Sn. Sedayu

.4. St. Asyikah

5. St. Mutmainnah + Sn. Kalijaga .

6. St. Alwiyah

Tumenggung + Dewi Dewi Wilotikto Nawangrum Nawangsari *)

I ———_ +—Dewi Hiroh

-i—» Maulana Ibrahim

. Maulana Is-haq *

Dw. Sekardadu

Sn. Ngudung

Dw. Sarifan

Dewi Saroh

Sn. Giri

Bathoro Katong (Adipati Ponorogo)

*) Maulana Is-haq+ (Tidak disebutkan namanya)

1. Sn. Kudus __ +__Dewi Ruhil

2. Dw. Sujinah-—'.—— + ___ l. Sn. MurU

2. Dw. Rukayah

3. Dw.Sofiyah Dewi Nawangsari


1. Ny. Ageng Rukhayah + Sn.Kalijaga ^

2. Sn. Gunung Jati + Dw. Hisah

3. Syeh Maulana Agung

Anda mungkin juga menyukai