Anda di halaman 1dari 13

BUKU PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN

KAMPUNG TANGGUH SEMERU (KTS)

A. TAHAP PERSIAPAN
1. KOORDINASI DENGAN STAKEHOLDER
a. Koordinasi dengan Kepala Daerah;
1) Koordinasi dilakukan oleh Tim POP Polda dan Tim POP Polres;
2) Materi koordinasi antara lain :
a) Menyamakan persepsi tentang program KTS yang berbasis POP;
b) Meminta dukungan di bidang SDM, sarana-prasarana, akses informasi
kesehatan, dan anggaran yang bersumber dari APBD untuk dapat
digunakan dalam rangka mendukung dinamika kegiatan KTS sebagai
lapis kekuatan namun tetap mengutamakan pemberdayaan sumber
daya kampung itu sendiri;
c) Meminta dukungan berupa produk hukum/aturan untuk menguatkan
legalitas KTS berikut legalitas dinamika kegiatannya;
d) Meminta dukungan Kepala Daerah untuk mendukung kegiatan
pencanangan dalam rangka memberikan dukungan moril kepada KTS;
b. Koordinasi dengan Ketua Tim Gugus Tugas Provinsi atau Kota/Kabupaten :
1) Menyamakan persepsi tentang program KTS yang berbasis POP;
2) Melaksanakan koordinasi tentang validasi data yang terupdate;
3) Meminta data kegiatan gugus tugas yang dapat dilaksanakan pada
tataran kampung;
4) Memperoleh informasi tentang sumber daya yang dapat digunakan untuk
menguatkan pembentukan KTS;
c. Koordinasi dengan Pangdam atau Dandim :
1) Menyamakan persepsi tentang KTS yang berbasis POP;
2) Meminta dukungan Dandim untuk mendukung suksesi KTS;
3) Meminta informasi sumber daya personel Babinsa untuk mendukung
seluruh kegiatan Bhabinkamtibmas dalam operasionalisasi KTS.
d. Koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan oleh Tim POP Polres :
1) Menyamakan persepsi tentang KTS yang berbasis POP;
2) Meminta dukungan perangkat desa untuk mendukung suksesi KTS;
3) Meminta informasi tentang sumber daya yang ada di desa/kelurahan
tentang fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas posko dan
dukungan anggaran yang bersumber dari alokasi Dana Desa (prioritas
pemberdayaan masyarakat) untuk digunakan secara prioritas kepada
KTS.
2. PENENTUAN LOKASI KTS
a. Penentuan lokasi yang tujuannya menekan laju penyebaran Covid-19 dengan
pertimbangan :
1) Sumber penentuan lokasi berdasarkan episentrum penyebaran Covid-19
tertinggi pada Kecamatan dengan status positif tertinggi (diutamakan yang
masih dalam perawatan);
2) Validitas sumber data berasal dari tim POP Polda Jatim kepada tim POP
Polres jajaran (update data akan dilaksanakan dalam kurun waktu 3
minggu sekali);
3) Berdasarkan data yang diberikan oleh tim POP Polda Jatim tersebut,
maka tim POP Polres mengkerucutkan episentrum Kecamatan tersebut
menjadi episentrum tingkat RW/Dusun/lingkungan sejenis;
4) Pertimbangan ini berlaku bagi daerah yang memiliki angka penyebaran
Covid-19 yang tinggi, bahkan diberlakukan PSBB/Lock Down;
5) Apabila menemukan lebih dari satu kampung yang menjadi episentrum
maka penentuan lokasi Kampung Tangguh Semeru dapat ditentukan lebih
dari satu;
6) Penentuan lokasi KTS juga dapat memperhatikan tingkat kedisiplinan
warga yang paling rendah pada sebuah Kecamatan.
b. Penentuan lokasi yang tujuannya mengatasi dampak sosial ekonomi dengan
pertimbangan :
1) Menganalisa data jumlah warga yang terdampak secara langsung akibat
kebijakan pemerintah seperti work from home, pemberlakuan protokol
kesehatan di seluruh unit usaha, PHK oleh perusahaan berdasarkan
tempat tinggal/domisili;
2) Mengelompokkan data domisili tersebut yang mengkerucut kepada
kampung/RW/Dusun sebagai yang terdampak paling banyak dari segi
sosial maupun ekonomi;
c. Penentuan lokasi yang tujuannya mengatasi dampak masalah lain yang
timbul selama masa pandemi Covid-19 dengan pertimbangan menggunakan
data indeks kriminalitas yang terjadi secara signifikan dan mengganggu
kegiatan penanganan Covid-19;
d. Penentuan lokasi KTS sebagaimana disebutkan di atas diberlakukan dengan
memperhatikan skala prioritas dari poin a sampai dengan c.
e. Penentuan batas teritori KTS mengikuti teritori pada lingkup
RW/Dusun/lingkungan sejenis dengan tetap memperhatikan kondisi geografis
masing-masing.
B. TAHAP PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN
1. PEMBENTUKAN TIM POP POLDA
Tim POP Polda adalah sebuah tim yang dibentuk oleh Kapolda Jawa Timur dan
berfungsi sebagai inisiator dalam penerapan Problem Oriented Policing (POP)
dengan menggunakan metode Scanning, Analysing, Response dan Assessment.
Tujuan utama tim POP Polda saat ini adalah menekan laju penyebaran Covid-19
serta mengatasi dampak yang ditimbulkan.
Struktur dan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) tim POP Polda mengikuti
struktur dan HTCK dalam operasi Aman Nusa II.
a. Strukur tim POP Polda
1) Kapolda Jatim sebagai KAOPSDA;
2) Wakapolda Jatim sebagai WAKAOPSDA;
3) Irwasda Polda Jatim sebagai KAWASOPSDA;
4) Auditor Utama Itwasda Polda Jatim sebagai ANGGOTA WASOPSDA;
5) Karo Ops Polda Jatim sebagai KARENDALOPSDA;
6) Kabag Bin Ops Ro Ops Polda Jatim sebagai KASETOPSDA;
7) Kabag Dal Ops Ro Ops Polda Jatim sebagai KAPUSDATAOPSDA;
8) Dir Binmas Polda Jatim sebagai KOORDINATOR TIM POP POLDA;
9) Kabagbinops Ditbinmas Polda Jatim sebagai KAPOSKOOPSDA;
10) Kasubdit Binpolmas Dit Binmas Polda Jatim sebagai ANGGOTA
KOORDINATOR TIM POP POLDA;
11) Dir Intelkam Polda Jatim sebagai KASATGASDA DETEKSI;
12) Kabid Dokkes Polda Jatim sebagai KASATGASDA PENANGANAN
KESEHATAN POLDA;
13) Kabag Psikologi Ro SDM Polda Jatim sebagai ANGGOTA SATGASDA
PENANGANAN KESEHATAN POLDA;
14) Kabid Humas Polda Jatim sebagai KASATGASDA MANAJEMEN MEDIA;
15) Kasubbid PID Bid Humas Polda Jatim sebagai ANGGOTA SATGASDA
MANAJEMEN MEDIA.

b. Tugas dan tanggung jawab tim POP Polda


1) KAOPSDA (Kapolda) bertugas sebagai penggerak struktur pelaksana tim
POP Polda dan memberikan kebijakan strategis;
2) WAKAOPSDA (Wakapolda) bertugas mengorganisir seluruh struktur tim
POP Polda dan membantu KAOPSDA dalam menjabarkan kebijakan
strategis, bertanggungjawab kepada KAOPSDA;
3) KAWASOPSDA (Irwasda) tim POP Polda bertugas menggerakkan
pelaksana pengawas program dalam melaksanakan supervisi Struktur tim
POP Polres, dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
KAOPSDA;
4) ANGGOTA WASOPSDA (Auditor Utama) bertugas memastikan dan
mengawasi jalannya program KTS dan dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab kepada KAWASOPSDA;
5) KARENDALOPSDA (Karo Ops) bertugas merencanakan,
mengorganisasikan serta melaksanakan program KTS dan dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada KAOPSDA;
6) KASETOPSDA (Kabag Bin Ops Ro Ops) bertugas memfasilitasi kegiatan
KTS sebagai salah satu cara bertindak dalam rencana operasi Aman
Nusa II dan memberikan petunjuk pelaksanaan di lapangan, bertanggung
jawab kepada KARENDALOPS;
7) KAPUSDATAOPSDA (Kabag Dal Ops Ro Ops) bertugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, penyajian data KTS dan melaporkan ke
tingkat Mabes Polri, bertanggung jawab kepada KARENDALOPS;
8) KOORDINATOR TIM POP POLDA (Dir Binmas) bertugas menggerakkan
unsur pelaksana program KTS dan dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab kepada KAOPSDA;
9) KAPOSKOOPSDA (Kabagbinops Ditbinmas) bertugas melakukan
pengumpulan rekap data yang akan disajikan kepada KAOPSDA,
bertanggungjawab kepada KARENDALOPSDA;
10) ANGGOTA KOORDINATOR TIM POP POLDA (Kasubdit Binpolmas)
bertugas menyusun modul materi yang akan disosialisasikan kepada tim
POP Polres, merangkum kegiatan KTS di masing-masing Polres jajaran
secara berkala (3 minggu sekali) dan mengumpulkan data perkembangan
laju penyebaran Covid-19 secara berkala. Dalam pelaksanaan tugasnya
pelaksana utama tim POP Polda bertanggung jawab kepada
KOORDINATOR TIM POP POLDA;
11) KASATGASDA DETEKSI (Dir Intelkam) bertugas untuk menginventarisir
informasi update tentang perkembangan epicentrum laju sebaran Covid-
19 sebagai bahan kebijakan strategis KAOPSDA, bertanggung jawab
kepada KAOPSDA;
12) KASATGASDA PENANGANAN KESEHATAN (Kabid Dokkes) bertugas
untuk merumuskan pedoman/manual Pertolongan Pertama Gawat
Darurat (PPGD) masa pandemi yang bisa diterapkan di KTS bertanggung
jawab kepada KAOPSDA;
13) ANGGOTA SATGASDA PENANGANAN KESEHATAN POLDA (Kabag
Psikologi) bertugas untuk merumuskan pelaksanaan Psychological First
Aid (PFA) pada masa pandemi yang bisa diterapkan di KTS bertanggung
jawab kepada KASATGASDA PENANGANAN KESEHATAN;
14) KASATGASDA MANAJEMEN MEDIA (Kabid Humas) bertugas
menggerakkan unsur pelaksana manajemen media program KTS dan
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada KAOPSDA;
15) ANGGOTA SATGASDA MANAJEMEN MEDIA (Kasubbid PID Bid Humas)
bertugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data terkait program
KTS dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
KASATGASDA MANAJEMEN MEDIA.

2. PEMBENTUKAN TIM POP POLRES


Tim POP Polres adalah sebuah tim yang dibentuk oleh
Kapolres/Kapolresta/Kapolrestabes dan berfungsi sebagai inisiator dalam
penerapan Problem Oriented Policing (POP) dengan menggunakan metode
Scanning, Analysing, Response dan Assessment. Tujuan utama tim POP Polres
saat ini adalah menekan laju penyebaran Covid-19 serta mengatasi dampak
yang ditimbulkan.
Struktur dan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) tim POP Polres mengikuti
struktur dan HTCK dalam operasi Aman Nusa II.
a. Struktur tim POP Polres
1. Kapolrestabes/Kapolresta/Kapolres sebagai KAOPSRES;
2. Wakapolrestabes/Wakapolresta/Wakapolres sebagai WAKAOPSRES;
3. Kasiwas sebagai KAWASOPSRES;
4. Anggota Siwas sebagai ANGGOTA WASOPSRES;
5. Kabag Ops sebagai KARENDALOPSRES;
6. Kasubbagbinops Bagops sebagai KASETOPSRES;
7. Kasubbagdalops Bagops sebagai KAPUSDATAOPSRES;
8. Kasatbinmas sebagai KOORDINATOR TIM POP POLRES;
9. Kaurbinops Satbinmas sebagai KAPOSKOOPSRES;
10. Anggota Satbinmas sebagai ANGGOTA KOORDINATOR TIM POP
POLRES;
11. Kasat Intelkam sebagai KASATGASRES DETEKSI;
12. Paurkes Bagsumda sebagai KASATGASRES PENANGANAN
KESEHATAN POLRES;
13. Anggota yang berlatar belakang psikologi atau anggota yang ditunjuk oleh
Bagsumda sebagai ANGGOTA SATGASRES PENANGANAN
KESEHATAN POLRES;
14. Kasubbaghumas Bagops sebagai KASATGASRES MANAJEMEN MEDIA;
15. Anggota Subbaghumas Bagops sebagai ANGGOTA SATGASRES
MANAJEMEN MEDIA.
b. Tugas dan tanggung jawab tim POP Polres
1) KAOPSRES (Kapolres) bertugas sebagai penggerak struktur pelaksana
tim POP Polres dan memberikan kebijakan teknis dan taktis terkait KTS,
bertanggungjawab kepada KAOPSDA;
2) WAKAOPSRES (Wakapolres) bertugas mengorganisir seluruh struktur tim
POP Polres, melakukan koordinasi dengan stakeholder, berkoordinasi
dengan tim POP Polda tentang perkembangan update data episentrum
laju penyebaran Covid-19, dan membantu KAOPSRES dalam
menjabarkan kebijakan teknis dan taktis terkait persiapan, perencanaan,
pengorganisasian dan analisis KTS, bertanggungjawab kepada
KAOPSRES;
3) KAWASOPSRES (Kasiwas) bertugas melaksanakan supervisi, asistensi,
dan assessment terhadap pelaksanaan KTS, pada tahap persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi secara berkala (dalam tempo 7 hari),
bertanggung jawab kepada KAOPSRES;
4) ANGGOTA WASOPSRES (Anggota Siwas) bertugas membantu
melaksanakan supervisi, asistensi, dan assessment terhadap
pelaksanaan KTS, pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi
secara berkala (dalam tempo 7 hari), bertanggung jawab kepada
KAWASOPSRES;
5) KARENDALOPSRES (Kabagops) bertugas merencanakan,
mengorganisasikan serta melaksanakan program KTS dan dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada KAOPSRES;
6) KASETOPSRES (Kasubbagbinops Bagops) bertugas memfasilitasi
kegiatan KTS sebagai salah satu cara bertindak dalam rencana operasi
Aman Nusa II dan memberikan petunjuk pelaksanaan di lapangan,
bertanggung jawab kepada KARENDALOPS;
7) KAPUSDATAOPSRES (Kasubbagdalops Bagops) bertugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, penyajian data KTS dan melaporkan ke
tingkat Polda, bertanggung jawab kepada KARENDALOPSRES;
8) KOORDINATOR TIM POP POLRES (Kasat Binmas) bertugas :
i) Melakukan penyamaan persepsi tentang konsep KTS kepada seluruh
Bhabinkamtibmas;
ii) Melakukan pembekalan kepada Bhabinkamtibmas berupa sejumlah
kemampuan dan keterampilan untuk disalurkan kepada pengurus KTS
baik yang sudah maupun belum diatur dalam SOP sebagai bentuk
respon;
iii) Memberikan asistensi dan sosialisasi kepada unsur 3 (tiga) Pilar
tingkat kecamatan, terutama kecamatan yang menjadi lokasi KTS;
iv) Memfasilitasi Bhabinkamtibmas yang mengalami kendala mulai dari
pembentukan maupun operasionalisasi KTS;
v) Melaporkan pelaksanaan tugas dan bertanggung jawab kepada
KAOPSRES;
9) KAPOSKOOPSRES (Kaurbinops Satbinmas) bertugas melakukan
pengumpulan rekap data yang akan disajikan kepada KAOPSRES,
bertanggungjawab kepada KARENDALOPSRES;
10) ANGGOTA KOORDINATOR TIM POP POLRES (Anggota Satbinmas)
bertugas membantu KOORDINATOR TIM POP POLRES secara taktis
maupun teknis KTS, bertanggung jawab kepada KOORDINATOR TIM
POP POLRES;
11) KASATGASRES DETEKSI (Kasatintelkam) bertugas untuk
menginventarisir informasi update tentang perkembangan epicentrum laju
sebaran Covid-19 dan dampak perkembangan sosial ekonomi akibat
Covid-19 sebagai bahan kebijakan taktis dan teknis KAOPSRES,
bertanggung jawab kepada KAOPSRES;
12) KASATGASRES PENANGANAN KESEHATAN (Paurkes) bertugas untuk
melaksanakan sosialisasi dan pelatihan tentang pedoman/manual
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) masa pandemi yang bisa
diterapkan di KTS bertanggung jawab kepada KAOPSRES;
13) ANGGOTA SATGASRES PENANGANAN KESEHATAN POLRES
(Anggota berlatarbelakang Psikologi/Ditunjuk) bertugas untuk
melaksanakan sosialisasi dan pelatihan Psychological First Aid (PFA)
pada masa pandemi yang bisa diterapkan di KTS bertanggung jawab
kepada KASATGASRES PENANGANAN KESEHATAN;
14) KASATGASRES MANAJEMEN MEDIA (Kasubbaghumas) bertugas
menggerakkan unsur pelaksana manajemen media program KTS dan
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada KAOPSRES;
15) ANGGOTA SATGASRES MANAJEMEN MEDIA (Anggota Subbaghumas)
bertugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data terkait program
KTS dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
KASATGASRES MANAJEMEN MEDIA.
3. PEMBENTUKAN PENGURUS KTS
a. Menginventarisir warga-warga yang memiliki kompetensi secara manajerial;
b. Melakukan Scanning terhadap kompetensi warga yang ada untuk mengisi
struktur pengurus KTS;
c. Struktur pengurus KTS terdiri dari Pembina (sebanyak 3 orang dan salah
satunya adalah Ketua RW/Dusun/Kampung), Ketua (1 orang), sekretariat dan
divisi/unit kesehatan, pangan dan keamanan;
d. Divisi/unit dari KTS dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kampung
misalnya divisi/unit informasi, transportasi, komunikasi dan lain sebagainya;
e. Pengurus KTS diutamakan warga yang memiliki posisi penting dalam
komunitas-komunitas baik di tingkat kampung sampai dengan tingkat
tertinggi;
f. Pengurus KTS diutamakan warga yang memiliki kepedulian terhadap
penanganan penyelesaian Covid-19;
g. Pengurus KTS diutamakan warga yang sudah melaksanakan scanning
kesehatan Covid-19 dengan hasil negatif;
h. Pemilihan pengurus KTS agar menghindari aspek pengaruh politik praktis
dan kepentingan lainnya.

4. PENINGKATAN KAPASITAS PENGURUS KTS


a. Selama masa pandemi Covid-19 maka pembekalan kepada pengurus KTS
oleh tim POP Polres dapat dilaksanakan menggunakan metode seminar Web
atau secara langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan;
b. Materi yang disampaikan antara lain :
1) Tugas dan tanggung jawab masing-masing pengurus KTS;
2) Kemampuan dan keterampilan pertolongan pertama gawat darurat
(PPGD) ketika menghadapi warga yang diduga terinfeksi Covid-19;
3) Kemampuan dan keterampilan Psychological First Aid (PFA) atau
pertolongan pertama gangguan psikologi warga yang terdampak Covid-
19;
4) Kemampuan dan keterampilan di bidang pengelolaan keamanan KTS;
5) Kemampuan dan keterampilan tentang pengelolaan bantuan sosial-
ekonomi;
6) Kemampuan dan keterampilan dasar dalam mengelola administrasi KTS;
7) Kemampuan dan keterampilan penyelesaian masalah sosial, masalah
pelanggaran dan masalah kejahatan ringan.
5. SOSIALISASI KTS
a. Hindari penggunaan pendekatan transaksional untuk mendapatkan dukungan
warga namun kedepankan kesadaran kolektif;
b. Kesadaran kolektif dapat ditimbulkan dengan memberikan sejumlah informasi
laju penyebaran Covid-19 di kampungnya dan potensi kerawanan yang dapat
terjadi apabila diabaikan;
c. Mengedepankan bahasa yang mudah dipahami oleh warga setingkat
RT/RW/dusun sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat;
d. Menggunakan media teknologi informasi yang menarik masyarakat;
e. Dapat menggunakan metode Psycological First Aid (PFA) sebagai metode
pendekatan kepada warga untuk berpartisipasi dalam KTS;
f. Memastikan bahwa sebagian besar warga yang mendapatkan sosialisasi
mendukung program KTS.

6. PENCANANGAN KTS
a. Pencanangan dilakukan dengan menggunakan media virtual;
b. Pencanangan melibatkan seluruh stakeholder dalam rangka menunjukkan
dukungan kepada pengurus dan seluruh warga KTS;
c. Pencanangan dilakukan secara terbatas dengan mengedepankan protokol
kesehatan;
d. Kegiatan pencanangan harus diviralisasikan dengan maksud menimbulkan
perhatian publik minimal setingkat Kota/Kabupaten.

C. TAHAP SCANNING
1. PENDATAAN WARGA OLEH TIM POP POLRES
a. Pendataan kesehatan warga :
1) Dengan menggunakan format kuisioner penelitian pasien Covid-19
Biddokkes Polda Jatim sebagaimana terlampir;
2) Pengisian kuisioner dilakukan oleh petugas TIM POP Polres dibantu oleh
tenaga medis kecamatan / bidan desa atau kelurahan;
3) Agar memperhatikan metode wawancara untuk mendapatkan data yang
objektif (kejujuran warga);
4) Waktu pengambilan data kondisi kesehatan warga agar diperhatikan,
dengan toleransi waktu maksimal 3 hari;
5) Metodologi pendataan dapat digunakan menggunakan teknologi
informasi.
b. Pendataan kondisi sosial dan ekonomi meliputi :
1) Dengan menggunakan format kuisioner penelitian dari Universitas
Brawijaya tentang kondisi sosial-ekonomi warga;
2) Waktu pengambilan data kondisi kesehatan warga agar diperhatikan,
dengan toleransi waktu maksimal 3 hari;
3) Metodologi pendataan dapat digunakan menggunakan teknologi
informasi;

c. Pendataan masalah lain yang terjadi selama pandemi Covid-19, meliputi :


1) Menginventarisir seluruh permasalahan selain kesehatan dan sosial-
ekonomi yang terjadi selama masa pandemi Covid-19
2) Dengan menggunakan format kuisioner penelitian dari Universitas
Brawijaya tentang permasalahan warga lainnya;
3) Waktu pengambilan data kondisi kesehatan warga agar diperhatikan,
dengan toleransi waktu maksimal 3 hari;
4) Metodologi pendataan dapat digunakan menggunakan teknologi
informasi.

d. Pendataan sumber daya/potensi yang bisa dimanfaatkan, meliputi :


1) Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi kompetensi warga, komunitas
yang eksis di kampung, jumlah pemuda dan lain sebagainya;
2) Sumber Daya Alam (SDA) meliputi komoditas unggulan,
3) Potensi Ekonomi, meliputi produk UMKM yang memiliki daya jual tinggi
selama masa pandemi Covid-19, pendanaan kas kampung, inovasi
kearifan local dan lain sebagainya
4) Adat Istiadat-Budaya, meliputi budaya positif masyarakat misalnya
interaksi positif masyarakat tinggi;

2. TES KESEHATAN AWAL


a. Tes kesehatan awal dilakukan dengan pendataan kesehatan yang dilakukan
menggunakan kuisioner atau dapat menggunakan aplikasi Self Assessment
Polda Jatim;
b. Hasil pendataan kesehatan melalui kuisioner atau Self Assessment akan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan kelompok warga, yaitu kelompok
sehat, kelompok beresiko (ODP/PDP/OTG) dan kelompok bergejala klinis
berat;
c. Warga yang masuk dalam kelompok sehat, agar tetap melaksanakan aktifitas
sehari-hari dengan mempedomani protokol kesehatan Covid-19;
d. Warga yang masuk dalam kelompok beresiko, akan melaksanakan tes
kesehatan lanjutan;
e. Warga yang masuk dalam kelompok bergejala klinis berat, akan dirujuk ke
rumah sakit rujukan Covid-19 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
f. Bagan :

D. TAHAP ANALYSIS
ANALISA PERMASALAHAN DAN PENYEBABNYA
1. Menginventarisir permasalahan berdasarkan skala prioritas dengan kategori
permasalahan di bidang kesehatan, permasalahan di bidang sosial ekonomi,
permasalahan di bidang keamanan dan permasalahan di bidang lain-lain;
2. Mengumpulkan seluruh TIM POP Polres untuk melakukan analisa permasalahan
dengan menghadirkan unsur 3 (tiga) Pilar mulai tingkat Desa/Kelurahan sampai
dengan tingkat Kota/Kabupaten, Gugus Tugas Kota/Kabupaten dan stakeholder
terkait lainnya;
3. Kegiatan analisa harus sampai menemukan akar permasalahan yang terjadi;
4. Hasil kegiatan analisa menjadi dasar penentuan ketepatan response yaitu aksi-
aksi yang dapat diterapkan di KTS di luar SOP umum yang sudah ditetapkan
oleh TIM POP Polda;
5. Kegiatan analisa permasalahan juga menentukan bagaimana response
dilaksanakan sesuai karakteristik dan potensi wilayah.
E. TAHAP RESPONSE
1. BIDANG KESEHATAN (Penanggulangan Covid-19)
a. Pembentukan Posko Kesehatan;
b. Penerapan Pola Budaya Hidup Sehat (PBHS);
c. Penerapan SOP Keluar Masuk Kampung;
d. Penerapan SOP Keluar Masuk Rumah/Tempat Tertentu di wilayah KTS;
e. Penerapan SOP bagi Kelompok Rentan;
f. Penerapan SOP Pemulasaran Jenazah;
g. Penerapan SOP Pemakaman Jenazah;
h. Penerapan SOP PPGD Pada Laka Lantas;
i. Penerapan metode Psycological First Aid (PFA) dalam menghadapi situasi
pandemi Covid-19 oleh seluruh warga;
j. Penerapan SOP Permintaan Bantuan Kesehatan/Psikologi bagi warga yang
membutuhkan pendampingan khusus;

2. BIDANG SOSIAL EKONOMI


a. Penerapan SOP Unit Usaha/Tata Niaga di KTS;
b. Penerapan SOP Interaksi Sosial di KTS;
c. Pembangunan dapur umum;
d. Pembangunan potensi UMKM local;
e. Pelatihan soft skill untuk meningkatkan kemampuan perekonomian keluarga;
f. Penerapan SOP Permintaan Bantuan Sosial-Ekonomis bagi warga yang
membutuhkan pendampingan khusus;
g. Dan SOP lainnya.

3. BIDANG KEAMANAN
a. Penerapan SOP Penanganan Pelanggaran dan Kejahatan Ringan;
b. Mengedepankan prinsip restorative justice dalam penanganan pelanggaran
dan kejahatan ringan;
c. Meningkatkan Sistem Keamanan Kampung;
d. Penerapan SOP Permintaan Bantuan Keamanan bagi warga yang
membutuhkan pendampingan khusus;

CATATAN :
1. APABILA DITEMUKAN PERMASALAHAN LAIN DILUAR 3 (TIGA) BIDANG
TERSEBUT DIATAS, MAKA TIM POP POLRES DAPAT MENYUSUN
RESPONSE YANG TEPAT SESUAI DENGAN SITUASI DAN KONDISI;
2. TIM POP POLRES DIPERBOLEHKAN MENGEMBANGKAN INOVASI YANG
BERORIENTASI PADA PEMECAHAN MASALAH.
F. TAHAP ASSESSMENT
1. ANEV BERKALA
a. Anev kesehatan berkala KTS dilakukan pada hari ke-14 dan hari ke-28;
b. Anev seluruh bentuk response selain pemeriksaan kesehatan dilakukan
secara berkala setiap satu minggu sekali, namun apabila timbul
permasalahan, anev dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk perbaikan;
c. Fokus anev berkala meliputi proses persiapan, perencanaan,
pengorganisasian dan analisis KTS atas ketaatan terhadap guideline KTS;
d. Bobot tertinggi dalam kesuksesan terletak pada kedisiplinan seluruh
pelaksana KTS dalam mengikuti guideline;
e. Hasil Anev akan menjadi sebuah rekomendasi penyempurnaan pelaksanaan
KTS atau berakhirnya KTS.

2. TES KESEHATAN AKHIR


a. Tes kesehatan akhir dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 28 hari
setelah pelaksanaan tes kesehatan awal;
b. Metode pemeriksaan yang dilakukan sama dengan metode pemeriksaan tes
kesehatan awal;
c. Hasil pemeriksaan kesehatan akhir adalah dengan cara membandingkan
hasil kesehatan awal menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan;

Anda mungkin juga menyukai