Abstrak
Perawat UGD merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan terhadap pasien. Beragamnya tugas keperawatan yang harus dilakukan serta tekanan dan
tuntutan untuk selalu siap siaga menangani pasien yang jumlah dan tingkat keparahannya tidak dapat
diprediksi mengakibatkan beban kerja perawat UGD dianggap berat. Beban kerja yang sedemikian rupa
dikhawatirkan dapat mengakibatkan burnout dan penurunan keandalan kerja perawat. Pengolahan data pada
penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap beban kerja berdasarkan denyut nadi serta
perhitungan extra cardiac pulse due to heat transfer to periphery (ECPT) dan extra cardiac pulse due to
metabolism (ECPM) untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi beban kerja perawat,
pengukuran burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI) untuk mengetahui kondisi burnout
perawat serta pengukuran keandalan perawat dengan metode modifikasi Human Reliability Assessment
Reduction and Technique (HEART). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi beban
kerja perawat berasal dari faktor lingkungan. Sedangkan melalui pengukuran burnout, didapatkan hasil
bahwa tingkat burnout yang dialami perawat berada dalam rentang 3-5 yang menunjukkan bahwa perawat
harus mulai melakukan langkah antisipasi agar burnout yang dialami tidak semakin parah. Pengukuran
keandalan menggunakan metode modifikasi HEART menunjukkan bahwa nilai keandalan keseluruhan sistem
(R sistem) tergolong rendah yaitu sebesar 0,4082.
Kata kunci: Perawat UGD, Burnout, Human Reliability Assessment, Beban Kerja.
1044
yang harus dilakukan. Hal-hal tersebut dapat mengalami burnout apabila beban kerja yang
menjadi stressor untuk perawat yang bertugas mereka terima telah melebihi kapasitas kerja
pada UGD. Jika hal ini dibiarkan, dengan mereka. Hal tersebut sebagaimana
kondisi tugas dan beban kerja yang sedemikian diungkapkan oleh Togia (2005) bahwa beban
rupa, perawat UGD dikhawatirkan dapat kerja yang tinggi dan tugas rutin yang
berulang dapat menyebabkan burnout. Burnout lainnya yang diutarakan oleh perawat. Dari segi
merupakan kumpulan gejala yang muncul keluhan fisik, didapatkan beberapa keluhan
akibat penggunaan energi yang melebihi seperti pusing atau sakit kepala, nyeri leher dan
sumber daya seseorang sehingga punggung, kelelahan pada kaki, nyeri otot,
susah tidur akibat pola tidur yang tidak teratur
mengakibatkan munculnya kelelahan fisik,
serta cedera fisik yang dialami saat bekerja
emosional dan mental (Greenglass & seperti tertusuk jarum suntik. Dari segi keluhan
Schaufeli, 2001). Selain burnout, beban non fisik, perawat mengeluhkan tentang
kerja perawat yang berat dikhawatirkan kerumitan pendataan pasien yang harus
pula dapat menurunkan keandalan perawat dilakukan dengan ketelitian tinggi, adanya
UGD dalam bekerja. perasaan mudah panik saat jumlah pasien
Rumah Sakit Umum X merupakan rumah banyak dan dengan tingkat keparahan yang
sakit umum yang terletak di Kabupaten Malang. cukup tinggi serta kurang fokus saat kelelahan.
Salah satu unit dimana perawat yang bertugas Apabila dari segi lingkungan kerja, hal yang
memiliki beban kerja yang tinggi yaitu UGD. dikeluhkan adalah adanya bau darah dalam
Jumlah pasien yang ditangani oleh unit ini ruangan, bau amis dan bau muntah yang
cukup banyak setiap bulannya, sehingga terkadang mengakibatkan mual dan pusing.
diperlukan performa yang tinggi dari perawat Diharapkan, penelitian ini mampu
yang bertugas dalam melaksanakan tugas- memberikan manfaat bagi RSU X dalam
tugasnya. Jumlah perawat yang bertugas pada memberikan rekomendasi perbaikan untuk
RSU X yang hanya berjumlah 10 orang yang membantu perawat dalam menghadapi beban
terdiri dari 3 perawat pria dan 7 perawat wanita kerja yang cukup berat dan beragam terkait
yang terbagi menjadi 3 shift dengan jumlah dengan hasil penilaian beban kerja berdasarkan
perawat 2-3 orang pada masing-masing shift. denyut nadi, burnout dan keandalan perawat.
Jam kerja bagi masing-masing shift yaitu shift
kerja pagi pada pukul 06.30-13.30 WIB, shift 2. Metode Penelitian
kerja sore pada pukul 13.30-20.30 WIB, dan Penelitian ini termasuk jenis
shift kerja malam pada pukul 20.30-06.30 WIB. penelitian
Untuk waktu istirahat bagi para perawat deskriptif, yaitu penelitian yang
tersebut, tidak terdapat waktu istirahat khusus menggambarkan sejumlah data yang kemudian
yang memang dijadwalkan. Selain itu juga dianalisis dengan menggunakan metode
sering terjadi shift kerja overtime ketika jumlah tertentu lalu diinterpretasikan berdasarkan
pasien di UGD terlampau banyak ataupun kenyataan yang sedang berlangsung.
ketika kondisi pasien tergolong gawat sehingga
tidak dapat ditangani hanya oleh 3 perawat pada 2.1 Langkah – langkah Penelitian
shift tersebut. Tugas yang harus dilakukan Langkah – langkah yang dilakukan dalam
perawat UGD juga cukup banyak di luar tugas melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
untuk melakukan asuhan keperawatan pada 1. Studi lapangan dan studi pustaka
pasien, diantaranya tugas mendata dan merekap Studi pustaka dilakukan dengan penelusuran
semua data menyangkut pasien, mengurus referensi yang bersumber dari jurnal, buku,
perujukan pasien ke rumah sakit lain, maupun penelitian-penelitian terdahulu yang
melakukan diagnosa awal serta melakukan berguna untuk mendukung tercapainya
pemilahan pasien yang masuk ke UGD sesuai tujuan penelitian.Sedangkan studi lapangan
kondisi. dilakukan dengan pengamatan secara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung ke UGD RSU X.
pada awal penelitian, terdapat beberapa keluhan 2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan
kondisi UGD RSU X terkait topik dan
metode penelitian.
3. Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dengan
seksama, tahap selanjutnya adalah
merumuskan masalah sesuai dengan kondisi
di lapangan.
4. Penentuan tujuan penelitian
1045
Tujuan penelitian ditentukan sesuai dengan (HEART) yang dimodifikasi dengan
masalah yang dirumuskan. menggunakan fuzzy approach.
5. Pengumpulan data 7. Analisis dan pembahasan
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua Pada tahap ini akan dilakukan analisa dari
jenis data dengan metode pengumpulan data hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisa yang telah
a. Data Primer dilakukan akan dapat diperoleh rekomendasi
Data primer yaitu data yang secara perbaikan berdasarkan hasil pengolahan data
langsung diambil dari objek penelitian tersebut.
oleh peneliti yang berupa data 8. Penarikan kesimpulan dan saran
pengukuran denyut nadi perawat. Pada tahap akhir dari penelitian ini yaitu
b. Data Sekunder menarik kesimpulan yang didasarkan pada
Data sekunder memberikan informasi hasil pengolahan data dan analisis yang
yang berhubungan dengan penelitian. dilakukan pada tahap sebelumnya.
Adapun data sekunder yang dikumpulkan Selanjutnya akan diberikan saran-saran yang
berupa profil rumah sakit, data shift dianggap penting dan mungkin untuk
kerja, data jumlah perawat serta data ditindaklanjuti baik untuk kepentingan pihak
jumlah pasien. perusahaan maupun untuk penyempurnaan
6. Pengolahan data bagi penelitian selanjutnya.
Langkah-langkah dalam pengolahan data
adalah sebagai berikut: 3. Hasil dan Pembahasan
a. Pengukuran denyut nadi kerja perawat 3.1 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan
UGD untuk mengetahui kategori beban Denyut Nadi
kerja perawat UGD berdasarkan denyut Pengukuran denyut nadi perawat UGD
nadi. Kemudian dilakukan perhitungan dilakukan untuk mengetahui heart rate normal
ECPT (extra cardiac pulse due to heat perawat, heart rate pemulihan dan heart rate
transfer to periphery) dan ECPM (extra kerja perawat yang nantinya akan dijadikan
cardiac pulse due to metabolism) untuk input untuk penilaian beban kerja perawat.
mengetahui apakah faktor lingkungan Pengukuran denyut nadi perawat UGD tersebut
atau faktor kerja fisik yang lebih dominan dilakukan terhadap 3 perawat yang bertugas
mempengaruhi beban kerja perawat pada shift pagi, 3 perawat yang bertugas pad
UGD. shift sore dan 3 perawat yang bertugas pada
b. Pengukuran burnout perawat dengan shift malam.
Maslach Burnout Inventory (MBI). Setelah dilakukan pengukuran denyut nadi
Pengukuran burnout dilakukan untuk perawat UGD, maka didapatkan rata-rata
mengetahui burnout yang dialami oleh denyut nadi kerja masing-masing perawat yang
perawat. dapat diklasifikasikan. Hasil klasifikasi beban
c. Pengukurankeandalanperawat kerja fisik perawat dapat dilihat pada Tabel 1.
menggunakanmetodemodifikasi
HEART. Tabel 1. Hasil Klasifikasi Beban Kerja
Denyut
Analisa task dilakukan menggunakan No Perawat
Shift
Nadi Kerja
Kategori
Hirerarchical Task Analysis (HTA).HTA Kerja
(per menit)
Beban Kerja
1046
yang dirasakan oleh masing-masing perawat yang ditangani dan waktu istirahat yang
tentulah berbeda tergantung dari jumlah pasien didapatkan sehingga beban kerja yang
dirasakan masing-masing perawat sangat 22 pertanyaan nantinya akan membantu perawat
fluktuatif. Selain itu, waktu recovery yang tidak untuk mengetahui perasaan dan kondisi kerja
penuh serta menumpuknya jumlah pasien yang yang selama ini dialami. Kuesioner Maslach
ditangani pada awal jam kerja maupun pada Burnout Inventory tersebut disebarkan kepada
akhir jam kerja juga dapat mengakibatkan seluruh responden yang berjumlah 10 orang
kelelahan pada perawat. perawat yang bertugas di UGD dengan meminta
Setelah dilakukan penilaian terhadap beban mereka memilih jawaban yang paling
kerja sesuai dengan kategori beban kerja, mendekati dengan apa yang mereka rasakan
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan skala 1-10. Data yang telah
mengevaluasi apakah beban kerja yang dikumpulkan kemudian dianalisis. Tabel 3
dirasakan oleh perawat tersebut diakibatkan merupakan hasil dari pengukuran burnout
oleh faktor lingkungan atau oleh kerja fisik menggunakan MBI.
yang memang berat dengan menggunakan
perhitungan ECPT (extra cardiac pulse due to Tabel 3. Hasil Pengukuran Burnout
heat transfer to periphery) dan ECPM (extra
Responden Jenis Shift Masa Exhaustion Personal Accomplishment Emotional Exhaustion/ Depersonalization Rata-rata
Ke- Kelamin Usia Kerja Kerja Pendidikan 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
10
L
P
23th
43th
pagi
siang
1th
20th
D3
D3
4
5
9
7
5
4
4
3
2
0
4
7
3
0
2
0
2
0
1
0
2
1
2
0
4
1
2
3
5
5
3
1
4
1
5
2
8
1
4
2
5
5
6
2
3.91
2.27
Denyut Denyut
Nadi Nadi
No Perawat Istirahat Kerja P1 P2 P3 P4 P5 ECPT ECPM
(per
menit)
(per
menit) Menurut Caputo (1991), ada 5 faktor dari
1
Perawat
1
77 107 98 97 93 92 88 14.0 11.0 individu yang mempengaruhi tingkat stress
yang nantinya dapat menyebabkan burnout.
Perawat
2 80 109,5 99 97 97 94 93 14.7 4.3
2
Perawat
3
3
Perawat
83 110,9 102 100 99 96 93 13.0 7.0
Beberapa faktor tersebut antara lain jenis
4
4
Perawat
79 105,7 98 95 93 91 91 12.7 8.3
kelamin, usia, status perkawinan, masa kerja
78 107,1 98 96 92 91 87 12.0 12.0
dan pendidikan terakhir.
5
5
Perawat
6 83 112,3 101 98 97 95 94 12.3 6.7
1. Jenis Kelamin
6
Perawat
7 77 105,3 97 95 93 93 91 15.3 6.7
7
8
Perawat
8 81 107,6 101 98 99 96 94 15.3 3.7 Responden berdasarkan jenis kelamin
9
Perawat
9
75 107,2 97 96 95 96 94 20.0 3.0 dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
responden pria yang terdiri dari 3 orang perawat
Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel pria dan responden wanita yang terdiri dari 7
2, faktor lingkungan mempengaruhi beban kerja perawat wanita. Berdasarkan hasil pengukuran
perawat. Oleh karena itu, perbaikan disarankan menggunakan Maslach Burnout Inventory pada
untuk lebih diproriataskan pada faktor perawat UGD wanita dan pria, didapatkan hasil
lingkungan. perbandingan rata-rata burnout yang dialami
oleh perawat pria dan wanita seperti yang
3.2 Pengolahan Burnout Menggunakan ditunjukkan dalam Gambar 1.
MBI
Pengukuran burnout menggunakan
Maslach Burnout Inventory dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 22
item pertanyaan. MBI diciptakan oleh Maslach
dan Jackson pada tahun 1981 untuk mengukur
burnout pada pekerja bidang pelayanan sosial.
Hasil pengukuran burnout ini akan
menunjukkan kelelahan kerja yang dirasakan Gambar 1. Nilai Burnout Berdasarkan
oleh perawat UGD dari segi fisik (physical Jenis Kelamin
exhaustion), emosional (emotional exhaustion)
dan juga mental/ pencapaian personal (personal Pengukuran burnout yang telah dilakukan
accomplishment). Kuesioner MBI yang berisi menunjukkan hasil bahwa nilai rata-rata
burnout perawat yang berjenis kelamin pria
lebih tinggi jika dibandingkan dengan perawat
yang berjenis kelamin wanita.
1047
2. Usia Pembagian responden berdasarkan usia
terdiri dari 2 kelompok usia, yaitu responden
yang berusia kurang dari 40 tahun dan
responden yang berusia 40 tahun ke atas. Hasil pengukuran burnout pada Gambar 3
Responden terdiri dari 5 orang perawat yang menunjukkan bahwa perawat yang belum
berumur kurang dari 40 tahun dan 5 orang menikah lebih rentan mengalami burnout
perawat yang berumur 40 tahun ke atas. karena nilai rata-rata burnout perawat yang
Berdasarkan hasil pengukuran belum menikah lebih tinggi dibandingkan
menggunakan Maslach Burnout Inventory pada dengan perawat yang telah menikah.
perawat UGD berdasarkan usia, didapatkan 4. Pendidikan Terakhir
hasil tingkat burnout yang dialami oleh perawat Perawat UGD di RSU X dikelompokkan
usia 40 tahun ke atas dan perawat yang berusia menjadi dua kelompok responden berdasarkan
kurang dari 40 tahun seperti yang ditunjukkan tingkat pendidikan terakhir, yaitu responden
dalam Gambar 2. berlatarbelakang pendidikan D3 keperawatan
dan responden berlatarbelakang pendidikan
SMA dimana responden yang memiliki
latarbelakang pendidikan D3 keperawatan
berjumlah 1 orang, sedangkan responden yang
berlatarbelakang pendidikan SMA berjumlah 9
orang.
Berdasarkan hasil pengukuran
menggunakan Maslach Burnout Inventory pada
perawat UGD berdasarkan latar belakang
pendidikan terakhir, didapatkan hasil tingkat
burnout dialami oleh perawat seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 4.
1048
oleh perawat seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 5.
tersebut terdiri dari empat proses yaitu proses
penerimaan pasien, proses asuhan keperawatan,
proses perujukan pasien dan proses evaluasi
tindakan keperawatan yang selanjutnya akan
dibagi menjadi sub-task tertentu.
bahwa perawat yang masa kerjanya kurang dari 1.1.4 Perawat mendorong brankar masuk ke dalam UGD
1.2 Perawat menyeleksi pasien yang datang ke UGD
10 tahun memiliki nilai rata-rata burnout lebih 1.2.1 Perawat melakukan anamnese
1.2.2 Perawat menentukan kategori kegawatan pasien
tinggi dibandingkan dengan perawat dengan 1.2.2 Perawat membawa pasien ke ruang observasi/pemeriksaan
1.3 Perawat melakukan pendataan terhadap pasien
masa kerja lebih dari 10 tahun 1.3.1 Perawat mengarahkan anggota keluarga untuk melakukan proses registrasi ke bagian pendaftaran
pasien
1.3.2 Perawat menuliskan data pasien pada buku registrasi pelayanan kesehatan
1.3.3 Perawat menuliskan data pasien pada kartu pasien
3.3 Pengukuran Keandalan Menggunakan 1.3.4 Perawat menuliskan data pasien pada buku briefing / buku laporan
1.3.5 Perawat mengecek kelengkapan data pasien
Modifikasi HEART 2 Proses asuhan keperawatan
Plan
Pengukuran keandalan perawat (Human 2
Sebelum melakukan pekerjaan pastikan menggunakan sarung tangan steril
2.1 Perawat melakukan pemeriksaan awal pada pasien
Reliability Assessment) dalam memberikan 2.1.1 Perawat mengukur tekanan darah pasien
2.1.2 Perawat mengukur suhu tubuh pasien
pelayanan di Unit Gawat Darurat dengan 2.1.3 Perawat membuat diagnosa awal sesuai hasil pemeriksaan awal pada pasien
kuantifikasi menggunakan metode HEART. 2.1.5 Perawat menyiapkan pasien untuk pemeriksaan dokter
2.1.6 Perawat memanggil dokter
Pengukuran keandalan perawat ini perlu 2.1.7 Perawat memberitahukan diagnosa awal yang telah dibuat kepada dokter
2.1.8 Perawat memperhatikan hasil pemeriksaan dokter untuk proses penanganan selanjutnya
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar 2.2 Perawat melakukan proses penanganan terhadap pasien
2.2.1 Perawat memberikan tindakan pertolongan pertama untuk pasien (pemberian
nilai keandalan perawat dalam menjalankan injeksi, pemasangan infus, pemasangan oksigen, pemasangan cateter)
2.2.2 Perawat memberikan obat pada pasien baik obat oral maupun obat perectal
tugas-tugasnya dan untuk mengidentifikasi 2.2.3 Perawat membawa pasien ke ruang yang diperlukan (ruang rontgen, ruang medis, ruang operasi,
ruang rawat inap, dll)
kemungkinan error yang terjadi akibat 3
Plan
Proses perujukan pasien
Sesuaikan rumah sakit tujuan dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pasien
tingginya beban kerja yang ditanggung oleh 3
3.1 Perawat menentukan rumah sakit yang akan dituju
perawat UGD. Tingginya beban kerja seseorang 3.2 Perawat menghubungi tim personalia untuk dibuatkan surat rujukan
3.3 Perawat mengambil surat rujukan
disinyalir akan dapat mempengaruhi 3.4 Perawat meminta tanda tangan dokter
3.5 Perawat menghubungi pihak Instalasi Prasarana Sarana (IPS) untuk penyiapan ambulance
keandalannya dalam bekerja sehingga terjadi 3.6 Perawat mendorong branker pasien ke dalam ambulance
3.7 Perawat mendampingi pasien di dalam ambulance
error yang dapat membahayakan pasien. 3.8 Perawat mengurus kelengkapan surat bukti rujukan dari rumah sakit tempat rujukan
4 Proses evaluasi tindakan keperawatan
Human Reliability Assessment atau HRA Plan
Perhatikan data pasien dari pergantian shift sebelumnya
4
merupakan suatu pendekatan yang digunakan 4.1 Perawat membuat rekam medik pasien pada buku rekam medik
untuk mengetahui tingkat keandalan manusia 4.2 Perawat mempelajari rekam medik pasien dari shift sebelumnya
4.3 Perawat membersihkan peralatan dan ruang UGD
1049
Lanjutan Tabel 5. Generic Task Perawat memberikan obat pada pasien baik obat oral
Categories Unreliability
8
obat pada
pasien baik
memberikan
obat secara
36. melewatkan modifikasi terhadap metode HEART tradisional
obat oral
maupun obat
langsung pada
pasien
8b
kegiatan karena
intervensi dari orang
1,06 yaitu dengan memodifikasi penentuan nilai
lain
perectal
24. kebutuhan untuk
APOE menggunakan fuzzy linguistic
9a
membuat suatu
keputusan yang di
1,6
expressions sebagai representasi dari proporsi
Perawat Ketidaktepatan
luar kapasitas atau
pengalaman dari efek yang diberikan oleh experts.
menentukan perawat dalam operator
9 rumah sakit
yang akan
menentukan
rumah sakit
16. kualitas
informasi yang tidak
Linguistic variable didefinisikan sebagai
dituju tujuan
9b
baik dalam
menyampaikan 3
variabel sebagai value dari kata-kata, frasa atau
prosedur dan
interaksi orang per
kalimat yang diungkapkan oleh seseorang
Perawat
orang
29. level emosi yang
dalam bahasa yang alami. Konsep linguistic
10a 1,3
10
menenangkan
keluarga
Perawat tidak
menenangkan
tinggi
33. lingkungan yang
variable sangat berguna ketika seseorang
pasien supaya
tidak cemas
keluarga
pasien
10b buruk atau tidak
mendukung
1,15 dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit
dan emosi
Perawat untuk mendeskripsikan atau menentukan
menghubungi Perawat
11
pihak IPS terlambat
11a
25. alokasi fungsi
dan tanggung jawab 1,6
sesuatu dalam quantitative expressions
untuk
penyiapan
menghubungi
tim IPS
yang tidak jelas (Casamirra, 2011). Quantitative expressions
ambulance
dalam hal ini merupakan suatu angka pasti.
Selain itu, experts dalam bebarapa kasus
merasa kesulitan untuk memberikan numerical
value dalam ketidakpastian, misalnya saja untuk
menentukan suatu kemungkinan
1050
risiko (Peng-cheng 2010). Dalam kondisi yang masing-masing himpunan fuzzy seperti yang
sedemikian rupa, dapat digunakan fuzzy ditunjukkan pada Tabel 7.
linguistic expressions untuk menyiasati
ketidakpastian/tidak akuratnya pendapat Tabel 7. Varibel Linguistik Himpunan Fuzzy
experts untuk dapat diperoleh value yang lebih
tepat dari pendapat yang diungkapkan oleh
experts. Metode defuzifikasi Center Of Gravity
(COG) selanjutnya akan digunakan untuk
mengolah pendapat linguistic dari experts
hingga diperoleh sebuah angka crisp.
Linguistic values untuk APOE tersebut Setelah dilakukan penentuan fuzzy number
akan direpresentasikan menggunakan fuzzy untuk masing-masing nilai linguistik, dilakukan
number. Fuzzy number untuk linguistic values penilaian oleh experts yang dalam penelitian ini
tersebut antara lain Very Low (VW), Low (L), berjumlah dua orang yaitu expert 1 yang
Medium (M), High (H) dan Very High (VH) merupakan kepala perawat UGD dan expert 2
yang akan dideskripsikan dalam triangular yang merupakan kepala ruang UGD. Tabel 8
fuzzy seperti Gambar 6. menunjukkan hasil penilaian dari dua experts
pada UGD RSU X untuk setiap EPC.
√∏
(Pers. 6)
(Pers. 2)
{
Dengan :
X g = rata-rata geometrik
(Pers. 3) N = banyak data (total expert)
{
Keterangan:
= hasil defuzzifikasi
= nilai li pada triangular fuzzy number
1051
= nilai mi pada triangular fuzzy number
= nilai ui pada triangular fuzzy number
Hasil dari perhitungan rata-rata Tabel 13. Assessed Effect
geometrik dan proses defuzzifikasi dapat
dilihat pada Tabel 9, Tabel 10 dan Tabel 11.
1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 5a 5b
li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui
0 0.15 0.3 0.3 0.5 0.7 0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.5 0.7 0.9 0.5 0.7 0.9 0.5 0.7 0.9 0.7 0.851
EPC
6a 7a 7b 7c 8a 8b 9a 9b 10a
EXPERT1 li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui
0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7 0.3 0.5 0.7 0.1 0.3 0.5 0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7
EPC
10b 11a 12a 13a 13b 14a 14b 15a
li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui
0.1 0.3 0.5 0.5 0.7 0.9 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7 0.7 0.85 1 0.5 0.7 0.9 0.5 0.7 0.9 0.5 0.7 0.9
No Nominal EPC APOE AEi
1a 1.6 0.244 1.024
1b 1.2 0.5 1.100
2a 2 0.85 1.850
2b 1.2 0.771 1.154
3a 3 0.85 2.700
3b 11 0.771 1.077
4a 1.2 0.591 1.059
5a 1.05 0.7 1.035
5b 3 0.85 2.700
6a 3 0.771 2.542
7a 3 0.85 2.700
7b 1.6 0.649 1.389
7c 1.05 0.591 1.030
8a 1.2 0.384 1.077
8b 1.06 0.3 1.018
9a 1.6 0.771 1.463
9b 11 0.649 2.298
10a 1.3 0.384 1.115
10b 1.15 0.3 1.045
11a 1.6 0.591 1.355
12a 1.2 0.85 1.170
13a 1.2 0.591 1.118
13b 1.2 0.771 1.154
14a 1.2 0.771 1.154
14b 1.15 0.591 1.089
15a 1.2 0.7 1.140
Tabel 10. Konversi Penilaian Lingustik Expert 2 6. Perhitungan Human Error Probability
Dalam Fuzzy Number (HEP)
Hasil perhitungan HEP untuk masing-
EPC
1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 5a 5b
mi ui mi ui ui mi ui mi li mi ui
masing aktivitas ditunjukkan pada Tabel
li ui li mi li li mi ui li mi li li ui li mi ui
0.3 0.5 0.7 0.3 0.5 0.7 0.7 0.85 1 0.5 0.7 0.9 0.7 0.85 1 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7 0.5 0.7 0.9 0.7 0.851
6a 7a 7b 7c
EPC
8a 8b 9a 9b 10a 14.
EXPERT2 li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui
0.7 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7 0.7 0.1 0.3 0.5 0.1 0.3 0.5 0.9 0.3 0.5 0.1 0.3 0.5
EPC
10b 11a 12a 13a 13b 14a 14b 15a
0.1 0.3 0.5 0.3 0.5 0.7 0.7 0.85 1 0.5 0.7 0.9 0.5 0.7 0.9 0.7 0.85 1 0.3 0.5 0.7 0.5 0.7 0.9
1 Perawat tidak membantu pasien masuk ke ruang UGD 0,0005
2 Perawat kurang tepat dalam melakukan proses anamnese 0,0009
3 Perawat salah menentukan kategori kegawatan pasien 0.0012
Tabel 11. Rekap Perhitungan Rata-Rata Geometrik 4 Perawat lupa memasukkan data pasien pada buku registrasi 0,0212
EPC
5 Perawat melakukan kesalahan dalam melakukan pemeriksaan awal 0.0559
1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 5a 5b
li mi ui
li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui 6 Perawat tidak memperhatikan hasil pemeriksaan dokter 0.0508
0.00 0.27 0.46 0.30 0.50 0.70 0.70 0.85 1.00 0.59 0.77 0.95 0.70 0.85 1.00 0.59 0.77 0.95 0.39 0.59 0.79 0.50 0.70 0.90 0.70 0.85 1.00 Perawat melakukan kesalahan dalam memberikan tindakan pertolongan
7 0.4450
EPC pertama untuk pasien
6a 7a 7b 7c 8a 8b 9a 9b 10a 8 Perawat tidak teliti dalam pemberian obat pada pasien 0,0004
-RATAGEOM li mi ui
li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui li mi ui
9 Ketidaktepatan perawat dalam menentukan rumah sakit tujuan 0,0101
0.59 0.77 0.95 0.70 0.85 1.00 0.46 0.65 0.84 0.39 0.59 0.79 0.17 0.39 0.59 0.10 0.30 0.50 0.59 0.77 0.95 0.46 0.65 0.84 0.17 0.39 0.59
10 Perawat tidak menenangkan keluarga pasien 0.0233
EPC
10b 11a 12a 13a 13b 14a 14b 15a 11 Perawat terlambat menghubungi tim IPS 0,0271
li mi li mi ui li mi ui li mi ui li mi li mi ui li mi ui li mi
ui ui ui
12 Perawat tidak mendampingi pasien di dalam ambulance 0,0005
0.10 0.30 0.50 0.39 0.59 0.79 0.70 0.85 1.00 0.39 0.59 0.79 0.59 0.77 0.95 0.59 0.77 0.95 0.39 0.59 0.79 0.50 0.70 0.90
13 Perawat lupa untuk menuliskan data pada buku briefing 0,0258
14 Perawat mengabaikan rekam medik pasien sebelumnya 0,0005
Tabel 12. Hasil Angka Crisp APOE 15 Perawat mengabaikan aktivitas untuk membersihkan peralatan keperawatan 0,0005
EPC
1b 2a 2b 3a 3b 4a 5a 5b 6a 7c
Setelah diketahui nilai HEP untuk setiap
1a 7a 7b
0.244 0.500 0.850 0.771 0.850 0.771 0.591 0.700 0.850 0.771 0.850 0.649 0.591
APOE
8a 8b 9a 9b 10a 10b
EPC
11a 12a 13a 13b 14a 14b 15a
task, maka dapat dihitung nilai
0.384 0.300 0.771 0.649 0.384 0.300 0.591 0.850 0.591 0.771 0.771 0.591 0.700 keandalan/reliability (R) perawat dalam
menjalankan tugas-tugasnya yaitu dengan
5. Perhitungan AEi (Assessed Effect) rumus 1-failure serta dapat dihitung keandalan
Perhitungan assessed effect dilakukan sistem keseluruhan (R sistem) yang merupakan
pada masing-masing EPC dengan persamaan 8. hasil perkalian dari setiap R pada setiap task.
Hasil perhitungan keandalan tersebut dapat
AEi = [(bi-1) x ci+1] (Pers. 8) dilihat pada Tabel 15.
1052
Perawat melakukan
Lanjutan Tabel 15. Rekap Keandalan Task kesalahan dalam
R memberikan tindakan 0.4450
No Task Possible Error HEP F R pertolongan pertama
Sistem
untuk pasien
Perawat tidak yang mendampingi yang dapat mengganggu
memberikan obat secara 0.0004
langsung pada pasien konsentrasi perawat dan membuat perawat panik
Ketidaktepatan perawat
dalam menentukan rumah
sakit tujuan
0.0101 akan tekanan yang diberikan. Hal tersebut dapat
Proses
Perawat tidak
menenangkan keluarga 0.0233
diatasi dengan menjaga ruang UGD tetap
3 Perujukan
Pasien
pasien
Perawat terlambat
0.061 0.939
kondusif dengan membatasi jumlah keluarga yang
0.0271
menghubungi tim IPS
Perawat tidak
dapat mendampingi pasien di dalam UGD dan
mendampingi pasien di
dalam ambulance
0.0005
mengadakan stress management training agar
Perawat lupa untuk
menuliskan data pada 0.0258 perawat lebih mampu mengelola tekanan dan
buku briefing
Proses Perawat mengabaikan emosi yang dirasakan.
evaluasi rekam medik pasien 0.0005
4
tindakan sebelumnya
Perawat mengabaikan
0.027 0.973
Sedangkan hasil perhitungan burnout
keperawatan
aktivitas untuk
membersihkan peralatan
0.0005 menggunakan Maslach Burnout Inventory
keperawatan
menunjukkan bahwa tingkat burnout yang
dirasakan perawat UGD berada pada rentang 3-
Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat 5 yang menunjukkan bahwa perawat harus
bahwa nilai keandalan terendah terdapat pada mulai memonitor kondisinya dan melakukan
task proses pemberian asuhan keperawatan tindakan antisipasi agar burnout yang dirasakan
pada pasien yaitu hanya sebesar 0,404. tidak semakin parah. Hal tersebut menunjukkan
Aktivitas dalam proses tersebut yang memiliki bahwa beban kerja perawat UGD yang berat
nilai HEP tertinggi adalah aktivitas perawat dan beragam mengakibatkan burnout pada
memberikan pertolongan pertama yaitu dengan perawat UGD RSU X.
nilai HEP sebesar 0,445. Sedangkan keandalan Beban kerja perawat UGD yang
sistem keseluruhan tergolong rendah karena sedemikian rupa ternyata juga mempengaruhi
hanya sebesar 0,4082. keandalan perawat UGD dalam bekerja. Hal
Beban kerja fluktuatif yang disebabkan tersebut ditunjukkan oleh nilai keandalan
oleh jumlah pasien dan tingkat keparahan keseluruhan (R sistem) yang rendah yaitu hanya
pasien yang tidak dapat diprediksi, beragamnya sebesar 0,4082. Hal tersebut menunjukkan
tugas keperawatan, diharuskannya perawat bahwa dengan beban kerja perawat yang
untuk siap siaga selama 24 jam, diharuskannya trergolong berat dan beragam, keandalan
perawat untuk dapat bekerja cepat, tanggap, dan perawat UGD RSU X masih tergolong rendah
tepat dalam menangani pasien, serta adanya dimana perawat dalam bekerja semestinya
tekanan dan tuntutan untuk menyelamatkan memiliki keandalan yang tinggi karena
pasien baik tuntutan moril, tuntutan pimpinan pekerjaan perawat merupakan pekerjaan yang
rumah sakit maupun tuntutan dari keluarga beresiko tinggi karena menyangkut keselamatan
pasien mengakibatkan beban kerja yang harus seseorang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
dihadapi oleh perawat UGD tergolong berat. beberapa perbaikan untuk mencegah human
Beban kerja yang dihadapi oleh perawat UGD error agar keandalan kerja perawat dapat
tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan meningkat. Perbaikan-perbaikan tersebut akan
burnout dan mempengaruhi keandalan perawat dilakukan pada aktivitas-aktivitas yang paling
UGD dalam bekerja. Oleh karena itu dilakukan memungkinkan terjadinya human error
penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi, terutama pada aktivitas yang memilki nilai HEP
burnout dan keandalan perawat UGD yang (Human Error Probability) tertinggi yaitu pada
selanjutnya akan dianalisa apakah perawat proses pemberian asuhan keperawatan yaitu
UGD mengalami burnout dan bagaimana pada aktivitas pemberian pertolongan pada
keandalan perawat UGD dalam bekerja dengan pasien sehingga perbaikan diproriataskan untuk
kondisi beban kerja yang sedemikian rupa. dilakukan pada aktivitas tersebut. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penilaian beban kerja perbaikan yang diberikan untuk mencegah
perawat berdasarkan denyut nadi, didapatkan human error pada aktivitas pemberian
hasil bahwa faktor lingkungan lebih dominan pertolongan pertama pada pasien diantaranya
mempengaruhi beban kerja perawat. Faktor- adalah dengan mengadakan upgrading ilmu
faktor lingkungan yang mempengaruhi tersebut pengetahuan dan mengadakan sharing rutin
diantaranya adalah ruang kerja yang kurang sebagai wadah bertukar ilmu, pengalaman, dan
kondusif akibat banyaknya keluarga pasien pengetahuan antar perawat serta dengan
melakukan pengecekan peralatan sebelum
digunakan.
105
3
Usulan perbaikan yang diberikan tersebut diharapkan dapat membantu perawat UGD RSU X
dalam menghadapi beban kerja yang berat dan beragam sehingga keandalan perawat dalam bekerja
dapat meningkat dan burnout dapat dikurangi walaupun beban kerja yang dihadapi sedemikian
rupa. Namun, uusulan perbaikan yang diberikan tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang
selama ini telah berlaku di rumah sakit dan dikembalikan kembali pada pihak rumah sakit.
4. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penilaian beban kerja perawat berdasarkan denyut nadi dilakukan terhadap 9 orang perawat
UGD RSU X yang bertugas pada 3 shift kerja yaitu shift pagi, sore dan malam. Hasil penilaian
beban kerja berdasarkan denyut nadi tersebut memperlihatkan bahwa bahwa faktor lingkungan
lebih banyak mempengaruhi beban kerja perawat .
2. Pengukuran burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory menunjukkan bahwa tingkat
burnout yang dirasakan perawat UGD berada pada rentang 3-5 yang menunjukkan bahwa
perawat harus mulai memonitor kondisinya dan melakukan tindakan antisipasi agar burnout
yang dirasakan tidak semakin parah. Hal tersebut menunjukkan bahwa beban kerja perawat
UGD yang berat dan beragam mengakibatkan burnout pada perawat UGD RSU X.
3. Berdasarkan perhitungan nilai keandalan manusia menggunakan Human Reliability Assessment
dengan metode modifikasi HEART, didapatkan hasil bahwa aktivitas dengan nilai keandalan
terendah ditemukan pada aktivitas proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
nilai keandalan sebesar 0,404 dengan nilai HEP tertinggi terdapat pada aktivitas pemberian
tindakan pertolongan pertama yaitu sebesar 0,445. Aktivitas ini merupakan tipe pekerjaan yang
membutuhkan skill kerja yang lebih rumit dan kompleks sehingga menyebabkan human
unreliability bernilai lebih besar dan berpotensi lebih tinggi untuk terjadi human error.
Sedangkan untuk nilai keandalan seluruh sistem juga tergolong rendah yaitu 0,3009 sehingga
perlu dilakukan beberapa perbaikan.
4. Rekomendasi perbaikan yang didapatkan dari hasil penelitian menggunakan penilaian beban
kerja berdasarkan denyut nadi, Maslach Burnout Inventory dan Human Reliability Assessment
untuk membantu perawat dalam menghadapi beban kerja yang berat dan beragam sehingga
keandalan perawat dalam bekerja dapat meningkat dan burnout dapat dikurangi antara lain
dengan menekan faktor lingkungan sekecil mungkin untuk mengurangi beban kerja perawat,
5. menghimbau perawat untuk mulai memonitor situasi dan mengambil langkah antisipasi agar
burnout yang dialami tidak bertambah parah serta dengan mengadakan sharing rutin antar
perawat, upgrading ilmu pengetahuan dan pengecekan alat kesehatan sebelum digunakan untuk
menghindari human error.
Daftar Pustaka
Caputo, J.S. (1991). Stress and Burnout in Library Service. Canada: Oryx Press.
Casamirra, Magdalena. (2011). Safety Analysis of Potential Exposure in Medical Irradiation Plants by
Fuzzy Fault Tree. Italy: University of Palermo. Ed. 6, 90128.
Peng-Cheng, Li (2010). Fuzzy Logic Based Approaach For Identifying The Risk Importance Of
Human Error. Republik of China: South Cina University of Technology. Journal Safety Science (902-
913).