Anda di halaman 1dari 7

DASAR TEORI

Klasifikasi tanah

Klasifikasi tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan kategorisasi tanah


berdasarkan karakteristik yang membedakan masing-masing jenis tanah.
Klasifikasi tanah merupakan sebuah subjek yang dinamis yang mempelajari
struktur dari sistem klasifikasi tanah, definisi dari kelas-kelas yang digunakan
untuk penggolongan tanah, kriteria yang menentukan penggolongan tanah, hingga
penerapannya di lapangan. Tanah sendiri dapat dipandang sebagai material
maupun sumber daya.
Klasifikasi keteknikan yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi
Unified Soil Classification System (USCS). Klasifikasi USCS memiliki tiga
kelompok utama, yaitu tanah dengan ukuran partikel kasar (mengandung pasir dan
kerikil), partikel halus (tanah lempung dan liat), dan tanah dengan kadar organik
tinggi (misal tanah gambut). Sistem tanah untuk keteknikan lainnya yaitu
AASHTO Soil Classification System dan the Modified Burmister. Klasifikasi
secara menyeluruh membutuhkan banyak data yang terdiri dari warna, kadar air,
kekuatan tekan, dan sifat lainnya.

Analisa Saringan

                Analisa saringan adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui

distribusi ukuran agregat halus dengan menggunakan ukuran-ukuran saringan

standard tertentu yang ditunjukkan dengan lubang saringan (mm).

            Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan prosentasi agregat halus

dalam camouran. Adapun modulus kehalusan yang disyaratkan untuk agregat halus
yaitu 2.1 – 3.7. Gradasi gabungan dari agregat halus untuk beton kelas II,mutu K-

125 dan mutu lebih tinggi harus ditentukan dengan cara analisis saringan dengan

menggunakan saringan standard ISO 63-31,5-16.

1) Batas Cair (Liquid Limit)

Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya, tanah
akan berprilaku sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis), yaitu batas atas dari daerah plastis.

2) Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah
tidak lagi berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai
bahan yang plastis dalam kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini
disebut indeks plastisitas.

3) Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat
plastis. Karena itu, indeks plastis menunjukan sifat keplastisitas tanah. Jika tanah
mempunyai interval kadar air daerah plastis kecil, maka keadaan ini disebut
dangan tanah kurus. Kebalikannya, jka tanah mempunyai interval kadar air daerah
plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks plastisitas dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini :
IP = LL – PL
DATA ANALISA SARINGAN

Berat Sampel
Tanah = 1488,50 kg
NOMOR BERAT ∑ BERAT PERSENTASE
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
  ( gram ) ( gram ) (%) (%)
1 1/ 2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1" 0,00 0,00 0,00 100,00
3/4" 0,00 0,00 0,00 100,00
3/8" 5,30 5,30 0,36 99,64
NO. 4 30,20 35,50 2,38 97,62
NO. 8 83,70 119,20 8,01 91,99
NO. 16 160,30 279,50 18,78 81,22
NO. 50 286,00 565,50 37,99 62,01
NO. 100 430,30 995,80 66,90 33,10
NO. 200 369,20 1365,00 91,70 8,30
PAN 123,50 1488,50 100,00 0,00

Perhitngan analisa saringan

• Berat material mula-mula = 1488,50 gr

• Nomor saringan = NO. 4


• Berat tertahan = 30,20 gr
• Jumlah Berat Tertahan = 5,30 + 30,20 = 35,50 gr
35,50
• % tertahan = x 100% = 2,38 %
1488,5
• % lolos = 100 - 2,38 = 97,62 %

• Nomor saringan = NO. 8


• Berat tertahan = 83,70 gr
• Jumlah Berat Tertahan = 35,50 + 83,70 = 119,20 gr
119,20
• % tertahan = x 100% = 8,01 %
1488,5
• % lolos = 100 - 8,01 = 91,99 %
Grapik analisa saringan
DATA ATTERBERG
BATAS
     
BATAS CAIR PLASTIS
BANYAKNYA PUKULAN 8 16 28 36    
A. Nomor cawan A B C D E F
8, 14, 15, 8, 9, 13,0
B. Berat cawan gram 70 06 20 71 24 4
44, 37, 52, 58, 12, 18,7
C. Berat cawan + contoh basah gram 42 70 13 65 27 2
36, 33, 45, 49, 11, 17,7
D. Berat cawan + contoh kering gram 79 05 32 69 81 2
7, 4, 6, 8, 0, 0,9
E. Berat air gram 63 65 81 96 47 9
28, 18, 30, 40, 2, 4,6
F. Berat contoh kering gram 09 99 12 98 57 9
27, 24, 22, 21, 18, 21,1
G. Kadar air % 16 49 61 86 13 7
                 
LL PL PI Catatan
      Cantoh dalam keadaan
22,00 19,65 2,35 Asli / Kering Udara
      Disaring / Tidak

PERHITNGAN ATTERBERG

Batas Cair (Liquid Limit)

• Banyaknya Pukulan (N) = 8


• Nomor Cawan = A
• Berat cawan (W1) = 8,70 gr
• Berat contoh basah + cawan (W2) = 44,42 gr
• Berat contoh kering + cawan (W3) = 36,79 gr
• Berat air (W4) = W2 - W3
= 44,42 - 36,79
= 7,63 gr
• Berat contoh kering (W5) = W3 - W1
= 36,8 - 8,7
= 28,09 gr
• Kadar air (W) = W x 100%
W5
7,6
= x 100%
28,1
= 27,16 %

Untuk Perhitungan Batas Cair Selanjutnya Dapat Dilihat Pada Tabel!!!


Dari tumbukan ke 25 pada grafik, diperoleh nilai Liquid Limits (batas cair ) sebesar 22.00

Batas Plastis (Plastic Limit)

• Nomor Cawan = E
• Berat cawan (W1) = 9,24 gr
• Berat contoh basah + cawan (W2) = 12,27 gr
• Berat contoh kering + cawan (W3) = 11,81 gr
• Berat air (W4) = W2 - W3
= 12,27 - 11,81
= 0,47 gr
• Berat contoh kering (W5) = W3 - W1
= 11,8 - 9,2
= 2,568 gr
W4
• Kadar air (W) = x 100%
W5
0,5
= x 100%
2,6
= 18,13 %

Seperti Langkah Di Atas, Nilai Kadar Air (W) Pada Sampel F =21,17 %

Maka:
WE + WF
• Batas Plastis (PL) =
2
= 18,13 + 21,17
2
= 19,65 %

• Indeks Platisitas (PI) = LL - PL


= 22,00 - 19,65
= 2,35 %
GRAPIK ATTERBERG

GRAFIK LIQUID LIMITS (Batas Cair)

30.00

28.00

26.00
kadar air %

24.00

22.00

20.00

18.00
1 10 100

Jumlah Pukulan

Anda mungkin juga menyukai