Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda, salah satunya adalah
karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan
asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh,
dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Manusia menggunakan
pati sebagai nutrien utama. Pati yang berasal dari beras, jagung, gandum, singkong, ubi
sagu dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang disintesis oleh tumbuh-
tumbuhan bagi cadangan energi atau makan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama
dihati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna bagi untuk
mempertahankan agar kadar glukosa darah normal (70-90 mg/ml darah), sedangkan
glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan interaksi.
Glukosa digunakan baik oleh organisme aerob maupun anaerob. Pada tahap-tahap
awal jalur katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme
anaerob memecahkan glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak dapat
dimetabolisme lebih lanjut, tanpa bantuan oksigen. Sedangkan organisme aerob selain
memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme dan aerob, juga memiliki
kemampuan lebih yang dapat memecahkannya lebih sempurna, maka energi yang
dihasilkan lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh organisme anaerob.

1.2. Tujuan
a. Dapat mengetahui proses metabolisme karbohidrat
b. Mengetahui dan memahami jenis-jenis karbohidrat
c. Mengetahui proses metabolisme karbohidrat
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat
e. Mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat
1.3. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud metabolisme karbohidrat ?
b. Apa fungsi dari metabolisme karbohidrat ?
c. Bagaimana proses dari metabolisme karbohidrat ?
d. Bagaimana pembentukan dan penguraian glukosa ?
e. Bagaimana proses biosintesis dan perombakan glikogen ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metabolisme Karbohidrat

2.1.1 Metabolisme

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti
bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan sampai kepada manusia, makhluk yang
susunan tubuhnya sangat kompleks. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimiadari sekitarnya untuk mempertahankan
hidupnya.

Metabolisme terdiri dari proses sintesis (anabolisme) dan penguraian


(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme yaitu peranannya
dalam detoksifikasi. Sebagian besar proses metabolisme terjadi di dalam sel, oleh
karena itu mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membrane sel
mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi
di dalam tubuh.

2.1.2 Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Rumus umum karbohidrat yaitu (CH 2O)n. Di dalam
tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa.

Karbohidrat kompleks mengandung derivate gula lainnya seperti gula amino,


asam uronat dan asam sialat. Unsur tersebut mencakup proteoglikan serta
glikosaminoglikan yang berkaitan dengan unsur structural jaringan, dan
glikoprotein yang merupakan protein yang mengandung rantai oligosakarida

3
terikat. Unsur-unsur ini ditemukan dalam banyak situasi yang mencakup
membrane sel.

Fungsi karbohidrat yaitu :

a. Sebagai sumber kalori atau energi


b. Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
c. Sebagai materi pembangun
d. Sebagai bahan penstabil
e. Berperan penting dalam penurunan sifat
f. Sebagai sumber serat

Karbohidrat dapat digolongkan menurut jumlah senyawa penyusunnya yaitu :


a) Monosakarida
Adalah karbohidrat paling sederhana. Jika dihidrolisis, senyawa-
senyawa monosakarida sudah tidak dapat diuraikan lagi menjadi senyawa gula
yang lebih sederhana. Contohnya : glukosa, fruktosa dan galaktosa.
b) Disakarida
Terdiri atas dua monosakarida yang terikat satu sama lain dengan
ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik terdapat pada gugus fungsi dalam
karbohidrat, yaitu gugus aldehid pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa.
Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik). Contohnya : sukrosa.
c) Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul 2-10
monosakarida, yaitu trisakarida yang terdiri dari 3 molekul monosakarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Contohnya :
sakarosa, maltose dan laktosa.
d) Polisakarida
Terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang
dihasilkan antara monosakarida sejenis (satu macam monosakarida) disebut
homo polisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Polisakarida pada umumnya berupa senyawa putih dan
tidak berasa manis. Beberapa polisakarida dapat larut dalam air. Contohnya :
pati, dekstrin dan selulosa.

4
2.1.3 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata “metabole” dari bahasa Yunani yang berarti
berubah. Secara sederhana metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi yang
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan
energi. Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan
yakni reaksi pemecahan atau reaksi katabolisme dan reaksi pembentukan atau
reaksi anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus
terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme.

Proses Metabolisme Karbohidrat

Glikolisis Siklus Krebs Fosforilasi


Oksidatif

Glikogenesis Glukoneogenesis

Glikogen Glukolipid Lipida / Protein

2.2. Fungsi Metabolisme Karbohidrat


Metabolisme karbohidrat memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Pengganti sel atau jaringan yang rusak.
2. Respirasi jaringan pada tubuh.
3. Pertumbuhan jaringan tubuh.

2.3. Pembentukan dan Penguraian Glukosa

Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alcohol, laktat atau CO2 dan air dapat
berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari keadaan lingkungan,
keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat melakukan
satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa tergantung pada diperlukan atau
tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal ini tiap jasad hidup mempunyai sistem
kontrolnya sendiri. Sumber karbon yang dipakai dalam proses ini tidak khusus.

5
Pernafasan dalam arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam bentuk energi kimia,
ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur krebs, dan fosforilasi bersifat
oksidasi. Proses penguraian glukosa menjadi CO2 dan air, seperti juga semua proses
oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses penguraian glukosa ini adalah 690 kilo-
kalori (kkal).

Glukosa + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 690 kkal

Jumlah energi ini sebenarnya jauh lebih besar daripada jumlah energi yang dapat
disimpan dalam bentuk energi kimia ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian
tersebut.

Karbohidrat

Glukosa
ADP + Pi
ATP
Etanol Piruvat Laktat
ADP + Pi
ATP
Asetat
(asetil koenzim-A)

CO2 + H2O Daur


Krebs

ADP + Pi
Rantai Pernafasan (fosforilasi
bersifat oksidasi)
ATP

O2 H2O
6
2.4. Proses Metabolisme Karbohidrat

2.4.1 Glikolisis

Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Juga disebut


jalur metabolisme Embden-Meyerhoff dan sering diartikan pula sebagai penguraian
glukosa menjadi piruvat. Proses ini terjadi di dalam sitoplasma. Dengan adanya oksigen
(dalam suasana aerob), glikolisis berlangsung menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen
(glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Glikolisis menghasilkan dua senyawa
karbohidrat beratom tiga dari satu senyawa beratom enam.

Sifat – sifat peristiwa glikolisis, antara lain :

1. Oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat


2. Dapat berlangsung secara aerob dan anaerob
3. Diperlukan adanya enzim dan energi
4. Menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga
5. Terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi

7
Gambar 2.4.1. Skema Proses Glikolisis Secara Keseluruhan

Bila glikolisis dimulai dari glukosa, reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan
satu gugus fosfat ke dalam molekul glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini
dikatalisis oleh glukokinase yang memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktornya.
Sedangkan gugus fosfat dan energi yang diperlukan didapat dari penguraian ATP
menjadi ADP.

Reaksi glikolisis tahap kedua merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi


fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerase. Reaksi tahap ketiga adalah
pemasukan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh fosfofruktokinase dengan ion Mg 2+
sebagai kofaktor menghasilkan fruktosa 1,6-difosfat.

Reaksi tahap keempat merupakan pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam


menjadi dua senyawa beratom tiga, gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.
Reaksi ini dikatalisis oleh aldolase. Selanjutnya terjadi reaksi isomerisasi bolak-balik
antara kedua senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase. Dalam
keadaan normal dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-
fosfat sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat
dicegah.

Reaksi tahap kelima merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam


1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat dari asam
fosfat (bukan dari ATP), dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan molekul asam
karboksilat. Reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat dehydrogenase
dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADH (bentuk reduksi dari
nikotinamid adenine dinukleotida) dari NAD+ (bentuk oksidasinya).

Reaksi tahap keenam ini, dikatalisis oleh fosfogliserat kinase ( dengan ion
magnesium sebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat. Reaksi tahap ketujuh
adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh
fosfogliserat mutase. Selanjutnya, dalam reaksi tahap kedelapan enzim enolase
melepaskan satu molekul H2O dari asam gliserat 2-fosfat menghasilkan asam fosfoenol
piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium (atau ion manggan)
sebagai kofaktor.

8
Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat
dipakai untuk mengsintesis ATP dari ADP.

2.4.2. Siklus Krebs

Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus krebs
adalah reaksi antara asetil Co-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk
asam sitrat. Siklus krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan
langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil Co-A dengan asam
oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.

Gambar 2.4.2. Proses Siklus Krebs

Pertama, asetil Co-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah
mengantar asetil masuk ke dalam siklus krebs, Co-A memisahkan diri dari asetil dan
keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan
satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami
oksidasi dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH dan
melepaskan satu molekul (CO2) dan membentuk asam α-ketoglutarat. Setelah itu asam
α-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul (CO2), dan teroksidasi dengan

9
melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ dan NADH. Selain itu, asam α-
ketoglutarat mendapatkan tambahan satu Co-A dan membentuk suksinil Co-A. Setelah
terbentuk suksinil Co-A, molekul Co-A kembali meninggalkan siklus, sehingga
terbentuk asam suksinat. Pelepasan Co-A dan perubahan suksinil Co-A menjadi asam
suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu
gugus fosfat anorganik menjadi satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat
mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD
dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian
ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat
pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir,
asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan ion H +, yang kemudian
diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali terbentuk.
Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil Co-A dan kembali
menjalani siklus krebs.

Dari siklus krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6
NADH, 2 FADH2 dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk
akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.

2.4.3. Fosforilasi Oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan


energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosine trifosfat
(ATP). Lintasan ini sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk melepaskan
energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya yaitu glikolisis
anaerobik.

Rantai transport elektron dalam mitokondria merupakan tempat terjadinya


fosforilasi oksidatif pada eukariota. NADH dan suksinat yang dihasilkan pada siklus
asam sitrat dioksidasi, melepaskan energi untuk digunakan oleh ATP sintase.

Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor elektron ke


penerima elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang
digunakan untuk membentuk ATP. Enzim – enzim yang saling berhubungan ini disebut
sebagai rantai transport elektron. Energi yang dilepaskan oleh perpindahan elektron
melalui rantai transpor elektron ini digunakan untuk mentranspor proton melewati
membran dalam mitokondria. Proses ini disebut kemiosmosis. Transpor ini

10
menghasilkan energi potensial dalam bentuk gradient pH dan potensial listrik di
sepanjang membran ini.

2.5. Biosintesis dan Perombakan Glikogen

Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam proses
pembentukan glikogen dari glukosa. Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi
glukosa yang disebut glikogenolisis, juga melibatkan terjadinya kedua senyawa antara
tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda. Senyawa antara UDP-glukosa (glukosa
uridin difosfat) terjadi pada jalur pembentukan tetapi tidak pada jalur penguraian
glikogen. Demikian pula enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut berbeda.

UDP glikogen

E1 Pi

E6
E5
UDP-glukosa glukosa 1-fosfat

PPi UTP E2
glukosa 6-fosfat
ADP E3
E4
Pi

11
ATP glukosa

Gambar 2. UTP = Uridin trifosfat. ATP = Adenosin trifosfat. ADP = Adenosin difosfat.
Enzim : E1 = foforilase, E2 = fosfoglukomutase, E3 = fosfatase, E4 = glukokinase, E5 =
pirofosforilase, E6 = glikogen sintetase. PPi = asam pirofosfat.

2.6. Pengaturan Pembentukan dan Penguraian glikogen

Enzim yang mengkatalisis reaksi pembentukan dan penguraian glikogen adalah


masing-masing glikogen sintase dan glikogen fosforilase. Kerja kedua enzim ini diatur
oleh beberapa enzim lainnya secara bertahap dan terkoordinasi sedemikian rupa
sehingga kedua enzim tersebut dapat berada dalam keadaan bentuk aktif atau tak aktif.
Bila glikogen sintase berada dalam bentuk aktif, glikogen fosforilase berada dalam
bentuk tak aktif, dan sebaliknya. Glikogen sintase-I dan glikogen sintase-D masing-
masing adalah bentuk aktif dan tak aktif dari enzim pembentuk glikogen, sedangkan
glikogen fosforilase-a dan fosforilase-b masing-masing adalah bentuk aktif dan tak
aktif dari enzim pengurai glikogen. Kadar glukosa yang rendah dalam darah akan
menimbulkan rangsangan kepada kelenjar anak ginjal untuk mensekresi hormone
epinefrin yang akan menguraikan ATP menjadi AMP melingkar dan PPi dengan cara
mengaktifkan adenil siklase.

2.7. Glikogenesis

Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-
fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi
tinggi. Sedang enzim yang mengkatalisisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan
fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerisasi menjadi glukosa 1-
fosfat.

Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh glukosa
1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan
pirofosfat (PPi). Pada tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi kondensasi antara UDP-
glukosa dengan unit glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan
rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa. Dalam reaksi yang dikatalisis

12
oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α (1-4) glikosida baru antara glukosa yang
dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu pada rantai glikogen
primer.

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk


biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai tumbuhan, seperti tanaman
tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme
biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat,
dikatalisis oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat, kemudian dengan
enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.

2.8. Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain


glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah
untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis
glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti
asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat.

Proses Glukoneogenesis :

1. Bentuk pertamanya adalah glucose kemudian membentuk glucode 6-phosphete


dengan proses hexokinase secara continue terus menerus.
2. Kemudian membentuk fructose 6-bisphosphate dengan proses yang continue
phosphofructokinase-1 dan fructose akan membentuk fructose 1.6 bisphosphate.

13
3. Setelah itu adalah proses terbagi menjadi dua yaitu dihydroxyacetone phosphate
dan dihydroxyacetone phosphate
4. Dihydroxyacetone phosphate dan dihydroxyacetone phosphate akan melalui proses
triose shotoshate isomerase dan membentuk glyceraldehyde-3-phosphate (2)
dengan proses bolak balik
5. Glyceraldehyde-3-phosphate (2) akan membentuk 1,2-bishotoshoglycerate (2)
dengan proses glyceraldehyde photoshate dehydrogenase proses yang bolak balik
6. 1,2-bishotoshoglycerate (2) akan membentuk 3-photoshoglycerate (2) dengan
proses photoshoglycerate mutase dengan proses bolak balik
7. 3-photoshoglycerate (2) akan membentuk 2-photoshoglycerate (2) dengan proses
enolase bolak balik
8. 2-photoshoglycerate (2) akan membentuk photoshoenolpyruvete (2) dengan proses
pyruvate kinase dan oxaloacetate (2) dan PEP carboxykinase membentuk pyruvate.

14
Gambar 2.8. Proses Glukoneogenesis

2.9. Jalur Metabolisme Piruvat

Piruvat dapat mengalami berbagai jalur reaksi yang berbeda sehingga merupakan
titik cabang metabolisme karbohidrat. Sebagian dari jalur tersebut berlangsung dengan
beberapa tahap reaksi. Penambahan gugus amino akan mendorong pembentukan

15
alanine dari piruvat. Sebaliknya, reaksi perubahan alanine menjadi piruvat merupakan
salah satu jalan masuknya asam amino ke dalam jalur metabolisme karbohidrat.
Adanya CO2 yang berlebih mendorong terjadinya oksaloasetat dari piruvat. Reaksi
bolak balik piruvat-laktat, merupakan jalur titik akhir sintesis laktat. Metabolisme laktat
belangsung dengan terlebih dahulu mengubahnya kembali menjadi piruvat. Dalam
keadaan normal, bila jumlah persediaan oksigen dalam jaringan otot cukup banyak,
piruvat tidak diubah menjadi laktat melainkan didekarboksilasi menjadi asetilkoenzim-
A. melalui jalur metabolisme gluconeogenesis, piruvat dapat diubah menjadi glukosa
atau glikogen.

Proses dekarboksilasi piruvat dapat berlangsung dengan dua cara, bergantung


pada jasadnya. Di dalam sel ragi, piruvat didekarboksilasi dengan mekanisme yang
sederhana, menjadi asetaldehida yang kemudian diubah menjadi etanol. Reaksi ini
merupakan dasar fermentasi alcohol.

Gambar 2.9 Jalur Metabolisme Piruvat

2.10. Metabolisme Pada Steady State

16
Metabolisme pada steady state terdiri dari :

a. Absorptive state
ialah masa selama nutrien yang dimakan masuk ke peredaran darah dan
menyuplai energi bagi tubuh. Metabolisme yang terjadi ialah anabolisme.
Karbohidrat yang diabsorbsi ke dalam darah terutama dalam bentuk
monosakarida dan asam amino. Sedangkan lemak diabsorbsi dalam bentuk
triasilgliserol ke pembuluh limfe atau dalam bentuk kilomikron.
b. Post-absorptive state
adalah masa selama saluran pencernaan kosong dari nutrien dan simpanan atau
cadangan tubuh harus menyuplai energi yang dibutuhkan. Tujuan dari fasted-state
ialah mempertahankan konsentrasi glukosa dalam plasma dalam batas normal
sehingga otak dan sel saraf tetap terpenuhi kebutuhannya.

2.11. Kadar Glukosa Darah


Kadar glukosa darah merupakan factor yang sangat penting untuk kelancaran
kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-90 mg/100 ml. keadaan
dimana kadar glukosa berada dibawah 70 mg/100ml disebut hipoglisemia. Sedangkan
diatas 90 mg/100ml disebut hiperglisemia

17
Gambar 2.10. Kadar Glukosa Darah
Jika kadar glukosa darah dalam batas normal, sebagian besar jaringan
menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Kelebihan glukosa akan disimpan
sebagai glikogen. Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang lain
diubah menjadi lemak ( lipogenesis ). Jika kadar glukosa darah turun, tubuh mengubah
glikogen kembali menjadi glukosa ( glikogenolisis ).

2.12. Kelainan Metabolisme


Diantara berbagai penyakit kelainan metabolisme karbohidrat, yang paling
banyak diketahui penyebabnya adalah diabetes mellitus, galaktosemia, dan penyakit
penyimpangan glikogen.
a. Diabetes Mellitus
Gejala pertama yang ditunjukkan oleh penyakit ini adalah hiperglisemia,
seringkali juga diikuti dengan glukosuria, ekskresi air kemih dalam jumlah banyak,
rasa lapar dan haus, turunnya berat badan, ketonemia, ketonuria, dan asidosis.
Gejala kedua selanjutnya adalah degenerasi dinding pembuluh darah dan
pengaruhnya terhadap berbagai organ tubuh, terutama kemungkinan terjadinya
kebutaan.

18
b. Galaktosemia
Galaktosa sebagai hasil perombakan karbohidrat (melalui laktosa) yang masuk
dari usus halus ke dalam aliran darah, diubah menjadi glukosa 1-fosfat. Telah
diketahui penyakit galaktosemia pada bayi manusia dan anak-anak disebabkan
karena tidak terdapatnya enzim fosfogalaktosa uridil transferase. Enzim ini
berperan dalam pembentukan glukosa 1-fosfat dari galaktosa. Keadaan ini
menyebabkan kerusakan pada hati, otak, dan lensa mata. Pada manusia dewasa,
kekurangan enzim ini tidak menyebabkan penyakit galaktosemia karena adanya
enzim UDP-galaktosa fosforilase yang dapat mengubah galaktosa 1-fosfat menjadi
UDP-galaktosa, yang selanjutnya diubah oleh UDP-galaktosa epimerase menjadi
UDP-glukosa.

c. Penyakit Penyimpanan glikogen


Penyakit yang serius ini terdiri dari beberapa kelainan yang masing-masing
merupakan akibat adanya ketidaknormalan dari reaksi ireversibel perubahan
glukosa ke glikogen. Penyakit keturunan yang langka ini ditunjukkan dengan
tertimbunnya glikogen dalam hati, jantung atau otot rangka. Keadaan ini dapat
mengakibatkan hilangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Salah satu macam
penyakit ini yang disebut penyakit von gierke, disebabkan oleh tidak terdapatnya
glukosa 6-fosfate.

BAB III
PENUTUP

19
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Metabolisme karbohidrat adalah proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh
makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi.
2. Fungsi dari metabolisme karbohidrat yaitu :
a. Pengganti sel atau jaringan yang rusak.
b. Respirasi jaringan pada tubuh.
c. Pertumbuhan jaringan tubuh.
3. Karbohidrat digolongkan berdasarkan jenis penyusunannya yaitu : monosakarida,
oligosakarida, disakarida, dan polisakarida
4. Proses-proses metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, siklus krebs dan fosforilase
oksidatif
5. Kadar glukosa darah merupakan factor yang sangat penting untuk kelancaran kerja
tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-90 mg/100 ml.
6. Kelainan metabolisme karbohidrat yaitu : diabetes mellitus, galaktosemia dan
penyakit penyimpanan glikogen.
7. Metabolisme pada steady state terdiri dari :
a. Absorptive state ialah masa selama nutrien yang dimakan masuk ke peredaran
darah dan menyuplai energi bagi tubuh.
b. Post-absorptive state adalah masa selama saluran pencernaan kosong dari nutrien
dan simpanan atau cadangan tubuh harus menyuplai energi yang dibutuhkan.
8. Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah
untuk menghindari simtoma hipoglisemia.
9. Jalur Metabolisme Piruvat
Piruvat dapat mengalami berbagai jalur reaksi yang berbeda sehingga
merupakan titik cabang metabolisme karbohidrat.

3.2 Saran

20
Untuk kepada masyarakat untuk disarankan menjaga pola makan untuk
terhindar dari penyakit akibat metabolisme karbohidrat. Dan untuk pembaca disarankan
untuk melakukan pola hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

21
Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia : Metabolisme energi, karbohidrat dan lipid.
Bandung : penerbit ITB.

22

Anda mungkin juga menyukai