PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
a. Dapat mengetahui proses metabolisme karbohidrat
b. Mengetahui dan memahami jenis-jenis karbohidrat
c. Mengetahui proses metabolisme karbohidrat
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat
e. Mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat
1.3. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud metabolisme karbohidrat ?
b. Apa fungsi dari metabolisme karbohidrat ?
c. Bagaimana proses dari metabolisme karbohidrat ?
d. Bagaimana pembentukan dan penguraian glukosa ?
e. Bagaimana proses biosintesis dan perombakan glikogen ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti
bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan sampai kepada manusia, makhluk yang
susunan tubuhnya sangat kompleks. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimiadari sekitarnya untuk mempertahankan
hidupnya.
2.1.2 Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Rumus umum karbohidrat yaitu (CH 2O)n. Di dalam
tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa.
3
terikat. Unsur-unsur ini ditemukan dalam banyak situasi yang mencakup
membrane sel.
4
2.1.3 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata “metabole” dari bahasa Yunani yang berarti
berubah. Secara sederhana metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi yang
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan
energi. Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan
yakni reaksi pemecahan atau reaksi katabolisme dan reaksi pembentukan atau
reaksi anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus
terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme.
Glikogenesis Glukoneogenesis
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alcohol, laktat atau CO2 dan air dapat
berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari keadaan lingkungan,
keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat melakukan
satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa tergantung pada diperlukan atau
tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal ini tiap jasad hidup mempunyai sistem
kontrolnya sendiri. Sumber karbon yang dipakai dalam proses ini tidak khusus.
5
Pernafasan dalam arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam bentuk energi kimia,
ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur krebs, dan fosforilasi bersifat
oksidasi. Proses penguraian glukosa menjadi CO2 dan air, seperti juga semua proses
oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses penguraian glukosa ini adalah 690 kilo-
kalori (kkal).
Jumlah energi ini sebenarnya jauh lebih besar daripada jumlah energi yang dapat
disimpan dalam bentuk energi kimia ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian
tersebut.
Karbohidrat
Glukosa
ADP + Pi
ATP
Etanol Piruvat Laktat
ADP + Pi
ATP
Asetat
(asetil koenzim-A)
ADP + Pi
Rantai Pernafasan (fosforilasi
bersifat oksidasi)
ATP
O2 H2O
6
2.4. Proses Metabolisme Karbohidrat
2.4.1 Glikolisis
7
Gambar 2.4.1. Skema Proses Glikolisis Secara Keseluruhan
Bila glikolisis dimulai dari glukosa, reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan
satu gugus fosfat ke dalam molekul glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini
dikatalisis oleh glukokinase yang memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktornya.
Sedangkan gugus fosfat dan energi yang diperlukan didapat dari penguraian ATP
menjadi ADP.
Reaksi tahap keenam ini, dikatalisis oleh fosfogliserat kinase ( dengan ion
magnesium sebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat. Reaksi tahap ketujuh
adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh
fosfogliserat mutase. Selanjutnya, dalam reaksi tahap kedelapan enzim enolase
melepaskan satu molekul H2O dari asam gliserat 2-fosfat menghasilkan asam fosfoenol
piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium (atau ion manggan)
sebagai kofaktor.
8
Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat
dipakai untuk mengsintesis ATP dari ADP.
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus krebs
adalah reaksi antara asetil Co-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk
asam sitrat. Siklus krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan
langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil Co-A dengan asam
oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.
Pertama, asetil Co-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah
mengantar asetil masuk ke dalam siklus krebs, Co-A memisahkan diri dari asetil dan
keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan
satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami
oksidasi dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH dan
melepaskan satu molekul (CO2) dan membentuk asam α-ketoglutarat. Setelah itu asam
α-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul (CO2), dan teroksidasi dengan
9
melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ dan NADH. Selain itu, asam α-
ketoglutarat mendapatkan tambahan satu Co-A dan membentuk suksinil Co-A. Setelah
terbentuk suksinil Co-A, molekul Co-A kembali meninggalkan siklus, sehingga
terbentuk asam suksinat. Pelepasan Co-A dan perubahan suksinil Co-A menjadi asam
suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu
gugus fosfat anorganik menjadi satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat
mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD
dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian
ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat
pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir,
asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan ion H +, yang kemudian
diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali terbentuk.
Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil Co-A dan kembali
menjalani siklus krebs.
Dari siklus krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6
NADH, 2 FADH2 dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk
akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.
10
menghasilkan energi potensial dalam bentuk gradient pH dan potensial listrik di
sepanjang membran ini.
Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam proses
pembentukan glikogen dari glukosa. Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi
glukosa yang disebut glikogenolisis, juga melibatkan terjadinya kedua senyawa antara
tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda. Senyawa antara UDP-glukosa (glukosa
uridin difosfat) terjadi pada jalur pembentukan tetapi tidak pada jalur penguraian
glikogen. Demikian pula enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut berbeda.
UDP glikogen
E1 Pi
E6
E5
UDP-glukosa glukosa 1-fosfat
PPi UTP E2
glukosa 6-fosfat
ADP E3
E4
Pi
11
ATP glukosa
Gambar 2. UTP = Uridin trifosfat. ATP = Adenosin trifosfat. ADP = Adenosin difosfat.
Enzim : E1 = foforilase, E2 = fosfoglukomutase, E3 = fosfatase, E4 = glukokinase, E5 =
pirofosforilase, E6 = glikogen sintetase. PPi = asam pirofosfat.
2.7. Glikogenesis
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-
fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi
tinggi. Sedang enzim yang mengkatalisisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan
fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerisasi menjadi glukosa 1-
fosfat.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh glukosa
1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan
pirofosfat (PPi). Pada tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi kondensasi antara UDP-
glukosa dengan unit glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan
rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa. Dalam reaksi yang dikatalisis
12
oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α (1-4) glikosida baru antara glukosa yang
dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu pada rantai glikogen
primer.
2.8. Glukoneogenesis
Proses Glukoneogenesis :
13
3. Setelah itu adalah proses terbagi menjadi dua yaitu dihydroxyacetone phosphate
dan dihydroxyacetone phosphate
4. Dihydroxyacetone phosphate dan dihydroxyacetone phosphate akan melalui proses
triose shotoshate isomerase dan membentuk glyceraldehyde-3-phosphate (2)
dengan proses bolak balik
5. Glyceraldehyde-3-phosphate (2) akan membentuk 1,2-bishotoshoglycerate (2)
dengan proses glyceraldehyde photoshate dehydrogenase proses yang bolak balik
6. 1,2-bishotoshoglycerate (2) akan membentuk 3-photoshoglycerate (2) dengan
proses photoshoglycerate mutase dengan proses bolak balik
7. 3-photoshoglycerate (2) akan membentuk 2-photoshoglycerate (2) dengan proses
enolase bolak balik
8. 2-photoshoglycerate (2) akan membentuk photoshoenolpyruvete (2) dengan proses
pyruvate kinase dan oxaloacetate (2) dan PEP carboxykinase membentuk pyruvate.
14
Gambar 2.8. Proses Glukoneogenesis
Piruvat dapat mengalami berbagai jalur reaksi yang berbeda sehingga merupakan
titik cabang metabolisme karbohidrat. Sebagian dari jalur tersebut berlangsung dengan
beberapa tahap reaksi. Penambahan gugus amino akan mendorong pembentukan
15
alanine dari piruvat. Sebaliknya, reaksi perubahan alanine menjadi piruvat merupakan
salah satu jalan masuknya asam amino ke dalam jalur metabolisme karbohidrat.
Adanya CO2 yang berlebih mendorong terjadinya oksaloasetat dari piruvat. Reaksi
bolak balik piruvat-laktat, merupakan jalur titik akhir sintesis laktat. Metabolisme laktat
belangsung dengan terlebih dahulu mengubahnya kembali menjadi piruvat. Dalam
keadaan normal, bila jumlah persediaan oksigen dalam jaringan otot cukup banyak,
piruvat tidak diubah menjadi laktat melainkan didekarboksilasi menjadi asetilkoenzim-
A. melalui jalur metabolisme gluconeogenesis, piruvat dapat diubah menjadi glukosa
atau glikogen.
16
Metabolisme pada steady state terdiri dari :
a. Absorptive state
ialah masa selama nutrien yang dimakan masuk ke peredaran darah dan
menyuplai energi bagi tubuh. Metabolisme yang terjadi ialah anabolisme.
Karbohidrat yang diabsorbsi ke dalam darah terutama dalam bentuk
monosakarida dan asam amino. Sedangkan lemak diabsorbsi dalam bentuk
triasilgliserol ke pembuluh limfe atau dalam bentuk kilomikron.
b. Post-absorptive state
adalah masa selama saluran pencernaan kosong dari nutrien dan simpanan atau
cadangan tubuh harus menyuplai energi yang dibutuhkan. Tujuan dari fasted-state
ialah mempertahankan konsentrasi glukosa dalam plasma dalam batas normal
sehingga otak dan sel saraf tetap terpenuhi kebutuhannya.
17
Gambar 2.10. Kadar Glukosa Darah
Jika kadar glukosa darah dalam batas normal, sebagian besar jaringan
menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Kelebihan glukosa akan disimpan
sebagai glikogen. Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang lain
diubah menjadi lemak ( lipogenesis ). Jika kadar glukosa darah turun, tubuh mengubah
glikogen kembali menjadi glukosa ( glikogenolisis ).
18
b. Galaktosemia
Galaktosa sebagai hasil perombakan karbohidrat (melalui laktosa) yang masuk
dari usus halus ke dalam aliran darah, diubah menjadi glukosa 1-fosfat. Telah
diketahui penyakit galaktosemia pada bayi manusia dan anak-anak disebabkan
karena tidak terdapatnya enzim fosfogalaktosa uridil transferase. Enzim ini
berperan dalam pembentukan glukosa 1-fosfat dari galaktosa. Keadaan ini
menyebabkan kerusakan pada hati, otak, dan lensa mata. Pada manusia dewasa,
kekurangan enzim ini tidak menyebabkan penyakit galaktosemia karena adanya
enzim UDP-galaktosa fosforilase yang dapat mengubah galaktosa 1-fosfat menjadi
UDP-galaktosa, yang selanjutnya diubah oleh UDP-galaktosa epimerase menjadi
UDP-glukosa.
BAB III
PENUTUP
19
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Metabolisme karbohidrat adalah proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh
makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi.
2. Fungsi dari metabolisme karbohidrat yaitu :
a. Pengganti sel atau jaringan yang rusak.
b. Respirasi jaringan pada tubuh.
c. Pertumbuhan jaringan tubuh.
3. Karbohidrat digolongkan berdasarkan jenis penyusunannya yaitu : monosakarida,
oligosakarida, disakarida, dan polisakarida
4. Proses-proses metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, siklus krebs dan fosforilase
oksidatif
5. Kadar glukosa darah merupakan factor yang sangat penting untuk kelancaran kerja
tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-90 mg/100 ml.
6. Kelainan metabolisme karbohidrat yaitu : diabetes mellitus, galaktosemia dan
penyakit penyimpanan glikogen.
7. Metabolisme pada steady state terdiri dari :
a. Absorptive state ialah masa selama nutrien yang dimakan masuk ke peredaran
darah dan menyuplai energi bagi tubuh.
b. Post-absorptive state adalah masa selama saluran pencernaan kosong dari nutrien
dan simpanan atau cadangan tubuh harus menyuplai energi yang dibutuhkan.
8. Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah
untuk menghindari simtoma hipoglisemia.
9. Jalur Metabolisme Piruvat
Piruvat dapat mengalami berbagai jalur reaksi yang berbeda sehingga
merupakan titik cabang metabolisme karbohidrat.
3.2 Saran
20
Untuk kepada masyarakat untuk disarankan menjaga pola makan untuk
terhindar dari penyakit akibat metabolisme karbohidrat. Dan untuk pembaca disarankan
untuk melakukan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
21
Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia : Metabolisme energi, karbohidrat dan lipid.
Bandung : penerbit ITB.
22