Anda di halaman 1dari 49

BAB I

LEARNING PROGRESS REPORT

A. KASUS : Karbohidrat

B. TERMINOLOGI
1. Hidrolifik Komponen : komponen yang larut dalam air
2. Glikokaliks : protein yang menempel pada karbohidrat di
Permukaan membrane sel
3. Karbohidrat : Salah satu kelompok poisakarida setiap anggotanya
terdiri aldehid atau keton dari alkohol polihidrat
4. Glukosa : Gula monosakarida yang mengandung enam atom
karbon
5. Glikogen : Jenis polisakarida simpanan dalam tubuh glikogen
disimpan terutama dalam sel hati dan otot
6. Vena Porta :
7. Siklus Krebs : jalaur bersama terakhir utuk oksidasi karbohidrat,
lipid, dan protein.
8. Anabolisme : Suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks, peristiwa sintesis atau
penyusunan
9. Katabolisme : Reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi
senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah
10. Enzim :biomolekul berupa protein yangberfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik
11. Hormon : zat kimia yang dihasilkan dalam tubuh oleh organ
12. Asam Piruvat : sebuah asam alfa ketoyang memiliki peran dalam
biokimia
13. Respirasi Sel : pemecahan molekul berenergi tinggi untuk
Melakukan fungsi dasar kehidupan
14. Glikolisis : pengubahan glukosa menjadi piruvat
15. Dekarboksilasi oksidatif :
16. Transport Elektron: tahap akhir pada respirasi sel aerobik
17. Fosforilasi Oksidatif :suatu lintasan metabolisme dengan
penggunaan energi yang dilepaskan
oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan
mereduksi gas oksigen menjadi air
1
18. Kristae : Membran dalam yang membentuk lipatan sebagai
tempat yang memperluas pembentukan energi
19. Mitokondria : organel sitoplasmik kecil berbentuk sferis sampai
terdiri dari membrane dalam dan luar berlapis ganda.
20. Oksidasi Asam Lemak :

C. PROBLEM
1. Apa itu glikokaliks ?
2. Apa yang dimaksud komponen hidrofilik?
3. Bagaimana perubahan karbohidrat glukosa glikogen?
4. Bagaimana proses penyerapan glukosa di dalam usus?
5. Bagaimana mekanisme pencernaan karbohidrat? (digesti-absorpsi-ekskresi)
6. Bagaimana metabolisme karbohidrat?
7. Apa itu siklus krebs?
8. Bagaimana mekanisme siklus krebs?
9. Apakah peran enzim dan hormon dalam metabolisme karbohidrat?(hubungan)
10. Bagaimana pembentukan glikogen dalam hati dan otot?
11. Bagaimana proses oksidasi glukosa menghasilkan energi?
12. Bagaimana proses karbohidrat menjadi asam lemak?
13. Apa saja macam-macam enzim dan hormon dalam metabolisme karbohidrat?
14. Bagaimana mekanisme glikolisis dan dekarboksilasi oksidatif?
15. Apa itu respirasi sel?
16. Bagaimana mekanisme respirasi sel?
17. Apa itu dekarboksilasi oksidatif dan transport elektron?
18. Bagaimana mekanisme oksidasi asam lemak?

D. HIPOTESIS
1. Metabolisme karbohidrat menghasilkan energi (atp)
2. Enzim dan hormon berperan penting dalam proses metabolisme

E. MORE INFO
1. Sumber Karbohidrat
2. Nilai Gizi Karbohidrat
3. Body Mass Index

F. I DON’T KNOW
1. Karbohidrat
2. Plasmalema (membran sel)
3. Metabolisme Karbohidrat
4. Respirasi Sel

G. LEARNING ISSUES
1. KARBOHIDRAT :
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Nomenclature
2
d. Fungsi dan Struktur
e. Sumber Karbohidrat
f. Nilai Gizi
g. Mekanisme Pencernaan Karbohidrat (digesti-absropsi-ekskresi)
h. Perubahan Karbohidrat menjadi asam lemak

2. PLASMALEMA (Membran Sel) :


a. Fungsi
b. Struktur

3. METABOLISME KARBOHIDRAT :
a. Definisi
b. Klasifikasi Karbohidrat Anabolisme
Katabolisme
c. Mekanisme Metabolisme Karbohidrat Glikolisis EM
Glikogenesis
Glikogenolisis

Glukoneogenesis

HMP-Shunt

Oksidasi Piruvat

d. Macam-macam Enzim dan Hormon yang berperan dalam Metabolisme


Karbohidrat
e. Proses Pembentukan Glikogen dalam Hati dan Ginjal
f. Proses Oksidasi Glukosa menjadi Energi

4. RESPIRASI SEL :
a. Definisi
b. Siklus Krebs
c. Fosforilasi Oksidatif
d. Transport Elektron
e. Proses Glikolisis
f. Dekarbosilasi Oksidatif

KASUS TUTORIAL FBS I CASE 2

Carbohydrate
3
One of hydrophilic component of cell’s structure is consist of carbohydrate. The term
‘glycocalix’ maintains cell of our body to keep its functions run well. Since then,
carbohydrate intake is necessary for building and establishing cell’s structure. Glucose that
has absorbed from gut will flow through portal vein and drain intu hepar. In hepar, glucose
going to be procesed into glycogen so that glucose level in blood will remain constant.

Over intake of carbohydrate will process more glycogen in muscle of hepar, or will
change carbohydrate into fat. Glucose oxidation will be change into piruvic acid, and going to
enter ‘Kreb’s Cycle’, producing water, CO2 and energy. Carbohydrate metabolism need some
enzyme and partikular hormone. Enzyme will help the body to catalyse the body through
anabolism and catabolism to help nutrition penetrate the cell.

Cell’s respiration occur in three stages (glygolysis-oxidative decarboxilation-kreb’s


cycle) and the process happen in mitochondria matrix and cristae. Transfer electron and
fosfoliralation oxidative starts in cristae and kreb’s cycle and fatty acid oxidation happen in
matrix.

BAB II
KARBOHIDRAT

A. DEFINISI KARBOHIDRAT

Cn (H2O)n terdiri dari komponen “karbon” dan “hidrat” sehingga dikenal sebagai
karbohidrat. (1)
Terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), Oksigen (O). (2)
B. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
1. Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C

2. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

Gambar 1. Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C


Gambar 2. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

3. Klasifikasi karbohidrat menurut ilmu gizi

Dalam ilmu gizi dibagi menjadi 2 golongan :

1. Karbohidrat sederhana
2. Karbohidrat kompleks

1. Karbohidrat sederhana

A. Monosakarida

Monosakarida karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. (3) contohnya : glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

a. Glukosa

Gambar 3. Glukosa

5
Glukosa atau dekstrosa atau gula anggur adalah heksosa karena mengandung atom
karbon. Terdapat didalam sayur, buah, jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan
fruktosa dalam madu. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, glukosa, maltosa,
dan laktosa pada hewan dan manusia.Tingkat kemanisan glukosa hanyalah separuh dari
sukrosa.

b. Fruktosa

Gambar 4.
Fruktosa

Fruktosa
dinamakan juga levulosa
atau gula buah (gula
(1)
paling manis).
Ditemukan pada madu,
pohon buah, bunga,
beri dan sayuran. Didalam tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernnaan glukosa.

c. Galaktosa

Gambar 5. Galaktosa

Merupakan disakarida laktosa. Terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan


laktosa.

d. Manosa

6
Gambar 6. Manosa

e. Pentosa

Gambar 7. Pentosa

B. Disakarida

Terdiri atas 2 unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. (2)

Terdapat 4 jenis disakarida :

1. Sukrosa atau sakarosa, dinamakan gula tebu atau gula bit


Sukrosa terdapat didalam buah, sayuran dan madu. Bila dicernakan atau
dihidrolisis sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit fruktosa

7
Gambar 8. Sukrosa

2. Maltosa atau gula malt


Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau
dihidrolisis maltosa pecah menjadi dua unit glukosa.

Gambar 9. Maltosa

3. Laktosa atau gula susu


Hanya terdapat didalam susu, terdiri dari satu unit glukosa dan satu unit
galaktosa. Laktosa adalah gula yang rasanya kurang manis ( 1/6 manis glukosa) dan
lebih sukar larut.

Gambar 10. Laktosa

4. Trehalosa
Terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gula jamur, trehalosa juga
terdapat dalam serangga.

8
Gambar 11. Trehalosa

C. Gula alkohol
Gula alkohol terdapat didalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada 4
gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.

1) Sorbitol
Sorbitol digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes.
Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa.
diabsorbsi lebih lambat dan diubah didalam hati menjadi glukosa. Sorbitol tidak
mudah dimetabolisme oleh bakteri dalam mulut sehinga tidak mudah
menimbulkan karies gigi, oleh karena itu sorbitol banyak digunakan dalam
pembuatan permen karet. (2)

Gambar 12. Sorbitol

2) Manitol dan Dulsitol


Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa
dan galaktosa. Manitol terdapat didalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel.
(2)

9
Gambar 13. Sorbitol dan Manitol

3) Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Terdapat teritama
dalam sekam serealis. Bentuk esternya dengan asam fitrat menghambat absorpsi
kalsium dan zat besi dalam usus halus. (2)

Gambar 13. Inositol

D. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida (oligo
berarti sedikit). (2)
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-
unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang terdapat didalam biji tumbuh- tumbuhan
dan kacang- kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim- enzim pencernaan.
Oligosakarida ini mengalami fermentasi didalam usus. (2)
Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarisa yang terdiri atas beberapa
unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Frukta terdapat di dalam
serealia, bawang merah, bawang putih dan asparagus. (2)

E. Polisakarida
10
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung samapi tiga ribu unit gula
sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis
polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikog, dan
polisakarida nonpati. (2)
1) Pati
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh- tumbuhan. Terdapat
didalam padi- padian, biji- bijian dan umbi- umbian. (2)
2) Dekstrin

Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Pati yang dipanaskan secara kering (dibakar) akan menghasilkan
dekstrin. Molekul sakarida bila bertambah kecil, akan meningkatkan daya larut dan
kemanisannya., oleh karena itu dektrin lebih manis daripada pati dengan daya larut
lebih tinggi dan lebih mudah dicerna. (2)

3) Glikogen

Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan


karbohidrat didalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat didalam
hati dan otot. (2)

4) Polisakarida nonpati

Polisakarida non-pati (secara umum dikenal sebagai serat makanan) yang baik
untuk kesehatan. Serat makanan ini akan mengikat zat gizi yang larut dalam air pada
suatu gel-matriks, sehingga dapat memperlambat proses pengosongan lambung,
pencernaan, dan penyerapan. Keadaan ini akan memperpanjang rasa kenyang dan
menurunkan laju penyerapan glukosa, sehingga dapat membantu mencegah lonjakan
kadar gula darah. Serat makanan juga membantu menurunkan kadar kolesterol
dalam plasma.

C. Fungsi karbohidrat

 sumber energy : menyediakan energibagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber


utama energy bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak di dapat di alam dan
harganya relatif murah. Satu karbohidrat menghasilkan 4 kkal.
 Pember rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis.
 Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak menyukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebetuhan energy, dengan mengalahkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun.

11
 Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam
asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
 Membantu pengeluaran feses

D. Sumber Karbohidrat

Di dalam tubuh kita, zat gizi ini adalah sumber utama energi bagi tubuh. Yang
perlu Anda perhatikan, ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (zat tepung)
dan gula yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Namun, ada juga karbohidrat lainnya
yang terdapat pada serat.

Tapi, serat tidak termasuk zat gizi, karena tidak dapat dicerna dan diserap
oleh tubuh. Meskipun, serat sangat membantu pencernaan dan memberikan perlindungan
terhdapat beberapa penyakit. (Free Journals, http://www.nutrisibali.com/details.php?
aid=33)

12
E. Nilai Gizi

Nilai gizi atau di kenal juga dengan Nutrition Information atau Nutrition Fact
atau juga Nutrition Labeling merupakan salah satu informasi yang wajib
di cantumkan apabila label pangan tersebut memuat sejumlah keterangan tertentu.
Secara definisi, nilai gizi dapat diartikan sebagai daftar kandungan zat gizi pangan pada label
pangan sesuai dengan format yang telah di tetapkan.

Sebagai contoh, mari kita lihat gambar Nutrition Fact berikut.


13
Gambar 4. Informasi Nilai Gizi

14
Body Mass Index

Rumus IMT = Berat Badan : Tinggi Badan2

Ingat, satuan berat badan yang digunakan adalah kilogram (kg) dan satuan tinggi badan
adalah meter (m).

KLASIFIKASI IMT (kg/m²)

BB Kurang < 18,5

BB Normal 18,5 – 22,9

BB Lebih 23

Preobesitas 23,1 – 24,9

Obesitas I 25 – 29,9

Obesitas II > 30

Setelah mengetahui rumusan ini, coba anda ukur index berat b

BAB III
METABOLISME KARBOHIDRAT

F. Mekanisme Pencernaan Karbohidrat


15
Pencernaan Karbohidrat dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Digesti
2. Absorpsi
3. Eksresi

Digesti adalah Proses Mekanik dan Kimiawi yang merubah makanan jadi lebih mudah masuk
ke pembuluh darah

Proses Digest dimulai pertama di mulut yaitu secara mekanik oleh Gigi dan Secara Kimiawi
oleh enzim ptialin / amilase yang dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah yaitu, Glandula
Sublingualis (Letak di Bawah Lidah), Glandula Parotis (Letak di Di dekat tenggorokan) dan
Glandula Submandibularis (Di bawah rahang bawah). Amilum (Polisakarida) dari makanan
yang kita makan, misal: Nasi, Singkong,dsb di pecah menjadi molekul yang lebih sederhana
(Disakarida) yaitu Maltosa.

Setelah itu makanan yang kita makan melewati Esofagus / Kerongkongan, Di kerongkongan
tidak terjadi pencernaan secara mekanik / kimiawi, hanya terjadi gerakan mendorong
makanan (peristaltik) ke lambung.

Di Lambung tidak terjadi pencernaan karbohidrat, Pencernaan Karbohidrat Sebagian besar


terjadi di usus Halus. Disakarida akan diubah menjadi Monosakarida di dalam Usus Halus.

Enzim yang berperan dalam pemecahan Disakarida menjadi Monosakarida di Usus Halus
adalah

1. Enzim Maltase = Maltosa  2 mol Glukosa


2. Enzim Sukrase = Sukrosa  1 mol Glukosa + 1 mol Fruktosa
3. Enzim Laktase = Laktosa  1 mol Glukosa + 1 mol Galaktosa
Cat: Fruktosa dan Galaktosa akan dibawa lagi ke hati untuk dirubah menjadi Glukosa.

Absorpsi terjadi di usus halus, 3 Monosakarida tersebut diabsorpsi melalui sel epitel usus
halus dan diangkat oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta, Ketika Konsentrasi
monosakarida di usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara
pasif atau fasilitatif. Bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan Gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan Ion Natrium. Glukosa dan Galaktosa
lebih cepat diabsorpsi daripada fruktosa. Monosakarida melalui vena porta di bawa ke hati
dimana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa.

Karbohidrat yang telah dipecah jadi molekul sederhana disebarkan ke darah dan sisanya ke
sum-sum di hati dalam bentuk glikogen (glikonegenesis) di bantu oleh hormon insulin.
Apabila glukosa dibutuhkan kembali maka hati akan dibantu oleh hormon glukagon untuk
mengubah glikogen – glukosa. (glikogenolisis).

16
Proses Eksresi Karbohidrat dimulai dari Fermentasi di Usus Besar dan dikeluarkan nya gas-
gas hasil fermentasi melalui Paru-Paru dan Anus (Flatus). Pati Non Karbohidrat atau serat
makann dan sebagian kecil yang tidak dicernakan masuk ke usus besar. Sisa makanan ini
difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang
difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, Laktosa
pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa verba

Produk Utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen,
metan, dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat,
asam propanoat, asam butirat.

Pada kadar rendah, sebagian besar gas-gas hasil fermentasi diabsorpsi dan dikeluarkan
melalui paru-paru. Bila melebihi kemampuan kolon (usus besar) untuk mengabsorpsi, gas-
gas ini akan dikeluarkan melalui anus (flatus). Sebanyak 60-70% asam lemak yang mudah
menguap diabsorps kembali dan dapat digunakan sebagai energi oleh berbagai jaringan
tubuh.

Jadi sebagian besar karbohidrat yang lolos dari pencernaan di usus halus akhirnya
dimanfaatkan kembali oleh tubuh.

Skema Pencernaan Karbohidrat

17
Metabolisme Karbohidrat

Klasifikasi Metabolisme Karbohidrat

Terdiri dari dua macam, yaitu:

- Anabolisme Karbohidrat
- Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme merupakan setiap proses metabolic yang bersifat destruktif yang organismenya
mengubah substansi menjadi senyawa yang diekskresikan (Kamus Kedokteran Dorland).

Katabolisme Karbohidrat terdapat 3 macam:

1. Glikolisis, merupakan pengubahan anaerob glukosa menjadi senyawa yang lebih


sederhana, laktat atau piruvat, dengan bantuan enzim, menghasilkan energi yang
disimpan dalam bentuk adenosine trifosfat (ATP).
18
2. Glikogenolisis , merupakan pembentukan atau atau sintesis glikogen.
3. Jalur pentose fosfat, merupakan pembentukan NADPH dari glukosa.

Mekanisme Metabolisme Karbohidrat

Glikolisis Embden-Meyerhof

Embden-Meyerhof

Definisi

Atau disebut jalur glikolisis anerob. Yang berarti proses tanpa memerlukakan oksigen.
Berlangsung di sitosol sel jaringan tubuh.

Klarifikasi

Dibagi menjadi dua bagian dalam proses ini, yaitu heksosa dan triosa.

Heksosa adalah titik di mana awal mulanya proses embden-meyerhof dengan awal
glukosa dan berakhir pada fruktosa-1,6-bisfosfat.

Triosa adalah titik di mana dihidroksiaseton sebagai wal mulanya proses ini dari
fruktosa-1,6- bisfosfat dengan enzim aldolase. Dan berakhir pada asam laktat.

Enzim yang berperan sangat penting adalah enzim yang bersifat irreversibel atau
tidak bisa bolak-balik. Ada 4 enzim penting, yaitu : e. Heksokinase atau glukokinase, e.
Fosfofruktokinase, fosfotriosa isomerase, dan piruvat kinase. Dalam proses ini, menghasilkan
10 atp. Tetapi 2 atp lain konsumsi untuk reaksi heksokinase dan fosfofruktokinase. Jadi
jumlahnya menjadi 8 atp.

Proses

Pada tahap heksosa glukosa -6p dapat diperoleh melalui glukosa dengan bantuan
dikatalis enzim heksokinase atau glukokinase. Dalam proses ini atp menjadi adp dengan
bantuan magnesium. Dan dapat pula dari glikogen ke glukosa 1p dengan proses
glikogenolisis kemudian menjadi glukosa-6p(ester robinson). Kemudian kembali dikatalis
oleh enzim fosfohesosa isomerase yg bersifat reversibel menjadi fruktosa-6p (ester
neuberg). Fruktosa-6p diubah lagi menjadi fruktosa-1,6-bis.P (e. Narden young) dengan
dikatalis enzim fosfofruktokinase yg bersifat ireversibel. Proses tersebut juga memerlukan
atp dengan bantuan magnesium menjadi adp.

Masuklah pada tahap triosa e, narden young menjadi dihidroksiaseton-P dikatalis


oleh enzim aldolase yg bersifat reversibel. Selanjutnya diubah lg menjadi gliserad.3P. di mana
g.3P ini menghasilkan 2 molekul. Gliserald.3P menjadi 1,3 bis.P menggunakan enzim Dh-ase

19
dan menghasilkan NADH+H menjadi NAD. Keduanya akan disimpan untuk menghasilkan
asam laktat. Menghasilkan 6 atp pada proses ini. Untuk mengubah menjadi 3-p-gliserat
dikatalis oleh enzim fosfogliserat kinase yang bersifat reversibel memproduk adp menjadi
atp. Dalam proses ini membutuhkan adp. Kemudian 3-P-gliserat mengalami mutasi menjadi
2-P-gliserat dikatalis enzim fosfoglisrat mutase yg bersifat reversibel. Dari 2-P-gliserat
menjadi fosfoenolpiruvat (PEP) dengan enzim enolase bersifat reversibel yg menghambat
flourida menjadi air. Selanjutnya PEP dikatalis oleh enzim piruvat kinase untuk menjadi asam
piruvat. Proses ini membuthkan adp menjadi adp yg bersivat ireversibel. Dari asam piruvat
bisa langsung ke proses trikarboksilat dan asam laktat. Untuk menjadi asam laktat, asam
piruvat dibantu oleh enzim laktat dh-ase yg mengkatalis asam piruvat bersifat reversibel.
Proses ini membutuhkan nadh+h menjadi nad yg tadi disimpan pada proses gliserald
menjadi 1,3-bis.P gliserat.

Persamaan keseleruhuan untuk glikolisis dari glukosa menjadi laktat adalah sebagai berikut:

Glukosa + 2 ADP + 2 Pi → 2 Laktat + 2 ATP + 2 H2O

20
Glukosa memasuki glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6P yang dikatalisis oleh
heksokinase, dengan menggunakan ATP sebagai donor fosfat, jadi reaksi ini membutuhkan
energi. Lalu, glukosa-6P diubah menjadi fruktosa-6P oleh fosfoheksosa isomerase. Lalu
diikuti oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim fosfofrukinase (fosfofruktokinase-1)
untuk membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat.

Fruktosa 1,6-bisfosfat dipecah oleh adolase (fruktosa 1,6-bisfosfat adolase) menjadi dua
triosa fosfat, yaitu gliseraldehida-3P dan dihidroksiaseton fosfat. Keduanya dapat saling
terkonverso oleh enzim fosfotriosa isomerase. Gliseraldehida-3P teroksidasi menjadi 1,3-
bisfosfogliserat, reaksi ini dikatalisis oleh glirealdehida-3P dehidrogenase. Dalam reaksi
berikutnya yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase, fosfat dipindahkan dari 1,3-
bisfosfogliserat ke ADP, membentuk ATP dan 3-fosfogliserat.

Karena setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua molekul triosa fosfat,
pada tahap ini dihasilkan dua molekul ATP. Toksisitas arsen terjadi karena kompetisi arsenat
dengan dengan fosfat organic (Pi) untuk menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliserat, yang
mengalami hidrolisis spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa membentuk ATP. 3-Fosfogliserat
mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Hhal ini terjadi
karena terjadi mutasi intramolekul gugus fosfat karbon-3 ke karbon-2 molekul gliserat
sehingga dihasilkan 2-fosfogliserat.

Lalu terbentuk fosfoenolpiruvat yang dikatalisis oleh enolase. Enolase dihambat oleh fluoride
yang bergantung pada Mg2+ atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP
oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molekul ATP persatu molekul glukosa yang
dioksidasi serta piruvat enol.

Akhirnya asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang dikatalisis enzim dehidrogenase
yang bersifat reversible dengan Ko.DH-ase NADH yang dihasilkan pada reaksi perubahan
gliserald-3P menjadi 1,3-bisfosfogliserat tersebut terdahulu.

21
GLIKOGENESIS

Glukosa dalam usus diangkut oleh GLUT 2 yang bertugas membawa glukosa dari usus
menuju hati dan otot. Ketika GLUT 2 yang membawa glukosa berada di aliran darah maka
kadar glukosa dalam darah meningkat sehingga memicu pengeluaran insulin. Insulin
berasama dengan GLUT 2 membawa glukosa ke hati dan otot. Di dalam hati dan otot
terdapat reseptor insulin, dimana reseptor insulin akan mengenal insulin dengan membuka
pintu kanal sebagai tempat masuknya glukosa ke dalam hati dan otot. Di hati terdapat GLUT

22
4 , ketika glukosa masuk ke dalam hati maka akan diterima oleh GLUT 4 dan terjadilah proses
Glikogenesis di hati maupun otot.

PROSES GLIKOGENESIS DI HATI DAN OTOT

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6 fosfat yang dikatalisis oleh enzim
heksokinase di otot dan glukokinase di hati. Kemudian Glukosa 6 fosfat mengalami isomerasi
menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin
trifosfat (UTP) membentuk sutau nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UPDGlc) yang
dikatalisis oleh UPDGlc pirofosforilase. Selanjutnya glikogen sintase mengatalisis
pembentukan sebuah ikatan glikosida antara c1 glukosa UPDGlc dan c4 residu glukosa
terminal glikogen yang membebaskan UDP. Kemudian oleh branching enzyme unit glukosil
1,4 diubah menjadi unit glukosil 1,4 dan 1,6.

SKEMA GLIKOGENESIS DI HATI

23
Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang sudah ada atau primer terjadi di
ujung luar molekul sehingga cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen memanjang
seiring dengan terbentuknya ikatan 1,4. Ketika rantai memiliki panjang paling sedikit 11
residu glukosa maka sebagian rantai 1,4 dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching
enzyme untuk membentuk ikatan 1,6 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang tumbuh
melalui penambahan unit-unit 1,4 glukosil dan percabangan selanjutnya.

KONTROL GLIKOGENESIS DI OTOT.

Keterangan : Epinefrin yang diterima oleh reseptor beta akan mengaktifkan adenilil siklase.
Dengan bantuan ATP, adenilil yang telah aktif akan mengaktifkan cAMP yang akan
mengaktifkan pula kerja enzim protein kinase dependen cAMP. Dengan bantuan ATP dan
Protein kinase dependen cAMP inhibitor fosfat-1 akan aktif dan menghambat kerja protein
fosfatase 1 sehingga glikogenoolisis akan dihentikan bersamaan dengan meningkatnya kadar
insulin dan Glukosa 6 posfat yang akan mengaktifkan kerja enzim protein fosfatase yang
membuat Glikogen sintase b (inaktif) menjadi glikogen sintase a (aktif) dan terbemtuklah
glikogen.

24
GLIKOGENOLISIS

Jalur glikogenolisis merupakan reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa, tetapi


jalur glikogenolisis bukan merupakan jalur balik glikogenesis yang disebabkan kerja enzim
yang bersifat reversible melainkan masing-masing mempunyai jalur sendiri dengan macam
enzim yang berbeda.

Pemecahan ikatan glukosida -1,4- yang dimulai dari bagian terminal setiap rantai
cabang yang mengarah ke pangkal percabangan rantai sampai dicapai 4 residu glukosa
tersisa dari titik percabangan rantai. Reaksi ini dikatalis oleh enzim glukan transferase,
akibatnya titik cabang -1,6- menjadi terbuka.
25
Selanjutnya titik cabang -1,6-glukosida yang terbuka ini dihidrolisi oleh “debranching
enzyme yang bersifat spesifik”, yang berupa enzim amilo-1,6-glukosidase.

Selanjutnya gugus fosfat pada atom C-1 dari molekul glukosa-1P dimutasi
intramolekuler membentuk glukosa-6P. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukomutase
yang bersifat irreversible.

Enzim adenilat siklase mempengaruhi glikogenesis dan glikogenolisis secara tidak


langsung adenilat siklase hanya mengkatalis pembentukan AMP-siklis dari ATP yang bersifat
merangsang fosforilase dan menekan glikogen sintase.

GLUKONEOGENESIS

26
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energy dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energy. Jika lemak juga tidak
tersedia,barulah memecah protein untuk energy yang sesungguhnya, protein berperan
pokok sebagai pembangun tubuh.

Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa nonkarbohidrat, bias dari lipid maupun protein. Terutama,
glukoneogenesis berlangsung pada keadaan tubuh yang sedang mengalami kekurangan
glukosa untuk memenuhi energy yang diperlukan oleh tubuh.

Pada jalur glikolisis anaerob, yang berlangsung di sitosol, terdapar suatu kendala
yang sangat tidak mungkin untuk membalikan reaksi glikolisis anaerob secara langsung dari
laktat membentuk kembali glukosa, karena enzim piruvat kinase, yang mengkatalis
perubahan PEP menjadi keto piruvat bersifat irreversible dan tidak dijumpai enzim lain yang
membalikan secara langsung reaksi yang dikatalisisnya itu. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan
cara dimana asam piruvat dari sitosol memasuki mitokondria terlebih dahulu. Selanjutnya
didalam mitokondria, asam piruvat membentuk oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat karboksilase.

Kemudian oksaloasetat yang dihasilkan tadi membentukmalat yang dikatalisis oleh


enzim malat dehidrogenase denagn Ko-DH-ase NADH.

Selanjutnya malat keluar menembus mitokondria kedalam sitosol, dan didalam


sitosol, malat membentuk oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat DH-ase
dengan Ko-DH-ase NAD+.

Akhirnya, di sitosol oksaloasetat membentuk fosfoenolpiruvat yang dikatalisis oleh


enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase dengan GTP, sebagai sumber gugus fosfst yang terikat
dalam molekul PEP. Dengan demikian untuk selanjutnya jalur glikolisis anaerob EM dapat
dikembalikan sampai terbentuknya glukosa yang diperlukan. Tetapi hal ini tidak berlaku
untuk glukoneogenesis didalam otot, karena setelah terbentuknya Glukosa- 6P dari reaksi
balik glikolisis anaerob EM, glukosa -6P tidak dapat membentuk glukosa, karena otot tidak
mengandung enzim glukosa -6 fosfatase yang mengkatalisis perubahan glukosa-6P menjadi
glukosa. Akibatnya, bila produk asam laktat di otot akan diubah menjadi glukosa, harus

27
ditransfer lebih dahulu ke hati, baru kemudian di hati terjadi pembentukan glukosa dari
asam laktat melalui jalur glukoneogenesis tadi. Perjalanan laktat dari otot melalui sirkulasi
darah menuju hati untuk membentuk glukosa otot dikenal sebagai siklus cori. Pada mamalia,
glukoneogenesis terutama berlangsung di hati dan ginjal.

Hal yang serupa dialami oleh asam glutamate melalui reaksi transaminasi
menghasilkan alfa-ketoglutarat. Asam amino lain yang juga membentuk alfa-ketoglutarat
adalah histidin,prolin,glutamine,arginin.

Begitu pula asam amino tirosin dan fenilalanin membentuk fumarat, Isoleusin,,
metionin,valin dan propionate membentuk suksinil SKo-A. Asam amino OH-Prolin, serin,
sistein, treonin, glisin, triptofan dan alanin membentuk asam piruvat, yaitu satu senyawa
intermediate glikosis anaerob EM bukan dari siklus Krebs.

Gliserol membentuk dihidroksi aseton-fosfat juga satu senyawa intermediate glikolisis


anaerob EM. Asam lemak dengan jumlah atom C genap, lebih dahulu dioksidasi beta kan
menghasilkan sejumlah molekul asetil SKoA, ditambah satu milekul asam propionate apabila
asam lemak mempunyai jumlah atom C yang ganjil.

Asetil KoA selainmemasuki jalur glikolisis anaerob dan glukoneogenesis, memasuki


juga jalur pembentukan sterol, misalnya kolestrol, hormone kortikosteroid, hormone seks,
dan jalur pembentukan benda keton, misalnya aseton, aseto-asetat dan beta-hidoksibutirat
(seperti telah diuraikan terdahulu).

Propionat membentuk suksinil SKoA, yaitu satu senyawa intermediate siklus Krebs,
yang sebelumnya lebih dahulu membentuk senyawa intermediate berupa metal-malonil-
SKoA.

Pembentukan Glukosa dari lemak

a. Gliserol memasuki jalur metabolisme Karbohidrat di antara glukosa dan piruvat


(gliserol piruvat masuk jalur metabolism karbohidrat).
b. Asam lemak mengalami beta oksidasi menjadi unit-unit yang terdiri atas dua karbon.
Tiap unit dua karbon mengikat satu molekul KoA menjadi molekul asetil KoA yang
dapat masuk ke jalur metabolism karbohidrat.

28
Pembentukan Glukosa dari Protein

a. Asam amino glukogenik diubah menjadi piruvat. Asam piruvat kemudian akan
memasuki jalur metabolism karbohidrat.
b. Asam amino ketogenik diubah menjadi asetil KoA yang dapat memasuki jalur
metabolisme karbohidrat.
c. Asam amino yang bukan glikogenik dan bukan ketogenik,misalnya asam glutamate,
dideaminasi dan langsun memasuki siklus Krebs.

29
HMP-SHUNT (Hexose Mono Phosphat shunt)

HMP-shunt berlangung di dalam sitosol sel jaringan tertentu misalnya hati, kelenjar
susu ,dan jringan lemak.

Keperluan utama HMP-Shunt yaitu menghasilkan pentose yang digunakan untuk


pembentukan DNA dan RNA. Produk tambahan dari HMP-Shunt yaitu NADPH yang
bermanfaat bagi biosintesis asam lemak.

Gliseraldehid-3P dan Fruktosa-6P


senyawa tersebut merupakan titk temu antara glikolisis anaerob Embden-Meyerhof dengan
HMP-shunt REAKSI LENGKAP:

3 Glukosa-6P + 6 NADPH 3 CO₂ + 2 Fruktosa-6P + Gliseraldehid-3P + 6


NADPH + 6H⁺

30
( PROSES HMP-SHUNT )

NADP⁺ NADPH +H⁺ H²O

Glukosa-6P 6-Fpsfoglukonolakton 6-
Fosfoglukonat

Glukosa-6P DH-ase Mg²⁺ Glukonolakton-Hidrolase

NADP⁺

Mg ²⁺ 6-Fosfoglukonat DH-ase

NADPH + H⁺

Ribosa-5P Ketoisomerase

Bentuk enediol Ribulosa-5P 3- keto-6-fosfo


glukonat

Ribosa-5P CO²

Ketoisomerase Xylilosa-5P

Ribulosa-5P Sedoheptulosa-7P

Transketolase TTP,Mg²⁺ Gliserald-3P


Transaldolase
31
Fosrotransrefase Ftuktosa-6P
Eritosa-4P

Ribosa-1P Transketolase TPP,Mg²⁺

Fruktosa-6P Gliseraldehid-3P Xylulosa-5P

NADPH dihasilkan pada reaksi pembentukan :

1. 6-fosfoglukonolakton dari glukosa-6P yang dikatalisis oleh enzim glukosa 6P DH-ase

2. 3- keto-6-fosfoglukonat dari 6-fosfoglukonat yang dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat


DH-ase

Senyawa pentose pertama di jalur HMP-shunt berupa Ribulosa-5P dan


merupakan pembentuk senyawa pentisa lainnya di jaringan tubuh.Pembentuk glukosa-6P
yang berasal dari glukosa dengan pembentukan glukosa-6P yang dijulmapi di jalur glikolisis
Embden Meyerhof

GLUKURONAT

1. Pembentukan glukuronat berasal dari glukosa sampai dihasilkan UDP Glukosa


berlangsung dengan reaksi glikogenesis

2. Selanjutnya UDP Glukosa membentuk UDP-Glukuronatmelelui reaksi yang dikatalisis oleh


enzim UDP Glukosa dehidrogenase dengan Ko-DH-ase-NAD⁺ yang menghasilkan NADH⁺
bersifat reversible

3. Xylulosa-5P yaitu senyawa intermediate yang ada di glukuronat atau HMP-Shunt.

Jadi glukuronat memasiki jalur EM secara tidak langsung yaitu d

Engan peralatan xylulosa-5P masuk ke HMP-Shunt untuk kemudian dengan melalui gliserald-
3P dan fruktosa-6P masuk EM.

32
Dari awal sampai dihasilkan xylulose-5P dijalur HMP-Shunt dihasilkan NADPH sedangkan di
jalur glukuronat digunakan NADPH.

Dijalur glukuyonat NADPH digunakan untuk teaksi:

1. perubahan D-glukuronat menjadiL-gulonat yang dikatalisis oleh enzim dehidrogenase

2. Pembentukan Xylitol dari L-Xylulosa yang dikatalisis oleh enzim dehidrogenase.

JALUR GLUKURONAT

Fosfoglukomutase UDP gluk. Pirofosforilase

Glukosa-6P Glukosa-1P UDP Glukosa

UTP H²O PPi

NAD⁺

UDP Gluk.Dh-ase

NADH + H⁺

D-Glukuronat UDP
GLUKURONAT

NAD⁺

NADH + H⁺

H²O

L-Glukonat Gulonolakton 2-keto-L-gunolakton

H²O

Gulonolakton Oksidase

3-keto-L-gulonat L-asam askorbat

33
CO²

L-Xylulosa

NADPH

NADP⁺ ATP ADP

Xylitol D-Xylulosa D-Xylulosa-5P

NAD⁺ NADH+H HMP Shunt

Oksidasi Piruvat

Oksidasi piruvat adalah proses yang sangat penting dalam pembentukan energy, proses ini
terjadi diantara glikolisis dan siklus asam sitrat yang terjadi di matriks mitokondria dengan
dikatalisa beberapa enzim yang disebut Komplek Piruvat Dehidrogenase: (E1) Piruvat
Dehidrogenase, (E2) Dihidrolipoil Transasetilase, dan (E3) Dihidrolipoil Dehidrogenase.
Proses ini melibatkan koenzim TPP (Thiamin Pyrophosphate), L(S)2, KoASH, FAD, dan NAD.

1. TPP berikatan dengan piruvat, melepas CO2, dengan itu, TPP membentuk TPP-
Hidroksietil.
34
2. Hidroksietil kemudian dioksidasi menjadi asetil sehingga membentuk TPP-asetil.
Gugus asetil dari TPP-asetil kemudian ditransfer ke koenzim L(S)2 dan membentuk
asetil dihidrolipoamida.
3. Gugus asetil dari asetil dihidrolipoamida berikatan dengan koenzim A membentuk
Asetil KoA yang kemudian memasuki siklus asam sitrat dan L(SH)2.
4. L(SH)2 mentransfer elektronnya ke FAD sehingga terbentuk FADH2 dan meregenerasi
L(S)2 untuk kemudian dipakai kembali untuk oksidasi piruvat selanjutnya.
5. FADH2 mentransfer elektronnya ke NAD+ membentuk NADH + H+ sehingga dengan
itu meregenerasi FAD untuk dipakai kembali dalam oksidasi piruvat selanjutnya dan
NADH memasuki rantai respirasi.

Dalam rantai respirasi, NADH menghasilkan 3 ATP. Jadi, satu molekul piruvat dalam
proses oksidasi piruvat menghasilkan 3 ATP dan 1 Asetil KoA. Berarti, karena dalam 1
molekul glukosa menghasilkan 2 molekul piruvat, maka dalam proses oksidasi piruvat ini,
1 molekul glukosa menghasilkan 6 ATP dan 2 Asetil KoA

Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Metabolisme Karbohidrat

ENZIM

1. Glikolisis anaerob (Embden Meyerhof)


 Enzim:
Heksokinasi
Glukokinase
Fosfoheksosa Isomerase
Fosfofruktokinase
Aldolase
Fosfotriosa Isomerase
Gliseraldehida 3 fosfat dehydrogenase
Fosfogliserat kinase
Fosfogliserat mutase
Enolase
Piruvat kinase
Laktat dehydrogenase

 Enzim Kunci:
Heksokinase
Glukokinase
Fosfoheksosa Isomerase
Fosfogliserat kinase
Piruvat kinase

2. Glikolisis arob (Siklus Krebs/Siklus Asam Sitrat)


 Enzim:
Sintrat kinase
Akonitase
35
Isositrat dehydrogenase
A ketoglutarat dehydrogenase
Suksinat tiokinase
Suksinat dehydrogenase
Fumarase
Malat dehydrogenase

 Enzim Kunci:
Isositrat dehydrogenase
A ketoglutarat dehydrogenase
Suksinat tiokinase
Suksinat dehydrogenase
Malat dehydrogenase

3. Glikogenesis dan glikogenolisis


 Enzim:
Glukosa 6 fosfatase
Glukokinase
Fosfoglukomutase
UDPG pirofosforilase
Branching enzyme

4. HMP Shunt
 Enzim:
Glukosa 6 fosfat dehydrogenase
Glukonolakton hydrolase
6 fosfoglukonat dehydrogenase
Ribosa 5 fosfat ketoisomerase
Transketolase
Transaldolase

 Enzim kunci:
6 fosfoglukonat dehydrogenase
Glukosa 6 fosfat dehydrogenase

5. Glukoneogenesis
 Enzim:
Glukosa 6 fosfatase
Heksokinase
Glukokinase
Fruktosa 1,6 bis. Fosfatase
Fosfofruktokinase
Glierokinase
Piruvat kinase
PEP Karboksikinase
Piruvat Karboksilase

36
HORMON

1. Insulin
Termasuk polypeptida, Insulin disekresikan oleh pankreas sebagai respons dari
kondisi hyperglycemia yang seringkali terjadi setelah makan. Kekurangan insulin
(hypoinsulinism) menyebabkan kondisi hyperglycemic permanen yang disebut
juga diabetes mellitus. Hyperinsulinism (kebanyakan insulin) menyebabkan
kondisi hypoglycemic, karena pengeluaran glukosa dalam jumlah yang berlebihan
dari dalam darah.

2. Glukagon
jika insulin, mengontrol kelebihan glukosa dalam darah dengan merangsang
pembentukan glikogen, maka harus ada hormone yang bertanggung jawab atas
kekurangan glukosa dalam darah. Hormon itu adalah glucagon, sebuah peptida
yang juga disekresikan oleh pankreas.
Glucagon meningkatkan kadarh gula dalam darah dengan merangsang
perombakan glikogen (glycogenolysis) di dalam hati menjadi glukosa yang
meninggalkan sel-sel di hati lalu memasuki pembuluh darah.

BAB IV
RESPIRASI SEL

Definisi respirasi sel


suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (reaksi biokimia) yang
dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan
dalam menjalankan fungsi hidup.

SIKLUS KREB

37
Siklus asam sitrat (siklus kreb atau siklus asam trikarboksilat) adalah serangkaian reaksi di
mitokondria yang mengoksidasi gugus asetil pada asetil-KoA dan mereduksi koennzim yang
ter-reoksidasi melalui rantai transpor elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP.

Asama sitrat adalah jalaur bersama terakhir utuk oksidasi karbohidrat, lipid, dan protein.
Karena glukosa, asam lemak, dan sebagian asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA
atau zat-zat antar siklus maka siklus ini berperan sentral dalam glukoneogenesis, lipogenesis,
dan interkonversi asam amino.
sirklus ini sering terjadi di sebagian besar jaringn, kusus di bagian organ hati.

* Siklus krebs merupakan fase antara proses glikolisis dan transfor elektron

Tahap reaksi siklus asam sitrat:

1. Enzim Sitrat sintase mengkatalisis reaksi kondensasi antara Asetil Ko-A dengan
Oksaloasetat menghasilkan sitrat.
* Asetil KoA + oksaloasetat + H2O sitrat + KoA-SH
2. Pembentukan isositrat dari sitrat melalui Cis-akonit dikatalisis secara reversibel oleh
enzim akonitase (F2+).
* Caranya: mula- mula terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat (tetap terikat enzim)
kemudian terjadi rehidrasi menjadi Isositrat.
3. Isositrat dioksidasi oleh Isositrat dehidrogenase yg memerlukan NAD+(sebagai
koenzim)menjadi Oksalosuksinat (terikat enzim).
kemudian mengalami Dekarboksilasi oleh enzim yg sama, menjadi α-ketoglutarat.
Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg2+ atau Mn2+.
Ada 3 jenis isoezim isositrat dehidrogenase :
 Salah satunya menggunakan NAD+ (hanya ada di mitokondria).
 Dan dua lainnya NADP+ (terdapat di mitokondria dan sitosol).
4. α-ketoglutarat di ubah menjadi suksinat melalui pembentukan Suksinil Ko-A,
merupakan reaksi ireversibel(searah) dan dikatalisis oleh enzim Kompleks α-
ketoglutarat dehidrogenase.
Kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase memerlukan kofaktor seperti- tiamin
difosfat, Lipoat, NAD+, FAD dan KoA. Reaksi ini dapat dihambat oleh Asenit yang
mengakibatkan penumpukan α-ketoglutarat.
5. Suksinil Ko-A diubah menjadi Suksinat oleh enzim Suksinat tiokinase (Suksinil-KoA
sintetase). Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP, dengan Pi akan membentuk ATP
atau GTP (Juga memerlukan Mg2+).
Reaksi ini merupakan satu2nya dalam TCA cycle yg membentuk senyawa fosfat
berenergi tinggi pada tingkat substrat.
 Glukoneogenesis terjadi di hati & ginjal, terdapat 2 jenis isoezim suksinat
thiokinase, satu jenis spesifik GDP dan yang lain untuk ADP.
 Non-glukoneogenik hanya ada isoenzim, yang menggunakan ADP.

38
6. Suksinat dioksidasi oleh enzim Suksinat dehidrogenase yang menjadi Fumarat
(terikat pada permukaan dalam membran dan mitokondria). FAD berperan sebagai
gugus penerima hidrogen.
Reaksi ini tidak melewati NAD karena dihambat oleh Malonat.
*Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
7. Fumarase (fumarat hidratase) mengatalisis penambahan H2O pada ikatan Fumarat
sehingga menghasilkan L-Malat dalam reaksi reversibel.
* Fumarat + H2O L-Malat
8. L-Malat di ubah menjadi Oksalasetat oleh Malat dehidrogenase, yang memerlukan
NAD+.
* L-Malat + NAD+ Oksaloasetat + NADH + H+

referensi buku dari BIOKIMIA HARPER edisi 27, Robert K.Murray, Daryl K. Granner, Victor W.
Rodwell.

39
Reaksi total:
Asetil KoA + 3NAD+ + FAD + ADP (atau GDP) + Pi + H2O 2CO2 + KoA-SH + 3 NADH + 3
H+ + FADH2 + ATP ( atau GTP)

Dua siklus yang terjadi pada siklus Krebs yaitu : siklus TCA ( tricarbocylic acid/
asamtrikarboksilat) , dan siklus asam sitrat.
Pada siklus Krebs terjadi CO2 dan oksidasi (yaitu dibuangnya elektron). CO2 mengadakan
difusi ke dalam darah dan dibawa ke paru. Sedang elektron yang dibuat berasal dari
penglepasan atom Hidrogen
(H) → H+ (ion) + elektron (e-)
Asam piruvat mengandung (C), (H), dan (O); bila H dilepas maka hanya ada (C) dan (O) yang
merupakan komponen CO2, sehingga dalam siklus Krebs, asam piruvat dioksidasi dan
menghasilkan CO2.

Vitamin B yg berperan pada Siklus asam sitrat sebagai bentuk koenzimnya :

Thiamin TPP

Niacin NAD

Riboflavin FAD

Asam pantotenat KoA

Pembebasan ATP dalam Siklus asam sitrat

dikatalisis oleh Metode produksi ATP ATP yang terbentuk

Isositrat DH Oksidasi NADH 3

A-Ketoglutarat DH Oksidasi NADH 3

Suksinat tiokinase Fosforilasi pada 1


levelsubstrat

Suksinat DH Oksidasi FADH2 2

Malat DH Oksidasi NADH 3

40
12
Total

REAKSI DEHIDROGENASE
* yg menggunakan NAD+ → 3 ATP
* yg menggunakan FAD (tak lewat NAD+) → 2 ATP
SUKSINAT THIKONASE
* 1 ATP sama dengan 1 GTP

RINGKASAN METABOLISME KARBOHIDRAT

Glikolisis: perubahan glukose → asam piruvat


R/ Glukose + 2 ADP + 2 PO4 → 2 asam piruvat + 2 ATP + 4 H
Hasil utama glikolisis: asam piruvat
Energi dihasilkan: 2 ATP
Tempat reaksi glikolisis: sitoplasma
Terdiri 2 lintasan: Embden Meyerhof dan Heksosmonofosfat

Siklus Kreb: perubahan asetil co-A → H


R/ 2 Asetil Ko-A + 6 H2O + 2 ADP → 4 CO2 + 16 H + 2 Ko-A + 2 ATP
Hasil utama: H
Energi dihasilkan: 2 ATP
Tempat berlangsung: mitokondria
Sisa metabolisme CO2 berasal dari hasil samping Siklus Krebs/ Siklus Asam Sitrat/ Siklus
Asam Trikarboksilat

Fosforilasi oksidatf: proses perubahan ADP → ATP dengan cara mengambil energi yang
dihasilkan Rantai Respirasi (reaksi H O2 → H2O)
R/ 2 H + ½ O2 + 2e + ADP → H2O + ATP
Energi yang dihasilkan: 34 ATP
Total hasil energi metabolisme karbohidrat: 38 ATP

FOSFORILASI OKSIDATIF

Fosforilasi Oksidatif adalah Suatu lintasan metabolisme dengan penggunaan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi
gas oksigen menjadi air.

41
KOMPLEKS I

Kompleks I atau NADH-Q oksidoreduktase adalah suatu protein multi sub-unit besar yang
berbentuk L yang mengkatalisis pemidahan elektron dari NADH menuju Q bersamaan ion
4H₊. Oksidasi NADH akan menghasilkan NAD₊ di perlukan untuk siklus asam sitrat dan
oksidasi asam lemak. NADH berikatan dengan kompleks I dengan menyumbangkan 2
elektron. Elektron memasuki kompleks I melalui FMN atau gugus prostetik melekat pada
kompleks. Elektron ke FMN mengubahnya menjadi bentuk tereduksi menjadi FMNH2.
Elektron di transfer melalui rangkaian gugus besi sulfur kemudian elektron ditransfer ke Q
mengubahnya menjadi Qh2 menyebabkan 4 ion H ₊ terpompa keluar menuju ruang antar
membran karena di kompleks I terikat oleh 3 lapisan membran mitokondria.

KOMPLEKS II

42
Kompleks II atau suksinat Q reduktase. FADH2 dibentuk terjadinya suksinat dehidrogenase
aerobik menjadi fumarat reduktase anaerobik dalam siklus asam sitrat kemudian elektron
dipindahkan melalui beberapa inti gugus besi sulfur ke Q. Gliserol 3 fosfat (penguraian
triagliserol) akan menyalurkan elektron melalui FAD lalu bertemu di Q dan Asil KOA
menyalurkan elektronnya melalui FAD menuju ETF lalu melalui sebagian rangkaian inti besi
sulfur ke Q melalui jalur yang berbeda yang melibat flavoprotein.Flavoprotein ini terdapat
pada matriks mitokondria. Flavoprotein ini sangat berperan penting dalam kompleks I dan
kompleks II. Reaksi ini melepaskan energi lebih sedikit daripada komplek I pada oksidasi
NADH.

KOMPLEKS III

Kompleks III atau Q-sitokrom C oksidoreduktase. Dalam siklus Q akan menggabungkan


transpon elektron dengan transpon proton di kompleks III. Di dalam kompleks III terdiri dari
sitokrom C1 dan sitokrom B. Sitokrom adalah sejenis protein pentransfer elektron yang
mengandung paling tidak satu gugus heme. Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks III adalah
reduksi dua molekul sitokrom c. Tidak seperti koenzim Q yang membawa dua elektron,
sitokrom c hanya membawa satu elektron. Elektron yang dapat ditransfer dari QH2 ke

43
sitokrom c. QH2 yang akan dioksidasi kemudian dengan satu elektron dipindahkan ke
sitokrom c. Dua proton yang dilepaskan dari QH2 dilepaskan ke dalam ruang antarmembran.
Q, yang menerima dua elektron dari QH2 dan direduksi menjadi Q.-, molekul kedua QH2
terikat dan kemudian melepaskan satu elektronnya ke akspetor sitokrom c. mereduksinya
menjadi QH2 ketika ia menerima dua proton dari matriks mitokondria. QH 2 ini kemudian
dilepaskan dari enzim. Jika hanya satu molekul QH2 yang digunakan untuk secara langsung
mereduksi dua molekul sitokrom c, efisiensinya akan menjadi setengah, dengan hanya satu
proton yang ditransfer per sitokrom c yang direduksi.

KOMPLEKS IV

Kompleks IV atau sitokrom c oksidase. Kompleks IV adalah protein terakhir pada rantai
transpor electron. Enzim ini memediasi reaksi terakhir pada rantai transpor elektron dan
mentransfer elektron ke oksigen, manakala memompa proton melewati
membran. Oksigen yang menerima elektron, juga dikenal sebagai akseptor elektron terminal,
direduksi menjadi air. Baik pemompaan proton secara langsung maupun konsumsi proton
matriks pada reduksi oksigen berkontribusi kepada gradien proton. Menurut Keilin, reaksi
yang dikatalisis oleh sitokrom c dan reduksi oksigennya. ATP sintase, juga disebut kompleks
V, adalah enzim terakhir dalam lintasan fosforilasi oksidatif. Enzim ini ditemukan di seluruh
organisme hidup dan berfungsi sama pada prokariota maupun eukariota. Enzim ini
menggunakan energi yang tersimpan pada gradien proton di sepanjang membran untuk
mendorong sintesis ATP dari ADP dan fosfat (Pi). Perkiraan jumlah proton yang diperlukan
untuk mensintesis satu ATP berkisar antara tiga sampai dengan empat, dengan beberapa
peneliti yang mensugestikan bahwa sel dapat memvariasikan rasio ini sesuai dengan kondisi.

44
Reaksi fosforilasi ini adalah reaksi kesetimbangan, yakni ia dapat digeser dengan mengubah
gaya gerak proton. Dengan ketiadaan gaya gerak proton, reaksi ATP sintase akan berjalan
dari sisi kanan ke kiri, menghidrolisis ATP dan memompa proton keluar dari matriks
melewati membran. Namun, ketika gaya gerak protonnya tinggi, reaks dipaksa untuk
berjalan secara terbalik, yaitu dari sisi kanan ke kiri, mengijinkan proton mengalir dan
mengubah ADP menjadi ATP. ATP sintase adalah sebuah kompleks protein yang besar
dengan bentuk seperti jamur. Kompleks enzim ini pada mamalia mengandung 16 subunit
dan memiliki massa kira-kira 600 kilodalton. Bagian yang tertanam pada membran disebut
FO dan mengandung sebuah cincin subunit c dan saluran proton. "Tangkai" dan kepala yang
berbentuk bola disebut F1 dan merupakan tempat sintesis ATP. Kompleks yang berbentuk
bola pada ujung akhir F1 mengandung enam protein yang dapat dibagi menjadi dua jenis:
tiga subunit α dan tiga subunit β), manakala bagian "tangkai" terdiri dari satu protein:
subunit γ, dengan ujung tangkai menusuk ke dalam bola subunit α dan β. Baik subunit α dan
β mengikat nukleotida, namun hanya subunit β yang mengkatalisis reaksi sintesis ATP. Di
samping F1 pula terdapat sebuah subunit berbentuk batang yang menghubungakan subunit
α dan β dengan dasar enzim.

Reaksi sintesis ATP ini disebut sebagai mekanisme perubahan ikatan (binding change
mechanism) dan melibatkan tapak aktif subunit β yang berputar terus dalam tiga keadaan.
Pada keadaan "terbuka", ADP dan fosfat memasuki tapa aktif (ditunjukkan dalam warna
coklat pada diagram). Protein kemudian menutup dan mengikat ADP dan fosfat secara
longgar (keadaan "longgar" ditunjukkan dalam warna merah). Enzim kemudian berubah
bentuk lagi dan memaksa kedua molekul ini bersama, dengan tapak aktif dalam keadaan
"ketat" (ditunjukan dalam warna merah jambu) dan mengikat molekul ATP yang terbentuk.
Tapak aktif kemudian kembali lagi ke keadaan terbuka dan melepaskan ATP untuk kemudian
mengikat ADP dan fosfat, dan memulai siklus yang baru.

Pada beberapa bakteri dan arkaea, sintesis ATP didorong oleh pergerakan ion natrium yang
melalui membran sel daripada pergerakan proton. Arkaea seperti Methanococcus juga

45
mengandung A1Ao sintase, sebuah bentuk enzim yang mengandung protein tambahan
dengan kemiripan urutan asam amino yang kecil dengan subunit ATP sintase bakteri dan
eukariota lainnya. Adalah mungkin bahwa pada beberapa spesies, bentuk enzim A 1Ao adalah
ATP-sintase terspesialisasi yang digerakkan oleh natrium, namun ini tidaklah benar pada
keseluruhan kasus

SISTEM TRANSPORT ELEKTRON

 Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob.
 Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi
terminal.

 Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria.

 Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang
dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.

 Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q
(Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.

 Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi
yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q.
 Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar
untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.

 Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron,


koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+.

 Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c.

 Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga
menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi
ATP.

46
 Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai
transpor elektron.
 Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan
zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor
terakhir elektron.

 Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan
ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air
(H2O).

 Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat
menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP.

 Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang menghasilkan
ATP.

 Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH sebanyak 10 dan
FADH2 2 molekul.

 Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2
tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.

 Setiap oksidasi NADH


menghasilkan kira-kira 3 ATP

47
 Dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2.

 Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP.

 Ditambah dari hasil Glikolisis (2ATP) dan siklus Krebs (2 ATP), maka secara
keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP

 Jadi dari satu molekul glukosa menghasilkan total 38 ATP.

 Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil
bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.

KESIMPULAN :

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur carbon(C), hidrogen (H)
dan oksigen (O) yang menghasilkan 38 ATP . Mekanisme pencrnaan karbohidrat
digesti, adsorpsi dan ekskresi.

Klasifikasi karbohidrat :

1. Monosakarida

2. Disakarida

3. Oligosakarida

4. Polisakarida

Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi dan cadangan energi.

Metabolisme karbohidrat di bagi menjadi 2 yaitu anabolisme contohnya fotosintesis


dan fermentasi dan katabolisme contohnya :

- Glikolisis (aerob : Mengubah glukosa menjadi piruvat, anaerob : Mengubah glukosa


menjadi asam laktat)

- Glikogenesis : Mengubah glukosa menjadi glikogen

- Glikogenolisis : Mengubah glikogen menjadi glukosa

- Glukoneogenesis

- HMP SHUNT

- Oksidasi piruvat

48
Respirasi sel : suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup
(reaksi biokimia) yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi
tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup.

- Dekarboksilasi oksidatif

- Siklus krebs

- Transport elektron

REFERENSI

1. FK Universitas Indonesia, “biokimia dasar B”, cetakan 8 ; 2010

2. Http://wikipedia.com

3. Murray. Robert K, Darly K. Granner, Victor W. Rodwell.; “BIOKIMIA HARPER”.; edisi 27


(2006)

4. Dr. Halomoan Hutagalung bagian ilmu gizi fakultas kedokteran universitas sumatera
utara. http://www.nutrisibali.com/details.php?aid=33)

5. Sunita Almatsier “PRINSIP DASAR ILMU GIZI”

49

Anda mungkin juga menyukai