Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Katak merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka dari
itu, katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Katak adalah pelompat yang baik
karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat.

Otot dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan


pendukung utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang
(relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga
otot memendek. Ketika otot skelet (rangka) berkontraksi, akan terjadi hubungan antara
aktin dan miosin oleh troponin dan tropomiosin. Aktin dan mosin akan bergerak sehingga
jarak aktin dan miosin menjadi rapat, sehingga otot memendek. Untuk melakukan itu otot
memerlukan energi yang bersumber dari ATP dan Kreatin Phospat.

1.2 Rumusan Masalah


 Dimanakah letak tulang keras dan tulang rawan ?
 Apakah yang terjadi pada tulang saat direndam dengan asam cuka ?
 Apakah pengaruh yang terjadi pada tulang saat direndam dengan asam cuka ?

1.3 Tujuan
  Mengamati kontraksi pada otot gastrocnemius katak.
  Memahami mekanisme kontraksi otot.
 Mengetahui pengaruh pemberian rangsang terhadap kontraksi otot katak.

1.4 Hipotesis
Setelah betis katak digantung pada statif , saat dialiri arus listrik kaki katak akan
berkontraksi.

1
BAB II
KAJIAN PEORITIK

2.1 Pengertian Otot

Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan

sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari

organ dalam tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok.

Miologi adalah istilah untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk

43% berat badan dan lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah

tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh

seperti kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic usus)

terjadi karena adanya aktivitas otot.

Kuat tidaknya kontraksi otot tergantung pada MCV (Maximum Contaction

Voluntary), masa otot, otot yang dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi

beban sebelum berkontraksi, tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot.

Persentase efisiensi kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi

didefinisikan sebagai rasio metabolism, berdasarkan penggunaan oksigen.

Penamaan otot biasanya berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot, 

besar dan panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya

2
serupa dengan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum

dimiliki atau belum diketahui secara jelas sistem ototnya.

2.2 Struktur dan Komponen Otot

Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan

komponen tersendiri seperti :

 Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang

menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-serabut

simpai yang putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-

lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat

kelompok-kelompok otot dan adakalanya menggandengkan sebuah oto dengan

bagian yang menggerakkannya.

 Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang

membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan

oleh jaringan ikat perimysium. Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1

berkas sel otot. Di antara endomysium dan berkas serat otot tersebar sel satelit

yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Dalam bagian-bagian

tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat.

Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.

 Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan unit

structural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40

mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar

dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan

penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang
3
disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut

sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot

berdiameter 0,001 mm yang disebut myofibril.

 Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop,

miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick

filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin,

troponin & tropomiosin)

 Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari

myofibril. Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada

otot polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak

dan pada otot lurik.

Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana

myofibril dan miofilamen berada.

Rektikulum sarkoplasma

 Retikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon-

tendon yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan

dan kaki. Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan

otot.Tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril, yang pada garis Z dan zona

H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus

transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca2+. Tubulus T mencapai

saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T dan

retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.

 Mioglobin, merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat

oksigen.
4
 Motor end plates, merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

5
BAB III
METOLOGI PENELIAN

Pengamatan Mekanisme Kontraksi Otot

1. Lakukan langkah kerja berikut untuk mengamati kontraksi otot pada otot betis katak !
2. Ambil kaki belakang katak yang telah dikuliti ! Letakkan otot/kaki katak di atas cawan
petri dan rendam dalam Ringer!
3. Pasang otot betis katak pada statif ! Hubungkan kabel dengan beterei ! Tempelkan dan
berikan kejutan listrik pada kaki katak ! Pindahkan tempat pemberian kejututan
4. Berikan stimulus /kejutan listrik pada otot katak sebagai berikut !
a. Setiap 30 detik sebanyak 5 kali
b. Setiap 10 detik sebanyak 5 kali
c. Setiap 5 detik sebanyak 5 kali
d. Setiap 1 detik sebanyak 5 kali
e. Setiap 0,5 detik sebanyak 5 kali
5. Catatlah hasil pengamatan Anda dalam bentuk tabel sebagai berikut !
Tabel Pengamatan Kontraksi Otot Betis Katak

No Periode Kontraksi Otot pada Pemberian Stimulus ke- Rata -


rata
1 2 3 4 5
1 30 detik
2 10 detik
3 5 detik
4 1 detik
5 0,5 detik

6. Berdasarkan hasil pengamaan Anda ,diskusikan permasalahan-permasalahan berikut!


a. Apa fungsi larutan Ringer pada percobaan ini?
b. Apa yang terjadi saat otot katak dikejutkan listrik?
c. Mengapa diberi jeda waktu antara stimulus yang satu dengan stimulus berikutnya?

6
d. Apakah ada perbedaan kekuatan kontraksi pada penyetruman dengan selang wakru
yang berbeda?Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
e. Apa yang terjadi bila periode waktu pemberian stimulus sangat singkat?
7. Buatlah laporan sistematis dari hasil pengamatan dan diskusi yang telah Anda lakukan!

7
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Tabel Data

No. Tulang yang Diamati Keadaan Struktur Tulang Keterangan


Warna Kekerasan Kelenturan Lain
Direndam Air Putih sangatlah tulang paha Sum-sumnya
tulang keras dan ayam tidak berwarna pucat
sedikit kaku lentur sama kemerahan dan
kemerahan sekali masih melekat pada
tulang
Direndam Asam Cuka Berwarna menjadi tulang paha Sum-sumnya
sangat lebih berubah warna
ayam menjadi menjadi merah
pucat dan lunak
sedikit serta lebih lentur kehitaman dan lepas
dari tulang.
kekuning- lembek
dan dapat
kuningan
serta dibengkokkan.
kehitaman

4.2 Analisis Data


Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa pada tulang paha
ayam yang telah direndam dalam air cuka mengalami perubahan dari kondisi sebelum
direndam. Pada tulang paha ayam mengalami beberapa perubahan. Yang pertama yaitu
yang sangat mencolok adalah perubahan warna. Sebelum direndam dengan air cuka,
tulang paha ayam berwarna putih tulang, dan sedikit kemerahan sisa darah yang membuat
tulang paha ayam masih terlihat segar. Namun setelah direndam pada air cuka, tulang
paha ayam berwarna sangat pucat dan sedikit kekuning-kuningan serta kehitaman. Yang
kedua yaitu tulang paha ayam mengalami perubahan dalam tingkat kekerasan. Tingkat
kekerasan tulang paha ayam sebelum direndam air cuka sangatlah keras dan kaku, namun
setelah direndam air cuka, tingkat kekerasan menurun menjadi lebih lunak serta lembek.
Dan perubahan yang ketiga yaitu perubahan kelenturan. Sebelum direndam air cuka,
tulang paha ayam tidak lentur sama sekali. Namun setelah direndam air cuka, tulang paha
ayam menjadi lebih lentur dan dapat dibengkokkan.

8
Kemudian setelah mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada objek
pengamatan, dapat dianalisa pula perbedaan tingkat perubahan pada bagian-bagian objek
pengamatan yaitu tulang. Dari segi warna, perubahan dari keadaan sebelum direndam air
cuka merata. Yang terdapat perbedaan yaitu dari segi kekerasan dan kelenturan antara
bagian tengah tulang(diafise) dengan bagian ujung tulang yang berbentuk seperti
bonggol(epifise). Sesudah direndam air cuka, bagian tengah tulang menjadi lunak, namun
pada bagian ujung tulang lebih lunak dari bagian tengah tulang. Yang kedua yaitu tingkat
kelenturan. Setelah direndam dalam air cuka, pada bagian tengah tulang hanya dapat
dibengkokkan sedikit saja, namun pada bagian ujung tulang sangat mudah dibengkokkan.
Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa tulang
keras terletak dibagian tengah tulang(diafise) sedangkan tulang rawan terletak dibagian
ujung tulang(epifise). Dan dapat disimpulkan penyebab-penyebab perubahan yang
dialami oleh tulang paha ayam yaitu pengaruh dari asam cuka. Yang pertama, sum-sum
tulang menjadi hitam dikarenakan hemoglobin terurai oleh CH3COOH, sebab
hemoglobin merupakan protein sehingga gugusnya mengandung NH2 yang ketika
bereaksi dengan gugus asam cuka akan berubah warna. Yang kedua yaitu, tulang dan
cangkang telur menjadi lebih rapuh dikarenakan asam cuka bersifat korosif yaitu sifat
yang menyebabkan benda lain hancur, sehingga ketika tulang direndam dalam air cuka,
sel-sel osteosit menjadi terkikis. Yang ketiga, tulang dan cangkang telur yang
mengandung kalsium karbonat menjadi lentur dikarenakan asam cuka dapat mengikat
kalsium yang terkandung dalam cangkang telur dengan reaksi sebagai berikut :
2CH3COOH + CaCO3 ====> Ca(CH3COO)2 + H2O + CO2
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temukan pula contoh tulang rawan dan
tulang keras selain dalam diafise dan epifise tulang paha ayam. Contoh tulang rawan
yang lain antara lain batang tenggorok ayam, ujung tulang rusuk yang melekat pada
tulang, pada daun telinga, dan lain-lain. Sedangkan contoh tulang keras yang lain yaitu
tulang lengan atas, tulang jari-jari, tulang kering, dan lain-lain.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Tulang keras terletak dibagian tengah tulang (diafise), dan tulang rawan terletak
dibagian ujung tulang (epifise).
 Sebelum direndam larutan asam cuka tulang keras bersifat keras, kuat, dan kaku.
Sedangkan tulang rawan bersifat lentur dan elastis.
 Pengaruhnya yaitu tulang mengalami perubahan kelenturan karena reaksi berikut :
2CH3COOH + CaCO3 ===> Ca(CH3COO)2 + H2O + CO2
Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam larutan asam. Maka pada
kondisi tertentu tulang akan menjadi lentur atau lunak karena komposisi kalsium (Ca)
pada tulang sudah menurun drastis.

5.2 Saran
Semoga laporan ini dapat menjadi bahan pelajaran baru, khususnya pada materi reaksi
yang terjadi antara larutan HCL dengan tulang yang mengandung kalsium dan fosfat.
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

10
DAFTAR PUSAKA

https://alifpustaka.blogspot.co.id/2016/07/laporan-praktikum-biologi-pengamatan.html
http://praktikumbiologi.blogspot.co.id/2011/06/contoh-format-laporan-praktikum-biologi.html
https://lanahadana.blogspot.co.id/2015/02/laporan-hasil-praktikum-pada-tulang-ayam.html
http://anggunpurie.blogspot.co.id/2013/11/pengamatan-kandungan-penyusun-tulang.html

11

Anda mungkin juga menyukai