Print Bab5
Print Bab5
Keterangan:
Nomor Soal 1 dan 3 = Indikator kemampuan berpikir kritis memberikan
penjelasan sederhana
Nomor Soal 2 = Indikator kemampuan berpikir kritis membangun
keterampilan dasar
Nomor Soal 4 dan 7 = Indikator kemampuan berpikir kritis memberikan
penjelasan lanjut
Nomor Soal 5, 6 dan 8 = Indikator kemampuan berpikir kritis menyimpulkan
Nomor Soal 9 dan 10 = Indikator kemampuan berpikir kritis mengatur
strategi dan teknik
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
Nomor Soal 1 dan 3 = Indikator kemampuan berpikir kritis memberikan
penjelasan sederhana
Nomor Soal 2 = Indikator kemampuan berpikir kritis membangun
keterampilan dasar
Nomor Soal 4 dan 7 = Indikator kemampuan berpikir kritis memberikan
penjelasan lanjut
Nomor Soal 5, 6 dan 8 = Indikator kemampuan berpikir kritis menyimpulkan
Nomor Soal 9 dan 10 = Indikator kemampuan berpikir kritis mengatur
strategi dan teknik
Berdasarkan perhitungan presentase posttest, diantaranya sebagai berikut:
a. Soal nomor 1 dengan indikator kemampuan berpikir kritis memberikan
penjelasan sederhana memperoleh rata-rata skor posttest yaitu pada kelas
eksperimen sebesar 92% yang termasuk ke dalam kategori sangat baik dan
untuk kelas kontrol sebesar 93% yang termasuk ke dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan perhitungan data kelas kontrol memiliki kemampuan berpikir
kritis memberikan penjelasan sederhana lebih baik dari pada kelas
eksperimen, tetapi kedua kelas memiliki kategori yang sama yaitu kategori
sangat baik.
b. Soal nomor 2 dengan indikator kemampuan berpikir kritis membangun
keterampilan dasar memperoleh rata-rata skor posttest yaitu pada kelas
eksperimen sebesar 34% yang termasuk ke dalam kategori kurang dan untuk
64
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan jumlah 36 siswa siswa pada
saat posttestdi kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 79 dengan nilai
terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan di kelas kontrol memperoleh nilai
rata-rata sebesar 54,6 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 85. Data
posttestyang diperoleh berdistribusi normal dan tidak homogen. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.1.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan pada diagram 4.3 terlihat
perbedaan yang signifikan dari dua kelas yang telah diberikan perlakuan yang
67
berbeda dengan melihat nilai rata-rata. Data tes kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran sejarah kelas eksperimen lebih baik dari pada kemampuan berpikir
kritis pada pembelajaran sejarah di kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran F.1.
Adapun nilai rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 4. 3 Nilai Rata-Rata Posttest Kemampuan Berpikir Kritis
90
80
79
70
60
50 54.8
40
30
20
10
0
dengan x 2tabel.
Jika x 2hitung ≤ x 2tabel maka data berdistribusi normal
Jika x 2hitung ≥ x 2tabel maka data tidak berdistribusi normal
Berikut ini adalah data uji normalitas pretest untuk kelas eksperimen yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Data Uji Normalitas Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Statistika
Jenis (α = 0,05 dan dk = 5)
Kelas Simpulan
Uji
x 2hitung x 2tabel
Eksperime Berdistribusi
-126,28 12,592
n Chi Normal
kuadrat Berdistribusi
Kontrol -143,52 12,592
Normal
kecil x 2tabel yaitu −126,28 ≤12,592, sehingga data posttest kelas eksperimen dapat
dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai x 2hitung lebih
kecil dari x 2tabel yaitu −143,52 ≤12,592, sehingga data posttest kelas kontrol dapat
dikatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di
lampiran F.1.
2) Uji Homogenitas
69
Setelah data di uji dengan uji normalitas, langkah selanjutnya adalah uji
homogenitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui data kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki varian yang sama atau tidak dengan menggunkan uji F. Uji F
dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berasal dari populasi yang
homogen atau tidak, dengan membandingkan f hitung dan f tabel.
Jika f hitung ≤ f tabel , maka data homogen
Jika f hitung ≥ f tabel , maka data tidak homogen
Tabel 4. 3 Data Uji Homogen PosttestKemampuan Berpikir Kritis
Jenis Uji Statistika Simpulan
Uji-f f hitung =2,15 Tidak
f tabel =1,7571
Homogen
1) Uji N-Gain
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum
diberikan treatment dan setelah diberikan treatment dapat dihitung dengan
menggunakan uji N-gain.
Hasil pretest dan posttestkelas eksperimen dan kelas kontrol di uji
menggunakan uji N-gain untuk mendapatkan data perbedaan peningkatan
kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran interaktif.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Sejarah
diketahui berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diolah menggunakan uji N-
gain. Data N-gain didapatkan dengan cara mencari selisih selisih antara hasil
posttest dan pretest kemudian dibandingkan dengan selisih nilai maksimum dan
nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang diberikan
untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa terdiri dari 10 butir soal yang
berbentuk soal uraian yang mengandung indikator berpikir kritis.
Presentase nilai rata-rata skor N-gain kemampuan berpikir kritis siswa
pada kelas eksperimen adalah 0,74 sedangkan pada kelas kontrol adalah 0,47.
Pada nilai rata-rata N-gain terlihat bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
nilai rata-rata N-gain kelas kontrol. Untuk mengetahui nilai presentase skor rata-
71
rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapa dilihat pada diagram dibawah ini:
Diagram 4. 4 Skor Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis