Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

Soal dan Jawaban

 Latihan 1
1. Bagaimana pendapat Sutardji Calzoum Bachri mengenai kebebasan pengucapan puisi
dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ?
Jawaban : Menurut pendapat Sutardji Calzoum Bachri , berbagai perambahan pengucapan
dalam puisi Indonesia modern dalam 30 tahun terakhir sangatlah mengagumkan . Para
penyair memanfaatkan kebebasan pengucapan kepenyairannya boleh dikata secara tidak
terbatas. Orang bisa menulis puisi dalam bentuk bahasa prosa , seperti yang dilakukan oleh
Taufik Ismail dan beberapa penyair lain.
2. Tulislah salah satu contoh adanya kebebasan pengucapan dalam penulisan puisi modern?
Jawaban : Contoh adanya kebebasan para penyair memanfaatkaan kebebasan pengucapan
kepenyairannya boleh dikata secara tidak terbatas seperti yang dilakukan taufiq ismail dan
beberapa penyair lain. Menulis puisi dalam bahasa prosa hal itu dilakukan antara lain oleh
sitor situmorang . ada puisi mbeling kemudian diantaranya para penyair mbeling ini yang
dikenang dalam sejarah puisi hanya tokohnya Remy Silado.
3. Bagaimana respons masyarakat terhadap puisi – puisi dalam bentuk prosa?
Jawaban : Para penyair kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan puisi mbeling ?
Jawaban : Puisi mbeling yang menganggap puisi bukan suatu hal yang serius apalagi agung.
Bagi mereka puisi tidak lebih mulia dibanding naik kuda.
5. Bagaimana sikap para penyair mbeling terhadap puisi yang dianggap ‘’agung’’ oleh
masyarakat pada umumnya?
Jawaban : Berbagai perambahan dalam pengucapan dan wawasan puisi dilakukan oleh
penyair , terutama pada tahun 1970-an. Ada puisi mbeling yang menganggap puisi bukan
suatu hal yang serius apalagi agung. Bagi mereka puisi tidak lebih mulia dibanding naik
kuda.’
6. Dengan cara apa mereka ‘’mengejek’’ puisi – puisi yang diagungkan masyarakat?
Jawaban : Untuk itu para penyair mbeling sering ‘’ mengejek’’ sajak ‘’agung’’ yang telah
dikenal masyarakat sastra dengan membuat parodinya.
7. Tulislah riwayat singkat tokoh penulis puisi mbeling ?
Jawaban : Kemudian diantaranya para penyair mbeling ini yang dikenang dalam sejarah
pusi hanya tokohnya Remy Silado, tidaklah mengherankan karena memang mereka tidak
ingin hidup sampai seribu tahun lagi dalam puisi. Itu sudah pilihan mereka, karena puisi
bukan suatu yang agung yang layak dihidupi sampai sekian abad.
8. Apa yang dimaksud dengan puisi konkret?
Jawaban : Puisi konkret adalah puisi yang tidak puas hanya sebatas kata- kata. Media lain,
benda – benda seperti mesin tik tua, kandang burung, burung – burungan kertas, dan lukisan
yang digabungkan dengan kata – kata.
9. Keyakinan apa yang dimiliki para penulis puisi konkret ?
Jawaban : Para penyair konkret menganggap, ada nuansa lain bila kata – kata diletakkan
dalam situasi konkret tertentu.
10. Apa bukti keestriman Danarto dalam kebebasan penciptaan puisi?
Jawaban : Perasaan tidak puas terhadap kata – kata bahkan sampai pada suatu ekstrimitas
yang dilakukan Danarto dengan membuat puisi tanpa kata. Ia membuat garis – garis yang
membentuk Sembilan kontak, dan menyebutnya itu sebagai puisi. Dikenal di kalangan
penyair pada waktu itu sebagai ‘’ puisi kotak sembilan’’. Dalam kasus Danarto , penciptaan
puisi sampai pada suatu permainan yang intens, menarik dan sangat mendebarkan. Dalam
upaya yang sangat maksimal menghayati kebebasan penciptaan puisi , sang penyair
mengambil resiko bagaikan rulet Rusia - melakukan semacam bunuh diri puisi. Puisi
sampai pada kebebasannya yang mutlak , ia bisa melakukan bunuh diri.
11. Kekhususan apa yang ditunjukkan Afrizal Malna ( 1980 an ) kaitannya dengan kebebasan
penciptaan puisi?
Jawaban : Afrizal Malna ditahun 1980’an membuat puisi bagaikan melukis dengan kata-
kata. Puisinya bukanlah gabungan kata – kata yang menyampaikan pengertian atau imaji
secara konvensional, tetapi pada hemat saya, puisinya ingin membuat lukisan dalam benak
dan hati pembacanya.
12. Jelaskan pengertian imaji dalam puisi?
Jawaban : Imaji adalah gambar dalam pikiran dan hati seseorang.
13. Jelaskan maksud pernyataan berikut “ dilihat dari sisi kreativitasnya , poet can do no
wrong ‘’?
Jawaban : Dilihat dari sisi kreativitasnya , poet can do no, ia tidak bisa diminta
pertanggungjawaban bukan karena pengarang mati setelah karyanya selesai diciptakan,
seperti yang diutarakan oleh para ahli dan teoretikus sastra.
14. Apa respons Anda jika sebuah teks diniatkan penulisnya sebagai puisi?
Jawaban : Jika sebuah teks diniatkan penciptannya sebagai puisi, pembaca yang normal
saya kira tentulah pertama – tama akan meresposnya sebagai layaknya puisi. Jika ia merasa
tak terpuaskan ia boleh menundanya dahulu teks itu sebagai puisi, untuk kelak mungkin
bisa diterimannya atau ia boleh membuangnya dikeranjang sampah. Namun, ia tak dapat
menyalahkan penyairnya.
15. Bagaimana pendapat Sutardji Calzoum Bachri tentang perpuisian kita berdasarkan
eksplorasi pengucapannya?
Jawaban : Bahwa perpuisian kita menunjukkan hal – hal yang sangat menggembirakan
dalam berbagai eksplorasi pengucapan, namun bila dilihat pencapaian dari sisi
kedalamannya , pada hemat saya kurang menggembirakan.
16. Bagaimana pendapat Sutardji Calzoum Bachri tentang perpuisian kita bila dilihat dari sisi
kedalaman isinya?
Jawaban : Menurut Sutardji Calzoum Bachri bahwa perpuisian kita menunjukkan hal – hal
yang sangat menggembirakan dalam berbagai eksplorasi pengucapan , namun bila dilihat
pencapaian dari sisi kedalamannya , pada hemat saya kurang menggembirakan.
17. Apa yang dirasakan penyair muda ( Jamal D. Rahman) ketika para penyair terdahulu telah
hampir menghabiskan eksplorasi atau penjelajahan dalam pengucapan puisi?
Jawaban :Beberapa tahun yang lalu seseorang penyair dari generasi yang lebih muda, jamal
d rahman bertanya dalam diskusi ‘’jika para penyair terdahulu telah hampir menghabiskan
eksplorasi dalam pengucapan , apalagi yang bisa tersisa untuk kami?’’ tentu saja orang
yang bisa menjawab , sehubungan dengan imjinasi tidak bakal habis – habisannya di muka
bumi ini tetapi saya tidak menekankan hal ini.
18. Penekanan dalam hal apa yang khas dari tradisi perpuisian modern atau tradisional ?
Jawaban : Selalu menekankan pentingnya penemuan ucapan , memang mereka yang tidak
menemukan pengucapan , mereka yang tidak menemukan bahasa tidak bakal disebut
penyair. Namun, pada kedalaman makna ucapannya, seorang penyair yang telah
menemukan bahasa menjadi lengkap sempurn kepenyairannya.
19. ..Apa saran Sutardji Calzoum Bachri agar puisi – puisi kita dapat dipersandingkan pada
perpuisian dunia ?
Jawaban : Dan , dalam hal pencapaian kedalaman makna, perpuisian kita pada umumnya
tidaklah terlalu menggembirakan dibandingkan dengan eksplorasi ucapan yang telah
dilakukan para penyair kita. Inilah tantangan berat yang menggairahkan dan bisa
menggembirakan bagi para penyair kita, baik bagi generasi yang lebih muda maupun yang
sudah dianggap senior pula, agar puisi kita bisa dipersandingkan pada perpuisian dunia.
20. Mengapa Sutardji Calzoum Bachri kurang setuju terhadap kandungan makna “ Surat
Kepercayaan Gelanggang ‘’ yang sekedar berharap atau minta warisan pada dunia?
Jawaban : karena baik generasi yang lebih muda maupun yang sudah dianggap senior pula,
agar puisi kita bida dipersandingkan pada perpuisian dunia.

 Latihan 2

1. Tulislah minimal empat tempat atau ruangan yang biasa memuat cerpen sejak teknologi
berkembang di negeri ini?
Jawaban : Ruang kebudayaan , ruang remaja, ruang khusus , kota – kota besar.
2. Mengapa Sapardi Djoko Darmono menyatakan bahwa pertanyaan di atas (judul) sulit
mendapat jawaban dengan positip?
Jawaban : setidaknya dikota – kota besar yang semakin banyak jumlahnya. Boleh
dikatakan semua majalah hiburan ( dan sebangsanya) memuat cerpen, hampir semua koran
memuat cerpen, di ruang kebudayaan atau remaja atau ruang khusus untuk itu radio – radio
milik pemerintah maupun swasta , menyiarkan cerpen pada waktu – waktu tertentu. Bahkan
ada koran yang terkenal suka menyiarkan berita sensasional memuat cerpen dihalaman
pertama.
3. Jelaskan bahwa cerpen sudah merupakan syarat mutlak bagi hampir setiap penerbitan
majalah hiburan?
Jawaban : Majalah – majlah itu harus selalu siap memuat sebuah atau dua buah cerpen
dalam setiap nomor penerbitannya, dan secara teratur memuat tulisan para penulis yang
digemari pembacanya.
4. Kemukakan beberapa hal yang menunjukkan bahwa cerpen memang sudah menjadi bagian
tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari?
Jawaban : Demikianlah maka kita tidak merasa berkeberatan apa pun kalau cerpen dipasang
diantara artikel – artikel tentang ‘’ resep dapur’’ dan ‘’ menata rambut’’. Dan kita pun
dengan enak membaca cerpen sambil tiduran atau sambil memasak atau sambil menunggu
giliran cabut gigi. Pokoknya dimana saja dan kapan saja.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa kita pada dasarnya membutuhkan
fakta dan fiksi?
Jawaban : Maksud dari pernyataan tersebut juga mungkin membenarkan pendapat bahwa
kita semua pada dasarnya membutuhkan fakta dan fiksi, kita semua suka melihat kenyataan
gemar pun mendengarkan dongeng. Kata ‘’ pendek ‘’ dalam cerpen itu mungkin sekali erat
hubungannya dengan kehidupan kita sehari – hari yang semakin tergesa –gesa ini, kita suka
membaca cerita yang banyak memakan waktu tak lebih dari sepuluh menit.
6. Apa fungsi membaca cerpen bagi masyarakat yang tinggal di kota – kota besar?
Jawaban : Kegiatan membaca dongeng bisa penting untuk mengimbangi pergaulan kita
dengan kenyataan sehari – hari yang’’ keras’’ , yang terutama sekali berlangsung di kota –
kota besar waktu kosong yang semakin menakutkan ditengah – tengah kesibukan yang
menggelisahkan. Kalau memang mau, barangkali penulis cerpen bisa hidup dengan hanya
menulis cerpen saja di Indonesia sekarang ini. Begitu banyak cerpen dibutuhkan dan begitu
sedikit jumlah penulis diantara kita ini yang mampu ( dan mau) terus menerus cerpen dan
kita dengar keluhan beberapa redaktur majalah hiburan tentang kurangnya naskah cerpen.
7. Golongan cerpen apakah yang dicari redaktur majalah – majalah hiburan?
Jawaban : tentu saja cerpen yang dicari majalah – majalah hiburan dan sebagainya.
8. Apa yang dimaksud dengan cerpen yang mengajak pembacanya mengerutkan dahi ?
Jawaban : dalam cerpen, bukanlah cerpen yang mengajak pembacanya mengerutkan dahi
tidak semua orang suka mengerutkan dahi, dan kita curiga bahwa orang yang tak suka
mengerutkan dahi lebih besar ketimbang yang suka. Dan karena majalah – majalah hiburan
itu mengejar oplah, wajar kalau yang dituju adalah golongan pertama tersebut.
9. Kemukakan tiga hal yang terjadi pada para cerpenis akibat tuntutan yang diajukan oleh
majalah-majalah hiburan ?
Jawaban :
a. pertama , mereka yang beranggapan bahwa menulis di majalah hiburan akan menurunkan
martabat mereka sebagai sastrawan.
b. kedua, mereka beranggapan bahwa menulis cerpen untuk majalah hiburan merupakan
usaha yang berharga untuk ‘’ memasyarakatkan’’ sastra dan oleh karenanya tidak berminat
mengirimkan cerpen ke majalah sastra yang mereka anggap tidak memiliki pembaca luas.
c. ketiga, mereka yang menulis di majalah hiburan tetapi gemar juga mengirimkan naskah
ke majalah sastra. Barangkali menulis cerpen di majalah hiburan merupakan mata
pencaharian bagi beberapa orang yang mempunyai ambisi menjadi sastrawan dan hal itu
adalah hal yang wajar dan sah.
10. Mengapa beberapa orang berpendapat bahwa sebagian besar dari cerpen itu tak lebih dari
sampah?
Jawaban : memang benar telah ditulis banyak sekali cerpen di Indonesia ini, tetapi sebagian
besar tak lebih dari sampah, demikian mungkin ujar beberapa diantara kita. Dan kemudian
kita boleh bertengkar tentang sastra atau tidaknya sebuah cerpen. Kita juga boleh
bertengkar tentang jumlah pembaca cerpen yang dimuat di koran dan majalah.
11. Mengapa oplah majalah Horitson paling kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan majalah
Femina?
Jawaban : pada kenyataan memang ada beberapa macam majalah dengan selera berlain –
lainan. Femina , yang dewasa ini barangkali merupakan majalah keluarga yang paling
tinggi oplahnya, dan Horison, majalah sastra yang oplahnya mungkin paling kecil diantara
majalah – majalah yang ada.
12. Adanya dikotomi antara majalah sastra ( Horison) dan majalah hiburan ( Femina) bagi
Yudhistira Adi Noegraha tidak jadi masalah. Apa buktinya ?
Jawaban : buktinya, dalam pikiran Yudhistira Adi dikira sebagian besar cerpen asli yang
pernah dimuat di femina akan ditolak seandainya dikirim ke horitson demikian pula
sebaliknya. Tentunya baik horitson maupun femina selalu menerima kiriman naskah, tetapi
kedua majalah itu tetap juga kekurangan naskah yang baik menurut ukuran masing- masing.
majalah femina pernah memasang iklan di Horison, mencari cerpen tentu saja cerpen yang
selera Femina. Iklan itu barangkali didasarkan pada kepercayaan bahwa para penulis cerpen
di horison jugamampu menulis cerpen untuk femina , kalau saja bersedia.
13. Berdasarkan mutu cerpen yang dimuat dalam majalah, siapa saja pengarang yang lebih
menekankan kualitas karyanya?
Jawaban : H.B Supijo, Sori Siregar, Muhammad Fudoli, Idrus Ismail , Umar Kayam, Budi
Darma, Danarto, F.Rahardi
14. Apa yang dimaksud dengan ‘’ redaksi majalah hiburan mengorbankan pribadinya ‘’ demi
selera pembaca ?
Jawaban : Tak usahlah penulis yang bersangkutan yang bersangkutan merisaukan benar
mutu tulisannya , sebab redaksi juga tak pernah merisaukannya. Kata ‘’ pembaca ‘’ dalam
kalimat diatas sering merupakan semacam kekuasaan yang tidak jelas apa. Dan orang suka
mengatakan bahwa cerpen yang dimuat dimajalah hiburan lebih bermanfaat karena dibaca
lebih banyak pembaca, kita sudah lupa bahwa orang membeli majalah hiburan tidak semata
–mata untuk membaca cerpen barangkali malah ia tak pernah meluangkan waktu bagi
cerpen.
15. Mengapa majalah yang memburu oplah harus menyadarkan cerpennya kepada selera
pembaca?
Jawaban :Dalam mutu cerpen bahwa jelas tidak ada hubungannya dengan majalah, hanya
pantas dicatat bahwa majalah yang memburu oplah memang harus menyadarkan cerpennya
kepada selera pembaca, dan penulis yang mengirimkan cerpennya kesana harus pandai –
pandai mengemudikan dirinya dengan kebijaksanaan redaksi yang sesuai dengan selera
pembaca.
16. Mengapa kumpulan cerpen tidak laku keras?
Jawaban : karena kebetulan kit akan cerpen sudah terpuaskan oleh koran dan majalah yang
begitu banyak jumlahnya. Koran dan majalah kita memuat fakta dan fiksi dan banyak
tulisan – tulisan di dalamnya tidak jelas apakah fakta atau fiksi. Banyak penulis artikel ( da
redaksi) di majalah dan koran yang menulis berita dengan cara yang sama kalau menulis
cerita, kita pun gemar membaca berita tentang penyanyi atau bintang film atau tokoh
masyarakat yang disusun sedemikian rupa sehingga menjado semacam dongeng. Hal ini
tentu saja memuaskan kebutuhan kita akan fakta dan fiksi sekali pukul. Tetapi barangkali
juga sebabnya lebih mendasar, orang yang membeli buku cerita sudah berniat untuk duduk
agak lama menikmati bacaannya dengan demikian novel pun lebih laku. Dan akhir – akhir
ini novel yang agak panjang ( ukuran Indonesia kini) ternyata laku : Karmila ( Marga T)
dan Pada Sebuah Kapal (N.H.Dini).
17. Mengapa cerpen tidak dibicarakan dalam pertemuan sastrawan ?
Jawaban : cerpen tidak dianggap sebagai karya sastra , maka ia tidak dibicarakan dalam
pertemuan sastrawanan 1947 yang lalu, novel dan puisi dibicarakan secara terpisah – pisah,
sedangkan Komite Sastra DKJ menyelenggarakan pembicaraan naskah sandiwara dan
cerpen dilupakan. Mungkin pada kita ada anggapan bahwa cerpen adalah ‘’ bawahan
novel’’ dan tidak mampu berdiri sendiri sebagai karya sastra seorang penulis cerpen harus
seorang novelis.
18. Kemukakan tiga alasan bahwa cerpen tidak berdiri sendiri sebagai karya sastra?
Jawaban :
- Barangkali saja karena sebagai bentuk karya sastra cerpen relative masih muda pada
umunya.
- Ada anggapan bahwa cerpen adalah bawahan novel
- Tidak mampu berdiri sendiri sebagai karya sastra seorang penulis cerpen haruslah
seorang novelis.
19. Siapakah bapak ‘’Bapak’’ cerpen yang secara umum kita akui?
Jawaban : Maupassant dan Chekov
20. Mengapa cerpen – cerpen Umar Kayam dan Danarto dipandang sudah kuat untuk
diperbincangkan sebagai karya sastra?
Jawaban : di Indonesia pun biasanya penulis cerpen juga menulis novel atau puisi, dan
mereka ini umunya dianggap novelis atau penyair. Tetapi ada juga beberapa penulis cerpen
kita yang tidak ( belum) menulis novel dan cerpen – cerpen mereka itu sudah kuat untuk
diperbincangkan sebagai karya sastra.

Anda mungkin juga menyukai