0 Dasar Elektronika PDF
0 Dasar Elektronika PDF
WATIMUR
i.
1 :'
Dosor
Elektroniko
I
Penerbit AN Dl Yogyokorto
.iJ
I
fuce,r
Plopi*,*l
DASAR ELEKTRONTKA
Oleh: Etichard Blocher' Dipl' Phys'
Kata Pengantar
penulis'
Hak Cipta @ 2OO3, 2OO4 padrt
Kata Pengantar I
Daftar Isi III
1. Pendahuluan
1
) Dasar-Dasar Fisika
3
2.1. Dasar Tentang Arus dan Voltase
3
2.1.1. Muatan dan Medan Listrik J
2.1.2. Voltase. dalam Satu Loop (dalam Rangkaian Seri) 6
2.1.3. Arus Listrik, Daya Listrik 7
2.1.4. Arus dalam Rangkaian 8
r20
6.3.3. Pembagi Tegangan dengan Kondensator dan 8.2.s.3. fl;llairn,ik Kerja dengan Memakai
Kumparan t)
6.3.4.
6.3.5.
L, C dan R dalam Untai Seri
L, C dan R dalam Untai Paralel
77
77
82s 4 ifrffi,1?:f,f#ii#Iff,1i,.0"" t2t
6.3.6. Filter dengan Orde yang Lebih Tinggi 80 8_.2. 6. r*r" ourr,',7fr111*to
uo rmpedans i Ke r uaran
124
8.3. Rangkaian-Rangkaian penguat iru"rl"o.
yang Lain
125
8.3.1. *Rangkaian penguat dengan FeedbackArus 126
7. Teori Semikonduktor 81 oleh
7.1. Arus Listrik dalam Bahan 81 Resistor Emitor
126
7.2" Stmktur Kristal dari Semikonduktor 83 | 3.2. Rangkaian pengikur Emitor l3t
'7.3. Konduktivitas dariAtomAsing 87
8.3.3. Rangkaian SumberArus Konstan
r35
VI Dasar Elektonika Daftar Isi
VII
Dasar-Dasar Fisika
tn---; 1 '-;-'-
Q,Qr i (2.1)
4ltEo r' r
di mana: ee : konstanta dielektrik hampa udara
Qt, Qz : besar dari muatan pertama dan muatan kedua
r : jarak antara kedua muatan tersebut
darisuatulogamselalu(hampir)sama'Jadidibagiankawat/kabeiyangberbeda'
pendekar
t"Uif,'potensial selalu (hampir) sama' Untuk
misalnya pada dua r:"rg"-""gu"ggup
an pefiama kita akan bahwa potensial pada ujung kabel atau
atau beda potensial antara dua ujung
sambungan lain persis ,u*u,i"'Iu-ttivoltase
cukup telitiuntuk kebanyakan situasi'
dari suatu kabel adalah rroi. i,"ra"Utan ini
poiensial pada suatu _tempat maka
Har ini berarti kalau kita berbicara tentang
slambungan tertentu dan berlaku untuk
yang dimaksud adalah p*""ri"L J"ri suatu Komp. I
antara potensial pada ujung
seluruh sambungan. Cii" iia* perlu membedaka-n
(Sumber
kiri kabel') tegangan)
kanan kabel dengan potensial pada ujung
Seri)
2.1.2. Voltase dalam Satu Loop (dalam Rangkaian
selalu nol. Hal ini,juga berlaku
Jumlah voltase dalam lingkaran tertutup
untuksetiaprangkaianelektronihyangmanamedanlistrikdiarahkandidalam
sambunganau,to*po,'.n.rutuu"aip-.rhatikanbahwadalamsambungankabel
(voltase), maka jelas bahwa
atau kawat tidak terdapat perbedaan potensial menjadi v4
voltase pada komponen ialam lingkaran tertutup jika dij-umlatrkan 'ak3n
Jumlah nol hanya bisa
nol. Satu contoh aiplrlihatkan ialam gambir- 2.4. Gambar 2.42 Jumlah voltase dalam lingkaran rertutup harus nol, berarTi:
kalau ada minimal satu tambahan
didapatkan t utuo ,.*uu turnUut'u" nol aiau V, + V, + V3 + V. = 0 . Kalau oda sumber tegangan, kira harus hati_hati tlengan
pada sumber tegangan seperti baterai
yang negatif. Voltase yang negatif terdapat arah dari voltase dalam menjumlahkannya.
'ui"J.u.i a"ya. Maka denlan iduttyu sumber tegangan jumlah nol'
V, +V, +V, +Vo =g
Pada rangkaian sederhana, pandangan ini biasanya yang dipakai, tetapi
berbeda dari nol' berarti
bisa didapatkan dengan voltase-voltase yang. kalau menyelidiki sifat rangkaian yang kompleks atau me*ai<ailomputer
untuk
komponen 1 meru-
ada arus yurrg *.rrgut". o"f i" gambar 2-'4 dianggap bahya menyelidiki rangkaian, kita harus sadar tentang cara menghitung yangjelas.
pakansumbe.t.gu,gun.Kalauv-oltasedihitungdalamlingkarantertutup,voltase Hukum ini disebut hukum Kirchhoff mengenai voltase (Kirchhoff's
yang sama- dengan' arah yang
dari sumber tegarrgan harus dihitung ke arah voltage law):
Sebenarnya voltase pada catu daya
dipakai untuk menghi*^g ""f*t ya'ig tatn
yunc qlp.u\ui dalam penjumlahan'
berlawanan u.uh a"rrgu;'u.J p*ut' ioltase Dalam setiap loop (lingkaran terhrtup):
ZU =O (2.7)
sehingga voltase padi catu daya dihitung
negatii' Hal ini bisa juga dipandang
sebesar Vs.dimana Zr dihitung Hukum ini berlaku untuk setiap loop; juga loop yang hanya merupakan
dengan cara yang lain: terdapaisumber tegangin bagian dari suatu rangkaian. Misalnya dalamrangkaian-gimb-ar 2.5 terdapai
lain harus sebesar VpPandatgan satu
positif, dan jumlah dari voltase pada komponen loop dari komponen 2 ke atas dan kemudian turun pada fo*ponen 3 dan kembali
dengan hukum di atas (bahwa
ini pada umumnya drpakai aan iidak bertentangan
ke komponen 2. Di situ jurntah voltase juga akan nol.,
harus nol), hanya cara minghitung arah
dibalikkan kalau
hasil penjumlahan
terdaPat sumber tegangan:
Vr+Vr+V3+Va=0e-V,=Vz+Vt+Va' Q5) 2.1.3. Arus Listrik" Daya Listrik
voltase sebesar lOV Muatan listrik yang bergerak kita sebut sebagai arus listrik. Besar dari
Seandainya terdapat sumber tegangan dengan arus listrik didefinisikan.sebagai banyaknya muatan yang lewat suatu tempat per
berarti terdapat uoltut" Zr
: -10Y (2'5) dibaca sbb': satuan waktu. Arus listrik dinyatakan dengan lambang / dan satuarnya
Q'6) adaiah
-lOV+ Vr+V,+Vt =0 el}Y =Vz+V'+Vo Ampere, disingkat dengan A. Maka definisi arus listrik dapat dirumuskan
sebagai:
/
Dasar Elektronika
I )ttsar-Dasar l: i.s i ka
t=9I (2.8)
Dengan definisi (2.4) dan (2.8) terdapat besar daya listrik P yang
a.' + L,
dikerjakan kepada muatan-muatan yang mengalir antara dua tempat yang mana
antara kedua tempat itu terdapat voltase ,/: fz
p =wtt =v'Q =y., (2.e)
Perlu diingat bahwa usaha/daya ini adalah daya yang diberikan kepada
muatan (elektron) yang bergerak antara dua tempat. Dalam elektronika biasanya
arus mengalir dalam komponen elektronik dan usaha ini diberikan kepada
elektron yang bergerak di dalam komponen itu. Tetapi muatan (elekrron) sendiri
r. l
I
tidak mengalami penambahan energi ketika bergerak, maka dari azas kekekalan
energi akan dapat dilihat bahwa usaha/daya yang sudah diberikan kepada muatan
I3
I
langsung diteruskan dari muatan kepada bahan yang dialiri. Berarti kalau ada
arus l yang mengalir dalam suatu komponen dan antara kaki komponen terdapat
voltase sebesar V, maka daya P: I/'/ diberikan kepada komponen ini. Biasanya y4
daya listrik ini menjadi panas yang timbul dari "gesekan"2 arrtara muatan dan
bahan yang dialiri. Sebab itu komponen elekffonik yang dialiri arus akan (iambar 2's: Rangkaian
sei cran pararer untt*menjeraskan hukum
menjadi panas. Suhu akan tergantung dari besar daya P yang diserap di Kirchhoff
mengenai arus.
dalamnya, kapasitas panas bahan dan resistivitas termis3 antara komponen dan
lingkungan. Kalau daya pada suatu komponen terlalu besar, komponen akan banyak. Tetapi hal ini tidak mungkin
rusak karena kepanasan. Besar resistivitas termis/daya yang bisa diserap oleh 'crrambah
rrr.suk
terjadi karena arus listrik yang
ke sanr tempat selalu akan t.r"uiJu.i"itu
suatu komponen tergantung pada bahannya, luas permukaan yang mengalirkan juga. Arti dari hukum fisika
rrrrruk suaru rangkaian bisa diuraikan ini
panas ke luar dan suhu yang dapat ditahan oleh komponen tersebut. Perusahaan rto., ruiuu ial.""gt"i., *l]i".urti
;rrl, percabangan dalam aliran listrik, tiaut
pembuat komponen elektronik biasanya memberikan informasi mengenai daya rl.ri rangkaian seri iru. Karau -"k;;, seraru sama pada setiap bagian
maksimal yang bisa diserap oleh suatu komponen dalam buku data. Daya "d"'titi[;;;cabangan
l)('rcabang daram suatu rangkaian, yang mana aliran arus
maksimal yang bisa diserap juga disebut sebagai disipasi daya maksimal. ."r.ulrxrr"n arus yang masuk ke dalam titik
,t'rcabangan itu selaru sama dengao
;",,rrur, arus yang keruar dari titik
,t'rcabangan iru' Misalnya terdapat rl"gdiu,
rrursuk ke dalam point pl dan
r"perti dalam gambar 2.5. Arus ./1
2.1.4, Arus dalam Rangkaian Z J;; 13 keluar dari point pl, maka
Arus listrik adalah muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan
lt "*, ke
rr+ 1r' Kalau arus yang masuk
dalam suatu titik dihitung positif
v;rrtg keluar dihitung negatif, dan
atau dalam komponen. Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat lebih kecil maka jumlah arus pada setiap
,,t'lirlrr nol. Dengan titik dalam rangkaian
daripada arus yang masuk ke tempat itu, maka muatan di tempat itu akan terus definisi ini conioh tltit< pi dihitung:
I, + I, + It = 0 .Hal ini
rlrsclrut sebagai hukum Kirchhoff
mengenai arus (Kirchhoff,s current
2 law):
M...ng secara mikroskopis tidak benar kalau berbicara tentang gesekan. Yang sebenamya Untuksetiaptitikrangkaian,
terjadi adalah interaksi antara elektron dan atom bahan seperti misalnya tumbukan yang mana fl, =O (2.10)
energi elektron diberikan kepada bahan sebagai energi panas. Dalam situasi makroskopis Dengan memahami kedua hukum
rt'rri Kirchhoff di atas dan mengerti sifat
3
sepertinya terdapat gesekan antara muatan dan bahan yang dialiri. komponen yans ada
dalam ,;;il ;gk;,"r,"ffi; li-rl'Lrru",u,
' lt'ktnrnik bisa diselidiki. Daram pur"r
Resistivitas termis fir7, menunjukkan, berapa mudah/sulit energi panas P nrangalir antara dua
tempat dengan beda suhu 47". Terdapal hubungan linear seperti dengan resistivitas listrik: h' r r| lr n memakai ked ua hukum
i u.ffia
-" -' -' contoh rangkaian akan dibahas
r
fi..frf,ofi
,,, L.
R,n = l-ihat pasal mengenai pendingrn.
^T
|l
3.1. Prinsip-PrinsipDasar
Di atas telah dijelaskan mengenai voltase sebagai ukuran untuk besar
energi dari muatan yang bergerak dalam medan listrik, di mana medan listrik
tersebut menghasilkan gaya ya\g menggerakkan muatan. Berarti medan listrik
menghasilkan arus listrik. Dari penjelasan ini sudah jelas bahwa bila tidak ada
voltase maka tidak akan ada arus listrik; bila ada voltase, berarti terdapat medan
listrik dan ada kemungkinan terdapat arus lisrik, di mana besar arus tergantung
pada besar voltase tersebut dan dari bahan atau komponen yang dikenai voltase
itu. Dalam pasal ini hubungan antara besar voltase dan besar arus akan
dibicarakan.
Kalau mengingat situasi dalam mekanika, kecepatan gerak dari suatu
benda dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada benda tersebut; tetapi menurut
hukum Newton, gaya berbanding lurus dengan percepatan, bukan dengan kece-
patan. Kalau membandingkan hal ini dengan situasi listrik, harusnya dengan
voltase yang tetap maka arus bertambah besar dengan waktu. Tetapi temyata
tidak demikian. Ternyata besar arus tidak ditentukan oleh suatu percepatan yang
tergantung dari voltase, tetapi kecepatan muatan tergantung voltase. Itu berarti
besar arus tergantung secara langsung dari besar voltase. Kenyataan ini bisa
dimengerti dengan adanya sejenis "gesek41"4 antara muatan yang bergerak dan
bahan yang dialiri sehingga kecepatan gerak muatan sebanding dengan gaya -
dalam hal ini berarti voltase - yang menggerakkannya. Situasinya seperti dalam
selang yang dialiri air. Kalau tekanan besar maka arus akan besar, dan kalau
tekanan kecil maka arusnya akan kecil. Tetapi selain dari tekanan, arus air juga
tergantung dari selang itu sendiri. Kalau diameter selang besar maka arus akan
besar, dan kalau selang panjang maka arus akan kecil sementara dalam selang
pendek maka arus akan besar. Kalau dalam selang dipasang alat lain, misalnya
kran atau jepitan yang menyempitkan aliran air maka alat itu juga akan menentu-
V
V=R.l eR= (3.2)
3,2. Resistor 7
Dalam (3.2) sebelah kanan terdapar definisi untuk resistivitas:
resistivitas R adalah perbandingan antara voltase dan arus.
3,2.1. Lambang dan Bangun Resistor salah satu
elektronika' resistor dilambangkan dengan Persamaan (3.2) |uga disebut "hukum Ohm". Satuan dari resistivitas
dalam'*"*U"t :lt' yaltu
Dalam rangkaian yang ada di
v"'g it'a"pat adalah Ohrn, disingkat dengan huruf Yunani omega besar, bentuknya: fl. I Ohm
dari lambang-lambang tetapi paling sering.ber-
u*u.g"ii.rrrk,
sebelah kiri. Resistor 'aln!u" uJung' = 1O adalah resistivitas yang terdapat kalau voltase sebesar lV menghasilkan
bentuk silinder t"til"i#;",;;i;L
satu sambungan pada masing-mastngmenunjukkan arus sebesar 1A. Berarti untuk satuan dari resistivitas terdapat persamaan satuan:
ttL"g"i"ioit' *u'ou unruk diperlihat-
Silinder ini diberi li"g[];T;'*;*t contoh resistor
dij'hJX;Tl1i1^',"':!::iir'*"e*p*
sifatnya seperti t*l=o=x (3.3)
ffiffi;;"-bai :.t, Yaltu di sebelah kanan' Resistivitas juga disebut sebagai tahanan dan besar resistivitas
+ilM
Gambar 3.1: Sebelah kiri lambang
resistor' sebelah kanan
contoh komponen'
Dalam (3.1), selain voltase, arus bisa juga dipilih sebagai variabel y dan
voltase sebagai variabel x. Dalam hal ini terdapat konstanta k yang berbeda.
Konstanta k yang didapatkan dalam situasi ini disebut sebagai konduktivitas G.
Selain resistivitas R, konduktivitas yang dilambangkan G juga sering dipakai
untuk menyatakan hubungan antara arus dan voltase dalam resistor. G adalah
nilai kebalikan dari R. Terdapat rumus sbb.:
3.2.2. Sifat Resistor, Definisi Resistivitas hubungan linear I=G.ttec=L,YR G=l (3.4)
berbanding lurus atau
Pada resistor terdapat hubungan 3'2' yang secara
aut u,o',lJJtni- aipJtur'utkan dala-m gambar Konduktivitas G diukur dalam satuan Siemens, disingkat dengan huruf
antara voltas"
rumus terdaPat bentuk: (3.1) S besar. Kalau resistivitas sebesar lc), maka konduktivitas seb'esar 15. Berarti
j=k'x terdapat persamaan sbb. untuk satuan dari konduktivitas:
bisa dipilih sebagai variabel
y dan arus
Dengan bentuk ini voltase R dan terdapat tcl=s=+ (1..s )
I air"U"t.Jrittiritut
sebagai variabel r. Ouf"'-'tuii"it""r"r"
persamaan sbb.:
Dasar Elektronika
t4
arus' Berarti
Konduktivitas adalah kemampuan untuk mengalirkan akan Tabel 3.1: Kode warna Tabel 3.2: Kode warna untuk
padla komponen itu (misalnya resistor)
kalau konduktirritas Uesar, muku uru' pada resistor. toleransi pada resistor.
besar.
memakai lingkaran Angka warna
Besarnya resistivitas ditulis pada resistor dengan
Warna toleransi
1 perak
berwarnaseuagaikodewama.Lingkaranpertamamenunjukkanangkapertama
-lingkaran ketiga menunjukkan Coklat + l%o
icedya
dan lingkaran t"a,ru -.r,rrirkkan"angka I ernas Hitam + 2%o
kepada dua angka pertama. -Lingkaran
berapa banyak nof nu-, Jitarnbahkaln 0 hitam Emas x
ketiga bisa juga dimer[etti--tttugui.pu"e.tul
dari l0 yang merupakan faktor 5Yo
I _^ rr#;li=n**"}
18 Dasar Elektronika
l9
setelah gambar lambang adalah dioda dan komponen berikutnya adalah contoh
untuk satu fotodioda. Kalau bentuk dioda lain dan lingkaran itu tidak ada, posisi
dari kato'da dan anoda dapat diketahui dari bentuk komponen dan informasi di
buku data. Sifat dari fotodioda hampir sama dengan sifat dioda, hanya fotodioda
bisa memancarkan cahaya ketika dialiri arus. Lambangnya juga sama, hanya
ditambahi panah keluar untuk menunjukkan bahwa ada cahaya yang dipancarkan
keluar dari komponen ini. Lambang fotodioda diperlihatkan dalam gambar 3.5 -
sebelah kanan. Gambar 3.6: pendekatan untuk sifur dari
suatu dioda Si.
Katoda Katoda 0.7v
Lz. +F=---/@
+
Anoda
(q f7
Anoda
Sakelar ditutup
ketika V^oiu> 0.7V
Gambar 3.7: Rangkaian pengganti yang
mendekati sfat dioda dan cuiip tetiti uituk
mengerti sifat dari banyak rangkaian.
kai dalam banyak situasi, yang berarti sifat dari banyak rangkaian bisa dimenger-
ti dengan pendekatan ini. Kalau memakai pendekatan ini, sifat dioda bisa
dimengerti juga dengan memakai satu rangkaian pengganti, yairu sahr sakelar
yang terbuka ketika dioda dibias balik dan tertutup ketika dioda dibias maju. Gambar-3.8: Pengaruh rangkaian den2;an
satu dioda pado voltase bolak_balik.
20 Dasar Elektronika \{oLtl
Zt
resistivitas bahan dari dioda juga diperhatikan, rumus (3.11) berubah menjadi:
Lv.* i
ra =L7-+ Rouy^ (3.12) I
p=L=o'7v =1ooo.
I 7mA
4
Pembedaan Bentuk Voltase dan Arus
Kalau voltase itu konstan dan tidak berubah-ubah, berarti setiap saat
memiliki nilai yang sama, voltase itu disebut voltase DC. DC adalah singkatan
dari kata Direct Current (arus tetap) dalam bahasa Inggris. Arus yang dihasilkan
voltase DC pada resistor disebut arus DC, berarti arus DC adalah arus yang
konstan dan tidak berubah dengan waktu. Kalau menggambarkan arus atau
voltase DC dalam grafik voltase/arus terhadap waktu, maka akan didapatkan
gambar seperti dalam gambar 4.1.
Voltase yang berubah pada setiap perubahan waktu, menjadi positif dan
kemudian kembali menjadi negatif lagi sehingga terdapat voltase rata-rata nol,
disebut voltase AC (Alternating Current) atau voltase bolak-balik. Kalau voltase
ini digambarkan dalam grafik voltase terhadap waktu, maka terdapat suatu garis
yang berosilasi antara atas dan bawah dari garis nol. Bentuk garis itu (bentuk
'i dari fungsi voltase) bisa bermacam-macam. Dalam gambar 4.2 diperlihatkan
.t
;I beberapa bentuk voltase/arus AC. Arus AC didefinisikan sesuai dengan voltase
:l
AC.
cosinus'
Gambar 4.5t Voltase berbentuk
V (t\ = Zo ' cos (ror - 9) vlt)
kalau berbicara tentang
didefinisikan sama seperti
osilasi 7 dan frekuensi / aan }as" t. Berarti terdapat hubun ga n
os ilasi (sepert i u*ptitua"l
r.l'tl,i";i;;;..r Gambar 4.62 Menggambarkan arus dan voltase denganfasor berarti meng-
gombarkan arus/voltase kompleks dalam bidang bilangan Gauss. Besar sudut
sbb.: naik dengan waktu, berarti panah berputar.
(4'5)
Ztc- r-1-t
I =-; i :--
oTLtr an kompleks. Semua persamaan mengenai arus dan voltase tidak berubah kalau
Kompleks memakai bilangan kompleks. Misalnya terdapat resistivitas R dan voltase
dengan Memakai Bilangan V(t): yo"io't, maka ada arus (l) yang mengalir sebesar:
4.1.4. AC dalamBentuk Cosinus dalam bentuk
banyak situasi didapati
vortase atau arus Ac dalam
cosinus. Sebab itu t"o'i'it"g""ai
voltase atau arus AC biasanya
menunjuk
rangkaian
pada
voltase ,(i=*=ry=roei* (4.8)
:n';m;:ru"X'tsi3; fii
ri'r:"" ;;;pl;Lt
;J;: ec t"'u""tuk' cosinus
atau dengan memakai
Kalau voltase/arus dalam bilangan kompleks digambarkan ke dalam
bidang bilangan Gauss, maka terdapat diagram panah atau Fasor. Besar dari
dengan memakai bilangai
serins dinyatakan
fasorTdiagram panah'
"l'Jfi Dengan
amplitude (misalnya Vs) digambarkan sebagai panjang panah dan sudut (orttg)
r :-^ r-^-^li ,rohrrlrr nemakaian bilangan kompleks' merupakan sudut dengan sumbu real. Pada bagian mendatar terdapat
",1rffi*t11':iix':"ffiil';:p"i""i"rvangimagrner I/u cos(tot t g) . Oi dalam fasor, dua voltase I dua arus bisa dijumlahkan sebagai
*-,,JiI'il:-#f
cosinus dan stnus: jurnlah vektor saja. Dengan menjumlahkan vektor terdapat jurnlah yang benar
dengan fungsi (4.6) seperti pada perhitungan bilangan kompleks. Dalam gambar 4.6 diperlihatkan
clitul is seba- cara menafsirkan fasor.
bentuk cosinus, voltase
:;J:ffi[n vortase
.dalp
dengan eksponen imaginer:
\
Dalam gambar 4.7 diperlihatkan satu contoh dengan arus 11 dan arus 12
tu;#;;;;;nsial
gai bagian real dari yang masuk ke dalam satu titik dalam rangkaian, sehingga dari titik itu akan ada
anrs yang keluar sebesar l;lr+lr. Di sebelah kiri digambarkan 11, di tengah
v (t)--Re(rzoei(''-*)) $."7)
digambarkan 12 dan di sebelah kanan digambarkan l,:lt+12. Perlu diperhatikan
= /n cos(r'rt e)
-
= ne(/o (cos(ror -q) +isin(o' -a))) bahwa sudut panah sebenarnya merupakan sudut dalam pangkat fungsi ekspo-
cosirttts dinyatakan nensial atau sudut cosinus. Sudut ini berubah dengan waktu sesuai dengan
Dalam persamaan (4'7) voltase dalam bentuk tlcngan rumus: g = o:, * ry. Besaran otl menunjukkan bahwa panah berputar dengan
fungsicksponctrsiul
dengan memakai biht;;;;*;fi*'' eagian''"uiiuri
volta;; ittutnti* tu*i"t't tlalrrrt (4'4)' kecepatan sudut o. Kalau frekuensi dari kedua voltase/arus sama, maka besaran
ot;il ;t',,? a"ngu; tlipakar untuk
eksoonen imagrner orl akan selalu sama untuk kedua tambahan. Baik kedua tambahan maupun
..Re., ridak i,Liir.'t;,"d turru uirung* konulcks
Biasanya bagiu, rcirl tlur i bilang-
menggambartun uottu'l
ult' "*''l'^' dimuttsuJ-'ctalu
Pembedaan Bentuk Voltase dan Arus 29
Dasar Elektronika
28
Jadi fase r/r dari arus sama dengan fase y2 dari voltase. Dalam situasi
ini daya listrik yang diberikan kepada resistor bisa dihitr,rng dari (4.10) sampai
(4.12) dengan Vr : Vz dan o1
: ol2, sehingga didapatkan hasil sbb.:
P (t) = R/62 cos2 (r,rr + y, ) (4.13)
atau:
rt 2
w =i e(t)at (4. t 5)
4.2. DaYaArusBolak-Balik
daya listrik:
t=O
Kita telah belajar tentang (4.e) Daya rata-rata P terdapat kalau usaha W yang timbul dalam selang
wakru Idibagikan dengan besar dari selang waktu ?n:
P =V'l tertentu akan berubah
yayqp.uq: tu* saat
Daya ini merupakan daya
ketika arus dan / atau
ru harus ditulis:
tJlt"*t;;( sJuuu
(4.10)
n =|i roo, =lio,'cos2 (r'rr+Y)dr
(4.16)
P(r)= rz(r)'r(r)
Dengan I/ dan I dalam
bentuk cosinus maka terdapat: =i^n'i..r'(cor+ry)ar
(4'11)
P(r)=lzocos(ro1f+V,)'1ocos(r'ul+Vz)
tetapi sering yr dan Vz Karena
lni bisa menulis to saja)
Biasanya ror = roz (dala*
'ltou'i cos' (r,rl + ,1l) = + cos (z (orr *,tl))) (4.t7)
berbeda. +(l
(4.22)
kalau tidak
voltase cosinus terhatlap waktu Seperti daya rata-rata bisa dihitung dengan memakai (4.13), daya ruta-
Gambar 4.82 Daya clari arus dan voltase'
pergeseranfase antara arus tlan
acla rata bisa juga dihitung dengan memakai (4.14). Dengan cara ini terlihat daya
rata-rata tergantung dari voltase. Voltase efektif bisa didefrnisikan dengan cara
yang sama seperti cara mendefinisikan arus efektif:
maka Voltase ajeg V yang menghasilkan daya yang sama dengan daya yang
T ,T- dihasilkan oleh voltase bolak-balik disebut voltase efektit (Vetr).
2 ry)dr *|i.",(zto,r + rv))dr
(<or +
J
0
"ot
=
li,o, Dengan definisi ini terdapat:
r l[
- 2'21fi.m(z(,r.,Y))1.
--L-l
Kalau dihitung
""fii;r";
terdaPat: Gambar 4.9: Fungsi cosinus dan si-
r r t- ntts dengan perkalian antara dua
!sin >ito''''sinrotdt =iJsin2orrdl = Q (4'30)
cos<rrt'sinrot = 2at fungsi ini.
2-- 'n ''o
F
Dengan (4'29) dan(4'30) di dalam (4'28) terdapat dayarata-raa "
p= l - costy (4'3 1)
o z
,Vol
voltase AC dalam bentuk sinus
Dengan memakai voltase efektif untuk
( 1o )
Ac daram bentuk ' -
'i"u' l'*-Jr)
={;-;;:-s erektir untuk arus
lr,,
5
Teori Rangkaian
sama besar
arus terdapat arus 1 yang
Dari hukum Kirchhoff mengenai
dalam semua komPonen' dari dua kompo-
sama walauoun ada lebih
Semua pedelasan ini tetap (5'l) perlu tambahan-
uu"vurt komponen' rumus Gambar 5.22 Rangkaian seri dari dua resistor
nen. Hanya saja, oengarii"iitt
sesuai dengan jumlah komponen'
ffi<>[
f"gi dengan resistivitas R1 danRT dapat diganti
,'".U"t
", dengan satu resistor dengan resistivitas
menyederhan"t""
tid"k ;;;i; persls
perbandingan resistivitas dalam rangkaian seri, dan resistor pengganti selalu
'""gi"'i"i-';"hilcc: = Rr + R2 sama
a""gu'"'uto resistor dengan resistivitas &
merupakan jumlah dari semua resistor yang dirangkai secara seri.
dari rangkaian
Satu komponen khusus yang sering dipakai sebagai pembagi tegangan
denganrangkaianseridariduaresistortersebut.Halinidiperlihatkandalam adalah potensiometer. Potensiometer merupakan suafu resistor yang terbuat dari
gambar'r'"rr-ru'' untuk menda- suatu lapisan karbon tipis. Selain lapisan karbon tipis, potensiometer juga bisa
komponen dipakai
rangkaian seri dengan dua voltase z2 dipakai dibuat dari bahan lain. Dua ujung dari lapisan karbon diberi sambungan keluar
t l"j' kemudian
patkan voltase *.Jil;;:; t"-p""itta* lain' sehingsa keluaran dari dan di atas lapisan karbon diberi sahr kontak yang bisa digeser sehingga pem-
sebagai sumber
*'ul;;; v;'g
rangkaian
'"'i#l;;kilJril
tersebut' y
*'Z- i) <i1iy* s'il'-rtr'"' fedua komponen merupakan
input I/s
bagian dari lapisan karbon bisa diatur dengan menggeser kontak tersebut. Dalam
gambar 5.3 diperlihatkan satu cara yang sering dipakai: Lapisan karbon meling-
v2 dan voltase
huburrgan arituru uottut"
dua resistor Rl dan R2, maka hukum
*"muta-i (5. iF;r (5 .4), berarti. memakai kar dan kontak geser dipasang pada suatu poros. Dengan memutar poros, kontak
bisa dihitung d."g;*;J;t fu: bisa digeser dan resistivitas bagian kiri dan bagian kanan dari lapisan karbon hisa
dan untuk resistor pengganti
Ohm untuk."sitto''*u'-i-nfmasing
38 Dasar Elektrofiika
rangkaian ini dan voltase I/z cabang masing-masing tergantung dari sifat/karakteristik
terdapat ams yang memang akan mengalir.dalam komponen masing-
sebagai voltase output. Titik pertemuan
ini disebut sebagai titik kerja dari masing dan voltase I/.
I/2 itu) rangkaian akan bekerja'
rangkaian, karena aisitt fuaAa lru'- au" voltase -. Perlu diperhatikan bahwa hukum Kirchhoff
mengenai voltase di
ini, voltase v2 pada_titik kerja sini
Kalau tidak ada arus y;d k;il dari rangkaian bisa diterapkan untuk setiap loop yang bisa
dibentuk dalamiangkai", rri. Misal_
arus yang.mengalir,.voltase turun
berlaku sebagai voltase Ir,prrr. Kalau ada nya kita memakai loop yang terbenruk mulai
dari pl meralui k;-p;;"" I ke p2
sesuai dengan resistivitas Juiu* yurg
terdapat.dari rangkaian paralel dari resisti- dan kemudian kembari ke pl melalui komponen
3. Menurut hukum Kirchhoff
vitas diferensial kedua komponen yang dipakai. (Mengenai resistivitas output mengenai vortase, junrlah voltase dalam loop
teffutup ini nol. Karena komponen
lihat pasal 5.1.3. Rangkaian Seri yang Dibebani') 3 dalam arah terbalik, voltase dihitung n"gutif, sehingga
dalam loop menjadi nol,Tuku. lumtatr voltase
dan hukum Kirchhofi terpenuhi kalau harga
voltase
mutlak
-' dari
pada komponen 3 sama dengan voltase
p";" k;p";;:'*
5.1,2. Rangkaian Paralel
PI
Sumber
voltase
(catu
daya)
Gambar5.5:Dalamrangkaianparalel'voltasesamauntuksemuakomponen'
rangkaian' Gambar 5'6: Rangkaian pararel ,engan t'esistor
tetapi arus terEagi ke'tlalam berbagai cabang sebagai komponennwt
r"ql\qLgL"r!!, 43
Dasar Elektronika
42
44
dengan go = gt * gt atau
111
-=-+-
,b rr rz
Dariperubahanarusmasing-masingresistor(5.17)dandari(5.15)ter-
a"n" e']b,]1,"1
:'on, - o, Lvz ovi--*z-9':.?)
o' (s'18) Dari hasil (5.19) tampak bahwa dengan penambahan arus ouQut sebesar
A1,,,, voltase V2 akan berkurang sebesar LV2. Besar penurunan voltase output
il'-"H:;', didapat dari perubahan arus output yang mengalir dalam rangkaian paralel dari
darirangkaian ini
sbb':
= Vi dua resistor Rl dan ro (C, = Gr + Gz) . Sifat dari rangkaian ini sama seperti sifat
voltase output %'r
Dengan (5 ' l8) terdapat (5.1e) rangkaian pengganti yang digambarkan dalam gambar 5.9. Terdapat satu sumber
+ L'V2=V' =V' * h' N"' tegangan ideal dengan tegangan V7 dan satu resistor seri yang merupakan rang-
Vnu, =V?' =Vz + kaian paralel dari Rl dan R2. Ketika arus output nol (1,,,:0) terdapat voltase
output /2 dan kalau ada arus output, maka voltase turun sejauh voltase yang ter-
& =* dan Gs =Q'+G1' dapat pada resistivitas R6 lang merupakan rangkaian paralel dua resistor R1 dan
di mana
terdapat dari (5'18):
output ketika arus ouput berubah R2. (Perhatikanlah: arus output A1 bisa negatif. Dalam situasi ini A,V2 akan
voltase
Untuk perubahan (5'20) positif, berarti V2 akan bertambah.) Untuk hubungan antara voltase output dan
LVout = tV' = -!r'n[o'' = -/.. 'Nou' arus output dalam rangkaian pengganti ini, terdapat persamaan yang sama
dengan (5. l9):
perubahan arus dan Per-
persamaan'-Ttngtnui -Vz - Rolo* (5.22)
Dalam (5'201 terdapat Vou,
ubahan;r,;.n"f "'.1#$ft ilf,1;;,::'f rut*'?il!l*tl; Perlu diperhatikan bahwa penyerapan daya akan berbeda dalam rangkai-
li;ilJ dengan *:"ji"l':":'1" "**IJtff daram ran gka ian
;r*anti
benar kalau lnen ;;;onen
i::l'l:o;;' hu- an pengganti. (Silahkan menghitung sendiri penyerapan daya dari rangkaian
;*Ur;ffi; t..r.br-t menjadi lain yang tidak memiliki masing-masing.)
umum (5 20) bisa
H'1il;;esistor' ':fl'#'Ti,lllJ I^TlT;;,r'to",ponln Yang dihirung dalam perhitungan di atas adalah perubahan arus A,I dan
bungan linear antara
u
perubahan voltase LV yang kecil. Sebab yang sebenarnya adalah bukan resistivi-
ditulis sbb.: (5.21) tas yang masuk ke dalam perhitungan, tetapi resistivitas diferensial seperti dije-
Lvou, = -L No,' ' -(s' LI ou1
untuk arus
bolak-balik:
<)
R;;;,1ais{atot!P.!i!v,}:y:,,*,:f
rambar s.ez Mengena'
:;;;;;i vans terdtrt au"
:;f;;:';i:;';:; "'"'
::f
i,i',,,,,in, dan ',!,!":i;:,::;:
!,,X1,!onXf
voftase resistor.se.rt
dari rangkaian
rqngkotart
Gambar 5.102 Rangkaian pembagi tegangan digambarkan dengan rangkaian
ir,,srn
tleng.un yngklian otttput
[en'al o,tttput
:?'c,!:i:-.,-,n;nn ekui'alen metrgenai ekuivalen untuk arus bolakiS1likliiftllt.ripndapallan sifcit d,gri outputt?)tt.
";1;';;;;;;",;'ctise\utraiskoia.l;!r1;':!::,:;;"
'trg'nti
h;iir n.r.
pembagi rcgangan ;56.
Dasar Elektronika Teori Ranpkaian 47
46
terdiri dari dua resistor' maka tas R23a5 resistor pengganti R2345 dari rangkaian seri yang dibentuk oleh resistor
laskan dalam persamaan (5'21)' Kalau rangkaian R234 dan resistor R5. Akhirnya resistivitas R123a5 dari resistor pengganti RI2345
Kalau salah satu komponen
resistivitas diferensial ,uiu i.r,gu" resisiivitas. untuk seluruh rangkaian ini dihirung dari rangkaian paralel yang dibentuk oleh
dioda atau dioda Zener)'
bukan resistor, tetapi k;;;';; ]ang lain (misalnya
yang dipakai untuk Rl dan M345.
maka bukan resistivitas;;; ,;;;pi'.";ttivitai
diferensialnya
menentukan sifat output dari rangkaian tersebut'
diferensial yang menen-
Dari pengertian bahwa sebenamya resistivitas
bisa dimengerti bahwa resistivitas
tukan sifat keluaran, -utu J""gu' *uaaf'
rangkaian paralel dari dua resistor
output (resistirritas tetourarr; n, iiU""tot oleh
Rl dan R2:
voltase yang sempurna' (vol-
Sumber voltase dianggap sebagai sumber
diferensial dari sumber voltase akan Gambar 5.ll: Kalau ada rangkaian resistor
tase tidak terganrung
";J,;;i;'resistiiitas yang lebih komplelc;, resistor pengganti bisa
nol:
dicari dengan membagikannya ke dalam
LV0^
f--=-=lt
(s.23)
bagian rangkaian seri dan rangkaian
'NAI
paralel.
voltase ouQut berubah
Untuk mengerti apa yang terjadi kalau arus atau
resistor yang memiliki resistivitas
sedikit, sumber voltase bisa diginti dengan
secara langsung' Dengan
yi.g berarti tati sumUer ioltase disarnbungkan menjadi rangkai-
""i,
cara ini rangkaian ,..i ti,"Uttuh kiri dari
gambais' t0 berubah
ini disebut rang-
;;;ii;"gd atau di sebelah kanan dari gutnbut
karena
5'10'
dengan
Rangkaian
voltase/arus campur pada
5.2. Sumber Tegangan dan Beban
kaian ekuivalen untuk arus bolak-balik Dalam pasal 5.l.3, "Rangkaian Seri yang Dibebani", kita telah
ouqutnya (misalnya asli Vi^dantimbahan voltase bolak-balik)
bolak-balik' mengenal suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak kon-
ini-.,i".rggumUarkan sifat dari bagian voltase
rangkaian ekuivalen "ta"p'it"ftase stan. Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber-sumber voltase yang
ulrrirk u*. bolak-balik semua voltase Dc bisa dia-
Dalam rangkaian sebenarnya ada biasanya bukan sumber voltase ideal, di mana voltase konstan
"toiuot"n
baikan.Padarangkaiun.k.,i,ul".,untukarusbolak-balikmemanglangsungjelas dan sama sekali tidak tergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada
R2 menentukan perubahan voltase
bahwa rangkaian purut.i Auu resistor Rl dan sumber voltase yang ideal, maka jika output dari sumber voltase itu dihubungkan
terdapat perubahan arus A1o,, pada ouput
dari rangkaian pembagi
output ketika dengan sebuah resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan
resistivitas pengganti dari rangkai-
tegangan ini. Resistivitas R0 yang merupakan Arti resis- oleh hukum Ohm:
iun Rz disebuiresistivitas output dari sumber tegangan.
"fp"i"f"inr
tivitasouputuouai-*g"niaulrangkaiarrdisebelahkanandalamgambar5.9. t=V (s.24)
Resistivitas output dari luatu rangkaian akan
lebih banyak dibicarakan dalam R
pasal 5.2. "Sumber Tegangan dan Beban"' Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan mendekati tak berhingga
dan daya yang dikeluarkan dari sumber voltase tersebut akan menjadi tak ber-
Resistor hingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin menjadi tak berhingga.
5.1.4. Rangkaian Seri dan Paralel dengan Banyak
untuk Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber dibebani
Kalau terdapat rangkaian yang kompleks' resistor -penggantibagian-
rangkaian itu ke. dalam dengan arus. Situasiini selalu bisa digambarkan dengan dua rangkaian untuk
seluruh rangkaian uiru aitatl dengan mI*bagi
paralel dan rangkaian seri' dan sumber tegangan sbb.:
bagian rangkaian yung-rn"*puttu"n tu."erytan
resistor pengganti Oin?tung iu"gkah deiri
tangtan. Satu. contoh diperlihatkan Rangkaian pertama:
itu pertamatama kita
pada rangkalun aufum gui'Uar 5'1.l' Dalam rangkaian Situasi seolah-olah menunjukkan bahwa sumber tegangan dibentuk oleh
ti".gktl"i
menghitung resistivitas ir34 da'i resistor pen-g-gantiR214.untuk 1,111:l
resrstlvr'
satu sumber tegangan ideal yang dirangkai secara seri dengan satu resistor.
oleh resistii R2, R3 dan [+. Kemudian kita menghituns
;;d;t#;rk Situasi ini seperti dalam gambar 5.9 sebelah kanan dalam pasal 5.1.3.
I
48 Dasar Elektronika
"Rangkaian Seri yang Dibebani" atau dalam gambar 5.13 tengah. Kalau ada arus Jadi arus hubung singkat 16 yang mengalir (ketika terdapat hubungan singkat
yang keluar dari sumber tegangan ini, maka voltase pada sumber voltase ideal pada keluaran sumber tegangan) sebesar arus 16 dari sumber arus ileal.
Kalau
tetap konstan, tetapi voltase pada resistor seri Rq bertambah sesuai dengan output dihubungkan lewat suatu resistor, maka pada output ini terdapat voltase
hukum Ohm: tertentu. Karena adanya voltase, maka ada arus yang mengalir di dalam resistor
dalam sehingga arus output akan berkurang sebesai selisih antara arus .Ie dari
Vq, = Pu'l*t 6.25) sumber tegangan dan arus Ipa dalamresistor paralel:
Voltase pada output sesuai dengan hukum Kirchhoff yaitu sebesar
selisih antara voltase pada sumber voltase ideal Vs dengan voltase Vpl pada Ior, = Io- [*nn,n, = Io- oVou, = lo- Raan, - R,tntnr. lou, (5.28)
{"''
t\d,tom --%-
resistor seri: :A"ilC,
o'1:?lF,,1l'" o'i:fl:r*i,,,
Vr* = Vo -Vru : Vs - R4n1n.. I ou1 (5.26)
Kalau kedua rangkaian ini dibandingkan mengenai sifat outputnya, ma-
Besar dari resistivitas seri ini disebut sebagai "resistivitas dalarn" R,61n,
ka keduanya sama persis. Hubungan antara kedua rangkaian dan antara besaran-
dari sumber tegangan.
b9sa1q dari kedua rangkaian bisa langsung dilihat aari
Memang jelas bahwa voltase output tidak mungkin negatif sehingga 1s.zs; dan didaftar dalam
tabel 5.1.
arus output terbatas sampai arus maksimal I.o, di mana Vou,:0. Arus maksimal
Setiap sumber tegangan yang memiliki rangkaian rinear di dalamnya
ini akan mengalir kalau terminal dari sumber tegangan dihubung singkat. Hu- bisa_digambarkan dengan dua rangkaian pada Gambar 3.13. Dua rangkaian
bungan antara voltase dan arus output yang terdapat dari model ini digambarkan ini
disebut rangkaian ekuivalen untuk keluaran. Rangkaian pertama ada-lah rang-
dalam gambar 5.12. Hubungan antara arus output dan voltase output dengan dua
kaian ekuivalen Th6veni. dan rangkaian kedua adalah rangkaian ekuivalen
titik ujung adalah linear. Satu ujung terdapat pada arus nol yang mana voltase
Norton.
output maksimal dan sebesar V() ata:u voltase tanpa beban Vth"Titlk ujung kedua
terdapat pada hubungan singkat di mana voltase output dari sumber tegangan Rangkaian pertama dijelaskan dengan teorema Th6venin:
menjadi nol dan arus menjadi sebesar arus hubung singkat.I1,. Besar arus hubung Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linear
singkat terdapat dari (5.26): dengan resistor-resistor dan sumber-sumber energi bisa aigantltan dengan
Vo
rangkaian seri dari safu sumber voltase ideal dan satu resistor dalam
Vo*=0=Vo-R,t,,tn..lh, - ,r, (s.21)
" ' - Rr^ R4u1u.,. Besar voltase vs dari sumber voltase sama dengan voltase
pada
output v,6 ketika rangkaian terbuka; berarti ketika tidak ada sambungan
Rangkaian kedua: pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan.
Satu model lain yang menjelaskan sifat dari output sumber tegangan
adalah seperti rangkaian dalam gambar 5.13 sebelah kanan. Seolah-olah sumber
tegangan dibentuk oleh satu sumber arus yang ideal dan dirangkai secara para-
lel dengan satu resistor. Kalau rangkaian ini dihubung singkat, maka terdapat
arus output sebesar 1o dari sumber arus, karena voltase akan nol dan sebab itu Sumer daya
tidak ada arus yang mengalir dalam resistor R,tntn,, di dalam sumber tegangan. listrik yang
A
rangkaian <> <> 1rl
dalamnya tidak
vtb
diketahui
perbandingan antara voltase kin jauh berbeda dari rangkaian ekuivalen. Mengenai sifat lain, misarnya pema-
Resistivitas Rl4n,datiresistor R4,1"n' sebesar
kaian daya listrik, rangkaian ekuivalen tidak sama dengan rangkaian asli.
V,6 dan arus hubung singkat 11, \at$ *"ngulit ketika output dihubung-
Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah bahwa dua rangkaian ekui-
singkatkan:
valen ini hanya bisa dipakai secara sempurna untuk rangkaian linear. Kalau suatu
o
lrddtm -v,t,
- ,
sumber tegangan tidak merupakan rangkaian linear (berarti kalau di dalamnya
lht ada komponen yang tidak linear seperti dioda atau dioda Zener), maka rangkaian
Rangkaian kedua dijelaskan dengan teorema
Norton: ekuivalen tidak lagi menggambarkan sifat dari sumber tegangan itu dengan
setiap jaringan linear benar. Tetapi kita tetap bisa memakai rangkaian ekuivalen dengan catatan bahwa
Mengenai sifat dari luar (sifat ouput) rangkaian ekuivalen ini sekarang merupakan suatu pendekatan. pendekatan
energi bisa digantikan dengan
dengan r.rirtor-r"ri,lt* dan
yang ideal dan satu resistor R66''
'umbet-sumber biasanya cukup baik untuk perubahan voltase/anrs yang tidak terlalu besar. (Nilai
rangkaian paralel dari satu sumber arus yang terlalu besar tergantung dari rangkaian dan dari permintaan mengenai kete-
arus f'' yang mengalir
Besar arus /o dari sumber arus sama besar dengan litian perhitungan.)
Resistivitas R,1n1,,, dari resistor
dari output k"tik" ;;A;;dihrb.,.rg-tingkat.
iottus" 6! an$terdap-a1 kalau rangkaian Teori ini bukan hanya berlaku untuk arus DC saja, tetapi untuk setiap
R6u6- sebesa. p..b;;;G;n aati
V
pada output dan tidak ada arus yang sumber tegangan dengan bentuk tegangan apapun juga (seperti AC dan voltase
terbuka, berarti tiAat aaa'sambungan
singkat 'ft': campur).
mengalir dari sumber tegangan dan arus hubung
o -v,,
l\rldsm - ,
lht
rangkaian Norton
.vo
lnevenrn:
I
=-
R,lnlu, R1
I
Sumber tegangan
,,+
!,.,, )r
Penguat
nr|+
il*''o'0"'
Beban
ban harus memiliki resistivitas berapa besar sehingga daya pada beban menjadi
maksimal. Hal ini menjadi penting kalau daya yang disediakan terbatas dan oleh
sebab itu penguatan perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Hasil dari analisa
secara umum terdapat sbb..
Kalau terdapat sumber tegangan dengan resistivitas output R7, maka
daya yang diberikan kepada suatu beban R6"6on rtenj?di maksimal apabila beban
(s.37)
Power gain (dB)=ro bc(?)
di mana:
P2 '. dayayang diberikan penguat kepada beban'
P, : daya yang masuk ke dalam input penguat'
day1.pldu input dari suatu
Kalau daya pada output lebih kecil daripada
nilai yang negatif'
rangkaian, po*.' ioi"dalam dB akan memiliki
antara voltase output dan vol-
Voltage gain (penguatan voltase): perbandingan
sering dinyatakan
tase input p"d; ;;; ;"niuat' voltage gain.juga merupakan satuan
dalam satuan dB, tetapi karena satuan dB aslinya
disesuaikan dengan mem-
untuk daya *uku d"f''i'i untuk voltase perlu
Defi-
kuadrat dari voltase'
perhatikan b"h*";"y" ilhubungan dengan
satuan dB sbb':
nisi untuk vohctge gai'in dalam
/,) (s.38)
Voltage gain (dB) = 20'log -lV')
di mana:
/2 : voltase Pada keluaran Penguat'
,/l : voltase pada inPut Penguat'
6
6.1. Kapasitansi
Satu komponen yang sering dipakai dalam
elektronika adalah kondensator. Dalam gambar 6. I
beberapa contoh komponen kondensator diperlihat-
kan. Lambang kondensator adalah dua garis yang
paralel dan tegak lurus dengan sambungan kabel
seperti diperlihatkan dalam gambar 6.2. Lambang ini
menunjukkan bahwa kondensator pada dasarnya di-
bentuk oleh dua plat logam yang terpisah oleh
isolator seperti diperlihatkan dalam gambar 6.3. Gambar 6.1: Beberapa
contoh untuk komponen
Ketika belum ada muatan pada plat logarrl di antara
plat logam belum ada medan listrik, maka belum ada kondensator.
voltase
(, =ir-) antara kedua plat logam itu.
Karena belum ada voltase antara kedua plat logarrl maka jelas belum ada voltase
antara kedua kaki sambungannya. Kalau kondensator ini dihubungkan dengan
suatu rangkaian, maka akan ada arus yang mengalir. Tetapi karena di antara plat
logam dipasang sebuah isolator, arus tidak akan dapat lewat di situ, sehingga
muatan yang bergerak (arus) hanya bisa bergerak sampai ke plat logam saja. Di
situ muatan berkumpul, berarti pada plat logam akan ada semakin banyak
muatan. Karena ada muatan pada plat logarn, maka timbul medan listrik di antara
plat logarn, sehingga akan ada voltase antara dua plat logam. Karena ada voltase
antara dua plat logam, berarti ada voltase antara kaki sambungan kondensator.
--lF
Gambar 6.22 Lambang kondensator untuk rangkaian elektronik.
61
Dasar Elektronika
62
I =ClL
*, = -CVo,osin,ot= l.
"*(rr*f) (6.4)
Gambar 6.3: PrinsiP bangun dari dt I
kondensator. Io =VoCa
Berarti arus mendahului voltase, atau dengan kata lain arus tergeser 90o
pada plat logam akan ada semakin ke depan dari voltase, atau terdapat pergeseran fase antara voltase dan arus
logam saja' Di situ muatan berkumpul' berarti
pada platiogarn' maka timbul medan listrik
banyak muatan. rur"nu liu -trutui sebesar 90o. Kalau hasil ini digambarkan dalam diagram panah (fasor) terdapat
antara dua plat logam. Karena
di antara plat logarn, ,";G;; akan'ada voltase gambar seperti dalam gambar 6.4.
ada voltase antara dua ;ffii;g;* berarti ada voltase antara kaki sambungan
Hubungan antara amplitude arus dan amplitude voltase terdapat dari
kondensator. Antara U"ri, uottu"'" dan banyaknya muatan yang ada di plat logam (6.$:
ter<iapat hubungan linear:
(6.1) l/o=l (6.5)
Q=C'V Io Ca
luas plat logam' jaraknya dan
Besar dari konstanta C tergantung dari Berarti hubungan antara besar arus dan besar voltase tergantung dari
bahan isolasi yang ada f;;";" pUi toguir. Bahan isolasi di antara plat logam
besar frekuensi dan besar kapasitansi. Kalau kapasitansi besar, arus akan besar
disebut dielektrik. fonrturtu C uaufuf, ciii
da.i kondensator dan disebut kapasitas
dan kalau frekuensi besar, arus akan besar juga. Jadi kalau frekuensi semakin
atau kapasitansi. besar, kondensator semakin tidak menghambat arus. Untuk frekuensi 0, berarti
yang terdapat pada kondensa-
Penjelasan ini menunjukkan besar voltase pada voltase DC, tidak ada arus yang mengalir. Jadi kalau ada kondensator antara
jumlah muatan yang ada di dalam
tor dalam rangkaian elektronik tergantung dua titik sepertinya dua titik tersebut dihubungkan untuk voltase AC dan dipisah-
kondensator tersebut.Jil;h berf,ubungan dengan arus sesuai dengan kan (tidak ada hubungan) untuk Voltase DC.
'nuutaa waktu:
defrnisi arus sebagai jumlah muatan per Bilangan kompleks bisa dipakai juga untuk menghitung hubungan
,dQ (6.2) antara arus dan voltase dalam bentuk cosinus yang disambungkan dengan
d, kondensator. Dengan perhitungan dalam bilangan kompleks terdapat hubungan
terhadap waktu' Dari definisi sbb.:
Berarti arus adalah diferensial dari muatan
arus (6.2) dan definisi;il;tt;;;i (6'1) terdapat hubungan antara arus dan V (t) =Yo"t'' (6.6)
voltase pada kondensator sbb:
r, (;*, (6.20)
= v,
|. )*,(2,, - t))
=in,,,.*(2,,-f)
Berarti terdapat daya seperti fungsi cosinus: Pada beberapa waktu daya
akan positifdan pada beberapa waktu daya akan negatif, berarti energi diberikan
kepada kumparan dan kemudian kumparan mengeluarkan energi itu kembali.
90" ke Daya rata-rata nol (F:0) , berard semua energi yang dimasukkan ke dalam
Gambar 6.6: Pada kumparan arus lergeser
belakang dari voltase.
Kapasitansi dan Induktansi 69
Dasar Elektronika
68
I
A=Vou,* Zz = irq i ltfff]]if;li t besar
", r,,, il)[:,:? i batas 3 dB
(6.23) , rrekuens pada
V,n Zr+2, *.# l+icoRC !1
f lirdapa
,i
ii
lt
Dari (6.23) terdapat harga mutlak dan fase dari I sbb.:
{l
Ie(,,)l=#=5fu
# l+a,2R2C2 =2 €o,^ = I
= e = arctan<oRC (6.24) "RC (6.27)
l,l(r)l
#i > .f,
_l
-:-@-
2n
I
2rRC
Hubungan a\tara lAl dan frekuensi f dan hubungan antara pergeseran
Bahwa oueut dari rangkaian
sudut dan frekuensi/yang terdapat dari (6.24) seperti yang digambarkan dalam seperti
gambar 6.10.
diIih at de nga r
rasor. Sitahkan pikirkan
rua ir, au.l
";
ffi;,; " #,T:q'X 1.ffi, HIT;fu ff*::'j,ii
,.;i;i-b*;;;I:',*.ri dalam fasor yang
X
au" uugui''i'u;;;;g", berubah
antara vorrase dan arus
Kalau frekuensi rendah, besar output hampir sama dengan besar input. fili:r-.""1tr;r0"".**n dida-
Kalau frekuensi naik, bagian input yang diteruskan ke output akan berkurang.
Berarti frekuensi rendah diteruskan dan frekuensi tinggi diserap. Oleh sebab itu
rangkaian ini disebut lowpass filter atau tapis lolos rendah. Frekuensi di mana
hanya
f dari input diteruskan ke output disebut attoff fiequency f, atau
frekuensi batas 3dB:
l,,u)l=# (6.2s)
letr,\= -3dB
* 2otoslA f, zorcsffi
( )l = = -t (6.26)
*W='o(#)=;
Dasar Elektronika Kopasitansi dqn Induktansi 73
72
100000
maka akan didapatkan suatu rangkaiar highpassfilter atat tapis lolos tinggi.
Mengapa rangkaian ini merupakan highpass filter (tapis lolos tinggi)?
Silahkan hirung sendiri persamaan untuk l, ll dan q.
Definisi dari frekuensi batas 3dB sama dengan definisi pada lowpass
filter.
Grafik untuk voltage gain A dan pergeseren fase dari rangkaian high-
pass filter diperlihatkan dalam gambar 6.14.
0.01
1,E-04
(6.28)
1,5
-----f---
Gambar 6.162 Rangkaian seri dengan resistor dan kumparan (kuntparan real)
10 000 dan kondensator.
.-..'....-..:
0
t 10 100 I 000 l0 000
Gambar 6.172 Rangkaian RLC paralel
dan fase dari voltage gain
Gambar 6.15: Hubungan sntara harga mutlak
6' 13' Data dari komponen
,"riririlri{""nri po,o'lo*pass filter llari gambar t'3{l (Radalah resistivitas
ctan
yang aipl*oi: C = lmEL = 2.53mH,R = 3Cl
:
tlari kumparan)- KalauR 1'-'O, clekat tlengan frekuensi
resgnln!'.voltage
clari I . Filter ini actitan Tlter orde 2' (Mengapa?)
gain lAl menjadi lebih besar
Dasar Elektronika Kapasitansi dan Induktansi 79
78
40 6,0
30
4,0
20
0 oo
10 000 r 00 000
1000,0 10,00
f(ttz) >
100,0
1,00
10,0
0,10
1,0
0,01
0,1
t/2
U2
l4
v4
-l4
-U2 Gambar 6.19: Impedansi dari rangkaian paralel dengan R, L dan C terhadap
frekuensi. Data dari komponen yang dipakai: C : lmE L : 2.53mH, R : 5O
Gambar 6.182 Impectansi dari rangkaian seri dengan R, L dan C terhadap dan 0.5Q. Pada R : 5{)resonansi lebih tajam. Orde dariJilter ini berapa?
frekuensi. Data elari komponen yang dipakai:
C : tmE L : 2'53mH' R = 5O
elan 0.5Q. PaclaR= 0.5Qresonansi lebih tajam. orde darifilter ini berapa?
80 Dassr Elektronika
volume V sama dengan jumlah atom per volume (r=f). Jumlah atom per
volume sebesar pecahan dari konstanta Avogadro (umlah atom per mol) dan
volume dari satu mol.
Jumlahatom N
konllqntaAvogadr_oA= ,.ro,
Volume permol = =L:n
volumeV V
(7.r)
mol
Sebagai contoh, pada tembaga terdapat kerapatan elektron bebas sebesar
n:8.43'1022 crr].
Hubungan antara besar arus, jumlah elektron dan sifat-sifat elektron bisa
dimengerti sbb.: Arus I yang lewat satu bidang terdefinisi sebagai jumlah muatan
Q yang lewat per detik. Kerapatan arusjr adalah besar dari arus l per luas bidang
yang dilewati:
. dot ot (7.2)
' dtA tA
Kita anggap terdapat satu kawat, berarti satu silinder logam yang mana
elektron bergerak ke satu arah (dalam contoh ke kanan). Kecepatan elektron rata-
rata sarna sehingga kita bisa menganggap terdapat satu volume v dengan luas A
yang sebesar luas kawat dan panjang I (antara titik A dan titik B), dan volume ini
berisi elektron dengan kerapatan n. Situasinya seperti diperlihatkan dalam gam-
bar 7.1. Seluruh volume v bergerak ke kanan. Untuk bergerak dari posisi awal
yang mana ujung kanannya pada posisi A sampai ke posisi akhir yang mana
o,
82 Dasar Elektronika Tbori Semikonduktor 83
Dari (7 .7) dan (7.8) didapatkan konduktivitas jenis o untuk suatu bahan:
A - I I I i n.v-e=n-u.e.E
,=o.7=o=u.7=V.A=E=
E E =n.y.e
+ o =n.$.e (7.e)
Dalam bahan yang lain yang mana bukan hanya elektron, tetapi juga
muatan jenis lain yang membawa arus, konduktivitas seluruh o terdapat sebagai
jurnlah dari konduktivitas elektror oelektron yang dihasilkan elekhon seperti dalam
(7.9) dan konduktivitas o12;n 1zang dihasilkan oleh muatan yang lain. Konduktivi-
tas o6;,, dari muatan yang lain dihitung dengan cara yang sama dengan oelektron.
Gambar 7.lt Elektron-elektron bergerak dengan kecepatan rata-rata i ke
kanan. Yang harus dicatat sebagai hasil penting dari (7.9) adalah ketergantung-
an konduktivitas/resistivitas jenis dari mobilitas muatan dan jumlah muatan yang
bisa bergerak. Dalam logam, jurnlah muatan yang bisa bergerak besar dan
ujung kirinya pada posisi A dibutuhkan waktu l. Untuk mengetahui besar hampir tidak tergantung suhu. Sebab itu resistivitas logam kecil. Kalau suhu
kerapatan arus dari persalrnan (7.2), besaran Q, t dan A perlu diketahui. naik, jumlah elektron yang bisa bergerak (jumlah muatan bebas) tidak berubah,
Besar muatan Q dalam Volume V terdapat dari kerapatan pembawa tetapi mobilitas berkurang. Maka konduktivitas jenis dari logam turun ketika
muatan, besar volume dan besar muatan per pembawa muatan: suhu naik, berarti resistivitas jenis dari logam naik terhadap suhu. Dalam semi-
(7.3) konduktor akan kita lihat bahwa jumlah muatan yang bisa bergerak sangat
Q=n'V'e tergantung dari suhu. Bertambahnya jumlah muatan dengan suhu yang naik jauh
Panjang / yang dilewati dalam waktu I terdapat dari kecepatan gerak v lebih besar daripada turunnya mobilitas muatan, maka kalau suhu naik, konduk-
dan dari waktu r: tivitas semikonduktor juga akan naik.
I =v't (7.4)
Maka terdapat besar volume Z:
V= A.v.t (7.s) 7.2. Struktur Kristal dari Semikonduktor
Dalam volume Z tersebut terdapat besar muatan sesuai dengat (7.3), Unfuk mengerti struktur kristal, kita harus ingat apakah atom itu. Atom
maka jumlah muatan yang melewati posisi A akan sebesar: terdiri atas inti dan elektron yang terikat pada inti itu. Dalam model atom Bohr,
Q=n'A'v't'e (7.6) elektron bergerak di atas lintasan tertentu dan memiliki energi tertentu. Energi
dari elektron tidak bebas, tetapi hanya bisa memiliki nilai-nilai tertentu. Hal ini
Maka dari (7.2) dan(7.6) terdapat kerapatan arus sebesar: dikatakan energi terkuantisasi dan dijelaskan lebih detil dalam mekanika kuan-
r
dOl Ol n'A'v't'e .-=I tl .Y.e (7.7) tum. Elektron yang terikat pada atom memiliki energi negatif dibandingkan
=:-=:-
' dtA tA t A dengan energi dari elektron bebas. Harga mutlak dari energi negatif itu disebut
sebagai energi ikatan elektron. Karena adanya energi ikatan itu yang membuat
Elektron dalam bahan tidak bisi bergerak dengan bebas, tetapi mengala-
energi elektron lebih rendah daripada elektron bebas, maka elektron tetap pada
mi suatu hambatan sehingga kecepatarurya tidak naik dengan wakru, tetapi
inti masing-masing dan tidak melepaskan diri dari inti, karena setiap sistem fisik
kecepatannya sebanding dengan medan listrik yang menggerakkan elektron:
selalu masuk ke dalam keadaan energi yang paling rendah. Hanya kalau elektron
v =p.E (7.8)
tersebut diberikan energi yang lebih tinggi daripada energi ikatan, elektron bisa
Konstanta p dalam (7.8) disebut mobility atau mobilitas atau kemudah- lepas dari intinya.
an bergerak. Besar konstanta p tergantung dari jurnlah tumbukan yang dialami Dalam suatu kristal atau molekul, elektron-elektron luar dari atom-atom
oleh elektron yang bergerak. Jumlah tumbukan termasuk tumbukan dengan dipakai sebagai elektron ikatan. Terdapat beberapa jenis ikatan. Yang pertama
fonon (gelombang suara atau gelombang gerakan termis). Sebab itu mobilitas :l adalahjenis ikatan seperti yang didapatkan di dalam logam di rnana satu elektron
akan turun ketika suhu naik.
il
il
84 Dasar Elektronika
kori Semikonduktor
85
dari setiap atom dipakai untuk mengikat kristal secara keseluruhan. Elektron
yang dipakai dalam ikatan ini tidak terikat kepada satu atom tertentu, tetapi bisa
bergerak secara bebas dalam seluruh kristal. Oleh sebab itu di dalam logam ter-
dapat banyak elektron bebas dan arus listrik bisa mengalir dengan mudah.
Jenis ikatan yang lain adalah ikatan kovalen atau ikatan elektron atau
ikatan pasangan yang terjadi dalam molekul, dalam kristal isolator dan dalam
semikonduktor. Dalam ikatan kovalen, dua elektron luar (elektron valensi) dari
dua atom yang berbeda membentuk satu pasangan elektron yang terikat pada
kedua atom. Melalui pasangan elektron ini kedua atom menjadi terikat satu sama
yang lain.
Dalam semikonduktor semua elektron valensi dipakai untuk ikatan
pasangan dengan atom lain dari kristal. Semikonduktor adalah atom dari
golongan IVA dalam sistem periodik unsur, berarti atom semikonduktor memiliki
4 elektron valensi, dengan kata lain ada 4 elektron luar yang bisa dipakai untuk
ikatan kimia dalam molekul atau dalam kristal. Semikonduktor yang paling
sering dipakai dalam elektronika adalah Silikon (Si), Germanium (Ge) dan
Galliumarsenide (GaAs), di mana Galliumarsenide bukan satu zat, tetapi
campruan dari Gallium (dengan tiga elektron valensi) dan Arsen (dengan 5
elektron valensi). Sifat dari GaAs mirip dengan sifat dari semikonduktor lain (Si
dan Ge).
Stmktur kristal dari semikonduktor tersebut adalah struktur Tetraeder
atau struktur intan. Dalam struktur ini setiap atom memiliki 4 atom tetangga.
Dalam kristal semikonduktor, antara setiap tetangga terdapat satu ikatan elektron Gambar 7.2: prinsip str.uktur kristal clari
dengan dua elektron yang berasal dari masing-masing atom. Sffuktur ini bisa semikoncluktor.
digambarkan dalam dua dimensi (berarti dalam bidang) seperti dalam gambar
7) duksi. Elektron konduksi memberikan konduktivitas kepada
kristal. Konduktivi_
tas yang dihasilkan oleh elektron disebut
Berarti dalam semikonduktor semua elektron terikat pada atom tertentu konduktivitas erektron. Errergi ya.rg
diperlukan untuk melepaskan satu elektron
dan tidak ada elektron yang bisa bergerak secara bebas. Siruasi ini sama seperti ou.i itutun menjadi erektron konduksi
disebut energi aktivasi (activation energl)
dalam isolator. Tetapi ada perbedaan antara semikonduktor dan isolator, yaitu dan kita akan memak ai lambang L,ry
untuk energi aktivasi itu.
dalam semikonduktor elektron yang dipakai untuk ikatan hanya terikat dengan
lemah. Kalau elektron terikat secara lemah, berarti elektron itu bisa dilepaskan Kalau satu elektron dilepaskan dari ikatannya,
maka tempat erektron itu
akan menjadi kosong. Tempar kosong
dari ikatannya dengan mudah. Kalau elektron sudah dilepaskan dari ikatannya, seperti iL disebut rornonf Jt* iore.Karan
elektron itu bisa bergerak dalam kisi dan membawa arus listrik. terdapat satu tempat rowong, maka e:ettron
ikatan yang ad,adi seberah tempat
lowong itu bisa pindah tempat aengan
aun ,o'ur.,t k;;;il.
Suatu elektron baru dilepaskan kalau diberikan energi setinggi energi lowong tersebut. Dengan cara ini tenipat -ra"r, tempat
ikatan dari elektron itu. Pada suhu nol Kelvin (absolut nol) tidak ada gerakan yang lowong ,.rur, piriur, L sebelah_
nya' Kalau proses ini terjadi terus-menerus,
termis dalam kisi dan elektron tidak bisa dilepaskan, maka semikonduktor meru- iempat yang rowong itu bergerak
terus dalam atom. Karena,.l1tu
pakan isolator yang baik pada suhu absolut nol. Kalau suhu lebih tinggi, terjadi j"-pul lowong merupakan satu tempat di mana
jumlah elekrron lebih sedikit daripada jril;i
gerakan termis dalam kisi dan terdapat kebolehjadian bahwa elektron diberikan muaran inri, maka ,uru t"rnput
lowong seperti satu partikel yun! u..-rd
energi yang cukup tinggi untuk keluar dari ikatannya. Semakin tinggi suhu, positif. Kalau tempat Iowong
sebagai muatan yang positif b"ig".it ai datam
semakin banyak elektron dilepaskan dari ikatannya. Elektron yang dilepaskan dari.tempar lowong
kristal, rnak; ;;aufuiu-, rirt it
dari ikatannya bisa bergerak dengan bebas. Elektron itu disebut elektron kon- rale ug1s31al.-J"qi t"-fu' rowong itu bersifat
partikel yang bergerak. partikil ini disebut seperri saru
seia.a singkat sebagai ..rowong,,. Hal
Dasar Elektronika Tbori Semikonduktor 87
86
Bahan AW N,
7.3.2. Semikonduktor n
Ge 0.67 eV z.s'tol3 cm-3
Atom asing tersebut menggantikan posisi dari atom bahan asli. Kalau
Si 1.1 eV 1.5.1013cm-3 atom asing yang dimasukkan berasal dari golongan vA dalam sistem periodik
Tabel 7.1: Data dari beberaPa bahan unsur, maka atom tersebut memiliki 5 elektron valensi. Empat dari lima elektron
GaAs 1.43 eV 9.2'l06cm-3 semikontluktor
88 Dasar Elektronika Teori Semikonduktor
89
eeooeeo
eeoeoo@ Gambar 7.42 Semikonduktor n dengan
oeee@oo atom asing yang bermuatan positif dan
tetap pada tempatnya dan elektron yang
eoeeeo@ bermuatan negatif yang bisa bergerak
dengan bebas.
asing akan dilepaskan, maka jumlah atom asing itu menentukan jumlah lowong
7.3.3. Semikonduktor P
yang bisa bergerak dalam semikonduktor. Dengan memasukkan banyak atom
Kalau satu atom dari golongan IIIA dalam sistem periodik unsur dima- asing ke dalam semikonduktor, maka akan terdapat jauh lebih banyak lowong
sukkan ke dalam semikonduktor, maka atom tersebut hanya memiliki 3 elektron dari atom asing daripada jumlah lowong dan elektron dari konduktivitas diri.
valensi. Sebenarnya diperlukan 4 elektron untuk ikatan dengan 4 atom tetangga- Persamaan (7.10) mengenai hubungan antara konsentrasi elektron dan konsen-
nya. Jadi terdapat kekurangan satu elektron atau terdapat satu lowong pada posisi trasi lowong tetap berlaku, maka dengan menambahkan lowong, jumlah elekhon
itu. Lowong lto aiiht dengan atornnya secara lemah sekali sehingga dengan akan turun. Dalam semikonduktor itu terdapat jauh lebih banyak lowong dari-
sangat mud;h bisa lepas dari atomnya, berarti dengan memberikan energi yang pada elektron bebas. Sebab itu lowong di sini merupakan pembawa muatan
keJil (misalnya dari energi termis) lowong itu bisa dilepaskan dan menjadi mayoritas dan elektron adalah pembawa muatan minoritas. Atom asing memberi-
lowong bebai yang membuat konduktivitas lowong dalam semikonduktor. kan lowong kepada semikonduktor, berarti memberikan satu tempat kosong yang
Melepiskan lowong dari atomnya berarti elektron dari ikatan asli pindah dari bisa diisi oleh elektron dari bahan asli. sebab itu atom asing dengan tiga elektron
t"*put asli dan maiuk ke dalam lowong tersebut. Situasi dalam semikonduktor valensi disebut akseptor (penyerap elektron). Konduktivitas seperti ini yang
ini diperlihatkan dalam gambar 7.6. dihasilkan oleh lowong disebut konduktivitas kekurangan elektron atau kon-
Dengan mendapatkan lowong dari elektron asing itu tidak akan timbul duktivitas p. Semikonduktor seperti ini biasa disebut semikonduktor p.
elektron bebai, tetapi adanya hanya lowong saja sebagai partikel bermuatan yang p terdapat atom asing yang bermuatan negatif
bisa membawa arui listrik. Pada suhu biasa, biasanya semua lowong dari atom
. Dalam semikonduktor
dan lowong yang bisa bergerak dalam bahan. Atom asing yang merupakan
muatan negatif tidak bisa bergerak, tetapi tetap pada tempatnya. Lowong yang
merupakan muatan positif bisa bergerak. Karena jumlah lowong yang bermuatan
positif sama dengan jumlah atom asing yang bermuatan negatif, terdapat kese im-
bangan muatan dan semikonduktor p secara keseluruhan akan netal. Biasanya
sifat dari semikonduktor p dalam situasi tertentu bisa dimengerti dengan mem-
perhatikan kedua jenis muatan ini saja. Dalam situasi seperti ini, semikonduktor
p bisa digambarkan dengan sederhana seperti dalam gambar 7.7. pengertian
bahwa hanya muatan yang bisa bergerak dengan bebas biasanya penting untuk
mengerti suatu sifat tertentu. Dalam situasi ini semikonduktor p bisa digambar-
dc-.dc.c.dd
e^.dddo.-.d€, Gambar 7.7: Semikonduktor p dengan
o^. c-. t)^. (,^. o-- dd bermuatan positif yang bisa bergerak
dengan bebas.
+++++++
+++++++
+++++++
7.62 Semikoneluktor dengan akseptor (atom dari golongan IIIA dalam Gambar 7.8: Semikonduktor p sebagai
Gambar
sistem perioclik unsur) sebagai atom asing. semikonduktor ini merupakan
+++++++ bahan dengan muatan positif sebagai
semikonduktor p. pembawa muatan mayoritas.
Dasar Elektronika kori Semikonduktor 93
92
7'8' 1,,,
kan lebih sederhana lagi seped dalam gambar 6n= = ftF"€ (7. l5)
E
Atom Asing Siruasi untuk lowong sama. Untuk menyatakan lowong akan kita pakai
7.3.4. Kesimpulan Mengenai Semikonduktor dengan indeks p dan untuk kerapatan lowong akan kita pakai hurufp. Maka untuk kera-
bisa bergerak diperlukan
Untuk mendapatkan partikel bermuatan yang patan arus medan yang dihasilkan oleh lowong terdapat persarnaan-persamaan
Lll/ yarlg diperlukan untuk menghasilkan
energi aktiva si LW. Energi &tivasl sbb.:
n atau untuk menghasilkan lowong bebas
elektron bebas dalam senikonduktor
energi aktivati LW i^, = peio; i,,t, =i.p = peio; i, =trtrE; op = pppe (7.16)
dalam semikonduktor p, jauh lebih kecil daripada !:\?
ciptaan pasangan dalam semikonduktor murnr'
6;;ll1k;; ;ntuk mendapatkan Karena arus seluruhnya terdapat sebagai jurnlah dari arus lowong dan
Sebabitusemikonduktordenganatomaslngmemilikikonduktivitasyangjauhke arus elektron dan konduktivitas jenis adalah kerapatan arus per medan, maka
atom asing yang dimasukkan
lebih besar daripada ,"-ito"Jur.tor murni. Jinis terdapat konduktivitas jenis seluruhnya: .
semikonduktor menjadi semi-
dalam bahan semikondJtot ""'"'tokan apakah (berarti
;i;ko;; sebagai pembawa muatan mayoritas o=or+o,/, ="(np,+p[p) (7.r7)
konduktor n dengan p
sebagai pembawa u*r-iiroig, atau-sernikonduktor menjadi semikonduktor
lowong Baik kerapatan muatan maupun kemudahan bergerak (mobilitas) adalah
;;;;;; io*org sebagai pt"'6u*u muatan mayoritas (berarti dengan
berbeda untuk elektron dan lowong. Sedangkan muatan per partikel bersama-
sebagai Pembawa arus listrik)' sama sebesar muatan elementer e.
KonstantadifusiDtergantungmassaefektifpartikel,jarakyangbisa
dilewati sampai tumbukan dengan partikel yang lain, suhu dll. xarena
besaran-
@@@ @: @ ro.dd
besaran tersibut
Relasi Einstein
juga
untuk
mempengaruhi
konstanta difusi
kemudahan
D:
bergerak, akhirnya terdapat
eoo G tr c. o^. o^.
_kr^kT
Dp =-iVp, Dn =-Vn
(7.1e)
o@o @ :v/
/n- rc.o.d
Dalam tiga dimensi terdapat kerapatan arus difusi:
s,ro
o@@ do-.o^.
i,p =-eDrgadP; irn =-€D,gadn ; i,t,=-sd'; iao = Q.20')
Arus difusi lowong
Dari kerapatan arus difusi elektron dan lowong dalam (7'18) terdapat >->Arus difusi elektron
ian dan
kerapatan arus teknis sebagai akibat dari arus difusi elektron dan lowong
iapi Gambar 7,92 Sambungan pn dengan anggapan bahwa pada sambungan posisi
(7.2r) muatan belum berubah dari posisinya ketika kedua semikonduktor tidak
idn = -Sdn; i,tp = Slp
tersambung.
Dalamlogamtidakterjadiarusdifusikarenadisitujurrrlahelektron
terjadi
tidak pernah berubah pada satu iempat, tetapi dalam semikonduktor bisa dalam satu kristal. Pertama kita anggap muatan dekat dengan sambungan pn
pror", penciptaan puiarrgan dan pioses yang lain, sehingga terdapat sumber
tetap pada tempatnya, berarti situasi pertama sepertinya semikonduktor n dan
danT atau irrmbJr lowongpada satu tempat. Kalaupun tidak ada
medan
"t"tro, penciptaannya dan semikonduktor p masing-masing tidak ada hubungan. Dengan anggapan seperti
listrik, elektron/lowong akan mengalir menjauh dari tempat ini terdapat situasi seperti dalam gambar 7.9.Di satu sisi (sebelah kiri dalam
keseimbangan
akan menyebar di dalam bahan sehingga akhirnya terdapat situasi gambar) terdapat semikonduktor n dengan elekfon sebagai pembawa muatan
termis. Kalau ada satu tempat yang mana terus-men€rus timbul elektron atau
lowong yang keluar dari tempat mayoritas dan di sisi lain (sebelah kanan dalam gambar) terdapat semikonduktor
io*o"g baru,maka akan ada arus elektron atau
p dengan lowong sebagai pembawa muatan mayoritas. Konsenfasi elektron
itu ke sekitarnya. bebas akan tinggi di sebelah kiri dan (hampir) nol di sebelah kanan, yang berarti
terdapat perubahan konsentrasi yang tajam antar tempat. Kalau konsentrasi ber-
7.4.3. Arus SeluruhnYa ubah terhadap terrpat, maka sesuai dengan persamaan (7.18) dalam pasal 7.4.2,
oleh terdapat arus difusi dari tempat konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.
Dalam situasi nyata sering terdapat arus oleh medan listrik dan arus
dan *, *"dur, akan bergabung menjadi arus listrik seluruh- Maka elektron dari sebelah kiri akan mengalir ke sebelah kanan. Konsentrasi
difusi. Arus difusi
lowong tinggi di sebelah kanan dan (hampir) nol di sebelah kiri, maka lowong
nya:
akan mengalir dari sebelah kanan ke sebelah kiri.
?- (7.22)
i =*s.r-s^, *,slo-s,1,
Elektron yang masuk'ke dalam daerah p akan berekombinasi dengan
Dalam (7.22) arus elektron dihitung negatif karena.arus teknis searah lowong yang ada di situ dan lowong ;,ang masuk ke dalam daerah n akan bere-
arus muatan
dengan arus muatan positif (lowong), tetapi berlawanan arah dengan kombinasi dengan elektron di situ. Kalau seandainya yang ada hanya arus difusi,
negatif (elektron). maka arus difusi ini akan berlangsung sampai konsentrasi elektron dan konsen-
trasi lowong dalam seluruh semikonduktor sarna, berarti konsentrasi elektron
akan sama dalam semikonduktor n dan dalam semikonduktor p. Sama juga
dengan lowong. Jumlah muatan pembawa arus akan berkurang karena elektron
7.5. Sambungan pn dalam Gambaran Kristal dari daerah n akan berekombinasi di daerah p dan lowong dari daerah p akan
berekombinasi di daerah n sehingga elektron dan lowong dalam seluruh kristal
saling menghapus.
7.5.1. Sambungan Pn TanPa Voltase
Tetapi ketika elektron dari semikonduktor n mengalir ke dalam daerah
Kalau satu semikonduktor n disambungkan langsung dengan satu semi-
dibuat semikonduktor p, atom bermuatan positif tetap tinggal dalam semikonduktor n
konduktor p, terdapat sambungan pn. Sambungan pn yang baik harus
96 Dasar Elektronika Tbori Semikonduktor 97
sehingga dalam semikonduktor n terdapat muatan yang seluruhnya positif. Dan hampir nol. Dalam daerah semikonduktor n dan semikonduktor p di luar daerah
juga ketika lowong dari semikonduktor p pindah ke dalam daerah semikonduktor pengosongan terdapat konsentrasi pembawa muatan seperti dalam semikonduk-
n, atom bermuatan negatif tinggal dalam semikonduktor p. Karena terdapat tor dengan atom asing, berarti jumlah pembawa muatan mayoritas sesuai dengan
muatan positif di sebelah kiri dan muatan negatif di sebelah kanan, maka ter- konsentrasi atom asing. Konduktivitas di situ tinggi. Sebab itu daerah ini disebut
dapat medan listrik pada sambungan kedua semikonduktor. Medan listrik ini daerah konduktivitas.
menarik elektron kembali ke arah semikonduktor n dan lowong ditarik kembali
ke arah semikonduktor p. Dengan kata lain, medan listrik ini menghasilkan arus
7.5.2. Sambungan pn dengan Voltase Bias Balik
medan yang berlawanan arah dengan arus difusi. Kalau sudah semakin banyak
elektron bergerak ke dalam semikonduktor p dan semakin banyak lowong pindah Kalau semikonduktor seperti dalam gambar 7.10 dipasang dalam rang-
ke dalam semikonduktor n, maka medan listrik tersebut akan semakin kuat dan kaian elektronik dan diberikan voltase sehingga sambungan positifberada pada
arus medan yang melawan arus difusi semakin besar.
semikonduktor n di sebelah kiri dan sambungan negatif berada pada semikon-
duktor p di sebelah kanan, maka akan timbul satu medan listrik di dalam sam-
Sebab itu tidak semua elektron dan lowong akan merata dalam seluruh
bungan pn. Situasi ini diperlihatkan dalam gambar 7.1 I . Dalam daerah kondukti-
semikonduktor, tetapi proses akan berakhir dalam sifuasi keseimbangan di mana vitas medan listrik hampir nol karena konduktivitas tinggi, maka voltase pada
arus difusi sama besar dengan arus medan. Kesamaan ini akan berlaku untuk daerah itu akan kecil walaupun ada arus yang mengalir. oleh sebab itu hampir
elektron dan lowong masing-masing dan untuk setiap tempat. Dari persamaan seluruh voltase akan terdapat pada sambungan pn, berarti pada daerah pengo-
(7.20) untuk kuat arus difusi dan persarBan (7.15) dan (7.16) untuk kuat arus
songan dan akan menghasilkan medan listrik di daerah6 itu. Medan listrik ini
medan maka konsentrasi elektron dan konsentrasi lowong terhadap tempat bisa
akan bergabung dengan medan listrik yang telah terdapat dari muatan efektif
dihitung. Dari hasil perhitungan ini didapatkan bahwa konsentrasi elektron dan
oleh atom asing. Karena arah medan listrik tambahan ini sama dengan arah
konsentrasi lowong dekat dengan persambungan pn hampir nol. Akan terdapat
medan asli, maka arus medan yang telah mengalir akan semakin kuat. Tetapi
situasi seperti yang diperlihatkan dalam gambar 7.10. Daerah yang mana konsen-
dalam daerah pengosongan sudah hampir tidak ada muatan, maka arus yang
trasi pembawa muatan hampir nol disebut daerah pengosongan. Dalam daerah
dihasilkan oleh medan listrik sangat kecil. Arus tambahan ini akan semakin
pengosongan konsentrasi muatan sangat kecil, maka konduktivitas di situ juga
menarik elektron dari daerah pengosongan ke dalam daerah n dan lowong dari
Daerah pengosongan
Daerah pengosongan
:
>.a
1.-------<
*mflsl,'lmr,
Arus difusi elektron
Arus medan elektron
+-<
>_-+Arus
Arus difusi lowong
difusi elektron
+-------{ Arus medan elektron
Gambar 7,10:, Sambungon pn dalam keadaan seimbang di mana elektron dari Gambar 7.ll: Sambungan pn dengan voltase bias balik.
daerah n telah masuk ke dalam daerah p dan lowong dai daerah p telah masuk
ke dalam daerah n sehingga lapisan pengosongan terbentuk. Arus difusi elektron
sama besar dengan arus medan elektron dan arus difusi lowong sama besar
dengan arus medan lowong. 6 Lebar dari daerah pengosongan kecil, maka medan listrik yang dihasilkan akan kuat.
I
p sehingga jumlah muatan dalam Jadi elektron akan berdifusi dari daerah n ke dalam daerah pengosongan
daerah pengosongan ditarik ke dalam daerah dan akan melewati daerah pengosongan masuk ke dalam daerah p. Dalam daerah
yang mengalir akan sangat kecil'
daerah pengosongan semakin kecil' Arus p konsentrasi elektron sangat kecil, maka elektron tersebut akan terus berdifusi
p yang mlsuk ke dalam
Kalau seandainya ada elektron dalam daerah dalam daerah aliran pada semikonduktor p semakin masuk ke dalam daerah p.
yang kuat dalam daerah pengosongan
daerah pengosongan, -uku medan listrik ke dalam Sambil elektron-elektron masuk ke dalam daerah p maka akan terjadi rekombina-
kuat untuk.masuk
akan langsung *.rru.ik-;iektron tersebut dengan si dengan lowong-lowong dalam daerah p sehingga jurnlah elektron akan berku-
dahm Jaerah p sangat kecil' maka hanya
daerah n. Tetapi tur"nu.;,,Juh elektron rang sesuai denganjarak dari daerah pengosongan. Tetapi arus listrik yang diha-
p ke dalam daerah pengo-
sedikit sekali elektro";;il akan masuk dari daerah silkan oleh elektron tersebut tidak berkurang, tetapi diteruskan oleh lowong
songan dan menghasittan a'rus listrik
yang sangat keci1. Situasi akan sama untuk sebagai pembawa muatan. Maka akan terdapat arus elektron dari daerah n ke
pengosongan' Kalau ada
lowong yang masuk au,i au"tutt n ke datam-daerah maka akan
dalam daerah p, yang berarti terdapat arus listrik teknis dari p ke n.
lowong yang masuk au,i Ju"tutl. n ke dalam daerah p"ngotot'gutt Situasi lowong sama dengan situasi elektron. Lowong berdifusi masuk
ditarikdengankuatdancepatdaridaerahpengosongankedalamdaerahp'Tetapi dari daerah p ke dalam daerah pengosongan dan terus ke dalam daerah n. Dalam
karena jumlah lowong daiam daerah n sangat
kecil maka arus yang dihasilkan
daerah n lowong berekombinasi dengan elektron dan arusnya diteruskan oleh
dengan cara inijuga sangat kecil' elektron. Maka terdapat arus lowong dari daerah p ke daerah n, yang berarti
maka dikatakan sam-
Kalau sambungan pn diberi voltase seperti ini' terdapat arus teknis pula dari p ke n. Kalau sambungan pn tersambung seperti ini
bungan pn dibias balik. dikatakan sambungan pn dibias maju.
Arus yang dibawa oleh elektron dan arus yang dibawa oleh lowong
7.5.3. Sambungan pn dengan Voltase Bias Maju bergabung menjadi arus seluruhnya yang mengalir dalam sambungan pn ini.
pada semikonduktor n dan Besar dari arus elektron dan arus lowong masing-masing tergantung dari konsen-
Kalau voltase pada sambungan pn positif
ying dihasilkan voltase luar trasi atom asing dalam semikonduktor n dan dalam semikonduktor p. Satu sam-
negatif pada semikordri;;;p,
"t""*"a"'.iitttit pn dan medan bungan pn secara teknis telah kita kenal sebagai komponen dioda. Arus yang
ini akan berlawanan ;;h;"';g"" medan asli dalam
sambungan
daripada siruasi tanpa medan mengalir dalam dioda ketika dibias maju sebenarnya ditentukan oleh proses
seluruhnya puau ,u-U,r.tgu" i" utu" berkurang pula'
i? U"tt"'ang,
luar. Karena medan ritt-Cesar maka u.,t *tdut' akan berkurang difusi. Proses difusi digarnbarkan dengan fungsi eksponensial. Sebab itu hubung-
karena-arus difusi tidak terpengaruh oleh adanya an antara arus dan voltase dalam dioda juga akan digambarkan oleh fungsi
Arus difusi tetap sama
eksponensial. Dari perhitungin secara detil akan didapatkan hubungan sbb.:
medanlistrik.oleh,euuultuarusdifusilebihbesardaripadaarusmedan.
iitouti"yu seperti diperlihatkan dalamgambar 1 '12' ,=,,("-r(w)-r) (7.23)
Daerah Di mana:
1, : Arus tutup teoretis yang juga mengalir ketika dioda dibias balik.
Z7 : Satu konstanta dengan satuan voltase yang tergantung suhu.
,, = _-;
/r -kT pada suhu 23oC terdapat Vr - 25.5mV - +V.
eo
ruhnya berakhir pada kolektor dan hanya sebagian kecil berakhir pada basis.
konduktor p, lapisan ketiga semikonduktor
n' Dalam transistor pnp mulai dari Mengenai arus teknis berarti arus dari kolektor ke emitor besar, sedangkan arus
semikonduktor p, kemudln semikonduktor
n dan terakhir semikonduktor p' dari basis ke emitor kecil. Karena konsentrasi lowong dalam basis jauh lebih
Lapisanpertamaair"Urtemitor,lapisanditengahadalahbasisdanlapisanpada
dibicarakan dulu'
kecil daripada konsentrasi elektron dalam emitor, maka arus lowong dari basis ke
;jilft'd;uj"faf, fof"nor. b,umpasut ini trinsistor npn yaitu. sambungan pn emitor juga akan kecil. Jadi dalam konstruksi ini arus dari basis ke emitor kecil,
Dalam transistor terdapat dua sambungan
pnl tetapi arus dari kolektor ke emitor akan besar. Semua elektron yang tiba pada
dan sambungan pn antira basis dan kolektor' Dalam daerah pengosongan di sisi kolektor akan ditarik ke dalam kolektor dan mengha-
antara basis dan emitor positif terhadap
p' i"tttU* dibias maju ketika basis silkan arus kolektor. Maka besar arus kolektor hanya tergantung dari jurnlah
transistor .rp., ,u-b*rgu" pada
basis negatif terhadap sambungan
emitor / kolektor ou, oiiiu, balik ketika antara' basis dan
elektron yang berdifusi dari emitor ke dalam basis. Jumlah itu tidak tergantung
biasa-sambungan
ujung. Dalam p.*utuiiti"o"ui1s;;-r;lrg voltase antara kolektor dan basis, tetapi hanya tergantung dari voltase antara
potensial yang positif terhadap
emitor dibias maju, berarti basis mempunyai basis dan emitor. Jadi arus antara kolektor dan emitor dikendalikan oleh voltase
Uuris au" koiekto. biasanya dibias balik,
berarti
emitor. Sambungan p" ;;;.; ini terdapat arus
antara basis dan emitor dan hubungan antara arus tersebut dengan voltase basis
Dalam situasi seperti
kolektor positif terhadd;;it J"' 9ry- ke emitor
emitor seperti hubungan antara arus dan voltase pada dioda seperti dalam (7.23).
Karena sambungan pn dari basis
sesuai dengan pasatl.i'Z'dan 7'5'3' Untuk hubungan antara besar dari voltase basis emitor V6p dengan besar dari
akan ada arus yang mengalir dalam sambungan tersebut' arus kolektor l6lang masuk ke dalam kolektor adalah:
dibias maju, maka ke
yang mJrupakan emitor akan mengalir
berarti elektron dari semikonduktor n masuk ke
vat
p' Elektro-n tersebut
dalam basis yang alUet'toi of"t' t"*[onluktor Ic = Ic,(T,Vrr)-eYr (7.24)
dalambasisaunu,g",utt"*,--"""3"kekolektor.Basisdibuatsempitsehingga
daerah pengosongan-^rr1ut"--bu:1t- j:: Di mana:
elektron tersebut U*aift"i-'u*pai ke Konsenffast 16', : Arus kolektor bocor yang juga mengalir ketika voltase basis-
dengan lowong dalam basis'-
'i"*"rg sebelum bisa berekombinasi
kolektor
kecil tidak terlalu banyak lowong yang emitor nol.
a"r"* uasis aiuuai alak sehingga
Z7 : Sahr konstanta dengan safuan voltase yang tergantung suhu.
akan berekombirrri a""lg'"'"itit""'
yaniZatang dari emitor' Maka sebagian
pengo- (Sama dengan VTpada dioda.)
besar dari elektron y""#;;;; J"ti
ernitor-akan sampai te -aa]1m daerah
pn antara basii dan kolektor dibias balik' V66 : Yoltase antara basis dan emitor.
songan pada sisi kolekior. Saribu.,gan ada elektron yang
yung kuat dan ketika
yang berarti di situ terdafat medanlistrit itu akan
Perbandingan antara arus dari kolektor ke emitor dan arus dari basis ke
tersebur, maka elektron
berdifusi masuk ke dalam daerah p.ngorongJn emitor hampir selu-
emitor pada satu transistor tertentu hampir konstan, berarti baik pada arus besar
elektron dari
langsung ditarik te aaram kolektoi. laai
arus maupun pada arus kecil, persentase arus dari basis sama besar. Dalam persamaan
terdapat:
Kolektor
Ic =B'la (7.2s)
Emitor Basis
Daerah
Jadi transistor berfungsi sebagai komponen yang menguatkan arus: Arus
basis yang kecil mengendalikan arus kolektor yang besar.
l---------
( Arus dilusi lowong
Arus medan lowong
I
+:
,-+
Arus elektron keseluruhan
difusi elektron
d------i Arus medan elektron
clari tiga lapisan semikonduktor' Di
Gambar 7.13: Injection transistor terdiri
sini transistor nPn digambarkan'
-Arus
8
Transistor
tn?
Dasar Elektronika Transistor 105
sehingga terdaPat: Dalam daerah aktif perbandingan antara arus basis dan ams kolektor
hampir konstan. Kalau dalam suatu rangkaian perbandingan tersebut dibutuhkan
(8.2)
ru(vuu)=,,[*r(4f)-,) dengan teliti sekali maka ketergantungan dari arus basis/kolektor dalam perban-
dingan tersebut perlu diperhatikan. Namun unruk kebanyakan rangkaian, hasil-
Faktor koreksi m mempunyai nilai antara
I dan 2' nya cukup teliti jika perbandingan ini dianggap konstan. Perbandingan antara
sebagai resistivitas diferensial arus kolektor ./6 dan arus basis 16 disebut penguatan arus searah (DC amplifica-
Resistivitas input transistor 166 terdefinisi
dihitung sesuai dengan definisi tion) dai transistor dan biasanya dinyatakan dengan "B" atau dengan"hpB":
antara basis dan emitor.;";;'""t 6lz1
resistivitas diferensial:
"'bisa
(8.4)
aVuu (8.3 )
rat = Oh Untuk perubahan arus basis AIs dan perubahan arus kolektor A,lc yang
kecil terdapat kemiringan dari grafik Iq terhadap 1s. Kemiringan itu disebut pe-
Tetapikonstantanrbiasanyatidakdiketahui.olehsebabituresistivitas
penguatan ffansistor nguatan arus AC dan biasanya ditulis sebagai p ata:u h7":
diferensial dari inpur J",k"; di'hrrung dengan memakai
,.p.ni yang akan dlelaskan dalampasal 8'1'4' p=hn =o# (8 s)
Transistor t07
Dasar Elektronika
r06
I
--l ,.,, rA) 15
drf [{mA 5
l00m
l_t
\J\ r=5v * I
-80
ry 'cr=5Y
,6 3
l0m
lm
\ -60 I
?5 l00p
\
-l0,_!J
,U
lop Gambar 8.5: Arus kolektor
-t -0.I
lu
10n
terhadap arus basis seperti yang
biasa didapatkan pada transistor
,4
ll s
\ 1, =0,05rn1
\ .,
ll
In =0,5pA 300
0,3 0,2 I I 3 I 16 I
GambarS.4zDalamkeduagambarini'clisebelahkananatasgrafikoutput
transistor, sebelah kiri atas hubungan antara
arus basis dengan arus kolektor Telah dibicarakanT bahwa pada daerah aktif transistor, voltase pada
dan cli sebelah kiri baw,ah grafiklnput transistor
diperlihatkan' Grafik input sambungan pn antara basis dan emitor, Vs6, rflarrantttkan besar arus kolektor, 16,,
dan arus basis. Dalam yang mengalir dari kolektor ke emitor. Hubungan antara voltase basis-emitor 236
merupakan htrbungan an"taia voliase basis-emitor
dengan arus kolektor 16.bisa dirumuskan sbb.:
gambardisebelahkirigrafiksifattra-nsistoru,ntukarusdanvoltaseyanglebih
besar daripada oru, ion' tlalam gambar di sebelah kanan' Grafik ini yBE
'olrise tor' Ic = Ics(T,Vrr).evr
m enunj ukkan s atu c on to h trans is (8.6)
Di mana:
165 : Arus tutup dari transistor yang akan tergantung dari suhu dan vol-
Dalamgambar8.4dibagiankiriatasdarimasing-masinggrafikdiper- tase kolektor-emitor, walaupun ketergantungannya dari V g B kecll.
basis Is dengan menggunakan
lihatkan hubungin antara arus koliktor 16.dan arus Z7 : Konstanta alam seperti dalam persamaan (8.1).
satucontohdariffansistortertentu.HubunganantaraaruskolektordanarusbasisDC
Di sini faktor koreksi m yang terdapat dalam rumus (8.2) untuk dioda
;i*"j;kk"; seperti aatum gumbar 8'5 dan.penguatan AC dan penguatan
seperti yang biasanya tidak perlu dipakai karena selalu dekat dengan l.
terhadap arus kolekto, Jud- gambar 8.6 diperlihatkan
KarJna hubungan antara arus basis dan arus kolektor Dari rumus (8.6) terdapat hubungan antara arus kolektor dan voltase ba-
didapatkan pada transistor.
praktis penguatan
i"_io berbanding lurus, maka dalam kebanyakan pemakaian Dari gambar-gambar
sis-emitor sebagai fungsi eksponensial seperti hubungan antara arus dan voltase
DC dan penguatan AC Li;; dianggap sama dan konstan' pada dioda. Mengenai sifat ini perlu dicatat bahwa arus kolektor baru akan
linear anrara arus kolektor
tersebut terlihat ,"u"rupu i.iiti peiielatan hubungan mempunyai nilai yang berpengaruh dalam rangkaian ketika besar voltase basis-
dan kapan harus menghitung
dan arus basis. Kapan i""a.mLn ini bisa dipakai emitor mencapai =0.6V atau =0.7Y. Kalau voltase basis-emitor naik lagi di atas
lebih teliti tergantung rangkaian yang dirancang'
7 Lih"t grafik output transistordan pasal mengenai teori semikonduktor.
108 Dasar Elektronika Transistor
besar voltase tersebut, maka arus kolektor akan naik dengan cepat bahkan
dengan perubahan voltase basis-emitor yang kecil. Dalam gambar 8.4 di bagian
- - 6h
'ru
avrrl
(8.1 0)
l,,rr=uou,,
kiri bawah dari masing-masing grafik diperlihatkan hubungan antara arus basis
dengan voltase basis-emitor. Karena arus kolektor hampir sebanding dengan arus Untuk menentukan besar dari resistivitas kolektor-emitor rgB terdapat
basis, maka grafik mengenai hubungan antara arus kolektor dan voltase basis- satu rumus pendekatan yang cukup baik:
emitor sama, hanya skala untuk arus akan berbeda.
Persamaan (8.6) menunjukkan hubungan antara voltase basis-emitor 266 U, =t
V"
(8.1 l)
dan arus kolektor ,16. Dari situ hubungan antara perubahan voltase basis-emitor Di mana:
a,vs| danperubahan arus kolektor A16 didapatkan dengan menghitung diferensial Zy : Satu konstanta yang disebut voltase Early. Biasanya voltase
arus kolektor 16' terhadap voltase basis-emitor vs6. H]ub]ld,|lgan itu merupakan Early besarnya arrtara 80 dan 200V untuk transistor npn dan
kemiringan dari grafik 16'terhadap V66 dan disebut transconductance gy'. attara 40 dan 1 50V untuk transistor pnp.
o- =-l
aI. I
(8.7) Dari (8. 1 I ) dilihat bahwa resistivitas kolektor-emitor ini berbanding ter-
b J avuulnrr-uon,r. balik dengan arus kolektoE berarti kalau arus kolektor naik, resistivitas kolektor-
emitor turun. Jadi pada Ig yang lebih besar, ketergantungan 16 dari vqB leblh
Dari (8.6) dan (8.7) besar dari gTdidapatkan: besar.
Persamaan (8.11) bisa didapatkan dari grafik output transistor: Grafik
r, =#|,",=k""ff + Bt =f =+o! u (8.8)
dengan satu voltase basis-emitor tertentu membentuk garis lurus pada daerah
aktif transistor. Garis itu bisa diperpanjang lurus ke kiri dan akan memotong
sumbu voltase pada nilai negatif dengan harga mutlak sebesar voltase Early. Ha1
Catatan:Perhatikan bahwa V dalam rudu (8.8) adalah satuan volt. ini bisa dilakukan untuk semua voltase basis-emitor dengan hasil voltase Early
f
yang sama.
Dari persamaan (8.8) terdapat perubahan arus kolektor A,16 pada peru-
Dari (8.9) dan (8.10) dapat dilihat bahwa arus kolektor terganrung dari
bahan voltase basis-emitor L,Ves yangkecil:
voltase basis-emitor vs6 dan dari voltase kolektor-emitor vgs. Untuk menunjuk-
N, = g7 .L,V1B (8.e) kan kedua ketergantungan ini pada sinyal kecil, keduanya bisa dilinearkan dan
pengaruh masing-masing bisa dijumlahkan, sehingga terjadi perubahan arus ko-
g7 adalah satu besaran dengan satuan seperti konduktivitas ' karena g7
lektor A/c.sbb.:
menunjukkan hubungan antara arus dan voltase seperti konduktivitas (conduc-
tance) dari suatu komponen. Tetapi konduktivitas ini tidak memberikan hubung-
i LIc = Et .LVu, + (8. l 2)
an antara arus dan voltase pada tempat yang sama, tetapi pada dua sambungan ,L.LVcu
transistor yang berbeda. Oleh sebab itu tidak disebut konduktivitas atau conduc-
tance, tetapi trans-conductance. Atau bisa disebut juga sebagai konduktivitas
berpindah. 8.1.4. Resistivitas Input dari Transistor
Satu sifat lagi yang bisa dibaca dari grafik output transistor (hubungan Resistivitas diferensial antara basis dan emitor disebut resistivitas inpul
antara arus kolektor dengan voltase kolektor-emitor) yaitu ketika voltase kolek- transistor. Resistivitas input itu bisa dihitung dengan memakai definisi dari
tor-emitor naik, arus kolektor awalnya naik dengan cepat dibanding kenaikan penguatan B, persamaan (8.5), dan persamaan (8.8) untuk transconductance
91:
voltase kolektor, kemudian kemiringan grafik menurun dan menjadi hampir
mendatar, yang berarti arus kolektor hampir tidak lagi tergantung dari voltase ,,. =ovut =01'r, = F =FY, l3)
kolektor. Daerah grafik di mana grafik membentuk garis lurus yang hampir
0t, 9!! Brtc
(8.
mendatar disebut sebagai daerah aktif transistor. Kemiringan ini disebut resistivi- B
tas kolektor-emitor r6s dan merupakan resistivitas diferensial antara kolektor dan
emitor. Resistivitas kolektor-emitor rs6 ini juga disebut resistivitas output transis-
tor dan sebagai rumus terdefinisi sbb.:
110 Dasar Elektronikn Tiansistor l1l
8.1.5. Nilai-Nilai Maksimal Untuk Transistor merupakan voltase DC yang konstan sebesar =0.7V yang dijumlahkan dengan
Terdapat beberapa voltase dan arus maksimal yang tidak boleh dilewati satu sinyal voltase AC, V,, dengan amplitude kecil. Input dari penguat adalah
supaya transistor tidak rusak. Besar voltase dan arus maksimal tersebut tergan- sambungan antara basis dan emitor. R, adalah resistor yang menunjukkan
tung dari bentuk transistor (tebal layar-layar), konsentrasi atom asing dan kemas- resistivitas dalam dari sumber voltase masukan tersebut. Kolektor disambungkan
un yung dipakai. Nilai-nilai maksimal disebutkan dalam lembaran data transistor. dengan sumber voltase DC sebesar V6 (voltase baterai / voltase sumber) melalui
Terdapat beberapa nilai batas sbb. (Angka dalam kurung adalah besar volta- resistor fu. Bagian negatif dari sumber voltase ini merupakan GND dan disam-
se/arus untuk transistor BCl6l I BCl4l / CS9013 sebagai contoh.): bungkan dengan emitor. Output dari rangkaian adalah sambungan antara kolek-
Voltase kolektor-basis maksimal, VcB ,nk,, (60V / 100V / -) adalah
tor dengan GND (groard I burr$. Rangkaian seperti ini disebut common emitter
amplifier karena emitor dipakai sebagai sambungan bersama untuk input dan
voltase maksimal yang boleh dipasang antara kolektor dan basis.
output.
Voltase kolektor-emitor maksimal, VcE ,nk,, (60V / 60Y I 25Y) adalah
Besar dari voltase DC pada input diatur sehingga terdapat arus DC
voltase maksimal yang boleh dipasang antara kolektor dan emitor.
sebesar lcn pada kolektor ketika sinyal AC nol. Dengan adanya arus DC sebesar
Voltase emitor-basis maksimal, VEB *nk,, (5Y I 7y / 3V) adalah voltase
l66pada kolektor, maka terdapat voltase Vaco = Rc . Iq pada resistor kolektor R6.,
maksimal yang boleh dipasang antara emitor dan basis' berarti voltase maksimal
untuk sambungan pn antara basis dan emitor dalam keadaan bias balik, di mana maka terdapat voltase antara kolektor dan emitor sebesar Vceo:Vt-Vaco.
belum terj adi breakthrough. Misalnya sumber voltase DC pada input diatur sehingga arus kolektor sebesar
Arus kolektor maksimal, Ic (1A / lA / lA) adalah arus kolektor 40mA, resistivitas dari resistor kolektor sebesar R6: 300O, voltase supply dari
^nk,, sumber voltase Vs sebesar 24V. Voltase pada resistor kolektor akan sebesar
maksimal yang boleh mengalir dalam kolektor.
Vpss = 40n'tA'3004 = l2V , voltase output akan sebesar
Suhu persambungan pn maksimal (maximum junction temperature),
71,o", (175"C i tlS"C / 150"C) adalah suhu maksimal yang boleh didapatkan Vceo =Vt -Vnco = 24V-12V. Voltase-voltase ini terdapat sebagai voltase DC.
pada sambungan pn dalam ffansistor. Ketika ada voltase AC pada input yang ditambahkan pada voltase DC (berarti
Daya disipasi maksimal, P7s7, adalah daya maksimal yang bisa diserap voltase pada input akan naik dan turun sejauh A,V,n), maka arus pada input,
oleh transistor pada situasi tertentu. Daya ini membatasi perkalian antara arus berarti juga arus basis, akan naik dan turun sejauh A1s. Besar A16 sesuai dengan
dan voltase kolektor. Daya ini dinyatakan dalam situasi tertentu, berarti pada perubahan voltase input dan besar dari resisitivitas diferensial pada input (basis -
suhu dan pendingin tertentu, karena daya ini tergantung suhu lingkungan dan emitor) transistor:
pendingin yang dipakai. Misalnya untuk BC161 dan BCl4l terdapat daya
maksimal sebesar 3200mw / 3700mw pada suhu lingkungan 25"C dan dengan
memakai pendingin standar. Untuk CS9013 daya maksimal dalam udara dengan
suhu 25.c sebesar 600mw. untuk jenis pendingin lain dan suhu lingkungan
yang berbeda daya maksimal bisa dihitung dengan data ini dan suhu persam-
bungan pn maksimal.
8.2.1. PenjelasanRangkaian
Supaya semakin mengerti sifat transistor, akan diselidiki sifat dari satu
rangkaian penguat yang sederhana dalam pasal ini. Rangkaian yang dipakai
,,r[
+(
1r",, vb
LVae
N, = (8. l4)
fee
Ketika arus basis berubah sejauh A16, arus kolektor akan berubah sejauh
Ns--hy".Na. Dengan arus kolektor yang naik dan turun, maka voltase pada
resistor kolektor juga akan ikut naik dan turun sesuai dengan hukum Ohm.
Ketika voltase pada resistor kolektor naik, maka voltase antara kolektor dan emi-
4
Ictc
tor akan turun sesuai dengan hukum Kirchhoffmengenai voltase, dan sebaliknya.
Berarti voltase output akan ikut turun dan naik sejauh A,Vo,,ketika voltase pada
input naik dan turun sejauh Atr{,. Voltase input berosilasi terhadap voltase DC \i
yang sebesar 0.7V dan voltase output akan berosilasi terhadap voltase DC yang
sebesar Z6's6. Situasi yang terdapat tanpa sinyal AC disebut titik kerja. Berarti
titik kerja adalah voltase dan arus kolektor DC ketika sinyal AC nol. Titik ini
(merupakan satu titik dalam grafik 1.- terhadap I/6.s) disebut titik kerja, karena
rangkaian yang menguatkan sinyal AC bekerja dengan bervariasi terhadap titik 8 16 yr,, (V
Gambar 8.8: Sifat transistor
ini. Dengan kata lain titik kerja ini merupakan standar yang disetel ketika tidak i"'V*,ac "d pada rangkaian penguat common
ada sinyal input. emitor dengan garis beban patla
Apa yang terjadi bisa dimengerti dari grafik dalam gambar 8.8. Pada karakteristik output, titik kerja
bagian kiri bawah dalam grafik ini terlihat hubungan antara voltase basis-emitor dan besar sinyal AC pada input,
dan arus basis. Dengan voltase DC sebesar x 770mY terdapat arus basis sebesar arus basis, arus kolektor dan
output rangkaian.
= 0.l4mA. (Perhatikanlah garis dalam bentuk .. o . .. . pada gambar) Pada bagian
kiri atas terlihat hubungan antara arus basis dan arus kolektor. Pada arus basis voltase kolektor-emitor v6s bisa didapatkan dari garis beban sebesar
sebesar = 0.l4mA terdapat arus kolektor sebesar = 40mA. Pada bagian output,
l2v.
Dengan arus kolektor sebesar 16:40mA, voltase kolektor-emitor
bisa langsung
rangkaian seri dengan resistor kolektor dan sambungan dari kolektor ke emitor dibaca dari grafik garis beban sebesar V6s: l2y.
menentukan sifat rangkaian. Untuk mencari titik kerja dari rangkaian seri ini,
Kalau voltase pada input berosilasi terhadap voltase DC-nya, berarti
pada gambar 8.8 sebelah kanan atas grafik output dari transistor digambarkan
terdapat bagian AC sebesar V, yang ditambahkan pida voltase fru:llO*V
bersama dengan garis beban dari resistor kolektor dengan resistivitas sebesar
dalam contoh ini, maka voltase basis-emitor berubah-ubah sebesar lri-rerubahan
Rc: 300Q. Garis beban digambar seperti dalam pasal 3 di mana rangkaian seri AC pada voltase basis-emitor akan menghasilkan perubahan pada arus
dengan dua komponen dibicarakan. Garis karakteristik dari transistor adalah basis 1676-
sesuai dengan garis yang menggambarkan hubungan antara arus basis
grafik output dari transistor yang berubah dengan arus/voltase basis. Garis beban denjan
voltase basis-emitor. (perhatikanlah garis dalam bintuk pada gambar)
terdapat dari sifat resistor dengan persamaan: Dalam gambar 8.8 perubahan voltase input digambar sebagai (, perubahan
pada
Vs6 =V6-VRc arus basis digambar sebagai I s,lg, pervbahan arus kolekto; yang
(8. l s) dihasilkan oleh
perubahan arus basis ini dinyatakan sebagai lgls danp.rubaiu.iarus
=Vr,- Ic'Rc kolektor ini
akan menghasilkan perubahan pada voltase kolektor-emitor yang
didapatkan dari
Titik perpotongan antara garis karakteristik dan garis beban menunjuk- garis beban dan dalam gambar dinyatakan sebagai Vo,,1q.
kan arus yang mengalir dalam rangkaian ini dan voltase kolektor-emitor yang di-
Dari gambar dan dari penjelasan di atas rangsung bisa dilihat bahwa
dapatkan. Tetapi dalam rangkaian ini perlu diperhatikan bahwa garis karakteris-
voltase keluaran naik ketika voltase masukan turun dan rJbunk yu.
tik dari transistor berubah menurut perubahan voltase basis-emitor. Besar dari Ini berarti
bahwa fase antara masukan dan keluaran terbalik atau tergeser seiauh
arus kolektor ditentukan oleh voltase basis-emitor seperti yang didapatkan dari lg0'.
bagian kiri dalam grafik mengenai sifat transistor (gambar 8.8). Dalam contoh ini _ Dalam pasal ini situasi kualitatif dari rangkaian ini telah dibicarakan,
telah dijelaskan bahwa terdapat arus kolektor sebesar 40mA sesuai dengan berarti prinsip yang terjadi telah dijelaskan. Dalam-pasal berikut resistivitas
in_
voltase basis-emitor DC yang dipakai. Dengan arus kolektor 16' sebesar 40mA
114 Dasar Elektronika Transistor 1ls
put, resistivitas output dan penguatan dari penguat ini akan dihitung secara
terdasarkan persamaan-persamaan transistor'
persis
ltl= s, *:t * =i.ru =+od v^g (8.20)
Di mana:
dari Rangkaian Ini /6. : Besar DC dari arus kolektor.
8.2.2, Penguatan
Za6- : Voltase DC pada resistor kolektor.
voltase
Dalam rangkaian ini terdapat voltase DC pada input dan besar
menentukan titik kerja dari rangkaian. Itu berarti dengan voltase DC ini Jadi penguatan tergantung hanya dari voltase DC pada resistor kolektor
DC ini
ditentukan arus basis DC, arus kolektor Dc dan voltase kolektor-emitor Dc pada titik kerja.
dan arus DC
tertentu. Voltase DC ini disebut sebagai titik kerja. Selain voltase Kalau voltase kolektor-emitor berubah, arus kolektor berubah sesuai
juga terdapat sinyal AC pada inpul rangkaian' Voltase AC ini merupakan dengan kemiringan garis dalam grafik output transistor. Dalam perhitungan di
p"--*Uuttun puda voltase DC dan akan kita nyatakan sebagai AZ' Voltase AC pada atas, perubahan arus kolektor ini belum diperhatikan. Karena resistivitas diferen-
LVi,, ini
irp,r, ukun kira sebutkan sebagai A(,. Seperti dijelaskan di atas
lahlva sial antara kolektor dan emitor, 166, besar, maka perubahan arus menjadi kecil
minghasiman arus basis dan irus kolektor AC yang akan kita sebutkan sebagai dan sering bisa diabaikan. Namun dalam situasi-siruasi tertentu perubahan itu
-dan menghasilkan perubahan voltase harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengerti lebih teliti apa yang
lfu A16'. Perubahan arus kolektor akan
di mana voltase kolektor-emitor merupakan keluaran dari rang- terjadi, model untuk transistor pada "sinyal kecil" bisa dipakai. Dalam model
koiektor-emitor,
untuk sinyal kecil penyetelan titik kerja dianggap sudah tetap dan konstan dan
kaian dan akan dinyatakat sebagai Lvout'
gambar yang diperhatikan hanya perubahan kecil dari arus dan voltase terhadap titik
Besar perubahan dari voltase output LVo,, pada rangkaian dalam kerja. Sesuai dengan kebiasaan dalambuku-buku teknik elektro dan banyak buku
sinyal voltase AC L'V,, pada input, bisa dihitung dengan
8.7, ketika terdapat elektronika, kita akan memakai huruf kecil untuk sinyal yang berubah, berarti
memakai rumus-rumus dari "8'1. Sifat Transistor": untuk sinyal yang merupakan voltase AC. Jadi untuk selanjutnya perubahan vol-
Dari (8.7) dan (8.8) terdapat hubungan antara perubahan voltase basis tase input A,Vi, akan disebutkan v,,, perubahan arus input N;n akan disebutkan 47,
besar dari
dengan perubahan arus kolektor secara langsung tanpa menghitung perubahan arus kolektor A,16,akan disebutkan i6, perubahan voltase output A,Io,,
arus basis: akan disebutkan 1,,, dst.
(8. l 6)
LIc=Bt'LVBE=8y'LV,, Satu model sinyal kecil yang menggambarkan sifat transistor (untuk
frekuensi yang tidak terlalu besar) terdapat seperti dalam gambar 8.9. Dalam
Karenaaruskolektorberubah,makavoltasepadaresistorkolektorakan gambar 8.9 kotak yang digambarkan dengan garis berbentuk titik-garis menun-
rangkaian) akan
berubah juga sehingga voltase kolektor-emitor (= voltase output jukkan model untuk transistor dan komponen di luar kotak tersebut adalah
berubah sesuai dengan persamaan (8'15):
komponen selain transistor. Input antara basis dan emitor memiliki resistivitas
(8. l 7)
Vr, --Vt - Ic'Rc > LVr, = LVor, = -Nc'Rc input r6s. Output antara kolektor dan emitor dilihat sebagai sumber daya listrik
dan digambarkan dengan rangkaian ekuivalen Norton. Berarti, pada output terda-
(8.16) dimasukkan ke dalam (8.17):
(8. 1 8)
pat satu sumber arus di mana besar dari arus output ini terdapat dari definisi
LVo,, = -Rc' LI c = -g t' Ra' A'V.
trans c onduc tance dalam persamaan (8.7) :
jelas
Hubungan antara perubahan voltase input dan voltase ouQut sudah Nc = -gf e ic = -Bf
.A,Vuu .var (8.21)
ketika voltase
dari (8.18). TanIa minus menunjukkan bahwa voltase output turun Tanda "-" dalam (8.21) menunjukkan bahwa arus dalam transistor yang
fase output terbalik dengan fase input. Penguatan dari penguat
inpuinaik, berarti mengalir dari kolektor ke emitor bertambah ketika voltase basis-emitor bertam-
ini terdapat dari (8.18): bah. Tambahan arus ini masuk dari keluaran rangkaian sehingga arus tersebut
(8. re) harus dihitung negatif.
Vl=WC=cr Ro
Karena rangkaian yang digunakan adalah rangkaian ekuivalen Norton,
(8'8) akan di- maka resistivitas dalam dirangkai paralel dengan sumber arus ideal. Resisitivitas
Dengan memasukkan besarnya transconductance $1dari
dalam dari sumber daya listrik adalah hubungan antara voltase keluaran dan arus
dapatkan penguatan sebesar: keluaran. Untuk transistor dalam rangkaian cortmon emitor, voltase keluaran
Dasar Elektronika
Transistor n7
116
voltase baterai V6 yang tak berhingga, dan hal ini jelas tidak mungkin. Tetapi
dengan memakai suatu sumber arus sebagai resistivitas kolektor, resistivitas
diferensial yang besar bisa diterapkan untuk resistor kolektor. Penguatan yang
I
paling besar yang bisa didapatkan disebut maximum voltage gain (penguatan
voltase maksimal) p sebesar:
u= .v, =V,
' Rc-o'lxl = Rc-n"t
lim tim gr.tionrt =gr.rcr=1,
vr (g.25)
' Vr Ic Vr
GambarS.gzModelsinyalkecituntukpenguatseclerhanaseperticlalamgambar Untuk mendapatkan bagian kedua dalam perhirungan (8.25), persamaan
8.7. (8.8) unhrk besar 97 dan (8. I I ) untuk besar rs6 telah dipakai.
Penguatan voltase maksimal p yarry biasa terdapat sebesar 3000...7500
arus kolektor' Maka untuk transistor npn dan 1500...5500 untuk ftansistor pnp.
adalah voltase kolektor-emitor dan arus keluaran adalah
resistivitas dalam
$22) 8.2.3. Input dari Rangkaian Ini
r2
" =!et!-=+L=k,
iou, i" Input dari rangkaian ini adalah sambungan transistor dari basis ke
rangkaian ekuivalen emitoE maka jelas di tempat itu terdapat resistivitas input sebesar resistivitas
adalah resistivitas kolektor-emitor. Sebab itu dalam
untuktransistorpadasinyalkecil(sinyalAC)saturesistordenganresistivitasrcr antara basis dan emitor, 166. Besar dari resistivitas itu telah ditentukan dalam
paralei d".,gu.t ..r.b"''uru'' Sumber voltase /6 memiliki
resistivitas (8,13). Di sini resistivitas diferensial harus dihitung karena yang dibutuhkan
ai."rgt"i
langsung dengan adalah sifat untuk sinyal AC, berarti perubahan voltase antara basis dan emitor
Jlr"r""rriuinol. oleh r"uut lto resistor kolektor Rc tersambung
resistivitas- kolektor-emitor dan arus basis.
emitor dan nampak ,.p"rti dirangkai paralel dengan
suatu beban.\' beban
,r, inltu .angkaian ekuivalen "itut ic' Kalau terdapat itu juga dirangkai paralel
itu ai.u.rgrui intara kolektor dan emitor, maka beban 8.2.4. Daerah Kerja dari Rangkaian Penguat
ini terlihat resistivitas output
dengan isistivitas rg6. Dari rangkaian ekuivalen
paralel dengan 16'6 dan resistivitas Rc Dalam grafik output transistor terlihat bahwa sinyal voltase AC akan
Jurip"ngrut ini terdapat pada ringkaian
membuat voltase dan arus kolektor naik dan turun sesuai dengan sinyal pada
dari resistor kolektor.
dari besar arus pada input. Dari gambar 8.8 dapat dilihat bahwa voltase kolektor-emitor terbatas. Ter-
Dengan rangkaian ini voltase output bisa dihitung' dapat voltase supply V6 sebagai batas maksimal untuk voltase keluaran. Batas
sumber arus konstan dan resistivitas yang ada
yang dirangkai paralel dengan
minimalnya terdapat di mana garis beban memotong garis karakteristik transistor
sumberarustersebut.Resistivitasyangdirangkaiparaleldengansumberaruskita yang paling atas, berarti berada di mana arus kolektor sudah tidak bisa naik lagi
sebesar:
sebut sebagai r,o,n1. Makaterdapat voltase keluaran kalaupun arus/voltase basis ditambahkan lagi. Voltase ini biasanya sekitar 0.3V
vo,t=ir'4ont atau 0.4V. Supaya sinyal dikuatkan dan benruknya tidak berubah jauh, voltase
.
l-.,
l- iour=-8/'vi''t'urnl maksimal dan voltase minimal dari output penguat tidak boleh melampaui batas-
l" = -81 'vi, ) (8.23)
batas ini. Oleh sebab itu titik kerja (voltase DC pada output) harus diatur
llll sehingga jumlah dari voltase DC pada titik kerja ditambah dengan sinyal voltase
',"^= '*'
Rr- h AC tidak rnelewati batas voltase maksimal atau batas voltase minimal. Dalam
ll didapatkan: gambar 8.10 diperlihatkan beberapa contoh untuk mengatur voltase output titik
Dari voltase ouput ini dan definisi untuk penguatan
kerja dan akibatnya pada sinyal voltase AC pada output. Amplitude output AC
(8.24) bisa menjadi maksimal kalau titik kerja berada di tengah batas-batas voltase
lol=Y= E.r'ttou,t
output"
saat suhu berubah. Kalau suhu transistor berubah sedikit (karena daya yang dise-
atas Voltase keluaran'
rap di dalamnya atau karena suhu lingkungan berubah), grafik Ig terhadap Vsg
--- -'Batas DC titik kerja terlalu tinggi akan bergeser sehingga untuk arus kolektor yang sama dibutuhkan voltase basis-
-'Y;;;r;,;;iterpotons
..Voltase
salalL - di atas. emitor yang lain, atau dengan voltase basis-emitor yang sama, arus kolektor akan
berubah jauh. Ini berarti titik kerja akan [angsung berubah jauh ketika suhu ber-
-'-----,Voltase DC untuk titik keda yang
ubah. Pada arus kolektor yang konstan, voltase basis-emitor turun kira-kira 2mY
b-e-lpt-," bisa dipakai pada sinyal ini' per derajat kenaikan suhu. Akibatnya, sepertinya pada basis terdapat satu voltase
DC titik kerja terlalu
salaI}-"-Voltase tambahan A,V;n akibat perubahan suhu sebesar LVi, =2H- Lf . Perubahan vol-
rendah sehingga sinyal terpotong
tase input ini akan dikuatkan dengan penguatan rangkaian dan menghasilkan
perubahan voltase titik kerja pada keluaran rangkaian. Kalau seandainya penguat
mempunyai penguatan sebesar 100 dan suhu berubah l0K, maka terdapat peru-
bahan voltase titik kerja pada keluaran sebesar
dan akibatnya kepada output
Gambar g,r0: pengaturan titik kerja yang benar L4u,= 2+.10K.100 = 2V.
sinYal voltase AC.
Perubahan sebesar ini akan sangat mengganggu kerja rangkaian. Tetapi
dalam rangkaian biasa suhu transistor sering bertambahjauh lebih besar daripada
saturasi(saturationpoinr).Sifattransistorpadatitikitudisebutkejenuhanatau hanya lOK sebagai akibat pemanasan oleh daya yang diserap dalam transistor,
saturasi (s atu r atio n).
sehingga perubahan titik kerja akan lebih besar lagi.
Alasan ketiga mengapa rangkaian ini tidak dapat dipakai adalah karena
8.2.5. Mengatur Titik Kerja toleransi antara beberapa transistor dari jenis yang sama. Sifat dari masing-ma-
sing transistor berbeda sehingga voltase basis-emitor untuk arus kolektor yang
8.2.5.1. Mengatur Titik Kerja dengan Mengatur Voltase Basis-Emitor sama akan berbeda-beda dan perlu diatur untuk tiap transistor. Dalam gambar
jelas 8.11 contoh toleransi untuk satu transistor diperlihatkan. Dalam produksi seri
Dari pasal "8.2'4 Daerah Kerja dari Rangkaian?enguat".'sudah
dikehendaki rangkaian yang tidak perlu diatur secara manual setelah dipasang
bahwatitikkerjar,u*,aluto.sehinggavoltaseoutputDCpadatitikkerjame-
AC dengan amplitude yang cukup dengan komponen standar. Kalau titik kerja diatur dengan voltase basis-emitor
mungkinkan rangkaiar n""gt'utifmi-output
besar. Berarti kalau -"rgl*? ii il t"riu,
uoltare vp6 pada resisror kolektor harus tertentu, pasti voltase basis-emitor itu perlu diatur untuk setiap rangkaian secara
ai*., u..uni arus kol"ftor harus diatur sehingga memiliki besar arus tertentu.
pada rangkaiun aufuro'gu-J^, gl yang.sudaf,-dibicarakan di atas, titik kerja
antara basis dan emitor' Rangkaian
diatur dengan m"rrgutu. ioltase DC tambahan
J"r-t- praktis' Pada bagian kiri dari
seperti ini tidak bit" d;;;; t^"lsfaian
sebelah bawah terdapat hubungan
masing-masing grafik aifu* g"t"Uar 8'4-di
alrtaravoltasebasis-emitoraanaisebelahatasterdapathubunganantaraarus
basisdanaruskolektorsehirrggasecarakeseluruhanterdapathubunganantara
ini bisa juga dimasukkan ke
voltase basis-emitor a*-u-r"tirektor. Hubungan
yang menuljukkal grafik tersebut
dalam satu g.ant ,ep.rti autu"t gurnUur 8'11 pada
untuk satu transistor,.tt""* ttUigai contoh' Oarigrafik ini terlihat bahwa
arus kolektor vu"g aiputui ,n*[ ,i,,.
kerja terdipat kemiringan yang besar.
I6 maka ketika Vss berubah
Karena kemiringan d#;t"fi[ antara dai-Vu'besar'
berubah jurrr,. s"uuu itu vae harus diatur
de-
sedikit, arus kolektor l";;;; cukup teliti'
tidak dapat diatur
ngan sangat teliti dan dahmlrakiek biasanya Gambar 8.112 Grafik arus kolektor
Terdapatsatualasanlagimengaparangkaianinitidakbisadipakai,yaitu terhadap voltase basis-emitor dari satu
f.i.no, Iur, ,ottu-t" basis-emitor berubah agak jauh
1
il
Dasar Elektronika Transistor 121
120
yang
membutuhkan voltase basis-emitor dari Vs6 yang tergantung suhu dan dari gl.Kalau titik kerja diatur dengan cara
sendiri-sendiri' karena setiap transistor
kerja yang sama' mengatur arus basis, arus kolektor tidak tergantung dari Vss dan dari gp tetapi
berbeda untuk menghasilkan titik
tergantung dari faktor penguatan arus hps, yang berubah untuk setiap transistor.
Yang diperlukan sebenarnya adalah satu cara yang tidak lagi tergantung dari
dengan Mengatur Arus Basis
8.2.5.2. Mengatur Titik Kerja suhu transistor dan dari variasi antara transistor-transistor dengan jenis yang
mengatur titik kerja transistor adalah
Satu cara yang lebih baik untuk didapat-
sama. Salah satu cara yang memenuhi dua syarat ini untuk mengatur titik kerja
dengan memakai u*' i*"u'
pada basis tranJistor' Arus konstan bisa akan dibicarakan dalam pasal berikut.
dan sumber
dengan satu resistor antara basis
kan dari sumber voltase rangkaian arus
dalam gambar 8'12' Penguatan
voltase rangkaian l', ttptttldiperlihattan arus kolektor akan 8.2.5.3. Mengatur Titik Kerja dengan Memakai Umpan Balik dari
mengatur-arus basis'
he6 adalahsuatu konstania, maka dengan
besar dari penguatan arus ini. Kalau penguatan arus ftpg Resistor Emitor
ikut diatur sesuai dengan
resistor Rg bisa dihitung' Misal- Rangkaian yang dipakai seperti terlihat dalam gambar 8.13, di mana
dari transisto. a*"turr,ri, L"r". a".i'."si-stivitas
supply Vr': l}Y dan titik kerja mau diatur potensial pada basis diatur dengan pembagi tegangan Rl dan R2, terdapat poten-
nya terdapat 1,., ,"Ut'u' ZOO' uoftut"
sial gsu,1, tertentu pada basis transistor. Karena ini merupakan regulasi voltase,
/6:2mA, maka I'=h=l0pA' dan resistivitas dari Rs diperlukan
pada maka arus kolektor tidak akan tergantung dari penguatan arus ip6. Supaya arus
kolektor juga tidak tergantung dari V66 dan gy, satu resistor Re dipasang pada
sebesar: emitor. Resistivitas dari resistor R6 dipilih sehingga voltase Vpspada resistor ini
jauh lebih besar daripada perubahan voltase basis-emitor ketika suhu berubah
o _v^, _ lov-0.7v = g30kQ.
^n- In loPA dan dengan transistor yang berbeda-beda. Maka voltase basis-emitor V66 bisa
dianggap konstan dibanding dengan Vps. Dengan I/s6 sebesar kira-kira 0.7V
VoltasepadaresistorR6sejauho.TVdibawahvoltasesupplykarena jauh dan terdapat voltase pada resistor emitor sebesar ga^si"-VaE dan besarnya hampir kon-
Karena voltase basis tidak berubah
voltase basis-emitor kira-kira 0.fv. dari resistor basis kecil stan, maka arus yang mengalir dalam resistor emitor akan hampir konstan juga.
maka perubahan arus
resistivitas dari resistor Lasis besar, ini adalah karena adanya Arus emitor yang kira-kira sama besar dengan arus kolektor akan sebesar:
dan bisa diabaikan' K;;;c"'
;ari tangtaiun seperti
dari
u.rl.ai-u.a" untuk-setiap transistor. maka resistivitas
penguatan arus yang
rangkaian' Penguatan arus hpg l- = I. =V*u =Qe"t;t -0'7V (8.26)
iesistor basis harus aiatu' t'rrtott masing-masing Rr RE
suhu'
naik kira-kira lohpet derajat kenaikan Fungsi dari rangkaian ini bisa dimengerti sbb.: Kalau seandainya arus
pada basis (regulasi voltase), arus
Kalau titik tceria iiatur dengan voltase kolektor naik, maka arus emitor akan ikut naik dan voltase pada resistor emitor
tergantung dari penguatan arus ieu'
t"tapi tergantung secara peka
kolektor tidak Rs akan naik juga sehingga potensial pada emitor naik. Dan karena potensial
pada basis tetap konstan, maka voltase basis-emitor akan turun. Turururya voltase
basis-emitor akan mengakibatkan arus kolektor turun. Jadi kalau arus kolektor
naik, terdapat satu mekanisme yang akan menyebabkan arus kolektor turun kem-
bali. Mekanisme seperti ini disebut/eedback negatifs. Karena adanyafeedback
negatif ini, maka perubahan dalam rangkaian, misalnya potensial basis bertam-
bah, hampir tidak menghasilkan perubahan pada arus kolektor. Feedback negatif
ini semakin kuat kalau resistivitas dari resistor emitor semakin tinggi. Dengan
resistivitas tinggi, perubahan arus kecilpun sudah menghasilkan perubahan volta-
se yang besar (AIz^u = tt t .Re) .
Untuk mengerti rangkaian ini lebih jelas, kita bisa memandang rangkai-
an dari jalur basis
- emitor - resistor emitor. Rangkaian ini merupakan rangkaian
Gambar 8.122 Mengatur titik kerja dengan
arus basis vang konstan' I feettback:makankan kembali, berarti output dikembalikan kepada input
Dasar Elektronika Transistor 123
122
Jadi resistivitas dari resistor emitor bisa disebut besar, kalau lebih besar
seri seperti yang diperlihatkan dalam gambar 8.14. Untuk perubahan voltase dibandingkan dengan resistivitas 16.
yang kecil ru*U"ngi, antara basis dan emitor transistor bisa digantikan oleh
r"riitor dengan resistivitas sebesar resistivitas diferensial antara basis dan emitor' Biasanya resistor emitor cukup besar kalau voltase pada resistor emitor
Tetapi resislivitas diferensial yang harus dipakai di sini bukan resistivitas basis- kira-kira sebesar voltase basis-emitor. contoh: Arus kolektor sebesar lmA, volta-
emitor rss, karena resistivitas rss merupakan hubungan antara voltase basis- se basis-emitor biasanya sekitar 0.7v, maka dengan resistivitas sebesar 700f)
emitor dengan arus basis. Tetapi dalam rangkaian ini kita ingin mengerti hubung- terdapat voltase pada resistor emitor yang sama besar dengan voltase basis-
an antara voltase basis-emitor dengan arus emitor yang mengalir dalam resistor emitor dan resistivitas dari resistor emitor ini jauh lebih besar daripada resistivi-
emitor. Oleh sebab itu sambungan basis-emitor di sini digantikan dengan resisti- tas emitor (25O).
vitas diferensial emitor 16 lang menunjukkan hubungan antara arus emitor, ig, Besar dari voltase basis-emitor pada daerah kerja transistor hampir
dengan voltase basis-emitoi vs5. Perlu diperhatikan bahwa rangkaian pengganti konstan sebesar 0.7v. Dan voltase ini hanya berubah sedikit kalau arus kolektor
inl iidat< benar kalau menghitung sifat inputnya yang dilihat dari basis, tetapi berubah, juga hanya berubah sedikit kalau suhu transistor berubah. Maka besar
benar untuk sifat transistor jika dilihat dari sisi emitor. r5 adalah sbb.: resistivitas-resistivitas dari resistor Rl, R2 dan R6 akan menentukan arus basis.
'L dc
0v," I v, lv (8.27)
Supaya pengaruh dari arus yang mengalir ke dalam basis transistor kepada
gt lc 40'lc potensial pada basis bisa diabaikan, resistivitas dalam dari sumber voltase yang
dibentuk oleh pembagi tegangan Rl dan R2 harus cukup kecil. Biasanya r"iittl-
Kalau misalnya terdapat arus kolektor sebesar lmA, maka terdaPat vitas dalam tersebut cukup kecil kalau arus yang mengalir dalam pembagi te-
resistivitas emitor sebesar: gangan kira-kira l0 kali lipat lebih besar daripada arus basis.
1 Sebagai contoh kita hitung besarnya resistivitas yang diperlukan kalau
8r=--:--
,," = =2sa
40+'lmA terdapat satu transistor dengan penguatan arus kira-kira sebesar 100 dan diingin-
kan arus kolektor pada titik kerja sebesar 20mA. voltase supply z6 sebesar 20v:
Dengan arus kolektor (= arus emitor) sebesar lmA dan voltase pada
Supaya voltase pada resistor emitor kira-kira sebesar voltase basis-
resistor emitor sebesar 0.7Y berarti resistivitas dari resistor emitor sebesar 7000, emitor, maka voltase vp6 pada resistor emitor Rp harus kira-kira sebesar 0.7v,
dari sini terdapat perbandingan antara resistivitas dari resistor emitor dan resisti-
vitas rp-,sebesar zil. tni berarti perubahan voltase antara basis dan GND sebesar maka terdapat resistivitas dari resistor sebesar Re = j5e . Kalau
A,Vp akanmenghasilkan perubahan voltase basis-emitor hanya sebesar 1129'LVi,. IE =gL
" =Y!, 20mA
arus kolektor sebesar 2unA, maka dengan hp;l}o terdapat arus basis sebesar
124 Dasar Elektronika Transistor t2s
(--= | (8.28)
-E 200.r" I {l F=8t
200
F.
Ketika v;a D&ik, baik ups maupun vBE akan naik. Mengenai perbandingan
voltase pada komponen-komponen sambungan basis-emitor, bisa digantikan I
10
Di sini resistivitas emitor dan bukan resistivitas basis-emitor yang menentukan sifat rangkaian,
i karena yang dibicarakan adalah arus emitor, bukan arus basis.
I
I
Transistor 129
t28 Dasar Elektronika
Pada persamaan (8.35) terlihat bahwa sifat transistor sama sekali tidak
,,
^-l[l -;=
,-l'o,,1 Rc
(8.40)
mempengaruhi penguatan dari rangkaian ini, tetapi yang menentukan penguatan 8t
rargkaia., ini hanya perbandingan resistivitas dari dua resistor. Sebab itu lineari-
tas-dari penguatan rangkaian ini tidak lagi terganggu oleh ketidaklinearan dari Untuk resistivitas resistor emitor R6: 0 terdapat hasil seperti yang telah
sifat-sifai transistor. Tetapi penguatan yang bisa dicapai jauh lebih kecil daripada dihitung tanpa resistor emitor. Untuk pendekatan resistivitas dari resistor emitor
penguatan tanpa resistor emitor. Dalam rangkaian praktis perlu dicarikan suatu Rs yangjauh lebih besar daripadu l(=
kompromi sesuai dengan tujuan rangkaian. 8t
rr ) terdapat rumus pendekatan (8.35).
Kalau kita menghitung situasi ini dengan lebih rinci, akan terdapat suatu Hasil (8.40) bisa juga diperoleh dari (8.31) kalau tidak memakai pendekatan
rumus untuk penguatan, yang mana baik resistivitas kolektor maupun resistivitas rt<<Re dan dengan memakai pengertian bahwa arus dalam resistor emitor bisa
emitor dan transconductance rangkaian mempengaruhi hasil, di mana transcon' dihitung sama dengan arus dalam resistor kolektor sehingga perbandingan resis-
tlu c t an c e tidak linear. (Tr a n s c o n du c t a n c e berubah dengan arus kolektor. ) tivitas dalam kedua resistor tersebut sama dengan perbandingan voltase:
Dalam perhitungan yang lebih teliti, baik perubahan voltase pada resis- viil _rE+RE
tor emitor, v4s, rnsupul perubahan voltase basis-emitor, v66, harus dihitung VM RE
sesuai dengan (8.30).
,^, Ru vnc vnr Rc RE Rc
Perubahan voltase pada resistor emitor sesuai dengan hukum ohm (arus ^- _vor,
-- -
vnr vin- Rg ru + R,
= (8.41)
kolektor dihitung sarna dengan arus emitor):
vnc Rc vi, rE + RE
pat dari arus emitor yang sama dengan arus kolektor dan resistivitas resistor Kalau resistor emitor untuk mengatur titik kerja dipakai dengan satu kondensator
yang dirangkai paralel dengan resistor emitor sehingga sinyal AC tidak lewat
emitor. Maka terdaPat v;,:
resistor emitor. Di sini kondensator tersebut tidak dipakai sehingga resistor
vss = rss'i6 l emitor juga berfungsi untuk sinyal AC. Tetapi resistor emitor untuk umpan balik
(8.42) di sini sekaligus juga merupakan resistor emitor untuk sinyal DC, berarti
vnr = Rn'ic -- Ru'ht"'iu
I
= n, =(rat + Ru'h7")'i6 sekaligus menolong dalam mengatur titik kerja. Sering resistivitas resistor emitor
vin = vg6 * vpu ) yang dibutuhkan untuk mengatur titik kerja lebih besar daripada resistivitas
Dari (8.42) terdapat resistivitas input pada basis, 4,6, sebesar: resistor emitor yang mau dipakai untuk umpan balik pada sinyal AC. Dalam
situasi seperti ini dua resistor, Rp1 dan R62, bisa dirangkai secara seri dan salah
(8.43)
ha =Y
lg
= rsE * Rs'hp satu resistivitas, misalnya R62, dirangkai paralel dengan satu kondensator, maka
untuk DC, kedua resistor dirangkai seri dan resistivitasnya bergabung menjadi
resistivi- satu, sedangkan untuk AC hanya resistor yang tidak dirangkai paralel dengan
Seringkali Rp'hp iauh lebih besar daripada 166 sehingga hanya
arus yang menentukan resistivitas input kondensator yang akan berfungsi sebagai resistor emitor. Rangkaian yang di-
tas dari resistor emitor'dan penguatan
resistor emitor untuk umpan balik, dapatkan seperti tampak dalam gambar 8.17.
dari rangkaian ini. Dengan menambahkan
resistiviiis input dari ,uigkuiun bertambah besar. Tetapi juga perlu diperhatikan
paralel
bahwa resistivitas ,r, ying terdapat dari (8.43) masih dirangkai secara 8.3.2. Rangkaian Pengikut Emitor
kedua resistor pem[agi tegangan pada basis sehingga terdapat resistivitas
dengan
Kalau dalam rangkaian pada gambar 8.16 resistor kolektor tidak dipa-
input dari seluruh rangkaian sebesar:
kai, dan emitor dari transistor dipakai sebagai output, maka akan terdapat rang-
r, =(r*a1 R, 1 R,) ** =
C*n*+.;
(8.44) kaian pengikut emitor seperti dalam gambar 8.18. Dalam rangkaian pengikut
emitor sering pengaturan titik kerja bisa dilakukan secara otomatis oleh rangkai-
an input sehingga tidak perlu pembagi tegangan pada input rangkaian.
Fungsi dari resistor emitor dalam rangkaian umpan balik ini berbeda
jauh dengan fungsi dari resistor emitor dalam rangkaian pengatur titik kerja. Dalam rangkaian ini output terdapat langsung pada resistor emitor,
maka voltase output terdapat sebagai arus kolektor dikalikan dengan resistivitas
resistor emitor. Fungsi dari rangkaian ini sama dengan rangkaian dengan resistor
emitor untuk menghasilkan umpan balik seperti telah dibicarakan dalam pasal
"8.3.1 *Rangkaian Penguat dengan Feedback Arus oleh Resistor Emitor". Semua
persamaan dari pasal tersebut tetap berlaku dalam rangkaian ini, hanya R6 harus
diganti dengan R6,untuk menghitung voltase output dari arus kolektor. Di sini
voltase pada resistor emitor Vps men)pakan voltase output.
Kalau resistivitas dari resistor emitor jauh lebih besar daripada resisti-
vitas emitor, maka perubahan voltase basis-emitor bisa diabaikan dibanding
dengan perubahan voltase pada resistor emitor sehingga (8.32) berlaku dan
penguatan dari rangkaian ini menjadi:
tr:llr *, (8.4s)
vi,
Dengan kata lain, hasil (8.45) terdapat dengan pendekatan bahwa volta-
se basis-emitor konstan sebesar =0.7Y, maka terdapat selisih antara V,n dan Vou,
Gambar 8.172 Resistor emitor untuk yang konstan, berarti perubahan pada masukan akan sama dengan perubahan
mengatur titik kerja dan resistor emitor yang pada keluaran:
tlipakai untuk umpan balik sinyal AC bisa
tivitas y ang b erb e d a.
vin = vout (8.46)
memiliki re s is
t
132 Dasar Elektronika Transistor 133
Jadi dari (8.56) terdapat (8.55) (d). bisa ditulis dengan besaran diferensial:
Untuk mendapatkan hubungan antara perubahan voltase basis-emitor
dVsB terhadap perubahan arus kolektor d16', pertama (8.55) (c) dimasukkan ke
dIc : gt.dvae +J-.dltce (8.60)
dalam (8.55) (d), sehingga:
Kemudian (8.59) dimasukkan ke dalam (8.60):
dvBE =-dtB(Rt llRr)-(d Ir+dlr)Ru (8.57)
d tc = st _ d t, +J-.dvru
Pada sisi kanan dalam (8.57) selain d1c masih terdapat perubahan dari --r=*-- . n,
, (R' ll Rr) -ru tcr
(8.6 l )
arus basis d1s. Perubahan ini berhubungan dengan perubahan dari voltase basis- '- ,*
emitor melalui persamaan dasar transistor (8.3):
Dengan Cf =+ dalam(8.61) dandengan(8.55) (a) dan(b) rerdapat:
(lla a d t, =dv"
={?
r,, (8.58) ' faE
rse
-l
(8.58) dalam (8.57) menghasilkan: , - -dvo,, - dvru = ,.u1,-G,
,o,,--iC- ,-"1 ,* , 0R,
* lnrl+*r*1 (8.62)
dvBE = -Y*t*,t1 n, ) - (ar. . Y?)*, Kalau resistivitas dari (RrllRr) kecil dibandingkan dengan rsB, maka
RE
r. Gambar 8.19.2 Rangkaian sumber arus untuk
arus yang mengalir ke dalam suatu titik (A) yang
bisa memiliki potensial yang berbeda-beda.
Dasar Elektronika Tiansistor 139
138
berarti ketika arus kolektor dan voltase kolektor-emitor tidak mencapai titik
sebesar
Terdapat voltase supply sebesar V+ = lSY, ams yang diperlukan jenuh. Jadi rangkaian ini bisa berfungsi dari voltase output sebesar voltist pada
resistor bisa dipilih sebesar 5V, maka terdapat resisti-
2mA. Voltase pada resistor emitor ditambah =0.4V sampai voltase supply.
."iirto. emitor "*ito.
sebesar RE: 2.5kgf. Pembagi tegangan pada basis
vitas untuk
itu Sumber arus yang sesuai dengan rangkaian dalam gambar g.19 merupa_
dipilih sehingga jangan terlalu mengurangi resistivitas output. oleh sebab kan satu sumber arus yang mana arus konstan mengalir ke dalam suatu titik
diminta(R,llRr)=rs6.DengantransistoryangmemilikivoltaseEarlysebesar rangkaian (titik A) yang bisa memiliki potensial yang berbeda-beda. Kalau suatu
l00V dan penguatan arus sebesar 9:300 terdapat: sumber arus dibutuhkan dengan ams yang mengalir ke luar dari suatu titik
L = p+ 2i*I 3.75kc) rangkaian yang bisa memiliki potensial yang berbeda-beda, rangkaian yang sama
R1 ll R2 = rBu =
8l '1, =300 2rnA = bisa dipakai, hanya transistor npn perlu diganti dengan transistor pnp dan semua
voltase dibalikkan sehingga terdapat rangkaian seperti dalam gambar g.20.
Dengan arus emitor Ic=2mA dan Voltase Early tersebut terdapat
166: 50kO, iraka terdapat resistivitas output sesuai dengan (8'62) sebesar:
300.2.5ko
8.3.4. RangkaianDarlington
a,, =sorc[t+ 3750Cr+37500+2.5kO ]='*"' Dalam rangkaian Darlington dua transistor disambungkan seperti bagian
sebelah kiri gambar 8.2 1. Emitor dari satu transistor Tl disambungkan dengan
Berarti ketika voltase output berubah sejauh 5V, arus hanya berubah basis dari transistor kedua (T2). Kolektor dari kedua transistor disambungkan.
sejauh 1.3PA. Secara keseluruhan terdapat rangkaian yang berfungsi seperti satu transistor
Besar resistivitas untuk resistor-resistor pembagi tegangan basis
(Rl dan pengganti. Kolektor dari kedua transistor merupakan kolektor C' dari transistor
R2) terdapat dari jurnlah voltase pada resistor emitor sebesar 5v dan voltase ba- pengganti, basis dari transistor Tl menjadi basis B' dari transistor pengganti dan
,oitur" R2 harus sebesar Vp2:5.7Y dan vol- emitor darir2 menjadi emitor E'dari transistor pengganti. Lambang untuk rang-
sis-emitoi sebesar 0.7y maka pada
tase pada R1 sebesar Vnt: I5Y-5JV:9'3V' Resistivitas kedua
resistor dirang- kaian Darlington bisa digambarkan seperti bagian sebelah kanan dalam gambar
kai paralel sebesar 3750Q, maka terdapat: 8.21. Terdapat juga transistor Darlington yang sudah dimasukkan ke dalam satu
kemasan dan yang hanya mempunyai tiga sambungan. Transistor itu bisa dipakai
Rr = 9868.4Q, Rz = 6048.40
seperti satu transistor biasa dengan beberapa sifat khuius. Dalam rangkaian Dar-
Jelasrangkaianinibisaberfungsihanyadalamdaerahaktiftransistor, lington seluruh arus emitor dari rl masuk ke dalam basis dari 12. oleh sebab itu
penguatan arus seluruhnya didapat dari penguatan arus transistor pertama dikali-
kan penguatan arus transistor kedua:
Beban
Gambar 8.21.: Rangkaian Darling-
Gambar 8.202 Rangkaian sumber arus untuk ton dengan transistor npn dan duo
arus yang mengalir ke luar dari titik (A) yang jenis lambangnya dalam skenta
bisa memiliki potensial yang berbeda-beda' rangkaian.
140 Dasar Elektronika Transistor r4l
20 30 40
|50 60 t0 v*N
Gambar 9.1: Grafik output dari transistof keadaan cutoffdan keadaan jenuh.
144 Dasar Elekn"onika
itu arus kolektor tidak bisa bertambah lagi kalaupun arus basis terus naik. Titik alihkan dari satu keadaan ke keadaan yang lain dengan memberikan
voltase ke-
itu disebut titik kejenuhan atau titik jenuh (saturation point). Kalau arus basis pada salah satu masukan selama wakt, ying singkal.
Kalau masukan yang lain
lebih besar daripada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau saturasi, tidak diberi voltase, keluaran tidak akan uerubah t<eaoaannya. Skema
rangkaian
dikatakan transistor dalam keadaan over saturation atau saturasi berlebihan. seperti dalam gambar 9.2.
Dalam keadaan saturasi dan over saturation, voltase kolektor-emitor kecil (=0.2- Misalnya T2 sedang dalam keadaan terbuka, maka vortase pada kole-
0.3V). Itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan (sedikitnya mendekati) .
ktornya (hampir) nol, berarti voltase basis-emitor dari rl juga nol (karena
basis
sakelar tertutup. dari rl berhubungan dengan kolektor T2 dengan resistoi Rr,;, ,,utu
Tl tutup
Kalau transistor dipakai hanya pada dua titik tersebut (titik putus dan dan voltase kolektor-emitornya sebesar v6 sehingga transistol
i2 yung busisnya
titiksaturasi atau saturasi berlebihan), berarti transistor dipakai sebagai sakelar. tersambung dengan kolektor Tl merarui Rs, menJapatkan voltase
han arus pada
Daya yang diserap oleh transistor pada dua titik ini kecil (bahkan nol pada titik basis sehingga T2 terbuka rerus. Daram keadaan ini output
putus), tetapi dalam keadaan aktifdaya yang diserap transistor lebih besar. Sebab e nor dan output Q
mempunyai voltase sebesar voltase supply. Kalau ada satu sinyal positif (voltase
itu dalam banyak pemakaian yang mana arus besar, harus diusahakan supaya supply misalnya) yang disambungkan pada input s, maka tasii aari
daerah aktif dilewati dalam waktu yang singkat supaya transistor tidak menjadi transistor Tl
mendapatkan voltase positif sehingga keadaan beralih dari tertutup
terlalu panas. Agar transistor dalam keadaan jenuh atau jenuh berlebihan, arus menjadi
terbuka sehingga potensial pada kolektornya menjadi nor. Kalau potensial
basis harus minimal sebesar arus kolektor maksimal dibagi dengan penguatan pada
kolektor Tl nol, potensial pada basis T2 juga akan nol dan T2 ikan langsrrng
arus hp6 dari transistor. berubah dari terbuka menjadi tertutup, makalotensial pada kolektor
T2 menjadi
\ ruo(.s
, a- t- besar dan basis dari rl mendapatkan vortase.
e menjadi positif dan Q menjadi
ID (e.1)
hrt nol- Kalau voltase pada input_s tidak adaragi, keadaan ini tidak akan
berubah,
karena basis Tl sudah mendapatkan arus masuk dari potensial
Arus kolektor maksimal terdapat dari voltase supply dibagi dengan resi- tinggi pada
kolektor T2 yang teffutup. Baru kerika terdapat voltase positif pada
stivitas dari resistor kolektor, berarti arus kolektor maksimal adalah ams yang input R,
keadaan dari flip-flop ini akan beralih lagi sehingga
paling besar yang bisa mengalir ketika voltase kolektor-emitor nol. e menjadi nol aan Q
menjadi positif. Jadi dengan satu sinyal pada masukan s atau R keadaan
flip-flop
I C,,,k, =vu ini bisa dialihkan dari satu keadaan ke dalam keadaan yang lain. Sinfal
tersebut
& tidak dibutuhkan untuk waktu yang lama, tetapi cukup tJrdapat sinyal
selama
waktu yang singkat saja. Masukan s adalah masukan sel dan masukan
Satu contoh di mana transistor dipakai sebagai sakelar adalah dalam R adalah
masukan Reset. Dengan sinyal pada set,
rangkaian elektronika digital. Dalam elektronika digital biasanya hanya terdapat e menjadi positif dan Q akan menjadi
dua keadaan, yaitu voltase ada dan voltase nol atau dengan kata lain hanya nol. Dengan satu sinyal pada Reset keluarannya akan terbalik.
terdapat keadaan on dan keadaan off. Rangkaian ini juga disebut flip-flop bistabil (bistable
flip-Jrop) karena
9.2.1. Flip-flop RS
Satu contoh untuk rangkaian digital di mana transistor dipakai sebagai
sakelar adalah satu flip-flop RS. Flip-flop ini memiliki dua masukan dan dua
keluaran. Kedua keluaran selalu memiliki keadaan yang terbalik: Jika pada
keluaran pertama terdapat voltase kira-kira sebesar voltase supply V6 maka pada
keluaran kedua terdapat voltase sebesar nol atau keadaan sebaliknya, berarti nol
pada keluaran pertama dan V6 pada keluaran kedua. Keadaan flip-flop ini bisa di-
Dasar Elektronika Transistor Sebasai Sakelar t47
146
Supayarangkaianiniberfungsidenganbaik,resistivitasdariresistorR6.
dan Rs harus'memi'iiki nilai t".t"nti sehingga arus basis pada masing-masing
t unririo. bisa cukup besar sehingga transistoiyang sedang
tttb$ berada dalam
sebesar V6:5Y.
& =# 5kf)
Maka resistivitas kolektor akan dipilih sebesar = '
Gambar 9.3 : Multivibrator.
10
Pokok Khusus Mengenai Penguat
grafik ini terlihat adanya distorsi. Itu berarti perubahan bentuk sinyal antara
sinyal masuk dengan sinyal keluar. Ketika Ic. besar maka kemiringan grafik sifat
0.45 transistor besar dan penguatan dari bagian sinyal itu besar. Sebab iru ujung atas
0"4 dari sinyal sinus yang masuk diperkuat besar, berarti akan terdapat ujung yang
naik tinggi. Ketika 16. kecil, maka penguatan kecil dan sinyal sinus yang masuk
0.35 akan diperkuat sedikit. Pada sinyal keluaran bentuk sinus nampak ditekan di
0.3 bawah sehingga menjadi lebih datar.
0.25
o.2 10.2. Menyambungkan Tahap-Tahap Penguat
0.15
0.1 10.2.1. Permasalahan dalam Menyambungkan Tahap-Tahap Penguat
Dengan mengatur titik kerja dalam penguat maka akan terdapat voltase
0.05
DC, baik pada input maupun pada output penguat. Kaiau penguatan dengan satu
0 tahap penguat tidak cukup, maka keluaran dari penguat pertama perlu disam-
bungkan dengan input penguat kedua. Berarti rangkaian seluruhnya akan terdiri
dari dua tahap penguat. Biasanya voltase DC pada output penguat pertama ber-
beda dengan voltase DC pada input penguat kedua. Sering terlihat situasi seperti
dalam gambar 10.2, di mana output dari tahap pertama pada titik P memiliki po-
tensial DC yang berbeda dengan input dari tahap kedua pada titik Q. Penguat
tahap pertama yang didapatkan dari transistor T I menguatkan sinyal =3 kali, dan
tahap kedua menghasilkan penguatan sebesar 1, tetapi sinyal bisa didapatkan
sefase dengan masukan pada keluaran 2 dan berlawanan fase dengan masukan
pada keluaran l. Potensial pada titik P=9V. Amplitude keluaran maksimal dari
tahap pertama sebesar 3V. Supaya amplitudo pada tahap kedua bisa juga sebesar
",#ililii,;,',::;;':,:{;;,:;;;;;;;;;;')ii'!'" satu siryat sinus vans masuk 3Y maka titik kerja dari tahap kedua harus diatur sehingga voltase DC pada
p'acla sumbu ke atas arus kolektor digambarkan
rlengan sumbu waktu kei"*rn.
clengan sinyal yang aiiititt"'
p"da arus kolektor sebagai hasil sinyal sinus
Pada inPut'
resistor emitornya sebesar 3V. Supaya voltase Vpspada resistor emitor sebesar
3Y maka potensial pada basis harus sebesar 3.1Y, berarti titik Q yang mau
disambungkan dengan titik P harus berada pada potensial DC 3.7V. Ketika ada
sinyal AC pada masukan dari tahap pertama akan terdapat voltase campur pada
T
titik P sebagai keluaran dari tahap pertama. Voltase campur ini terdiri dari voltase
DC sebesar 9V dan voltase AC sesuai dengan sinyal masukan yang dikuatkan
dengan faktor tiga. Bagian AC dari sinyal ini harus diteruskan sampai masukan
dari tahap kedua, berarli pada titik Q, sedangkan bagian DC pada titik Q harus
menjadi sebesar 3.7V. Berarti voltase AC perlu disambungkan di antara kedua
titik ini, sedangkan voltase DC antara kedua titik ini perlu dipisahkan atau Gambar 10.3: Sambungan dengan Gambar 10.4: Sambungan DC dengan
diubah dari 9V menjadi 3.7V. kondensator. pembagi tegangan memakai resistor.
dingkan dengan komponen yang lain, dan harga kondensator itu sama (atau
10.2.2. Sambungan AC (Kopling AC)
bahkan lebih mahal) dengan harga komponen aktif (fransistor, IC) di samping
Satu cara menyambungkan kedua bagian rangkaian secara AC, tetapi selalu menghasilkan pergeseran fase yang bisa menimbulkan osilasi kalau dalam
memisahkan secara DC telah dibicarakan, yaitu dengan memakai kondensator rangkaian tersebut terdapat umpan balik. Kondensator juga menimbulkan distorsi
penyambung. DC tidak bisa lewat kondensator, sedangkan AC bisa lewat kon- dalam sinyal yang tidak berbentuk sinus. Kondensator seringkali bisa diganti
densator. Pada rangkaian dalam gambar 10.2 kondensator penyambung bisa dengan tambahan elemen aktif seperti transistor dan IC. Kalau dua tahap penguat
dipasang antara titik P dan titik Q. Untuk mendapatkan voltase DC sebesar 3.7V disambungkan tanpa memakai kondensator, sambungan itu menghubungkan baik
pada Q, maka dipasang satu pembagi tegangan antara sumber voltase dan GND secara DC maupun secara AC dan disebut sambungan DC.
yang bisa mengatur potensial pada basis T2. Rangkaian penyambung yang
Misalnya sifuasi tetap seperti dalam gambar 10.2. potensial DC pada
didapatkan terlihat dalam skema rangkaian gambar 10.3. Untuk memilih besar
output tahap penguat pertama, titik P, :9V dan amplitudo maksimal di situ
kapasitansi harus diperhatikan bahwa kondensator penyambung ini merupakan
sebesar 3v. Supaya penguat kedua juga berfungsi dengan amplitudo sebesar 3v,
satu tapis lolos tinggi bersama dengan input dari penguat tahap kedua. Jadi dari
maka potensial pada basis, titik Q, harus sebesar 3.7v. Beda potensial ini harus
sifat tapis lolos tinggi dan besar resistivitas input dari penguat tahap kedua, besar
disambungkan dengan cara yang tepat.
kapasitansi bisa dihitung.
Pemakaian satu pembagi tegangan seperli dalam gambar 10.4 merupa-
Biasanya dianggap cukup baik kalau pada batas frekuensi rendah sinyal
kan salah satu cara yang bisa dipakai. Pembagi tegangan bisa menyambungkan
diredam dengan faktor O. Berarti frekuensi batas rendah f.1, akan merupakan dua titik yang potensialnya berbeda. Supaya pembagi tegangan ini tidak meng-
frekuensi batas 3dB untuk tapis lolos rendah yang dibentuk oleh kondensator ganggu pengaturan titik kerja pada penguat pertama, arus dalam pembagi
penyambung dan resistivitas input penguat kedua. Kalau seandainya frekuensi tegangan harus lebih kecil dibandingkan dengan arus kolektor 1,-r pada Tl
batas rendah yang perlu disambungkan sebesarj,;, : 30Hz (ini batas yang biasa (=lmA). Supaya pembagi tegangan tidak mengganggu pengaturan titik kerja
dipakai untuk pemakaian audio) akan terdapat: pada penguat kedua, arus dalam pembagi tegangan harus besar kalau dibanding-
I ^ I lF (10.4)
kan dengan arus basis dari12 (<lOpA). Jadi dalam contoh ini besar arus dalam
uon"'= p3<)( = r"j',r,a",= 2oo-R,ra pembagi tegangan Rl dan R2 yang baik adalah sebesar l00pA. (Silahkan hitung
sendiri nilai resistivitas untuk kedua resistor ini.) Dengan rangkaian penyambung
Sambungan seperti ini disebut sambungan AC karena dengan cara 1nl seperti ini voltase DC antara P dan GND dikurangi oleh pembagi tegangan dari
kedua titik rangkaian disambungkan secara AC dan terpisah secara DC. 9v menjadi 3.7v, berarti potensial pada output penyambung menjadi lebih kecil
daripada besar potensial pada input penyambung. Hubungan antara voltase out-
put penyambung (Zq) dengan voltase input penyambung (tr/p) didapatkan sebagai
10.2.3. Sambungan DC
perbandingan resistivitas rangkaian seri resistor seperti biasa:
Dalam elektronika modern biasanya diusahakan untuk memakai sesedi-
kit mungkin kondensator. Kondensator memerlukan volume yang besar diban-
*l
Rr
R, =vo
(10.s) v LV..
Lt/^:
' Rr+r,
(10.7)
R, +R, VP
Kalau R2 besar dibandingkan dengan resistivitas diferensial dari dioda
Voltase AC ikut lewat pembagi tegangan' berarti dengan penyambung Zener (sering syarat ini terpenuhi), maka perubahan voltase keluaran dari pen-
contoh
ini voltase AC ikut diredam sesuai dengan persamaan (10'5) dan dalam yambung ini hampir sama dengan perubahan voltase masukan, yang berarti
ini voltase output penyambung menjadi fi dari besar voltase input. Dalam sinyal AC yang masuk akan diteruskan hampir utuh atau hampir tidak menga-
penguat lami redaman sinyal.
contoh ini redaman yang terjadi hampir menghilangkan penguatan dari
ohup p.nu..ru. Uai itu merupakan satu kekurangan besar dari rangkaian Satu cara lain unfuk menyambungkan tahap-tahap penguat secara DC
penyambung sePerti ini. adalah dengan menggunakan rangkaian yang dirancang sedemikian hingga besar
Redaman terhadap voltase AC bisa dikurangi kalau R1 djsanti
dengan potensial-potensial DC yang didapatkan cocok. Satu cara untuk mendapatkan
gambar 10'5 dan gambar potensial-potensial DC yang cocok adalah memakai rangkaian "tercermin". Satu
beberapa dioda atau dengan dioda Zener seperti dalam
kecil
10.6. Dioda dan dioda Zener memiliki resistivitas diferensial yang lebih rangkaian selalu bisa dirangkai dengan transistor npn atau dengan transistor pnp
sehingga redaman dari voltase AC akan lebih kecil. Kalau ingin menggunakan yang datanya sama. Kalau transistor npn digantikan dengan transistor pnp semua
a"r"tir- dioda untuk rangkaian ini, kita harus memasang sejumlah l/ dioda voltase dan arus akan sama, tetapi arahnya terbalik. Karena arah arus terbalik
maka arah dioda-dioda yang ada dalam rangkaian juga harus ikut dibalikkan.
dengan
Selain itu rangkaian dan besar arus dan potensial harus sama persis.
vpe (10.6)
N= =gDioda Misalnya tahap kedua dari penguat gambar 10.2 ,.dicerminkan,' dengan
0.7VlDioda menggantikan transistor npn dengan transistor pnp sehingga menghasilkan rang-
Untuk memasang 8 dioda akan merepotkan dan agak mahal' Lebih kaian seperti dalam gambar 10.7 sebelah kanan. Dalam gambar 10.7 sebelah kiri
mudah apabila *.rggu.rikun satu dioda Zener 5.1V seperti dalam
rangkaian
diperlihatkan rangkaian asli yang memakai transistor npn. Gambar di tengah
padagambar10.6.DerrganmemakaidiodaZener,redamanterhadapvoltaseAC menunjukkan rangkaian yang diubah dengan mengganti transistor npn dengan
iranya"tergantung dari iangkaian seri dengan resistivitas diferensial
dari dioda
transistor pnp dan sumber voltase positif diganti dengan sumber voltase negatif.
Zener dan resistor R2:
t2v t2v
@
'*+ 2,7k
V 1
Vout2 \
3.7Y - <>1,,"
Gambar 10.72 Rangkaian penguat dicermin: transistor npn diganti tlengan
transistor pnp dan voltase dibalikkan. supaya tetap bisa memakai voltase positif
Gambar 10.52 Sambungan DC meng- Gambar 10.6: Sambungan DC dengan
memakai dioda Zener. titik bumi dis esuaikan.
gunakan dioda-dioda'
156 Dasar Elektronika
11
Amp itu dan ketika keluaran dari Op-Amp seharusnya negatif tak berhingga,
ll.2.l" Penguat Linear yang Inverting dengan OP-AMP; Prinsip Bumi
Semu
keluaran sebenarnya memiliki nilai paling rendah yang bisa tercapai dalam
rangkaian Op-Amp itu. Sifat ini diperlihatkan dalam gambar 11.1. Persamaan Kita bicarakan penguat linear yang diperlihatkan dalam gambar 11.3.
( 11 .2) bisa ditulis lebih singkat: Dalam rangkaian ini input non inverting (A) tersambung dengan ground,
(1r.3) sehingga potensialnya sama dengan nol. Masukan rangkaian (D) dan input
Vou,: (Vir* - Vin-) ' @
inverting dari Op-Amp (B) tersambung melalui sebuah resistor R,. Input inver-
Berarti ketika input tak membalik (V,,') lebih besar daripada input ting (B) dan keluaran Op-Amp, sekaligus keluaran rangkaian, (C) tersambung
membalik (Z;,J, voltase output sebesar V.,,, dar. ketika input tak membalik lebih melalui resistor Ry. Dalam pasal ini sifat rangkaian tersebut akan dibicarakan.
kecil daripada input membalik, voltase input sebesar V.;,. Ottput bisa memiliki Karens tidak ada arus yang mengalir pada input inverting, maka arus
voltase ying lain hanya ketika voltase pada kedua input Op-Amp sama besar. dalam resistor R1 saffa dengan arus yang mengalir dalam resistor R, yaitu arus
Satu Op-Amp memerlukan voltase supply supaya bisa bekerja. Biasanya yang mengalir dari D ke C: ti:lf:^Ip6,. Potensial di B (<ps) sama dengan
diperlukan supply positif dan supply negatif. Pada banyak pemakaian standar,
sipply positilsebesar +l5V dansuppl,v negatif -15V, tetapi voltase supplyuntuk potensial di C (96) ditambah dengan tegangan pada Ry, Vr.. Tinggi tegangan V1
tebanyatan op-Amp tidak harus sebesar itu. Besarnya voltase supply yang bisa sama dengan kuat arus kali resistivitas resistor R7. Maka tinggi potensial di B
dipakai dalam suatu Op-Amp tertentu bisa dilihat dari buku data Op-Amp. terdapat dengan perhitungan sbb.:
Voltase output maksimal sedikit di bawah supply positif dan voltase minimal
pada keluaran Op-Amp sedikit di atas supply negatif. Lambang untuk Op-Amp
9e =Vr' +Qc)
yang dipakai dalam skema rangkaian diperlihatkan dalam gambar I1.2' t-(0.=lor.Rr+<p6 (11.4)
V1=lp6-R1)
Sifat-sifat yang lain dari Op-Amp ideal adalah sebagai berikut:
. Tidak ada arus yang masuk atau keluar dari masukannya, berarti resisti- Arus 1p6 yang mengalir dari D ke C terdapat dari hukum Ohm:
vitas masukan rRl : co.
, v eo-ec ( l l.s)
'or= R= &*ry
i
\/ + Kalau ( I I .5) dimasukkan ke dalam ( I I .4), maka terdapat potensial di B:
N"CC
-* \- vr=ffi'Rr+q, ( 11.6)
l--
1Z tl
iltt Ruas kanan persamaan di atas dapat diubah menjadi:
' vcd tt
Gambar ll.2z Lambang untuk Op-Amp dengan kedua masukan di sebelah kiri
ytrR1=eofin-*,& (11.7)
dan keluaran di sebelah kanan. Y gs+ dan Y ss- adalah sambungan untuk supply
positif dan negatif.
160 Dasar Elektronika Dasar Mengenai Penguat Operasional l6l
masukan membalik sehingga potensial pada masukan membalik ikut turun (lihat
( I 1.8)). Potensial masukan membalik tidak akan turun lebih rendah daripada qa,
karena dengan potensial masukan membalik lebih rendah daripada ga, keluaran
akan naik tak berhingga (lihat (11.9)) yang menghasilkan potensial masukan
membalik ikut naik melalui R1(lihat (11.8)). Jadi hanya dengan potensial pada
masukan membalik yang sama dengan potensial pada masukan tak membalik
Gambar ll.3z Penguat linear
akan terdapat situasi stabil. Jadi selalu ge : gA..
dengan OP-AMP.
Hal ini juga dapat dilihat dengan memasukkan persamaan (11.9) ke
dalam persamaan ( I I .8). Sebelumnya bentuk dari ( I I .8) diubah menjadi:
sehingga persamaan ( 1 1.6) menjadi:
ea =eo <>er = Kr'eo + Kz'<Pc (11.10)
# O.# Oec
#O-r, n-nL*r,
eo=eo
Di mana:
K1, K2 : Dua konstanta yang lebih besar dari nol dan lebih kecil dari
<) es=eo.n-oL** [, Uh) (1r.8)
( I 1.9) dimasukkan ke dalam ( I l. I 0) menghasilkan:
1
Dari (11.8) terdapat potensial di B tergantung dari potensial di C dan e (t+ xrA)wa = Kreo + KrAg, (11.11)
potensial di D. Potensial di D adalah input dari rangkaian, sedangkan potensial di
<) K, K.A
C merupakan voltase output dari Op-Amp.Voltase output dari Op-Amp terdapat vu=
dari persamaan (l l. l) sbb.:
11+x,t)Qo+ 1u*19e
Penguatan I dari Op-Amp ideal tak berhingga. Kalau A dalam persama-
Vo*p,,=(Vinpr,r-Vinpu,z)'A o Vo,, =(V,,* -n,,, )'O an (l l. I l) mendekati tak berhingga, maka kedua pecahan dalam (1 1.1 l) menjadi:
(lr.e)
<) ec (q.r-rpu)' ']=
[-j ^ 0, ,,^(--*l-\=,
= ,s
,',,
,-.[(t+KrA)) ;;[(1+KrA)) (u 12)
(11.9) menunjukkan sifat Op-Amp dan dari persamaan itu jelas terlihat
bahwa ketika qs tambah besar, tp6 tambah kecil. Tetapi dari hukum Ohm pada Berarti denganl yang takberhingga, (ll.ll) menjadi:
R; dan RTlarrE dihitung dalam (11.8) terlihat bahwa ketika 96 tambah kecil, 9s
tambah kecil juga. Maka di sini terdapat satu rantai sebab-akibat yang meling- Qn =Q,t (lr.l3)
kar dan yang mengurangi perubahan asli. Kita telah belajar bahwa sifat seperti Jadi potensial pada input inverting akan menjadi sama dengan potensial
ini disebut umpan ballk (feedback) negatif. Karena dalam Op-Amp ideal pada input non-inverting. Kalau input inverting tersambung dengan GND
penguatan I tak berhingga, maka pengaruh dari perubahan gs kepada keluaran (bumi), maka input non-inverting akan memiliki potensial GND (bumi) juga.
gc tak berhingga sehingga melalui umpan balik negatif <ps tidak akan berubah, Sifat ini disebut dengan prinsip bumi semu atau potensial semu. Prinsip
tetapi akan stabil" Karena <p6 selalu akan memiliki besar nilai terbatas dalam potensial semu dan bumi semu secara umum bisa dinyatakan sbb.:
rangkaian yang berfungsi dengan baik, maka (qn-qr) selalu nol, berarti kedua Kalau Op-Amp dirangkai dengan umpan balik negatif, maka potensial
pada input inverting akan selalu sama dengan potensial pada input non-inverting.
input dari Op-Amp akan memiliki potensial yang sama.
Situasi sepertinya sambungan pada input inverting berhubungan langsung
Hal ini bisa juga dimengerti sbb.: Kalau seandainya <ps tidak sama dengan input non-inverting, tetapi tidak tersambung dengan benar, berarti
dengan <pa, misalnya <ps lebih tinggi daripada qa, maka potensial pada keluaran potensial memang sama, tetapi tidak akan ada arus dari sambungan pada input
Op-Amp akan langsung menjadi negatif tak berhingga (lihat (11.9) dengan I i
t non-inverting ke sambungan pada input inverting. Kalau input non-inverting
yang tak berhingga). Melalui resistor R1 keluaran Op-Amp berhubungan dengan
I
t62 Dasar Elektronika Dasar Mengenai Penguat Operasional 163
tersambung dengan GND (bumi) terdapat bumi semu pada input inverting. inverting. Kalau ada umpan balik negatif, maka potensial pada input inverting
Istilah bumi semu ini untuk menyatakan bahwa antara dua input OP-AMP akan ikut potensial pada input non-inverting dan menjadi sebesar <p,,*. Sifat ini
potensialnya sama, walaupun input inverting tidak tersambung secara langsung juga disebut sebagai prinsip potensial semu.
ke ground. Potensial pada (-) selalu nol (ground) tetapi tidak ada arus yang
keluar atau masuk pada titik B.
11.2.2. Penguat Linear yang Non-inverting dengan OP-AMP
Dalam rangkaian gambar 11.3 masukan tak membalik tersambung
Dalam gambar 11.4 terdapat satu rangkaian Op-Amp yang lain. Dalam
dengan GND dan terdapat umpan balik negatif melalui R6 maka prinsip bumi
rangkaian ini keluaran disambungkan dengan input inverting melalui rangkaian
semu berlaku di situ dan ee : 0. Dengan gg : 0, dari rumus ( 11.8) dapat diper-
seri dari kedua resistor Rl dan R2. Karena pada resistor tersebut terdapat umpan
oleh potensial di C:
balik negatif, maka prinsip potensial semu berlaku dalam rangkaian ini dan
potensial pada input inverting akan ikut potensial pada input non-inverting.
ea =o = o= eo
fl O**, #, Voltase input dalam rangkaian ini adalah beda potensial antara input non-
inverting dan ground, maka dengan prinsip potensial semu, voltase input sama
Rf
dengan voltase pada resistor R2. Voltase output adalah beda potensial antara
R,+R, Rr output Op-Amp dan ground. Maka dengantidak adanya arus pada input Op-Amp
^ =-Qn--
<+ tPc = -Qo- l<i (11.14)
'" Ri dan Rl dirangkai seri dengan R2 terdapat:
R,+Rt Vn = Vnz, 4* = Ym +Vp2; I p1 = I p2
<) 9c = .-9r1& ._ ^r, -t/ Rt +&
--Vor,
-Rr+R, <rlYout:tin'- (11.17)
Y, &
Dengan langsung memakai prinsip bumi semu, persamaan (11.14) bisa
didapatkan lebih mudah. Karena pada input Op-Amp tidak ada arus, maka kedua
resistor R1 dan R; merupakan rangkaian seri di mana arus dalam kedua resistor
sama, maka perbandingan voltase pada kedua resistor sama dengan perbandingan
resistivitas, berarti:
Yt=Rr (11.15)
Vi Ri
Karena potensial di B sama dengan nol, maka Vi sama dengan -<pp dan
Vlsarna dengan 96.. Maka: Gambar 11.4.: Penguat non-inverting
o- Rt R,
(11.16)
dengan Op-Amp.
;= &*ec=-eo O
Hasil ( I l. I 6) dan ( I l. 14) adalah hubungan antara masukan dan keluaran
dari rangkaian penguat membalik seperti diperlihatkan dalam skema rangkaian 11.2.3. Rangkaian Diferensiator
gambar I I .3. Dapat dilihat bahwa hubungan antara keluaran dan masukan hanya Dalam gambar I1.5 resistor R1 dari gambar I1.3 diganti dengan konden-
terganfung dari besarnya resistivitas kedua resistor yang dipakai dalam rangkaian sator. Hubungan antara arus dan voltase dalam kondensator adalah:
tersebut dan dengan ini penguatan dari rangkaian ini akan benar-benar linear.
c=Loy=!o g= dY - tdQ)
Prinsip bumi semu selalu berlaku kalau ada umpan balik negatif dalam
rangkaian Op-Amp. Prinsip bumi semu bukan hanya berlaku ketika input non-
V C'l I dr dr Cdr[_dY t, (rr.18)
inverting sama dengan bumi, tetapi juga berlaku kalau input non-inverting . d,ol- d,-i'
memiliki potensial yang lain, misalnya terdapat potensial q;,* pada input non- dt)
t64 Dasar Elektronika
Di sini tetap terdapat umpan balik negatif melalui resistor R6, maka prin- Dalam rangkaian gambar l r.6 ini juga berraku prinsip bumi semu, maka
sip bumi semu tetap berlaku, hanya dalam rangkaian seri sekarang satu kompo- nilai negatif dari voltase input sama dengan voltase pada resistor dan voltase
nen adalah kondensator, bukan resistor. Tetap tidak ada ams yang masuk ke output sama dengan voltase pada kondensator. Arus dalam resistor 1p sama
dalam Op-Amp, maka arus dalam resistor R1 sarna dengan arus dalam kondensa- dengan arus 16. dalam kondensator. Maka dengan ( I I .20) terdapat:
tor C. Karena prinsip bumi semu, maka voltase output sama dengan voltase pada
resistor R1 dan voltase pada kondensator sama dengan nilai negatif dari voltase v,,, =l !r a,)
=+llv"'=-* I7''
input. Dengan semua prinsip ini dan ( I 1 . I 8) dapat diperoleh:
'
dVi, , (n.21)
-l
dtC I--on, :t
v*,[-
vo,,
I
Vou,=I'Ryel= dr C R, (1r.le) e^ t,
t/out =- 1,,
-t) ca,JV,,at
Jadi voltase oueut dari rangkaian ini sebanding dengan integral waktu
Qvou,=-c'Rr'!!r!'
rdt dari voltase inputnya. Rangkaian integrasi seperti inl telatr diulcarat<-an dengan
rangkaian tapis lolos rendah yang terdiri dari rangkaian seri resistor dan konden-
Dari hasil ( I I . 19) dapat dilihat bahwa pada rangkaian ini voltase keluar- sator dalam pasal mengenai filter. Tetapi pada rangkaian tapis lolos rendah pen-
arr Vo,, sebanding dengan diferensial waktu dari masukan V,n- Jadi dalam dekatan integrasi hanya unfuk amplitude yang kecil. pada rangkaian ini integrasi
rangkaian ini voltase input didiferensiasi. Rangkaian diferensiasi seperti ini telah berfungsi sampai amplitude menjadi sebesar keluaran maksimil dari op-Amp.
dibicarakan dengan rangkaian tapis lolos tinggi yang terdiri dari rangkaian seri
resistor dan kondensator dalam pasal mengenai filter. Tetapi pada rangkaian tapis
lolos tinggi pendekatan diferensiasi hanya untuk amplitude yang kecil. Pada 11.2.5. Beberapa Rangkaian penghitung yang Lain
rangkaian Op-Amp ini diferensiasi berfungsi sampai amplitude menjadi sebesar Dua contoh lain untuk rangkaian penghitung dengan Op_Amp diperli_
keluaran maksimal dari Op-AmP. hatkan dalam gambar 11.7. Fungsi dari rangkaian-rangkaian ini bisa dimengerti
dengan mudah dari prinsip bumi semu dan bahwa tidak ada arus pada inputbp-
Amp seperti rangkaian-rangkaian di atas.
11.2,4. Rangkaian Integrator
Dalam rangkaian gambar 11.6 resistor R1 dari rangkaian gambar 11.3
11.2.6. Rangkaian Schmitt Trigger dengan Op-AMp
diganti dengan kondensator. Kondensator mempunyai sifat sbb.:
Rangkaian yang diperlihatkan dalam gambar l r.g tidak memakai umpan
_
Y =!o
c=Ler C- l
l>V= L.l r a, (1r.20)
balik negatif, tetapi memakai umpan balik poiitif melalui resistor R6. Input non-
inverting (tanda (-)) dari op-AMp ditunjukkan oleh titik A. Dalam rangkaian ini
CJ
O=[rd') i
input non- inverting (A) tersambung dengan gro,nd, maka tegangan di situ sama
I dengan nol. Terminal masukan (D) tersambung dengan irprl inve.ting (B)
*
I
'l
&
o eo = -Qc R,+R1 -qc R,
o=,p,
#R **. #4 _E_= \
(11.22)
R,+Rt
Hasii yang sama didapatkan dengan memakai perbandingan voltase
yang sama besar dengan perbandingan resistivitas pada rangkaian seri.
Kalau penurunan tegangan di D sedikit saja, maka tidak akan ada arti-
nya, dan harus diturunkan sampai di bawah gp dari persamaan (11.22) dengan qq
sebagai tegangan output maksinul dari OP-AMP (biasanya =15V). Voltase ihr
disebut switching voltage, yang adalah besar potensial pada D yang dapat
Penghitung logaritmus mengubah potensial pada output. Jadi kalau output sudah tinggi, output akan
tetap tinggi. Kalau keadaan terbalik, yaitu potensial di B turun menjadi lebih
kecil daripada potensial pada input inverting, maka output akan turun dan
Penjumlah
melalui resistor Ri potensial pada B (input non-inveilng) akan semakin turun,
Op-
Gambar ll.1t Penluntlah dan penghitung logaritmus dengan memakti sehingga output OP-AMP akan tetap pada potensial paling rendah. Supaya
Amp.. output kembali naik maka input harus cukup tinggi. Cukup tinggi berarti
minimal sebesar hasil dari (11.22). Satu contoh: Voltase maksimal Op-Amp sebe-
dengan t:t*ii:l keluaran (C)
melalui resistor R;. lnput inverting (B) tersambung sar +15V, voltase minimalnya sebesar -15Y R,: 10kO, R/:30kQ. Maka untuk
non-inverting (B) lebih tinggi
lewat resistor Rr. epaUlla teganfan pada input voltase switch didapatkan dari (11.22):
pada keluaran akan naik
daripada tegangan puau *p.tiinierting-(A)'ltgu"gurr
*.,rj.ai -it.i"n-t positif (biasunyu 'lkitut 15 V)' Tetapi output
trerhubungan
to^ = *l5V l0ko = +5V ( 1 1.23)
Potensial padl B. tergantung 30kcl
a.rrgun input non-inverting melaiui resistor R6' rumus itu'
(11'8)' Dari
potensial pada C a* poit'"tiul pada D sesuai
dengan Mengenai perubahan dari voltase output terhadap voltase input terdapat
p"t."tial pada B ikut naik' Padahal tadi tegangan di
kalau tegangan output suatu histeresis seperti sifat magnetik dari besi. Gambaran sifat output terhadap
".lf., A yang menyebabkan tegangan di C
B sudah lebih tinggi Au.rpuiu tegangan di
naik.
Supaya potensialdi B di bawah nol dan output bisa turun lagi' maka
potensial di D yang akan menye-
potensial ai O nu*, turun cukup jauh' Tinggi
babkan tegangan di B menjadinol bisa dihirung dari (11'8)' Dengan Qa:0'
(11.8) menghasilkan:
, L/n,, Lvn*
(12.1)
=
^D LW.= 4y* ve
Di mana:
Vou, :Voltase pada keluaran Op-Amp
Vro, :Voltase pada masukat non inverting (tak membalik)
V,"r : Yoltase pada masukan inverting (membalik)
L(Ve,, -V,"r) : Perubahan dari perbedaan antara Voltase pada kedua masukan
Op-Amp.
$l
G=Ao (12.3)
,4C
Kalau selisih dari kedua masukan berubah atau potensial bersama ber-
ubah maka akan terdapat perubahan keluaran baik dari penguatan diferensial
Gambar l2.l: Httbungan antara
maupun dari penguatan bersama sesuai dengan persamaan (12.1) dan (12.2).
voltase keluaran dan perbedaan
Kedua perubahan keluaran akan berjumlah sehingga terdapat perubahan voltase
voltase masukan pada Op-AmP real. keluaran total sbb.:
L4u, = AD.LVd,jJ + A4..L,V,n 6"on.n (12.4)
Besar Apbiasanya dalam orde =105. Tetapi adajuga tipe khusus dengan Kalau voltase masukan bersama berubah dan voltase keluaran tidak
penguatan Ap sampai =107. Dalam buku data penguatan ini biasanya disebut se- boleh berubah, maka voltase masukan diferensial juga harus berubah. Dengan
bagii large signal voltage gain (petguatan voltase sinyal besar) dan dinyatakan perubahan voltase keluaran nol terdapat dari (12.4):
dalam satuan jf,. Ivtisalnya untuk Op-Amp LM301 terdapat large signal LV,n u"rro,rn
voltage gain sebesar 160#, berarti lD : 160 000. @)+= A,Vaift
(12.s)
Pada op-Amp real biasanya terdapat hubungan antara voltase output Dari (12.5) dapat dilihat berapa besar perubahan selisih voltase input
dan perbedaan voltase input kira-kira seperti dalam gambar 12.1. Dalam gambar yang dibutuhkan untuk menghilangkan perubahan voltase keluaran yang timtul
oleh perubahan potensial pada kedua masukan bersama. Misalnya penguatan
tersebut keterbatasan penguatan Ap narnpaksebagai kemiringan grafik +y.
LVin
diferensial sebesar Ao: 160 {mV', cunn sebesar c: 100 000, berarri penguat-
Dalam gambar ini juga voltase offset yang akan dibicarakan dua pasal berikut
kelihatan.
an bersama sebesar ,4. : --.l!9+* = 1.6. Voltase pada kedua masukan berubah
100 000
12.1.3. Penguatan Bersama (CommonAmplification) bersama-sama dari 0v menjadi 8v, berarti perubahan voltase bersama LVi,
t",,n,n,
Pada op-Amp ideal voltase keluaran hanya tergantung dari perbedaan sebesar 8v. Sebagai akibat dari perubahan voltase bersama ini terdapat perubah-
voltase pada kedua masukannya dan tidak tergantung dari besar potensial pada an voltase keluaran sebesar Al/o,t = 1.6.8V = 12.8V. Tetapi dengan memberikan
masukannya. Berarti keluaran sama persis ketika kedua masukan sama-sama perubahan dari selisih voltase masukan A,V,1,r1.yanghanya sekecil
mempunyai potensial 1V terhadap GND atau mempunyai potensial 8V terhadap
CNO. piaa bp-emp real potensial bersama dari input akan mempengaruhi ke- 6va,l
AV,, b"rrnrn 8 V
= 0.08mV
luaran. Terdapat penguatan bersama As (Common Amplification) dengan definisi G 100000
sbb.: voltase keluaran bisa tetap konstan. Karena pada kebanyakan rangkaian
LVo* = ,4c'LVin (12.2) op-Amp voltase keluaran terdapat dengan rangkaian umpan balik negatif dengan
b"rn,*n
faktor umpan balik yang kuat, maka perubahan dari voltase masukan akan me-
di mana: nentukan sifat rangkaian, berarti CMRR, bukan penguatan bersama. Satu contoh
' LVou, : perubahan voltase output. mengenai pengaruh dari penguatan bersama dijelaskan dalam pasal "12.2.4.
LV,, b",,n^o : perubahan voltase bersama pada kedua masukan, di mana voltase Pengaruh Penguatan Bersama dan Penguatan Diferensial yang Terbatas dalam
bersama terdefinisi sebagai V,,u",,n^n : *('*- *V.-) Penguat Tak Membalik".
I G | * = 20dB.logc = 20dB'
' beyl
"lA"l
(12"6)
= 20 dB beW:r::i1,.,,
_ ro,,,
Gambar 12.3: Rangkaian pengganti
mengenai sifat input dari Op-Amp kalau
12.1.4. Input Op-Amp arus masuk dan resistivitas masuk diper-
Untuk Op-Amp ideal voltase keluaran nol ketika perbedaan voltase in- hatikan.
put nol, tetapi dalam Op-Amp real voltase input biasanya berbeda dari nol ketika
keluaran nol. Perbedaan voltase input di mana voltase output nol disebut input rangkaian gambar 12.2.
offset, Yo1y. Definisi dari input offset dapat dilihat dalam gambar 12.1. Besar dari Satu perbedaan lagi yang harus diperhatikan pada Op-Amp real adalah
input offset tergantung Op-Amp dan biasanya besarnya attara 25pY dan 5mV. arus yang terdapat pada inputnya. Arus tersebut sebenarnya merupakan arus yang
Kalau suhu berubah, voltase offset juga berubah. Besar perubahan voltase offset terdiri dari dua macam arus, yaitu satu bagian yang besamya tidak tergantung
pada besar voltase input dan satu bagian yang tergantung pada voltase input (arus
A,V.n perperubahan suhu AI, (ry) disebut koefisien suht (temperature co- yang terjadi karena adanya resistivitas input). Bagian arus pertama yang tidak
terganfung dari besar voltase pada input mempunyai sifat seperti satu sumber
fficient). Pada berbagai Op-Amp ada masukan khusus untuk menghilangkan arus pada input op-Amp. Rangkaian pengganti dalam gambar 12.3 memperlihat-
input offset (input offset adjttst). Dengan rangkaian tambahan dan memakai
kan sifat dari.input Op-Amp real.
masukan tersebut, besar dari voltase offset bisa diatur. Biasanya perlengkapan ini
dipakai untuk menghilangkan voltase offset, berarti mengaturnya menjadi nol. Resistivitas masukan diferensial ra adalah resistivitas antara kedua
Hal ini disebut menolkan voltase offset. Kalau offset sudah dinolkan pada suhu masukan op-Amp, resistivitas masukan bersama r. merupakan resistivitas
tertentu, voltase offset hanya timbul kalau suhu berbeda dengan suhu tersebut. diferensial antara kedua masukan op-Amp dan GND. Kedua resistivitas ini
Tetapi kalau offset diatur dengan rangkaian pengatur tersebut, maka pengaruh biasanya sebesar ra : 106... l0l2 C), r" : 10e...1014 C).
suhu lingkungan pada besar voltase offset biasanya menjadi lebih besar. Berarti Pada masing-masing input Op-Amp terdapat satu sumber arus, dalam
koefisien suhu menjadi lebih besar. Besar koefisien suhu dan pengaruh dari
skema rangkaian gambar 12.3 digambar sebagai 16- dan 16*. Arah arus bisa
menolkan voltase offset kepada koefisien suhu tercantum dalam buku data.
keluar atau masuk ke dalam op-Amp. Berdasarkan besar dari kedua arus itu
Pengaruh voltase offset dalam rangkaian Op-Amp sama dengan satu terdefinisi input bias current (arus bias masukan) .Is sebagai rata-rata dari kedua
sumber voltase pada masukan dari Op-Amp ideal diperlihatkan dalam skema arus itu dan input offset currenl (arus offset masukan) log,"t sebagai selisih antara
kedua arus tersebut:
I I Kalau satuan dB dipakai dengan daya, faktor bukan lagi duapuluh, melainkan sepuluh. I
il
tv4 Dasar Elektronika P enguat Op erasiona I (L an j utan) 175
il
t76 Dasar Elektronika
an, transistor T'1 (transistor npn) akan buka dan menyediakan arus tersebut dan 12.2.2. Penguatan yang Terbatas pada Penguat Membalik
kalau arus mengalir ke dalam dari rangkaian, transistor Tl (transistor pnp) akan Kalau penguatan terbatas, maka voltase keluaran baru memiliki nilai
terbuka dan menyerapkan arus tersebut. Transistor yang sedang tidak dipakai yang berbeda dari nol ketika terdapat voltase antara kedua masukan op-Amp.
selalu terhrtup sehingga tidak ada arus dalam transistor itu. Rangkaian ini terdiri Hal ini berarti dengan voltase v,u, tertentv terdapat voltase selisih v, antaia
dari dua rangkaian pengikut emitor, satu untuk arus positif dan satu untuk arus kedua masukan op-Amp. Karena adanya voltase selisih z" tersebut prinsip bumi
negatif. Rangkaian ini disebut rangkaian "push-pull", atau bisa juga disebut semu tidak lagi berlaku secara sempurna. Terdapat hubungan antara voltase pada
sebagai rangkaian "dorong-tarik". Kekurangan rangkaian ini adalah kalau ada resistor vp; dan vRrt voltase inplt v;,, voltase selisih z, dan voltase keluararr vo,,
perubahan voltase keluaran yang cepat ketika T1 harus tutup danT2 harus buka. sbb.:
Supaya ada arus keluar dari Tl, potensial basis harus =0.7V di atas potensial
keluaran dan supaya T2 terbuka, potensial basis harus =0.7V di bawah potensial
V^, =V, -Vr; V*, : -Vnf +V, (12.8)
keluaran. Berarti untuk mengalihkan tugas dari T1 ke T2 (atau terbalik) voltase Arus dalam kedua resistor Ri dan Ri tetap sama sehingga perbandingan
keluaran Op-Amp harus berubah sebesar 1.4V. Perubahan ini membufuhkan voltase pada kedua resistor tersebut dan perbandingan resistivitas tetap sama.
waktu yang ditentukan oleh slew rate dari Op-Amp. Kalau frekuensi sinyal Hubungan antara besar voltase selisih z, dan voltase keluaran vou, sesvai dengan
besar, waktu ini membuat distorsi sinyal ketika keluaran lewat nol. Kekurangan persamaan (12.1). Maka terdapat:
ini bisa diatasi dengan rangkaian seperti dalam gambar 12.6. Dalam rangkaian
tersebut masing-masing satu dioda antara keluaran Op-Amp dan basis transistor
Yi,-v, Rt) v,,_!vo,,
menghasilkan selisih voltase 0.7V sehingga voltase keluaran Op-Amp tidak perlu -Vo* +v,= *, ,n Ao o,, vo,,_Lv
-E/ out out
berubah lagi untuk mengalihkan tugas dari T1 ke T2. Di sini perlu diperhatikan
l * +' _o
bahwa arus dari resistor basis harus cukup besar untuk arus basis dari masing- v.=vou, I & Rf
masing transistor.
"- h )
( n,. Ri Ri ),,
Masih ada beberapa rangkaian lain untuk menyediakan arus keluaran :)
-t, tt,,=l-C. (12.e)
yang cukup besar. Mengenai rangkaian-rangkaian tersebut bisa dipelajari dari O;*ffi1'r*,
berbagai buku elektronika. Rr Ao
9 1-/o,' =
. v,n -R, .Ao + R, + R,
Amp ideal. Dengan cara ini pengaruh voltase offset dan arus pada masukan Op- Karena tetap tidak ada arus pada masukan Op-Amp, maka arus pada
Amp pada rangkaian bisa dimengerti. Untuk pengaruh voltase offset dan arus resistor R1 akan sama dengan arus dalam R;, sehingga terdapat voltase keluaran
pada masukan Op-Amp bisa dihitung sendiri-sendiri dan kemudian gangguannya sebesar:
dijumlahkan. Jelas harus diperhatikan bahwa dari data dalam buku data tidak
diketahui arah dari arus pada masukan ataupun voltase offset, maka untuk V*, = -Vnf +Voy,a : -'I'Rt *Vof,a = -(V,, -t'*r)ff+v"o",
mengerti besar dari pengaruh harus diperhatikan bahwa arus/voltase bisa mem- (t2.12)
punyai arah positif maupun negatif. Dalam beberapa pasal berikut ini beberapa
o R, ( n.\
contoh rangkaian akan dibicarakan.
vou, = -r- -& *lt *
T )r*"
Dari (12.12) dapat dilihat hubungan antara voltase keluaran dengan vol-
12.2.3.2. Pengaruh Voltase Offset pada Penguat Membalik tase masukan hampir sama dengan sifuasi tanpa voltase offset, hanya sebagai
Karena adanya voltase offbet, maka sifat dari Op-Amp berubah dari per- akibat dari voltase offset yang mendapat satu tambahan voltase konstan pada
samaan keluaran, berarti terdapat tambahan voltase DC pada keluaran. Tambahan itu
mempunyai dua bagian, yaitu bagian pertama adalah voltase offset yang
v,,, =(v* -, ) * dikuatkan dengan penguatan yang sama besar seperti penguatan dari voltase
menjadi: masuk. Bagian ini ada karena voltase masuk dikurangi oleh voltase offset.
Bagian kedua adalah voltase offset yang dijumlahkan pada voltase keluaran.
Vo,, =(vt -r- +V,x,",).a. ( 12. l0) Bagian kedua biasanya tidak begitu mengganggu karena voltase keluaran dari
penguat biasanya jauh lebih besar daripada voltase offset. Berapa jauh bagian
Perubahan ini bisa digambarkan dengan skema rangkaian yang mema- pertama mengganggu hasil penguatan tergantung dari besar voltase masuk
kai Op-Amp ideal. Itu berarti Op-Amp yang tidak memiliki voltase offset dan dibandingkan dengan besar voltase offset. Kalau sinyal yang dikuatkan
pada satu masukan terdapat satu sumber voltase dengan voltase sebesar voltase merupakan voltase AC dan besar dari potensial DC pada sinyal tidak penting,
offset. Untuk contoh penguat membalik terdapat skema rangkaian seperti dalam voltase offset sama sekali tidak akan mengganggu, karena gangguan dari voltase
gambar 12.7.
offset ini merupakan satu voltase DC yang konstan, berarti tidak mempengaruhi
Dalam skema rangkaian seperti dalam gambar 12.7, prinsip bumi semu besarnya voltase AC. Tetapi kalau penguat dipakai untuk menguatkan sinyal DC,
hanya berlaku untuk Op-Amp ideal dan bukan lagi untuk Op-Amp real. Oleh maka voltase offset akan mempengaruhi hasil keluaran.
sebab itu akan ada voltase pada kedua masukan Op-Amp. Dalam contoh rangkai-
an ini akan didapatkan arus dalam resistor R; sebesar:
12.2.3.3. Pengaruh dari Arus Input Op-Amp pada Penguat Membalik
, v,n -vo6rn (12.11) Kalau hanya ada arus lin- pada masukan Op-Amp, tetapi tidak terdapat
& voltase offset, maka prinsip bumi semu tetap berlaku pada masukan Op-Amp
sehingga voltase antara kedua masukan tetap nol. Kalau seandainya voltase pada
input rangkaian nol, maka tidak akan ada arus pada resistor masukan Ri karena
sesuai dengan prinsip bumi semu potensial pada masukan membalik juga nol
sehingga arus yang mengalir keluar dari masukan Op-Amp akan mengalir
seluruhnya dalam resistor R1 dan akan menimbulkan voltase tambahan pada
keluaran Op-Amp sebesar:
Op-Amp real (dg. V,n) Kalau ada voltase pada masukan, maka terdapat arus dalam R1 sama
dengan tidak ada arus dari masukan Op-Amp. Arus dalam R1 terdapat dari arus
dalam \ ditambah dengan arus dari masukan Op-Amp. Dengan demikian terda-
Gambar 12.7: Voltase ffiet dari Op-Amp real mempunyai pengaruh seperti pat voltase keluaran sebesar:
satu sumber tegangan pada masukan Op-Amp.
r80 Dasar Elektronika
sehingga arus yang mengalir keluar dari masukan op-Amp akan mengalir
secara
penuh ke dalam kondensator dan akan menimbulkin voliase konderisator
26.7;,
yang naik terus-menerus:
[ V, tv"n,",) d t
vc r,*.no11. =
"r
I*t=l&+1.-) # (12.17)
12.2.3.4. Pengaruh Voltase Offset dan Arus pada Masukan Op-Amp dalam
Rangkaian Integrator
Kalau yang ada hanya arus f,- pada masukan Op-Amp, tetapi tidak
terdapat voltase oflset, maka prinsip bumi semu tetap berlaku pada masukan Op-
Amp sehingga voltase antara kedua masukan tetap nol. Kalau seandainya voltase Gambar 12.9: Rangkaian Integrator dengan arus patla input menimbulkan
pada input rangkaian nol, maka tidak akan ada arus pada resistor masukan R;, perubahan voltase pada kondensator yang sebanding tleigan besar arus
tersebut.
Dasar Elektronika Penguat Operasional (Lanjutan) _ 183
eA=Ao+4= oo (l*
12.2.4. Pengaruh Penguatan Bersama dan Penguatan Diferensial
yang ' )
l+r.Ao 1+t.An\ CMRR)
Terbatas dalam Penguat Tak Membalik
pada kedua Dari (12.20) dapat dilihat hubungan antara voltase masukan dan voltase
Dalam rangkaian penguat tak membalik, voltase bersama keluaran kalau terdapat penguatan yang terbatas dan juga terdapat penguatan
penguatan ber-
masukan bisa berubah cukup Jauh sehingga ada kemungkinan bersama 16. Terlihat bahwa pengaruh dari A6 tidak tergantung besar 16 sendiri
diselidiki dalam pasal ini'
sama bisa mempengaruhi sifat iangkaian. Hal ini akan tetapi tergantung dari besar dari common mode rejection ratio CMRR. Kalal
lagi dalam gambar 12.10.
Skema rangkaian pinguat tak membalik diperlihatkan faktor t.Ap dan CMRR besar dibanding l, maka terdapat penguatan sebesar:
voltase
Ketika uoliur" masukan dari rangkaian ini sebesar Vin, maka terdapat
bersama pada kedua masukan oplA*p sebesar vin juga' Dengan input bersama . I R,+R,
n--- (r2.2r)
ini sebenarnya terdapat voltase keluaran sebesar Vou,: Ac'V,,, tetapi voltase tR.
keluaran ini akan dikurangi oleh umpan balik' Penguatan ini sama besar dengan perhirungan ketika Op-Amp meni-
Besardarikeluaranop.Ampterdapatdari(12.4)denganmemperhati. punyai sifat ideal. CMRR biasanya jauh lebih besar daripada I dan dalam keban-
ke dalam
kan bahwa Vi,t",,n*,, sebesar Vi^ dan dengan menghitung umpan balik yakan situasi bisa diabaikan. Faktor t.AD serilgjuga jauh lebih besar daripada I
masukan op-Amp membalik dari rangkaian seri kedua resistor Rl dan R2. Vdi/J karena penguatan diferensial Op-Amp Ap yang besar sekali.
seperti
akan disebut LV,, dalam perhitungan berikut. Definisi voltase-voltase (Contoh: AD:100 000, l:0.001, berarti terdapat penguatan sebesar
rangkaian kedua resistor
dalam gambar 12.10. Besai umpan balik r terdapat dari I 000, masih terdapat t.AD:lOO. Dengan CMRR: lOa terdapat A:990.198,
dengan definisi sbb.: berarti kesalahan yang timbul sebesar 1%o.)
yang bisa dirangkai dengan integrator. Proses ini berlangsung terus-menerus. Dengan proses melingkar ini
membalik dan untuk Schmitt Trigger; sakelar analog
masuk tidak simetris, tetapi harga terdapat fungsi segitiga pada keluaran integrator membalik dan fungsi persegi
menggunakan dua transistor. ruta., voltase pada keluaran Schmitt Trigger. Kemiringan dari fungsi segitiga ditentukan oleh
mutlakdarivoltasepo,i.iraunnegatifbisadiatursendiri-sendiri,panjangsinyal konstanta integrator dan voltase masukan sesuai dengan (12.22). Kalau voltase
untuk voltase tinggi dan untuk u"oltu'" rendah
dari persegi atau-.waktu untuk
bisa diatur sendiri-sendiri. masukan simetris, maka segitiga akan simetris (kemiringan naik sama dengan
voltase naik dan.rottase-tu*n dalam sinyal segitiga
kemiringan turun), kalau kedua voltase masukan berbeda, maka segitiga akan
dapat dilihat dalam gambar
Prinsip kerja dari generator fungsi ini seperti lebih miring pada satu sisi. Tinggi puncak dari voltase segitiga ditentukan oleh
.n"#tin voltase input yang diteruskan kepada integrator'
l2.ll, sakelar analog voltase switch positif dan voltase switch negatif dari Schmitt Trigger. Pada
Ketikasinyalpada*u..,ku"darisakelar(dalamgambar12'llatas)positif'maka voltase persegi terdapat nilai positifselama fungsi segitiga turun dan nilai negatif
voltase masukan positii
y' dit.rurkun dan diintegrasikan pada integrator. Karena
selama fungsi segitiga naik. Kecepatan voltase segitiga naik/turun tergantung
voltase masuk prda lnteg.ator konstan, maka
intigrator membalik menghasilkan
dari besar voltase masukan negatif/positif. Voltase-voltase keluaran seperti diper-
konstan' di mana kecepatan turun
satu fungsi linear yang hlrun dengan kecepatan lihatkan dalam gambar 12.12. Untuk waktu periode terdapat perhitungan sbb.:
dari voltase keluaran ,"igur*rrf dari konstanta-konstanta integrator dan besar
Dari (12.22) terdapat hubungan antara perubahan voltase keluaran
dari voltase masukan.
integrator LVout integrator dan selang waktu Al:
Vortirt"grnto, - -Kr'!V,r,n,"rnrord't = -Kt'Vrrrn,"n,'o''t
(vout
+Vo'tanol (12'22)
yang pada
gryd =lK,'v,,,,,,r^,o,.1 o a', (12.23)
Sinyal keluaran yang dihasilkan seperti garis tebal 'nsi'ieo)
awalnya turun di sebelah kiri gambar 12'12'
Selama voltase segitiga turun terdapat voltase input pada integrator
Ketikavoltasekeluarandariintegratormembalikmencapaibesaran sebesar l(,*1. Voltase segiiiga turun mulai dari voltase switch positif, 2,,,*,
maka keluaran dari Schmitt
switch negatif, 4,,, , aari rangkaian Schmitt frigger' Keluar-
sampai voltase switch negatif, V,n.,berarti terdapat perubahan voltase keluaran
ingg".uJ.u"rir. a"i t"rrut"i positif menjaal les,ar o"t"1ii^Tqatifnya'
yang tadi memi- integrator, Lvou,ir,"grn,o. sebesar Vrrr* -Vrrr- . Maka terdapat selang waktu 11
persegi
an dari rangkaian s.t"rltt i.igg.. -"*pukan
keluaran
bernilai negatif (V-o.''.puu'' d&l?n untuk voltase turun sebesar:
liki nilai positif aur, ,"[ut*g"6aralih menjadi dari sakelar
inijuga menentukanposisi
gambar 12.12).f.frrut* itt'"titt Trigger vn,* -Vru'- (12.24)
Ir"r"g *n-ggu ,uL.tu.-urulog beriii puta, tiaat lagi memilih voltase positif' ,, =_
Xay;
i"-t-upirrofturJ"negatif untuk riasuk ke ialam integrator membalik. Sebab itu'
mulaidarisaatswitchi*(t...ituvoltasekeluarandariintegratormembalikmen. Selama voltase segitiga naik terdapat voltase input pada integrator
fungsi linear
menghasilkan satu
capai besaran switch..g"f'V"l integratorakan sebesar lVi,l dan perubahan voltase keluaran integrator, A.Vey1ia1"gra1sy, szlrr?
dalam gambat 12'12'ketika
yang naik seperti dit qi;lA; oftf i*it Vour sesitisa naik
Vou,pn,,"si menjadi ,r"guiir Voltase keluu'u" i'itgtutor membalik akan
dari rangkaian.schmitt Trigger'
sampai mencapai be.i.u.t switch positif, V,"!' negatifnya
pada saat itu Schmitt i.*;t beralih dari keluaran positif ke keluaran
negatif untuk
sehingga sakelar u.ruio-g'f,.rutih pula memilih ,oltur" masukan
Gambar 12.12: Voltase keluaran dari rangkaian generator ftrngsi dengan duo
Op-Amp.
Gambar 12.11: Prinsip keria generatorfungsi' I
il
Dasar Elektronika Penguat Operasional (Lani utan) 187
186
rr +l- R3 ,, /1
dengan tadi sebesar Vn"n -V,u: . Maka terdapat selang wakfu 7n2 untuk voltase , sr, - , o", (t2.30)
4.
naik sebesar:
Di mana
(12.25) V,u,-'* , voltase keluaran Op-Amp maksimal negatif atau positif.
Sakelar analog dalam rangkaian ini dibentuk oleh fransistor Tl, T2 dan
resistor R4. Ketika keluaran dari Schmitt Trigger (keluaran dari OA2) tinggi,
Waktu periode 7 sebesar Tt + 72. Untuk frekuensi sinyal/terdapat: transistor T2 tutup dan T1 buka sehingga masukan integrator tersambung dengan
I masukan Vt yang positif. Ketika keluaran dari Schmitt Trigger (keluaran dari
t =- (r2.26)
"T OA2) rendah, transistor Tl tutup danT2 terbuka sehingga masukan integrator
K.v; -
-vn-
v,,,: , vn,: -vru.
Kil tersambung dengan masukan V- yang negatif. Resistivitas dari resistor R4 dipilih
dengan besar resistivitas sedemikian hingga arus yang mengalir dalam resistor
ini lebih besar daripada arus yang mengalir dalam masukan integrator. Berarti
Dari (12.26) terdapat frekuensi ketika voltase input simetris, berarti
ketika keluaran Schmitt Trigger positif ada arus yang masuk ke dalam basis Tl
V ,+ : lV ,-l: Vin:
dan arus basis itu lebih besar daripada arus yang keluar dari emitor. Dalam
,-- K, .u. (12.27) situasi ini voltase pada basis akan lebih besar daripada voltase pada kolektor
' z.(t *: -r," ) '' sehingga sambungan pn antara basis dan kolektor dibias maju dan ada arus yang
mengalir dari basis ke kolektor dan dari situ masuk ke dalam sumber voltase
Dari (12.27) dapat dilihat bahwa frekuensi berbanding lurus dengan yang tersambung dengan masukan V*. Jadi sumber voltase itu harus mempunyai
voltase masuk dari rangkaian. Faktor pengalihan ditentukan oleh konstanta K1 kemampuan unfuk menyerap arus. Situasi dengan transistor T2 dan masukan V-
dari integrator dan voltase-voltase switch. sama ketika keluaran Schmitt Trigger negatif, hanya arus dan voltasenya terba-
lik.
12.3.2. Implementasi Rangkaian Generator Fungsi Kalau frekuensi yang diatur dengan generator fungsi ini besar, maka ada
l2.ll bisa dirangkai sifat tak ideal dari Op-Amp yang mempengaruhi hasil fungsi yang didapatkan.
Rangkaian sesuai dengan prinsip dalam gambar
Keluaran dari Op-Amp OA2 seharusnya langsung berubah dari keluaran voltase
dengan n1.rrrukui rangkaian Op-Amp untuk integrator dan Schmitt Trigger dan
positif menjadi negatif ketika masukan sudah mencapai voltase switch sehingga
denlan dua transistor sebagai sakelar analog. Skema rangkaian yang didapatkan
masukan integrator langsung berubah. Tetapi voltase keluaran dari Op-Amp ber-
seperti dalam gambar 12.13.
ubah dengan kecepatan yang terbatas sesuai dengan slew rate-nya. Oleh sebab
Dalam rangkaian tersebut integrator dibentuk dengan Op-Amp OAl, itu persegi mempunyai sisi yang miring. Karena fungsi persegi berubah dalam
resistor Rl dan kondensator C. Pada rangkaian integrator ini terdapat hubungan
antara voltase masukan dan voltase keluaran seperti dibicarakan dalam pasal
"Dasar mengenai Penguat Operasional (Operational Amplifier)" :
(12.28)
,*, =_*,!v,,,dt
waktu yang terbatas, maka perubahan voltase masukan dari integrator juga tidak
terjadi seketika. Maka perubahan kemiringan keluaran integrator dari garis naik 13
menjadi garis turun memerlukan waktu sehingga ujung atas dan ujung bawah
dari fungsi segitiga tidak tajan! tetapi membelok membentuk kurva. Karena
adanya waktu pengalihan ini, waktu periode menjadi lebih besar daripada waktu
Transistor Efek Medan
yang dihitung dalam (12.24) dan (12.25). Kalau waktu periode dari fungsi yang
dibentuk lebih besar dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan Op-Amp OA2
untuk berubah dari keluaran positif ke negatif dan terbalik, maka sifat tidak ideal
ini bisa diabaikan. Kalau waktu periode yang mau didapatkan mendekati waktu
pengalihan tersebut, maka perlu Op-Amp dengan slew rate yang lebih besar.
Sambungan antara logam dan semikonduktor memiliki sifat yang mirip dengan sambungan pn.
Dengan sambungan tersebut terdapatjuga sejenis dioda, yaitu dioda Schottky.
i
*l
il 10n
190 Dasar Elektronika Transistor Efek Medan 191
tl
t92 Dasar Elektronika Trgl;!;tor Efek Medan 193
berada di luar daerah pinch-off. Karena pada voltase gate-source yang konstan,
bentuk dan panjang dari daerah itu konstan danjuga voltase yang terdapat di situ
konstan (perubahan voltase drain-source mengubahkan voltase pada daerah
pinch-off, tetapi tidak mengubahkan voltase di luarnya), maka arus yang menga-
lir hampir konstan. Kalau voltase antara gate dan source bertambah besar, maka
jumlah muatan yang terdapat dalam saluran yang tinggal pada daerah pinch-off
semakin berkurang sehingga medan listrik dan voltase di situ semakin bertam-
bah, voltase di luar daerah pinch-offberkurang dan arus juga akan berkurang.
Jadi sifat FET adalah sbb.: Ketika voltase drain-source kecil dan voltase
gate-source kecil juga, belum terjadi pinch-off sehingga sifat FET ditentukan
oleh saluran n dengan bentuk geometris tertentu. Karena bentuk geometris dari
saluran n tetap, maka terdapat resistivitas tetap antara drain dan source. Hal ini
berarti arus 1p yang mengalir ke dalam drain sebanding dengan voltase Zp5
antara drain dan source. Ketika voltase drain-source atau voltase gate-source
bertambah dan terjadi pinch-off, arus 1p dari drain ke source akan hampir 8 9 l0 VosN
konstan terhadap perubahan voltase drain-source Vps. Tetapi hanya akan
tergantung dari besar voltase V6s ar,ttara source dan gate, di mana gate harus Gambar 13.42 Grafik output dori JFET saluran n.
negatif terhadap source.
menjadi nol pada satu nilai V6s yang disebut sebagai voltase pinch-off. Mengapa
13.2.2. Grafik Keluaran JFET terjadi seperti ini sudah jelas dari penjelasan mengenai fungsi dari JFET dalam
Dalam gambar 13.4 diperlihatkan hubungan antara arus drain lp dan pasal sebelumnya.
voltase drain-source Vps yang secara khas didapatkan dari FET. (Data dalam Dalam daerah saturasi arus drain 1p tergantung dari voltase V5s antara
grafik ini hanya sebagai contoh - data untuk transistor tertentu perlu dicari dari gate dan source, di mana pada V65:0 terdapat arus drain yang maksimal, lpnu
buku data.) Grafik ini disebut sebagai grafik output FET. Grafik ini mirip dengan (arus drain saturasi atau drain saturation current). Ketika harga mutlak dari
grafik output dari transistor bipolar. Pada voltase drain-source yang kecil arus
naik dengan cepat dengan kenaikan 225 sampai nilai arus tertentu, kemudian arus
menjadi hampir konstan dan hanya naik sedikit ketika Vps semakin besar. Daerah
dalam grafik di mana 1p konstan disebut daerah saturasi. Daerah saturasi pada
FET mulai pada voltase Vp5 yang lebih tinggi daripada voltase Y6s pada
transistor bipolar yang mana daerah aktif transistor tercapai. Voltase di mana
daerah saturasi mulai disebut sebagai threshold voltage V7. Besar dari threshold
voltage V7 terganttng dari voltase yGS attara gate dan source. Threshold voltage
ini merupakan voltase di mana pinch off mulai terjadi. Ketika lZ65l semakin
besar, V7 semakin kecil. Terdapat hubungan sbb.:
Vr =Vcs-Vo=lVrl-lVcsl (r3. l)
di mana
V, : Yoltase pinch-ffi yaitu voltase g(tte-source di mana arus drain
menjadi nol (kecuali adanya arus bocor yang kecil). Gambar 13.5: Hubungan antora arus drain dan
Besar dari voltase arfiara gate dan source menentukan besar arus drain voltase gate-source.
-, 1 -l
dalam daerah saturasi. Kalau voltase V65 dari gate ke source semakin kecil, ber-
arti harga mutlaknya semakin besar, arus drain akan berkurang sampai arus drain
t94 Dasar Elektronika Transistor Efek Medan 195
voltase V6s antara gate dan source bertambah besar, arus drain akan berkurang. Dalam gambar 13.6 diperlihatkan grafik dari data sebuah JFET sebagai
Terdapat hubungan antara Ip dan I/65 sbb.: contoh. Batas-batas toleransi untuk arus drain terhadap voltase gate-source pada
FET ini diperlihatkan oleh garis putus-putus dalam bagian kiri grafik tersebut.
t Dari penjelasan di atas bisa dilihat bahwa fungsi dari FET mirip dengan
Io=Ioo,,{r-?) (13.2) fungsi transistor bipolar. Pada transistor bipolar arus kolektor dikendalikan oleh
\Yp ) voltase basis-emitor, sedang pada FET arus drain dikendalikan oleh voltase gate-
source. Karena grafik output mirip, maka cara memakai FET juga mirip dengan
Hubungan antara Ip dan V6s ini seperti diperlihatkan dalam gambar cara memakai transistor bipolar. Oleh sebab itu besaran yang dipakai untuk tran-
13.5. Grafik hubungan attara Ip dan I/6s disebut sebagai lengkung transkonduk- sistor bipolar juga dipakai untuk FET.
tansi. Dari persamaan (13.2) kelihatan 1p menjadi nol ketika Vcs: Vp. Tetapi hal Transkonduktivitas untuk FET disebut g. dan terdefinisi sbb.:
ini hanya merupakan suatu pendekatan. Arus drain tidakakan menjadi nol persis,
tetapi persamaan ini berlaku untuk arus drain yang agak besar saja. Kalau nilai dI"
6m (13.4)
dari Vo yang berlaku dalam persamaan (13.2) mau ditentukan dari hasil dvo,
pengukuran, maka Ip terhadap 265 perlu diukur dan 1[to digambar terhadap Seperti pada transistor bipolaq transkonduktivitas ini menunjukkan hu-
bungan antara perubahan arus drain yang kecil terhadap perubahan kecil voltase
Z65.Untuk ,[to terdapathubunganlineardengan Z65sepertidilihatdari(13.2):
gate-source. Berarti merupakan suatu konduktivitas diferensial yang dipakai
untuk voltase AC dengan amplirudo kecil. Dari (13.4) langsung terdapat peru-
ro=rouu(r-?)' +,[t, = *(r -e") bahan arus drain dari perubahan voltase gate-source:
t/P)
\ (r 3.3) dlp=g..dV6s ( 13.5)
ve .-ff=17V^-',,1
I prn,.. yGS
_ -2. I pr,,,
:21_r2. oo,, I
( 13.6)
=2{;
lVrl {;(ffi-')
2
6m Ioro,'Io
lV, I
0 8. =2.83+
r/o(v)5 4 3 2 I 0 2 4 6 8 10 ZD(V)15
Gambar 13.62 Sebelah kanan grafik output dari sebuah contoh transistor FET,
dan sebelah kiri hubungan antara arus drain dan voltase gate-soutce dari
transistor tersebut. Garis penuh merupakan sifat yang biasanya dimiliki oleh ti
196 Dasar Elektronika
Sebagai perbandingan transkonduktivitas atau kemiringan untuk transis- panah. Pada JFET saluran n sambungan pn dibias balik untuk voltase gate yar,g
tor bipolar dengan arus kolektor sebesar arus drain dalam contoh FET dihitung negatil sehingga panah menuju ke arah saluran drain source. Dalam JFET
juga:
saluran p saluran arus antara drain dan sotffce dibentuk oleh semikonduktor p
dl l 5mA ^^mA dan gate dibentuk oleh lapisan semikonduktor n, sehingga arah dioda antara
ar dlee=--l-=
Vr 25mV= 'rlrl- V saluran drain source dan gate terbalik dibanding dengan JFET saluran n. Maka
untuk JFET saluran p arah panah dalam lambang terbalik dengan arah panah
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa besar transkonduktivitas atau kemi- dalam JFET saluran n,
ringan jauh lebih besar untuk transistor bipolar daripada FET. Sebab itu penguat-
an dari penguat memakai transistor bipolar menjadi jauh lebih besar daripada
,-l
t-h .-l
penguatan dalam rangkaian penguat FET.
Resistivitas drain-source rp5 menunjukkan kemiringan dari grafik out-
put di daerah saturasi. Definisinya sbb.: Gambar 13.7: Lambang JFET saluran n di sebelah
dv^"
kii dan JFET saluran p di sebelah kanan.
,rs = (13.1)
d; I'Gs =konst
13.2.4. Rangkaian Penguat dengan JFET
Dari rps hubungan antara arus drain dan voltase drain-source dilihat:
keluaran berubah sehingga terdapat perubahan arus drain dari perubahan voltase
mengatur besarnya voltase v6s antara gate dan source. Satu cara untuk mengatur
keluaran. Kalau perubahan arus drain tetsebtt diperhatikan, maka resistivitas voltase tersebut didapatkan dengan menyambungkan gate ke GND melalui satu
dari resistor Rp dalam pelsamaan (13.10) perlu diganti dengan resistivitas dari resistor gate Rq seperti diperlihatkan dalam skema rangkaian gambar 13.10.
rangkaian paralel dengan Rp dan resistivitas drain-source rps dari FET. Karena
Karena arus yang mengalir dari gate FET sangat kecil, maka voltase pada
itu terdapat penguatan: resistor gale R6 hampir nol, berarti potensial gate menjadi nol. Untuk mendapat-
A= g..(n, ll .", ) (13.1 1 ) kan v55 yang negatif potensial pada source perlu diatur positif terhadap GND.
Hal ini bisa didapatkan dengan resistor R5 pada source. Resistor R5 berfungsi
Hasil ini mudah dimengerti dengan rangkaian ekuivalen AC seperti
sebagai resistor umpan balik seperti resistor emitor dalam rangkaian common
diperlihatkan dalam gambar 13.9. Rangkaian ekuivalen AC ini sama dengan emitor dengan transistor bipolar dan menolong supaya pengaturan titik kerja
rangkaian ekuivalen AC dari penguat common emitor dengan transistor bipolar.
stabil. Besar resistivitas dari resistor R5 terdapat dari arus drain (: arus source)
Pada input dari FET terdapat resistivitas gate-source antara gate dan source. yang dikehendaki dan voltase gote-source pada arus tersebut. Hubungan antara
Besar resistivitas ini memang sangat tinggi dan untuk kebanyakan rangkaian bisa
ants drain dan voltase gate-source terdapat dari data FET dan bisa dihitung
dinyatakan tak berhingga. Antara drain dan source terdapat sumber arus konstan,
dengan (13.2) atau diambil dari grafik.Ip terhadap v6s. Karena voltase gate-
di mana sumber arus ini dikendalikan oleh voltase antara gate dan source (v6s). source pada FET berubah cukup jauh ketika arus drain berubah, maka besar
Karena FET merupakan sumber arus konstan, maka rangkaian ekuivalen Norton voltase vGS tidak bisa dianggap konstan saja seperti besar vs6 dari transistor
paling cocok untuk menggambarkan sifat dari rangkaian ini. Dalam rangkaian
bipolar.
irite, Norton sumber arus konstan dirangkai paralel dengan resistivitas
"k
dalam dari sumber daya listrik. Resistivitas dalam tersebut terdapat sebagai resis- Misalnya dipakai FET dengan data seperti dalam contoh gambar 13.6
tivitas clrain-source (rp5). Dalam rangkaian ekuivalen AC, RD dirangkai paralel dan arus drain diingirJ..an sebesar kira-kira 3mA, maka dari grafik lengkung
dengan rp5, sehingga terdapat rangkaian ekuivalen AC seperti dalam gambar transkonduktansi dalam gambar 13.6 terdapat voltase gate-source sebesar
=l.gv
13.9.
sehingga resistivitas dari resistor source harus sebesar O" 8 t
" = 3mA = 600a
ini: r'n : rGS = @
.
(13.r2) ''
Resistivitas input dari rangkaian
Fungsi kondensator C5 |ang dirangkai paralel dengan resistor source
Resistivitas output dari rangkaian ini: r*,: Rrllrps (13'13)
sama dengan kondensator cs dalam rangkaian emitor dengan transistor bipolar,
yaifu supaya arus AC tersambung langsung dengan GND dan resistor source
berfungsi hanya untuk voltase DC yang mengatur titik kerja.
13.2.4.2. Pengaturan Titik Kerja pada Rangkaian Source
Seperti dalam rangkaian penguat dengan transistor bipolar, titik kerja
Karena toleransi untuk arus drain sattrasi lpur, berarti arus drain
juga perlu diatur dalam rangkaian penguat yang memakai FET. Mengatur titik maksimal, dan untuk voltase pinch-offpada FET besar, maka rancangan rangkai-
an dipersulit" Kalau garis lengkungan transkonduktansi (hubungan antara Ip dan
kerja berarti mengatur voltase keluaran DC yang didapatkan antara sambungan
265) bergeser jauh sampai garis putus-putus dalam gambar 13.6, maka arus drain
clriin dan GND. Untuk mengatur voltase tersebut, arus drain perlu diatur pada
akan berubah jauh. Dalam gambar 13.11, satu contoh untuk lengkungan trans-
besar arus tert€ntu sehingga terdapat besar voltase Vno G Ip'R)) pada resistor
konduktansi minimum dan maksimum digambar bersama dengan hubungan
clrain rjrtertu. Mengatur besar arus drain ya'ng tertentu bisa dilakukan dengan
Tiansistor Efek Medan 201
200 Dasar Elektronika
+30v
2oko 8,2kO
:i\ +l0v ++22,4Y
i rltit teria
Gambar l3.ll: Iitik kerja akan berubah
kalau lengkung transkonduktansi FET
berubah, berarti untuk transistor lain dsri +-+9,3V
model yang sama terdapat titik keria yang
-2 Ycs o lokf)
berbeda.
seperti dalam gambar 13.12. Dengan memakai sumber arus konstan sebagai re-
sistor sozrce, voltase gate-source berubah sehingga ants drain tetap sama kalau
Gambar l3.l2t Mengatur titik keria lengkung transkonduktansi FET lain. Rangkaian dengan sumber arus konstan
dengan sumber arus sebagai pengganti sebagai pengganti resistor source seperti dalam gambar 13.13. Satu cara lain
-6 -4 -2 Ycs o
resistor source. untuk mendapatkan garis resistor source yang lebih mendatar dengan arus drain
yang sama terdapat dengan memakai voltase negatif pada resistor source atau
dengan mengatur besar potensial gate yang lebih tinggi dari GND. Dengan cara
antara arus dan voltaSe pada resistor source. HubUngan antara arus dan voltaSe ini resistivitas dari resistor source menjadi lebih besar. Tetapi dengan mengatur
pada resistor source selanjutnya disebutkan sebagai garis resistor source. Garis potensial gate lebth tinggi akan mengurangi daerah kerja pada voltase keluaran
resistor source ini terdapat dari hukum Ohm dan hukum-hukum Kirchhoff sbb': AC.
1o (mA) or0V 13.3. Bangun dari JFET dan MeSFET Secara Praktis
-o5 FET sering dibuat dalam benitkplanar seperti yang biasa dipakai untuk
-1,0 IC. Dalam sistem bangun yang planar, selain membuat FET-FET masing-masing
-1,5 sendiri, banyak FET bisa dibuat di atas satu kristal semikonduktor. Berarti FET
2,0 bisa dipakai dalam IC yang menggunakan banyak komponen. Arti dari kata pla-
nar adalah mendatar. Dalam struktur planar satu bahan semikonduktor dengan
1 Vns{Y\ atom asing tertentu dipakai sebagai dasar dari komponen-komponen. Misalnya
-4 dalam gambar 13.16 terdapat semikonduktor p dengan konsentrasi atom asing
yang rendah sebagai bahan dasar.l3 Bahan dasar tersebut diberi satu lapisan
-6
dengan atom asing yang kelebihan elektron sehingga terdapat semikonduktor n.
-8
Kemudian struktur komponen diperoleh dengan memberikan doping sesuai
kebutuhan untuk komponen tersebut. Dalam contoh gambar tersebut diberikan
Gambar l3.l4z Pada voltase drain-source ya ng kecil hubwtgan antara arus
doping nn dan doping p* untuk mendapatkan drain, source dan gate. Di atas
drain dan voltase drain-source hantpir linear sehingga FET merupakan resistor
semikonduktor dipasang logam untuk menyambungkan bagian komponen keluar.
dengan resistivitas yang bisa diatur.
Gambar sebelah kiri dalam gambar 13.16 adalah satu JFET saluran n. Saluran
terdapat antara daerah dengan doping pt dan bahan dasar yang mempunyai do-
ping p. Daerah dengan doping pt merupakafl gate. Antara semikonduktor n dan
bahan dasar semikonduktor p terdapat sambungan pn yang selalu dibias balik
L3,2.6. SumberArus dengan FET
dalam pengoperasian komponen sehingga sambungan pn ini merupakan isolasi
FET bisa dirangkai sebagai rangkaian arus konstan seperti transistor antara komponen dan bahan dasar. Doping n dengan konsentrasi tinggi pada
bipolar. Dalam gambar 13.15. diperlihatkan dua rangkaian arus konstan. Rang- drain dan source (n*) membuat kontak antara semikonduktor dan sambungan
kaian sebelah kanan dalam gambar tersebut sama dengan rangkaian arus konstan logam lebih baik. Dalam gambar 13.16 sebelah kanan diperlihatkan satu MeS-
yang telah dijelaskan sebagai rangkaian arus konstan untuk transistor bipolar. FET saluran n dalam struknar planar.DalamMeSFET sambungan gate dibentuk
Rangkaian sebelah kiri memanfaatkan voltase gate'source yang negatif, sehingga oleh satu sambungan logam yang langsung tersambung di atas semikonduktor n.
dengan memakai satu resistor source saja sudah terdapat sumber arus konstan.
Rangkaian ini hanya mempunyai dua sambungan dan bisa dipasang di mana saja
dalam suatu rangkaian besar. Resistivitas dalam dari kedua rangkaian sumber
arus ini sebesar:
ra=tos(l*g,&) (13.1s)
Gambar 13.16: FET saluran n sebagai JFET planar sebelah kiri. MeSFET
dalam bentuk planar sebelah kanan.
,l
1t
Dasar Elektronika Transistor Efek Medan 205
204
Sambungan ini disebut sebagai kontak Schottky dan mempunyai sifat yang
hampir sama dengan sambungan Pn.
,_1
K-
13.4. MIS-FET .;l
Dalam Mos-FET terdapat satu saluran semikonduktor seperti pada Gambar 13.18: Lambang untuk enhancement MOSFET.
JFE! tetapi tidak ada sambungan pn. Sambungal gate terisolasi dari saluran
muatan oleh satu isolator, sebab itu FET ini disebut sebagai Metal Isolator Semi- semakin berkurang. Kalau voltase gate-source cukup besar, maka muatan bebas
concluctor f'Ef (MISFET). Sering satu oksida dipakai sebagai isolator sehingga dalam seluruh saluran n hilang sehingga terjadi pinch-off seperti yang terdapat
terdapat Meral Oxide Semicontluctor FET (MOSFET). Dalam contoh gambar pada JFET. Jadi fungsi dari MOSFET hampir sama dengan fungsi dari JFET.
13.li sebelah kiri diperlihatkan MOSFET saluran n. Sambungan gate dan sam- Tetapi kalau MOSFET diberi voltase positif dari gate ke soltrce, maka tetap tidak
bungan r/rain dibentuk dengan bahan semikonduktor n* seperti pada JFET. timbul arus pada sambungan gate. Detgan voltase positif antara gate dan source
Saluran n terisolasi dari bahan dasar semikonduktor p dengan sambungan pn terdapat muatan positifpada sisi logam dari kondensator gate dan muatan negatif
yang dibias balik. Kontak logam pada gate dan saluran n dengan isolasi di pada sisi saluran n. Berarti jurnlah muatan dalam saluran n bertambah dan arus
antaianya membentuk satu kondensator. Kalau pada gate terdapat voltase negatif yang mengalir antara drain dan source bisa menjadi lebih besar. Karena
terhadap source, maka pada logam terdapat muatan negatif dan pada sahuan n MOSFET bisa dipakai dengan voltase positif, maka grafik arus drain terhadap
yang merupakan sisi kedua dari kondensator, timbul muatan positif. Muatan voltase gate-source tidak berhenti pada voltase nol, tetapi diteruskan ke daerah
jumlah elektron sehingga ada lebih
iosl=tif ini didapatkan dari berkurangnya voltase positif.
tanyak muatan positif dari inti-inti. Dekat dengan isolasi akdn terdapat daerah
Lambang MOSFET saluran n dalam skema rangkaian diperlihatkan
yung *u.tu semua elektron bebas hilang. Dalam saluran n ini elektron merupakan
dalam gambar 13.17 sebelah kanan. Dalam MOSFET ini terdapat pembawa
*utu, bebas yang bisa membawa arus. Dengan berkurangnya atau hilangnya muatan dalam saluran ketika tidak ada voltase pada gate dan dalam pemakaian
elektron maka terdapat daerah dengan lebih sedikit atau bahkan tanpa muatan biasa jumlah muatan dalam saluran dikurangi dengan memberikan voltase pada
dekat dengan logam samburrgarl gate. Oleh sebab itu arus akan berkurang. Kalau gate. Oleh sebab itu MOSFET ini disebut sebagai depletion MOSFET. Arti dari
voltase teisebut tambah besar, maka daerah tanpa muatan semakin besar dan
depletion adalah penghilangan. Jadi bisa juga disebut MOSFET penghilanganl4,
saluran n yang bisa membawa arus semakin sempit sehingga arus yang mengalir
karena pembawa muatan dalam saluran n dihilangkan oleh voltase gate-source.
Satu versi MOSFET lain didapatkan apabila tidak memakai saluran n.
Kalau tidak ada saluran n, dengan tanpa adanya voltase antara gate dan source
maka tidak ada muatan bebas yang bisa membawa arus antara drain dan source.
Baru dengan adanya voltase positif arl/tara gate dan source maka akan terdapat
si-02 muatan bebas di bawah logam sambungan gate. Muatan bebas ini merupakan
satu saluran antara drain dan source di mana arus bisa mengalir. Dalam MOS-
FET asli tidak ada muatan bebas dalam saluran, tetapi dengan memberikan volta-
I ],1rffiH1ilil@iiliil'ffiiil
l{ffitJ -rl:.iffi.l_/
i se gate-source muatan bebas ditambahkan. Sebab itu MOSFET seperti ini
disebut sebagai enhancement MOSFET atau bisa juga disebut sebagai MOSFET
itt---ttt u---' penambahanls. Karena dalam keadaan dasar arus tidak mengalir dalam MOS-
Bahan dasar Si-p FET ini, maka saluran dalam lambang digambar secara terputus seperti diperli-
hatkan dalam gambar 13. 18.
Gambar l3.l7z Bangun MOSFET dalam bentukplanat (datar) dan lambang 14 Kata ini tidak biasa dipakai.
MOSFET dalam skema rangkaian' l5 Kata ini tidak biasa dipakai.
r.+ €a NJ
V-H
;:- F)
o,
'd iD
tD-
Sv,
*o.P(D
da
B=
!r ! oE
Eitr
PrhA)
'DN
H'E 5E
i.d
irio KE.
:1 q 6P
E'*
F.*
EE
) 2
!r co-
7r P.
r
t
<H
oa
B-E \--
F! lr1a)
a@3
xOB'
H=
rt
HPt
HH
Ii-A) p+
xo
xHNj <5
fo ,r.
o- 9z L
'6;;\
o
1 =v q
^'@
iJ t'i
s\
A)
t.r
N6@ (\
i3 0aN F.
o.
A)
3.E ci
'IF)
6i 65 F.
JI
FET
\)
(,) *
UT 4
JFET MOSFET -.
depletion MOSFET Enhancemenl MOSFET (D
rq
n channel p channel n channel p channel n channel p channel 0 F-,
-t
9D 9D r! (\
,J ,J (n
B ^I B ^ lF+--oB ^ ;r---oB
G"-l Lio- UfFr (iHFl
E
6s 6s H
rj
,rl ,rl DT
vos vo, 0q
,rl V
,r+ ZVo (o
V v.
=
vo,
Penguat diskrit Penguat diskrit Penguat diskrit Penguat diskrit Penguat diskrit Penguat diskrit
lC analog IC analog frekuensi tinggi frekuensi tinggi daya besar daya besar
IC digital IC digital IC digital IC digital
l*
!
14
Umpan Balik Negatif
.'i
:i,i
Gambar l4.l; Umpan balik
negatif dengan penguat positif dan
il pembuat selisih pada input.
il
210 Dasar Elektronika Umpan Balik Negatif 211
Maka terdapat persamaan untuk berbagai voltase dalam rangkaian ini sbb.: dan oleh sebab itu menghasilkan distorsi pada sinyal yang diperkuat. Tetapi
dengan memakai umpan balik, besar dari Vs tidak lagi mempengaruhi besar
Vor, = Vir'Vg
) penguatan, sehingga distorsi yangada dalampenguat asli (dalam V)bisa hilang.
v11, -v, I _
=v,n vo,, =(vi, -vo,,'t)'vo e (t + vo't)'v*, =vo'vi, Hal ini memang merupakan satu pendekatan. Kalau rumus yang persis, yaitu
V, = Vor, 't ) (14.1) (14.1) dan (14.2), dipakai, maka dapat dilihat bahwa masih tetap ada pengaruh
dari besarnya faktor penguatan Vn dari penguat. Berapa besar sifat dari penguat
,-Vou,-
e^ n-T- Vo
asli (ketidaklinearan atau ketergantungan suhu misalnya) masih mempengaruhi
t.w hasil penguatan bisa dilihat pada perbandingan antara penguatan asli Z6 dari
Berarti terdapat faktor penguatan A dari rangkaian penguat keseluruhan penguat tanpa umpan balik dan penguatan A yang dihasilkan dengan memakai
yang berbeda dengan faktor penguatan V6 dari penguat asli, yaitu penguat tanpa umpan balik. Perbandingan ini disebut faktor umpan balik G:
umpan balik.
Satu rangkaian lain yang menghasilkan umpan balik negatif dapat dili-
G=+:+=t+vo-t = Vo't ( l4.s)
Kalau I/0./>>l
hat dalam garnbar 14.2. Dalam rangkaian ini terdapat penguatan negatif dan ke- l+Vo.t
mudian sinyal V, yang dikembalikan kepada masukan dijumlahkan dengan input
Kalau G besar, maka sifat dari penguat asli semakin tidak mempenga-
rangkaian seluruh Z;,. Di sini terdapat penguatan sebesar:
ruhi sifat penguatan dengan umpan balik. Faktor G menunjukkan, berapa besar
, Vou, Vo umpan balik mengurangi faktor penguatan. Kalau dianggap bahwa penguatan
(14.2)
V,n I +Vo.t semestinya sebesar penguatan Ai,1",,1 !&ng terdapat dari (14.3), maka dalam
penguat seluruhnya terdapat perbedaan relatif antara besar penguatan ideal itu
Kala:u Vs.t>>1, maka (14.1) menjadi: A-L (14.3) dengan besar penguatan yang sebenarnya sebesar:
t
L- vo
dan (14.2) menjadi: A= -Lt (r4.4) 4,u,r -A_t l+Vo.t= I
Aa"or I l+Vo't=lG (14.6)
Dalam situasi ini faktor penguatan A dari rangkaian seluruhnya dengan t.
umpan balik (hampir) tergantung hanya dari besar umpan balik t, dan (hampir)
Kalau dalam rangkaian seluruhnya umpan balik dilepaskan, berarti
tidak lagi tergantung dari besar penguatan Vs dari penguat asli. Rangkaian umpan
rangkaian lingkaran yang menghasilkan umpan balik dibukakan, maka tinggal
balik yang menentukan r bisa dirangkai dengan menggunakan resistor saja,
penguat asli dengan penguatan sebesar 26. Sebab itu Z6 disebut jlga open loop
sehingga besar faktor redaman r bisa diatur secara konstan dan stabil. Faktor I
amp liJic atio n atau penguatan lingkar terbuka.
yang ditentukan oleh perbandingan resistivitas tidak tergantung dari amplitudo
sinyal seperti penguatan dari penguat transistor di mana faktor penguatan tergan- Penguatan lingkaran dari masukan penguat sampai ke voltase V, yang
tung dari kemiringan transistor, 91 Kemiringan transistor 37 itu berubah sesuai dikembalikan pada masukan sebesar Vst. Besar penguatan ini disebut loop am-
dengan amplitudo sinyal. Penguatan Vn dari penguat yang dirangkai dengan p lific atio n atau penguatan lingkar.
menggunakan transistor selalu tergantung dari sifat transistor yang tidak linear
lt
2r2 Dasar Elektronika Umpan Balik Negatif 213
Skema rangkaian dalam gambar 14.4 merupakan satu rangkaian yang V, = Vt, =Vi, -VM = Vi, *V, (14.e)
menerapkan umpan balik seperti dalam gambar 14.3 di sebelah kanan. Voltase pada resistor emitor sekaligus merupakan voltase oueut dari
Dalam rangkaian ini umpan balik lewat resistor Rl dan R2 dengan rangkaian ini, sehingga besar dari umpan balik r yang didefinisikan sebagai
faktor I sebesar perbandingan antara voltase keluaran dan voltase umpan balik menjadi satu:
y-
t', f",,
Gambar 14,42 Rangkaian umpan Gambar 14.5: Rangkaian pengikut emitor
balik dengan dua resistor sebagai rangkaian umpan balik.
2t4 Dasar Elektronika Umpan Balik Negatif 215
Dengan data ini besar dari faktor umpan balik G didapatkan sebesar:
Dengan (14.17), (14.20) dan (14.21) terdapat besar dari resistivitas out-
Pertama-tamakitatentukanarushubungsingkati6lansdidapatkan put dari seluruh rangkaian dengan umpan balik:
voltase
pada voltase input sebesar v;,,. Ketika arus hrrbung singkat i1, mengalir' vo
juga menjadi nol' maka voltase .,,
lutp"t .n"rjudi nol, maka uoitur. umpan balik v, _ _vort.rb _l+Vo.t "' _ ror,.p _llrt,p
input pada penguat, v;r, akan menjadi tu*u dengan voltase input v;' dari seluruh ,*,=-= =l+W= (14.22)
rangkaian:
@ G
rort,p
(14.18)
vou, =0*\ =0) vrn =Y,,
Dari (14.22) terlihat bahwa dengan umpan balik, faktor umpan balik
Penguatan oleh penguat tanpa umpan balik, I/e, voltase pada input
dan
akan membuat resistivitas output menjadi lebih kecil dibandingkan dengan situa-
pada sumber
(14.18) dipak'ai untuk mengtritung l,o1tut" output veilplmsterdapat si tanpa umpan balik. Sebab itu resistivitas output dari rangkaian yang memakai
voltase dari rangkaian ekuivalen Th6venin: umpan balik bisa menjadi kecil sekali, khususnya kalau faktor umpan baliknya
(14.1e) besar.
lour,O =1tr. 'VO =V.'Vg
Dalam contoh pengikut emitor terdapat resistivitas output dari penguat
Dengan vor,,6 dar. besar resistivitas output ror,,, dari penguat tanPa
tanpa umpan balik kira-kira sebesar resistivitas dari resistor emitorl6, R6. Maka
umpan balik terdapat arus hubung singkat sbb':
dengan umpan balik, berarti pada rangkaian pengikut emitor sebenarnya,
. Vour.o Vo . Vin (14.20) terdapat resistivitas output sebesar:
fort,P frrt,P fou,-o I
Langkah kedua, voltase output tanpa beban, v,,,,,6, dihitung' v'u"6 diper-
'oul G R,
' -J--
I
(14.23)
Bt.Re Bt 40+ /c
oleh dari .,roltur" input dikalikan dingan penguatan dari penguat keseluruhan.
sumber voltase
Pada situasi tanpa biban voltase vos,16 s?rr|a dengan voltase dari Dalam contoh di atas dengan arus kolektor sebesar 20mA terdapat
vod1 padarangkaian ekuivalen Th6venin' resistivitas output sebesar:
l6 Kalau voltase masukan dipasang anlara basis dan emitor, maka voltase basis-emitor itu akan
menentukan arus. Situasi ini sama dengan situasi pada penBuat common emitorbiasa dan fungsi
dari resistor emitor akan sama dengan fungsi dari resistor kolektor pada pefiEual comnron emitor
biasa. Berarti resistivitas output diperoleh dari rangkaian paralel antara resistor emitor dengan
resistivitas kolektor-emitor. Karena resistivitas kolektor-emitor 166 biasanyajauh lebih besar
daripada resistivitas resistor emitor, maka rcr biasanya bisa diabaikan.
se keluaran terlalu besar. Pengikut emitor adalah rangkaian yang cocok untuk
kebutuhan ini. Pengikut emitor tidak menguatkan voltase, tetapi mengubah impe-
15
dansi, berarti menguatkan arus.
Osilasi
219
220 Dasar Elektronika Osilasi 221
ada pada output mengelilingi seluruh rangkaian, di mana von yar.g ada dalam 40
ruas kanan merupakan voltase ouQut yang tadinya sudah ada. Kalau vo,, yang
20
baru sama dengan vout yang lama, maka situasi akan stabil dan voltase keluaran
akan konstan. Kalau voltase keluaran yang baru lebih kecil daripada voltase
keluaran yang lama, maka voltase keluaran akan semakin kecil dan terbalik;
kalau voltase keluaran yang baru lebih besar daripada voltase keluaran yang -20
lama, maka voltase keluaran akan bertambah besar sampai mencapai batas kerja
dari penguat sehingga penguatan akan berkurang. Kalau rangkaian seperti ini -40
dipakai sebagai osilator, maka tidak diberi sinyal masuk pada input, yang berarti
pada masukan penguat hanya terdapat sinyal dari jalur umpan balik sebesar v,- -60 Gambar 15.32 Osilasi membesar
Dengan voltase masukan sama dengan nol, (15.1) menjadi:
Vou, : lop 't 'Vg ( 1s.2) dart vou, akan konstan. Berarti sinyal yang sudah ada akan berada terus menerus
pada rangkaian ini dan amplitudonya akan konstan. Supaya situasi ini terjadi,
Di mana, sama dengan tadi, vou, pada ruas kiri merupakan voltase maka untuk penguatan Vs dan t terdapat dari ( I 5.2):
keluaran yang dihasilkan setelah sinyal yang tadinya ada pada keluaran telah
Vo.t =1 ( l s.s)
mengelilingi seluruh rangkaian dan vou, dalam ruas kanan merupakan voltase
output yang tadinya sudah ada. Seperti dikatakan di atas: Persamaan (15.5) disebut syarat osilasi dan menunjukkan kapan akan
Kalau v,,, yang baru lebih kecil daripada vout yang lama, maka vo,, akan terjadi osilasi dalam suatu rangkaian. Syarat osilasi ini sebenarnya terdiri dari
semakin berkurang dan sinyal akan menghilang dengan waktu. Setelah terjadi dua bagian, satu bagian adalah bagian amplitudo atau harga mutlak dari penguat-
suatu gangguan pada rangkaian yang membuat adanya sinyal akan terdapat an:
sinyal pada keluaran seperti diperlihatkan dalam gambar 15.2. Supaya situasi ini (15.6)
terjadi, maka untuk penguatan Vs dan t terdapat dari (15.2):
lv,l''l=r
Bagian kedua adalah syarat untuk fase. Perkalian menjadi satu kalau
Vo.t <l ( 15.3)
bagian imajiner hilang atau dengan kata lain pergeseran fase menjadi 0 atau n.2r,
Kalau yang baru lebih besar daripada vout yang lama, maka vo,, akan
vou, di mana r merupakan satu bilangan bulat:
semakin besar sampai mencapai batas dari besar sinyal yang bisa didapatkan dari
g,t+eo =0,2r.n ( 15.7)
penguat. Setelah terjadi suatu gangguan kecil akan terdapat suatu sinyal seperti
yang diperlihatkan dalam gambar 15.3. Supaya situasi ini terjadi, maka untuk Kalau syarat (15.5) terpenuhi dalam suatu rangkaian, maka suatu osilasi
penguatan Vp dan t terdapat dari (l 5.2): yang sudah ada akan berlangsung terus-menerus. Tetapi kalau belum ada osilasi,
maka osilasi tidak akan timbul dengan sendirinya. Supaya timbul osilasi, maka
vo.t>l (15.4)
syarat (15.4) harus terpenuhi di mana penguatan loop lebih besar dari satu. Kalau
Kalau vo,, yang baru sama dengan von yafig lama, maka situasi stabil syarat (15.4) terpenuhi, maka untuk memulai suatu osilasi cukup kalau ada fluk-
tuasi voltase kecil (derau). Fluktuasi voltase kecil (derau) seperti itu selalu ada
dalam suatu sistem elektronik.
Jadi supaya terdapat osilasi yang stabil perlu penguatan loop (fo.l)
yang lebih besar dari safu pada awal ketika belum ada osilasi. Ketika osilasi
sudah memiliki amplitudo yang dikehendaki, maka penguatan harus otomatis
berkurang dan menjadi l. Kalau seandainya amplitudo sudah terlalu besar, maka
amplitudo perlu dikurangi. Hal ini terjadi kalau penguatan loop lebih kecil dari
0 satu. Jadi dalam sebuah osilator, penguatan tidak bisa dibuat konstan tetapi harus
dibuat supaya tergantung pada besar amplitudo osilasi. Kalau amplitudo semakin
besar, penguatan harus semakin kecil.
-0.5 Gambar 15.22 Osilasi teredam.
222 Dasar Elektronika Osilasi 223
15.2. Contoh Rangkaian syarat osilasi terpenuhi. Kalau frekuensi berbeda dengan frekuensi resonansi dari
rangkaian LC maka akan terdapat pergeseran fase antara arus dan voltase dalam
rangkaian LC sehingga akan terdapat pergeseran fase lagi antara voltase pada
15.2.1. Osilator Meissner kolektor dan voltase pada kumparan sekunder yang tersambung dengan basis.
Dalam osilator Meissner, umpan balik didapatkan melalui satu trafo. Maka dalam situasi ini syarat fase untuk osilasi tidak terpenuhi dan osilasi tidak
Skema rangkaian seperti dalam gambar 15.4. Satu sisi dari trafo dirangkai paralel bisa terjadi. Sebab itu rangkaian ini bisa berosilasi hanya dengan frekuensi
dengan sebuah kondensator. Induktansi L dari kumparan trafo tersebut bersama resonansi dari rangkaian LC. Osilasi memang terjadi apabila syarat fase maupun
dengan kapasitansi C dari kondensator merupakan satu osilator LC yang dirang- syarat amplitudo terpenuhi.
kai pada kolektor transistor. Sisi kedua dari trafo tersambung dengan basis tran- Dioda Zener bersama dengan resistor Rl dan R2 dipakai untuk menga-
sistor yang berfungsi sebagai penguat. Rangkaian LC mempunyai impedansi tur titik kerja transistor. Dalam rangkaian ini penguatan dan pergeseran fase
paling besar pada frekuensi resonansinya. Juga pergeseran fase antara arus dan dalam penguat sendiri tergantung frekuensi sedangkan besar dari umpan balik
voltase dalam rangkaian LC menjadi nol pada frekuensi resonansi, maka pada tidak tergantung frekuensi. Kalau amplitudo bertambah besar dalam rangkaian
frekuensi tersebut rangkaian LC mempunyai sifat seperti resistor biasa. Tran- ini, maka arus dalam rangkaian LC akan bertambah besar dengan menghasilkan
sistor bersama dengan rangkaian LC sebagai resistor kolektor merupakan safu penambahan pemborosan daya dalam kumparan ffafo, maka perbandingan antara
penguat common emitor. Penguatan dari penguat ini tergantung dari impedansi besar voltase pada kumparan sekunder dengan besar voltase pada kumparan
pada kolektor, berarti pada frekuensi resonansi terdapat penguatan yang paling primer akan berkurang, yang berarti penguatan loop dari seluruh rangkaian akan
besar. Ketika voltase basis emitor dari transistor dalam rangkaian ini bertambah berkurang. Dengan cara ini penguatan menjadi lebih besar untuk amplitudo kecil
besar, maka arus kolektor bertambah besar dan voltase pada resistor kolektor dan lebih kecil untuk amplitudo besar. Dengan mengatur perbandingan antara
(disini rangkaian LC paralel) bertambah besar. Agar supaya terdapat umpan balik voltase primer dan voltase sekunder dari trafo, penguatan bisa diatur sehingga
positif, ketika voltase pada kumparan bertambah besar, potensial basis harus menjadi 1 pada amplitudo yang dikehendaki. Kalau voltase sekunder dari trafo
bertambah besar. Hal ini tercapai dengan menyambungkan kumparan sekunder terlalu besar, maka penguatan loop akan terlalu besar sehingga menghasilkan
pada basis dengan arah terbalik (lihat titik dalam gambar 15.4). Dengan cara ini amplitudo yang melebihi batas amplitudo penguat. Maka akan terdapat pemba-
voltase yang positif di atas pada kumparan primer di kolektor menjadi positif di tasan amplitudo oleh batas-batas kerja penguat. Pembatasan amplitudo ini tidak
bawah pada kumparan sekunder di basis. Dengan demikian syarat fase dari linear dan oleh sebab itu pembatasan ini menghasilkan osilasi yang tidak memi-
liki bentuk cosinus yang benar.
15.2.2. Osilator LC
Dalam osilator LC seperti yang digambarkan dalam skema rangkaian
gambar 15.5, suatu penguat tak membalik dengan Op-Amp dipakai sebagai
penguat. Resistivitas dari resistorRl dan R2 menentukan penguatan dari penguat
ini. Rangkaian seri dengan resistor R3 dan rangkaian paralel dengan L dan C
merupakan sistem umpan balik yang tergantung frekuensi. Rangkaian paralel
kumparan dan kondensator bersama dengan resistor R3 merupakan satu tapis
lolos pita. Pada frekuensi resonansi harga mutlak dari impedansi rangkaian LC
menjadi besar dan pergeseran fase antara arus dan voltase menjadi nol sehingga
pada frekuensi resonansi itu keluaran dari tapis lolos pita menjadi besar dan
pergeseran fase antara masukan tapis dan keluaran tapis menjadi nol. Pergeseran
fase antara arus dan voltase pada rangkaian paralel dari kondensator dan
kumparan berubah dari 90" pada frekuensi kecil sampai -90o pada frekuensi
Gambar 15.4: Osilator Meissner (Titik pada besar dan menjadi 0o pada frekuensi resonansi. Pergeseran fase antara arus dan
kumparan menunjukkan sambungan nol dari voltase pada rangkaian paralel LC menimbulkan pergeseran fase antara voltase
kumparan.) pada masukan tapis lolos pita (voltase antara sisi kiri dari R3 dan GND) dan
224 Dasar Elektronika
Osilasi 225
JO
rl _';EE ( 15.8)
Supaya rangkaian ini bisa berfungsi dengan baik, maka penguatan perlu
diatur dengan seksama sehingga pada frekuensi resonansi penguatan loop
menjadi 1. Tetapi ketika suhu berubah, penguatan juga akan berubah. Dan kalau
amplitudo kecil, penguatan harus lebih besar dari satu. Oleh sebab itu pengaturan
ini tidak bisa dilakukan cukup teliti dan tetap. Jadi untuk mengatur amplitudo
dengan baik, maka diperlukan satu regulasi amplifudo. Regulasi amplitudo bisa
dilakukan dengan membuat resistivitas dari Rl atau R2 dengan suatu komponen
yang resistivitasnya tergantung dari amplitudo. Tetapi kalau suatu komponen
non-linear dipakai, fungsi keluaran akan mengalami distorsi dan tidak lagi Gambar 15.6:
merupakan bentuk cosinus yang benar. Kalau memerlukan osilasi dengan bentuk Osilator LC dengan
cosinus tanpa cacat (atau cacat yang kecil), maka pengaturan amplitudo bisa JFET untuk mengatur
dibuat dengan menggunakan transistor FET yang diatur oleh besar voltase penguatan tergantung
amplitudo. dari amplitudo
i
keluaran.
lr
226 Dasar Elektronika Osilasi 227
buku elektronika.
Karena R2 bertambah, maka penguatan dari penguat sebesar A=t+l akan
berkurang sehingga amplitudo dari voltase keluaran kembali menjadi lebih kecil.
Jadi kalau penguatan melingkar lt rll4 diatur sebesar satu untuk 15.3. Osilasi yang Tidak Dikehendaki pada Penguat
amplitudo tertentu, maka penguatan akan lebih besar untuk amplitudo yang lebih Sering timbul suatu osilasi pada sebuah penguat. Osilasi irri tidak dike-
kecil dan lebih kecil untuk amplitudo yang lebih besar. Dengan sifat ini terdapat hendaki, namun munculnya dapat dimengerti dengan teori mengenai osilasi. Ka-
amplitudo yang stabil. Juga kalau ada gangguan yang mingubah penguatan lau muncul suatu osilasi pada frekuensi tertentu, berarti syarat osilasi terpenuhi
dalam salah satu bagian rangkaian, maka gangguan itu akan dikompensasikan untuk frekuensi ifu, yang berarti terdapat umpan balik positif dengan pergeseran
oleh regulasi amplitudo ini. fase nol pada frekuensi osilasi itu. Kadang-kadang sulit dimengerti bagaimana
umpan balik ini terjadi. Hal-hal yang sering menyebabkan terjadinya umpan
balik tersebut adalah:
15.2.4. Osilator Jembatan Wien 1. Umpan balik melalui kapasitansi liar atau impedansi liar antara
Pada osilator ini rangkaian jembatan Wien dipakai untuk mendapatkan keluaran dan masukan.
sistem umpan balik. Satu Op-Amp dipasang antara ujung-ujung jernbatan Wien 2. Umpan balik melalui sambungan GND.
sehingga satu cabang dari jembatan Wien menjadi penguat dan cabang kedua 3. Umpan balik melalui sambungan sumber.
menjadi bagian umpan balik yang tergantung frekuensi. Skema rangkaian dari
osilator ini seperti dalam gambar 15.7. Rangkaian umpan balik terdiri dari rang-
kaian seri LC resistor R3 dan kondensator Cl dan rangkaian LC paralel resistor 15.3.1. Umpan Balik Melalui Kapasitansi Liar
R4 dan kondensator C2. Resistivitas dari R3 dan R4 dipilih sama besar dan juga Kalau ada voltase (muatan) antara dua permukaan loganl maka selalu
kapasitansi dari Cl dan C2 dipilih sama besar. Rangkaian umpan balik ini terdapat medan listrik antara kedua permukaan logam itu. Dengan adanya
memiliki pergeseran fase nol antara voltase masuk dengan voltase keluar hanya muatan dan medan listrik, maka antara kedua permukaan logam selalu terdapat
pada frekuensi resonansi. Kalau frekuensi berbeda sedikit, maka pergeseran fase kapasitansi. Besar kapasitansi ini tergantung dari jarak dan luas permukaan dari
langsung berubahiauh dari nol. Oleh sebab itu besar dari frekuensi osilasi stabil kedua logam. Maka antara dua kawat sambungan dalam rangkaian juga selalu
dengan rangkaian umpan balik ini. Supaya syarat amplitudo untuk osilasi terpe- terdapat kapasitansi. Kapasitansi ini tidak dikehendaki dan disebut sebagai kapa-
nuhi, resistivitas dari Rl dan R2 harus diatur sangat teliti. Karena rangkaian ini sitansi liar. Memang kapasitansi liar biasanya kecil kalau dibandingkan dengan
sangat peka terhadap pengaturan tersebut, maka diperlukan pengaturan penguat- kapasitansi kondensator yang biasa dipakai dalam rangkaian elektronik, tetapi
an yang otomatis. Satu cara pengafuran penguatan adalah dengan menggunakan untuk frekuensi yang tinggi impedansi dari kapasitansi kecilpun bisa agak kecil.
FET seperti telah dijelaskan dengan rangkaian osilator LC. Kalau frekuensi tinggi, maka impedansi dari kapasitansi liar bisa menjadi cukup
Mengenai detil-detil dari rangkaian ini bisa dipelajari dari berbagai kecil sehingga ams yang mengalir cukup kuat untuk mengubah sifat rangkaian.
Kalau kabel pada keluaran penguat dekat dengan kabel pada masukan penguat,
maka kapasitansi antara kedua kabel tersebut bisa menjadi cukup besar untuk
menyambungkan keluaran dengan masukan penguat pada frekuensi tinggi. Kalau
penguatan dari penguat pada frekuensi itu cukup besaq maka bisa terjadi bahwa
syarat resonansi terpenuhi. Dengan adanya kapasitansi liar antara keluaran dan
tl
Dasar Elektronika Osilasi 23t
230
Arus terbesar yang mengalir dalam rangkaian ini adalah arus pada resis-
f 533. Umpan Balik Melalui Sambungan GND dan Sambungan Sumber
tor kolektor T2 yang memzrng merupakan arus kolektor dari T2 tersebut ditam-
Dalam gambar l5.ll diperlihatkan skema rangkaian dari satu rangkaian bah dengan arus keluar dari rangkaian, namun kita menyebutnya sebagai i6.2
penguat dua tahap dengan penguatan yang besar. Biasanya sambungan kabel saja. Juga arus pada emitor dari transistor tersebut memiliki nilai yang besar.
dianggap tidak mempunyai resistivitas karena resistivitasnya kecil dibandingkan Kita sebutkan arus pada emitor sebagai rs. Arus bolak-balik ic.3 akan mengalir
dengan besar resistivitas-resistivitas lain yang terdapat dalam rangkaian elektro- dari sumber tegangan melalui kabel dan akhirnya sampai ke dalam resistor Rs2.
nik. Tetapi pada rangkaian yang peka, misalnya pada penguat dengan penguatan Karena sumber tegangan memiliki resistivitas dalam Rr,.6o dan kabel juga
yang besar, bahkan voltase kecil sudah cukup mengganggu kerja rangkaian. memiliki resistivitas RKob"t t, maka terdapat voltase bolak-balik v, pada kedua
Voltase yang timbul pada resistivitas kabel memang kecil, tetapi bisa cukup besar resistivitas tersebut. Voltase v" tersebut sebesar:
untuk mempengaruhi sifat dari rangkaian yang peka. Khususnya kalau arus
dalam kabel agak besaq maka voltase pada kabel juga menjadi lebih besar. v, = icz. (R*nur, + Rs,,bn) ( l5.e)
Dalam gambar 15.11 resistivitas dalam dari sumber voltase dan beberapa dari
resistivitas kabel digambar dalam skema rangkaian. Selain resistivitas tersebut
Voltase v, ini terdapat pada pembagi tegangan basis Tl, Rs1 dan Rg2 dan
menghasilkan voltase pada basis Tl sesuai dengan besar dari v, dan besar per-
juga terdapat induktivitas dalam kabel. Induktivitas itu juga kecil, tetapi untuk
bandingan dari kedua resistor tersebut. Ketika arus pada T2 naik, maka voltase v,
frekuensi besar induktivitas tersebut memiliki besar impedansi yang cukup besar
akan ikut naik sehingga potensial pada basis Tl akan turun dan Tl semakin
sehingga bisa mempengaruhi kerja dari rangkaian yang peka. Dalam gambar
tutup, maka T2 semakin membuka dan memperbesar arus i6.1. Berarti terdapat
I 5. 1 1 digambar satu induktivitas kabel juga dalam skema rangkaian. Resistivitas
umpan balik positif. Kalau resistivitas-resistivitas dan penguatan dari penguat
kabel dan induktivitas kabel dalam skema rangkaian gambar 15.11 disebut
dengan: RK"b"l l, Rrou"r z, Rr"u"r r dan Lxu6";.
vs = icz.(**nu, t + Rsu^ur)
"c ;;ilnu,,r)
Gambar 15.11l. Rangkaian penguat dengan resistivitas kabel dan resistivitrts
dalam dari catu daya.
232 Dasar Elektronika Osilasi 231
memenuhi syarat osilasi untuk suatu frekuensi tertentu maka akan timbul osilasi.
Osilasi ini bisa dicegah kalau Rpn6"1 dan R5u,6", bisa dibuat cukup kecil.
Catu daya biasanya memiliki resistivitas keluaran yang agak besar untuk
frekuensi rendah sehingga syarat osilasi bisa terpenuhi untuk frekuensi yang
rendah (beberapa Hz). Osilasi ini bisa dihindari dengan memakai catu daya
teregulasi yang mempunyai resistivitas keluaran yang kecil. Kalau kabel antara
catu daya dan rangkaian agak panjang, resistivitas kabel tersebut bisa menjadi
cukup besar sehingga timbul osilasi. Osilasi ini bisa dicegah dengan memakai Output
kondensator antara sambungan sumber dekat dengan rangkaian dan GND rang-
kaian. Kondensator tersebut membentuk satu tapis lolos rendah dan mengurangi
perubahan voltase pada sumber rangkaian.
Satu jalur umpan balik lain juga digambarkan dalam skema rangkaian
gambar 15.l1.Arus is2dari emitorT2 lewatresistorkabelRxn6"l j daninduktivi-
tas kabel Lyn6"1 mengh?silkan voltase vcrrD sebesar:
,14
vGND = ir, -(iaL*ru", + Rxnoa t) ( 1s. r0)
16.2. Trafo
Sebuah trafo pada dasarnya terdiri dari dua kumparan yang digulung di
atas satu kern (bahan besi) yang dimiliki secara bersama-sarna. Kumparan per-
236 Dasar Elekfionika Sumber Daya 237
tama disebut kumparan primer dan kumparan kedua disebut kumparan sekunder. mengalir dari trafo lewat dioda dan kondensator. Memang sebagian arus dari
Perbandingan jumlah lilitan antara kedua kumparan menentukan perbandingan trafo akan lewat bebanjuga, tetapi biasanya bagian yang lewat kondensator lebih
voltase antara kedua kumparan tersebut. Jumlah lilitan, tebal, bahan kawat lilit- besar. Ketika voltase pada kondensator lebih besar daripada voltase positiftrafo,
an, serta besar, bentuk dan bahan kem menentukan sifat trafo ketika trafo dibe- maka dioda dibias balik (dioda dalam keadaan tutup) sehingga tidak ada arus
bani, yaitu ketika ada ams yang keluar dari kumparan sekunder. Sifat dari trafo dari trafo. Dalam situasi ini, arus mengalir dari kondensator melalui beban
adalah berapa banyak arus bisa keluar tanpa trafo menjadi terlalu panas dan sehingga muatan pada kondensator semakin berkurang dan voltase pada konden-
berapa besar resistivitas keluarannya. Karena setiap trafo memiliki resistivitas sator akan turun. Kecepatan penurunan voltase pada kondensator tergantung dari
keluaran, maka kalau ada arus yang mengalir keluar dari kumparan sekunder, besar kapasitansi kondensator dan besar arus yang mengalir dalam beban.
maka voltase akan berkurang. (Sifat ini dapat digambarkan dengan rangkaian Apabila kapasitansi besar, maka voltase turun pelan, karena terdapat banyak
ekuivalen Th6venin atau Norton.) muatan per voltase. Kalau arus dalam beban besar, maka voltase turun dengan
Jadi sifat listrik pada trafo ditentukan oleh voltase keluaran tanpa beban, cepat, karena banyak muatan per waktu yang keluar dari kondensator. Bentuk
resistivitas output dan arus maksimal. dari voltase pada keluaran seperti diperlihatkan dalam gambar 16.2.c.
Voltase keluaran akan naik ketika voltase positif trafo tinggi karena
pada waktu itu kondensator diisi dan voltase akan turun ketika voltase trafo
kurang tinggi atau negatif. Selisih voltase output antara puncak atas dan besar
16.3. Penyearah dengan Kondensator voltase paling rendah (voltase terendah) disebut ripple voltage peak to peak atal
voltase riak dari puncak ke puncak, V,or.Yang ditandai dengan Vs* dalam gam-
16.3.1. Penyearah Setengah Gelombang bar adalah voltase DC yang didapatkan bila kapasitansi kondensator tak berhing-
ga. Kalau kapasitansi kondensator tak berhingga, maka kondensator memang
Kalau satu dioda dirangkai seri dengan kumparan sekunder dan satu
diisi dengan muatan ketika voltase trafo lebih besar daripada Vs- dan dikosong-
kondensator dirangkai paralel dengan beban, maka terdapat rangkaian seperti
kan ketika voltase trafo lebih kecil. Tetapi perubahan muatan itu tidak akan
dalam gambar 16. l. Rangkaian ini merupakan penyearah setengah gelombang
dengan tapis lolos rendah yang berfungsi menghaluskan riak voltase dari penyea-
menghasilkan perubahan voltase. Vs- hanya tergantung dari voltase keluaran
rah. Karena tapis lolos rendah ini berfungsi untuk menghaluskan riak voltase, trafo tanpa beban dan dari resistivitas dalam pada trafo serta besar resistivitas
beban.
maka sering disebut sebagai tapis penghalus.
Kalau kondensator penghalus Co tidak dipasang, maka dioda akan dibias Kalau rangkaian ini tidak dibebani, maka tidak ada arus yang keluar,
maju ketika voltase positif trafo di atas dan voltase negatif di bawah sehingga tetapi kondensator diisi dari trafo sampai voltase pada kondensator menjadi
sebesar voltase puncak dari trafo dikurangi voltase pada dioda. Berarti voltase
akan ada arus dari dioda melalui beban kembali ke trafo. Ketika voltase negatif
trafo di atas dan voltase positif di bawah, maka dioda dibias balik dan tidak ada maksimal yang didapatkan pada kondensator sebesar
arus yang mengalir. Kalau voltase pada output diukur, maka akan terdapat hu- Vtpurrok -- V, 0 . ( l6.l )
bungan voltase terhadap waktu seperti diperlihatkan dalam gambar 16.2.b. "n'
Dalam grafik tersebut voltase keluaran ini digambar bersama dengan voltase
trafo dalam grafik a. Grafik b ini berada pada voltase yang 0.7Y lebih rendah
daripada grafik a yang menunjukkan voltase pada kumparan sekunder. Selisih ini
diperoleh dari voltase pada dioda. Kalau kondensator penghalus dipasang maka
ketika voltase positif trafo di atas, kondensator akan diisi oteh arus yang
i\,.,,
,V
Gambar 16.22 Voltase keluaran dari trafo (a.), voltase keluaran kalau memakai
Gambar 16.l: Penyearah setengah dioda saja (h.) dan voltose keluaran dari dioda (penyearah setengah gelombang)
gelombang. dengan kondens ator penghalus (c.).
238 Dasar Elektronika Sumber Daya 239
lombang. Dua voltase AC yang berlawanan fase diperoleh dari trafo yang mem-
punyai sambungan di tengah (sambungan CT atau Center Tap). Rangkaian cen-
ter tap atau rangkaian sambungan tengah diperlihatkan dalam gambar 16.5.
Rangkaian sambungan tengah seolah-olah terdiri dari dua penyearah setengah
gelombang untuk kedua voltase AC yang berlawanan fase dan keluaran dari
kedua rangkaian digabungkan. Sifatnya seperti rangkaian dengan jembatan
dioda, tetapi pada rangkaian ini arus mengalir hanya dalam satu dioda sehingga
voltase yang terboros dalam dioda hanya separuh. Tetapi resistivitas dalam pada
trafo menjadi dua kali lipat. Jadi keuntungan rangkaian sambungan tengah dalam
pemborosan daya tergantung dari perbandingan antara voltase keluaran dan Center tap baru untuk
voltase pada dioda. Untuk voltase rendah rangkaian sambungan tengah lebih
baik daripada rangkaian jembatan dioda, tetapi untuk voltase tinggi, rangkaian
jembatan dioda lebih efektif daripada rangkaian sambungan tengah. Gambar 16.62 Rangkoian double center tap.
Supaya penguat bisa bekerja dengan benar, voltase keluaran tidak bisa
(belum terregulasi) menjadi sama besar dengan voltase sumber, tetapi voltase sumber selalu harus
lebih besar daripada voltase keluaran. Selisih minimal antara voltase sumber dan
voltase keluaran disebut dropout voltage.
Selain data di atas, yang menunjukkan seberapa bagus fungsi regulasi
voltase, juga terdapat data batas kerja yang perlu diperhatikan supaya regulator
Gambar 16.7: Prinsip Regulasi tidak rusak.
Voltase. Satu batas adalah penyerapan daya maksimal Pr"st tnto, -ok";.n1. Daya yang
harus diserap oleh regulator adalah voltase pada regulator dikalikan arus pada
regulator. Voltase pada regulator adalah selisih antara voltase sumber dan voltase
rectifier yang belum teregulasi dipakai sebagai sumber voltase dari penguat
diferensial. Rangkaian yang menyediakan voltase referensi biasanya juga melna-
keluaran dan arus pada regulator sarna dengan arus keluaran, sehingga daya
regulator sebesar:
kai voltase sumber darifilter rectifier sebagai sumber daya.
Kalau voltase sumber dari filter rectifier berubah, berarti terdapat Prrgrtnto, = (Y*ppty - V*,)' I *, ( l6.s)
LVsuppry, maka sifat penguat dan voltase referensi yang biasanya juga terdapat
Selain batas daya, voltase pada regulator dan arus pada regulator
dari sumber yang sama akan berubah sehingga voltase keluaran ikut berubah.
masing-masing juga mempunyai batas maksimal.
Kalau regulator baik, perubahan voltase keluaran akan kecil walaupun voltase
sumber berubah jauh. Perbandingan antara perubahan voltase sumber dengan
perubahan voltase keluaran disebut line regulatio,r atau regulasi sumber. Besaran 16.43. Rangkaian Regulasi Sederhana
regulasi sumber ini menunjukkan seberapa baik riak dari surnber dihilangkan Dalam skema rangkaian gambar 16.8 diperlihatkan satu rangkaian regu-
(diregulasikan) oleh regulator. Definisinya dalam bentuk rumus sbb.: lasi yang sederhana. Penguat diferensial dibentuk oleh satu transistor, di mana
basis dari transistor merupakan masukan tak membalik dan emitor merupakan
regulasi sumber / line regulation =ff (16.2)
masukan membalik dari penguat ini. Karena emitor sekaligus merupakan voltase
keluaran dari rangkaian ini, maka umpan balik terdapat secara otomatis. Rang-
Kalau line regulation lebih besar, berarti perubahan pada keluaran rang- kaian ini adalah pengikut emitor dengan voltase referensi dari dioda Zener seba-
kaian lebih kecil. gai masukan.
Besaran lain yang penting untuk catu daya adalah resistivitas output, Sebagai pendekatan pertama fungsi dari rangkaian ini bisa dimengerti
yaitu berapa jauh voltase keluaran berubah ketika arus keluaran berubah: sbb.: Voltase pada dioda Zener yang stabil bisa dipakai sebagai voltase referensi.
LVo,, Voltase basis-emitor konstan walaupun arus emitor berubah, maka voltase kelu-
- --E (16.3)
'o* aran juga menjadi konstan. Kalau voltase keluaran mulai turun, misalnya karena
arus pada beban yang dipasang pada rangkaian bertambah besaq maka voltase
Kalau resisitivitas keluaran kecil, maka voltase keluaran akan lebih basis-emitor bertambah besar sehingga arus yang mengalir dalam transistor
konstan walaupun arus keluaran berubah jauh. bertambah besar. Dengan arus yang semakin besar, voltase pada beban atau
Sifat rangkaian juga berubah kalau suhu komponen berubah, misalnya voltase keluaran juga akan bertambah besar. Karena voltase basis-emitor selalu
karena suhu lingkungan berubah. Pengaruh dari suhu kepada voltase keluaran konstan pada =0.7V, maka voltase keluaran akan selalu:0.7V di bawah voltase
disebut koefisien suhu dan terdefinisi sebagai perubahan voltase keluaran LVo,, pada dioda Zener yang konstan.
per voltase keluaran Vou, per derajat perubahan suhu: Tetapi baik voltase pada dioda Zener sebagai voltase referensi konstan
LVorr maupun voltase basis-emitor konstan merupakan satu pendekatan. Kalau voltase
V sumber pada regulator ini berubah maka voltase pada resistor juga akan berubah
koeJisien trhu=-ff (16.4) sehingga arus yang mengalir dalam resistor dan dalam dioda Zener ikut berubah.
Jadi voltase pada dioda Zener berubah sesuai dengan resistivitas diferensial dari
244 Dasar Elektronika Sumber Daya 24s
dalam dioda Zener bisa stabil. Jadi dropout voltage pada rangkaian rni besarnya
beberapa volt.
Regulasi sederhana ini untuk banyak pemakaian tidak cukup baik
karena line regulation kurang baik dan juga resistivitas keluaran terlalu besar.
Apabila arus keluaran kecil, resistivitas keluaran akan lebih besar lagi.
Gambar 16,8: Rangkaian regulasi voltase
Kalau resistor R di depan dioda Zener diganti dengan rangkaian arus
yang sederhana.
konstan, maka sifat line regulation menjadi jauh lebih bagus. Karena rangkaian
arus konstan bisa memiliki resistivitas diferensial yang besar, maka dari (16.6)
dioda Zener. Perubahan voltase referensi V,nyhampirl7 sama dengan perubahan terdapat line regulatior yang besar.
voltase keluaran akibat perubahan voltase sumber Vsurr1,. Maka besar line
regulation terdapat dari rangkaian seri resistor dan dioda Zener:
16.4.4. Regulasi dengan Op-Amp
) R+r' R
LVou, = 6YnI line regulatio,
- =LYW\'' - - ( 16.6) Pada gambar 16.9 diperlihatkan rangkaian regulasi voltase. Rangkaian
L/ou, t= f. ini memakai satu Op-Anp dengan transistor T sebagai penguat arus. Rangkaian
Besamya line regulatior dalam rangkaian ini antara l0 dan 100. Berarti dengan resistor R dan dioda Zener Z menyediakan voltase referensi seperti
voltase riak pada keluaran sebesar 1%o sampai 10Yo dari voltase riak pada dalam rangkaian pasal 16.4.3. Tetapi di sini rangkaian voltase referensi tersebut
masukan. Kalau R diperbesar, arus dalam dioda Zener menjadi lebih kecil memakai voltase keluaran yang sudah teregulasi sebagai sumber daya sehingga
sehingga resistivitas diferensialny?, 17 . menjadi lebih besar juga. Resistivitas perubahan dari voltase sumber tidak mempengaruhi arus dalam resistor R dan
diferensial dioda Zener kira-kira berbanding terbalik dengan arus yang mengalir dalam dioda Zener. Maka voltase referensi V,"1 yang terdapat pada dioda Zener
di dalamnya. Maka perubahan resistivitas dari resistor R di depan dioda Zener sangat konstan. Op-Amp bersama dengan kedua resistor Rl dan R2 bekerja
hampir tidak mempengaruhi line regulation. sebagai penguat tak membalik dengan voltase keluaran sebesar:
IC 78xx mempunyai tiga kaki, satu untuk Vi,, satu untuk Vou, dan satu
untuk GND. Sambungan tersebut diperlihatkan dalam gambar 16.8. Dalam IC ini
selain rangkaian regulasi voltase juga sudah terdapat rangkaian pengaman yang
melindungi IC dari arus atau daya yang terlalu tinggi. Terdapat pembatasan arus
yang mengurangi voltase keluaran kalau batas arus terlampaui. Besar dari batas
arus ini tergantung dari voltase pada IC sehingga arus maksimal lebil kecil kalau
selisih voltase antara V,n dan Vo,, lebih besar. Juga terdapat pengukuran suhu
yang mengurangi arus maksimal kalau suhu IC menjadi terlalu tinggi. Dengan
rangkaian-rangkaian pengaman ini IC terlindung dari kerusakan sebagai akibat
beban yang terlalu besar.
Data tentang IC bisa didapatkan dari buku datanya.
Gambar 16.9: Regulasi voltase dengan
memakai Op-Amp.
I daya sebelum regulator tidak mempunyai sambungan GND, maka regulator vol-
tase positifbisa dipakai seperti yang diperlihatkan dalam skema rangkaian pada
gambar 16.12. Tetapi kalau rangkaian penyedia daya sudah mempunyai iam-
bungan GND, maka regulator untuk voltase positif tidak bisa dipakii untuk me-
nyediakan voltase negatif.
Satu contoh untuk situasi ini adalah catu daya yang mempunyai keluar-
an voltase negatif yang teregulasi bersama dengan keluaran voltaie positif yang
teregulasi. Rangkaian untuk kebutuhan ini diperlihatkan dalam gambar 16.13.
Dalam situasi ini dibutuhkan regulator khusus untuk voltase negatif di mana arus
masuk ke dalam keluaran regulator.
contoh rangkaian regulasi untuk voltase negatif terlihat dalam gambar
16.14. Prinsip rangkaian seperti ini dipakai dalam IC seri 79xx. ciri utama regu-
Gambar 16.llz Prinsip rangkaian IC 78xx. lator voltase negatif adalah bahwa arus masuk ke dalam keluaran rangkaian
sehingga voltase keluarannya negatif terhadap GND. Rangkaian regulator seder-
hana seperti pada gambar 16.8 bisa diubah menjadi regulator uoltur" negatif
Dioda Dladalah dioda Zener dan ketika selisih voltase antara emitor
kalau transistor npn diganti dengan ffansistor pnp dan dioda Zener dibalikkan
dan kolektor dari Tl
melebihi voltase Zener dari Dl, maka ada arus yang melalui
sehingga terdapat rangkaian seperti skema rangkaian dalam gambar 16.15.
R5 dan R4. Ketika ada arus dalam R4, maka terdapat voltase pada R4. R4
dirangkai seri dengan R3 antara basis dan emitor dari T2, sehingga T2 akan
membuka ketika jumlah voltase pada R3 dan R4 menjadi lebih besar dari 0.6V.
Dengan cara ini pembatas arus akan mulai berfungsi ketika voltase pada R3
masih lebih kecil dari 0.6V, yang berarti batas arus untuk keluaran menjadi lebih
kecil ketika selisih voltase antara masukan dan keluaran IC sudah melebihi
voltase Zener dari Dl. Semakin besar selisih voltase tersebut, semakin kecil
batas arus:
Gambar 16.13z Catu daya untuk voltase positif dan voltase negatif.
250 Dasar Elektronika
17
Pendingin
Gambar 16.14: Rangkaian regulasi untuk
voltase negatif seperti yang dipakai dalam IC
79xx.
17.2" Fisika
Kalau terdapat dua tempat yang saling berhubungan secara termis, di
mana satu tempat lebih panas dan yang lain lebih dingin, maka lama-kelamaan
yang lebih dingin akan menjadi lebih panas dan yang lebih panas akan menjadi
lebih dingin. Ini berarti energi panas pindah dari tempat yang lebih panas ke
tempat yang lebih dingin. Bisa dikatakan terdapat arus energi panas. Besar energi
panas yang pindah dari satu tempat ke tempat lain akan kita sebut sebagai A,Q.
Kalau energi AQ pindah dalam waktu At, maka terdapat arus energi panas 1r:
t,,
"
=*-
Lt
P, alaulebih persis secara rnatematis:
-.-(t1,, =P=
dt n
-I (17.1)
Arus energi panas juga bisa disebut sebagai daya termis P,, karena arus
energl panas memang daya termis yang mengalir antara dua tempat.
Kalau ada situasi sebagai berikut: terdapat tempat dengan suhu ft yang
konstan di sebelah kiri, dan di sebelah kanan terdapat tempat dengan suhu 72
yang konstan dan satu batang zat padat dengan panjang / dan luas I menghu-
)< I
252 Dasar Elektronika Pendingin 2s3
Gambar 17.2: Aliran energi panas dari sambungan kolektor basis sampai ke
udara lingkungan melewati pendingin transistor.
256 Dasar Elektronika Pendingin 257
17.3.2. Contoh-Contoh Data Dalam contoh ini suhu lingkungan dianggap maksimal sebesar 35"C
(kalau pendingin dipasang di luar box alat), maka terdapat daya maksimal untuk
transistor sebesar:
17.3.2.1. Contoh I
P, LT _2ooK-35K=77.8W
Terdapat transistor daya dengan informasi sbb.: Suhu persambungan = R,,onrl
rma6s 2,I2KJW
(17.15)
maksimal, Tt:200oC, dan mengenai daya maksimal tercantum dalam buku data:
Pror: llswc, berarti 115 W Mengenai "C" terdapat informasi dari lampiran Daya ini jauh lebih besar daripada yang didapatkan pada (17.13), tetapi
buku data: "dengan rumah digenggam pada 25oC", berarti ini merupakan daya juga masih jauh lebih kecil daripada daya maksimal yang tercantum dalam buku
maksimal ketika kemasan transistor berada pada suhu 25"C. Dari informasi ini data.
diketahui bahwa dengan perbedaan suhu antara Tl (200"C) dan kemasan (25"C)
sebesar 175" terdapat arus energi panas antara sambungan kolektor basis dan
kemasan sebesar P/: 115W. Maka terdapat resistivitas termis antara sambungan 17.3,2.2. Contoh 2
kolektor basis dan kemasan sebesar: Dari buku data terdapat informasi untuk transistor BCl6l:
_175"C
Tr,o,: 175oC, Pror-- 3200MWH.
n.
' =LT
n ll5w=1.52"s
w
(r7.11)
Informasi pada lampiran buku data mengenai arti dari "H": "Dalam
udara bebas pada 25"C dan dengan "heatsinV', berarti terdapat daya maksimal
Transistor ini dipasang pada pendingin dengan resistivitas termis sebe-
sebesar 3200mW ketika udara di lingkungan sebesar 25oC dan transistor telah
sar 2,4[ . Resistivitas termis antara transistor dan pendingin kita anggap kecil dilengkapi dengan pendingin standar sebagai heatsink. Arti dari kata heatsink
w adalah "pembuangan panas", berarti satu tempat di mana panas dibuang. Ini
sehingga bisa diabaikan. Maka terdapat resistivitas termis total sebesar: memang fungsi dari pendingin: membuang panas ke luar.
(17.12)
Dari data ini terdapat resistivitas termis antara sambungan kolektor
&,ou,t = R,o"rnrnn + Rrpentlingin =3rg2"# basis dan udara lingkungan sebesar:
Dengan resistivitas termis ini suhu persambungan maksimal sebesar
200"C dan suhu udara lingkungan sebesar 40'C (dalam box alat suhu menjadi
R,
' ={= -]:9"9=. =46,s:
n 3200mW W
(17.16)
lebih besar karena disipasi daya dari berbagai komponen) terdapat daya maksi-
mal yang bisa diserap oleh transistor sebesar: Dengan suhu lingkungan maksimal sebesar 35"C terdapat daya maksi-
mal sebesar:
p, = LT _ 2ooK-4oK =40-8w
tmaKs R',o,nl 3'92ww
(1 7.13)
P, = LT _ 175'C-35'C =2ggomw (17.r7)
Jmaks R,,n,nr 46,9"c[w
Daya ini ternyata jauh lebih kecil daripada daya maksimal yang tercan-
tum dalam buku data, karena situasi dalam buku data dengan suhu kemasan Kalau tidak memakai pendingin, resistivitas termis total akan menjadi
sebesar 25"C tidak bisa tercapai dalam keadaan biasa.
lebih besar karena luas permukaan transistor lebih kecil daripada luas permukaan
pendingin, maka daya maksimal yang bisa diserap oleh transistor menjadi lebih
Kalau pakai pendingin yang lebih besar dan yang memiliki resistivitas kecil.
termis hanya sebesar O,U# (pendingin ini memang besar sekali), maka resisti-
udara di lingkungan sebesar 25"C dan transistor tidak dilengkapi dengan pen-
dingin. 18
Dari data ini terdapat resistivitas termis antara sambungan kolektor
basis dan udara lingkungan sebesar: Elektronika Digital
n, =Lr =
,1r'!, =0,208j9 (17.18)
' 600mW mW
n
Dengan suhu lingkungan maksimal sebesar 35"C terdapat daya maksi-
mal sebesar:
D LT I 50'C- 35" C
-- - = 553mW (17.t9)
'imaAs R,,o,,,t 0,208"C/mW
18.1. Prinsip Dasar
Elektronika digital tidak menunjuk pada besar dari voltase atau arus
pada suatu tempat dalam rangkaian, tetapi suatu keadaan yang berkaitan dengan
17.4. Contoh Untuk Beberapa Data Daya Maksimal pada voltase atau arus tertentu. Hanya terdapat dua keadaan, yaitu keadaan yang
Berbagai Jenis Kemasan Transistor diartikan satu dan keadaan yang diartikan nol. Misalnya voltase "ada" diartikan
sebagai 1 dan voltase "tidak ada" diartikan sebagai 0. Dalam praktek kata "volta-
Besar daya termis yang bisa dialirkan keluar dari transistor, paling se ada" atau "voltase tidak ada" harus dijelaskan lebih rinci. Misalnya "voltase
utama ditentukan oleh besar dari luas permukaan kemasan. Dengan demikian ada" terdapat kalau voltase pada sambungan tersebut antara 3V dan 5V dan
data-data untuk daya panas maksimal tergantung pada jenis kemasan. Dalam "tidak ada voltase" berarti voltase pada sambungan tersebut lebih kecil dari 0.4V.
tabel berikut tercantum beberapa contoh untuk daya maksimal. Tetapi perlu Dengan cara ini voltase tidak perlu terlalu tepat, tetapi cukup kalau voltase ter-
diperhatikan bahwa ini hanya merupakan contoh. Juga pada jenis kemasan yang sebut memiliki kira-kira suatu nilai tertentu. Dengan ketentuan ini rangkaian-
sama, transistor tertentu bisa memiliki daya maksimal yang berbeda karena rangkaian digital menjadi kurang peka terhadap derau atau perubahan voltase
geometrinya di dalam kemasan berbeda. supply atau gangguan yang lain.
Dengan mengartikan keadaan pada suatu rangkaian listrik sebagai angka
Tabel 17.1: Daya maksimal pada beberapa contoh transistot
0 atau angkal, maka suatu rangkaian listrik digital dapat dianalisis mengguna-
kan bilangan dalam sistem dual. Dengan aljabar boolean transformasi-transfor-
Dalam udara tenang pada Kemasan digenggam pada
Jenis kemasan masi tertentu bisa dilakukan dengan bilangan-bilangan tersebut. Hal ini yang
suhu 25'C 25"C
dilakukan dalam komputer.
Rt ror,l
Logam Plastik PJrn* PJro, R,,","1 (T;l50oC)
(Ir150"C)
TO-18 TO-92 300mW 417 "C/W 600mW 208 "C^V 18.2. Bilangan dalam Sistem Dual/Biner
Dalam sistem desimal yang biasa kita pakai terdapat sepuluh angka
TO- 5 TO-126 lw 125'CAV 5W 25"ClW
dasar yang berbeda, yaitu angka 0 sampai 9. Angka itu diurutkan dan diartikan
TO-66 TO-220 2W 63'CAV 25W IO'CAV dengan nilai sesuai dengan posisi dalam urutannya. Kalau memakai bilangan
dengan beberapa angka, nilai dari angka masing-masing diartikan sesuai dengan
TO- 3 TO- 3P 3W 42"C[W l00w I,2'CAV posisinya dalam urutan angka yang disebut bilangan. Angka yang ditulis sebelah
kiri dari koma diartikan sesuai dengan besar nilai dasar dari angka itu. Angka
kedua dari koma diartikan sebagai besar nilai dasarnya dikalikan dengan 10,
angka ketiga dikalikan dengan 100, angka keempat dikalikan dengan 1000 dst..
260 Dasar Elektronika Elektronika Digital 261
Dengan cara ini semua bilangan bisa dibuat. Jadi arti dari satu bilangan x dengan
Tabel 18.1: Tabel 18.2: Tabel 18.3:
angka a b c d e dalam urutan ini akan dibaca sbb.:
Operasi AND Operasi OR Operasi NOT
x=a.l}a + b.lO3 + c.102 + d .l}t +e.100 (18.1)
.t1 X2 v -x; X2 v x v
Karena arti dari satu angka dikalikan dengan pangkat dari 10, maka
0 0 0 0 0 0 0 I
sistem ini disebut sistem desimal (desimal : sepuluh) dan jumlah angka dasar
yang dibutuhkan adalah 10. Ini hanya salah satu sistem bilangan yang bisa 0 I 0 0 I I I 0
dipakai. Kalau seandainya mau memakai sistem oktal (delapan), maka dibutuh- I 0 0 I 0 I
kan 8 angka dasar dan setiap angka dikalikan bilangan dengan angka dasar 8 dan I I I I I I
pangkat sesuai dengan urutannya. Juga bisa dipakai sistem enambelas (memang
sering dipakai dalam ilmu komputer) yang mana 16 angka dasar dibutuhkan . Negatron / NOT: /=7
(0...9 dan A...F biasa dipakai dalam sistem ini) dan setiap angka dikalikan
bilangan dengan angka dasar l6 dan pangkat sesuai dengan urutannya. Arti dari suatu operasi bisa dijelaskan dalam tabel kebenaran seperti
dalam tabel l8.l sampai tabel 18.3. Dalam tabel kebenaran ditulis satu kolom
Sistem dasar yang dipakai dalam komputer adalah sistem biner di mana
untuk setiap variabel dan satu kolom untuk hasil perhitungan. Dalam setiap baris
terdapat dua angka dasar (0 dan l) dan setiap angka dikalikan bilangan dengan
satu kombinasi nilai dari variabel ditulis, berarti untuk setiap kombinasi dibutuh-
angka dasar 2 dan pangkat sesuai dengan urutannya. Dalam sistem ini bilangan x
kan satu baris. Karena setiap variabel hanya memiliki dua nilai tertentu, maka
dengan angka a b c d e dalam urutan ini akan dibaca sbb.:
jurnlah kombinasi yang bisa didapatkan tidak begitu banyak kalau jumlah varia-
x =a.24 +b.23 +c.22 +d.2t +e.20 bel tidak terlalu besar dan tabel kebenaran seperti ini mudah dimengerti. Dengan
( 18.2)
= a.16+ b.8+ c.4 + d.2+ e.l dua variabel x1 dan x2 dibutuhkan empat baris seperti dalam tabel l8.l dan tabel
18.2. Dengan satu variabel hanya dua baris yang dibutuhkan.
Misalnya bilangan x: ll0l00 dite{emahkan ke dalam sistem desimal
mer{adi: Operasi AND atau DAN dalam bahasa Indonesia bisa dibaca: kalau x1
dan x2 dua-duanya mempunyai nilai 1, maka hasil dari operasi ini adalah l.
x=1.25 +1.2a +0.23 +1.22 +0.2t +0.20 Kalau syarat ini tidak terpenuhi, berarti kalau salah satu variabel mempunyai
( 18.3)
= 1.32 +1. 16 +0.8+ I . 4 + 0. 2 + 0.1 = 52 nilai 0, maka hasil dari operasi ini adalah 0. Rangkaian yang menghasilkan
Sistem biner hanya membutuhkan dua angka dasar. Dalam elektronika operasi AND dilambangkan dengan salah satu lambang dalam gambar 18.1.
dua angka dasar itu bisa diterapkan dengan mudah dengan dua keadaan "ada Operasi OR atau ATAU dalam bahasa Indonesia bisa dibaca: kalau x1
voltase" atau "tidak ada voltase" atau dengan dua keadaan "ada arus" atau "tidak atau x2 mempunyai nilai l, maka hasil dari operasi ini adalah l. Kalau syarat ini
ada arus". Karena kemudahan ini sistem biner dipakai dalam elektronika digital. tidak terpenuhi, berarti kalau dua-duanya variabel mempunyai nilai 0, maka hasil
Terdapat logika positif di mana "ada voltase" ditafsir sebagai 1 dan "tidak ada dari operasi ini adalah 0. Rangkaian yang menghasilkan operasi OR dilambang-
voltase" ditafsir sebagai 0 dan logika negatif di mana tafsiran terbalik, berarti kan dengan salah satu lambang dalam gambar 18.2.
"ada voltase" ditafsir sebagai 0 dan "tidak ada voltase" ditafsir sebagai l
x1
.,
--{l
18.3. Operasi-Operasi Dasar dalam Aljabar Bool -l u l--r= xt.x2,' xn :lIlts" = xt^xz
Dalam aljabar bool satu variabel bisa memiliki dua nilai yang biasanya
disebut "0" dan "1". Pada kedua variabel ini terdapat tiga operasi dasar yang bisa
'n_-[--]
XrtJ\
dilakukan. Ketiga operasi ini adalah sbb.: x, J---l r)--1-1-)'= xt^x2
Conjunction /AND: y=XtrrX2=X1'X2=X1X2 ,i_{1l-Y=\^x2
Disjunction IOP.: y=\vx2=x1 *x2 Gambar l8.l: Dua lambang untuk operasi AND: lambang baru di sebt'lrth lu t
lambang lama di sebelah kanan.
262 Dasar Elektronika Elektroniko Digital 263
,-.|ll'r-r=t r>>>/=; Circtrits, Design and Appliccttions; chapter 9). Di sini hanya akan dibicarakan
bagaimana fungsi-fungsi dasar tersebut bisa dirangkai.
Satu rangkaian yang menghasilkan suatu fungsi logika terlentu biasanya
Gambar t8'3: Dua di sebetah kiri' disebut satu gerbang (gate).
''"'i:;f#;i::,:,";:::{""^T |:r::ngbaru
Tabel 18.5; Operasi NOR
Tabel 18.6: Rangkaian dengan menggunakan rangkaian NAND dan rangkaian 18.6.2. Rangkaian Dioda
NOR yang menghasilkanfungsi dasat
- Resistor
Rangkaian sederhana seperti dalam gambar 18.6 menghasilkan satu
fungsi AND untuk logika positif. Rangkaian dalam gambar 18.7 membentuk
Operasi NAND sebagai rangkaian dasar NOR sebagai rangkaian dasar fungsi OR untuk logika positif.
Supaya rangkaian-rangkaian ini berfungsi, resistivitas dari resistor R
NOT harus jauh lebih besar daripada resistivitas dari resistor R*.
Fungsi rangkaian dalam gambar 18.6 sbb.: Ketika masukan-masukan
(xt x2,...) semua berada pada voltase tinggi, berarti tidak ada arus yang
mengalir keluar dari masukan-masukan, maka juga tidak ada arus yang mengalir
dalam resistor R dan besar voltase pada keluaran (v) akan tinggijuga. Jadi ketika
AND
semua masukan berada pada H (potensial high / voltase tinggi), di mana H
menunjukkan angka 1, maka keluaran juga berada pada H, berarti memiliki nilai
l. Ketika salah satu masukan berada pada voltase rendah (berada pada L - poten-
sial low), maka akan ada arus yang mengalir dalam resistor R dan dalam dioda
pada masukan. Karena resistivitas dari R jauh lebih besar daripada resistivitas
dari R,, maka keluaran juga akan berada pada voltase rendah (L). Katau lebih
OR banyak masukan berada padaL, maka keluaran tetap pada L. Jadi kalau minimal
satu masukan berada pada L (memiliki nilai 0 dalam logika positif), maka
keluaran juga akan memiliki nilai 0 (L). sifat seperti ini merupakan fungsi AND.
Dengan pengertian dari sifat fungsi OR silahkan selidiki fungsi dari
rangkaian gambar 18.7 sendiri.
Logika Dioda - Resistor tidak dipakai dalam rangkaian-rangkaian,
18.6. Implementasi Rangkaian Logika
gerbang 2 yang menyusul mempunyai sifat terjelek, yaitu ketika masukan hanya
karena voltase keluaran semakin tidak tajam pada L atau H kalau beberapa
sedikit di atas V7, potensial sudah tidak lagi ditafsir sebagai L oleh gerbang ini.
rangkaian digabungkan. Syarat yang dibicarakan dalam pasal berikut ini tidak
Dalam situasi ini bahkan dengan derar.r/gangguan sampai sebesar 57- rangkaian
dapat terpenuhi dengan logika resistor - dioda.
masih akan berfungsi dengan benar. Walaupun potensial keluaran yang sebesar
Vou,,y terganggu menjadi sebesar Vou,.,_+Sr, masih terdapat potensial pada ma-
18.6.3. Syarat untuk Hubungan antara Input dan Output sukan gerbang2 yarg ditafsir sebagai L potensial belum melebihi besar 21.
-
Dalam suatu rangkaian kompleks banyak gerbang digabungkan, satu di
Untuk H perlu syarat pada keluaran bahwa potensial lebih tinggi
belakang yang lain. Berarti keluaran dari safu gerbang menggerakkan masukan
daripada Vo,,,s dan pada masukan potensial yang sebesar Vs ata:u lebih tinggi
dari gerbang berikutnya dan keluaran itu sendiri juga akan menggerakkan ma-
ditafsir sebagai H. 217 harus lebih rendah daripada Vop.s1. Di sini terdapat jarak
sukan dari gerbang berikutnya, dst.. Supaya rangkaian-rangkaian seperti ini bisa
gangguan Sg untuk potensial tinggi sebesar:
berfungsi, maka voltase pada keluaran harus memiliki besar nilai yang cukup
besar pada potensial H dan cukup kecil pada potensial L sehingga gerbang Ss =V*,.s -Vs ( 18.7)
berikutnya bisa menafsirkan potensial tersebut dengan jelas dan menggerakkan Sebagai contoh akan kita bicarakan satu gerbang NOT. Gerbang NOT
keluarannya dengan hasil yang benar. harus memiliki keluaran H ketika masukan pada potensial L dan terbalik. Jadi
Misalnya keluaran dari gerbang l, Kl, disambungkan dengan masukan ketika masukan memiliki potensial sebesar V1 atatt lebih rendah, maka keluaran
M2 dari gerbang 2, di mana gerbang 2 merupakan gerbang NOT. Dalam contoh harus sebesar Vou,,s atat lebih tinggi. Vo,,,s harus lebih besar daripada Vp. Ketika
ini kita pakai logika positif. Misalnya keluaran dari gerbang I adalah L. Perlu masukan memiliki potensial sebesar Vs atau lebih tinggi, maka keluaran harus
didefinisikan, seharusnya berapa besar potensial keluaran L. Misalnya Kl sebesar Vo,,1 ata.u lebih rendah. Vo,.L harus lebih rendah daripada Vy Misalnya
mempunyai sifat bahwa pada keluaran L mempunyai besar potensial antara 0V pada masukan suatu sistem rangkaian ditentukan Vo:2.0Y dan V1:0.8V.
dan 0.5V. Ketika keluaran dari gerbang I yang sekaligus merupakan masukan Untuk sifat dari keluaran ditetapkan Vo,t,tt:2.4Y dan Vout.L:0.6V. Dengan
dari gerbang 2 pada L, seharusnya keluaran dari gerbang 2 sebagai gerbang NOT persyaratan ini terdapat grafik seperti dalam gambar 18.8. sebagai pedoman
berada pada potensial tinggi. Jadi gerbang 2 harus memiliki sifat sedemikian untuk merancang rangkaian. Dalam grafik terdapat daerah terlarang, berarti
sehingga pada masukan sebesar 0.5V (atau lebih rendah) keluaran akan mem- hubungan antara voltase input dengan voltase output tidak boleh masuk ke dalam
punyai potensial yang tinggi. Kalau seandainya pada masukan 0.4V gerbang 2 daerah terlarang tersebut. Dalam grafik tersebut juga digambarkan satu garis
masih memiliki keluaran L, maka rangkaian tidak akan berfungsi, karena poten- hubungan antara masukan dan keluaran dari gerbang ini yang memenuhi syarat
sial 0.4 V sudah merupakan L pada keluaran gerbang I dan mesti menghasilkan konstruksi ini dan bisa diterima. Kalau suatu sistem gerbang-gerbang logika
H pada keluaran gerbang 2. memenuhi persyaratan seperti ini maka dapat dipastikan bahwa keluaran dari
Supaya gerbang bisa selalu berfungsi, maka diminta sifat sbb.: Pada
keluaran L secara logika, potensial listrik pada keluaran rangkaian lebih rendah
4.8
daripada Vou,,1. Kalau potensial pada masukan lebih kecil dari V6 maka potensial
dimengerti oleh rangkaian sebagai L dan keluaran akan menunjukkan besarnya 4.0
potensial sesuai dengan fungsi logika dari gerbang tersebut. Supaya rangkaian 3.2 daerah
terlarang
berfungsi dengan balk Vl harus lebih tinggi daripada Vo,,.1. Kalau kedua besar Vor1.p -2.4
potensial ini sama dan terjadi derau atau gangguan lain antara keluaran dari 1.6
gerbang I dan masukan dari gerbang 2 yang menyusul, maka rangkaian sudah
0.8
tidak lagi berfungsi dengan benar. Selisih antara V1 dan 2,,,,,1 disebut jarak VortL
satu gerbang dimengerti dengan jelas oleh gerbang berikutnya. Bahkan kalau t l.(rV
terdapat derau yang tidak lebih besar daripada jarak gangguan Si7 dan 51
rangkaian masih akan berfungsi dengan benar. Kalau voltase keluaran dari satu l.5k Rc;
gerbang mengalami derau atau gangguan, maka hanya ketika gangguan itu sudah
mengubah voltase lebih jauh daripada jarak gangguan, baru akan terjadi
kesalahan dalam fungsi logika. nr-+
Dengan rangkaian Dioda - Resistor syarat seperti yang dibicarakan
dalam pasal ini tidak bisa dipenuhi. Untuk memenuhi syarat-syarat ini perlu
komponen yang aktif, berarti yang menguatkan suatu sinyal yang ada seperti
misalnya transistor.
f'*rl
t
vrrl
-t
t
Gamhar 18.9: Gerbang NOR dalam RTL (logika resistor - transistor).
18.6.4. Fan-out
Kalau keluaran dari satu gerbang dihubungkan dengan masukan dari aman, maka voltase maksimal pada resistor kolektor dari gerbang sebelumnya
beberapa gerbang lain, maka daya kerja yang dibutuhkan pada masukan dari sebesar 3.6V - l.5V : 2.lY,berarti arus keluaran maksimal sebesar
gerbang berikutnya harus disediakan oleh gerbang pertama. Karena arus keluaran
dari suatu gerbang terbatas, maka jumlah masukan gerbang yang bisa disam- , =fi
I*, 2.lV
-V*, -= ** =-l l.4rnA . Arus yang diserap oleh masukan padd V;, sebesar
bungkan dengan satu keluaran gerbang terbatas. Jumlah masukan gerbang yang
bisa disambungkan dengan satu keluaran gerbang disebut Fan-out. o'tua
Kalau Fan-out dari suatu sistem rangkaian terlalu kecil untuk kebutuhan 'tn=vi' -0'7Y
l,- = 3.6k0 =222.2ttA. Maka terdapat fan-out sebesar
&,
sambungan masukan pada satu keluaran tertenfu, maka daya dari keluaran ter-
sebut perlu dikuatkan. Gerbang yang memiliki keluaran yang lebih kuat disebut l.4mA
:=:?
222.4A =
6 . Fan-out akan menjadi jauh lebih kecil kalau voltase keluaran
Buffer.
minimal untuk keadaan H yang diminta lebih tinggi atau kalau penguatan transis-
tor lebih kecil. Rangkaian RTL sekarang tidak dipakai lagi karena Fan-outnya
18.6.5. Logika Resistor - Transistor (RTL)
yang kurang besar dan kerja rangkaian seperti ini terlalu pelan. Kerja rangkaian
Dalam rangkaian logika RTL transistor dipakai dalam keadaan saturasi, ini pelan karena transistor dipakai dalam keadaan saturasi. Kalau transistor ber-
berarti kalau transistor buka, arus yang mengalir hanya dibatasi oleh resistor ada dalam keadaan saturasi, maka akan perlu waktu agak lama sampai transistor
kolektor dan tidak dibatasi oleh transistor. Arus basis harus minimal sebesar arus bisa beralih dari keadaan terbuka menjadi teftutup.
kolektor yang ditentukan oleh resistor kolektor dibagi dengan penguatan arus
Data untuk rangkaian RTL: disipasi daya: 5mW, gate propagation delay
transistor hps.Dalam rangkaian yang diperlihatkan dalam gambar 18.9 terdapat
(waktu yang dibutuhkan sampai keluaran menjadi benar setelah masukan
keluaran H (potensial tinggi) ketika kedua transistor tutup, berarti ketika kedua
berubah): toa: 25ns.
masukan mempunyai potensial L (potensial rendah). Ketika salah satu transistor
buka, berarti ketika salah satu masukan menjadi H, maka keluaran akan menjadi
L. Dalam logika positif terdapat fungsi NOR dari rangkaian ini. 18.6.6. Logika Dioda - Transistor (DTL)
Perkiraan untuk Fan-oal: ketika satu transistor buka, maka arus dari Rangkaian DTL dalam gambar 18.10 merupakan satu gerbang NAND
dalam logika positif. Juga dalam logika DTL gate propagation delay agak besar
resistor kolektor akan mengalir dalam transistor itu: ' +& =:*l.skc) =2.4mA
.Ic = .
karena transistor tetap dipakai dalam keadaan saturasi.
Dengan penguatan arus dari transistor sebesar 100 dibutuhkan arus basis sebesar Cara kerja dari rangkaian dalam gambar 18.10 bisa dimengerti dengan
241tA, maka voltase minimal yang dibutuhkan pada masukan supaya transistor mudah: ketika potensial pada kedua masukan tinggi, maka dioda Dl dan D2
buka sebesar V*: Is'RB + 0.7V: 0.7864V. Kalau kita tentukan voltase masukan akan tertutup karena potensial di sebelah kanan (anoda) lebih rendah daripada
harus minimal sebesar l.5V pada keadaan H supaya kerja rangkaian masih cukup potensial di sebelah kiri (katoda) dari dioda tersebut. Dalam keadaan H tidak ada
T
lv*'
Gambar l8.l0z Gerbang NAND
dalam DTL (logika dioda'
transistor).
arus pada masukan gerbang, tetapi akan ada arus yang mengalir dari supply
melalui Rl dan dioda dobel Ds pada basis dan arus akan masuk ke dalam basis
sehingga membuat transistor terbuka. Pada keadaan transistor terbuka keluaran Gambar l8.ll: Gerbang NAND dalam logika positif dengan TTL biasa.
tersambung dengan GND, berarti keluaran memiliki keadaan L, di mana voltase
keluaran pada keadaan L sebesar voltase kolektor-emitor di mana transistor Ketika keluaran gerbang ini berada pada H, maka T4 akan buka dan T3 akan
clalam keadaan saturasi, berarti terdapat voltase yang kecil. Karena keluaran tutup. Dengan cara ini rangkaian tersebut juga dalam keadaan di mana H
dalam keadaan L tersambung dengan GND melalui transistor terbuka, maka arus menyediakan arus keluar yang bisa dengan cepat mengisi kapasitansi-kapasitansi
yang bisa diserap oleh keluaran ini besar dan banyak masukan gerbang menyusul (misalnya kapasitansi liar) yang dibebankan pada keluaran gerbang.
bisa disambungkan dengan keluaran ini (Fan-out besar.) Kalau pada salah satu
Contoh untuk data dari suatu rangkaian dalam TTL biasa adalah sbb.:
masukan terdapat potensial L, maka arus akan mengalir dari Rl ke Dl atau D2
Disipasi daya: l0mW; Gate propagation delay: t a : l0ns.
dan keluar dari rangkaian ini sehingga potensial pada tempat O akan memiliki
besar potensial pada masukan ditambah dengan voltase pada dioda (-0.6V). Dalam gerbang TTL biasa transistor masih dipakai dalam keadaan jenuh
Kareni basis tersambung dengan tempat O melalui dioda dobel Ds, berarti dua sehingga kerja gerbang tetap pelan. Dengan memakai dioda Schottky maka
dioda yang dirangkai secara seri, maka kalau potensial di O lebih besar dari kejenuhan dari transistor bisa dihindari. Dioda Schottky adalah suatu dioda yang
l.2V baru akan ada ams yang mengalir dalam Dg yang cukup besar untuk terdiri dari sambungan antara logam dan semikonduktor dan memiliki sifat
membuat transistor terbuka. Karena pada potensial yang lebih kecil juga akan sebagai penyearah seperti dioda semikonduktor biasa, tetapi waktu untuk beralih
ada arus dalam Ds, walaupun arus itu kecil, maka transistor R2 dipasang antara dari keadaan terbuka ke dalam keadaan tertutup lebih cepat dan voltase dalam
Ds dan basis untuk menyerap arus kecil tersebut. Jadi dengan kedua masukan arah bias maju hanya :0.3V. Unfuk menghindari kejenuhan transistor maka satu
pada H, keluaran akan berada pada L dan dengan minimal satu masukan pada L, dioda Schottky dirangkaikan di antara basis dan kolektor seperti diperlihatkan
keluaran akan berada pada H. Sifat ini memang merupakan fungsi NAND' dalam gambar 18"12. Dengan cara ini voltase kolektor-emitor tidak akan turun di
bawah Kalau V6s mau menjadi lebih kecil, dioda Schottky akan terbuka,
Contoh untuk data dari gerbang DTL: Disipasi daya: l5mW; Gate pro- ^r0.3V.
menarik arus dari basis dan mengurangi voltase basis-emitor sehingga transistor
pogation dclay: tna - 25ns.
kembali tutup sedikit dan tidak sampai masuk ke dalam keadaan jenuh atau
bahkan kejenuhan berlebihan. Rangkaian ini mempunyai lambang sendiri seperti
18.6.7. Logika Transistor-Transistor (TTL)
Dalam rangkaian TTL seperti dalam gambar 18.11, dioda pada input
rangkaian DTL diganti dengan satu transistor yang mempunyai beberapa emitor.
Pada keluaran terdapat satu penguatpush-pull. Ketika keluaran dalam keadaan L
transistor T4 akan tutup dan T3 buka sehingga keluaran dari rangkaian ini bisa )-/
#r I
Daftar Pustaka
dalam gambar 18.12 sebelah kanan. Storey, Neil; Electronics: A System Approach; Addison Wesley, 1992
Dengan rangkaian yang memakai transistor dengan dioda Schottky bisa Tietze, Ulrich, Schenk, Christoph; Electronic circuits, Design and
didapatkan rangkaian low power Schottky seperti dalam gambar 18.13. Fungsi- Application; Springer Verlag, l99l
nya sama dengan rangkaian dalam gambar l8.ll, tetapi dengan kecepatan yang
sama daya yang diserap jauh lebih kecil. Data dari rangkaian ini adalah sbb.:
Disipasi daya: 2mW; Gate propagation delay: loa : 10ns.
7
x
o
! F..
c\
I
E
Index #-D 277
break through 2t
# breakthrough voltage 105
C,.... l3 Buffer 266
p.... 117,194 bumi semu t57,159,160
A C
AC, Alternating Current 23 catu daya zt)
Ag 168 Cg 124
activation energ/ center tap 238
lihat: energi aktivasi ci., 125
4D.... t67, t68 ciptaanpasangan 86,92
akseptor 9t CMRR 169
aljabar boolean 257 dB .... ttj
amperemeter ideal 52 Common Amplification Ag 168
amplitude 25 common mode rejection ratio 168
AND 2s8 Coulomb 4
anoda t7 cutoff l4l
arus balik l8 cutofffrequency 70,71
arus basis 103
arus bias (Op-Amp) t7t D
arus bocor 18,20
daerah aktiftransistor 105, 107, 108
arus campur 24
arus difusi 93
daerahkonduktivitas 97
daerah pengosongan
arus efektif 30,31,32
arus emitor
96,97,98,99, 100
103
arus energi panas 249
daerahpinch off 190
daerah saturasi (FET) 190
Arus hubung singkat 50
arus kolektor 103
Darlington 138
Darlington komplementer 140
arus medan 92
daya disipasi maksimal 110
arus offset (Op-Amp) t7t daya listrik 8
daya maksimal, powersupply 241
B
daya termis 249
basis 103 dB (desibel) 58
batas kerja penguat corrlmon emitor DC, Direct Current 23
tt7 depletion MOSFET 203
bati tegangan simpal terbuka 2ll deretnorma 14, 15
bias balik 18, 98 diagrampanah 26,27,28
bias maju 18, 98, 99 diferensiator 162
bias mundur 18 dioda Schottky 269
bidang bilangan Gauss 27 doping 87
bilangan kompleks 26 double center tap 238
bistableJlip-/lop 143 drain 188
278 E-t Dasar Elektronika Index J-O 279
Op-Amp 155 penyearahgelombangpenuh 236 Resistivitas droin-source 194 Schmitt-Trigger l(rl. ltr"
arus bias / offset 171 penyearah setengah gelombang 236 resistivitas emitor 122 self conductivity
resistivitas keluaran t72 pinch off 189,190 resistivitasinput 54,55,56,57 lihat: konduktivitas tlrr r
resistivitas masukan 17t planar 201 resistivitas input rangkaian semikonduktor murni tl (r
Op-Amp ideal 155,156 potensial 5 common emitor 125 semikonduktor n 89
Op-Amp Real 167 potensial semu 159, 161 resistivitas i nput rangkaian semikonduktor p 9l
open loop amplification 209 potensiometer 37,39 cofilmon source 196 Siemens l3
operational amplifier 155 poti 37 resistivitas input transistor 104, 109 sistem biner 258
OR 2s8 power gain 58 resistivitas keluaran 46 sistem dinamis 262
orde filter lihat: filter, orde power supply 233 resistivitas keluaran (Op-Amp) 172 sistem dual 257
osilasi power supply rejection ratio 243 resistivitas kolektor 108 sistem logika arus 262
syarat 2t9 ID TOT 110,254 resistivitas kolektor emitor 109 sistem logika pulsa 262
osilasi tidak dikehendakr 225 push-pull, rangkaian 173,174 resistivitas masukan 51,52 sistem negatif 262
osilator 218 resistivitas output 46 sistem positif 262
osilator jembatan Wien 224 R resistivitas output dengan umpan slew rate 112
osilator LC 220,221 r l6 balik negatif 2t3 source 188
osilator Meissner 220 R t2 resistivitas output rangkaian strtktw planar 201
rangkaian "dorong-tarik" 174 colmnon emitor 116, 126 sumber (FET) 188
P rangkaian ekuivalen resistivitas output rangkaian sumber arus 200
pasta pendingin 253 44, 45, 46, 49, 50, 51, 54, 55 cornmor. source 196 sumber arus konstan 134
pembagi tegangan 37,43,44, 45, rangkaian ekuivalen Norton lihat resistivitasoutputtransistor 108 syarat osilasi 219
46,55 Norton, rangkaian ekuivalen resistivitas output, powersupply
pendingin rangkaian ekuivalen Th6venin lihat 234,239,240,242,243 T
249, 252, 253, 254, 255, 256 Th6venin, rangkaian ekuivalen resistivitas panas 250
penghitung logaritmus
tahanan 13
164 rangkaian ekuivalen transistor resistivitas termis 250,252 tapis
pengikut emitor t3l,21t 115, l16 resistivitas variabel FET 199 lolos pita llhat: filter, bandpass
pengosongan (FET) 188 rangkaian source 195 resistor t2 lolos rendah llhat: filtea lowpass
penguat membalik l 58, 160 rangkaian tercermin 153 resistor pengganti
lolos tinggi llhat: filtea highpass
penguat non-inverting 161 rae 109 36,37,38,42, 46,47 tapis penghalus 234
penguat operasional 155 rct 108 ripple voltage 235 penyearah
tapis 237
penguatan arus 54, 105 rp5 (FET) 194 Rt 250 tegangan 4
penguatan bersama r68 t6 122 RTL 266 teorema Norton
penguatan daya 58 recombination lihat: rekombinasi rumus Euler 26 lihat Norton, teorerna
penguatan diferensial 167 regulasi ampiitudo pada osilator teorerna Th6venin
penguatan lingkar 209 223 S lihat: Th6venin, teorema
penguatan lingkar terbuka 209 regulasi sumber 240 S l3 Th6venin, rangkaian ekuivalen 49
penguatan maksimal FET 194 rekombinasi g6,gg
sambunganAC 150 Th6venin, teorema 49
penguatan rangkaian cofilmon resistivitas 12,13 sambungan DC l5l threshold voltage 190
emitor n4, tt6 resistivitas basis emitor 109 pakai dioda I Zener 152 titikGND 230
penguatan voltase 54, 58 resistivitas dalam pakai resistor l5l titik jenuh tr7
penguatan voltase maksimal ll7 37,40,49, 50, 52, 53, 54,57 saturasi ll8,190 titik kerja
penjumlah 164 resistivitas diferensial 16, t7 saturation 118,t42.
'ir
! I ,l.ttx
282 U-V Dasar Elektronika
U
umpan balik llhat: feedback
negatif 134
atur titik kerja 121
v
voltage gain 58
voltase 4
voltase basis emitor 103
voltase breakthrough
llhat: breakthrough vo ltage
voltase campur 24
voltase Early 109
voltase efektif 31,32,56
voltase induksi 65
voltase kolektor emitor 103
M
!r&l