Anda di halaman 1dari 3

Ada beberapa penyakit yang suka sambang ke tubuh saya, salah satunya adalah ambeien bin wasir.

Sudah bertahun-tahun saya mengidap ambeien, kumat-kumatan. Namun karena pembesaran


pembuluh darah di anus terjadi di dalam, saya tak begitu memperhatikannya. Hobi makan super
pedas terus jalan, kerja dengan duduk atau jongkok berjam-jam pun terus berlangsung, hingga
akhirnya ambeien keluar dan mulai mengganggu. Saya pun panik.

Beragam cara saya coba untuk menyembuhkan ambeien, mulai makan biji pepaya, makan daun
singkong, makan tape, minum rebusan akar kangkung, minum the mahkota dewa, dan lainnya.
Memang mampu mengurangi efek ambeien seperti panas dalam, panas dan sakit di anus, tapi
semua berjalan lambat. Saya juga menggunakan obat dari dokter yang dimasukkan ke anus selama
3 hari, tetap tak ada perubahan. Padahal sebutir kapsul harganya Rp.10.000. Hingga akhirnya saya
mendapat informasi tentang daun ungu. Namun obat-obatan herbal yang memanfaatkan daun ungu
relatif mahal. Kapsul daun ungu berharga seratus ribu rupiah lebih, itupun hanya untuk konsumsi
1-2 minggu.

Beruntung saya tinggal di kota pahlawan yang taman-taman kotanya selalu dihiasi satu dua batang
daun ungu. Mencari daun ungu bukanlah hal sulit. Apalagi di kompleks Kodam V Brawijaya, saya
temukan belasan tanaman daun ungu, menjadi tanaman pagar di sekolah, sekitar lapangan, dan
markas tentara. Saya beruntung.

Dari berbagai literatur yang saya baca tentang daun ungu, di antaranya saya kutip dari
sumbersumbermanfaat.blogspot.com
Khasiat daun ungu sebagai anti-hemorrhoid sen diri dibuktikan oleh Prof dr H Sardjono Oerip
Santoso dari Farmakologi FKUI. Sebanyak 9-10 gram daun ungu segar kemudian direbus dalam 2
gelas air (600 cc) sampai menjadi 1 gelas rebusan dan diminum tiap hari 1 kali. Lima hari
kemudian, efek yang ditimbulkan oleh gejala hemorroid seperti nyeri, pendarahan, dan panas
hilang tak berbekas.

Dr JM Sugiarto memberikan bukti, Konsumsi 1 gelas rebusan daun ungu selama dua bulan
berturut-turut ternyata bisa membebaskan penderita dari gangguan wasir.

Sebagai analgesik pun khasiat daun ungu teruji sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian yang
dilakukan Dr drg Nur Permatasi MS, dr Umi Kalsum MKes, dan dr Nurdiana MKes dari Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Mereka menyatakan bahwa kandungan alkaloid dalam
daun ungu mempunyai kemampuan sebagai antiinflamasi dan juga sebagai analgesik pada hewan
percobaan. Efek analgesik tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan nilai ambang nyeri
setelah pemberian ekstrak alkaloid pada dosis 1,5, 3, dan 6 mg/kg. Menurut trio peneliti tersebut
kemampuan efek analgesik dan antiinfl amasi fraksi alkaloid dari ekstrak etanol daun ungu ampuh
menurunkan nilai ambang nyeri pada dosis 3 mg/kg bobot tubuh. Itu setara dengan pemberian
aspirin dengan dosis 125 mg/kg bobot tubuh. Hal ini berkat kemampuan alkaloid daun wungu
dalam menghambat pembentukan prostaglandin.
daun ungu jenis ini banyak saya temukan di depan SMA Kartika jalan Brawijaya, Kodam V
Brawijaya. info seputar daun ungu buka saja di wikipedia

Penelitian yang dilakukan oleh drg Endang Wahyuningtyas MS SpPros dari Jurusan Ilmu
Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi UGM, menyimpulkan daun ungu bermanfaat untuk
sanitasi gigi palsu. Penelitian yang menggunakan 40 sampel gigi tiruan arkrilik dibagi dalam 4
kelompok. Masing-masing kelompok diberikan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% daun ungu
dan direndam selama 15 menit. Setelah dipakai oleh pasien selama 4 jam, gigi palsu itu kemudian
dibilas dan diperiksa. Hasilnya, daun ungu ampuh mencegah pertumbuhan bakteri mutan
streptococcus, cendawan, dan mencegah pertumbuhan plak. Penelitian tersebut
merekomendasikan bahwa pencegahan terbaik untuk menghambat plak, bakteri, dan cendawan
terjadi pada konsentrasi kandungan daun ungu sebanyak 40%.

Ambeien yang saya derita cukup parah, pembesarannya 2/3 kali jari kelingking. Saya jadi
ketakutan untuk BAB karena pasti sakit, nyeri, dan berdarah. Mulanya saya memakan 5 lembar
daun ungu sebagai lalap selama 2 hari. Rasa sakit berkurang. Lalu saya merebus 10 lembar daun
ungu -sekitar 5-10gram- dalam 250ml air. Saya hanya menunggu air mendidih selama 2-3 menit,
lalu saya biarkan rendaman daun ungu mendingin sebelum saya minum. Saya minumnya tak tentu
waktu. Kadang sehabis makan, kadang menjelang tidur. Tiga hari kemudian rasa sakit dan
bengkak berkurang. Anus terasa gatal. Seminggu kemudian sudah tak ada bengkak lagi, namun
benjolan tak juga berkurang. Dua minggu kemudian baru saya sadari benjolan mirip mengeras
(atau kering?).

Saya tak lagi memikirkan tentang ambeien dan benjolannya. Hanya, saya mengurangi makan
makanan pedas, terutama mengunyah langsung cabe. Kalau benar-benar teringin, saya hanya
makan 1-2 buah caberawit saja. Minum air putih saya perbanyak. Buah dan sayur? Biasa saja, tak
banyak perubahan. Saya kan tak suka daging.

Pada hari ke-30 minum air rebusan daun ungu, saya sadari benjolan sudah mengecil. Dan, pada
hari ke-45, benjolan benar-benar menghilang, tinggal sebesar benjolan korek api. Meskipun
demikian, saya tetap minum air rebusan daun ungu, setidaknya hingga hari ke-60.

Banyak manfaat yang saya rasakan selama mengkonsumsi daun ungu, di antaranya :

1.tidak pernah terserang sembelit. BAB lancar, feses tidak pernah keras, sehingga saya tak perlu
mengejan sekuat tenaga.

2.perut nyaris tak pernah kembung, kecuali saat berbuka puasa tapi ketiduran hingga tengah
malam, sehingga terlewat masa makan nasi

3.badan terasa ringan, mungkin efek sistem pencernaan yang lancar. Tak ada penggumpalan feses
di usus.

4.saya menjadi tak selera makan yang manis-manis. Berbuka puasa dengan sirup atau makanan
manis jadi tak menarik buat saya. Mending minum air putih atau makan energen Mungkin itu
sebabnya gula darah saya selalu rendah.

5.Tak pernah terserang panas dalam dan sariawan.

Oya ada pengalaman menarik di saat mengkonsumsi daun ungu. Saya harus ke dokter gigi untuk
mencabut sisa gigi. Dokter mengobok-obok mulut saya, mengebor sisa gigi yang jauh menyusup
di dalam gusi. Darah banyak keluar. Lumayan lama juga prosesnya, tak seperti cabut gigi biasa.
Dokter lalu memberi saya obat penghilang rasa sakit selain antibiotik. Anehnya sampai di rumah
saya tak merasa sakit atau cenut-cenut sama sekali. Jadi tak meminum obat penghilang rasa sakit.
Saya jadi berpikir apa ini efek minum daun ungu? Bukankah daun ungu bersifat analgesik dan
anti-inflamasi? Entahlah. Yang jelas ngirit biaya perawatan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai