Anda di halaman 1dari 228

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

MATA PELAJARAN : PPKn


KELAS/SEMESTER : X MIPA-IPA / 1
SATUAN PENDIDIKAN : SMA SEMESTA SEMARANG
TAHUN PELAJARAN : 2020 / 2021

Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
1.1. Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik 8 X 45 menit
sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa penyelenggaraan pemerintahan negara
2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah a. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara
Negara b. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara
3.1 Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah
Negara Non Kementerian
4.1. Mewujudkan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik c. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan negara pemerintahan
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
1.2. Menghayati nilai-nilai konstitusional ketentuan Undang-undang Negara Republik Ketentuan Undang-undang Dasar Negara Republik 8 X 45 menit
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan Indonesia tahun 1945 yang mengatur tentang
penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan secara adil wilayah negara, warga negara dan penduduk,
1.3. Mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik agama dan kepercayaan, pertahanan dan
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan keamanan:
penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan a. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.4. Mengkatagorikan ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun b. Kedudukan warga negara dan Penduduk
1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan Indonesia
kepercayaan, pertahanan dan keamanan c. Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan
4.2 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik terhadap Tuhan YME di Indonesia
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga negara dan penduduk, d. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan Republik Indonesia

1.5. Menghargai nilai-nilai terkait fungsi lembaga-lembaga negara menurut Undang-undang Kewenangan lembaga-lembaga negara: 8 X 45 menit
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil a. Suprastruktur dan Infrastruktur sistem politik
2.2 Mendukung perilaku peduli terhadap nilai-nilai terkait fungsilembaga-lembaga negara Indonesia
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Lembaga-lembaga Negara Republik Indonesia
3.2 Mensintesiskan kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut Undang-undang Dasar menurut Undang-undang Dasar Negara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 Tata kelola
4.10.1 Mendemonstrasikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-lembaga negara pemerintahan yang baik
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 c. Partisipasi warga negara dalam sistem politik

1.4. Menghayati nilai-nilai tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan Hubungan struktural dan fungsional pemerintahan 8 X 45 menit
daerah menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil pusat dan daerah
2.3 Menghargai nilai-nilai tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan a. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam
daerahmenurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
3.3 Mengkreasikan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah b. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 c. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
4.11 Menyaji hasil penalaran tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat d. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah
dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pusat dan Daerah
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
1.5. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional. 10 X 45 menit
Bhinneka Tunggal Ika. a. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
2.4 Mendukung nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai b. Konsep Integrasi Nasional
Bhinneka Tunggal Ika. c. Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional
3.4 Menganalisis faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal d. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan Negara
Ika Kesatuan Republik Indonesia
4.2 Mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka e. Peran serta warga negara dalam menjaga
Tunggal Ika Persatuan dan Kesatuan Bangsa

1.6 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dan Indikator ancaman terhadap negara dan upaya 10 X 45 menit
upaya penyelesaiannya di bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, penyelesaiannya di bidang Ideologi, politik,
dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
2.5 Meyakini nilai-nilai ketahanan terkait ancaman terhadap negara dan upaya keamanan.
penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan a. Ancaman terhadap integritas nasional
keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. b. Ancaman di bidang Ideologi, politik, ekonomi,
3.5 Memprediksi indikator ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai c. Peran masyarakat untuk mengatasi berbagai
Bhinneka Tunggal Ika ancaman dalam rangka membangun integritas
4.3 Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di nasional
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanandalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika

1.6. Menghayati nilai-nilai pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Arti pentingnya Wawasan Nusantara 10 X 45 menit
Republik Indonesia secara adil a. Konsep Wawasan Nusantara
2.6 Mengembangkan nilai-nilai tentang pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara b. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Kesatuan Republik Indonesia c. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam
3.6 Mengkarakteristikkan arti pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Wawasan Nusantara
Republik Indonesia. d. Peran serta warga negara dalam mendukung
4.7 Mewujudkan keputusan bersama terkait arti pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks implementasi wawasan nusantara
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
Kegiatan:
1. Ulangan Harian 7 JP
2. Pengayaan 3 JP
3. Remidial 4 JP
4. Mid Semester 4 JP

Jumlah: 80 JP

Semarang, 3 Juni 2020


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah

DIDIN SOPANDI, M.Si


Erna yunaini.S.H.,M.Si
PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
PROGRAM SEMESTER GANJIL

P. Tengah Semester 1
Mata Pelajaran : PPKn
Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Kelas / Program : X/PA
Semester : 1
Tahun Pelajaran :2020/2021

PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 1.1. Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan

P. Tengah Semester 1
pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan 8 2 2 2 2
Yang Maha Esa
2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyenggaraan pemerintah Negara
3.1 Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara
4.1 Mewujudkan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
2 1.2. Menghayati nilai-nilai konstitusional ketentuan Undang-undang Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara,
8 2 2 2 2
warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan
keamanan secara adil
2.2 Mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-undang Dasar

P. Tengah Semester 1
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah
negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan
dan keamanan
3.2 Mengkatagorikan ketentuan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara
dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan
4.2 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-undang Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan

LIBUR AKHIR SEMESTER 1


KEMPING OSISS SMT. 1
keamanan
3
1.3. Menghargai nilai-nilai terkait fungsi lembaga-lembaga Negara menurut
8 2 2 2 2
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil

UAS SMT. 1
2.3 Mendukung perilaku peduli terhadap nilai-nilai terkait fungsilembaga-
lembaga negara menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
3.3 Mensintesiskan kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut

P. Tengah Semester 1
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1.4. Menghayati nilai-nilai tentang hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-undang Dasar Negara 8 2 2 2 2
Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil
2.4 Menghargai nilai-nilai tentang hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3.4 Mengkreasikan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat
dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
4.4 Menyaji hasil penalaran tentang hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
7 ULANGAN HARIAN 8 2 2 2 2
8 REMIDI dan PENGAYAAN 0
LIBUR AKHIR SEMESTER 1
KEMPING OSISS SMT. 1
UAS SMT. 1
PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
9 MID SEMESTER I 2 2

P. Tengah Semester 1
10 ULANGAN AKHIR SEMESTER I 2
2 2
JUMLAH 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 36
2

Mengetahui. Semarang, 1 Juni 2020


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

DIDIN SOPANDI,M.Si ERNA YUNAINI,S.H.


Pengembangan Silabus PPKn

Pengembangan Silabus

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Nama Sekolah : SMA SEMESTA
Kelas : X
Materi : 5. Integrasi Nasional dalam Bingkai NKRI
Alokasi waktu : 8 X 45 Menit

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggungjawab, f.
responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingintahunya tentang a. ilmupengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,
g.komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

KOMPETENSI MATERI PENILAIA ALOKASI


IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU
1.5 Mensyukuri 1.5.1 Faktor-faktor Pendahuluan Non tes: 8 x 45’ Kemdikbud. 2017.
nilai-nilai Menunjukkan sikap pembentuk 1. Salam, memastikan kelas bersih dan Observasi Pendidikan
yang toleran terhadap integrasi nasional. berdoa Unjuk Pancasila dan
membentuk kebinekaan bangsa a. Kebhinnekaan 2 Peserta didik menjawab pertanyaan Kerja Kewarganegaraan
komitmen Indonesia sebagai Bangsa mengapa dan bagaimana kebhinekaan Tes Kelas X
integrasi anugerah Tuhan Indonesia yang ada di kelas, di rumah, di tertulis SMA/MA/SMK.
nasional 2.5.1 b. Konsep masyarakat, bangsa dan negara (Uraian, Jakarta:
dalam Menunjukkan sikap Integrasi kaitannya dengan sila 3 dalam pilihan Kemdikbud.
bingkai selalu bekerja sama Nasional Pancasila dan pasal 1 ayat 1 UUD NRI ganda,
Bhinneka dengan teman yang c. Faktor-faktor tahun 1945 lainnya) Undang Undang
Tunggal Ika berbudaya Pembentuk 3. Peserta didik mempersiapkan Tugas Dasar Negara
sebagai lingkungan sebagai Integrasi pembelajaran menganalisis dan portofolio Republik Indonesia
wujud syukur komitmen integrasi Nasional mendemonstrasikan factor pembentuk 1. Menyus tahun 1945
kepada nasional dalam d. Tantangan integrasi nasional melalui Problem un
Tuhan Yang bingkai Bhineka dalam Menjaga Based Learning skenario Setjen MK. 2010.

1
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI MATERI PENILAIA ALOKASI


IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU
Maha Esa Tunggal Ika Keutuhan Kegiatan Inti 2. Mendem Buku Panduan
2.5 Menunjukkan 3.5.1 Negara 1. Guru menyajikan permasalahan sehari- onstrasi sosialisasi
sikap Mengidentifikasi Kesatuan hari dalam artikel dan cerita a.l kan Mahkamah
kerjasama Kebinekan bangsa Republik a. “Puluhan Muslimah Unjuk Rasa 3. Mendisk Konstitusi. Jakarta:
dalam rangka Indonesia Indonesia Desak Pemerintah Hukum LGBT” ripsikan MK.
mewujudkan 3.5.2. e. Peran serta Jum'at, 30 November 2018 - 14:29 kesimpu
komitmen Menyimpulkan warga negara WIB. lan Media massa yang
integrasi konsep integrasi dalam menjaga b. 'Mereka tidak menerima kos untuk drama berkaitan
nasional nasional Persatuan dan anak Papua' tentnag
dalam 3.5.3 Kesatuan c. Cerita drama peserta didik faktor
bingkai Mengidentifikasi Bangsa a.l permasalahan factor pembentuk pembent
Bhinneka Faktor-faktor sikap integrasi nasional dalam kehidupan uk
Tunggal Ika. Pembentuk memperhatika sehari-hari integrasi
3.5 Mengidentifi Integrasi Nasional n pelestarian 2. Peserta didik mengamati dan nasional
kasi faktor- 3.5.4 fungsi menanyakan hal-hal berkaitan dengan
faktor Mengidentifikasi permasalahan yang disajikan
lingkungan,
pembentuk tantangan dalam 3. Peserta didik dalam kelompok
integrasi menjaga Keutuhan
mencegah dibimbing untuk membahas pertanyaan
nasional Negara Kesatuan terjadinya yang disepakati dengan mencari
dalam Republik Indonesia pencemaran informasi sebanyak-banyaknya tentang
bingkai 3.5.5 dan atau apa, mengapa, bagaimana, dan cara
Bhinneka Mengidentifikasi kerusakan mengatasinya serta peran serta kita
Tunggal Ika contoh Peran serta lingkungan dalam permasalahan tersebut.
3.1 Mendemonst warga negara dalam hidup 4. Guru membimbing setiap kelompok
rasikan menjaga Persatuan berdasar untuk bisa menggali informasi,
faktor-faktor dan Kesatuan Pancasila membuat dan menyajikan laporan hasil
pembentuk Bangsa melalui analisis
integrasi pelestarian fungsi 5. Bersama guru, peserta didik
nasionaldala lingkungan, mengevaluasi hasil pembelajaran
m bingkai mencegah melalui PBL
Bhinneka terjadinya Penutup
Tunggal Ika pencemaran dan 1Peserta didik bersama guru
atau kerusakan menyimpulkan bahwa Indonesia
lingkungan hidup dalam realita kehidupannya penuh
berdasar Pancasila dengan kebhinekaan sehingga

2
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI MATERI PENILAIA ALOKASI


IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU
pendiri bangsa dan seluruh WNI
4.5.1 mengatasi dengan mendukung
Menyusun skenario tegaknya NKRI termasuk dengan
sederhana sikap memperhatikan pelestarian
sosiodrama tentang
fungsi lingkungan, mencegah
faktor-faktor
pembentuk
terjadinya pencemaran dan atau
integrasi nasional kerusakan lingkungan hidup
dalam bingkai berdasar Pancasila
Bhineka Tunggal 2. Peserta didik mengerjakan tugas
Ika tersetruktur dengan menyiapkan
4.5.2 scenario sosiodrama tentang Faktor-
Mendemonstrasika faktor Pembentuk Integrasi Nasional
n scenario 3. Peserta didik menyiapkan pembelajaran
sosidrama selanjutnya tentang ancaman terhadap
sederhana tentang NKRI
faktor-faktor 4. Peserta didik mematikan LCD dst,
pembentuk 5. berdoa dan salam
integrasi nasional
dalam bingkai
Bhineka Tunggal
Ika

3
Pengembangan Silabus PPKn

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Nama Sekolah : SMA Negeri 14 Semarang
Kelas : X
Materi : 6. ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Alokasi waktu : 8 X 45 Menit

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggungjawab, f.
responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingintahunya tentang a. ilmupengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,
g.komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

MATERI ALOKASI SUMBER


KOMPETENSI DASAR IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
1.6 1.6.1 Pendahuluan Non tes: 8 x 45’ Kemdikbud.
Bersyukur kepada Tuhan Menunjukkan sikap Indikator ancaman 1. Salam, memastikan kelas bersih Observasi 2015.
Yang Maha Esa atas menolong sesama terhadap negara dan dan berdoa Unjuk Kerja Pendidikan
nilai-nilai yang sebagai wujud upaya 2. Peseta didik menjawab Tes tertulis Pancasila dan
membentuk kesadaran bersyukur kepada penyelesaiannya di pertanyaan mengapa dan (Uraian, pilihan Kewarganegara
atas ancaman terhadap Tuhan Yang Maha bidang Ideologi, bagaimana ancaman disintegrasi ganda, lainnya) an Kelas X
negara dan upaya Esa sebagai bangsa politik, ekonomi, terjadi dalam lingkungan SMA/MA/SMK
penyelesaiannya dalam Indonesia sebagai sosial, budaya, keluarga, sekolah, masyarakat, . Jakarta:
bingkai Bhinneka kesadaran atas pertahanan, dan negara itu terjadi Kemdikbud.
Tunggal Ika ancaman terhadap keamanan. 3. Peserta didik mempersiapkan
2.6 negara dan upaya a. Ancaman pembelajaran menganalisis dan Undang Undang
Bersikap responsif dan penyelesaiannya terhadap menyaji hasil analisis ancaman Dasar Negara
proaktif atas ancaman dalam bingkai integritas terhadap negara dan upaya Republik
terhadap negara dan Bhinneka Tunggal nasional penyelesaiannya di bidang Indonesia tahun
upaya penyelesaiannya Ika b. Ancaman di ideologi, politik, ekonomi, sosial, 1945
dibidang Ideologi, 2.6.1 bidang Ideologi, budaya, pertahanan, dan

4
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI ALOKASI SUMBER


KOMPETENSI DASAR IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
politik, ekonomi, sosial, Menunjukkan sikap politik, keamanan dalam bingkai Setjen MK. 2010.
budaya, pertahanan, dan tidak mengganggu ekonomi, sosial, Bhinneka Tunggal Ika melalui Buku Panduan
keamanan dalam bingkai teman yang budaya, Cooperative learning model sosialisasi
Bhinneka Tunggal Ika berbeda pendapat pertahanan, dan example non example Mahkamah
3.6 sebagai wujud keamanan Kegiatan Inti Konstitusi.
Menganalisis ancaman sikap responsif dan c. Peran 1. Guru bersama siswa Jakarta: MK.
terhadap negara dan proaktif atas masyarakat mempersiapkan dan
upaya penyelesaiannya ancaman terhadap untuk menayangkan gambar/vidio yang Media massa
di bidang ideologi, negara dan upaya mengatasi sesuai dengan yang tidak sesuai yang berkaitan
politik, ekonomi, sosial, penyelesaiannya berbagai melalui melalui LCD dan atau
budaya, pertahanan, dan dibidang Ideologi, ancaman dalam media lainnya serta memberi
keamanan dalam bingkai politik, ekonomi, rangka petunjuk peserta didik untuk
Bhinneka Tunggal Ika sosial, budaya, membangun memperhatikan/ menganalisis
4.7 pertahanan, dan integritas gambar/vidio yang sesuai dan tidak
Menyaji hasil analisis keamanan dalam nasional a,l sesuai tentang ancaman terhadap
tentang ancaman bingkai Bhinneka melalui sikap negara kesatuan dalam bingkai
terhadap negara dan Tunggal Ika memperhatika bhineka tunggal ika
upaya penyelesaiannya 3.6.1 n pelestarian 2. Guru memberikan tugas dan
di bidang ideologi, Menganalisis fungsi masing-masing kelompok
politik, ekonomi, sosial, pengertian mengerjakan dan
lingkungan,
budaya, pertahanan, dan ancaman terhadap mempresentasikan
keamanandalam bingkai
mencegah a. Kelompok 1 menganalisis
negara terjadinya
Bhinneka Tunggal Ika gambar yang sesuai dan tidak
3.6.2 pencemaran sesuai tentang ancaman
Membedakan dan atau tehadap NKRI dalam bingkai
melalui contoh kerusakan Bhineka Tunggal Ika bidang
ancaman terhadap lingkungan Idiologi
negara di bidang hidup berdasar b. Kelompok 2 menganalisis
ideologi, politik, Pancasila gambar yang sesuai dan tidak
ekonomi, sosial, sesuai tentang ancaman
budaya, tehadap NKRI dalam bingkai
pertahanan, dan Bhineka Tunggal Ika bidang
keamanan dalam Politik
bingkai Bhinneka c. Kelompok 3. menganalisis
gambar yang sesuai dan tidak
Tunggal Ika
sesuai tentang ancaman

5
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI ALOKASI SUMBER


KOMPETENSI DASAR IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
3.6.3 tehadap NKRI dalam bingkai
Membedakan Bhineka Tunggal Ika bidang
melalui contoh Ekonomi
upaya d. Kelompok 4 menganalisis
gambar yang sesuai dan tidak
penyelesaiannya
sesuai tentang ancaman
ancaman terhadap tehadap NKRI dalam bingkai
negara di bidang Bhineka Tunggal Ika bidang
ideologi, politik, Sosial Budaya
ekonomi, sosial, e. Kelompok 5 menganalisis
budaya, gambar yang sesuai dan tidak
pertahanan, dan sesuai tentang ancaman
keamanan dalam tehadap NKRI dalam bingkai
bingkai Bhinneka Bhineka Tunggal Ika bidang
Tunggal Ika hankam
3.6.4 f. Kelompok 6 menganalisis
Menentukan contoh pengertian, contoh, upaya,
peran masyarakat dan peran serta masyarakat
untuk mengatasi terkait ancaman tehadap
berbagai ancaman NKRI dengan sikap tidak
dalam rangka memperhatikan pelestarian
membangun fungsi lingkungan,
integritas nasional mencegah terjadinya
diberbagai pencemaran dan atau
lingkungan kerusakan lingkungan
kehidupan a.l hidup berdasar Pancasila
dengan sikap g. Mengklarifikasi,
memperhatikan mengevaluasi, dan
pelestarian fungsi menyimpulkan hasil
lingkungan, presentasi setiap kelompok
mencegah Penutup
terjadinya Peserta didik bersama guru
pencemaran dan menyimpulkan bahwa NKRI di
atau kerusakan era globalisasi syarat dengan
adanya ancaman terhadap Negara

6
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI ALOKASI SUMBER


KOMPETENSI DASAR IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
lingkungan hidup Kesatuan RI dalam bingkai
berdasar kebhinekaan sehingga pendiri
Pancasila bangsa dan seluruh WNI
4.6.1 mengatasi dengan mendukung
Menyusun tegaknya NKRI a.l melalui sikap
analisis tentang memperhatikan pelestarian
ancaman terhadap fungsi lingkungan, mencegah
negara dan upaya terjadinya pencemaran dan
penyelesaiannya atau kerusakan lingkungan
di bidang hidup berdasar Pancasila
Ideologi, politik, 2. Peserta didik mengerjakan tugas
tersetruktur dengan menyiapkan
ekonomi, sosial,
gambar yangs sesuai dan gambar
budaya, yang tidsk sesuai dengan
pertahanan, dan ancaman terhadap NKRI a.l
keamanan ancaman pelestarian fungsi
4.6.2
Menyaji hasil
lingkungan, mencegah
analisis tentang terjadinya pencemaran dan
ancaman terhadap atau kerusakan lingkungan
negara dan upaya hidup berdasar Pancasila
penyelesaiannya di 3. Peserta didik menyiapkan
bidang Ideologi, pembelajaran selanjutnya tentang
politik, ekonomi, ancaman terhadap NKRI
sosial, budaya, 4. Peserta didik mematikan LCD
pertahanan, dan dst, berdoa dan salam
keamanan

7
Pengembangan Silabus PPKn

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Nama Sekolah : SMA Negeri 14 Semarang
Kelas : X
Materi : 7. Wawasan Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Alokasi waktu : 8 X 45 Menit

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggungjawab, f.
responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingintahunya tentang a. ilmupengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,
g.komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

KOMPETENSI IPK MATERI PENILAIA ALOKASI SUMBER


KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU BELAJAR
1.7 Menghargai 1.7.1 Pendahuluan
wawasan Menunjukkan sikap Arti pentingnya  Salam, memastikan kelas bersih dan Non tes: 8 x 45’ Kemdikbud.
nusantara berteman tanpa Wawasan Nusantara berdoa Observasi 2015.
dalam konteks membedakan agama a. Konsep  Peseta didik menjawab pertanyaan Unjuk Pendidikan
Negara sebagai wujud Wawasan mengapa dan bagaimana peran serta Kerja Pancasila dan
Kesatuan wawasan nusantara Nusantara warga negara dalam menjaga Tes Kewarganega
Republik dalam konteks b. Fungsi dan persatuan dan kesatuan Indonesia tertulis raan Kelas X
Indonesia Negara Kesatuan Tujuan berdasarkan konsep wawasan (Uraian, SMA/MA/SM
sebagai Republik Indonesia Wawasan nusantara pilihan K. Jakarta:
anugerah sebagai anugerah Nusantara  Peserta didik mempersiapkan ganda, Kemdikbud.
Tuhan Yang Tuhan Yang Maha c. Aspek Trigatra pembelajaran menginterpretasi dan lainnya)
Maha Esa Esa dan Pancagatra mempresentasikan hasil interpretasi Undang
2.7 Bertanggungja 1.7.2. dalam Wawasan terkait pentingnya Wawasan Undang Dasar
wab Menunjukkan sikap Nusantara Nusantara dalam konteks Negara Negara
mengembangka toleran teman yang d. Peran serta Kesatuan Republik Indonesia melalui Republik
n kesadaran sedang beribadah warga negara discovey learning Indonesia
akan sebagai wujud dalam Kegiatan inti tahun 1945
pentingnya wawasan nusantara mendukung

8
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI IPK MATERI PENILAIA ALOKASI SUMBER


KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU BELAJAR
wawasan dalam konteks implementasi 1. Peserta didik diberi motivasi atau Setjen MK.
nusantara Negara Kesatuan wawasan rangsangan untuk memusatkan 2010. Buku
dalam konteks Republik Indonesia nusantara a.l perhatian pada topik materi Konsep Panduan
Negara sebagai anugerah melalui sikap Wawasan Nusantara Stimulation sosialisasi
Kesatuan Tuhan Yang Maha memperhatika 2. Guru memberikan kesempatan pada Mahkamah
Republik Esa n pelestarian peserta didik untuk mengidentifikasi Konstitusi.
Indonesia 2.7.1 sebanyak mungkin pertanyaan yang Jakarta: MK.
fungsi
3.7 Menginterpreta Menunjukkan sikap berkaitan dengan gambar yang
si pentingnya melaksanakan tugas
lingkungan, disajikan dan akan dijawab melalui Media massa
Wawasan yang menjadi mencegah kegiatan belajar a.l yang
Nusantara kewajibannya di terjadinya a. Bagaimanakah materi Konsep berkaitan
dalam konteks kelas seperti piket pencemaran Wawasan Nusantara itu berperan
Negara kebersihan dalam dan atau dalam kehidupan sehari-hari dan
Kesatuan rangka kerusakan karir masa depan peserta didik?
Republik mengembangkan lingkungan b. Bagaimanakah materi Fungsi dan
Indonesia kesadaran akan hidup berdasar Tujuan Wawasan Nusantara itu
4.7 Mempresentasi pentingnya Pancasila berperan dalam kehidupan sehari-
kan hasil wawasan nusantara hari dan karir masa depan peserta
interpretasi dalam konteks didik
terkait Negara Kesatuan c. Bagaimanakah materi Aspek
pentingnya Republik Indonesia Trigatra dan Pancagatra dalam
Wawasan 2.7.2. Wawasan Nusantara itu berperan
Nusantara Menunjukkan sikap dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam konteks melaksanakan karir masa depan peserta didik?
Negara peraturan sekolah d. Bagaimanakah materi Peran serta
Kesatuan dengan baik dalam warga negara dalam mendukung
Republik rangka implementasi wawasan nusantara
Indonesia mengembangkan itu berperan dalam kehidupan
kesadaran akan sehari-hari dan karir masa depan
pentingnya wawasan peserta didik kaitannya dengan
nusantara dalam sikap memperhatikan
konteks Negara pelestarian fungsi lingkungan,
Kesatuan Republik mencegah terjadinya
Indonesia pencemaran dan atau kerusakan
3.7.1
lingkungan?
Menjelaskan konsep

9
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI IPK MATERI PENILAIA ALOKASI SUMBER


KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU BELAJAR
Wawasan Nusantara 3. Peserta didik dalam kelompoknya
3.7.2 berdiskusi mengolah data hasil
Mengidentifiasi pengamatan
Fungsi dan Tujuan 4. Peserta didik mendiskusikan hasil
Wawasan Nusantara pengamatannya dan memverifikasi
3.7.3 hasil pengamatannya dengan data-data
Menganalisis atau teori pada buku sumber
perbedaan Aspek 5. Peserta didik mempresentasikan serta
Trigatra dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok
Pancagatra dalam Penutup
Wawasan Nusantara 1. Peserta didik bersama guru
3.7.4 menyimpulkan bahwa Indonesia sangat
Menganalisisn luas dan beranekaragam sehingga
artikel tentang Peran WNI mendukung tegaknya NKRI
serta warga negara dengan berwawasan nusantara dalam
dalam mendukung bersikap memperhatikan pelestarian
implementasi fungsi lingkungan, mencegah
wawasan nusantara terjadinya pencemaran dan atau
a.l contoh sikap kerusakan lingkungan hidup
memperhatikan berdasar Pancasila dalam bingkai
pelestarian fungsi bhinneka Tunggal Ika
lingkungan, 2. Peserta didik mengerjakan tugas
mencegah tersetruktur dengan menyiapkan materi
terjadinya presentasi
pencemaran dan 3. Peserta didik menyiapkan Penilaian
atau kerusakan Akhir Semester tahun pelajaran 2019-
lingkungan hidup 2020
4. Peserta didik mematikan LCD dst,
berdasar Pancasila
berdoa dan salam
4.7.1
Menyusun
interpretasi terkait
pentingnya
Wawasan Nusantara
dalam konteks
Negara Kesatuan

10
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI IPK MATERI PENILAIA ALOKASI SUMBER


KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN N WAKTU BELAJAR
Republik Indonesia
4.7.2
Menyaji hasil
interpretasi terkait
pentingnya
Wawasan Nusantara
dalam konteks
Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Semarang , 30 Mei 2020

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala SMA SEMESTA Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Didin Sopandi, M.Si Erna Ynaini,S.H.,M.Si

11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : KD 1 Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning peserta didik dapat Menganalisis dan menyajikan hasil analisis
nilai-nilai pancasila yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan sekolah Adiwiyata yang
sesuai dengan kebijakan kementrian lingkungan hidup dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara dengan mengembangkan sikap beribadah dan saling menolong yang
berbudaya lingkungan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagai wujud syukur terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peserta didik bersyukur melanjutkan ke SMA dan mengetahui
KKM, kriterian penilaian, kenaikan kelas, dan TT maupun TMTT
3. Peserta didik mengetahui topik dan tujuan pembelajaran yaitu
menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara melalui Problem Based Learning

Kegiatan Inti 1. Orientasi peserta didik pada masalah


a. menganalisis nilai yang terkandung dalam Pancasila dan
seandainya tidak ada dasar negara Pancasila
b. Menganalisis pasal UUD NRI tahun 1945 tentang kekuasaan
negara Indonesia dan seandainya tidak ada dasar kekuasaan
negara Indonesia
c. menganalisis dokumen tentang tugas menteri dan lembaga non
kementerian al kementerian lingkungan hidup
d. menganalisis dokumen tentang nilai-nilai pancasila yang dapat
dipedomani dalam penyelenggaraan Pemerintahan negara RI a.l
kementerian lingkungan hidup
2. Peserta didik dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4 - 5 siswa
3. Peserta didik mengumpulkan informasi dan guru membantu
4. Setiap kelompok menyajikan hasil telaah di kelas sesuai kesepakatan
5. Peserta didik dibantu merefleksi atau evaluasi terhadap proses-
proses yang dilakukan
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa seluruh warga
negara dan pemerintah mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila
dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan
analisis yang harus disajikan tentang nilai-nilai pancasila yang
harus dipedomani dalam penyelenggaraan sekolah Adiwiyata yang
sesuai dengan kebijakan kementrian lingkungan hidup
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap beribadah, menolong sesama dan kerjasama membersihkan kelas)
b. Jurnal (sikap beribadah, menolong sesama dan kerjasama membersihkan kelas)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
3. Ketrampilan
Portofolio (menyusun dan menyajikan hasil analisis Nilai-nilai Pancasila dalam
Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
Lampiran-lampiran
1. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
A. Proses rumusan Pancasila
Sebagai realisasi janji politik tersebut, pada tanggal 29 April oleh Gunseikan (Kepala Pemerintah
Bala tentara Jepang di jawa) dibentuk suatu Badan yang diberi nama Dokuritsu Zyumbi Coosakai
atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Badan ini bertugas untuk
menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan
pemuka-pemuka bangsa Indonesia yang berjumlah 60 orang. BPUPKI dilantik pada tanggal 28 mei
1945. BPUPKI melaksanakan dua masa siding, yaitu:
1. Masa siding I : tangal 29 Mei s.d 1 juni 1945
2. Masa siding II : tanggal 10 s.d 16 juni 1945
Dalam siding BPUPKI I membicarakan atau mempersiapkan “Rancangan Dasar Negara Indonesia
Merdeka”. Pada kesempatan siding ini telah berpidato tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk
mengajukan konsep Dasar Negara antara lain Mr. Soepomo, Prof. M. Yamin, dan Ir. Soekarno

Pada tanggal 22 Juni 1945 itu pula diadakan pertemuan Panitia Sembilan di Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Hasil dalam pertemuan ini disetujui agar para anggota segera menyusun suatu Konsep
Rancangan Mukadimah Hukum Dasar yang akan diajukan ke sidang BPUPKI yang kedua. Konsep
Rancangan Preambule Hukum Dasar inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta.
Suatu nama yang diusulkan oleh Prof.Mr. Moh. Yamin dalam piagam Jakarta terdapat rumusan
dsar negara Indonesia sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwajkilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pleno untuk membahas naskah Rancangan
Hukum Dasar dan Pengesahan Undang-Undang Dasar atas kemerdekaan yang diucapkan dalam
Proklamasi sehari sebelumnya. Hasil sidang tersebut sebagai berikut:
1. Mengesahkan UUD NRI dengan jalan:
1) Menetapkan piagam Jakarta dengan beberapa perubahan sebagai Pembukaan UUD
NRI
2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar dengan beberapa perubahan sebagai UUD NRI
yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945
2. Memilih presiden dan Wakl Presiden republic Indonsia
3. Membentuk Komite nasional Indonesia sebagai Badan Musyawarah darurat.
Rumusan Dasar Negara Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD NRI
Yang disahkan padatanggal 18 agustus 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwajkilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Dst…………….

B. Nilai-nilai Pancasila
adanya 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila yaitu:

1. Nilai Dasar : yaitu suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap yang terlepas dari pengaruh
perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip yang bersifat amat abstrak, bersifat amat
umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan
aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu
yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila
ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan
bangsa Indonesia melawan penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-
cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat.
Nilai ini bersifat tetap tidak berubah selama negara Indonesia masih berdasarkan pada ideologi
Pancasila. Berikut penjelasan nilai-nilai dasar:
a. Nilai Ketuhanan, mengandung arti pengakuan dan keyakinan terhadap Tuhan YME sebagai
pencipta alam semesta.
b. Nilai Kemanusiaan, mengandung arti kesadaran akan sikap/perilaku sesuai dengan nilai
moral dan penghormatan HAM.
c. Nilai Persatuan, mengandung arti kesadaran untuk membina persatuan dengan semangat
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Nilai Kerakyatan, mengandung arti mengembangkan musyawarah mufakat dan nilai-nilai
demokrasi.
e. Nilai Keadilan, mengandung arti kesadaran bersama mewujudkan keadilan bagi diri dan
sesama manusia.

2. Nilai Instrumental : suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental merupakan
penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu
tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan harus disesuaikan
dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar yang
dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamik dalam bentuk-bentuk
baru untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai
dasar itu. Dari kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,
organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai
dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah MPR,
Presiden, dan DPR.Seperti UUD 1945, Tap MPR, UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, UU
No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, dan
sebagainya.

3. Nilai Praksis : nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara bagaimana
rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis terdapat pada banyak
wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh
cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh
organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan,
bahkan oleh warganegara secara perseorangan. Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis
merupakan gelanggang pertarungan antara idealisme dan realitas. Jika ditinjau dari segi
pelaksanaan nilai yang dianut, maka sesungguhnya pada nilai praksislah ditentukan tegak atau
tidaknya nilai dasar dan nilai instrumental itu.
Contoh nilai praksis seperti saling menghormati, toleransi, kerja sama, kerukunan, bergotong
royong, menghargai, dan lain-lain. Nilai ini sifatnya dinamis, penerapan nilai-nilai dalam
kenyataan sehari-hari, baik oleh lembaga kenegaraan ataupun organisasi maupun warga
negara, dst………..

C. Macam-macam Kekuasaan Negara


Pada masa lalu, bumi dihuni masyrakat pemburu primitif yang biasanya mengidentifikasi diri
sebagai suku. Masing-masing suku dipimpin oleh seorang kepala suku yang biasanya
didasarkan atas garis keturunan ataupun kekuatan fisik atau nonfisik yang dimiliki. Kepala suku
ini memutuskan seluruh perkara yang ada di suku tersebut.

Pada perkembangannya, suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yang diisi oleh para tetua
masyarakat. Contoh dari dewan ini yang paling kentara adalah pada dewan-dewan Kota Athena
(Yunani). Dewan ini sudah menampakkan 3 kekuasaan Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Bahkan di Romawi Kuno, sudah ada perwakilan daerah yang disebut
Senat, lembaga yang mewakili aspirasi daerah-daerah. Kesamaan dengan Indonesia sekarang
adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Namun, keberadaan kekuasaan yang terpisah, misalnya di tingkat dewan kota tersebut
mengalami pasang surut. Tantangan yang terbesar adalah persaingan dengan kekuasaan
monarki atau tirani. Monarki atau Tirani adalah kekuasaan absolut yang berada di tangan
satu orang raja. Tidak ada kekuasaan yang terpisah di keduanya.

Pada abad Pertengahan (kira-kira tahun 1000 – 1500 M), kekuasaan politik menjadi
persengketaan antara Monarki (raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan. Kerap kali
Eropa kala itu, dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara tiga kekuatan politik
ini.

Sebagai koreksi atas ketidakstabilan politik ini, pada tahun 1500 M mulai muncul semangat
baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji ulang filsafat politik yang berupa melakukan
pemisahan kekuasaan. Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas
Hobbes, merupakan contoh dari intelektual Eropa yang melakukan kaji ulang seputar
bagaimana kekuasaan di suatu negara/kerajaan harus diberlakukan.

Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam Magnum Opus (karya besar) yang
ia tulis dan berjudul Two Treatises of Government yang terbit tahun 1690. Dalam karyanya
tersebut, Locke menyebut bahwa fitrah dasar manusia adalah “bekerja (mengubah alam dengan
keringat sendiri)” dan “memiliki milik (property)." Oleh sebab itu, negara yang baik harus
dapat melindungi manusia yang bekerja dan juga melindungi milik setiap orang yang diperoleh
berdasarkan hasil pekerjaannya tersebut. Mengapa Locke menulis sedemikian pentingnya
masalah kerja ini ?

Dalam masa ketika Locke hidup, milik setiap orang, utamanya bangsawan, berada dalam posisi
yang rentan ketika diperhadapkan dengan raja. Kerap kali raja secara sewenang-wenang
melakuka akuisisi atas milik para bangsawan dengan dalih beraneka ragam. Sebab itu, kerap
kali kalangan bangsawan mengadakan perang dengan raja akibat persengkataan milik ini,
misalnya peternakan, tanah, maupun kastil.

Negara ada dengan tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain,
demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya kekuasaan
terpisah, kekuasaan yang tidak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut Locke, kekuasaan
yang harus dipisah tersebut adalah Legislatif, Eksekutif dan Federatif.

Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting yang
harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya
secara damai. Untuk situasi ‘damai’ tersebut perlu terbit undang-undang yang mengaturnya.
Namun, bagi John Locke, masyarakat yang dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara
umum melainkan kaum bangsawan. Rakyat jelata tidak masuk ke dalam kategori stuktur
masyarakat yang dibela olehnya. Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum
bangsawan untuk berhadapan dengan raja/ratu Inggris.

Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam hal ini
kekuasaan Eksekutif berada di tangan raja/ratu Inggris. Kaum bangsawan tidak
melaksanakan sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan
raja/ratu.

Federatif adalah kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan-kerajaan


lain. Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini antara
lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan perang dan damai,
pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh sebab alasan kepraktisan,
diserahkan kepada raja/ratu Inggris. Dst……..

Pertemuan 2
A. Kekuasaan Negara di Indonesia
Apa sebenarnya konsep system pemisahan dan pembagian kekuasaan itu? Mohammad
Kusnardi dan Hermaily Ibrahim dalam bukunya yang berjudul Pengantar Hukum Tata Negara
(1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan
pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian
berbeda satu sama lainnya.
a. Pembagian kekuasaan secara horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara horizontal pembagian kekuasaan negara di lakukan pada tingkatan
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.

Pembagian kekuasaan pada tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga-lembaga


negara yang sederajat. Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami
pergeseran setelah terjadinya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pergeseran yang dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya
terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan
negara, yaitu:
1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan
Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam
Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di
Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang-
undang.

b. Pembagian kekuasaan secara vertikal


Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya,
yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,
yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia
berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi
dan pemerintahan kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian
kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara
pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi,
pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi dan
kewilayahan, dst…..

Pertemuan 3

B. Penyelenggara Pemerintahan Indonesia


Setiap negara memiliki sistem dalam rangka menjalankan kehidupan permerintahannya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sistem tersebut adalah dengan Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan. Ada beberapa macam sistem penyelenggaraan pemerintahan yang di kenal
dunia seperti presidensial dan parlementer. Setiap sistem pemerintahan memiliki kelebihan dan
kekurangan, karakteristik, dan perbedaan masing-masing
Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi/arti pemerintah yakni dalam arti
sempit dan arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai Suatu bentuk organisasi
yang bekerja dengan tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan, sedangkan dalam arti
sempit didefinisikan sebagai Suatu badan persekumpulan yang memiliki kebijakan tersendiri
untuk mengelola, menjalankan manajemen, serta mengatur jalannya suatu sistem
pemerintahan.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemerintah memiliki arti sistem menjalankan
wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau
bagian-bagiannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah merupakan sebuah
organisasi yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengelola sistem pemerintah dan
menetapkan kebijakan untuk mecapai tujuan negara
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara pada hakikatnya merupakan uraian tentang
bagaimana mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan Negara. Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara bisa disebut
pula sebagai mekanisme bekerjanya lembaga eksekutif yang dipimpin oleh presiden baik
selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara. Negara Republik Indonesia sendiri
saat ini (setelah amandemen UUD 1945) menganut sistem presidensial atau disebut juga
dengan sistem kongresional, merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara republik
di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Antara lain ciri sistem penyelenggaraan pemerintahan presidensial adalah Penyelenggara
negara berada ditangan presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Selanjunya Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden dan Kabinet bertangungjawab
kepada presiden.
Menurut Pasal 4 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Hal ini mengandung arti bahwa Presiden Republik
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memegang kekuasaan pemerintah.
Kemudian Presiden adalah Penyelenggara atau pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara.
Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden
dalam menjalankan fungsinya di bantu oleh menteri menteri negara, menteri menteri negara
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 UUD 1945),

UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945


BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. *)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. *)
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang. ***)

C. Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

Hubungan fungsional antara Kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian


dilaksanakan secara sinergis sebagai satu sistem pemerintahan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Lembaga pemerintah
nonkementerian berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri yang mengoordinasikan.

Berdasarkan peraturan presiden Nomor 3 tahun 2013, lembaga pemerintah nonkementerian


terdiri atas:
1. Lembaga Adminstrasi Negara (LAN)
2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
3. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS)
5. Badan Standardisasi Nasional (BSN)
6. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
7. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
8. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
9. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
10. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)
11. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
12. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
13. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
14. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Dst…….
Pertemuan 4
Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Karena nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, maka tidak dapat ditangkap oleh
pancaindra, tetapi bias dirasakan melalui perilaku yang mengandung nilai tersebut. Contoh;
seseorang melakukan ibadah, maka perbuatannya dilihat orang mengandung nilai religious.
Seniman menciptakan music yang dapat dinikmati orang banyak, maka perbuatannya tersebut
mengandung nilai keindahan, dan sebagainya. Oleh karena itu nilai menjadi sebuah alasan,
motivator, dan bahkan landasan dalam setiap perbuatan manusia.

Mengingat nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka telah jelas bahwa nilai dasar dan
nilai instrumental sifatnya abstrak. Nilai-nilai tersebut hanya akan menjadi konkrit dan nyata
jika telah dijabarkan atau diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus mewujudkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek
kehidupan agar dapat mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia…..
Pancasila merupaakn landasan falsafah negara. Pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar
negara. Dimensi institusionalnya mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan
untuk mencapai cita-cita, tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan Berikut
ini 45 Butir-Butir Pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Panca Karsa) yang baru sesuai dengan
Tap MPR No. 1/MPR/2003.
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dsb.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran /
perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

2. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama antara lain berdoa
sesuai dengan agama (menjalankan)
1.1.2 Menunjukkan sikap suka memberi atau menolong sesama (Menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan sikap perhatian terhadap kebersihan kelas antara lain membersihkan
kelas (Menjalankan)
2.1.4 Sikap mmbantu teman dalam menyelesaikan proses pembelajaran (menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu beribadah sesuai agama dan keyakinan masing- Amat Baik
masing Baik
2) Kadang-kadang beribadah sesuai agama dan keyakinan Cukup
masing-masing
3) Tidak beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-
masing
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu memberi atau menolong sesama Amat Baik
2) kadang-kadang memberi atau menolong sesama Baik
3) tidak suka memberi atau menolong sesama Cukup
3 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu membersihkan kelas Amat Baik
5) Kadang membersihkan kelas Baik
6) Tidak membersihkan kelas Cukup
4 Sikap Sosial indicator 2
1) selalu membantu teman dalam pembelajaran Amat Baik
2) kadang-kadang membantu teman dalam pembelajaran Baik
3) tidak pernah membantu teman dalam pembelajaran Cukup

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

B. Penilaain Penegtahuan
Bentuk soal essay untuk penilaian harian
1. Tuliskan secara singkat proses rumusan Pancasila sebagai dasar negara!
2. Tuliskan bagaimana kesimpulan dari nilai dasar dari sila-sila Pancasila!
3. Bagaimana penjelasan dari macam-macam kekuasaan negara menurut John Locke dalam
kehidupan negara!
4. Jelaskan penerapan konsep pembagian kekuasaan di Indonesia berdasar UUD NRI tahun
1945!
5. Apa saja contoh wewenang Presiden sebagai kepala negara!
6. Apa saja contoh tugas dan wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan!
7. Bagaimanakah kedudukan kementrian negara Republik Indonesia menurut UUD NRI
Tahun 1945!
8. Identifikasi 2 lembaga pemerintahan setingkat menteri/non-kementrian!
9. Tuliskan nilai-nilai Pancasila yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan
pemerintahan terutama pada sila pertama dan kelima (masing-masing sila 2)
10. Tuliskan nilai-nilai Pancasila yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang menangani lingkungan hidup

Kunci jawaban
1. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
a. Dimulai dari sidanf BPUPKI yang membahasa tentang dasar negara Indonesia
merdeka
b. Ada beberapa usulan dasar negara Indonesia merdeka dari Mr. Soepomo, Prof. Moh
Yamin dan Ir. Soekarno yang diberi nama PANCASILA
c. Panitia Sembilan membahas ususlan dasr negara Indonesia yang menghasilkan
PIAGAM JAKARTA
d. Piagam Jakarta oleh PPKI disyahkan menjadi pembukaan UUD tahun 1945 yang
didalam memuat rumusan dasar negara Indonesia

2. Tuliskan bagaimana kesimpulan dari nilai dasar dari sila-sila Pancasila!


Nilai Dasar : yaitu suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap yang terlepas dari pengaruh
perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip yang bersifat amat abstrak, bersifat amat
umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan
aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu
yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila
ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan
bangsa Indonesia melawan penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-
cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat.
Nilai ini bersifat tetap tidak berubah selama negara Indonesia masih berdasarkan pada ideologi
Pancasila. Berikut penjelasan nilai-nilai dasar:
a. Nilai Ketuhanan, mengandung arti pengakuan dan keyakinan terhadap Tuhan YME sebagai
pencipta alam semesta.
b. Nilai Kemanusiaan, mengandung arti kesadaran akan sikap/perilaku sesuai dengan nilai
moral dan penghormatan HAM.
c. Nilai Persatuan, mengandung arti kesadaran untuk membina persatuan dengan semangat
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Nilai Kerakyatan, mengandung arti mengembangkan musyawarah mufakat dan nilai-nilai
demokrasi.
e. Nilai Keadilan, mengandung arti kesadaran bersama mewujudkan keadilan bagi diri dan
sesama manusia.

3. Bagaimana penjelasan dari macam-macam kekuasaan negara menurut John Locke


dalam ehidupan negara!
Negara ada dengan tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain,
demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya
kekuasaan terpisah, kekuasaan yang tidak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut Locke,
kekuasaan yang harus dipisah tersebut adalah Legislatif, Eksekutif dan Federatif.

Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting yang
harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya
secara damai. Untuk situasi ‘damai’ tersebut perlu terbit undang-undang yang mengaturnya.
Namun, bagi John Locke, masyarakat yang dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara
umum melainkan kaum bangsawan. Rakyat jelata tidak masuk ke dalam kategori stuktur
masyarakat yang dibela olehnya. Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum
bangsawan untuk berhadapan dengan raja/ratu Inggris.

Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam hal ini
kekuasaan Eksekutif berada di tangan raja/ratu Inggris. Kaum bangsawan tidak
melaksanakan sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan
raja/ratu.

Federatif adalah kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan-kerajaan


lain. Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini antara
lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan perang dan damai,
pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh sebab alasan kepraktisan,
diserahkan kepada raja/ratu Inggris.

Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3 kekuasaan
yang dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum bangsawan. Pemikiran
Locke ini belum sepenuhnya sesuai dengan pengertian Trias Politika di masa kini. Pemikiran
Locke kemudian disempurnakan oleh rekan Perancisnya, Montesquieu

4. Jelaskan penerapan konsep pembagian kekuasaan di Indonesia berdasar UUD NRI tahun
1945!

1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-


Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan
Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank
sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang
susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam
undang-undang.
5. tugas dan wewenang Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan!
Presiden sebagai Kepala Negara
 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU
 Mengangkat Duta dan Konsul
 Menerima penempatan duta negara lain
 Menyatakan keadaan bahaya, syarat-syarat dan akibatnya yang ditetapkan dengan
undang-undang
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR
 Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas membuat nasehat dan
pertimbangan kepada presiden
 Member gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain yang diatur dalam UUDtahun 1945
 Menetapkan hakim agung dan hakim konstitusi
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan dari
DPR `

6. tugas dan wewenang Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan!

Presiden sebagai kepala Pemerintahan


 Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1).
 Mengajukan Rancangan Undang Undang kepada DPR (Pasal 5 ayat 1).
 Menetapkan peraturan pemerintah (Pasal 5 ayat 2).
 Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden (Pasal 16).
 Mengangkat dan memberhentikan menterimenteri (Pasal 17 ayat 2).
 Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
(Pasal 20 ayat 2 dan 4).
 Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang dalam
kegentingan yang memaksa (Pasal 22 ayat 1).
 Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (Pasal 23 ayat 2).
 Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD (Pasal 23F ayat 1).
 Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan Komisi Yudisial dan disetujui
DPR (Pasal 24A ayat 3).
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR
(Pasal 24 B ayat 3).
 Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan menetapkan sembilan orang hakim
konstitusi (Pasal 24 C ayat 3).

7. Bagaimanakah kedudukan kemetrian negara Republik Indonesia menurut UUD NRI


Tahun 1945!
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. *)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. *)
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang. ***)
Menteri-menteri negara tersebut membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan yang
pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementeriannya diatur dalam undang-undang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pasal 17 ini menegaskan bahwa kekuasaan Presiden tidak tak terbatas
karenanya dikehendaki setiap pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian
negara haruslah berdasarkan undang-undang.

8. Identifikasi 2 lembaga pemerintahan setingkat menteri/non-kementrian!

1 PERPUSNAS melaksanakan tugas pemerintahan dibidang


perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

2 LIPI Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang ilmu


pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

9. Tuliskan nilai-nilai Pancasila yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan


pemerintahan terutama pada sila pertama dan kelima (masing-masing sila 2)
Sila 1
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Sila 2
1. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
3. Berani membela kebenaran dan keadilan

10. Nilai-nilai Pancasila yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
menangani lingkungan hidup
a. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab (sila 1)
b. Berani membela kebenaran dan keadilan (sila 2)
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa (sila 3)
d. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan (sila 5)

Rubrik penilaian Pengetahuan


Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1  menjelaskan yang dilakukan BPUPKI dan panitia 9 5
 menjelaskan yang diputuskan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 5
2  menyebutkan 3 nilai umum dlam Pancasila 5
 menjealskan 3 nilai umum Pancasila 5
3  Menyebutkan 3 macam kekuasaan 5
 Menjelaskan 3 macam kekuasaan 5
4  Meyebutkan pembagian kekuasaan Indonesia 5
 Menjelaskan kekuasaan Indonesia menurut UUD NRI 1945 5
5  Menuliskan 2 Tugas presiden sebagai kepala negara sesuai pasal 5
dalam UUD NRI tahun 1945
 Menuliskan 2 Tugas presiden sebagai kepala negara sesuai pasal 5
dalam UUD NRI tahun 1945
6  Menuliskan Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan sesuai pasal 5
dalam UUD NRI tahun 1945
 Menuliskan Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan sesuai pasal 5
dalam UUD NRI tahun 1945
7  Menuliskan kedudukan kementrian negara RI 5
 Menuliskan tugas kementrian negara RI 5
8  Menuliskan 2 lembaga pemerintah setingkat menteri/non kementrian 5
 Menuliskan tugas 2 LPNK 5
9  Menuliskan 2 nilai pancasila ke1 dalam penyelenggaraan negara RI 5
 Menuliskan 2 nilai pancasila ke 5 dalam penyelenggaraan negara RI 5
10  Menuliskan 2 nilai pancasila dalam penyelenggaraan negara RI 10
menangani lingkungan hidup
Jumlah 100

1. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara RI
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100
Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
analisis anya/menjawab atikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
sebagai
penyajian
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : KD 3.2 Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah
negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan
dan keamanan
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Cooperative Learning (Cool) model skrip peserta didik dapat Menelaah dan menyaji hasil
telaah ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang
wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan
dengan menunjukkan sikap menghormati dan bekerjasama dalam berbudaya lingkungan dengan orang
lain sebagai wujud rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peserta didik menyanyikan lagu “DESAKU” dan menjelaskan materi
sebelumnya yaitu unsure pembetuk negara (pemerintah) dan lannya
3. peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran selanjutnya untuk
menelaah ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur wilayah,
WNI, Agama, dan hankam melalui cooperative Learning (cool) model
skrip
Kegiatan Inti 1. Peserta didik dikondisikan memperhatikan penjelasan umum tentang
wilayah, WNI, Agama, dan hankam
2. Peserta didik membagi diri untuk berpasangan
3. Guru membagikan wacana/materi untuk dibaca dan siswa membuat
telaah a.l
a. wilayah Indoneisa menurut UUD NRI tahun 1945, macam-macam
wilayah yang dimiliki Indonesia, dan dimana batas wilayah
Indonesia dengan negara lain sesuai yang tercantum dalam LKS
(terlampir)
b. status warga negara Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945
sesuai yang tercantum dalam LKS (terlampir)
c. jaminan kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia
menurut UUD NRI tahun 1945 sesuai yang tercantum dalam LKS
(terlampir)
d. pertahanan dan keamanan di Indonesia menurut UUD NRI tahun
1945 sesuai yang tercantum dalam LKS (terlampir)
4. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Pembicara
membacakan ringkasannya dengan memasukkan ide-ide pokok serta
pendengar Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide yang kurang
lengkap
5. Bertukar peran semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar
6. meyimpulkan tentang wilayah negara Indonesia, macam-macam
wilayah, dan batas wilayah negara Indonesia menurut UUD NRI tahun
1945
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa UUD NRI tahun
1945 mengatur ketentuan tentang wilayah NRI, WNI dan Penduduk
Indonesia, Agama, dan hankam
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan
telaah tentang ketentuan UUD NRI tahun 1945 tentang wilayah,
WNI, Agama, dan hankam
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap menghormati orang lain dan kerja kelompok)
b. Jurnal (sikap menghormati orang lain dan kerja kelompok)
2. Pengetahuan
Tes tulis
Menelaah ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara,
warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan
3. Ketrampilan
(menyaji hasil telaah ketentuan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk,
agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2020
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
Lampiran-lampiran
1. Materi Pembelajaran
Lampiran-lampiran

1. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Indonesia adalah negara kepulauan. Wilayah negara Indonesia terdiri dari daratan, lautan atau
perairan, dan udara. Daratan Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Negara
Indonesia mempunyai wilayah negara dengan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Unadang-
Undang. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Adanya
ketentuan ini dalam UUD Negara Republik IndonesiaTahun 1945 dimaksudkan untuk mengukuhkan
kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting dirumuskan agar ada
penegasan secara konstitusional batas wilayah Indonesia di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antarnegara, atau pendudukan oleh
negara asing.
Pada kesempatan ini akan dibahas secara khusus tentang wilayah negara. Secara yuridis, wialyah negara
meliputi daratan, lautan, udara, dan ekstrateritorial. Hal ini perlu adanya ketentuan tentang negara mana
yang berdaulat (menguasai) atas suatu wilayah, baik berupa daratan, lautan dan udara.
Berdasarkan Deklarasi Juanda tersebut, Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang berciri
Nusantara (archipelagic state). Konsep itu kemudian diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982
(UNCLOS 1982 = United Nations Convention on the Law of the Sea) yang ditandatangani di Montego
Bay, Jamaika, tahun 1982. Indonesia kemudian meratifikasi UNCLOS 1982 tersebut dengan
menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985. Sejak itu dunia internasional mengakui Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Berkat pandangan visionerdalam Deklarasi Djuanda tersebut,bangsa Indonesia akhirnya
memilikitambahan wilayah seluas 2.000.000km2, termasuk sumber daya alamyang dikandungnya.
Sebagai WargaNegara Indonesia, kalian harusbersyukur kepada Tuhan YangMaha Esa dan harus merasa
bangga,karena negara kita merupakan negarakepulauan terbesar di dunia. Luaswilayah negara kita
adalah 5.180.053km2, yang terdiri atas wilayah daratanseluas 1.922.570 km2 dan wlayahlautan seluas
3.257.483 km2. Diwilayah yang seluas itu, tersebar13.466 pulau yang terbentang antara Sabang dan
Merauke. Pulau-pulau tersebutbukanlah wilayah-wilayah yang terpisah, tetapi membentuk suatu
kesatuan yangutuh dan bulat sebagaimana diuraikan di atas.
Ada dua konsepsi pokok mengenaiwilayah lautan yaitu:
a. Resnulius
yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu adalah dapat diambil dan dimiliki oleh masing-
masing negara.
b. Res communis
yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia tidak bias dimiliki
oleh masing masing negara.
Dst….

Pertemuan 2
1. Status Warga Negara Indonesia
Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat, negara itu tidak
mungkin terbentuk. Menurut kalian samakah pengertian rakyat dengan penduduk dan juga warga
negara. Jawabannya berbeda, satu dan yang lainnya merupakan konsep yang serupa tapi tidak sama.
Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda. Rakyat sebuah negara dibedakan atas dua, yakni:
a. Penduduk dan bukan penduduk.
Penduduk adalah orang yangbertempat tinggal atau menetapdalam suatu negara, sedang yangbukan
penduduk adalah orangyang berada di suatu wilayahsuatu negara dan tidak bertujuantinggal atau
menetap di wilayahnegara tersebut.
b. Warga negara dan bukan warganegara.
Warga negara ialah orangyang secara hukum merupakananggota dari suatu negara,sedangkan bukan
warga negaradisebut orang asing atau warganegara asing.
Rakyat sebagai penghuni negara,mempunyai peranan pentingdalam merencanakan, mengeloladan
mewujudkan tujuan negara.Keberadaan rakyat yang menjadipenduduk maupun warga negara,secara
konstitusional tercantum dalamPasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Dari uraian di atas menimbulkan suatu pertanyaan apakah setiap penduduk adalah Warga Negara
Indonesia? Jawabannya tentu saja tidak. Istilah penduduk lebih luas cakupannya dari pada Warga
Negara Indonesia. Pasal 26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Dengan demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia termasuk orang asing pun adalah
penduduk Indonesia.
Undang-undang Kewarganegaraan yang pernah berlaku di Indonesia diantaranya :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1958 tentang Penyelesaian Dwi
Kewarganegaraan Antara Indonesia dan RRC
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 62 tahun 1968 tentang Kewarganegaraan Indonesia
sebagai penyempurnaan UU Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1946
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2016 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia

Pertemuan 3
Setiap orang memiliki kemerdekaan beragama, tetapi apakah boleh kita untuk tidak beragama? Tentu
saja tidak boleh, kemerdekaan beragama itu tidak dimaknai sebagai kebebasan untuk tidak beragama
atau bebas untuk tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemerdekaan beragama bukan pula
dimaknai sebagai kebebasan untuk menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang
telah dianut seseorang. Selain itu kemerdekaan beragama juga tidak diartikan sebagai kebebasan untuk
beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama masing-masing, dengan kata lain tidak
diperbolehkan untuk menistakan agama dengan melakukan peribadatan yang menyimpang dari ajaran
agama yang dianutnya.
Kemerdekaan beragama dankepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara Republik
IndonesiaTahun 1945. Dalam pasal 28 E ayat (1)dan (2) disebutkan bahwa:
1) Setiap orang bebas memelukagama dan beribadat menurutagamanya, memilih pendidikan
danpengajaran, memilih pekerjaan,memilih kewarganegaraan,memilih tempat tinggal di
wilayahnegara dan meninggalkannya,serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakanpikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
Di samping itu, dalam pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945ayat (2) disebutkan,
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukuntuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanyadan kepercayaannya itu.
Kemudian, kerukunan antar umat beragama adalah cara atau sarana untuk mempersatukan dan
mempererat hubungan antara orang-orang yang tidakseagama dalam proses pergaulan pergaulan di
masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk mencampuradukan ajaran agama. Ini perlu dilakukan untuk
menghindari terbentuknya fanatisme ekstrim yang membahayakan keamanan, dan ketertiban umum.
Bentuk nyata yang bisa dilakukan adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang di dalamnya
bukan membahas perbedaan, akan tetapi memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam
bermasyarakat. Intinya adalah bahwa masing-masing agama mengajarkan untuk hidup dalam kedamaian
dan ketentraman.
Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah dalam hidup beragama,
masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat tidak boleh hanya mentaati aturan dalam agamanya masing-masing, akan tetapi juga harus
mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Pertemuan 4
Dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanandan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistempertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesiadan Kepolisian Negara Indonesia Republik
Indonesia, sebagai kekuatanutama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut danAngkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjagakemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian NegaraRepublik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesiadan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya,syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dankeamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia merupakan
tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara
tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat
bertanggung jawab terhadap pertahanan dan kemanan negara, sehingga TNI dan POLRI manunggal
bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan NKRI. Sistem pertahanan dan keamanan yang
bersifat semesta merupakan pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan
dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam
usaha pertahanan negara. Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi
nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan
warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan perannya masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan:
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh dan untuk kepentingan
seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatanpertahanan dilaksanakan secaramenyebar di seluruh
wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara
kepulauan

2. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
sikap menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut
Sikap Sosial
2.2.1 sikap tidak menggganggu teman yang berbeda pendapat
2.2.2 sikap Aktif dalam kerja kelompok
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) selalu menghormati orang lain yang menjalankan ibadah Amat Baik
sesuai agama yang dianut
2) kadang-kadang menghormati orang lain yang menjalankan Baik
ibadah sesuai agama yang dianut
3) tidak menghormati orang lain yang menjalankan ibadah Cukup
sesuai agama yang dianut
2 Sikap Sosial indicator 1
1) selalu tidak mengganggu teman dalam berpendapat Amat Baik
2) kadang-kadang mengganggu teman dalam berpendapat Baik
3) suka mengganggu teman dalam berpendapat Cukup
3 Sikap Sosial indicator 2
1) selalu aktif dalam kerja kelompok Amat Baik
2) kadang-kadang aktif dalam kerja kelompok Baik
3) tidak pernah kerja kelompok Cukup

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

B. Penilaain Penegtahuan
3.2.1 wilayah negara Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945
3.2.2 macam-macam wilayah Indonesia
3.2.3 Menentukan batas wilayah negara Indonesia
3.2.4 status warga negara Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945
3.2.5 status warga negara Indonesia menurut UU no 12 tahun 2006
3.2.6 Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara Republik
IndonesiaTahun 1945
3.2.7 pertahanan dan keamanan negara menurut UUD NRI tahun 1945
1.2.8 system hankamrata di Indonesia

Kisi-kisi
No Kompetensi Materi/Sub IPK Bentuk Instrumen Butir Level
Dasar Materi Soal Kogni
tif
Menelaah UUD NRI 3.2.1 Konsekuensi isi 1
ketentuan UUD Tahun 1945 Mengidentifikasi wilayah pasal 25 A UUD
NRI Tahun 1945 yang mengatur negara Indonesia menurut NRI tahun 1945
yang mengatur tentang UUD NRI tahun 1945
tentang wilayah wilayah (menelaah) dimaksud dengan
negara, warga negara, warga 3.2.2 Mengidentifikasi Indonesia sebagai 2
negara dan negara dan macam-macam wilayah wilayah nusantara
penduduk, penduduk, Indonesia (memahami)
agama dan agama dan 3.2.3 Menentukan batas Beda wilayah
kepercayaan, kepercayaan, wilayah negara Indonesia territorial dan
serta pertahanan serta (memahami) ektrateritorial 3
dan keamanan pertahanan dan Pertemuan 2
keamanan 3.2.4 Menentukan status Siapa WNI
warga negara Indonesia menurut UUD
menurut UUD NRI tahun NRI tahun 1945 4
1945 (menyimpulkan)
3.2.5 Menetukan status
warga negara Indonesia Siapa WNI
menurut UU no 12 tahun menurut UU no 12
2006 (menyimpulkan) tahun 2006 5
(naturalisasi)

Kapan seseorang
kehilangan
kewarganegaraan 6
Indonesia

Hak dan
kewajiban WNI
secara umum 7

3.2.6 Menganalisis Konsekuensi isi


Kemerdekaan beragama pasal 29 UUD 8
dan kepercayaan di NRI tahun 1945
Indonesia dijaminoleh bagaimana (hak
UUD Negara Republik dan kewajiban)
IndonesiaTahun 1945 wujud 9
(metakognitif) keikutsertaan
Pertemuan 4 warga negara
3.2.7 menentukan dalam usaha
pertahanan dan keamanan pertahanan dan
negara menurut UUD NRI keamanan di
tahun 1945 (menganalisis) lingkungan
3.2.8 menentukan system sekolah
hankamrata di Indonesia mengapa system
(menyimpulkan) pertahanan dan 10
keamanan negara
bersifat semesta?
Bentuk soal essay untuk penilaian harian
1. Tuliskan penjelasan dari pasal 25 A UUD NRI tahun 1945 tentang wilayah negara Indonesia!
2. Apa yang dimaksud dengan Indonesia sebagai wilayah nusantara?
3. Bedakan wilayah engan tiritorial ekstrateritorial Indonesia!
4. Jelaskan siapa yang menjadi warga negara Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945!
5. Tuliskan bagaimana cara menjadi warga negara Indonesia secara naturalisasi!
6. Kapan seseorang kehilangan kewarganegaraan Indonesia
7. Hak dan kewajiban WNI secara umum
8. Tuliskan hak dan kewajiban warga negara dalam beragama yang terkandung dalam pasal 29 aat 1
UUD NRI tahun 1945!
9. Jelaskan bagaimana wujud keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan di
lingkungan sekolah
10. Tuliskan alasan mengapa system pertahanan dan keamanan negara bersifat semesta?

Kunci jawaban
1. Tuliskan penjelasan dari pasal 25 A UUD NRI tahun 1945 tentang wilayah negara Indonesia!
Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Adanya ketentuan ini dalam UUD
Negara Republik IndonesiaTahun 1945 dimaksudkan untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting dirumuskan agar ada penegasan secara
konstitusional batas wilayah Indonesia di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara
akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antarnegara, atau pendudukan oleh negara
asing.
2. Apa yang dimaksud dengan Indonesia sebagai wilayah nusantara?
Berkaitan dengan wilayah negara Indonesia, pada 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia
mengeluarkan Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan: “Bahwa segala perairan di sekitar, di
antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia,
dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan
Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan pedalaman
atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia.
3. Jelaskan dan berikan contoh wilayah ekstrateritorial Indonesia!
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah yang menurut kebiasaan internasional diakui sebagai daerah
kekuasaan negara meskipun daerah tersebut berada di wilayah kekuasaan negara lain. Daerah
ekstrateritorial meliputi sebagai berikut:
a. Kapal yang Berlayar di Bawah Bendera Suatu Negara
Kapal yang berlayar menggunakan bendera suatu negara dianggap sebagai wilayah/daerah negara
yang benderanya dikibarkan, baik ketika kapal itu sedang berlayar di laut lepas maupun berada di
wilayah negara lain
b. Kedutaan atau Perwakilan Tetap di Wilaayh Negara Lain
Di wilayah ini diberlakukan larangan terhadap alat negara, misalnya polisi atau pejabat
kehakiman yang memasuki suatu negara tanpa izin dan pihak kedutaan. Setiap ada perwakilan
diplomatic di suatu negara, pasti terdapat daerah ekstrateritorial. Hal ini didasarkan pada hukum
internasional hasil Konggres Wina tahun 1815 dan Konggres Achen tahun 1818.
4. Jelaskan siapa yang menjadi warga negara Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945!
Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Dari uraian di atas menimbulkan suatu pertanyaan apakah setiap penduduk adalah Warga Negara
Indonesia? Jawabannya tentu saja tidak. Istilah penduduk lebih luas cakupannya dari pada Warga
Negara Indonesia. Pasal 26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
5. Tuliskan bagaimana cara menjadi warga negara Indonesia secara naturalisasi!
Permohonan pewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Naturalisasi biasa
Orang dari bangsa asing yang yang akan mengajukan permohonan pewarganegaraan dengan cara
naturalisasi bisa, harus memenuhi syaratsebagaimana yang ditentukan oleh pasal 9 Undang-
Undang RI Nomor 12 tahun2006, sebagai berikut:
1) telah berusia 18 tahun atau sudahkawin;
2) pada waktu mengajukanpermohonan sudah bertempattinggal di wilayah negaraRepublik
Indonesia palingsingkat lima tahun berturut-turutatau paling singkat 10 tahun tidakberturut-
turut;
3) sehat jasmani dan rohani;
4) dapat berbahasa Indonesia sertamengakui dasar negara Pancasiladan Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancamdengan pidana
penjara satu tahun lebih;
6) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidakmenjadi
berkewarganegaraan ganda;
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;

b. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewadiberikan kepada orang asing yang telah
berjasa kepada negara Republik Indonesiaatau dengan alasan kepentingan negara, setelah
memperoleh pertimbangan DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi istimewa
batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut berkewarganegaraan ganda.
6. Kehilangan kewarganegaraan
a. …
b. …
c. …
7. Hak dan kewajiban WNI (pasal 27 s.d 35 UUD NRI tahun 1945)
8. Tuliskan hak dan kewajiban warga negara dalam beragama yang terkandung dalam pasal 29 ayat 1
UUD NRI tahun 1945!
d. Hak warga negara dalam beragama, yaitu
 Bebas memeluk agama sesuai yang diyakini
 Mendapat jaminan/perlindungan beragama
 Bebas beribadah dimana saja sesuai ajaran agamanya
 Mendapat pendidikan tentang agama
 Mendapat fasilitas beribadah
b. Kewajiban warga negara dalam beragama
 Melaksanakan ajaran agama dan menjauhi larangannya
 Menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama
 Saling menghormati antarumat beragama
 Menjaga keharmonisan antarumat beragama
9. Jelaskan bagaimana wujud keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan di
lingkungan sekolah!
Peemrintah dalam usaha pertahanan dan keamanan negara memerlukan bantuan dari rakyat, antara
lain peran arga negara di lingkungan sekolah dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara
antara lain…
a. Menjaga nama baik sekolah
b. Mematuhi peraturan sekolah
c. Belajar dengan sungguh=sungguh
d. Rajin mengerjakan tugas yang diberikan guru
e. Ikut serta menjaga keamanan lingkungan di sekolah
f. Tidak membolos waktu jam pelajaran
g. Tidak terlambat masuk sekolah
10. Tuliskan alasan mengapa system pertahanan dan keamanan negara bersifat semesta?
a. Karena orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk kepentingan
seluruh rakyat (ciri kerakyatan)
b. Karena seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan (ciri
kesemestaan)
c. Karena gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah NKRI
(ciri kewilayahan)
Rubrik penilaian Pengetahuan
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1  Isi pasal 25 A UUD NRI tahun 1945 5
 Penjelasan isi pasal 25 A UUD NRI tahun 1945 5
2  Deklarasi juanda 5
 Penjelasan Deklarasi Juanda 5
3  Pengertian wilayah ekstrateritorial 5
 Contoh yang termasuk wilayah ekstrateritorial 5
4  Isi pasal 26 UUD NRI tahun 1945 5
 Penjelasan pasal 26 UUD NRI tahun 1945 5
5  Penjelasan naturalisasi biasa 5
 Penjelasan naturalisasi istimewa 5
6  2 alasan kehilangan kewarganegaraan Indonesia 5
 2 alasan kehilangan kewarganegaraan Indonesia 5
7  Hak warga negara dalam UUD NRI tahun 1945 5
 Kewajiban warga negara dalam UUD NRI tahun 1945 5
8  Hak warga negara dalam beragama 5
 Kewajiban warga negara dalam beragama 5
9  Penjelasan keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan 5
keamanan 5
 Contoh keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
10  Ciri sistem pertahanan dan keamanan negara bersifat semesta 5
 Penjelasan alasan pertahanan dan keamanan negara bersifat semesta 5
Jumlah 100
C. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyusun telaah tentang UUD NRI tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan serta pertahanan dan keamanan
Menyaji hasil telaah tentang UUD NRI tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan serta pertahanan dan keamanan Rubrik
penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil telaah 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

LEMBAR KERJA SISWA


3.2 Menelaah ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan
3.2.6 Menganalisis Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara
Republik IndonesiaTahun 1945
3.2.7 Menentukan pertahanan dan keamanan negara menurut UUD NRI tahun 1945
3.2.8 Menentukan system hankamrata di Indonesia

A. Materi
Kemerdekaan beragama dankepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara Republik
IndonesiaTahun 1945. Dalam pasal 28 E ayat (1)dan (2) disebutkan bahwa:
1) Setiap orang bebas memelukagama dan beribadat menurutagamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya,serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
Di samping itu, dalam pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945ayat (2) disebutkan, bahwa
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukuntuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanyadan kepercayaannya itu.

Dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanandan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistempertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesiadan Kepolisian Negara Indonesia Republik
Indonesia, sebagai kekuatanutama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut danAngkatan Udara sebagai
alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjagakemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian NegaraRepublik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesiadan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya,syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dankeamanan diatur dengan undang-undang.

B. TUGAS
1. Peserta didik membagi kelompok (masing-masing kelompok 6)
2. Guru membagikan wacana/materi untuk dibaca dan membuat ringkasan tentang jaminan
kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945 dan
pertahanan dan keamanan di Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945
a. artikel .
b.
3. Peserta didik dipandu guru menetapkan kelompok mana yang pertama berpesan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya sementara pendengar Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang
kurang lengkap
5. Bertukar peran semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali

No Aspek/konsep yang Dinilai Skor


1 Hasil telaah 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100
LEMBAR KERJA SISWA
3.2 Menelaah ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan
3.2.6 Menganalisis Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara
Republik IndonesiaTahun 1945

A. Materi
Kemerdekaan beragama dankepercayaan di Indonesia dijaminoleh UUD Negara Republik IndonesiaTahun
1945. Dalam pasal 28 E ayat (1)dan (2) disebutkan bahwa:
1) Setiap orang bebas memelukagama dan beribadat menurutagamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya,serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
Di samping itu, dalam pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945ayat (2) disebutkan, bahwa
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukuntuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanyadan kepercayaannya itu.

B. TUGAS
1. Peserta didik membagi kelompok (masing-masing kelompok 6)
2. Guru membagikan wacana/materi tentang jaminan kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia
menurut UUD NRI tahun 1945 untuk dibaca dan membuat ringkasan dan diberi contoh kongrit dalam
kehidupan sehari-hari konsekuensi dari adanya jaminan kebebasab neragama dan berkepercayaan
terhadap Tuhan yang Maah Esa!
3. Peserta didik dipandu guru menetapkan kelompok mana yang pertama berpesan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya sementara pendengar menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang
lengkap
5. Bertukar peran semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali

No Aspek/konsep yang Dinilai Skor


1 Hasil telaah 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

No Nama Siswa Indikator Ket


Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
analisis anya/menjawab atikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
sebagai
penyajian
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : KD 3.3 Fungsi dan Kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaarn Cooperative learning model example non example peserta
didik dapat Menganalisis dan mendemonstrasikan hasil analisis fungsi dan kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta menunjukkan sikap mematuhi aba-aba pemimpin doa dan melaksanakan tugas
masing-masing yang berwawasan lingkungan sebagai bentuk sikap beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Uraian kegiatan
langkah
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peserta didik mengemukakan Siapa lembaga negara, hubungannya dengan
sistem politik (infra dan suprastruktur politik negara)
3. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan pentingnya
menganalisis dan mendemonstrasikan hasil analisis supraetruktur dan
infrastruktur negara Indonesia melalui Cooperative learning model
example non example
Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan alur pembelajaran dengan guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditayangkan melalui LCD dan Guru memberi petunjuk pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar yang sesuai dan yang tidak
sesuai
2. Membagi peserta didik dalam 8 kelompok mengerjakan lembar kerja
tentang
a. siapa dan Bagaimana hubungan peran suprastrukur dan infrastruktur
negara
b. siapa dan bagaimana lembaga negara Indonesia melaksanakan fungsi
dan wewenangnya
c. Bagaimana warga negara dalam mendukung tata kelola pemerintahan
Indonesia yang baik
3. Peserta didik dipandu untuk mendiskusikan permasalahan dalam LKS
4. Peserta dididk menuliskan hasil pengamatan dan menuliskan hasil diskusi
dan mempresentasikan di depan kelas
5. Peserta didik menayakan yang belum jelas Mengklarifikasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkan hasil presentasi setiap kelompok
Penutup 1. menyimpulkan bahwa penting memahami dan melaksanakan fungsi dan
kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Memberi tugas terstruktur mendemonstrasikan fungsi lembaga negara
Indonesia dan Memastikan pembelajaran selanjutnya adalah hubungan
pemerintahan pusat dan daerah
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam
3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap berdoa sesuai aba-aba dan melaksanakan piket)
b. Jurnal (sikap berdoa sesuai aba-aba dan melaksanakan piket)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
Menganalisis fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
3. Ketrampilan
Praktik (Mendemonstrasikan hasil analisis tentang fungsi dan kewenangan lembaga-
lembaga Negara menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2020
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
Lampiran-lampiran
1. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Suprastruktur Politik Indonesia
Dalam menjalankan sistem politik dalam suatu negara diperlukan struktur lembaga negara
yang dapat menunjang jalannya pemerintahan. Struktur politik merupakan cara untuk
melembagakan hubungan antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik
suatu negara supaya terjadi hubungan yang fungsional. Struktur politik suatu negara terdiri dari
kekuatan suprastruktur dan infrastruktur. Struktur politik negara Indonesia pun terdiri dari dua
kekuatan tersebut.
Suprastruktur politik diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu negara dan merupakan
pengerak politik yang bersifat formal. Dengan kata lain suprastruktur politik merupakan
gambaran pemerintah dalam arti luas yang terdiri dari lembaga-lembaga negara yang tugas dan
peranannya diatur dalam konstitusi negara atau peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Infrastruktur system Politik Indonesia
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik dalammasyarakatyang
turutberpartisipasi secaraaktif. Bahkankelompok- kelompok tersebut tersebut dapat berperan
menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut serta dalam membentuk kebijaksanaan negara.
Di Indonesia banyak sekali organisasi atau kelompok yang menjadi kekuatan infrastruktur
politik, akan tetapi jika diklasifikasikan terdapat empat kekuatan, sebagai berikut.
a. Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan
umum. Pendirian partai politik biasanya didorong oleh adanya persamaan kepentingan,
persamaan cita-cita politik dan persamaan keyakinan keagamaan.
b. Kelompok Kepentingan (interest group), yaitu kelompok yang mempunyai kepentingan
terhadap kebijakan politik negara. Kelompok kepentingan bisa menghimpun atau
mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan tindakan politik yang biasanya
berada di luar tugas partai politik. Contoh dari kelompok kepentingan adalah elite politik,
pembayar pajak, serikat dagang, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh dan
sebagainya.
c. Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang bertujuan mengupayakan atau
memperjuangkan keputusan politik yang berupa undang-undang atau kebijakan publik
yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan dan keinginan kelompok mereka.
Kelompok ini biasanya tampil ke depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat
umum yang mendukung keinginan kelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan
demonstrasi, aksi mogok dan sebagainya.
d. Media Komunikasi Politik, yaitu sarana atau alat komunikasi politik dalam proses
penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap
pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana media komunikasi ini antara lain
adalah media cetak seperti koran, majalah, buletin, brosur, tabloid dan sebagainya.
Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, internet dan sebagainya. Media
komunikasi diharapkan mampu mengolah, mengedarkan informasi
Pertemuan 2
Lembaga- Lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945 (menerapkan)
Garis besar tugas dan wewenang lembaga negara yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945)
b. Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota DPD dan berjumlah sebanyak 4 X Jumlah
provinsi anggota DPD (UU No. 22 tahun 2003)
c. MPR adalah lembaga negara bukan lembaga tertinggi Negara
d. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD, melantik
presiden dan/atau wakil presiden dan hanya dapat memberhentikan presiden dan wakil
presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 (1,2,3) UUD 1945).
e. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2. Presiden
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan calon (Pasal
6 A (1) UUD 1945).
b. Syarat menjadi presiden lainnya diatur lebih lanjut dalam Undang- Undang pasal 6 (2) UUD
1945 Amandemen.
c. Kekuasaan presiden meliputi menurut UUD 1945 amandemen adalah sebagai berikut.
1) Membuat undang-undang bersama DPR (Pasal 5 (1) dan Pasal 20)
2) Menetapkan peraturan pemeriontah (Pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain atas
persetujuan DPR (Pasal 11)
5) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
6) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13)
7) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 (1))
8) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 (2))
9) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
10) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan
nasehat kepada Presiden (Pasal 16)
11) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
12) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 (1) UUD 1945).
b. Anggota DPR sebanyak 550 orang (UU Nomor 22 tahun 2003).
c. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (Pasal 20 (1)
UUD 1945).
d. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat (Pasal
20A (2) UUD 1945).
e. Hak anggota DPR hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul/pendapat dan hak
imunitas (Pasal 20A (3) UUD 1945).
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
a. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa
pengelolaan dan bertanggung jawab atas keuangan negara (Pasal 23E (1) UUD 1945).
b. Hasil pemeriksaan BPK di serahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E (2) UUD
1945).
5. Mahkamah Agung (MA).
a. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping sebuah
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945).
b. MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945).
c. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 (1) UUD 1945).
6. Mahkamah Konstitusi
a. Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD.
3) Memutus pembubaran partai politik.
4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C (1) UUD 1945)
5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C (2) UUD 1945).
b. Mahkamah konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan MA, 3 anggota
diajukan DPR dan 3 anggota diajukan presiden.
7. Komisi Yudisial (KY).
a. KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal
24B (3) UUD 1945).
b. KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24 (1) UUD
1945).
8. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
a. DPD merupakan bagian keanggotan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari setiap provinsi.
b. DPD merupakan wakil-wakil provinsi.
c. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang bertempat tinggal
di Ibukota negara RI (UU No. 22 tahun 2003).
d. DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah
dan yang berhubungan dengan daerah.

impeachment dalam Ketatanegaraan RI (mengevaluasi)


a. Pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah proses atau cara (makzul)
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dari jabatannya secara paksa. Indonesia
menganut 2 (dua) model pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden yakni secara melalui
Impeachment dan Forum Previlegiatum. Impeachment adalah mekanisme pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden melalui penilaian dan keputusan poltik di Parlemen (DPR dan
MPR). Sedangkan Forum Previligiatum adalah mekanisme pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden melalui proses hukum peradilan tatanegara (Mahkamah Konstitusi).
b. Presiden dan/atau Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan di tengah masa jabatannya apabila
telah terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela. Mekanisme pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden memerlukan waktu yang sangat lama dan proses yang sangat
panjang. Dimulai dari usul dari DPR, proses hukum di MK dan keputusan politik di MPR
c. Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden tergantung dari suara mayoritas di MPR.
Artinya putusan MK tidak mempunyai implikasi terhadap keputusan politik di MPR. Selama
MPR tidak menghendaki Presiden dan/atau Wakil Presiden turun dari jabatannya maka sia-
sialah usul dari DPR dan proses hukum di MK

Pertemuan 3
Tatakelola pemerintahan yang baik(menganalisis)
Good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya
aktivitas usaha.
Dalam tatakelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang bersifat sinergis
sebagai berikut.
a. Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu periode tertentu.
b. Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik.
c. Unsur warga masyarakat (stakeholders).
Menurut Laode Ida (2002), tata kelola pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri dan
karakteristik sebagai berikut.
a. Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama bekerja
sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi
b. Komunikasi, yakni adanya jaringan multi sistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang
melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas
c. Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), dimana ada upaya untuk mendirikan
pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan
dinamika masyarakat yang tinggi
d. Keseimbangan kekuatan (balance of force), di mana dalam rangka mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika,
kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerjasama
e. Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan dengan struktur
pemerintahan yang mencakup antara lain sebagai berikut.
a. Hubungan antara pemerintah dan pasar.
b. Hubungan antara pemerintah dan rakyatnya.
c. Hubungan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.
d. Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat- pejabat yang diangkat
(pejabat birokrat).
e. Hubunganantara lembaga pemerintahandaerahdanpenduduk perkotaan/ pedesaan.
f. Hubungan antara legislatif dan eksekutif.
g. Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga internasional.
Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan beberapa persyaratan
sebagai berikut.
a. Mewujudkan efisiensi dalam menajemen sektor publik, dengan antara lain memperkenalkan
teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan administrasi pemerintah negara, dan
melakukan desentralisasi administrasi pemerintah.
b. Terwujudnya akuntabilitas publik, bahwa semua yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
c. Tersedianya perangkat hukum yang memadai, yakni peraturan perundang- undangan yang
mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik
d. Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai kebijakan dan
atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun dari elemen swasta serta LSM
e. Adanya transparansi dalam pebuatan kebijakan dan implementasinya, sehingga hak-hak
masyarakat utuk mengetahui (rights to information) keputusan pemerintah terjamin

Partisipasi warga negara dalam sistem politik RI (Menerapkan)


Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara individu maupun
kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk
mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut
menguntungkannya. Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat.
Contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku adalah :
a. Di Lingkungan Sekolah
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat menampilkan pola perilaku politik
yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi langsung, antara lain melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti pramuka, pecinta
alam, PMR, paskibra dan sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler
yang diikuti.
3) Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.
b. Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat ditampilkan warga
masyarakat melalui beberapa kegiatan antara lain adalah sebagai berikut.
1) Forum warga.
2) Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan sebagainya.
3) Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi
masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.
Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang mencerminkan pelaksanaan
demokrasi tidak langsung melalui penyampaian pendapat atau aspirasi baik secara lisan ataupun
tertulis melalui lembaga perwakilan rakyat atau melalui media massa seperti koran, majalah dan
sebagainya. Agar dalam pelaksanaan perilaku politik tersebut sesuai dengan aturan, maka harus
diperhatikan berbagai ketentuan seperti berikut.
1) Pancasila dan UUD RI 1945.
2) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang- undang HAM, undang-undang
partai politk dan sebagainya.
3) Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-RW, Peraturan
Desa dan sebagainya.
4) Norma-norma sosial yang berlaku.
c. Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita tampilkan secara
langsung di antaranya melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden
2) Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada)
3) Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun
Sedangkan perilaku politik yang tidak langsung diwujudkan dengan penyampaian aspirasi melalui
lembaga perwakilan rakyat, partai politik, organisasi masyarakat dan media massa. Supaya perilaku
yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka harus menaati
ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1) Pancasila
2) UUD RI 1945
3) Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang Pemilu, Undang-
Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan sebagainya
4) Peraturan Pemerintah
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Daerah

2. Instrumen Penilaian
Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
a. Menunjukkan sikap mematuhi aba-aba pemimpin doa dalam doa sebelum dan sesudah
pembelajaran
b. Menunjukkan sikap serius berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Sikap Sosial
a. Menunjukkan sikap melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian tugas kelas
b. Menunjukkan sikap melaksanakan tugas piket kelas secara bersama-sama
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) berdoa sesuai aba-aba secara tepat Amat Baik
2) berdoa sesuai aba-aba kurang tepat Baik
3) berdoa tidak sesuai dengan aba-aba Cukup
4) tidak berdoa Kurang
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) bersikap serius dalam berdoa Amat Baik
2) bersikap biasa dalam berdoa Baik
3) bersikap kurang serius dalam berdoa Cukup
4) tidak berdoa Kurang
3 Sikap Sosial indicator 1
1) piket sesuai jadwal tanpa diingatkan Amat Baik
2) piket sesuai jadwal karena diingatkan Baik
3) piket tidak sesuai jadwal Cukup
4) tidak piket Kurang
4 Sikap Sosial indicator 1
1) piket dikerjakan bersama-sama tanpa diingatkan Amat Baik
2) piket dikerjakan bersama-sama karena diingatkan Baik
3) piket tidak dikerjakan bersama-sama Cukup
4) tidak piket Kurang

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

A. Penilaain Penegtahuan
Soal KD 3.3
1) Menjelaskan fungsi dan wewenang dari masing-masing suprastruktur system politik
Indonesia menurut UUD NRI Tahun 1945?
2) Sebut dan jelaskan 4 contoh Infrastruktur system Politik Indonesia!
3) Bagaimana latar belakang dan hubungan Lembaga- Lembaga Negara RI menurut UUD
NRI Tahun 1945 !
4) Tuliskan latar belakang dan tujuan impeachment diterapkan dalam Ketatanegaraan RI
kepada Presiden!
5) Bagaimanakan tatakelola pemerintahan di daerahmu dikatakan sudah baik?
6) Tuliskan 4 contoh sikap yang menunjukan partisipasi warga negara dalam sistem politik RI
!

Rubrik penilaian Pengetahuan


Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Menyebutkan 4-5 lembaga negara sesuai UUD NRI tahun 1945 10
Menjelaskan 3-4 fungsi dan wewenang lembaga negara sesuai UUD NRI
tahun 1945 10
2 Menyebutkan 4 contoh infrastruktur politik di Indonesia 10
Menjelaskan 4 contoh infrastruktur politik di Indonesia 10
3 Menjelaskan latar belakang hubungan antar lembaga negara RI! 10
Menuliskan 2 hubungan antar lembaga negara RI menurut UUD NRI 10
tahun 1945
4 Menuliskan Latar belakang impeachment terhadap presiden RI 10
Menuliskan Tujuan impeachment terhadap presiden RI 10
5 Menuliskan 4 syarat tata kelola pemerintahan yang baik 10
6 Menuliskan 4 contoh sikap yang menunjukan partisipasi warga negara 10
dalam sstem politik RI
Jumlah 100

Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang kewenanga lembaga-
lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Membuat materi 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
anya/menjawab atikan bah dalam
analisis pertanyaan proses catatan laporan
penyajian sebagai
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 3
LKS

Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 5 (Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika)

Petunjuk
A. Buat Skenario sosiodrama yang seuai dengan materi factor pembentuk integrasi nasional
dalam binkai Bhineka Tunggal Ika
B. Demonstrasikan sskenario sosiodrama tersebut dalam A dan didokumentasi dalam video
C. Tampilkan video sosiodrama tersebut dalam B di kelas
D. Analisislah video sosiodrama tersebut dalam C untuk dihubungkan dengan materi:
1. Macam Kebhinekaan Indonesia
2. Pengertian integrasi nasional
3. Syarat integrasi nasional
4. Factor pendorong dan pendukung integrasi nasional
5. Factor penghambat integrasi nasional
6. Factor pembentuk integrasi nasional
7. Tantangan integrasi nasional
8. Upaya mengatasi tantangan integrasi nasional
9. Sikap dan perilaku yang mewujudkan integrasi nasional
10. Sikap dan perilaku bela negara sesuai kedudukan masing-masing
E. Presentasikan jawaban di depan kelas
F. Jawaban:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : KD 4 hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Alokasi waktu : 6 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Diskusi dengan diskusi kelompok dan problem based learning peserta didik dapat
Merumuskan dan mengadakan penelitian hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menunjukkan sikap
menghormati agama lain dan sikap menolong teman yang berbudaya lingkungan sebagai
wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Uraian kegiatan
langkah
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peseta didik menjawab apa saja peran warga negara dalam sistem politik
di Indoensia yang sudah dipelajari minggu sebelumnya dan menjawab apa
saja peran warga negara dalam sistem politik di Indoensia hubungannya
dengan otonomi daerah
3. peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran merumuskan dan
mengadakan penelitian hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut UUD
NRI Tahun 1945 melalui diskusi kelompok dengan PBL
Kegiatan Inti 1. Orientasi peserta didik pada masalah menganalisis permasalahan dan
solusi yang terjadi dalam hubungan structural dan fungsional antara
pemerintah pusat dan daerah
2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam 7 kelompok dan
Masing-masing menerima LKS tentang
a. menganalisis pasal 1 dan 18 UUD NRI tahun 1945
b. kedudukan dan peran Pemerintah Pusat dan daerah menurut UU
c. permasalahan dan solusi akibat yang terjadi adanya hubungan
structural dan fungsional antara pemerintah pusat dan daerah
3. guru membimbing penyelidikan individual dan kelompok untuk
mengumpulkan informasi dan membuat laporan untuk presentasi
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi
5. Peserta didik dibantu merefleksi atau mengevaluasi terhadap
penyelidikan dan proses yang dilalui
Penutup 1. Peserta didik bersama guru kesimpulan bahwa hubungan structural dan
fungsional antara pemerintah pusat dan daerah diatur oleh UUD NRI
tahun 1945 dan UU
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur peneletian sederhana
hubungan pemerintah pusat dan daerah terkait dengan pelestarian fungsi
lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidupdan mempersiapkan latihan soal UAS
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap menghormati perbedaan agama dan menolong teman di kelas)
b. Jurnal (sikap menghormati perbedaan agama dan menolong teman di kelas)
2. Pengetahuan
Tes tulis
Merumuskan hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Ketrampilan
laporan portofolio (Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang hubungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
1. Materi reguler
a. sikap berteman tanpa membedakan agama
b. sikap menghormati hari besar keagamaan lain
c. sikap menolong teman yang mengalami kesulitan
d. desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
(konsep)
e. kedudukan dan peran Pemerintah Pusat (konsep)
f. kedudukan dan peran Pemerintah Daerah (konsep)
g. hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (prosedur)
h. hasil hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Materi Pengayaan
hasil hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Materi Remidial
a. desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
(konsep)
b. kedudukan dan peran Pemerintah Pusat (konsep)
c. kedudukan dan peran Pemerintah Daerah (konsep
1. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.4.1 sikap berteman tanpa membedakan agama
1.4.2 sikap menghormati hari besar keagamaan lain
Sikap social
2.4.3 Menunjukkan sikap menolong teman yang mengalami kesulitan
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu berteman tanpa membedakan agama Amat Baik
2) Kadang-kadang berteman tanpa membedakan agama Baik
3) Berteman dengan membedakan agama Cukup
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu menghormati hari besar keagamaan lain Amat Baik
2) kadang-kadang menghormati hari besar keagamaan lain Baik
3) tidak suka menghormati hari besar keagamaan lain Cukup
3 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu menolong teman yang mengalami kesulitan Amat Baik
5) Kadang menolong teman yang mengalami kesulitan Baik
6) Tidak menolong teman yang mengalami kesulitan Cukup

Jumlah 100
Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial
No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

B. Penilaain Penegtahuan
Bentuk soal essay untuk penilaian harian
1. Jelaskan pengertian desentralisasi dalam konteks Negara Kesatuan Republic Indonesia
2. Sebutkan 4 kelebihan dari system desentralisasi
3. Tuliskan pengertian dan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat menurut UU otonomi
daerah
4. Tuliskan pengertian dan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah menurut UU otonomi
daerah
5. Tuliskan perbedaan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kunci jawaban
Rubrik penilaian Pengetahuan
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1  menjelaskan desentralisasi 10
 desentralisasi dalam konteks Negara Kesatuan Republic 10
Indonesia
2  menyebutkan 1 5
 menyebutkan 2 5
 menyebutkan 3 5
 menyebutkan 4 5
3  pengertian Pemerintah Pusat menurut UU otonomi daerah 10
 kedudukan dan peran Pemerintah Pusat menurut UU otonomi daerah 10
4  pengertian Pemerintah daerah menurut UU otonomi daerah 10
 kedudukan dan peran Pemerintah daerah menurut UU otonomi 10
daerah
5  hubungan struktural Pemerintah Pusat dan Daerah menurut Undang- 10
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 10
 hubungan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Jumlah 100

C. Penilaian ketrampilan
Soal : menyajikan hasil penelitian tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan
pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran
dan atau kerusakan
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi penelitian 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
analisis anya/menjawab atikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
sebagai
penyajian
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 3
LKS

Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 5 (Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika)

Petunjuk
A. Buat Skenario sosiodrama yang seuai dengan materi factor pembentuk integrasi nasional
dalam binkai Bhineka Tunggal Ika
B. Demonstrasikan sskenario sosiodrama tersebut dalam A dan didokumentasi dalam video
C. Tampilkan video sosiodrama tersebut dalam B di kelas
D. Analisislah video sosiodrama tersebut dalam C untuk dihubungkan dengan materi:
1. Macam Kebhinekaan Indonesia
2. Pengertian integrasi nasional
3. Syarat integrasi nasional
4. Factor pendorong dan pendukung integrasi nasional
5. Factor penghambat integrasi nasional
6. Factor pembentuk integrasi nasional
7. Tantangan integrasi nasional
8. Upaya mengatasi tantangan integrasi nasional
9. Sikap dan perilaku yang mewujudkan integrasi nasional
10. Sikap dan perilaku bela negara sesuai kedudukan masing-masing
E. Presentasikan jawaban di depan kelas
F. Jawaban:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 5 (Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika)
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem Based Learning peserta didik dapat menganalisis dan mendemonstrasikan
faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan
mengembangkan nilai-nilai toleran dan kerjasama yang berbudaya lingkungan untuk
membentuk komitmen integrasi nasional sebagai wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1 Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2 Peseta didik menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana kebhinekaan
yang ada di kelas, di rumah, di masyarakat, bangsa dan negara kaitannya
dengan sila 3 dalam Pancasila dan pasal 1 ayat 1 UUD NRI tahun 1945
3 Peserta didik mempersiapkan pembelajaran menganalisis dan
mendemonstrasikan factor pembentuk integrasi nasional melalui Problem
Based Learning
Kegiatan Inti 1. Guru menyajikan permasalahan sehari-hari dalam artikel dan cerita a.l
a. “Puluhan Muslimah Unjuk Rasa Desak Pemerintah Hukum LGBT”
Jum'at, 30 November 2018 - 14:29 WIB.
b. 'Mereka tidak menerima kos untuk anak Papua'
c. Cerita drama peserta didik permasalahan factor pembentuk integrasi
nasional dalam kehidupan sehari-hari
2. Peserta didik mengamati dan menanyakan hal-hal berkaitan dengan
permasalahan yang disajikan
3. Peserta didik dalam kelompok dibimbing untuk membahas pertanyaan
yang disepakati dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
apa, mengapa, bagaimana, dan cara mengatasinya serta peran serta kita
dalam permasalahan tersebut.
4. Guru membimbing setiap kelompok untuk bisa menggali informasi,
membuat dan menyajikan laporan hasil analisis
5. Bersama guru, peserta didik mengevaluasi hasil pembelajaran melalui PBL
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa Indonesia dalam realita
kehidupannya penuh dengan kebhinekaan sehingga pendiri bangsa dan
seluruh WNI mengatasi dengan mendukung tegaknya NKRI termasuk
dengan sikap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah
terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup berdasar
Pancasila
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan scenario
sosiodrama tentang Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional
3. Peserta didik menyiapkan pembelajaran selanjutnya tentang ancaman
terhadap NKRI
4. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap toleransi dan sikap kerjasama)
b. Jurnal (catatan sikap toleransi dan kerjasama)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
Menganalisis faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika
b. Tugas (membuat skenario sesuai materi factor pembentuk integrasi nasional)
3. Ketrampilan
Portofolio (scenario, praktik, laporan)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Macam Kebhinekaan
Pengertian Integrasi Nasional
Syarat Integrasi Nasional
Faktor pendorong Integrasi Nasional
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
Factor Pembentuk Integrasi nasional
Tantangan Integrasi Nasional
Upaya mengatasi Tantangan INtegrasi Nasional
Sikap dan perilaku yang mewujudkan Integrasi Nasional
Bela Negara

Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap spiritual
1.6.1 Menunjukkan sikap toleran terhadap kebinekaan bangsa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan
1.6.2 Menunjukkan sikap selalu bekerja sama dengan teman sebagai komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu toleran terhadap kebinekaan bangsa Indonesia sebagai Amat Baik
anugerah Tuhan
2) Sering toleran terhadap kebinekaan bangsa Indonesia sebagai Baik
anugerah Tuhan
3) Jarang toleran terhadap kebinekaan bangsa Indonesia sebagai Cukup
anugerah Tuhan
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu bekerja sama dengan teman sebagai komitmen integrasi Amat Baik
nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
2) Jarang bekerja sama dengan teman sebagai komitmen integrasi Baik
nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
3) Kadang-kadang bekerja sama dengan teman sebagai komitmen Cukup
integrasi nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Lampiran 2
Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial
No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Pengetahuan
SMA SEMESTA

PENILAIAN HARIAN 2
KANAN
SEMESTER GENAP 2020/2021

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Integrasi nasional dalam Bingkai Bhieka
Tunggal Ika
Kelas :X
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertantaan dibawah ini!


1. Sebut dan Jelaskan kebhinekaan secara vertical!
2. Apa yang dimaksud debgan integrasi nasional secara politik!
3. Tulis dan jelaskna 4 faktor yang mendorong terjadinya integrasi nasional!
4. Tulis dan Jelaskan 4 faktor yang menghambat adanya integrasi nasional !
5. Tuliskan 4 sikap atau prilaku yang menunjukkan peran serta warga negara
dalam menjaga integrasi nasional kaitannya dengan sikap yang berbudaya
lingkungan di sekolah !
Jawaban
Nama : ..............................

Kelas : .............................

Absen : .............................
SMA SEMESTA
KOTA SEMARANG

PENILAIAN HARIAN 2
KIRI
SEMESTER GENAP 2020/2021

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Integrasi nasional dalam Bingkai Bhieka
Tunggal Ika
Kelas :X
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertantaan dibawah ini!


1. Sebut dan jelaskan kebhinekaan secara horizontal!
2. Apa yang dimaksud dengan integrasi nasional bidang antropologis
3. Tulis dan jelaskan 4 faktor yang membentuk adanya integrasi nasional!
4. Bedakan 2 bentuk tantangan dalam menjaga integrasi nasional secara
umum!
5. Tuliskan 4 sikap atau prilaku yang menunjukkan peran serta warga negara
dalam menjaga integrasi nasional kaitannya dengan sikap yang berbudaya
lingkungan di masyarakat!
Jawaban

Nama : ..............................

Kelas : .............................

Absen : .............................
Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Naskah demonstrasi Laporan Lain-lain
sosiodrama Individu

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 3
LKS

Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 5 (Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika)

Petunjuk
A. Buat Skenario sosiodrama yang seuai dengan materi factor pembentuk integrasi nasional
dalam binkai Bhineka Tunggal Ika
B. Demonstrasikan sskenario sosiodrama tersebut dalam A dan didokumentasi dalam video
C. Tampilkan video sosiodrama tersebut dalam B di kelas
D. Analisislah video sosiodrama tersebut dalam C untuk dihubungkan dengan materi:
1. Macam Kebhinekaan Indonesia
2. Pengertian integrasi nasional
3. Syarat integrasi nasional
4. Factor pendorong dan pendukung integrasi nasional
5. Factor penghambat integrasi nasional
6. Factor pembentuk integrasi nasional
7. Tantangan integrasi nasional
8. Upaya mengatasi tantangan integrasi nasional
9. Sikap dan perilaku yang mewujudkan integrasi nasional
10. Sikap dan perilaku bela negara sesuai kedudukan masing-masing
E. Presentasikan jawaban di depan kelas
F. Jawaban:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 6 (Ancaman terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika)
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (3 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Cooperative learning model example non example peserta didik dapat menganalisis dan
menyaji ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan
menunjukkan sikap menolong sesama sikap responsif dan proaktif yang berbudaya lingkungan
sebagai bangsa Indonesia sebagai kesadaran atas ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peseta didik menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana ancaman
disintegrasi terjadi dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
negara itu terjadi
3. Peserta didik mempersiapkan pembelajaran menganalisis dan menyaji hasil
analisis ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika melalui Cooperative learning model
example non example
Kegiatan Inti 1. Guru bersama siswa mempersiapkan dan menayangkan gambar/vidio yang sesuai
dengan yang tidak sesuai melalui melalui LCD dan atau media lainnya serta
memberi petunjuk peserta didik untuk memperhatikan/ menganalisis gambar/vidio
yang sesuai dan tidak sesuai tentang ancaman terhadap negara kesatuan dalam
bingkai bhineka tunggal ika
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan dan
mempresentasikan
a. Kelompok 1 menganalisis gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang
ancaman tehadap NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika bidang Idiologi
b. Kelompok 2 menganalisis gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang
ancaman tehadap NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika bidang Politik
c. Kelompok 3. menganalisis gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang
ancaman tehadap NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika bidang Ekonomi
d. Kelompok 4 menganalisis gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang
ancaman tehadap NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika bidang Sosial
Budaya
e. Kelompok 5 menganalisis gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang
ancaman tehadap NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika bidang hankam
f. Kelompok 6 menganalisis pengertian, contoh, upaya, dan peran serta
masyarakat terkait ancaman tehadap NKRI dengan sikap tidak
memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup berdasar Pancasila
3. Mengklarifikasi, mengevaluasi, dan menyimpulkan hasil presentasi setiap
kelompok
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa NKRI di era globalisasi
syarat dengan adanya ancaman terhadap Negara Kesatuan RI dalam
bingkai kebhinekaan sehingga pendiri bangsa dan seluruh WNI mengatasi
dengan mendukung tegaknya NKRI berdasar Pancasila
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan gambar
yang sesuai dan gambar yang tidsk sesuai dengan ancaman terhadap NKRI
a.l ancaman pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup berdasar Pancasila
3. Peserta didik menyiapkan pembelajaran selanjutnya tentang ancaman
terhadap NKRI
4. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

1. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi
b. Jurnal
2. Pengetahuan
a. Tes tulis
b. Tugas
3. Ketrampilan
Tes praktik

2. Remidial dan Pengayaan


a. Remidial dilakukan Melalui pengarajan remedial dan dilanjutkan remedial tes
Pengajaran remedial melalui
1) pemberian bimbingan secara individu
2) pemberian bimbingan secara kelompok
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus
4) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
5) Pemanfaatan tutor sebaya
b. Pengayaan dilakukan melalui:
1) belajar kelompok,
2) belajar mandiri,
3) pembelajaarn berbasis tema

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru maple

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Ancaman bidang militer


Anca,an non militer
Ancaman bidang IPOLEKSOSBUHANKAM
Peran serta masyarakat dalam upaya penyelesaian ancaman terhadap NKRI

Lampiran 2
2. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap spiritual
1.6.1 Menunjukkan sikap menolong sesama sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa sebagai bangsa Indonesia sebagai kesadaran atas ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Sikap Sosial
2.6.1 Menunjukkan sikap tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat sebagai wujud sikap
responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dibidang Ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Rubrik penilaian sikap


Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual
1) Selalu menolong sesama sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan Amat Baik
Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia sebagai kesadaran atas
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
2) Sering menolong sesama sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan Baik
Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia sebagai kesadaran atas
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3) Jarang menolong sesama sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia sebagai kesadaran atas
Cukup
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
2 Sikap Sosial
1) selalu tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat sebagai wujud Amat Baik
sikap responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
2) Jarang mengganggu teman yang berbeda pendapat sebagai wujud Baik
sikap responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3) Kadang-kadang mengganggu teman yang berbeda pendapat sebagai Cukup
wujud sikap responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara dan
upaya penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika

Lampiran 2
Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial
No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B. Penilaain Penegtahuan
1. Pengertian ancaman terhadap integritas nasional
2. Membedakan melalui contoh ancaman terhadap negara di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3. Membedakan melalui contoh upaya penyelesaiannya ancaman terhadap negara di bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4. Menentukan contoh peran masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam rangka membangun
integritas nasional diberbagai lingkungan kehidupan

Rubrik penilaian Pengetahuan


Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1  Penjelasan pengertian ancaman terhadap integritas nasional 10
 Penjelasan pengertian ancaman terhadap integritas nasional 15
2  contoh ancaman terhadap negara di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, 25
budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3  contoh upaya penyelesaiannya ancaman terhadap negara di bidang ideologi, 25
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4  contoh peran masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam rangka 25
membangun integritas nasional diberbagai lingkungan kehidupan
Jumlah 100

C. Penilaian ketrampilan
Soal :
1. Menyusun analisis gambar-gambar yang sesuai dan tidak sesuai tentang ancaman terhadap
negara dan upaya penyelesaiannya di bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan
2. Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Laporan analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Gambar Hasil analisis Menyajikan/ Rapi dalam
yang Bertanya laporan/
sesuiadan dan Lain-lain
menjawab
tidak sesuai
memperhati
kan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 3
LKS

Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 6 (Ancaman terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika)

Petunjuk
A. Baca materi KD 6 tentang Ancaman terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
B. Cari gambar yang sesuia dengan yang tidak sesuai dengan materi Ancaman terhadap negara
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
C. Buatlah materi presentasi tentang Ancaman terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika dengan menggunakan gambar tersebut dalam A sebagai contoh yang sesuai dengan yang
tidak sesuai dengan mencakup:
1. Pengertian ancaman
2. Macam-macam anaman dari dalam dan dari luar
3. Macam-macam ancaman militer dan non militer
4. Macam ancaman di berbagai bidang kehidupan (IPOLEKSOSBUDHANKAM)
5. Peran serta masyarakat dalam mengatasi Ancaman terhadap negara dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
D. Presentasikan jawaban di depan kelas
E. Jawaban:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : KD 7 (Wawasan Nusantara)
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui discovery learning peserta didik dapat menginterpretasi dan menyaji hasil interpretasi pentingnya
Wawasan Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, diiringi sikap berteman dan
melaksanakan aturan sekolah adiwiyata sebagai sebagai wujud syukur terhadap anugerah Tuhan Yang Maha
Esa

2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1 Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2 Peseta didik menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana peran serta
warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia
berdasarkan konsep wawasan nusantara
3 Peserta didik mempersiapkan pembelajaran menginterpretasi dan
mempresentasikan hasil interpretasi terkait pentingnya Wawasan Nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui discovey learning
Kegiatan Inti Kegiatan inti
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topik materi Konsep Wawasan Nusantara Stimulation
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar a.l
a. Bagaimanakah materi Konsep Wawasan Nusantara itu berperan dalam
kehidupan sehari-hari dan karir masa depan peserta didik?
b. Bagaimanakah materi Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara itu
berperan dalam kehidupan sehari-hari dan karir masa depan peserta
didik
c. Bagaimanakah materi Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan
Nusantara itu berperan dalam kehidupan sehari-hari dan karir masa
depan peserta didik?
d. Bagaimanakah materi Peran serta warga negara dalam mendukung
implementasi wawasan nusantara itu berperan dalam kehidupan sehari-
hari dan karir masa depan peserta didik kaitannya dengan sikap
memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan?
3. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan
4. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
5. Peserta didik mempresentasikan serta menyimpulkan hasil diskusi
kelompok
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa Indonesia sangat luas dan
beranekaragam sehingga WNI mendukung tegaknya NKRI dengan berwawasan
nusantara dalam bersikap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan,
mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
berdasar Pancasila dalam bingkai bhinneka Tunggal Ika
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan materi
presentasi
3. Peserta didik menyiapkan Penilaian Akhir Semester tahun pelajaran 2019-
2020
4. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap toleransi dan sikap kerjasama)
b. Jurnal (catatan sikap toleransi dan kerjasama)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
Menganalisis faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
b. Tugas (membuat skenario sesuai materi factor pembentuk integrasi nasional)
3. Ketrampilan
Portofolio (scenario, praktik, laporan)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Lampiran-lampiran
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas X tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

1. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Menjelaskan konsep Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1][2] Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai tersebut adalah:[3]
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan
aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama,
dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan
interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam
budaya
Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[3] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh
bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa
Indonesia sendiri.[3] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga
wilayah kesatuan Indonesia.

Pertemuan 2
Mengidentifiasi Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Fungsi

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda.


1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan
konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.[4]
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan
geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara,
agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik
Indonesia adalah:
 Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia dari
beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas
Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil,
Borneo, Celebes, Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno
menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan cara
menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Ketentuan
ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat
laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
 Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang wilayah
perairan negara RI, yang isinya:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line),
tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang
menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah
RI.
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara
200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi
Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
Tujuan
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun
sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia

Pertemuan 3
Menganalisis perbedaan Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan yang mencakup
segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial
(pancagatra).
Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan
penduduk. Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan (ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yanglain terdapat hubungan yang bersifat
timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra.
A. Aspek – aspek Trigatra
1. Letak dan Bentuk Geografis
Indonesia terletak pada 6 LU – 11 LS, 95 BT – 141 BT, dilalui garis khatulistiwa yang ditengah-
tengahnya terbentang garis equator sehingga Indonesia mempunyai 2 musim yaitu musim hujan
dan kemarau.
2. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk ialah semua orang yang menempati suatu daerah tertentu. Kemampuan penduduk yang
tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan ancaman-ancaman terhadap
pertahanan nasional. Tiga faktor kependudukan yang sangat berpengaruh : Kelahiran (Natalitas),
Kematian (Mortalitas) dan Perpindahan (Migrasi)
3. Keadaan dan kekayaan alam
Sifat unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya tidak merata.
Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa lain.
Bentuk sumber daya alam ada dua : Dapat diperbarui, Tidak dapat diperbarui Sumber daya
alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan prinsip atau azaz : Azaz maksimal ( Artinya sumber daya
alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus betul-betul menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat). Azaz lestarai ( Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan
lingkungan, menjaga keseimbangan alam). Azaz Berdaya saing ( Artinya bahwa hasil-hasil sumber
daya alam harus bisa bersaing dengan sumber daya alam negara lain).
B. Aspek – aspek Pancagtra
1. Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang dijadikan dasar
suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita.Ideologi merupakan konsep yang
mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diiperjuangkan dalam kehidupan
nyata.Ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun
secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikanyaitu :‡ Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang
kenegaraan oleh WNI‡ Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya‡ Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah
keterbukaan dan kedinamisan‡ Ideologi pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa
dan dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat Kalangan elit eksekutif,
legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkancita-cita bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan
mengedepankankepentingan bangsa‡ Mensosialisasikan pancasila sebagai ideologi humanis, religius,
demokratis,nasionalis, dan berkeadilan Tumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan
meningkatkanmotivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa
2. Politik
Dalam hal ini politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor
masyarakat yang memberikaninput dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output.Sistem politik
yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukankehidupan politik di negara yang bersangkutan.
Upaya bangsa Indonesiauntuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari
keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan pancasila dan merupakan
pencerminan dari demokrasi pancasila.
3. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor
produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan ketahanan
ekonomi adalah upayameningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secaramerata
ke seluruh wilayah negara.Upaya untuk menciptakan ketahan ekonomi adalah Sistem ekonomi
diarahkan untuk kemakmuran rakyat.
Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dantidak dibenarkan adanya
monopoli‡ Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antarsektor ‡ Pembangunan
ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.‡ Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
harus dilaksanankan secaraselaras dan seimbang antarwilayah dan antarsektor ‡ Kemampuan bersaing
harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirianekonomi. Ketahanan dibidang ekonomi dapat
ditingkatkan melalui pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat dilupakan faktor-faktor
non-teknis dapat mempengaruhi karena saling terkait dan berhubungan.
4. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisai keuletan untuk
mengembangkankekuatan nasional dalmmenghadapi dan mengatasi ATHG, baik dari dalam maupun
luar, baik yanglangsung maupun yang tidak langsung, yang membahayakan kelangsunganhidup sosial
NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945.Sedangkan esensi ketahanan budaya adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Dengan demikian, ketahanan budaya merupakan
pengembangan sosial budaya dimana setiap wargamasyarakat dapat mengembangkan kemampuan
pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
5. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan
bangsa Indonesia yang berisi keuletandan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG yang
membahayakanidentitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan pancasiladan UUD
1945.Ketahanan dibidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalamupaya bela negara,
dimana seluruh IPOLEKSOSBUD-HANKAM disusun,dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi,
terorganisasi untuk menjaminterselenggaranya Sistem Ketahan Nasional. Prinsip - prinsip Sistem
Ketahanan Nasional antara lain : Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan,
Pertahanan keamanan dilandasi dengan landasan ideal pancasila, landasankonstitusional UUD 1945,
dan landasan visional wawasan nusantara. Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu
yang melibatkansegenap potensi dan kekuatan nasionalPertahanan dan keamanan diselenggarakan
dengan Sishankamnas(Sishankamrata).

Pertemuan 4
Menganalisisn artikel tentang Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan
nusantara
Wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap warga negara
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada
kepentingan pribadi atau golongan. Dengan kata lain, Wawasan Nusantara menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, atau
menangani berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah
air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut.
1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan
yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi
yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat
secara merata dan adil. Di samping itu, implementasi Wawasan Nusantara mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah
secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau
kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang Pencipta. Implementasi ini juga akan
menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan
suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuh
kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela
negara pada setiap warga negara indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta
bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga
negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari
manapun datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan
negara.
5. Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional sebagaimana dijelaskan di atas, implementasi
wawasan nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan
yang berlaku pada setiap strata di seluruh Indonesia. Di samping itu, wawasan nusantara dapat
diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa
kebhinekaan sehingga menciptakan kehidupan yang toleran, akrab, peduli, hormat, dan taat hukum.
Semua itu menggambarkan sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi
sebagai identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
6. Untuk itu, agar terketuk hari nurani setiap warga negara Indonesia dan sadar bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara diperlukan pendekatan dengan program yang teratur, terjadwal, dan
terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi NKRI melalui pengukuhan Wawasan
Nusantara.
Adapun peran serta dalam penerapan asas-asas Wawasan Nusantara dalam tata kehidupan nasional
memerlukan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam seluruh proses penyelenggaraan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mengisi pembangunan. Peranan siswa dalam
mendukung implementasi Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut.
1. Mendukung persatuan bangsa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu
atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai
intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara yang dilandasi
oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan,
berbangsa dan bernegara.
9. Mewujudkan kepentingan nasional.
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
15. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
16. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan.
17. Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
18. Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong royong, dll) dalam masyarakat.

Lampiran 2
2. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap spiritual
1.7. 1 Menunjukkan sikap berteman tanpa membedakan agama sebagai wujud wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa
1.7.2. Menunjukkan toleran pada teman yang sedang beribadah sebagai wujud wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa
Sikap Sosial
2.7.1 Menunjukkan sikap melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti
piket kebersihan dalam rangka mengembangkan kesadaran akan pentingnya wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.7.2. Menunjukkan sikap melaksanakan peraturan sekolah dengan baik dalam rangka
mengembangkan kesadaran akan pentingnya wawasan nusantara dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu berteman tanpa membedakan agama sebagai Amat Baik
wujud wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
2) Kadang-kadang berteman tanpa membedakan agama Baik
sebagai wujud wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
3) Tidak berteman tanpa membedakan agama sebagai wujud Cukup
wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu toleran pada teman yang sedang beribadah Amat Baik
sebagai wujud wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
2) kadang-kadang toleran pada teman yang sedang Baik
beribadah sebagai wujud wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
3) tidak suka toleran pada teman yang sedang beribadah Cukup
sebagai wujud wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
3 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya Amat Baik
di kelas seperti piket kebersihan dalam rangka
mengembangkan kesadaran akan pentingnya wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
5) Kadang melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya Baik
di kelas seperti piket kebersihan dalam rangka
mengembangkan kesadaran akan pentingnya wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
6) Tidak melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di Cukup
kelas seperti piket kebersihan dalam rangka
mengembangkan kesadaran akan pentingnya wawasan
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4 Sikap Sosial indicator 2
1) selalu melaksanakan peraturan sekolah dengan baik Amat Baik
dalam rangka mengembangkan kesadaran akan
pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
2) kadang-kadang melaksanakan peraturan sekolah dengan Baik
baik dalam rangka mengembangkan kesadaran akan
pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3) tidak pernah melaksanakan peraturan sekolah dengan Cukup
baik dalam rangka mengembangkan kesadaran akan
pentingnya wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia

Rekapitulasi Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B. Penilaain Pengtahuan
1. Jelaskan Latar belakang dan konsep Wawasan Nusantara
2. Apa saja yang termasuk Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
3. Jelaskan perbedaan Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
4. Apa Pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Apa saja Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan nusantara di
rumah, sekolah , masyarakat, bangsa dan Negara kaitannya dengan memperhatikan pelestarian
fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
berdasar Pancasila!
Rubrik penilaian Pengetahuan
no indikator skor
1  Latar belakang 10
 Pengertian 10
2  Fungsi 10
 tujuan 10
3  trigatra 10
 pancagatra 10
4  Pentingnyabwawasan nusantara 20
5  Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan 5
nusantara di rumah
 Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan 5
nusantara di sekolah
 Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan 5
nusantara di masyarakat
 Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan 5
nusantara di bangsa dan Negara
jumlah 100

C. Penilaian ketrampilan
Soal : .Menyusun interpretasi terkait pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Menyaji hasil interpretasi terkait pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil interpretasi 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Mencatat/Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil analisis Menyajikan/ Memperhat Rapi dalam
Bertanya dan ikan proses laporan/
menjawab Lain-lain
memperhatik
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas / Program : X / IPA
Tahun Pelajaran : 2020/2021

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2 Menunjukkan perilaku jujur, responsif, tanggung jawab,peduli,santun dan pro aktif sebagai bagian dari
solusi atas atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulanberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

SMT KOMPETENSI DASAR KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


KOMPLEK DAYA INTAKE RATA-RATA
SITAS DUKUNG
1 1.1. Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan 7,0 7,5 8,0 7,5
pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada
Tuhan Yang Maha Esa
7,0 8,0 7,5 7,5
3.1 Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik 7,0 8,0 7,5 7,5
penyelenggaraan pemerintahan negara
4.1 Mewujudkan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila 7,0 8,0 7,5 7,5
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara

7,0 7,9 7,6 7,5

1.2. Menghayati nilai-nilai konstitusional ketentuan Undang-undang 8,0 7,0 7,5 7,5
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang
wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan
kepercayaan, pertahanan dan keamanan secara adil

1.3. Mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang 8,0 7,0 7,5 7,5
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur
tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan
kepercayaan, pertahanan dan keamanan

1.4. Mengkatagorikan ketentuan Undang-Undang Dasar Negara 7,0 8,0 7,5 7,5
Republik Indonesia tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah
negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,
pertahanan dan keamanan
4.2 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-Undang Dasar 7,0 8,0 7,5 7,5
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah
negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,
serta pertahanan dan keamanan

7,5 7,5 7,5 7,5


1.5. Menghargai nilai-nilai terkait fungsi lembaga-lembaga negara 7,0 8,0 7,5 7,5
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 secara adil
2.2 Mendukung perilaku peduli terhadap nilai-nilai terkait 8,0 7,0 7,5 7,5
fungsilembaga-lembaga negara menurut Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.2 Mensintesiskan kewenangan lembaga-lembaga Negara 7,0 8,0 7,5 7,5
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
4.10.1 Mendemonstrasikan hasil analisis tentang kewenangan 7,0 8,0 7,5 7,5
lembaga-lembaga negara menurut Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
7,3 7,8 7,5 7,5

1.4. Menghayati nilai-nilai tentang hubungan struktural dan 7,0 8,0 7,5 7,5
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil

2.3 Menghargai nilai-nilai tentang hubungan struktural dan 8,0 7,0 7,5 7,5
fungsional pemerintahan pusat dan daerahmenurut Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.3 Mengkreasikan hubungan struktural dan fungsional 7,0 8,0 7,5 7,5
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.11 Menyaji hasil penalaran tentang hubungan struktural dan 7,0 8,0 7,5 7,5
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945===

7,3 7,8 7,5 7,5

7,50

2 1.5. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi 8,0 7,0 7,5 7,5
nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
2.4 Mendukung nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi 8,0 7,0 7,5 7,5
nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3.4 Menganalisis faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam 7,0 7,5 8,0 7,5
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4.2 Mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk integrasi 7,0 8,0 7,5 7,5
nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
7,5 7,4 7,6 7,5

1.6 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan 8,0 7,0 7,5 7,5
ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

2.5 Meyakini nilai-nilai ketahanan terkait ancaman terhadap negara 8,0 7,0 7,5 7,5
dan upaya penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
3.5 Memprediksi indikator ancaman terhadap negara dan upaya 7,0 7,5 8,0 7,5
penyelesaiannya di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
4.3 Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan 7,0 8,0 7,5 7,5
upaya penyelesaiannya di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanandalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
7,5 7,4 7,6 7,5

2.6 Mengembangkan nilai-nilai tentang pentingnya wawasan 8,0 7,0 7,5 7,5
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

8,0 7,0 7,5 7,5


3.6 Mengkarakteristikkan arti pentingnya Wawasan Nusantara 7,0 7,5 8,0 7,5
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8,0 7,0 7,5 7,5


7,8 7,1 7,6 7,5

7,50
NILAI KKM SMT. 1 dan SMT. 2 7,50

Mengetahui, Semarang, 3 Juni 2020


Kepala SMA SEMESTA Semarang Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si


PROGRAM TAHUNAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

Nama Sekolah : SMA SEMESTA BBS


Mata Pelajaran : PPKN
Kelas/Semester : XI / 1 dan 2
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

SEMES Materi Alokasi


Kompetensi Dasar
TER Pokok Waktu
Pelanggaran 1.1. Mensyukuri ham berdasarkan persepektif 6 x 40
Ham dalam Pancasila sebagai anugerah Tuhan. menit
persepektif
pancasila.
2.1 bersikap peduli tsrhadap ham berdasarkan
perspektif pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3.1 Menganalisispelanggaran ham dalam
persepektif pancasila dalam pewrspektif pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
SEMESTER 1

4.1 menyajikan hasil analisis pelanggaran ham


dalam Persepektif pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Demokrasi 1.2. Menghargai nilai-nilai ke Tuhanan dalam 6 x 40
pancasila berdemokrasi Pancasila sesuai UUD1945 RI tahun menit
1945.
2.2.Berperilaku santun dalam demokrasi Pancasila
sesuai UUD RI tahun 1945.
3.2. mengkaji sistim dan dinamika demokrasi
Pancasila sesuai dengan UUD negara republik
Indonesia tahun 1945.
4.2 Menyaji hasil analisis tentang sistem dan
dinamika demokrasi Pancasila dengan UUD1945
Sistem 1.3. Mensyukuri nilai-nilai dalam sistim hukum 5 x 40
Hukum dan dan peradilan di Indonesia sesuai dengan menit
Peradilan UUDnegara RI tahun 1945 sebagai bentuk
Nasional pengadilan kepada TUHAN YME.
2.3.Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan
sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di
Indonesia.
3.3. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan
di Indonesia sesuai dengan UUD negerara RI
tahun 1945.
4.3. Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum
dan peradilan di Indonesia dengan UUD1945.
Peranan 1.4.Mensyukuri peran Indonesia dalam 6 x 40
Indonesia mewujudkan perdamaian dunia sebagai anugerah menit
dalam Tuhan yang Maha Esa.
perdamaian 2.4. bersikap toleran dan cinta damai sebagai
Dunia refleksi peran Indonesia dalam perdamaian dunia
dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
3.4. Menganalisis peran ndonesia dalam
perdamaian dunia saesuai UUD negara RI tahun
1945.
4.4. Mendemontrasikan hasil analisis tentang
SEMESTER 2

peran Indonesai dalam perdamaian dunia sesuai


UUDN RI tahun 1945.
Strategi 1.5. Bersyukur pada Tuhan YME atas nilai-nilai 6 x 40
mengatasi yang membentuk kesadaran akan ancaman menit
ancaman terhadap negara strategi mengatasi berdasarkan
terhadap atas asas Bhineka Tunggal Ika..
integrasi 2.5.bersikap responsif dan proaktif atas ancaman
nasional terhadap negara , strategi mengatasinya
berdasarkan asas Bhineka Tunggal Ika.
3.5. mengkaji kasus-kasus yang mengancam
idiologi,
politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan, dan
keamanan dan strategi mengatasinya dalam
bingkai Bhineka tunggal Ika.
4.5. Merancang dan melakukan penelitian
sederhana tentang potensi ancaman terhadap
idiologi, politik, ekonomi,sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan dan strategi
mengatasinya dalam bingkai Bhineka Tunggal
Ika.r pembentuk integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
Persatuan 1.6 . Bersyukur pada Tuhan YME atas nilai-nilai 4 x 40
dan persatuan dan kesatuan bangasa dalam Negara menit
Kesatuan Kesatuyan Republik Indonesia.
bangsa 2.6. Bersikap pro aktif dalam menerapkan nilai-
nilai- persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Kesatuan RI.
3.6. Mengindentifikasi faktor pendorong dan
penghambat persdatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.6. Menyajikan hasil identifikasi tentang faktor
pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Mengetahui, Semarang, 3 Juni 2020


Kepala Sekolah Guru Mapel PKn

Didin Sopandi, M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si


NIP: - NIP: -
PROGRAM SEMESTER GANJIL
Mata Pelajaran : PPKn
Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Kelas / Program : XI/PA
Semester : 1
Tahun Pelajaran :2020/2021

PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1
3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam

P. Tengah Semester 1
prespektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni hak dan kewajiban 10 2 2 2 2 2
asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4.1 Menyaji hasil analisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi


manusia dalam perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni hak
dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2 3.2 Mengkreasikan sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai

P. Tengah Semester 1
dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 8 2 2 2 2
1945

4.2 Mendemonstrasikan hasil analisis tentang sistem dan dinamika

LIBUR AKHIR SEMESTER 1


KEMPING OSISS SMT. 1
demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

UAS SMT. 1
P. Tengah Semester 1
3 3.3 Memproyeksikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai
dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 12 2 2 2 2 2 2
1945
4.3 Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di
Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
7 ULANGAN HARIAN 6 2 2 2
8 REMIDI dan PENGAYAAN 4 2 2
9 MID SEMESTER I 2 2
10 ULANGAN AKHIR SEMESTER I 2
2 2
JUMLAH 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 36
2

Mengetahui. Semarang, 1 Juni 2020


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

DIDIN SOPANDI,M.Si ERNA YUNAINI,S.H.


SILABUS PKN
SEKOLAH : SMA SEMESTA

KELAS/ Semester : XI/ 1 dan 2

ALOKASI WAKTU : 2 JAM PELAJARAN / MINGGU

Kompetensi Inti :
 KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

KD INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI SUMBER


WAKTU
Semester 1
1.1 Menghargai hak  Menghargai hak asasi Kasus-kasus pelanggaran  Mengamati tayangan film/vidio 1.Buku PPKn,
asasi manusia manusia berdasarkan hak asasi manusia dalam dan atau membaca dari 12 JP kelas XI,
berdasarkan perspektif pancasila sebagai prespektif Pancasila. berbagai sumber dengan penuh Kemendikbud,
perspektif anugerah Tuhan yang Maha a. Konsep Hak dan rasa syukur tentang Kasus- Kurikulum 2013
pancasila sebagai Esa Kewajiban Asasi kasus pelanggaran hak asasi
anugerah Tuhan Manusia manusia dalam prespektif 2.Modul/LKS
yang Maha Esa b. Substansi Hak dan Pancasila PPKn MGMP
2.1 Bersikap peduli  Bersikap peduli terhadap Kewajiban Asasi  Mengajukan pertanyaan dengan Kota Semarang.
terhadap hak asasi hak asasi manusia Manusia dalam penuh kejujuran dan
manusia berdasarkan perspektif Pancasila kedisiplinan tentang kasus- 3.Buku lain yang
berdasarkan pancasila dalam kehidupan c. Kasus-kasus kasus pelanggaran hak asasi relevan.
perspektif berbangsa dan bernegara pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif
pancasila dalam manusia Pancasila 4.Media cetak
kehidupan d. Upaya Penegakan  Mengumpulkan data dari atau elektronik
berbangsa dan Hak Asasi Manusia berbagai sumber termasuk yang relevan
bernegara
3.1 Menganalisis  Memahami konsep Hak dan media cetak dan elektronik 5.lingkungan
pelanggaran hak Kewajiban Asasi Manusia dengan penuh kejujuran dan sekitar.
asasi manusia  Memahami substansi Hak kedisiplinan kasus-kasus
dalam perspektif dan Kewajiban Asasi pelanggaran hak asasi manusia
pancasila dalam Manusia dalam Pancasila dalam prespektif Pancasila
kehidupan  Menganalisis kasus-kasus  Menganalisis kasus-kasus
berbangsa dan pelanggaran hak asasi pelanggaran hak asasi manusia
bernegara manusia dalam prespektif Pancasila
 Menganalisis upaya  Mempresentasikan hasil analisis
penegakan Hak Asasi dengan penuh kedisplinan
Manusia tentang Kasus-kasus
 Menganalisis pelanggaran pelanggaran hak asasi manusia
hak asasi manusia dalam dalam prespektif Pancasila
perspektif pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara
4.1 Menyaji hasil  Menyaji hasil analisis
analisis pelanggaran hak asasi
pelanggaran hak manusia dalam perspektif
asasi manusia pancasila dalam kehidupan
dalam perspektif berbangsa dan bernegara
pancasila dalam
kehidupan
berbangsa dan
bernegara
1.2 Menghargai nilai-  Menghargai nilai-nilai ke- Sistem dan dinamika  Mengamati tayangan 1.Buku PPKn,
nilai ke-Tuhanan Tuhanan dalam demokrasi Pancasila. vidio/film/gambar, Membaca 12 JP kelas XI,
dalam berdemokrasi Pancasila a. Hakikat demokrasi dari berbagai sumber dengan Kemendikbud,
berdemokrasi sesuai Undang-Undang b. Dinamika penerapan rasa tanggung jawab, Kurikulum 2013
Pancasila sesuai Dasar Negara Republik demokrasi di mengidentifikasi dan
Undang-Undang Indonesia Tahun 1945 Indonesia mengajukan pertanyaan tentang 2.Modul/LKS
Dasar Negara c. Membangun sistem dan dinamikademokrasi PPKn MGMP
Republik kehidupan yang Pancasila. Kota Semarang.
Indonesia Tahun demokratis di  Mengumpulkan data dari
1945 Indonesia berbagai sumber secara 3.Buku lain yang
2.2 Berperilaku  Berperilaku santun dalam bertanggung jawab tentang relevan.
santun dalam ber- ber-demokrasi Pancasila sistem dan dinamikademokrasi
demokrasi sesuai Undang-Undang Pancasila 4.Media cetak
Pancasila sesuai Dasar Negara Republik  Menganalisis dan atau elektronik
Undang-Undang Indonesia Tahun 1945 yang relevan
Dasar Negara membandingkan sistem dan
Republik dinamikademokrasi Pancasila 5.lingkungan
Indonesia Tahun dalam berbagai kurun waktu. sekitar.
1945  Menyajikan hasil analisis
3.2 Mengkaji sistem  Memahami hakikat tentang sistem dan
dan dinamika demokrasi dinamikademokrasi Pancasila
demokrasi  Memahami dinamika
Pancasila sesuai penerapan demokrasi di
dengan Undang- Indonesia
Undang Dasar  Memahami upaya
Negara Republik membangun kehidupan
Indonesia Tahun yang demokratis di
1945 Indonesia
 Mengkaji sistem dan
dinamika demokrasi
Pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
4.2 Menyajikan hasil  Menyajikan hasil kajian
kajian tentang tentang sistem dan
sistem dan dinamika demokrasi
dinamika Pancasila sesuai dengan
demokrasi Undang-Undang Dasar
Pancasila sesuai Negara Republik Indonesia
dengan Undang- Tahun 1945
Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945
1.3 Mensyukuri nilai-  Mensyukuri nilai-nilai Sistem hukum dan  Mengamati tayangan 1.Buku PPKn,
nilai dalam sistem dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia vidio/film/gambar dengan 12 JP kelas XI,
hukum dan peradilan di Indonesia a. Sistem hukum di penuh rasa syukur dan atau Kemendikbud,
peradilan di sesuai dengan Undang- Indonesia membaca dari berbagai sumber Kurikulum 2013
Indonesia sesuai Undang Dasar Negara b. Mencermati sistem tentang sistem hukum dan
dengan Undang- Republik Indonesia Tahun peradilan di Indonesia peradilan di Indonesia 2.Modul/LKS
Undang Dasar 1945 sebagai bentuk c. Menampil-kan sikap  Mengidentifikasi dan PPKn MGMP
Negara Republik pengabdian kepada Tuhan yang sesuai dengan mengajukan pertanyaan dari Kota Semarang.
Indonesia Tahun Yang Maha Esa hukum konsep sampai hipotesis secara
1945 sebagai 3.Buku lain yang
bentuk pro aktif dan responsive tentang relevan.
pengabdian sistem hukum dan peradilan di
kepada Tuhan Indonesia 4.Media cetak
Yang Maha Esa  Mengumpulkan data secara pro atau elektronik
2.3 Menunjukkan  Menunjukkan sikap disiplin aktif dan responsive dari yang relevan
sikap disiplin terhadap aturan sebagai berbagai sumber tentang sistem
terhadap aturan cerminan sistem hukum dan hukum dan peradilan di 5.lingkungan
sebagai cerminan peradilan di Indonesia Indonesia sekitar.
sistem hukum dan  Menganalisis dan
peradilan di menyimpulkan serta menyaji
Indonesia hasil analisis secara pro-aktif
3.3Mendeskripsikan  Memahami sistem hukum dan responsif tentang sistem
sistem hukum dan di Indonesia hukum dan peradilan di
peradilan di  Mengidentifikasi sistem Indonesia
Indonesia sesuai peradilan di Indonesia
dengan Undang-  Mendeskripsikan sikap
Undang Dasar yang sesuai dengan hukum
Negara Republik  Mendeskripsikan sistem
Indonesia Tahun hukum dan peradilan di
1945 Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
4.3 Menyaji hasil  Menyaji hasil penalaran
penalaran tentang tentang sistem hukum dan
sistem hukum dan peradilan di Indonesia
peradilan di sesuai dengan Undang-
Indonesia sesuai Undang Dasar Negara
dengan Undang- Republik Indonesia Tahun
Undang Dasar 1945
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945
SEMESTER 2
1.4 Mensyukuri peran  Mensyukuri peran Peran Indonesia dalam  Mengamati tayangan 1.Buku PPKn,
Indonesia dalam Indonesia dalam perdamaian dunia vidio/film/gambar dengan 8 JP kelas XI,
mewujudkan mewujudkan perdamaian a. Peran Indonesia penuh rasa syukur dan atau Kemendikbud,
perdamaian dunia dunia sebagai anugerah dalam menciptakan membaca dari berbagai sumber Kurikulum 2013
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa perdamaian dunia tentang peran Indonesia dalam
Tuhan Yang Maha melalui hubungan 2.Modul/LKS
Esa internasional perdamaian dunia PPKn MGMP
2.4 Bersikap toleran  Bersikap toleran dan cinta b. Peran Indonesia  Mengidentifikasi dan Kota Semarang.
dan cinta damai damai sebagai refleksi dalam menciptakan mengajukan pertanyaan secara
sebagai refleksi peran Indonesia dalam perdamaian dunia santun dan toleran dengan 3.Buku lain yang
peran Indonesia perdamaian dunia dalam melalui organisasi menggunakan high-order- relevan.
dalam perdamaian hidup bermasyarakat, internasional thinking skills (HOTS) tentang
dunia dalam hidup berbangsa dan bernegara peran Indonesia dalam 4.Media cetak
bermasyarakat, perdamaian dunia atau elektronik
berbangsa dan  Mengumpulkan data dari yang relevan
bernegara berbagai sumber tentang peran
3.4 Menganalisis  Memahami peran Indonesia Indonesia dalam perdamaian 5.lingkungan
dinamika peran dalam menciptakan dunia sekitar.
Indonesia dalam perdamaian dunia melalui  Menganalisisdan
perdamaian dunia hubungan internasional menyimpulkan serta menyaji
sesuai Undang-  Memahami peran Indonesia hasil analisis tentangperan
Undang Dasar dalam menciptakan Indonesia dalam perdamaian
Negara Republik perdamaian dunia melalui dunia
Indonesia Tahun organisasi internasional
1945  Menganalisis dinamika
peran Indonesia dalam
perdamaian dunia sesuai
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
4.4Mendemonstrasikan  Mendemonstrasikan hasil
hasil analisis analisis tentang peran
tentang peran Indonesia dalam
Indonesia dalam perdamaian dunia sesuai
perdamaian dunia Undang-Undang Dasar
sesuai Undang- Negara Republik Indonesia
Undang Dasar Tahun 1945
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945
1.5 Bersyukur pada  Bersyukur pada Tuhan Kasus-kasus ancaman  Mengamati tayangan 8 JP 1.Buku PPKn,
Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa atas nilai- terhadap Ideologi, politik, vidio/film/gambar dengan kelas XI,
Esa atas nilai-nilai nilai yang membentuk ekonomi, sosial, budaya, penuh rasa syukur dan atau Kemendikbud,
yang membentuk kesadaran akan ancaman pertahanan, dan keamanan membaca dari berbagai sumber Kurikulum 2013
kesadaran akan terhadap negara strategi a. Ancaman terhadap kasus-kasus ancaman terhadap
ancaman terhadap mengatasinya berdasarkan integrasi nasional Ideologi, politik, ekonomi, 2.Modul/LKS
negara strategi asas Bhinneka Tunggal Ika b. Strategi dalam sosial, budaya, pertahanan, dan PPKn MGMP
mengatasinya mengatasi berbagai keamanan Kota Semarang.
berdasarkan asas ancaman terhadap  Mengidentifikasi dan
Bhinneka Tunggal bidang ideologi, mengajukan pertanyaan 3.Buku lain yang
Ika politik, ekonomi, menggunakan high-order- relevan.
2.5 Bersikap responsif  Bersikap responsif dan sosial, budaya, thinking skills (HOTS) dengan
dan proaktif atas proaktif atas ancaman pertahanan, dan percaya diri tentang kasus-kasus 4.Media cetak
ancaman terhadap terhadap negara strategi keamanan dalam ancaman terhadap Ideologi, atau elektronik
negara strategi mengatasinya berdasarkan membangun integrasi politik, ekonomi, sosial, yang relevan
mengatasinya asas Bhinneka Tunggal Ika nasional budaya, pertahanan, dan
berdasarkan asas keamanan 5.lingkungan
Bhinneka Tunggal  Mengumpulkan data dari sekitar.
Ika berbagai sumber secara
3.5 Mengkaji kasus-  Memahami ancaman bertanggung-jawab tentang
kasus ancaman terhadap integrasi nasional kasus-kasus ancaman terhadap
terhadap Ideologi,  Menganalisis strategi dalam Ideologi, politik, ekonomi,
politik, ekonomi, mengatasi berbagai sosial, budaya, pertahanan, dan
sosial, budaya, ancaman terhadap bidang keamanan.
pertahanan, dan ideologi, politik, ekonomi,  Menganalisis dan
keamanan dan sosial, budaya, pertahanan, menyimpulkan kasus-kasus
strategi dan keamanan dalam ancaman terhadap Ideologi,
mengatasinya membangun integrasi politik, ekonomi, sosial,
dalam bingkai nasional budaya, pertahanan, dan
Bhinneka Tunggal  Mengkaji kasus-kasus keamanan
Ika ancaman terhadap Ideologi,  Menyajikan hasil analisis
politik, ekonomi, sosial, dengan melakukan debat
budaya, pertahanan, dan terbuka secara bertanggung-
keamanan dan strategi jawab dan percaya diri tentang
mengatasinya dalam kasus-kasus ancaman terhadap
bingkai Bhinneka Tunggal Ideologi, politik, ekonomi,
Ika sosial, budaya, pertahanan, dan
4.5 Merancang dan  Merancang dan melakukan keamanan
melakukan penelitian sederhana
penelitian tentang potensi ancaman
sederhana tentang terhadap Ideologi, politik,
potensi ancaman ekonomi, sosial, budaya,
terhadap Ideologi, pertahanan, dan keamanan
politik, ekonomi, dan strategi mengatasinya
sosial, budaya, dalam bingkai
pertahanan, dan BhinnekaTunggal Ika
keamanan dan
strategi
mengatasinya
dalam bingkai
BhinnekaTunggal
Ika
1.6 Bersyukur pada  Bersyukur pada Tuhan Faktor pendorong dan  Mengamati tayangan 16 JP 1.Buku PPKn,
Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa atas nilai- penghambat persatuan vidio/film/gambar dengan kelas XI,
Esa atas nilai-nilai nilai persatuan dan kesatuan dan kesatuan bangsa penuh rasa syukur dan atau Kemendikbud,
persatuan dan bangsa dalam Negara a. Makna persatuan dan membaca dari berbagai sumber Kurikulum 2013
kesatuan bangsa Kesatuan Republik kesatuan bangsa tentang faktor pendorong dan
dalam Negara Indonesia b. Kehidupan bernegara penghambat persatuan dan 2.Modul/LKS
Kesatuan dalam Konsep Negara kesatuan bangsa PPKn MGMP
Republik Kesatuan Republik  Mengidentifikasi dan Kota Semarang.
Indonesia Indonesia mengajukan pertanyaan tentang
2.6 Bersikap proaktif  Bersikap proaktif dalam berdasarkan Undang- faktor pendorong dan 3.Buku lain yang
dalam menerapkan nilai-nilai undang Dasar Negara penghambat persatuan dan relevan.
menerapkan nilai- persatuan dan kesatuan Republik Indonesia kesatuan bangsa
nilai persatuan bangsa dalam Negara Tahun 1945  Mengumpulkan data dari 4.Media cetak
dan kesatuan Kesatuan Republik c. Faktor pendorong dan berbagai sumber secara bekerja, atau elektronik
bangsa dalam Indonesia penghambat menganalisis dan yang relevan
Negara Kesatuan persatuan dan menyimpulkanfaktor pendorong
Republik kesatuan Bangsa dan penghambat persatuan dan 5.lingkungan
Indonesia Indonesia kesatuan bangsa sekitar.
3.6  Memahami makna d. Perilaku yang  Menyajikan hasil analisis
Mengidentifik persatuan dan kesatuan menunjukkan sikap tentangfaktor pendorong dan
asikan faktor bangsa menjaga keutuhan penghambat persatuan dan
pendorong dan  Memahami kehidupan Negara Kesatuan kesatuan bangsa
penghambat bernegara dalam Konsep Republik Indonesia
persatuan dan Negara Kesatuan Republik
kesatuan bangsa Indonesia berdasarkan
dalam Negara Undang-undang Dasar
Kesatuan Negara Republik Indonesia
Republik Tahun 1945
Indonesia  Menjelaskan faktor
pendorong dan penghambat
persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia
 Mengidentifikasi perilaku
yang menunjukkan sikap
menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
4.6 Menyaji hasil  Menyaji hasil identifikasi
identifikasi tentang faktor pedorong dan
tentang faktor penghambat persatuan dan
pedorong dan kesatuan bangsa dalam
penghambat Negara Kesatuan Republik
persatuan dan Indonesia
kesatuan bangsa
dalam Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia

Kepala Sekolah SMA SEMESTA Semarang, 30 Mei 2020

Guru PPKn

DIDIN SOPANDI,M.Si ERNA YUNAINI, S.H.M.Si


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 1 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. Mengidentifikasi tentang Pengertian, dan Macam-macam Hak Asasi Manusia
2. Menganalisis hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal 28 A – 28 J UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 agar peserta didik menjauhkan diri dari perilaku yang
menimbulkan pelanggaran HAM

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menayangkan gambar/Video tentang Hak Asasi Manusia dan meminta
siswa untuk membaca materi Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XI untuk
kegiatan pertemuan pertama dalam materi Bab 1 Sub bab A yaitu Kasus
pelanggaran hak asasi manusia.
 Peserta didik mengumpulkan informasi tentang kasus pelanggaran hak asasi
manusia dilihat dari bentuk-bentuknya dengan menggunakan berbagai sumber
dari buku, atau internet; web, media sosial lainnya
 Peserta didik dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 1.1 yaitu
mengkaji dan menyimpulkan jenis-jenis hak asasi manusia yang terdapat
dalam pasal 28 A – 28 J UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 agar
peserta didik menjauhkan diri dari perilaku yang menimbulkan pelanggaran
HAM
 Peserta didik secara bergantian melaporkan hasil kajiannya dan peserta didik
lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya, kemudian diminta
menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
 Guru memberikan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan peserta didik
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam pelaksanaan hak asasi manusia.
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

C. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.1
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


LAMPIRAN MATERI

1.Materi Pembelajaran:

Pancasila sebagai dasar negara menghargai dan memayungi


penegakkan HAM di Indonesia. Hak-hak asasi manusia dalam
Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan terperinci di dalam pasal-
pasal yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Pancasila di katakan menghargai dan memayungi HAM karena
setiap sila di dalam Pancasila berkaitan erat dengan HAM.

Bagan Peta Konsep:


Landasan Idiil Aspek atau nilai ideal
Pancasila

Landasan Konstitusio-
nal UUD NRI 1945
Perlindungan dan Aspek atau nilai
Pemajuan HAM di Landasan Operasional instrumental
Indonesia Tap MPR, Undang-
Undang dan peraturan
di bawah UU

Pelaksanaan secara Aspek atau nilai praksis


nyata dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara

1. Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila sebagai ideologi tidak bersifat kaku, tertutup, statis namun bersifat terbuka.
Hal ini dimaksudkan supaya Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipasif dan mampu
menyesuaikan dangan perkembangan jaman dan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia.
Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar, namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkret sehingga mampu memecahkan masalah-
masalah baru dan aktual terutama yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang
senantiasa berkembang sesuai dangan tuntutan jaman. Sebagai ideologi terbuka Pancasila
memiliki nilai-nilai sebagai berikut:

Nilai Dasar : adalah nilai yang bersifat umum, abstrak, tidak terikat dengan tempat atau waktu,
dengan kandungan kebenaran yang tinggi berupa cita-cita, tujuan dan tuntunan dasar kehidupan
yang dicita-citakan. Nilai-nilai dasar dari Pancasila tersebut meliputi nilai Ketuhanan,
kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilai ini bersifat tetap tidak berubah selama negara Indonesia masih berdasarkan pada ideologi
Pancasila. Berikut penjelasan nilai-nilai dasar:
a. Nilai Ketuhanan, mengandung arti pengakuan dan keyakinan terhadap Tuhan YME
sebagai pencipta alam semesta.
b. Nilai Kemanusiaan, mengandung arti kesadaran akan sikap/perilaku sesuai dengan nilai
moral dan penghormatan HAM.
c. Nilai Persatuan, mengandung arti kesadaran untuk membina persatuan dengan semangat
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Nilai Kerakyatan, mengandung arti mengembangkan musyawarah mufakat dan nilai-nilai
demokrasi.
e. Nilai Keadilan, mengandung arti kesadaran bersama mewujudkan keadilan bagi diri dan
sesama manusia.

Nilai Instrumental : adalah penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan dalam kurun
waktu dan kondisi tertentu, nilai instrumental bersifat kontekstual dan disesuaikan dengan
perkembangan jaman. wujudnya berupa kebijakan/peraturan, strategi, program, organisasi,
sistem, dan rencana. Seperti UUD 1945, Tap MPR, UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, UU
No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, dll.

Hak asasi manusia juga dijamin oleh nilai-nilai instrumental Pancasila. Adapun, peraturan
perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A –
28 J
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap
MPR tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
c. Ketentuan dalam undang-undang organik berikut:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
d. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1
Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata cara Perlindungan terhadap
Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi,
Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppes).
1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia
2) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi
3) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan
Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makasar.
4) Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53
Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
5) Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009.

Nilai Praksis : adalah realisasi nilai-nilai instrumen dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dalam
pengalaman inilah akan nampak apakah penjabaran nilai-nilai dasar sesuai atau tidak dangan
perkembangan jaman sehingga nilai inipun juga dapat berubah mengikuti perkembangan
jaman. Contoh nilai praksis seperti saling menghormati, toleransi, kerja sama, kerukunan,
bergotong royong, menghargai, dan lain-lain. Nilai ini sifatnya dinamis, penerapan nilai-nilai
dalam kenyataan sehari-hari, baik oleh lembaga kenegaraan/organisasi maupun warga negara.

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai instrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara
obyektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Nilai-nilai Pancasila, merupakan
kebenaran bagi bangsa Indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-
nilai subyektif yang menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup seirama dengan proses
adanya bangsa Indonesia yang dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang.

Nilai-nilai tersebut tampil sebagai norma dan moral kehidupan yang ditempa dan dimatangkan
oleh pengalaman sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk dirinya sebagai bangsa yang
merdeka, berdaulat dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
17 Agustus 1945. Nilai-nilai Pancasila itu menjadi sumber inspirasi dan cita-cita untuk
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai Pancasila termasuk ke dalam nilai kerohanian, tetapi nilai kerohanian yang mengakui
pentingnya nilai material dan nilai vital secara seimbang (harmonis). Hal ini dapat dibuktikan
dengan susunan sila-sila dari Pancasila yang tersusun secara sistematis-hirarki. Pancasila jika
dikaji dari sudut pandang metafisika, berlandaskan pada usaha-usaha untuk menemukan kebenaran
mengenal alam semesta yang lebih menekankan pemikiran murni.

Dengan demikian, tinjauan metafisika terhadap Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia,
rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai Pancasila memiliki sifat objektif yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan kenyataan adanya sifat-sifat abstrak, umum dan
universal.
b. Inti sila-sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia,
baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan maupun keagamaan. Hal ini disebabkan dalam
Pancasila terkandung hubungan kemanusiaan yang mutlak (manusia dengan Tuhan, antar
sesama manusia, dan lingkungan).
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah negara yang mendasar, serta tidak dapat diabaikan oleh setiap
orang atau badan/lembaga kecuali oleh pembentuk negara, yaitu panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia yang sekarang sudah tidak ada.
d. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila), secara hukum tidak dapat diubah
oleh setiap pun termasuk MPR hasil pemilihan umum karena mengubah Pembukaan UUD
1945 berarti membubarkan negara. Dengan demikian, Pancasila akan tetap ada.
e. Pembukaan UUD 1945 yang mengandung Pancasila tidak dapat diubah (tetap) karena
kemerdekaan merupakan karunia Tuhan.

2. Dimensi yang terkandung dalam ideologi Pancasila


Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal berupa cita-cita, pemikiran--
pemikiran serta nilai yang dianggap baik juga harus memiliki norma yang jelas karena ideologi
harus dapat direalisasikan dalam kehidupan dan pengalaman nyata. Pancasila sebagai ideologi
memiliki tiga dimensi, yaitu:

a. Dimensi idealistis yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat
sistematis, rasional dan menyeluruh yang meliputi hakekat nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu
memberikan harapan, optimisme serta mampu memotivasi para pendukungnya untuk
berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan.
b. Dimensi normatif yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu di jabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma kenegaraan.
Pancasila sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan
norma tertib hukum tertinggi dalam negara Indonesia serta merupakan pokok kaidah yang
fundamental.
c. Dimensi realistis yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat secara nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini berarti bahwa Pancasila merupakan suatu ideologi yang bersifat realistis yaitu mampu
di jabarkan dalam setiap aspek kahidupan. Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat
digambarkan dalam skema berikut :

Nilai dasar
Pancasila sebagai Nilai-nilai Pancasila Nilai instrumen
ideologi terbuka ideologi terbuka
Nilai praksis

Dimensi idealistis
Dimensi Pancasila
sebagai ideologi terbuka
Dimensi normatif

Dimensi realistis

Ideologi Pancasila menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan martabat sebagai
makhluk Tuhan YME dengan kesadaran mengemban kodratnya sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosial sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila menghargai dan
memayungi HAM karena di dalam setiap sila Pancasila berkaitan erat dengan HAM.

Hubungan antara hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara singkat
sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum.
c. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, bahwa
hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
/Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang
demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hakhak
partisipasi masyarakat.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.

Bukti penghargaan dan penghormatan atas HAM dalam Pancasila terdapat dalam tabel
berikut:

No Pancasila Wujud Nilai


1. Sila Pertama  Percaya dan taqwa terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Sila Kedua  Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar
sesama manusia.
 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Bangsa Indonesia merasa bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.
3. Sila Ketiga  Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bangsa/negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
No Pancasila Wujud Nilai
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
 Cinta tanah air dan bangsa.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
berbhinneka tunggal ika.
4. Sila  Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Keempat  Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
 Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
5. Sila Kelima  Bersikap adil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dengan kewajiban.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
 Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak bersikap boros.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 Menghargai hasil karya orang lain.
 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Dalam uraian pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut digambarkan dengan jelas


bagaimana bangsa Indonesia menghormati hak-hak asasi manusia. Dalam pelaksanaannya, hak
asasi manusia di Indonesia tentu saja tidak sama dengan pelaksanaan HAM di negara-negara
liberal dan sosialis (komunis). Pelaksanaan HAM di Indonesia mengacu pada nilai-nilai Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia (way of life).

Format penilaian

1. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama antara lain berdoa
sesuai dengan agama (menjalankan)
1.1.2 Menunjukkan sikap suka memberi atau menolong sesama (Menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan sikap perhatian terhadap kebersihan kelas antara lain membersihkan
kelas (Menjalankan)
2.1.4 Sikap mmbantu teman dalam menyelesaikan proses pembelajaran (menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu beribadah sesuai agama dan keyakinan Amat Baik
masing-masing Baik
2) Kadang-kadang beribadah sesuai agama dan Cukup
keyakinan masing-masing
3) Tidak beribadah sesuai agama dan keyakinan
masing-masing
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu memberi atau menolong sesama Amat Baik
2) kadang-kadang memberi atau menolong sesama Baik
3) tidak suka memberi atau menolong sesama Cukup
3 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu membersihkan kelas Amat Baik
5) Kadang membersihkan kelas Baik
6) Tidak membersihkan kelas Cukup
4 Sikap Sosial indicator 2
1) selalu membantu teman dalam pembelajaran Amat Baik
2) kadang-kadang membantu teman dalam Baik
pembelajaran Cukup
3) tidak pernah membantu teman dalam pembelajaran

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

B. Penilaain Penegtahuan

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini


1. Apa yang di maksud nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis!
2. Sebutkan yang di maksud 3 dimensi dalam idiologi pancasila!
3. Jelaskan mengapa pancasila di sebut sebagai idiologi terbuka!
4. Jabarkan hubungan antara Hak Asasi Manusi dengan Pancasila!

Kunci jawaban :
Untuk no 1
1. Nilai dasar adalah nilai yang bersifat umum, abstrak, tidak terikat dengan tempat atau
waktu, dengan kandungan kebenaran yang tinggi berupa cita-cita, tujuan dan tuntunan
dasar kehidupan yang dicita-citakan
2. Nilai instrumental :adalah penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan dalam kurun
waktu dan kondisi tertentu, nilai instrumental bersifat kontekstual dan disesuaikan dengan
perkembangan jaman
3. Nilai Praksis : adalah realisasi nilai-nilai instrumen dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Dalam pengalaman inilah akan nampak apakah penjabaran nilai-nilai dasar sesuai atau
tidak dangan perkembangan jaman sehingga nilai inipun juga dapat berubah mengikuti
perkembangan jaman
Untuk no 2
a. Dimensi idealistis yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat
sistematis, rasional dan menyeluruh yang meliputi hakekat nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu
memberikan harapan, optimisme serta mampu memotivasi para pendukungnya untuk
berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan.
b. Dimensi normatif yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu di jabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma kenegaraan.
Pancasila sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan
norma tertib hukum tertinggi dalam negara Indonesia serta merupakan pokok kaidah yang
fundamental.
c. Dimensi realistis yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat secara nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk no 3
Adalah idiologi yang mapu berinteraksi dengan zaman

Untuk soal no 4
Hubungan antara hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara singkat
sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum.
c. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, bahwa
hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
/Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang
demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hakhak
partisipasi masyarakat.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.

Rubrik penilaian Pengetahuan

Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor


1  menjelaskan yang arti dari nilai dasar 10
 menjelaskan arti nilai instrumental 10
 menjelaskan yksisang di maksud dari arti nilai prila sebagai 10
2  menjelaskan yang di maksud dari dimensi idealis 10
 menjelaskan yang di maksud dari dimensi normatif 10
 menjelaskan yang di maksud dari dimensi ralis 10

3  Menjelaskan yang di maksud idiologi pancasila sebagai idiologi 10


terbuka
4  Menjelaskan hubungan antara Ham dan Pancasila 30

jumlah 100

1. Penilaian ketrampilan
2. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila berkaitan dengan pelaksanaan Hak
asasi manusia di Indonesia.
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/berta Memperhat Menamba Rapi
analisis nya/menjawab ikan proses h catatan dalam
pertanyaan penyajian sebagai laporan
hasil
pembahas
an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah : SMA SEMESTA
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Alokasi Waktu : Pertemuan 2 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. mengidentifikasi tentang faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia
2. menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat melalui pemberitaan
di media cetak atau elektronik, serta mengidentifikasi kasuskasus pelanggaran HAM di
lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah

E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menayangkan gambar/Vidio tentang kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia dan meminta siswa untuk membaca materi Buku Teks Pelajaran
PPKn Kelas XI Bab 1 Sub bab B materi Penyebab timbulnya pelanggaran hak
asasi manusia.
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri 1.2 yaitu melakukan identifikasi dan
menyimpulkan faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM.
 Peserta didik mengidentifikasi dan menganalisis kasus-kasus pelanggaran
HAM yang terjadi di masyarakat melalui pemberitaan di media cetak atau
elektronik, serta mengidentifikasi kasuskasus pelanggaran HAM di
lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
 Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya, peserta
didik lainnya diberi kesempatan untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya.,
kemudian melaporkan hasil tugasnya secara tertulis untuk diberi penilaia oleh
guru
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam pelaksanaan hak asasi manusia.
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

F. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.1
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


LAMPIRAN MATERI

Definisi Pelanggaran HAM


Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dapat terjadi dilakukan oleh
negara/pemerintah/institusi (state actor) maupun kelompok di luar pemerintah (non state
actor) melalui:
1. Tindakan kekerasan (act of commission)
2. Tindakan pembiaran (act of ommission)

Berdasarkan UU No. 39/1999 tentang HAM, Pelanggaran HAM terjadi dalam


kondisi negara telah gagal untuk memenuhi salah satu diantara tiga kewajibannya.
Ketiga kewajiban negara tersebut antara lain:
1. Kewajiban untuk melindungi
Negara beserta aparaturnya berkewajiban melakukan tindakan untuk melindungi dan
mencegah individu atau kelompok melakukan pelanggaran hak terhadap individu atau
kelompok lain.
2. Kewajiban untuk menghormati
Kebijakan dan hukum yang dikeluarkan harus dihormati oleh negara termasuk institusi
dan aparatur negara. Hal ini agar mereka tidak melakukan tindakan yang dapat
melanggar keutuhan dan kemerdekaan seseorang atau kelompok.
3. Kewajiban untuk memenuhi
Negara wajib melakukan tindakan-tindakan untuk menjamin setiap orang memiliki hak
hukum. Hak hukum untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan HAM yang tidak
dapat dipenuhi secara pribadi.

Menurut pasal 1 UU No. 39/1999 tentang HAM, Pelanggaran hak asasi manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan


dikatakan melanggar HAM apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Ada perbuatan seseorang atau kelompok orang.
2. Perbuatan itu disengaja maupun tidak sengaja.
3. Perbuatan itu melawan hukum.
4. Sifat perbuatannya mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang.
5. Tidak memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar

Apabila terjadi pelanggaran HAM kita dapat mengadukannya secara hukum.


Berdasarkan UU No. 39/1999 tentang HAM, setiap perbuatan pelanggaran HAM dapat
diadukan ke KOMNAS HAM. Pengaduan adalah pernyataan resmi yang
menginformasikan atau melaporkan peristiwa yang oleh pengadu dianggap merupakan
suatu pelanggaran HAM. Perbuatan melanggar HAM yang dapat diadukan ke KOMNAS
HAM antara lain perbuatan yang melanggar:
1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak memperoleh kebebasan pribadi
5. Hak atas rasa aman
6. Hak atas kesejahteraan
7. Hak turut serta dalam pemerintahan
8. Hak wanita
9. Hak anak

Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun


2000 tentang Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua:
a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
1) membunuh anggota kelompok;
2) mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;
3) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
4) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
5) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
b. Kejahatan terhadap kemanusian, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1) Pembunuhan;
2) Pemusnahan;
3) Perbudakan;
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
5) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional;
6) Penyiksaan;
7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara;
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin
atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional;
9) Penghilangan orang secara paksa; atau
10) Kejahatan apartheid.

Tugas Individu 2
Coba kalian cari faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pelanggaran HAM, yaitu
dengan membaca berbagai macam sumber seperti dari buku, surat kabar, majalah atau
internet. Tuliskan pada tabel di bawah ini hasil temuan kalian.

Faktor Penyebab
No. Pelaku atau Aktor Penjelasan
Pelanggaran HAM

Lembar Kerja 2

Soal Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat, jelas dan akurat.
1. Bagaimanakah hubungan antara HAM dengan Kewajiban manusia?
Jawab:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

2. Bagaimanakah hubungan antara Konstitusi dengan HAM?


Jawab:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

3. Mengapa perlindungan dan pemajuan HAM mutlak harus dilakukan dalam sebuah
negara demokrasi?
Jawab:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
4. Sebutkan unsur-unsur perbuatan termasuk pelanggaran HAM!
Jawab:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
5. Jelaskan apakah pencemaran lingkungan sungai oleh limbah industri dapat termasuk
kategori pelanggaran HAM!
Jawab:
..........................................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 3 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

G. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. menganalisis upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam penegakan dan penanganan
kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
2. menganalisis contoh perilaku yang mendukung upaya penegakan HAM dilingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat bangsa dan negara.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menayangkan gambar/Video tentang upaya penegakan Hak Asasi
Manusia dan meminta siswa untuk membaca materi Buku Teks Pelajaran
PPKn Kelas XI Bab 1 Sub bab C. Upaya penegakan Hak asasi manusia
 Peserta didik di minta untuk menganalisis upaya yang telah dilakukan
pemerintah dalam penegakan dan penanganan kasus-kasus pelanggaran hak
asasi manusia di Indonesia, dan perilaku yang mendukung upaya penegakan
HAM dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat bangsa dan Negara.
 Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya, peserta
didik lainnya diberi kesempatan untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya,
kemudian melaporkan hasil tugasnya secara tertulis untuk diberi penilaia oleh
guru
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam upaya penegakan HAM dilingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat bangsa dan negara.
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

I. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.1
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


LAMPIRAN MATERI

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh
haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara
merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya kemiskinan yang masih menimpa sebagaian
masyarakat Indonesia, penyebabnya bisa dari pemerintah ketika program pembangunan tidak berjalan
sebagaimana mestinya, atau bisa juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang malas untuk
bekerja atau tidak mempunyai keterampilan, sehingga mereka hidup di garis kemiskinan.
Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini terjadi di negara kita
misalnya:
a. Proses penegakkan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadinya kasus salah
tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar
kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”, belum sepenuhnya dilaksanakan.
b. Saat ini tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi, padahal Pasal 27
ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Semakin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosan, kekerasan
dalam rumah tangga, dan sebagainya, padahal Pasal 28 A – 28 J UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan tempat peribadatan,
padahal Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksananya secara sepenuhnya
amanat Pasal 31 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan.
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam membuat sebuah
karya dan sebagainya.

Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak terpenuhinya hak warga negara itu
dikarenakan adanya kelalaian dalam pemenuhan kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Hal-hal
tersebut apabila tidak segera diatasi dapat mengganggu kelancaran proses pembangunan yang sedang
dilaksanakan.

Berita Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia


Bacalah wacana berikut ini:

Vonis 11 Tahun Bos Kuali Kecewakan Buruh

Para buruh yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tangerang Raya (Alttar) kecewa
terhadap vonis 11 tahun yang dijatuhkan kepada YI pemilik perusahaan kuali terdakwa
penyekapan dan perbudakan karyawannya. Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan
Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut YI dipenjara 13 tahun, denda Rp 500 juta
dan restitusi Rp 17 miliar.
Terdakwa YI berdiri di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang,
Selasa (25/3/2014).

“Sebenarnya kita sudah kecewa sejak proses sidang JPU. YI sudah melanggar hukum
berlapis sehingga hukuman minimal di atas 15 tahun,” kata Presidium Alttar, kepada
Kompas.com, Rabu (26/3/2014). Menurut Presidium Alttar, hakim sudah mengatakan, YI
terbukti melakukan penyekapan, perbudakan dan membayar upah di bawah standar
sehingga pemilik perusahaan kuali tersebut harus divonis lebih tinggi dari tuntutan JPU.

Menindaklanjuti keputusan hakim, pihaknya bersama para buruh lainnya akan


melakukan koordinasi dengan Kontras dan Peradi yang selama ini sudah ikut mengawasi
proses peradilan YI. Terkait biaya restitusi sebesar Rp 17 miliar yang ditolak hakim,
Koswara mengatakan, pihaknya akan terus berjuang agar para buruh yang menjadi
korban perbudakan bisa mendapatkan biaya ganti rugi tersebut. “Kita akan terus kawal
proses hukum ini sampai selesai. YI akan mengajukan banding, jadi kita akan terus
pantau dan lihat perkembangan kasus ini,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, YI, diadili karena melakukan penyekapan, perbudakan,


perdagangan manusia dan eksploitasi terhadap karyawannya di Kampung Bayur Opak,
Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Bos kuali ini
dihukum 11 tahun penjara, denda Rp 500 juta dengan subsider tiga bulan penjara oleh
hakim Pengadilan Negeri Tangerang pada Selasa (25/3/2014).

Sumber: http://megapolitan.kompas.com read/2014/03/26/0847082/

Setelah kalian membaca wacana di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah


ini.

1. Bagaimana perasaan kalian setelah membaca wacana tersebut?


Jawab:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

2. Menurut kalian, apa yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut?


Jawab:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

3. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang dilanggar oleh pelaku penganiayaan tersebut?
Jawab:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

4. Bagaimana solusi yang dapat kalian ajukan untuk mencegah terulangnya kasus
(PERBUDAKAN) tersebut?
Jawab:

.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

5. Apa saja yang akan kalian lakukan agar terhindar dari perbuatan yang melanggar hak
asasi manusia?
Jawab:
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Sebagai bangsa Indonesia, tentu saja kita sangat menyesalkan terjadinya pelanggaran
hak asasi manusia sebagaimana. Tindakan itu melanggar nilai-nilai kemanusian
sebagaimana sudah digariskan dalam Pancasila. Tidak hanya itu, penculikan juga tidak
dibenarkan oleh ajaran agama apapun, serta dapat merusak persatuan, kedamaian dan
keadilan yang menjadi hak setiap manusia.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Dinamika Sistem Demokrasi di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 1 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. Menjelaskan konsep sistem demokrasi
2. Mengidentifikasi ciri-ciri sistem Demokrasi Pancasila

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menayangkan gambar/Video tentang Sistem Demokrasi dan meminta
siswa untuk membaca materi Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XI untuk
kegiatan Pertemuan pertama dalam materi Bab 2 Sub bab A yaitu Hakekat
Demokrasi
 Peserta didik mengumpulkan informasi tentang sistem demokrasi secara
umum di berbagai negara dan sitem demokrasi yang dipraktikkan di Indonesia
yang dikenal dengan Demokrasi Pancasila
 Peserta didik dengan bimbingan guru mengerjakan tugas kelompok 2.1 yaitu
melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi di
sekolah.
 Peserta didik secara bergantian melaporkan hasil kajiannya dan peserta didik
lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya, kemudian diminta
menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
 Guru memberikan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan peserta didik
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

C. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.2
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Dinamika Sistem Demokrasi di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 2 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. Mengidentifikasi tentang dinamika penerapan demokrasi di Indonesia
2. Menganalisis tentang perbedaan dan persamaan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
berdasarkan periode tahun pelaksanaannya.

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menayangkan gambar/Video tentang periodisasi pelaksanaan demokrasi
di Indonesia, dan peserta didik mempelajari Buku Paket Kelas XI Bab 2 Sub
Bab B : Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
 Guru membagi peserta didik dalam 5 kelompok yang beranggotakan 6 - 7
orang siswa, dengan pembagian tugas ;
Menganalisis dan membuat laporan dalam bentuk power point untuk
dipresentasikan, tentang hal berikut;
- Kelompok 1 : Pelaksanaan demokrasi di Indonesia periode 1945 – 1949
- Kelompok 2 : Pelaksanaan demokrasi di Indonesia periode 1949 - 1959
- Kelompok 3 : Pelaksanaan demokrasi di Indonesia periode 1959 - 1965
- Kelompok 4 : Pelaksanaan demokrasi di Indonesia periode 1965 - 1998
- Kelompok 5 : Pelaksanaan demokrasi di Indonesia periode 1998 - sekarang
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam pelaksanaan demokrasi
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

C. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.2
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Dinamika Sistem Demokrasi di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 3 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. Mengidentifikasi tentang dinamika penerapan demokrasi di Indonesia
2. Menganalisis tentang perbedaan dan persamaan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
berdasarkan periode tahun pelaksanaannya.

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menyiapkan kegiatan presentasi tugas kelompok
 Presentasi laporan yang dibuat kelompok sesuai tugas secara
bergantian, sesuai pembagian tugasnya
- Pada saat Kelompok 1 tampil presentasi, kelompok lainnya
menyimak materi presentasi (mengamati)
- Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh kelompok 1, kelompok
lain wajib memberikan saran/masukan dan mengajukan pertanyaan
terkait dengan materi yang sedang dibahas (menanya).
- Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin pertanyaan
(jumlah termin disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia).
 Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan
aktivitas mereka selama proses kegiatan belajarnya
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

C. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.2
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.

Mengetahui Semarang, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 /2021
Materi Pokok : Dinamika Sistem Demokrasi di Indonesia
Alokasi Waktu : Pertemuan 4 (2 Jam pelajaran @ 45 Menit)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui diskusi kelompok, peserta
didik dapat:
1. Menjelaskan karakteristik negara demokrasi secara umum
2. Menganalisis pelaksanaan karakteristik negara demokrasi dalam lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan negara dan menyimpulkan bentuk perilaku yang mencerminkan
upaya menegakan nalai-nilai demokrasi dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan bangsa dan negara

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa bersama.
Tidak lupa guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian
acuan pembelajaran hari ini.
Inti  Guru menyampaikan paparan tentang pentingnya kehidupan demokrasi dan
membangun kehidupan yang demokratis, selanjutnya Peserta didik diminta
untuk membaca Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XI Bab 2, Sub bab C.
Membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia
 Peserta didik dengan bimbingan guru mengerjakan tugas mandiri 2.3 yaitu
menganalisis pelaksanaan karakteristik negara demokrasi dalam lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan negara dan menyimpulkan bentuk perilaku
yang mencerminkan upaya menegakan nalai-nilai demokrasi dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan bangsa dan negara.
 Peserta didik secara bergantian melaporkan hasil kajiannya dan peserta didik
lainnya menanggapi hasil pekerjaan temannya, kemudian diminta
menyerahkan hasil kajiannya secara tertulis.
 Guru memberikan klarifikasi dan penguatan hasil pekerjaan peserta didik
 Peserta didik diminta menentukan sikap spiritual dan sosial yang harus
dikuatkan dalam pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi dilingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
Penutup Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah didapatkan dengan
bimbingan guru.
Guru membimbing peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

C. Penilaian Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian


1 Sikap Observasi Format Pengamatan Selama proses pembelajaran
Sikap (Jurnal Sikap)
2 Pengetahuan Tes Tulis Soal tes Setelah selesai KBM
KD 3.2
3 Keterampilan Penilaian Kinerja Format Penilaian Pengumpulan Tugas setelah
Laporan tertulis selesai KBM
.
Mengetahui Semarang, Juli 2020
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, M.S.i. Erna Yunaini,S.H.,M.S.i


PERANGKAT ADMINISTRASI GURU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

MATA PELAJARAN : PPKN


KELAS/SEMESTER : XI / 2
PROGRAM : MIPA
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021

Disusun oleh :

ERNA YUNAINI,S.H.,M.Si
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : DINAMIKA PERAN INDONESIA DALAM
PERDAMAIAN DUNIA
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit ( 3 X pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran:Melalui pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi) dan model pembelajaran discovery learning peserta didik
mampu menjelaskan Dinamika peran Indonesia dalam perdamaian dunia dengan karakter religious, nasionalisme,
mandiri, integritas, gotong royong dan peduli lingkungan.
B. Kegiatan Pembelajaran

NO URAIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peserta didik bersyukur melanjutkan ke SMA dan mengetahui KKM, kriterian
penilaian, kenaikan kelas, dan TT maupun TMTT
1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu menganalisis dinamika peran Indonesia
dalam perdamaian dunia sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (apersepsi)
2. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi, dinamika peran Indonesia dalam perdamaian
dunia melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan Inti
1. Orientasi peserta didik pada masalah
a. menganalisis DINAMIKA PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA
b. Menganalisis makna hubungan internasional dan menjelaskan pentingnya hubungan
internasional bagi indonesia dengan karakter religious, nasionalisme, mandiri, integritas, gotong
royong dan peduli lingkungan.
c. menganalisis politik luar negeri dalam menjalin hubungan internasional dan menganalisis
bentuk kerja sama yang dikembangkan Indonesia dalam hubungan internasional bagi
Indonesia.
d. mendeskripsikan organisasi internasional dan menganalisis peran Indonesia di Perserikatan
Bangsa-Bangsa(PBB)
e. menganalisis latar belakang berdirinya ASEAN dan menganalisis peran Indonesia dalam
ASEAN
f. menganalisis latar belakang berdirinya Gerakan Non Blok dan menganalisis peran serta
Indonesia dalam Gerakan Non Blok
2. Peserta didik dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4 - 5 siswa
3. Peserta didik mengumpulkan informasi dan guru membantu
4. Setiap kelompok menyajikan hasil telaah di kelas sesuai kesepakatan
5. Peserta didik dibantu merefleksi atau evaluasi terhadap proses-proses yang dilakukan

3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa mereview proses dan hasil pembelajaran, memberikan kuis, memberikan umpan
balik berupa karakter yang telah dilakukan selama pembelajaran, memberikan tugas terstruktur,
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran berikutnya serta menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
C. Penilaian sikap diambil dari Jurnal sikap ; penilaian pengetahuan dilakukan dengan penugasan dan penilaian harian
dari modul, dan soal buatan guru penilaian keterampilan dari portofolio maian ( menyaji hasil analisis dari dinamika
peran Indonesia dalam perdamaian Dunia)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si


LAMPIRAN MATERI

PERTEMUAN PERTAMA

Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat global yang meliputi
semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan. Konsepsi hubungan
internasional oleh para ahli sering dianggap sama atau dipersamakan dengan konsepsi politik luar negeri,
hubungan luar negeri dan politik internasional. Ketiga konsep tersebut sebenarnya memiliki makna yang
berbeda satu sama lain, akan tetapi mempunyai persamaan yang cukup mendasar dalam hal ruang
lingkupnya yang melampaui batas-batas negara (lingkup internasional). Untuk memperluas pemahaman
kalian, berikut dipaparkan makna dari ketiga konsep tersebut.
a. Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk
mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara serta
kepentingan nasional negara yang bersangkutan
b. Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan semua
pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
c. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan tindakan beberapa atau
semua negara, serta proses interaksi antarnegara maupun antarnegara dengan organisasi internasional.
Perlunya kerjasama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut:
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta
maupun intervensi dari negara lain. b. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat
dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara
lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik,
hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas menggambarkan bentuk kerja sama yang
dikembangkan bangsa Indonesia, yaitu:
a. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28
September 1950. Meskipun pernah keluar dari PPKn | 131 keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965
sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,
akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB dan tetap
sebagai anggota yang ke-60
b. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang
melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara AsiaAfrika yang kemudian melahirkan Dasasila
Bandung.
c. Keaktifan Indonesia sebagai salah sau pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961,
bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negaranegara non-Blok yang berlangsung di Jakarta,
Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB. Melalui GNB ini secara langsung Indonesia telah turut serta
meredakan ketegangan perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.
d. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan
Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti Konggo, Vietnam, Kamboja, Bosnia dan
sebagainya. Bahkan pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan
PBB.
e. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-East Asian Nation)
yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal ASEAN berada di
Jakarta.
f. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari Sea Games, Asian Games,
Olimpiade, dan sebagainya.
g. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya, hal ini dibuktikan dengan
tercatatnya bangsa Indonesia sebagai anggota pbb menjadi bagian dari misi perdamaian dunia.
h.Organisasi Konferensi Islam (OKI), Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC), dan
Kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC).
I.Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan
pertukaran perwakilan diplomatik dengan negara yang bersangkutan. Sampai saat ini, Indonesia sudah
menjalin kerjasama bilateral dengan 162 negara. Sebagai wujud dari hal tersebut, di negara kita terdapat
kantor Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal negara lain. Begitu juga dengan kantor Kedutaan Besar dan
Konsulat Jenderal negara kita yang terdapat di negara lain.

PERTEMUAN KE 2

B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasional


Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar organisasi internasional? Pernahkah kalian
menganggap bahwa organisasi internasional itu adalah organisasi sosial? Jika pernah, anggapan kalian itu
tidak sepenuhnya salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Organisasi internasional mempunyai berbagai
macam corak, ada yang bercorak politis, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Apa sebenarnya
organisasi internasional itu? Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi
yang berkedudukan sebagai subyek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat
perjanjian internasional. Karena merupakan subjek hukum internasional, organisasi internasional
mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional.
Organisasi internasional pada umumnya beranggotakan negara-negara. Akan tetapi meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan organisasi internasional |terdiri dari berbagai badan hukum atau
badan usaha, tergantung dari sifat dari organisasi tersebut.
Bagaimana keterlibatan bangsa Indonesia dalam organisasi Internasional? Indonesia terlibat dalam
berbagai organisasi internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen Bangsa Indonesia
dalam menciptakan perdamaian dunia. Nah, untuk menambah wawasan kalian
Peran Indonesia dalam beberapa organisasi Internasional.
1.Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60
pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang
dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan
PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan
pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB secara konsisten
mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri.
2. Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika terjadi Agresi
Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang
umum PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke
meja Perundingan Renville.
3.Ketika terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia-
Belanda dalam Perundingan Roem Royen. Pengibaran Bendera Merah Putih untuk pertama kalianya di
markas Perserikatan Bangsa-Bangsa.
4.Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI yang pertama di PBB.
Duta Besar Palar bahkan telah memiliki peran besar dalam usaha mendapatkan pengakuan internasional
kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1947. Duta Besar
Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan walaupun pada saat
itu beliau hanya sebagai “peninjau” di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Pada
saat berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB ketika Indonesia diterima sebagai anggota PBB, Duta
Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji bahwa Indonesia akan
melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB. Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953.
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB.
Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian).
1. Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri
Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk
masa sidang tahun 1974. Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan
perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda
untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang
mengalami konflik.
2. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika
pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-
1975. Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap
DK PBB untuk periode 1995-1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK
PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti tercatat
dua kali menjadi Presiden DK-PBB. Terakhir, Indonesia terpilih untuk
ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa bakti
2007-2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan
192 negara anggota yang memiliki hak pilih. Di Komisi Hukum
Internasional PBB/International Law Commission (ILC), Indonesia
mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma
Atmadja sebagai anggota ILC pada periode 1992-2001. Pada pemilihan
terakhir yang berlangsung pada Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta
Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-
2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.
3. Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47
negara anggota PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia
kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM untuk periode
2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB. 2. Peran
Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara khususnya dan dunia
umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama dengan negara-
negara lain di berbagai belahan bumi. Hal ini sesuai dengan yang tertuang
dalam tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu
ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia banyak berperan aktif dalam
berbagai organisasi internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral dengan beberapa
negara secara khusus.
4. Dalam menjalin hubungan internasional ini, Indonesia menggunakan politik
luar negeri yang bebas aktif. Bebas artinya bangsa Indonesia bebas
menentukan sikap yang berkaitan dengan dunia internasional. Aktif artinya
Indonesia berperan serta secara aktif dalam memperjuangkan terciptanya
perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan
internasional. Indonesia adalah negara terbesar di AsiaTenggara, dan
memegang peranan penting dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia
Tenggara. Indonesia mempunyai peranan besar dalam membentuk
kesepakatan untuk stabilitas regional dan perdamaian. Misalnya, Indonesia
telah mengambil peran utama dalam membantu proses pemulihan
Pertemuan ke 3
ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
1 • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional
setiap negara
• Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif
atau koersi pihak luar
• Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
• Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
• Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
• Kerja sama efektif antara anggota
kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu Indonesia menjadi perantara dalam proses pemisahan diri
muslim di Filipina Selatan. Indonesia sangat berperan aktif dalam organisasi ASEAN. Sebagai sesama
negara dalam satu kawasan, satu ras, satu rumpun, hubungan negara-negara di AsiaTenggara seperti
layaknya kakak beradik. Menyadari akan hal itu, maka Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa
berdirinya ASEAN. Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan, ASEAN
menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu aktif berpartisipasi dalam
setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau pertemuan-pertemuan ASEAN. Indonesia
sering menjadi tuan rumah dalam acara-acara penting ASEAN. Di antaranya adalah sebagai berikut. a.
KTT ASEAN pertama KTT ini diselenggarakan di Bali pada tanggal 24 Februari 1976.
Dalam KTT ini dihasilkan dua dokumen penting ASEAN yaitu sebagai berikut:
1) Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi kerangka kerja sama
ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.
2) Perjanjian persahabatan dan kerja sama. Dalam perjanjian ini disepakati prinsip-prinsip dasar dalam
hubungan satu sama lain.
A.Prinsip ini antara lain tidak campur tangan urusan dalam negeri satu sama lain, menyelesaikan
perselisihan dengan cara damai, dan menolak penggunaan ancaman/ kekerasan.
b. Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama. Pertemuan diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 30 November 1996. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan yang dihasilkan dalam
KTT ke-5 ASEAN di Bangkok pada bulan Desember 1995.
c. KTT ASEAN ke-sembilan KTT ke-sembilan diselenggarakan di Bali tanggal 7 Oktober 2003. Dalam
KTT ini dihasilkan Deklarasi ASEAN Bali Concord II, sebagai kelanjutan dari Bali Concord I 1976. Bali
Concord II berfungsi memperkuat Visi ASEAN 2020. Dalam Bali Concord II ditetapkan Komunitas
ASEAN yang didasarkan atas tiga pilar yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi
ASEAN (AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC
Penandatanganan Deklarasi Bangkok sebagai awal pendirian ASEAN Negara-negara ASEAN
menyepakati gedung sekretariat ASEAN bertempat di Jakarta. Di gedung inilah sekretaris jenderal
ASEAN bertugas.
Tiga orang tokoh dari Indonesia pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal ASEAN yaitu
H. R. Dharsono (1977-1978),
Umarjadi Nyotowijono (1978-1979), dan
Rusli Noor (1989-1992).
2. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Bagi Indonesia, Gerakan Non Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi Negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha
secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip
Gerakan Non Blok. GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat
dikatakan lahir sebagai Negara netral yang tidak memihak.
Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
maka penjajahan diatas dunia haurs dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Selain itu diamanatkan pula bahwa Indonesia
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar GNB.

Tokoh-tokoh pengganggas Gerakan Non Blok yaitu


Soekarno,
Josep Broz Tito,
Gamal Abdul Naser,
Pandit Jawaharlal Nehru
Kwame Nkrumah
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas dan
aktif itu, selain sebagai salah satu Negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan
memegang teguh pada prinsipprinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten ditunjukkan
Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992 – 1995. Selama
tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut, GNB berhasil memainkan peran
penting dalam percaturan politik global.
Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik
berat kerjasama pada pembangunan ekonomi. Akan tetapi meskipun demikian, politik dan
keamanan negara-negara sekitar tetap menjadi perhatian.
Dengan kontribusi positifnya selama ini, Indonesia dipercaya untuk turut menyelesaikan berbagai
konflik regional, antara lain konflik berdarah di Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina dan
sengketa di Laut Cina Selatan. Meskipun sekarang, Indonesia tidak lagi menjabat sebagai
pimpinan GNB, namun tidak berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai
permasalahan penting GNB akan berhenti atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan
tetap berupaya menyumbangkan peranannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang
dengan mengoptimalkan pengalaman yang telah didapat selama menjadi Ketua GNB.
1. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama antara lain berdoa sesuai
dengan agama (menjalankan)
1.1.2 Menunjukkan sikap suka memberi atau menolong sesama (Menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan sikap perhatian terhadap kebersihan kelas antara lain membersihkan kelas
(Menjalankan)
2.1.4 Sikap mmbantu teman dalam menyelesaikan proses pembelajaran (menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu beribadah sesuai agama dan keyakinan masing- Amat Baik
masing Baik
2) Kadang-kadang beribadah sesuai agama dan keyakinan Cukup
masing-masing
3) Tidak beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-
masing
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu memberi atau menolong sesama Amat Baik
2) kadang-kadang memberi atau menolong sesama Baik
3) tidak suka memberi atau menolong sesama Cukup
3 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu membersihkan kelas Amat Baik
5) Kadang membersihkan kelas Baik
6) Tidak membersihkan kelas Cukup
4 Sikap Sosial indicator 2
1) selalu membantu teman dalam pembelajaran Amat Baik
2) kadang-kadang membantu teman dalam pembelajaran Baik
3) tidak pernah membantu teman dalam pembelajaran Cukup

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

B. Penilaain PenegtahuaN

SOAL

1. Apakah arti dari politik luar negeri , ,hubungan luar negeri dan Politik internasional !
2. Faktor apa sajakah yg membuat sebuah negara penting menjalin hubungan Internasional!
3. Tuliskan prinsip kerja sama ASEAN!
4. Tuliskan penggagas GNB!
5. Tuliskan prestasi bangsa Indonesia dalam dunia internasional!

KUNCI JAWABAN

Untuk jawaban no 1
a. Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk
mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara serta
kepentingan nasional negara yang bersangkutan
b. Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan semua
pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
c. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan tindakan beberapa atau
semua negara, serta proses interaksi antarnegara maupun antarnegara dengan organisasi internasional.

Kunci jawaban no 2

a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta
maupun intervensi dari negara lain.
b. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama
dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan.

Kunci jawaban no 3

Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:


1 • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional
setiap negara
• Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif
atau koersi pihak luar
• Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
• Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
• Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan

UNTUK KUNCI JAWABAN NO 4


Tokoh-tokoh pengganggas Gerakan Non Blok yaitu :
Soekarno,
Josep Broz Tito,
Gamal Abdul Naser,
Pandit Jawaharlal Nehru
Kwame Nkrumah

UNTUK KUNCI JAWABAN NO 5

Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI yang pertama di PBB.
Duta Besar Palar bahkan telah memiliki peran besar dalam usaha mendapatkan pengakuan internasional
kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1947. Duta Besar
Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan walaupun pada saat
itu beliau hanya sebagai “peninjau” di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Pada
saat berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB ketika Indonesia diterima sebagai anggota PBB, Duta
Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji bahwa Indonesia akan
melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB. Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953.
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB.
Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian).
2.satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua
sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Indonesia juga terlibat langsung dalam
pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi
perdamaian PBB di berbagai negara yang mengalami konflik.
3.Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika pertama kali terpilih sebagai
anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975.
Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 1995-1996.
Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti
tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB.
Terakhir, Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa bakti
2007-2009.
4.Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota PBB lainnya
yang dipilih pada tahun 2006.
Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui
dukungan 165 suara negara anggota PBB.
5.. Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation) Indonesia sebagai bagian
dari Asia Tenggara . Sebagai pemrakarsa lahirnya ASEAN.

Rubrik penilaian Pengetahuan

Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor


1  Mammpu menjelaskan arti dr hubungan luar negeri 10
 Mammpu menjelaskan arti dr politik luar negeri 10
 Mammpu menjelaskan arti dr Politik internasional 10

2  menjelaskan Faktor ekternal 5


 menjelaskan factor internal 5

3  Menyebutkan 5 prinsip ASEAN 15


4  Mampau menyebutkan pemrakarsa GNB 15

5  Menuliskan5 prestasi Indonesia dalam dunia internasional 30

Jumlah 100

1. Penilaian ketrampilan
2.
Soal : Menyaji hasil analisis DINAMIKA PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100
Penilaian Keterampilan

No Nama Siswa Indikator Ket


Hasil Menyajikan/bert Memper Menam Rapi
analisis anya/menjawab hatikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
penyajian sebagai
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : MEWASPADAI ANCAMAN TERHADAP KEDUDUKAN
NKRI
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A.Tujuan Pembelajaran

Melalui pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan hasil mengolah informasi) dan model pembelajaran Problem based learning peserta didik mampu
menjelaskan ancaman di bidang ekonomi dan sosial budaya serta menganalisis strategi mengatasi ancaman di bidang
ekonomi dan sosial budaya dengan karakter religious, nasionalisme, mandiri, integritas, gotong royong dan peduli
lingkungan.
B.Kegiatan Pembelajaran

NO URAIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru meminta peserta didik untuk memimpin doa.
2. Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan mengingatkan kebersihan
lingkungan kelas misalnya dengan memberikan motivasi Guru menyampaikan garis besar
cakupan materi yaitu ancaman dibidang ekonomi sosial budaya dan strategi mengatasi ancaman
di bidang ekonomi sosial budaya (Buku Siswa hal. 152-156 dan hal. 161-163).
3. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi selama proses
pembelajaran, penilaian pengetahuan berupa penugasan, penilaian keterampilan berupa
observasi pada saat peserta didik berdiskusi.
4. Menyampaikan teknis pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu melanjutkan diskusi kelompok
yakni kelompok 3 dan 4.
2. Kegitan Inti
Diskusi 1 Kelompok 2
1. Kelompok 2, mempresentasikan materi ancaman dalam bidang ekonomi dan strategi untuk
mengatasi ancaman dalam bidang ekonomi untuk mewujudkan integrasi nasional.
2. Kelompok lain mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok penyaji.
3. Kelompok penyaji menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh kelompok lain.
4. Kelompok penyaji memberikan kesimpulan hasil diskusi.
5. Kelompok penyaji melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan masukan- masukan dalam
diskusi, kemudian makalah dikumpulkan kepada guru sebagai laporan tertulis setelah dilakukan
perbaikan

3. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa mereview proses dan hasil pembelajaran, memberikan umpan balik berupa
karakter yang telah dilakukan selama pembelajaran, memberikan tugas terstruktur,
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran berikutnya serta menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
C.Penilaian
Penialaian sikap diambil dari Jurnal sikap ; penilaian pengetahuan dilakukan dengan penugasan dan penilaian harian dari
modul, dan soal buatan guru penilaian keterampilan dari keterampilan menyajikan hasil diskusi .

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : MEMPERKUKUH PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DALAM KONTEKS NKRI
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan hasil mengolah informasi) dan model pembelajaran Problem based learning peserta didik
mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa serta
menginventarisasi partisipasi masyarakat dalam memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan karakter
religious, nasionalisme, mandiri, integritas, gotong royong dan peduli lingkungan.
B.Kegiatan Pembelajaran

NO URAIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.
2. Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan,mengingatkan kebersihan
lingkungan kelas misalnya dengan memberikan motivasi yang dapat mendorong peserta
didik untuk bersemangat dalam belajar
3. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu menganalisis MEMPERKUKUH
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM KONTEKS NKRI manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. (apersepsi)
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi, dinamika peran Indonesia dalam perdamaian
dunia melalui pendekatan saintifik
2. Kegiatan Inti Orientasi peserta didik pada masalah :
a. .Menganalisis MEMPERKUKUH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM KONTEKS NKRI
b. menjelaskan makna persatuan dan kesatuan bangsa ,aspep-aspek kehidupan bangsa dilihat dari
aspek alamiah dan aspek sosial serta menjelaskan makna WawasanNusantara.
c. menjelaskan konsep NKRImenurut UUDNKRITahun 1945dan mengindentifikasi keunggulan NKRI
a. Menganalisis mengindentifikasi perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan NKRI dan
menganalisis kasus lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan serta perselisihan blok Ambalat menganalisis
1. Peserta didik dibagi kedalam kelompok masing-masing berjumlah 4 -5 orang atau disesuaikan
dengan jumlah peserta didik dalam kelas.
2. Peserta didik dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4 - 5 siswa
3. Peserta didik mengumpulkan informasi dan guru membantu
4. Setiap kelompok menyajikan hasil telaah di kelas sesuai kesepakatan
5. Peserta didik dibantu merefleksi atau evaluasi terhadap proses-proses yang dilakukan

3. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa mereview proses dan hasil pembelajaran, memberikan umpan balik berupa
karakter yang telah dilakukan selama pembelajaran, memberikan tugas terstruktur,
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran berikutnya serta menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.

C.Penilaian:Penialaian sikap diambil dari Jurnal sikap ; penilaian pengetahuan dilakukan dengan penugasan dan penilaian
harian dari modul, dan soal buatan guru penilaian keterampilan dari keterampilan menyajikan hasil diskusi .

Mengetahui Semarang, 3 Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si


LAMPIRAN Materi

Konsep kesatuan yang kita anut meliputi aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan aspek sosial
(poleksosbudhankam). Kesatuan wilayah meliputi darat, laut, dan udara. Kebulatan ini sesuai dengan
politik kewilayahan yang kita anut, yakni Wawasan Nusantara. Berdasarkan konsep Wawasan Nusantara,
negara kita merupakan :
1. negara kepulauan;
2. konsep utamanya adalah manunggalnya wilayah laut darat dengan wilayah laut;
3. sehingga pengertian negara kepulauan itu adalah merupakan suatu wilayah wilayah lautan yang
ditaburi pulau-pulau besar dan kecil;
4. laut atau perairan merupakan wilayah pokok, bukan merupakan pelengkap;
5. laut merupakan bagian ysng tidak terpisahkan dari daratan, bukan pemisah daratan pulau yang satu
dengan yang lainnya.
Bagaimana perwujudan konsep kesatuan bangsa dalam aspek sosial? Dalam aspek sosial, kesatuan
tersebut diwujudkan dalam beberapa aspek kehidupan, yaitu:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik
a. Bahwa keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah,
memeluk, dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan
setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara, yang melandasi,
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penanaman Kesadaran Berkonstitusi Supaya pelaksanaan Wawasan Nusantara bisa berjalan efektif, maka
diperlukan kesadaran WNI untuk :
1. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan
warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga
negara yang memiliki cara pandang :
. 1. Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum, dalam arti bahwa hanya ada
satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, ikut menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif
serta diabadikan untuk kepentingan nasional.
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi :
1. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. 2.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-
ciri khas yang dimiliki oleh daerahdaerah dalam mengembangkan ekonominya.
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran
rakyat.
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang
serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarkat yang sama, merata dan seimbang serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa
seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan
a. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan
negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di dalam pembelaan negara.
Dari uraian di atas semakin jelas tergambar bahwa negara kepulauan Indonesia dipersatukan bukan hanya
dari aspek kewilayahannya saja, tetapi meliputi pula aspek ideology, polittik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan kemanan.
Wawasan Nusantara bagi Indonesia merupakan suatu politik kewilayahan bangsa dan negara Indonesia.
Sebagai politik kewilayahan, Wawasan Nusantara mempunyai sifat manunggal dan utuh menyeluruh.
Wawasan Nusantara bersifat manunggal artinya mendorong terciptanya keserasian dan keseimbangan
yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Sedangkan utuh
menyeluruh maksudnya menjadikan wilayah nusantara dan rakyat Indonesia sebagai satu kesatuan yang
utuh dan bulat serta tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apa pun sesuai dengan asas satu nusa, satu
bangsa dan satu bahasa persatuan Indonesia.
Konsep selanjutnya, yakni konsep keempat yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa
adalah integrasi nasional. Integrasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses
Info Kewarganegaraan Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme dan patriotism: 1. Pro
patria dan primus patrialis yaitu mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air. 2. Jiwa
solidaritas dan setia kawan 3. Jiwa toleransi dan tenggang rasa antaragama, antarsuku, antar golongan dan
antarbangsa. 4. Jiwa tanpa pamrih dan tanggung jawab 5. Jiwa kstaria dan kebesaran jiwa yang tidak
mengandung unsur dendam.
Dengan demikian integrasi nasional berarti integrasi yang terjadi di dalam tubuh bangsa dan
negara Indonesia.
Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa yang
berdaulat, memiliki faktor-faktor integratif bangsa sebagai perekat persatuan, yaitu:
1. Pancasila.
2. UUD 1945,
3. Sang Saka Merah Putih.
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
5. Bahasa Indonesia, dan
6. Sumpah Pemuda.
Konsep kelima yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa adalah
nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu faham yang mengang-gap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap
pribadi harus diserahkan kepada negara. Faham nasionalisme mulai dikenal di Indonesia sejak awal abad
ke-20, yaitu saat berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo itu merupakan
awal dari Kebangkitan Nasional dan merupakan awal dari kesadaran nasional. Tanggal berdirinya
organisasi pergerakan tersebut hingga kini kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Konsep terakhir yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa adalah patriotisme.
Coba kalian pikirkan sejenak, apakah patriotisme berbeda dengan nasionalisme? Patriotisme merupakan
salah satu unsur nasionalisme. Patriotisme merupakan sikap sudi mengorbankan segala-galanya untuk
kejayaan tanah air, bangsa dan negara.
ciri-ciri patriotisme diantaranya: 1. Cinta tanah air 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara 3. Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan. 4. berjiwa pembaharu 5. Tidak kenal menyerah
LAMPIRAN MATERI PERTEMUAN KE 2
Keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan. Hal
ini bisa dibuktikan dari nama lain atau julukan terhadap Indonesia, yaitu nusantara, yang berarti di
antara nusa atau di antara pulau. Jadi, Indonesia terdiri di antara pulau-pulau. Sebagai negara
kepulauan karena jumlah pulau besar dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia sangat banyak
yaitu mencapai ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut terletak di persimpangan dunia, yaitu di antara dua
samudera dan dua benua. Kedua samudera tersebut adalah Samudera Hindia dan Pasifik, serta di
antara Benua Asia dan Australia. Begitu indahnya pulau-pulau yang terletak di wilayah indonesia
yang membujur di garis khatulistiwa, sehingga diibaratkan bagaikan “Untaian Ratna Mutu Manikam
atau Zamrud Khatulistiwa”. Sekalipun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, namun hal
tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi perekat untuk
semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan secara yuridis formal
bangsa Indonesia telah mempunyai landasan yang kuat, misalnya dinyatakan dalam Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesi Tahun 1945 alinea II. Selain itu juga dalam Pasal 1 Ayat (1) yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Dengan demikian,
sekalipun secara nyata Indonesia terdiri dari berbagai keanekaragaman penduduknya yang tersebar di
berbagai pulau besar dan kecil tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai. Hal ini sudah
barang tentu merupakan poin tersendiri yang menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Melihat dan mencermati kondisi dan letak geografis wilayah Indonesia, sudah
sewajarnyalah setiap insan yang merasa dirinya sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai
kebanggaan tersendiri. Bangga di sini dalam arti merasa berbesar hati atau merasa gagah karena
mempunyai Penanaman Kesadaran Berkonstitusi NKRI adalah harga mati. Pernyataan tersebut
mengandung makna yang sangat dalam. Dalam pernyataan tersebut tergambar ketegasan sikap dan
cita-cita bahwa negara Indonesia diperjuangkan kemerdekaannya untuk mewujudkan konsep negara
kesatuan diimplementasikan di bumi Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut telah banyak
pengorbanan yang dilakukan para pahlawan mulai pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan
nyawa. Hal tersebut dilakukan karena mereka mempunyai semangat kebangsaan. Semangat itulah
yang harus kita jaga dan selalu mewarnai setiap perilaku kita. berbagai kelebihan atau keunggulan.
Jadi, yang dimaksud bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia adalah merasa besar hati atau
merasa berbesar jiwa atau merasa gagah sebagai bangsa Indonesia. Konsekuensinya, kalau kita
merasa bangga sebagai bangsa Indonesia akan selalu berupaya menjunjung tinggi nama baik bangsa
dan negara, dimanapun kita berada. Kita juga akan selalu berupaya meningkatkan citra dan nama baik
Indonesia melalui perbuatan-perbuatan nyata di masyarakat, seperti tidak merusak hutan-hutan
lindung, benda-benda bersejarah apalagi memperjualbelikannya, selalu menggunakan produk dalam
negeri, dan sebagainya.
Negara Indonesia memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut
menurut Dadang Sundawa diantaranya adalah:
a. Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu menempati urutan keempat di dunia
setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi yang tidak
ternilai harganya dalam upaya mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk sebagai modal
dasar dalam melaksanakan pembanagunan dalam upaya menyejahterakan bangsa.
b. Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan social budaya, seperti adat istiadat,
bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya. Peerbedaan atau keanekaragaman tersebut tidak
menjadikan bangsa Indonesia berceraiberai, namun justru merupakan potensi untuk mnengembangkan
dirinya menjadi bangsa yang besar. Hal ini juga didorong oleh adanya semangat persatuan dan
kesatuan sehingga sekalipun terdapat perbedaan, namun bukan perbedaan yang ditonjolkan tetapi
justru persamaannya.
c. Dalam pengembangan wilayah, kita mempunyai konsep Wawasan Nusantara sehingga sekalipun
terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya kita tetap satu pandangan, yaitu yang
memandang bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam.
d. Semangat sumpah pemuda yang selalu merasuki jiwa dan kalbu bangsa Indonesia. Dengan
menunjukkan bahwa kita sama-sama memahami satu wilayah negara dan tanah air yang sama, yaitu
Indonesia; sama-sama merasa berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan sama-sama menggunakan
bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia serta memiliki sejarah yang sama, yaitu sejarah Indonesia.
Dalam pergaulan yang ditonjolkan adalah bangsa Indonesianya, bukan dari mana asal daerahnya.
e. Memiliki tata krama atau keramahtamahan, sejak dahulu bangsa Indonesia sangat terkenal akan
keramahan dan kesopanannya sehingga sangat menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk datang ke
Indonesia. Namun demikian, akhir-akhir inii ini kesopanan dan keramahan bangsa Indonesia agak
tercemar oleh ulah segelintir manusia yang tidak bertanggungjawab, terutama yang gemar membuat
kerusuhan, kerusakan dan perangai-perangai lain yang justru membuat bangsa lain takut dating ke
Indonesia.
f. Letak wilayahnya yang amat strategis, yaitu diposisi silang dunia sehingga membuat Negara
Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah untuk dikunjungi dan disinggahi oleh bangsa-
bangsa lain.
g. Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi, misalnya pantai-pantai di Bali (Pantai Kuta,
Pantai Sanur dan sebagainya), Sumatra (Danau Toba), Jawa Barat (Pantai Pangandaran, Pantai Carita,
Gunung Tangkuban Perahu). Keanekaragamann flora dan faunanya membuat bangsa Indonesia juga
sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain.
Keindahan alam menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia h. Salah satu
keajaiban didunia juga ada di Indonesia, yaitu berupa Candi Borobudur yang tidak sedikit menarik
wisatawan untuk datang ke Indonesia.
Selain candi Borobudur, Indonesia pun mempunyai keajaiban dunia lainnya yaitu Pulau Komodo. i.
Wilayahnya sangat luas, yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas 2.027.087 Km2 dan
lautan seluas 3.166.163 Km2. j. Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam. Selain hal-hal di
atas yang merupakan kondisi objektif bangsa Indonesia, maka secara internasional atau mendunia,
bangsa
Indonesia juga sudah beberapa kali dipercaya oleh bangsa-bangsa lain untuk menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan yang bersifat internasional yang juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi
bangsa-bangsa lain. Kita masih ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, di mana bangsa Indonesia
dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang
dampaknya sangat luas bagi bangsa-bangsa di wilayah Asia-Afrika dalam upaya memerdekakan diri
dari belenggu penjajah, terutama yang masih belum merdeka saat itu. Kita juga pernah dipercaya
menjadi tuan rumah KTT Non Blok pada tahun 1992, dan Negara Indonesia juga termasuk perintis
dan pendiri Gerakan Non Blok tersebut.
Selain itu kita juga mempunyai pabrik pesawat terbang yang bernama PT Dirgantara Indonesia
(dahulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN) yang telah menghasilkan pesawat-
pesawat yang bisa dibanggakan. Sebagai bukti rasa cinta dan bangga yang sangat mendalam terhadap
wilayah tanah air, banyak di antara seniman-seniman kita yang merefleksikannya dalam bentuk syair
maupun lagu. Ada lagu yang berjudul ”Rayuan Pulau Kelapa” yang diciptakan Ismail Marzuki, ada
juga beberapa lagu karya Koes Plus yang diberi judul Nusantara dan Kolam Susu yang
menggambarkan betapa indah dan suburnya keadaan alam Indonesia. Kesemuanya itu sudah barang
tentu merupakan alasan yang sangat obyektif untuk menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Perasaan bangga sebagai bangsa Indonesia sudah barang tentu bukan hanya sekedar slogan
belaka, akan tetapi harus dibuktikan dengan karya-karya nyata, baik dalam bentuk partisipasi dalam
pembangunan maupun dalam bentuk karya-karya yang dihasilkannya.
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
1. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Persatuan dan kesatuan suatu negara
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan yang dijalankannya. Begitu
juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tengah melaksanakan pembangunan di segala
bidang sangat memerlukan Persatuan dan kesatuan negara yang di dalamnya terdapat semangat
persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia. Suatu program pembangunan tidak akan terlaksana
dengan baik dan mencapai suatu keberhasilan jika kondisi negara terpecah belah atau tidak adanya
persatuan dan kesatuan diantara warga negaranya. Dengan demikian Persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pembangunan yang sedang sedang dilaksanakan negara kita. Selain dalam aspek pembangunan,
Persatuan dan kesatuan negara juga memegang peranan penting dalam meningkatkan harga diri
bangsa di hadapan bengsa dan negara asing. Bangsa dan negara asing menghormati bangsa dan
negara kita, serta tidak akan berani mencampuri urusan negara kita. Bangsa dan negara kita tidak akan
mudah dipecah-belah dan diinjak-injak oleh negara lain, jika seluruh lapisan masyarakat memperkuat
Persatuan dan kesatuan negara.
Coba kamu bayangkan, apa yang akan terjadi jika negara kita terpecah belah? Tentu saja yang akan
terjadi adalah negara kita akan dianggap sepele oleh bangsa dan negara lain, bahkan tidak menutup
kemungkinan bangsa dan negara kita akan dijajah kembali oleh bangsa dan negara asing. Persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah hal yang mutlak dipertahankan dan terus
diperkuat dalam seluruh aspek kehidupan. Kita harus menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa, misalnya merendahkan suku bangsa lain, mengganggap
sukunyalah yang paling baik dan sebagainya. Kita harus memupuk persaudaraan dengan sesama
warga negara Indonesia supaya persatuan dan kesatuan negara kita senantiasa terjaga.
Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu
Sumpah Pemuda,
Pancasila dan
semboyan Bhineka Tunggal Ika. Ketiga faktor tersebut merupakan pemersatu seluruh bangsa
Indonesia.
Ketiga faktor tersebut dapat mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman yang telah mewarnai
kehidupan bangsa Indonesia. Perbedaan suku bangsa, agama, bahasa dan sebagainya dapat
dipersatukan dengan menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga faktor tersebut, sehingga
pada akhirnya akan memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad dari seluruh pemuda
Indonesia yang merupakan unsur utama perjuangan bangsa Sumber: http:// infoindonesiakita. com
Pertentangan dan kerusahan timbul sebagai akibat dari lunturnya semangat persatuan dan kesatuan.
dalam melawan penjajah untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan meraih
kemerdekaan. Dalam isi rumusan Sumpah Pemuda tersebut terkandung nilai utama yaitu satu nusa
(tanah air), satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Ikrar satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
telah menjadi penyemangat bangsa Indonesia untuk bersatu. Ikrar ini juga telah memberikan manfaat-
manfaat lainnya seperti mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan diantara bangsa
Indonesia; membina kerukunan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan
menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman terhadap satu pulau atau daerah berarti ancaman bagi
seluruh tanah air Indonesia. Nah, ikrar inilah yang dapat memperkokoh Persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dapat memperkokoh Persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu dikarenakan nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau
menyeluruh. Artinya nilai-nilai Pancasila tidak diciptakan hanya untuk satu suku bangsa saja. Nilai-
nilai Pancasila juga tidak hanya diperuntukan untuk penganut agama tertentu saja, akan tetapi nilai-
nilai Pancasila berlaku dan menjadi pedoman hidup Rakyat Indonesia tanpa memandang perbedaan
suku bangsa, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Pancasila dimiliki dan digunakan oleh semua unsur bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika artinya
walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Inti dari semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah adanya
persatuan dalam berbagai perbedaan. Kondisi bangsa Indonesia yang diliputi oleh berbagai perbedaan
dapat dipersatukan salah satunya dengan melaksanakan makna semboyan bhineka tunggal ika.
Semboyan tersebut menjadi penyemangat seluruh rakyat Indonesia untuk memersatukan bangsa
Indonesia di tengah-tengah perbedaan. Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
akan senantiasa terjaga jika nilai-nilai dalam semboyan bhineka tunggal ika selalu dilaksanakan oleh
rakyat Indonesia dalam pergaulan sehari-hari. 2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2. Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Sebagaimana diuraikan pada bab
sebelumnya bahwa persatuan dan kesatuan bangsa merupakan syarat mutlak untuk memperoleh
kemajuan bangsa. Akan tetapi pada kenyataannya, kita sering melihat berbagai peristiwa yang
mencerminkan gejala perpecahan bangsa seperti kerusuhan antar pendukung klub sepakbola,
demonstrasi yang diwarnai aksi kekerasan, konflik antar suku dan sebagainya. PPKn | 197 Peristiwa-
peristiwa tersebut apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan rusaknya persatuan dan kesatuan
bangsa. Pada bagian sebelumnya, kalian sudah mengetahui beberapa faktor yang mendorong semakin
kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nah, ternyata ada juga faktor-faktor yang
berpotensi menjadi penghambat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal tersebut
penting kalian ketahui, supaya senantiasa meningkatkan kewaspadaan akan hal tersebut
3. Faktorfaktor yang berpotensi menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diantaranya:
a. Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia. Kondisi ini bisa menjadi penghambat
persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak diiringi oleh sikap saling menghargai, menghormati dan
toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat mengakibatkan
munculnya perbedaan pendapat yang lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerah yang berlebihan
bisa memicu terjadinya konflik antar daerah atau antar suku bangsa.
b. Geografis Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu
kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang
mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan
alam yang berlimpah. Kondisi ini akan semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa apabila
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan masih belum bisa di
atasi.
c. Munculnya gejala etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Hal tersebut apabila tidak
diatasi tentu saja akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Melemahnya nilai budaya bangsa Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsurunsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio,
film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
e. Pembangunan yang tidak merata Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu
dapat menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang. Hal tersebut apabila tidak diselesaikan dapat
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
D. Perilaku yang Menunjukkan Sikap Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Ketika berada di rumah, kalian dapat menampilkan sikap rukun melalui perilaku saling
menghormati dan menyayangi dengan anggota keluarga yang lain, tidak memaksakan kehendak
kepada anggota keluarga yang lain, menghargai perbedaan pendapat, menjaga nama baik keluarga
ketika bergaul dengan orang lain dan sebagainya.
Dalam kehidupan di sekolah, kalian senantiasa menampilkan sikap dan perilaku saling
tolong dan saling berbagi dengan teman, menghargai dan menghormati pendapat teman, tidak
membedakan-bedakan teman dalam bergaul, menghormati guru dan sebagainya.
Dalam kehidupan di masyarakat, kalian harus tetap menjaga kerukunan warga dengan
sikap tolong-menolong, saling menjaga perasaan, saling menghormati, saling menghargai hak orang
lain, tidak membeda-bedakan suku, agama dan daerah, bersikap arif, mau bekerja sama dengan orang
lain serta mau bekerja keras dalam membangun bangsa. Sikap dan perilaku-perilaku yang disebutkan
tadi harus kalian amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Supaya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia senantiasa terjaga.

2. Instrumen Penilaian
C. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.1.3 Menunjukkan sikap melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama antara lain berdoa sesuai
dengan agama (menjalankan)
1.1.4 Menunjukkan sikap suka memberi atau menolong sesama (Menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan sikap perhatian terhadap kebersihan kelas antara lain membersihkan kelas
(Menjalankan)
2.1.4 Sikap mmbantu teman dalam menyelesaikan proses pembelajaran (menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
7) Selalu beribadah sesuai agama dan keyakinan masing- Amat Baik
masing Baik
8) Kadang-kadang beribadah sesuai agama dan keyakinan Cukup
masing-masing
9) Tidak beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-
masing
2 Sikap Spiritual indicator 2
1) selalu memberi atau menolong sesama Amat Baik
2) kadang-kadang memberi atau menolong sesama Baik
3) tidak suka memberi atau menolong sesama Cukup
3 Sikap sosial indicator 1
10) Selalu membersihkan kelas Amat Baik
11) Kadang membersihkan kelas Baik
12) Tidak membersihkan kelas Cukup
4 Sikap Sosial indicator 2
4) selalu membantu teman dalam pembelajaran Amat Baik
5) kadang-kadang membantu teman dalam pembelajaran Baik
6) tidak pernah membantu teman dalam pembelajaran Cukup

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

D. Penilaain Penegtahuan

SOAL

1.apakah yang di maksud kesatuan politik, ,ekonomi dan social!


2. Tuliskan factor memperkuat pwrsatuan dan kesatuan!
3. Tuliskan factor pemhambat persatuan dan kesatuan1
4 berikan contoh perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan di rumah,di sekolah dan di
masyarakat!
KUNCI JAWABAN

Untuk jawaban no 1
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik
a. Bahwa keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah,
memeluk, dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan
setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara, yang melandasi,
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi :
1. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. 2.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-
ciri khas yang dimiliki oleh daerahdaerah dalam mengembangkan ekonominya.
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran
rakyat.
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang
serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarkat yang sama, merata dan seimbang serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa
seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Jawaban no 2
Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yaitu
Sumpah Pemuda,
Pancasila dan
semboyan Bhineka Tunggal Ika
kunci jawaban no 3
a. Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia. Kondisi ini bisa menjadi penghambat
persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak diiringi oleh sikap saling menghargai, menghormati dan
toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat mengakibatkan
munculnya perbedaan pendapat yang lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerah yang berlebihan
bisa memicu terjadinya konflik antar daerah atau antar suku bangsa.
b. Geografis Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu
kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang
mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan
alam yang berlimpah. Kondisi ini akan semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa apabila
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan masih belum bisa di
atasi.
c. Munculnya gejala etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Hal tersebut apabila tidak
diatasi tentu saja akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Melemahnya nilai budaya bangsa Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsurunsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio,
film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
e. Pembangunan yang tidak merata Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu
dapat menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang. Hal tersebut apabila tidak diselesaikan dapat
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
kunci jawaban no4
di rumah, kalian dapat menampilkan sikap rukun melalui perilaku saling menghormati dan
menyayangi dengan anggota keluarga yang lain, tidak memaksakan kehendak kepada anggota
keluarga yang lain, menghargai perbedaan pendapat, menjaga nama baik keluarga ketika bergaul
dengan orang lain dan sebagainya.
Dalam kehidupan di sekolah, kalian senantiasa menampilkan sikap dan perilaku saling
tolong dan saling berbagi dengan teman, menghargai dan menghormati pendapat teman, tidak
membedakan-bedakan teman dalam bergaul, menghormati guru dan sebagainya.
Dalam kehidupan di masyarakat, kalian harus tetap menjaga kerukunan warga dengan
sikap tolong-menolong, saling menjaga perasaan, saling menghormati, saling menghargai hak orang
lain, tidak membeda-bedakan suku, agama dan daerah, bersikap arif, mau bekerja sama dengan orang
lain serta mau bekerja keras dalam membangun bangsa. Sikap dan perilaku-perilaku yang disebutkan
tadi harus kalian amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Supaya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia senantiasa terjaga.
Rubrik penilaian Pengetahuan

Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor


1 Mampu menjelaskan arti wujud persatuan dan kesatuan dalam politik! 10
Mampu menjelaskan arti wujud persatuan dan kesatuan dalam sosbud! 10
Mampu menjelaskan arti wujud persatuan dan kesatuan dalam ekonomi! 10

2  menjelaskan perekat persatuan dan kesatuan 10

3  Menyebutkan 5 factor penghambat persatuan dan kesatuan ! 30


4  Mampu memberikan contoh perilaku sesuai persatuan dan kesatuan di 10
rumah!
 Mampu memberikan contoh perilaku sesuai persatuan dan kesatuan di 10
sekolah
 Mampu memberikan contoh perilaku sesuai persatuan dan kesatuan di 10
masyarakat

Jumlah 100

3. Penilaian ketrampilan

Soal : Menyaji hasil analisis MEMPERKUKUH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM
KONTEKS NKRI

Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan

No Nama Siswa Indikator Ket


Hasil Menyajikan/bert Memper Menam Rapi
analisis anya/menjawab hatikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
penyajian sebagai
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas / Program : XI / IPA
Tahun Pelajaran : 2020/2021

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2 Menunjukkan perilaku jujur, responsif, tanggung jawab,peduli,santun dan pro aktif sebagai bagian dari
solusi atas atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulanberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


SMT KOMPLEK DAYA INTAKE RATA-RATA
SITAS DUKUNG
1.1. Mensyukuri ham berdasarkan persepektif Pancasila sebagai anugerah Tuhan 7,0 7,5 8,0 7,5
1

2.1 bersikap peduli tsrhadap ham berdasarkan perspektif pancasila dalam kehidupan 7,0 8,0 7,5 7,5
berbangsa dan bernegara.

3.1 Menganalisispelanggaran ham dalam persepektif pancasila dalam pewrspektif pancasila 7,0 8,0 7,5 7,5
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4.1 menyajikan hasil analisis pelanggaran ham dalam Persepektif pancasila dalam kehidupan 7,0 8,0 7,5 7,5
berbangsa dan bernegara

7,0 7,9 7,6 7,5

1.2. Menghargai nilai-nilai ke Tuhanan dalam berdemokrasi Pancasila sesuai UUD1945 RI 8,0 7,0 7,5 7,5
tahun 1945
2.2.Berperilaku santun dalam demokrasi Pancasila sesuai UUD RI tahun 1945 8,0 7,0 7,5 7,5

3.2. mengkaji sistim dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUD negara republik 7,0 8,0 7,5 7,5
Indonesia tahun 1945

4.2 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik 7,0 8,0 7,5 7,5
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama
dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan

7,5 7,5 7,5 7,5


1.3. Mensyukuri nilai-nilai dalam sistim hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan 7,0 8,0 7,5 7,5
UUDnegara RI tahun 1945 sebagai bentuk pengadilan kepada TUHAN YME

2.3.Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan 8,0 7,0 7,5 7,5
peradilan di Indonesia.
3.3. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UUD negerara 7,0 8,0 7,5 7,5
RI tahun 1945.
4.3. Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia dengan 7,0 8,0 7,5 7,5
UUD1945
7,3 7,8 7,5 7,5

1.4.Mensyukuri peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia sebagai anugerah 7,0 8,0 7,5 7,5
Tuhan yang Maha Esa.

2.4. bersikap toleran dan cinta damai sebagai refleksi peran Indonesia dalam perdamaian 8,0 7,0 7,5 7,5
dunia dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

3.4. Menganalisis peran ndonesia dalam perdamaian dunia saesuai UUD negara RI tahun 1945 7,0 8,0 7,5 7,5

4.4. Mendemontrasikan hasil analisis tentang peran Indonesai dalam perdamaian dunia 7,0 8,0 7,5 7,5
sesuai UUDN RI tahun 1945.

7,3 7,8 7,5 7,5

7,50

1.5. Bersyukur pada Tuhan YME atas nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman 8,0 7,0 7,5 7,5
terhadap negara strategi mengatasi berdasarkan atas asas Bhineka Tunggal Ika.
2

2.5.bersikap responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara , strategi mengatasinya 8,0 7,0 7,5 7,5
berdasarkan asas Bhineka Tunggal Ika.

3.5. mengkaji kasus-kasus yang mengancam idiologi, 7,0 7,5 8,0 7,5
politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan, dan keamanan dan strategi mengatasinya dalam
bingkai Bhineka tunggal Ika.

4.5. Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang potensi ancaman terhadap 7,0 8,0 7,5 7,5
idiologi, politik, ekonomi,sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dan strategi
mengatasinya dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.r pembentuk integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika

7,5 7,4 7,6 7,5

1.6 . Bersyukur pada Tuhan YME atas nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangasa dalam 8,0 7,0 7,5 7,5
Negara Kesatuyan Republik Indonesia.

2.6. Bersikap pro aktif dalam menerapkan nilai-nilai- persatuan dan kesatuan bangsa dan 8,0 7,0 7,5 7,5
negara Kesatuan RI.
3.6. Mengindentifikasi faktor pendorong dan penghambat persdatuan dan kesatuan bangsa 7,0 7,5 8,0 7,5
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

4.6. Menyajikan hasil identifikasi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan 7,0 8,0 7,5 7,5
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7,8 7,1 7,6 7,5

7,50
NILAI KKM SMT. 1 dan SMT. 2 7,50

Mengetahui, Semarang, Juli 2020


Kepala SMA SEMESTA Semarang Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, S.Si Erna Yunaini, S.H.,M.Si


ALOKASI WAKTU PROGRAM TAHUNAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA SEMARANG


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Kelas : XII
Semester : 1 dan 2
Waktu : 32 Jam ( smtr 1) dan 24 jam (smtr 2)

Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
3. bangsa dalam pergaulan dunia.
4. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
5. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

Alokasi
No. Kompetensi Dasar Materi
Waktu

1. 1. 1 . Mengamalkan ketaatan terhadap agama dan


kepercayaan yang dianut dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
1.2. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pasal
28E dan 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
1.3. Menghayati jiwa toleransi antarumat beragama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.4. Menghargai karakter berakhlak mulia dalam
memperkuat komitmen negara kesatuan.
2 2.1 Bersikap proakatif dan responsive terhadap kewajiban
warga negara dala kehidupan berbangsa dan bernegara

2.2 Berprilaku jujur dalam praktik perlindungan dan


penegakkan hukum.

2.3. Bertanggung jawab dalam menyikapi pengaruh


kemajuan IPTEK dalam bingkai Bhineka tunggal ika.
2.4.bersikap pro aktif dalam mengembangnkan persatuan
dan kesatuan bangsa sebagai upaya dalam menjaga dan
mempertahankan NKRI

SEMESTER GANJIL
3.1 Menganalisis berbagai kasus pelanggaran 12 x 40 Kasus-kasus
HAM secara argumentatif dan saling pelanggaran HAM di
keterhubungan antara aspek ideal, Indonesia
instrumental dan praksis sila-sila Pancasila .

4.1 Menyaji pembahasan kasus pelanggaran


HAM secara argumentatif dan saling
keterhubungan antara aspek ideal,
instrumental dan praksis sila-sila Pancasila

Ulangan harian 1 dan 2 4x 40

3.2 . Mengevaluasi praktik perlindungan dan 12 X 40 -Dasar-dasar


penegakan hukum untuk menjamian keadilan perlindungadan
dan kedamaia penegakkan hukum
di Indonesia.
4.2 .Mendemontrasikan hasil evaluasi praktik -Peran lembaga
perlindungan dan penegakan hukum untuk hukum dan
menjamian keadilan dan kedamaian masyarakat dalam
menjamin keadilan
dan dan penegakkan
hukum di Indonesia
-Dinamika
pelanggaran hukum
Ulangan harian 3 dan 4 4 x 40

pengayaan, remidial 8 x 40
Jumlah jam 40 X 40
SEMESTER GENAP
3.3 Mengidentifikasi pengaruh kemajuan ilmu 10 x 40 Pengaruh kemajuan
pengetahuan dan terhadapnegara dalam IPTEK terhadap negara
Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika
4.3 Mempresentasikan hasil identifikasi
pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
danteknologi terhadapnegara dalam Bhineka
Tunggal Ika

Ulangan harian 2 x 40
3.4. Mengevaluasi dinamika persatuan dan kesatuan 10x 40 Dinamika persatuan dan
bangsa sebagai upaya menjaga dan kesatuan bangsa
mempertahankan Negara Kesatuan Republik sebagai upaya kenjaga
Indonesia. dan mempertahankan
2.4. Merancang dan mengkampanyekan persatuan dan Negara Kesatuan
kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan Republik Indonesia
mempertahankan Negara Kesatuan Republik
indonesia.
Ulangan harian 2 x 40
Jumlah jam 24 X 40

Mengetahui, Semarang, Juni 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PKn

Didin Sopandi,S.Si Erna Yunaini,S.H.


PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
PROGRAM SEMESTER GANJIL

P. Tengah Semester 1
Mata Pelajaran : PPKn
Satuan Pendidikan : SMA SEMESTA
Kelas / Program : XII/PA
Semester : 1
Tahun Pelajaran :2020/2021

PERTEMUAN
NO KOMPETENSI DASAR WKT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif dan saling

P. Tengah Semester 1
keterhubungan antara aspek ideal, instrumental dan praksis sila-sila 6 2 2 2
Pancasila
Menyaji pembahasan kasus pelanggaran HAM secara argumentatif dan saling
keterhubungan antara aspek ideal, instrumental dan praksis sila-sila 6 2 2 2
Pancasila
ULANGAN HARIAN 4 2 2
REMIDI dan PENGAYAAN 4 2 2

P. 1Tengah Semester 1
2 Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakkan hukum utk menjamin
6 2 2 2

LIBUR AKHIR SEMESTER 1


keadilan dan kedamaian.

KEMPING OSISS SMT. 1


Mendemonstrasikan hasil evaluasipraktik perlindungan dan penegakkan 2
6 2 2
hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

UAS SMT. 1
ULANGAN HARIAN 4 2 2
REMIDI dan PENGAYAAN 4 2 2

P. Tengah Semester
3

MID SEMESTER I 2
ULANGAN AKHIR SEMESTER I 2

10 2
2 2 2 2
JUMLAH 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 40
2

Mengetahui. Semarang, 1 Juni 2020


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

DIDIN SOPANDI.,M.Si ERNA YUNAINI,S.H.


SILABUS PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
MATA PELAJARAN : PPKn
KELAS/SEMESTER : XII / 1
SEKOLAH : SMA SEMESTA SEMARANG
KOMPETENSI INTI
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER
WAKTU
BELAJAR

1.1 Menghargai  Menghargai perbedaan sebagai Kasus-kasus pelanggaran hak  Mengamati tayangan (1)Penilaian 9 minggu/ Buku penunjang
perbedaan sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa dan pengingkaran kewajiban vidio/film/gambar dengan penuh rasa Sikap 18 JP kurikulum 2013
anugerah Tuhan dalam rangka penghormatan hak warga Negara. syukur, membaca dari berbagai mata pelajaran
yang Maha Esa asasi manusia a. Makna Hak dan sumber tentang Kasus-kasus (20 jp + Ph ) Pendidikan
dalam rangka Kewajiban Warga Negara pelanggaran hak dan pengingkaran Kewarganegaraan
penghormatan hak b. Substansi Hak dan kewajiban warga negara. (2) Penilaian Kelas XII,
asasi manusia Kewajiban Warga Negara  Mengidentifikasi dan mengajukan Pengetahuan : Kemendikbud,
2.1 Bersikap responsif  Bersikap responsif dan proaktif dalam Pancasila pertanyaan dengan penuh tanggung UHB, PAS,PAT tahun 2013 revisi
dan proaktif terhadap pelanggaran hak dan c. Kasus Pelanggaran Hak jawab menggunakanhigh-order 2018
terhadap pengingkaran kewajiban warga dan Pengingkaran thinking skills (HOTS)tentang Kasus- Modul/LKS kls
pelanggaran hak negara dalam kehidupan berbangsa Kewajiban Warga Negara kasus pelanggaran hak dan (3) Penilaian XII/1
dan pengingkaran dan bernegara d. Penanganan Pelanggaran pengingkaran kewajiban warga negara UUD Negara
kewajiban warga Hak dan Pengingkaran Kesatuan RI Tahun
negara dalam Kewajiban Warga Negara  Mengumpulkan data dari berbagai ketrampilan 1945
kehidupan sumber dengan penuh rasa tanggung Koran, majalah,
berbangsa dan jawab tentang Kasus-kasus sumber lain yang
bernegara pelanggaran hak dan pengingkaran relevan
3.1 Menganalisis nilai-  Mengidentifikasi kasus-kasus kewajiban warga negara Pengalaman
nilai Pancasila pelanggaran hak dan pengingkaran  Menganalisis dan menyimpulkan peserta didik dan
terkait dengan kewajiban warga negara dari Kasus-kasus pelanggaran hak dan guru
kasus-kasus berbagai sumber pengingkaran kewajiban warga
pelanggaran hak  Mengidentifikasi dengan penuh negara.
dan pengingkaran tanggung jawab menggunakan high-  Menyajikan hasil pengumpulan data
kewajiban warga order thinking skills (HOTS) tentang secara bertanggung jawab dalam
negara dalam Kasus-kasus pelanggaran hak dan bentuk display atau power point
kehidupan pengingkaran kewajiban warga tentang Kasus-kasus pelanggaran hak
berbangsa dan negara dan pengingkaran kewajiban warga
bernegara  Menjelaskan data dari berbagai negara.
sumber dengan penuh rasa tanggung  Menyajikan tulisan ilmiah tentang
jawab tentang Kasus-kasus kasus-kasus pelanggaran hak dan
pelanggaran hak dan pengingkaran pengingkaran kewajiban warga Negara
kewajiban warga negara
 Menganalisis dan menyimpulkan
Kasus-kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga
negara.
4.1 Menyaji hasil  Menyajikan hasil pengumpulan data
analisis nilai-nilai secara bertanggung jawab dalam
Pancasila terkait bentuk display atau power point
dengan kasus-kasus tentang Kasus-kasus pelanggaran
pelanggaran hak hak dan pengingkaran kewajiban
dan pengingkaran warga negara.
kewajiban warga  Menyajikan tulisan ilmiah tentang
negara dalam kasus-kasus pelanggaran hak dan
kehidupan pengingkaran kewajiban warga
berbangsa dan Negara
bernegara
1.2 Menjalankan  Menjalankan perilaku orang beriman Pelindungan dan penegakan  Mengamati tayangan (1)Penilaian 6 minggu Buku penunjang
perilaku orang dalam praktik pelindungan dan hukum dalam masyarakat vidio/film/gambar dengan penuh rasa Sikap kurikulum 2013
beriman dalam penegakan hukum untuk menjamin untuk menjamin keadilan dan syukur dan atau membaca dari 12 JP mata pelajaran
praktik keadilan dan kedamaian kedamaian berbagai sumber tentang pelindungan Pendidikan
( 14 jp + Ph
pelindungan dan a. Hakikat Perlindungan dan dan penegakan hukum dalam Kewarganegaraan
penegakan hukum Penegakkan Hukum masyarakat untuk menjamin keadilan (2) Penilaian Kelas XII,
untuk menjamin b. Peran Lembaga Penegak dan kedamaian Pengetahuan : ) Kemendikbud,
keadilan dan Hukum dalam Menjamin  Mengidentifikasi dan mengajukan UHB, PAS,PAT tahun 2013 revisi
kedamaian Keadilan dan Kedamaian pertanyaan dengan menggunakanhigh- 2018
2.2 Berperilaku jujur  Berperilaku jujur dalam praktik c. Dinamika Pelanggaran order-thinking skills (HOTS) tentang Modul/LKS kls
dalam praktik perlindungan dan penegakan hukum Hukum pelindungan dan penegakan hukum XII/1
perlindungan dan dalam masyarakat untuk menjamin (3) Penilaian UUD Negara
di tengah masyarakat
penegakan hukum keadilan dan kedamaian ketrampilan Kesatuan RI Tahun
di tengah  Mengumpulkan data dari berbagai 1945
masyarakat sumber dengan penuh disiplin tentang Koran, majalah,
3.2 Mengevaluasi  Mengidentifikasi dari berbagai pelindungan dan penegakan hukum sumber lain yang
praktik perlindungan dan sumber tentang pelindungan dan dalam masyarakat untuk menjamin relevan
penegakan hukum untuk penegakan hukum dalam masyarakat keadilan dan kedamaian Pengalaman
menjamin keadilan dan untuk menjamin keadilan dan  Mengevaluasi dan menyimpulkan peserta didik dan
kedamaian kedamaian tentangpelindungan dan penegakan guru
 Mengidentifikasi dengan hukum dalam masyarakat untuk
menggunakan high-order-thinking menjamin keadilan dan kedamaian.
skills (HOTS) tentang pelindungan  Menyajikan hasil evaluasi secara
dan penegakan hukum dalam disiplin tentang pelindungan dan
masyarakat untuk menjamin penegakan hukum dalam masyarakat
keadilan dan kedamaian untuk menjamin keadilan dan
 Menganalisis data dari berbagai kedamaian
sumber dengan penuh disiplin
tentang pelindungan dan penegakan
hukum dalam masyarakat untuk
menjamin keadilan dan kedamaian
 Mengevaluasi dan menyimpulkan
tentangpelindungan dan penegakan
hukum dalam masyarakat untuk
menjamin keadilan dan kedamaian.
4.2 Mendemonstrasikan  Menyajikan hasil evaluasi secara
hasil evaluasi praktik disiplin tentang pelindungan dan
perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat
penegakan hukum untuk untuk menjamin keadilan dan
menjamin keadilan dan kedamaian
kedamaian  Mendemonstrasikan hasil evaluasi
praktik perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian
1.3 Menyikapi  Menyikapi pengaruh kemajuan Ilmu Pengaruh positif dan negatif  Mengamati tayangan (1)Penilaian 8 minggu Buku penunjang
pengaruh kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan kemajuan IPTEK terhadap vidio/film/gambar/berita dengan kurikulum 2013
Ilmu pengetahuan tetap memegang nilai-nilai ke- negara. penuh rasa syukur dan atau Sikap 16 JP mata pelajaran
dan teknologi Tuhanan Yang Maha Esa a. Pengaruh positif dan ipmembaca dari berbagai sumber Pendidikan
dengan tetap negatif kemajuan IPTEK tentang pengaruh positif dan negatif Kewarganegaraan
memegang nilai- terhadap Negara Kesatuan kemajuan IPTEK terhadap Kelas XII,
(2) Penilaian
nilai ke-Tuhanan Republik Indonesia Negaradalam bingkai Bhinneka Kemendikbud,
Yang Maha Esa b. Sikap selektif dalam Tunggal Ika Pengetahuan : tahun 2013 revisi
2.3 Bertanggungjawab  Bertanggungjawab dalam menyikapi menghadapi berbagai  Mengidentifikasi dan mengajukan UHB, PAS,PAT 2018
dalam menyikapi pengaruh kemajuan Ilmu pengaruh kemajuan pertanyaan dengan menggunakanhigh- Modul/LKS kls
pengaruh kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam IPTEK order-thinking skills (HOTS) tentang XII/1
Ilmu pengetahuan bingkai Bhinneka Tunggal Ika pengaruh positif dan negatif (3) Penilaian UUD Negara
dan teknologi kemajuan IPTEKterhadap ketrampilan Kesatuan RI Tahun
dalam bingkai negaradalam bingkai Bhinneka 1945
Bhinneka Tunggal Tunggal Ika Koran, majalah,
Ika  Mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang
3.3 Mengidentifikasi  Mengidentifikasi dari berbagai sumber tentang pengaruh positif dan relevan
pengaruh kemajuan sumber pengaruh positif dan negatif negatif kemajuan IPTEK terhadap Pengalaman
ilmu pengetahuan kemajuan IPTEK terhadap negaradalam bingkai Bhinneka peserta didik dan
dan teknologi Negaradalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika guru
terhadap negara Tunggal Ika  Mengevaluasi dan mengelompokan
dalam bingkai  Mengidentifikasi dengan pengaruh positif dan negatif
Bhinneka Tunggal menggunakan high-order-thinking kemajuan IPTEKterhadap
Ika skills (HOTS) tentang pengaruh negaradalam bingkai Bhinneka
positif dan negatif kemajuan Tunggal Ika
IPTEKterhadap negaradalam bingkai  Menyajikan hasil evaluasidan
Bhinneka Tunggal Ika melakukan sosiodrama pengaruh
 Menelaah data dari berbagai sumber positif dan negatif kemajuan
tentang pengaruh positif dan negatif IPTEKterhadap negaradalam bingkai
kemajuan IPTEK terhadap Bhinneka Tunggal Ika
negaradalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
 Mengevaluasi dan mengelompokan
pengaruh positif dan negatif
kemajuan IPTEKterhadap
negaradalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
4.3 Mempresentasikan  Menyajikan hasil evaluasidan
hasil identifikasi melakukan sosiodrama pengaruh
pengaruh kemajuan positif dan negatif kemajuan
ilmu pengetahuan IPTEKterhadap negaradalam bingkai
dan teknologi Bhinneka Tunggal Ika
terhadap negara
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal
Ika
1.4 Mensyukuri  Mensyukuri persatuan dan kesatuan Dinamika persatuan dan  Mengamati tayangan (1)Penilaian 8 minggu Buku penunjang
persatuan dan bangsa sebagai upaya dalam kesatuan bangsa sebagai upaya vidio/film/gambar dengan penuh rasa Sikap kurikulum 2013
kesatuan bangsa menjaga dan mempertahankan menjaga dan mempertahan-kan syukur dan atau membaca dari 16 JP mata pelajaran
sebagai upaya Negara Kesatuan Republik Indonesia Negara Kesatuan Republik berbagai sumber tentang dinamika Pendidikan
dalam menjaga dan sebagai bentuk pengabdian Indonesia persatuan dan kesatuan bangsa sebagai Kewarganegaraan
mempertahankan a. Hakikat Negara Kesatuan upaya menjaga dan mempertahankan (2) Penilaian Kelas XII,
Negara Kesatuan Republik Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengetahuan : Kemendikbud,
Republik Indonesia b. Persatuan dan Kesatuan  Mengidentifikasi dan mengajukan UHB, PAS,PAT tahun 2013 revisi
sebagai bentuk Bangsa Indonesia dari pertanyaan dengan menggunakanhigh- 2018
pengabdian masa ke masa order-thinking skills (HOTS) tentang Modul/LKS kls
2.4 Bersikap proaktif  Bersikap proaktif dalam dinamika persatuan dan kesatuan (3) Penilaian XII/1
dalam mengembangkan persatuan dan bangsa sebagai upaya menjaga dan ketrampilan UUD Negara
mengembangkan kesatuan bangsa sebagai upaya mempertahankan Negara Kesatuan Kesatuan RI Tahun
persatuan dan dalam menjaga dan Republik Indonesia 1945
kesatuan bangsa mempertahanakan Negara Kesatuan  Mengumpulkan data dari berbagai Koran, majalah,
sebagai upaya Republik Indonesia sumber dengan penuh kejujuran sumber lain yang
dalam menjaga dan tentang dinamika persatuan dan relevan
mempertahanakan kesatuan bangsa sebagai upaya Pengalaman
Negara Kesatuan menjaga dan mempertahankan Negara peserta didik dan
Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia guru
3.4 Mengevaluasi  Mengidentifikasi dari berbagai  Menganalisisdan mengevaluasi
dinamika persatuan sumber tentang dinamika persatuan dinamika persatuan dan kesatuan
dan kesatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya bangsa sebagai upaya menjaga dan
bangsa sebagai menjaga dan mempertahankan mempertahankan Negara Kesatuan
upaya menjaga dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia
mempertahankan  Mengidentifikasi dengan  Menyajikan hasil analisis dan evaluasi
Negara Kesatuan menggunakanhigh-order-thinking dengan penuh torelansi tentang
Republik Indonesia skills (HOTS) tentang dinamika dinamika persatuan dan kesatuan
persatuan dan kesatuan bangsa bangsa sebagai upaya menjaga dan
sebagai upaya menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Republik Indonesia
 Menjelaskan data dari berbagai
sumber dengan penuh kejujuran
tentang dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa sebagai upaya
menjaga dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Menganalisisdan mengevaluasi
dinamika persatuan dan kesatuan
bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
4.4 Merancang dan  Menyajikan hasil analisis dan
mengkampanyekan evaluasi dengan penuh torelansi
persatuan dan tentang dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa kesatuan bangsa sebagai upaya
sebagai upaya menjaga dan mempertahankan
menjaga dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
mempertahankan  Merancang dan mengkampanyekan
Negara Kesatuan persatuan dan kesatuan bangsa
Republik Indonesia sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Semarang, 22 mei 2020

Guru PPKn

Erna Yunaini, S.H.,M.Si


Pengembangan Silabus PPKn

Pengembangan Silabus

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Nama Sekolah : SMA SEMESTA
Kelas : XII
Materi : 3. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap negara dalam bingkai Bhinneka
Alokasi waktu : 6 X 45 Menit

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), e.
bertanggungjawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingintahunya tentang a. ilmupengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e.
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,
g.komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

KOMPETENSI MATERI ALOKASI


INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN WAKTU
1.3 1.3. 1 Pengaruh positif Pendahuluan Non tes: 6 x 45’ Kemdikbud. 2017.
Menyikapi Menunjukkan dan negatif 1 Salam, memastikan kelas bersih Observasi Pendidikan
pengaruh perilaku kemajuan dan berdoa Unjuk Kerja Pancasila dan
kemajuan Ilmu beribadah di IPTEK terhadap 2 Peserta didik dikondisikan Tes tertulis Kewarganegaraan
pengetahuan tengah pengaruh negara. menjawab pertanyaan tentang (Uraian, Kelas XII
dan teknologi kemajuan Ilmu a. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi pilihan SMA/MA/SMK.
dengan tetap pengetahuan dan positif dan apa saja yang ada di sekitar kita ganda, Jakarta:
memegang teknologi dengan negatif dan hubungan antara ilmu dan lainnya) Kemdikbud.
nilai-nilai ke- tetap memegang kemajuan pengetahuan dengan globalisasi
Tuhanan Yang nilai-nilai ke- IPTEK 3 Peserta didik mempersiapkan Undang Undang
Maha Esa Tuhanan Yang terhadap pembelajaran Mengidentifikasi Dasar Negara
Maha Esa Negara dan mempresentasikan pengaruh Republik
2.3 2.1.3 Kesatuan kemajuan ilmu pengetahuan dan Indonesia tahun
1
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI MATERI ALOKASI


INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN WAKTU
Bertanggungja Menunjukkan Republik teknologi terhadap negara dalam 1945
wab dalam perilaku Indonesia bingkai Bhinneka Tunggal Ika
menyikapi Bertanggungjaw b. Sikap selektif melalui Discovery Learning Media massa yang
pengaruh ab dalam dalam Kegiatan Inti berkaitan
kemajuan Ilmu bersikap rukun menghadapi 1. Peserta didik diberi motivasi atau
pengetahuan untuk mensikapi berbagai rangsangan untuk memusatkan
dan teknologi pengaruh pengaruh perhatian pada topik materi
dalam bingkai kemajuan Ilmu kemajuan Pengaruh positif dan negatif serta
Bhinneka pengetahuan dan IPTEK a.l sikap selektif dalam kemajuan
Tunggal Ika teknologi dalam pengaruh IPTEK terhadap Negara
3.3 bingkai terhadap Kesatuan Republik Indonesia
Mengidentifikas Bhinneka pelestarian 2. Mengajukan pertanyaan tentang
i pengaruh Tunggal Ika fungsi materi tentang :
kemajuan ilmu 3.3.1. lingkungan, a. Pengaruh positif dan negatif
pengetahuan Mengidentifikasi pencemaran dan kemajuan IPTEK terhadap
dan teknologi dari berbagai atau kerusakan Negara Kesatuan Republik
terhadap negara sumber pengaruh lingkungan Indonesia
dalam bingkai positif dan hidup b. Sikap selektif dalam
Bhinneka negatif menghadapi berbagai
Tunggal Ika kemajuan pengaruh kemajuan IPTEK
4.3 IPTEK terhadap 3. Peserta didik mengumpulkan
Mempresentasi Negara dalam informasi yang relevan untuk
kan hasil bingkai menjawab pertanyan yang telah
identifikasi Bhinneka diidentifikasi
pengaruh Tunggal Ika 4. Peserta didik dalam
kemajuan ilmu 3.3.2. kelompoknya berdiskusi
pengetahuan Mengidentifikasi mengolah data hasil pengamatan
dan teknologi dengan dengan cara berdiskusi
terhadap negara menggunakan 5. Peserta didik mendiskusikan
dalam bingkai high-order- hasil pengamatannya dan
Bhinneka thinking skills memverifikasi hasil
Tunggal Ika (HOTS) tentang pengamatannya dengan data-data
pengaruh positif atau teori pada buku sumber
2
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI MATERI ALOKASI


INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN WAKTU
dan negatif 6. Peserta didik berdiskusi untuk
kemajuan menyimpulkan dan
IPTEKterhadap Menyampaikan hasil diskusi
negara dalam secara klasikal
bingkai Penutup
Bhinneka 1. Peserta didik bersama guru
Tunggal Ika menyimpulkan bahwa banyak
3.3.3. Pengaruh positif dan negatif dari
Menelaah data kemajuan IPTEK terhadap
dari berbagai Negara Kesatuan Republik
sumber tentang Indonesia dan seluruh
pengaruh positif komponen bangsa harus
dan negatif bersikap selektif terhadap
kemajuan pengaruh tersebut
IPTEK terhadap 2. Peserta didik mengerjakan tugas
Negara dalam tersetruktur dengan menyiapkan
bingkai materi presentasi tentang
Bhinneka mempresentasikan pengaruh
Tunggal Ik kemajuan ilmu pengetahuan dan
3.3.4 teknologi terhadap negara dalam
Mengevaluasi bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dan kaitannya dengan pelestarian
mengelompokan fungsi lingkungan, pencemaran
pengaruh positif dan atau kerusakan lingkungan
dan negatif hidup
kemajuan
IPTEK terhadap 3. Peserta didik menyiapkan
negara dalam pembelajaran selanjutnya
bingkai tentang dinamika persatuan dan
Bhinneka kesatuan bangsa sebagai upaya
Tunggal Ika menjaga dan mempertahankan
4.4.1 Negara Kesatuan Republik
Menganalisis Indonesia
3
Pengembangan Silabus PPKn

KOMPETENSI MATERI ALOKASI


INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN SUMBER BELAJAR
DASAR PEMBELAJARAN WAKTU
hasil identifikasi 4. Peserta didik mematikan LCD
pengaruh dst, Berdoa dan salam
kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
terhadap negara
dalam bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika
berkaitan dengan
pelestarian
fungsi
lingkungan,
pencemaran dan
atau kerusakan
lingkungan
hidup
4.4.2
Mempresentasik
an hasil
identifikasi
pengaruh
kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
terhadap negara
dalam bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika
tersebut

4
Pengembangan Silabus PPKn

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Nama Sekolah : SMA SEMESTA
Kelas : XII
Materi : 4. Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan mempertahankan NKRI
Alokasi waktu : 6 X 45 Menit

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), e.
bertanggungjawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingintahunya tentang a. ilmupengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e.
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,
g.komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

MATERI
KOMPETENSI ALOKASI SUMBER
IPK PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR WAKTU BELAJAR
N
1.4 Mensyukuri 1.4.1 Dinamika Pendahuluan
persatuan dan Menunjukkan sikap persatuan dan 1. Salam, memastikan kelas bersih Non tes: 6 x 45’ Kemdikbud.
kesatuan toleransi sebagai upaya kesatuan dan berdoa Observasi 2017.
bangsa dalam menjaga dan bangsa sebagai Unjuk Pendidikan
mempertahankan NKRI
sebagai upaya menjaga 2. Peserta didik menjawab pertanyaan Kerja Pancasila dan
2.4.1
upaya dalam Menunjukkan sikap
dan tentang materi sebelumnya yaitu Tes Kewarganegar
menjaga dan proaktif dalam mempertahan- sikap selektif terhadap tertulis aan Kelas XII
mempertahan mengembangkan kan Negara (Uraian, SMA/MA/SM
perkembangan iptek dalam Negara
kan Negara persatuan dan kesatuan Kesatuan pilihan K. Jakarta:
Kesatuan Republik kesatuan Republik Indonesia dan ganda, Kemdikbud.
bangsa sebagai upaya
Republik dalam menjaga dan Indonesia menjawab pertanyaan tentang lainnya)
Indonesia mempertahankan NKRI a. Hakikat konsep Negara Kesatuan Indonesia Undang Undang
sebagai 3.4.1 Negara Dasar Negara
bentuk Menganalisis Kesatuan 3. Peserta didik mempersiapkan Republik

5
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI
KOMPETENSI ALOKASI SUMBER
IPK PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR WAKTU BELAJAR
N
pengabdian karakteristik Negara Republik pembelajaran mengevaluasi Indonesia
2.4 Bersikap Kesatuan Republik Indonesia dinamika persatuan dan kesatuan tahun 1945
proaktif Indonesia. b. Persatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
dalam 3.4.2 dan Kesatuan mempertahankan Negara Kesatuan
Mengidentifikasi
mengembang Bangsa Republik Indonesia melalui Media massa
kelebihan konsep
kan persatuan Negara Kesatuan.
Indonesia (Problem Based Learning) dan yang berkaitan
dan kesatuan 3.4.3 dari masa ke berbasis penyingkapan (Discovery
bangsa Menilai persatuan dan masa melalui Learning)
sebagai kesatuan bangsa pada upaya Kegiatan Inti
upaya dalam masa Revolusi pelestarian 1. Peserta didik diberi motivasi atau
menjaga dan Kemerdekaan (18 fungsi rangsangan untuk memusatkan
mempertahan Agustus 1945 sampai lingkungan, perhatian pada topik materi
akan Negara dengan 27 Desember menjaga Konsep negara kesatuan
Kesatuan 1949). pencemaran (unitarisme) dan Hakikat Negara
Republik 3.4.4 dan atau Kesatuan Republik Indonesia dan
Menilai persatuan dan
Indonesia kerusakan Karakteristik Negara Kesatuan
kesatuan bangsa pada
3.4 Mengevaluasi masa Republik
lingkungan Republik Indonesia
dinamika Indonesia Serikat (27 hidup 2. Guru memberikan kesempatan
persatuan dan Desember 1949 pada peserta didik untuk
kesatuan sampai dengan 17 mengidentifikasi sebanyak
bangsa Agustus 1950). mungkin pertanyaan a.l
sebagai 3.4.5 a. Konsep negara kesatuan
upaya Menilai persatuan dan (unitarisme) dan Hakikat
menjaga dan kesatuan bangsa pada Negara Kesatuan Republik
mempertahan masa Demokrasi Liberal Indonesia
kan Negara (17 Agustus b. Karakteristik Negara Kesatuan
1950 sampai dengan 5
Kesatuan Republik Indonesia
Juli 1959).
Republik 3.4.6
3. Peserta didik mengumpulkan
Indonesia Menilai persatuan dan informasi yang relevan untuk
4.4 kesatuan bangsa pada menjawab pertanyan yang telah
Merancang dan masa Orde Lama (5Juli diidentifikasi
mengkampanyeka 1959 sampai dengan 11 4. Peserta didik dalam kelompoknya

6
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI
KOMPETENSI ALOKASI SUMBER
IPK PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR WAKTU BELAJAR
N
n persatuan dan Maret 1966). berdiskusi mengolah data hasil
kesatuan bangsa 3.4.7 pengamatan dengan cara berdiskusi
sebagai upaya Menilai Persatuan dan 5. Peserta didik mendiskusikan hasil
menjaga dan Kesatuan pada Masa pengamatannya dan memverifikasi
Orde Baru (11 Maret
mempertahankan hasil pengamatannya dengan data-
1966 sampai dengan 21
Negara Kesatuan Mei 1998).
data atau teori pada buku sumber
Republik 3.4.8 6. Peserta didik berdiskusi untuk
Indonesia Menilai persatuan dan menyimpulkan dan Menyampaikan
kesatuan pada masa hasil diskusi secara klasikal
Reformasi (Periode 21 Penutup
Mei 1998 1. Peserta didik bersama guru
4.4.1 menyimpulkan bahwa penting
Merancang kegiatan mengetahui dan menerapkan
kampanye bentuk Negara Indonesia Kesatuan
pentingnya yang sesuai dengan kepribadian
persatuan dan
bangsa Indonesia dan sudah
kesatuan bangsa
sebagai upaya menjaga
diwujudkan dalam kehidupan
dan mempertahankan sehari-hari
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.4.2 2. Peserta didik mengerjakan tugas
Mengampanyekan tersetruktur dengan menyiapkan
ke g i a t a n materi presentasi tentang
pentingnya Merancang dan
persatuan dan kesatuan mengkampanyekan persatuan dan
bangsa sebagai upaya kesatuan bangsa sebagai upaya
menjaga dan menjaga dan mempertahankan
mempertahankan NKRI NKRI melalui pelestarian fungsi
lingkungan, menjaga pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan
hidup
3. Peserta didik menyiapkan latihan
soal untuk PAT
4. Peserta didik mematikan LCD dst,

7
Pengembangan Silabus PPKn

MATERI
KOMPETENSI ALOKASI SUMBER
IPK PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR WAKTU BELAJAR
N
berdoa dan salam

Semarang, 30 mei 2020

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala SMA SEMESTA Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/Gasal
Materi Pokok : KD 1 nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Problem based Learning dan diskusi peserta didik dapat Menganalisis dan menyaji hasil
analisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menganalisis contoh
prilaku warga Negara yang menghargai dan responsif mendukung Penanganan Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan hidup di sekolah sebagai wujud syukur
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Uraian kegiatan
langkah
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Peserta didik dipastikan mengetahui KKM, criteria penilaian, kelulusan,
dan TT maupun TMTT dan menyanyi lagu “Padamu Negeri”
3. Peserta didik menyampaikan yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila
dengan hak dan kewajiban warga negara beserta kasus pelanggarannya
4. Memastikan peserta didik mengetahui tujuan pembelajaran tentang
menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui metode problem based learning
Kegiatan 1.Orientasi peserta didik pada masalah dengan Peserta didik dikondisikan
Inti menganalisis suatu permasalahan terkait dengan hak dan kewajiban
manusia.
2.Mengorganisasi peserta didik untuk belajar ke dalam 6 kelompok
3.Peserta didik mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah
a. substansi HAM
b. instrument HAM menurut dasar negara
c. Kasus dan penanganan Pelanggaran Hak Warga Negara
d. prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara termasuk bidang
lingkungan hidup
4.Membimbing penyelidikan individual dan kelompok untuk menyajikan
hasil telaah di kelas. dan kelompok lain meerspon
5.Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah me refleksi
atau evaluasi terhadap proses tersebut
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa penting warga Negara
yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara termasuk bidang lingkungan hidup
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan analisis
pelanggaran HAM dan pengingkaran kewajiban serta mengetahu
pertemuan selanjutnya tentang penegakan hukum
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap menghargai dan responsif terhadap teman di kelas)
b. Jurnal (sikap menghargai dan responsif terhadap teman di kelas)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

3. Ketrampilan
laporan menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas XII tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran
1. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Makna dan Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila
Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)
A. Pengertian HAM Secara Bahasa
Berdasarkan asal usul kata, hak asasi manusia terdiri atas tiga bentuk kata, yaitu hak, asasi, dan
manusia. Kata hak berasal dari bahasa Arab, haqq, yang artinya benar, nyata, tetap, dan wajib. Kata
asasi berasal dari kata assa, yaussu, atau assasaan, yang artinya bersifat dasar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak mendasar
pada diri manusia.

B. Pengertian HAM Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999,
Hak Asasi Manusia adalah “seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat dalam setiap diri manusia. Keberadaaan hak asasi
ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia memiliki tanggung jawab untuk
menjaganya.

Untuk itu, negara dan organisasi lainnya mempunyai kewajiban yang sama untuk memberikan
pengakuan dan perlindungan terhadap penegakan hak asasi manusia.
C. Pengertian HAM Menurut Para Ahli
1. John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati
melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak).
2. Menurut Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto (1976), Hak Asasi Manusia adalah hak yang
bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci.
3. Menurut G.J. Wolhots, hak-hak asasi manusia adalah sejulah hak yang melekat dan
berakar pada tabiat setiap pribadi manusia, bersifat kemanusiaan
4. Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia PBB, merumuskan pengertian HAM
dalam “human right could be generally defines as those right which are inherent in our
nature and without which we cannot live as human being” yang artinya HAM adalah hak-
hak yang secara secara inheren melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia
tidaka dapat hidup sebagai manusia
5. Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, S. H. mengatakan : hak – hak asasi manusia adalah
dasar atau hak – hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah tuhan yang
maha esa. Hak – hak asasi itu menjadi dasr dari hak dan kewajiban – kewajiban yang lain.
(Achmad Iqbal)
Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara - Hak merupakan semua hal yang harus
kalian peroleh atau dapatkan. Hak dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk
melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban.
Dengan kata lain, hak dapat diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang
pegawai berhak mendapatkan upah apabila sudah melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia.
Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda pengertiannya dengan hak warga negara. Hak
warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia dalam
kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak
terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh
status kewarganegaraannya.Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak
asasi manusia. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga
merupakan hak warga negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan
dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia. Hak ini
tidak berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia.
Bagaimana dengan konsep kewajiban warga negara? Kewajiban secara sederhana
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab. Dengan demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundangundangan yang berlaku. Apa yang membedakannya dengan kewajiban
asasi?
Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain, kewajiban
asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu,
kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaran seseorang. Akan tetapi,
meskipun demikian, konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih luas,
karena meliputi pula kewajiban asasi. Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup
merupakan kewajiban setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau bukan.
Adapun, kewajiban bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja,
sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang
mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya. Misalnya,
seorang pekerja mendapatkan upah, setelah dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi
kewajibannya. Selain itu, hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban
yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan
pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat dari dipenuhinya kewajiban oleh
guru yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hak dan kewajiban warga
negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul
hak-hak dan sebaliknya.
Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, akan tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika

Sejarah perkembangan Hak dan Kewajiban Warga Negara


Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia
Kesadaran akan pentingnya menjaga dan melindungi hak-hak dasar berawal dari kesadaran
manusia akan harkat dan martabatnya.
Sejarah telah mencatat bahwa sejak dahulu banyak ditemukan perlakuan dari para penguasa negara
yang bertindak sewenangwenang, bahkan di luar batas kemanusiaan. Contohnya penyiksaan,
perbudakan, pembunuhan massal, serta diskriminasi (perbedaan) perlakuan atas warna kulit dan
asal usul ras atau etnis.
Perlakuan-perlakuan tersebut memberikan kesadaran bahwa manusia memiliki kehormatan yang
harus dilindungi. Untuk melindungi hak-hak asasi manusia tersebut, disusunlah berbagai piagam
hak asasi manusia.
Dokumen Sejarah Perjuangan Hak Asasi Manusia
Berikut adalah dokumen-dokumen tentang sejarah perjuangan hak asasi manusia di dunia.
a. Piagam Madinah
Piagam Madinah dibuat di Madinah pada awal abad VII M. Piagam ini berisi perjanjian saling
melindungi dan menghormati hak-hak asasi masyarakat muslim dan nonmuslim yang tinggal di
Madinah (Saudi Arabia).
b. Magna Charta (Perjanjian Agung)
Magna charta yang berarti Perjanjian Agung dibuat di negara Inggris pada 15 Juni 1215. Hal ini
merupakan tanda pemberontakan para baron terhadap raja John. Magna Charta berisi perjanjian
yang menyatakan bahwa raja tidak boleh melakukan pelanggaran terhadap hak milik dan
kebebasan pribadi setiap rakyat.
c. Bill of Right (Pernyataan Hak Asasi Manusia)
Peraturan ini lahir pada 1628 di Inggris yang berisi penegasan tentang pembatasan kekuasaan raja.
Peraturan ini juga menyebabkan dihilang kannya hak raja untuk melaksanakan kekuasaan kepada
siapa pun, seperti memenjarakan, melakukan penyiksaan, atau menyuruh tentara berperang tanpa
adanya ketentuan hukum.
d. Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan Rakyat Amerika Serikat)
Deklarasi kemerdekaan bangsa Amerika Serikat ini dicetuskan pada 4 Juli 1776. Deklarasi ini
berisi persamaan dan kebebasan hak untuk hidup, mengejar kebahagiaan, serta keharusan
mengganti pemerintahan yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan dasar tersebut. Piagam ini
merupakan Hak Asasi Manusia yang mengandung pernyataan bahwa sesungguhnya semua bangsa
diciptakan sederajat oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Semua manusia dianugrahi hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak kebebasan untuk mengejar
kebahagiaan.
e. Declaration des Droits de l’homme et du Citoyen (Penyataan Hak
Asasi Manusia dan Warga Negara) Deklarasi ini dicetuskan di Prancis pada 4 Agustus 1789 setelah
Revolusi Prancis 14 Juli 1789. Deklarasi ini berisi lima hak asasi, yaitu pemilikan harta, hak
kebebasan, hak per samaan, hak keamanan, dan hak perlawanan terhadap penindasan.
f. Universal Declaration of Human Right
Deklarasi ini dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 10 Desember 1948.
Deklarasi ini memuat pokok-pokok tentang kebebasan, persamaan, pemilikan harta, hak
perkawinan, hak kerja, dan hak kebebasan beragama.

Selanjutnya, keinginan untuk tetap menjaga dan melindungi hak asasi manusia terus berkembang.
Hal ini didorong oleh keinginan masyarakat dunia untuk memberikan kepastian terhadap
berlangsung nya masa depan hak asasi manusia. Dalam sidang umum PBB pada 16 Desember
1966, dirumuskan persetujuan (covenant), yaitu International Covenant on Economic, Social, and
Cultural Right dan International Covenant on Civil and Political Right. Di kawasan Asia, pada
1983 telah dideklarasikan hak asasi manusia yang dikenal
Declaration of Basic Duties of Asia People and Government

Macam-macam Hak dan Kewajiban Warga Negara


Penggolongan Hak Asasi Manusia (HAM)
Pada awalnya, hak-hak dasar manusia terdiri atas tiga macam, yaitu hak hidup, hak kemerdekaan,
dan hak memiliki sesuatu. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan kebudayaan
manusia, hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia bertambah cakupannya menjadi beberapa
bagian.
Jika digolongkan, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut.
1. Hak asasi pribadi (personal right), yaitu hak atas jaminan kebebasan memeluk agama sesuai
dengan keyakinan tiap-tiap individu, hak menyatakan pendapat, dan hak kemerdekaan berserikat
atau berorganisasi.
2. Hak asasi ekonomi (property right), yaitu hak kebebasan memiliki, membeli, dan menjual
sesuatu serta hak mengadakan suatu perjanjian/kontrak.
3. Hak asasi mendapat pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan dan hukum
pemerintahan (right of legal equality).
4. Hak asasi untuk mendapat perlakuan dan perlindungan hukum (procedural right), yaitu
hakmendapatkan perlakuan yang adil dan wajar sesuai dengan aturan perundang-undangan,
terutama dalam hal penggeledahan, penangkapan, dan proses pengadilan lainnya.
5. Hak asasi politik (political right), yaitu hak atas pengakuan persamaan derajat sebagai warga
negara. Untuk itu, setiap warga negara yang telah memenuhi persyaratan, berhak untuk dipilih
atau memilih dalam proses pemilihan umum, hak mendirikan,atau masuk keanggotaan partai
politik.
6. Hak asasi sosial dan budaya (social and cultural right), yaitu hak mendapatkan pengajaran dan
mengembangkan kebudayaan

Pertemuan 2
Menganalisis instrument HAM di Indonesia
Pengertian Instrumen HAM
Sebagai negara demokrasi, pemerintah Indonesia berupaya mewujudkan kehidupan rakyatnya yang
adil dan sejahtera. Konstitusi negara Indonesia dan berbagai peraturan perundang-undangan
lainnya, yang ada sekarang ini,telah mengakui dan melindungi hak-hak dasar manusia.
Instrumen HAM adalah alat atau sarana sebagai dasar hukum perlindungan dan penegakan HAM.
contoh : pengadilan HAM, The Universal Declaration of Human Rights.
Macam-macam Contoh Instrumen HAM di Indonesia
Berikut ini berbagai instrumen HAM di Indonesia:
1. UUD Tahun 1945 (termasuk Amandemen I s.d. IV)
2. Ketetapan (TAP) MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Piagam HAM Indonesia Tahun 1998
4. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
5. UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
6. UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
7. UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
8. Peraturan perundangan-undangan yang lain, seperti:
 Keppres Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia.
 Keppres Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
 UU Nomor 26 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan
Martabat Manusia.
 UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang pengesahan Konvensi Internasional tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Sosial.
 Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia Tahun
2004-2009.
 Keppres nomor 77 Tahun 2003 Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Agar dapat lebih memahami hak-hak dasar yang dijamin dan dilindungi oleh pemerintah, kamu
harus mempelajari satu per satu secara lebih terperinci mengenai hak-hak warga negara dalam
UUD 1945 hasil Amandemen.

Macam-macam Contoh Hak Warga Negara dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945
Dalam Pembukaan alinea 1 dan 4, serta Batang Tubuh UUD 1945 ada beberapa pasal yang
berkenaan dengan HAM, yakni berupa hak-hak maupun kewajiban warga negara, di antaranya
sebagai berikut.
Macam-macam Contoh Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945
Selain hak-hak dasar yang telah diuraikan tersebut, kamu juga harus mengetahui kewajiban dasar
manusia yang telah diatur dalam konstitusi negara.

Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak
memungkinkan terlaksana dan tegak nya hak asasi manusia.
Dalam pasal 28J UUD 1945, telah digariskan hal-hal sebagai berikut.
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ada juga kewajiban-kewajiban dasar lainnya
seperti wajib membela negara, ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara, me
matuhi hukum, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia.
2. Dalam menjamin kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta peng hormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat yang demokratis.

Pertemuan 3
Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia
Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Indonesia - MaoliOka
berbagi. Untuk pembahasa ini MaoliOka akan menuliskannya satu persatu.
Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
Kita tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di perempatan jalan raya.
Mungkin juga kalian pernah didatangi pengemis yang meminta sumbangan kepada kalian. Nah,
anak jalanan dan pengemis merupakan salah satu golongan warga negara yang kurang beruntung,
karena tidak bisa mendapatkan haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami salah satunya
disebabkan oleh terjadinya pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga negara, misalnya
pelanggaran terhadap hak mereka untuk mendapatkan pendidikan, sehingga mereka menjadi putus
sekolah dan akibatnya mereka bisa saja menjadi anak jalanan.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh
haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara
merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya kemiskinan yang masih menimpa
sebagaian masyarakat Indonesia, penyebabnya bisa dari pemerintah ketika program pembangunan
tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau bisa juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri
yang malas untuk bekerja atau tidak mempunyai keterampilan, sehingga mereka hidup di garis
kemiskinan.

Contoh Kasus Pelanggaran Hak Warga


a. Proses penegakkan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadinya kasus
salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar hukum
dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa
amanat Pasal 27 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”, belum sepenuhnya dilaksanakan.

b. Saat ini tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi, padahal
Pasal 27 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

c. Semakin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya, padahal Pasal 28 A – 28 J UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.

d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan tempat


peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksananya secara
sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam membuat
sebuah karya dan sebagainya.

Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak terpenuhinya hak warga negara
itu dikarenakan adanya kelalaian dalam pemenuhan kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
Hal-hal tersebut apabila tidak segera diatasi dapat mengganggu kelancaran proses pembangunan
yang sedang
dilaksanakan.
Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Selain kasus - kasus pelanggaran hak warga negara, maka warga negarapun banyak yang mengikari
kwajibanya sebagai warga negara. Seperti pada pembahasn berikut ini.

Kita tentunya sering membaca slogan “orang bijak taat pajak”. Slogan singkat mempunyai makna
yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada setiap warga negara untuk memenuhi kewajibannya, salah
satunya adalah membayar pajak. Kewajiban warga negara bukan hanya membayar pajak, tetapi
masih banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan, menjunjung tinggi pemerintahan, bela negara
dan sebagainya.

Kewajiban-kewajiban tersebut apabila dilaksanakan akan mendukung suksesnya program


pembangunan di negara ini serta mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian dan
sebagainya.
Pada kenyataannya, saat ini banyak terjadi pengingkaran terhadap kewajibankewajiban warga
negara. Dengan kata lain, warga negara negara banyak yang tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh undangundang. Pengingkaran tersebut biasanya disebakan
oleh tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara, sehingga yang ada di
pikirannya hanya
sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan.
Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga negara juga mendorong terjadinya pengingkaran
kewajiban oleh warga negara.

Contoh Kasus Pengingkaran kewajiban warga negara


Contoh Kasus Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya, mulai dari
sederhana sampai yang berat, diantaranya adalah:

a. Membuang sampah sembarangan.


b. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, tidak mempunyai Surat Izin
Mengemudi, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak membawa Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK), dan sebagainya.
c. Merusak fasiltas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum, merusak jaringan
telpon, dan sebagainya.
d. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak kendaraan
bermotor, retribusi parkir dan sebaganya.
e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, misalnya mangkir dari
kegiatan siskamling.

Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat pada proses
pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap kewajiban akan berakibat secara
langsung terhadap pemenuhan hak warga negara.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaraan hak dan pengingkaran kewajiban
negara
Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan mencegah
timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan
yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-
kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masingmasing
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang sudah
terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut:
1. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan
pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan
tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan
dengan pelanggaran peraturan lalu lintas.
2. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan
dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus korupsi
dan penyalahgunaan keuangan negara.
4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani berbagai kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara. Akan tetapi, sampai sekarang kasus-kasus tersebut
masih terjadi, seperti masih tingginya angka putus sekolah dan pengangguran, kurangnya kesadaran
masyarakat untuk membayar pajak.
1. Mengapa? 1. Pemerintah mengadakan program wajib belajar 9 tahun, namun angka
putus sekolah masih tinggi. Angka putus sekolah disebabkan oleh
faktor dari peserta didik seperti tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendapatan orang tua, aksesibilitas wilayah,, dan motivasi anak.
2. Kurangnya kesadaran warga negara dalam membayar pajak disebabkan
oleh kesadaran masyarakat sangat rendah serta banyaknya korupsi
dan penyalahgunaan pajak.
2. Siapa yang 1. Pihak yang paling bertanggung jawab mengenai tingginya angka putus
bertanggung sekolah dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
jawab? adalah pemerintah dan masyarakat. pemerintah sebagai pembuat
kebijakan harus mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Sedangkan masyarakat sebagai warga negara harus memiliki kesadaran
tentang pentingnya pendidikan dan membayar pajak.
3. Apa Solusinya Untuk mencegah terjadinya kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
? kewajiban warga negara adalah dengan intropeksi diri sendiri, apakah kita
sudah melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara. Sedangkan pihak
pemerintah diharapkan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap
kebijakan terutama tentang pajak. Seperti diketahui para penunggak pajak
adalah para pengusaha yang memiliki modal besar

Pertemuan 4
Menyebutkan contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
membangun Partisipasi Masyarakat
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga
negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara
dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan
sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap
tersebut dapat ditampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan
negara.
No. Lingkungan Perilaku Yang Ditampilkan
1. Di lingkungan 1. Menghormati anggota keluarga yang lebih tua
keluarga 2. Mengeluarkan pendapat dengan baik
3. Masing-masing anggota keluarga menjalankan kewajiban dan haknya
dengan baik
2. Di lingkungan 1. Guru dan peserta didik memahami kewajiban dan haknya di sekolah
sekolah 2. Sebagai peserta didik harus mematuhi peraturan yang dibuat oleh
sekolah, sedangkan bagi guru menjalankan kode etik profesinya.
3. Sebagai peserta didik tugas utamanya adalah belajar, jadi waktu di
sekolah digunakan sepenuhnya untuk menuntut ilmu.
3. Di lingkungan 1. Saling menghargai dan saling menghormati antar sesama warga
masyarakat masyarakat.
2. Memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan hak sebagai
warga masyarakat.
3. Saling mengingatkan tentang hak dan kewajiban masing-masing
sehingga tidak ada silang sengketa.
4. Di lingkungan 1. Sebagai warga negara wajib menaati peraturan atau undang-undang yang
bangsa dan dibuat pemerintah.
negara 2. Melaksankan kewajiban terlebih dahulu baru menuntut hak, jangan
menuntut hak tapi lalai akan kewajiban.
3. Memdukung semua kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakayat,
apabila ada kebijakan yang kurang tepat dapat disampaikan melalui
wakil rakyat.

2. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama antara lain berdoa
sesuai dengan agama (menjalankan)
1.1.2 Menunjukkan sikap suka memberi atau menolong sesama (Menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan sikap perhatian terhadap kebersihan kelas antara lain membersihkan
kelas (Menjalankan)
2.1.4 Sikap mmbantu teman dalam menyelesaikan proses pembelajaran (menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual indicator 1
1) Selalu Menghargai perbedaan teman sebagai anugerah Amat Baik
Tuhan yang Maha Esa dalam rangka penghormatan hak Baik
asasi manusia Cukup
2) Kadang-kadang Menghargai perbedaan teman sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa dalam rangka
penghormatan hak asasi manusia
3) Tidak Menghargai perbedaan teman sebagai anugerah
Tuhan yang Maha Esa dalam rangka penghormatan hak
asasi manusia
2 Sikap sosial indicator 1
4) Selalu responsif dan proaktif terhadap pelanggaran hak Amat Baik
dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam Baik
kehidupan di sekolah Cukup
5) Kadang responsif dan proaktif terhadap pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam
kehidupan di sekolah
6) Tidak responsif dan proaktif terhadap pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam
kehidupan di sekolah

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

B. Penilaain Penegtahuan
penilaian harian Bentuk soal essay
1. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila
2. sejarah perkembangan Hak dan Kewajiban Warga Negara
3. macam-macam Hak dan Kewajiban Warga Negara
4. instrument HAM di Indonesia
5. macam-macam Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
6. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
a. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang politik
b. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan
hidup
7. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
8. contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
9. contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan hidup di sekolah

Rubrik penilaian Pengetahuan


Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1  Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila 5
 Substansi Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila 5
2  sejarah perkembangan Hak dan Kewajiban Warga Negara dari dalam negeri 5
 sejarah perkembangan Hak dan Kewajiban Warga Negara dari luar negeri 5
3  macam-macam Hak Warga Negara 5
 macam-macam Kewajiban Warga Negara 5
4  instrument HAM di Indonesia menurut UUD NRI tahun 1945 5
 instrument HAM di Indonesia menurut peraturan dibawah UUD 5
5  macam-macam Hak Warga Negara Indonesia 5
 macam-macam Kewajiban Warga Negara Indonesia 5
6a  Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara bidang politik 5
 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang politik 5
6b  Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara bidang lingkungan hidup 5
 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan 5
hidup
7  Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga 5
Negara repreesif 5
 Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara repreesif
8 contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran Hak 10
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
9 contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan Pelanggaran 10
Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan
hidup di sekolah
Jumlah 100

C. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara RI (Menyaji)
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
analisis anya/menjawab atikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
sebagai
penyajian
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
LEMBAR KERJA SISWA

1. Peserta didik dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4 - 5 orang siswa, dengan pembagian
tugas sebagai berikut.
 Kelompok 1 Analisis tentang substansi Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 2 Analisis tentang sejarah Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 3 analisis hak dan kewajiban warga negara
 Kelompok 4 Analisis tentang instrument Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 5Analisis tentang macam-macam hak dan kewajiban warga negara
 Kelompok 6 Analisis tentang kasus dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara
 Kelompok 7 Analisis tentang contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
 Kelompok 8 Analisis tentang contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan hidup di
sekolah
. 2. Peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam
dalam daftar pertanyaan, terkait dengan tugas yang diberikan sebagai berikut.
a. Hal-hal yang terkait mengapa dan bagaimana.
b. Hubungan dengan fungsinya
c. Permasalahan dihadapi .
d. Solusi terkait dengan permasalahan tersebut

1. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara RI (Menyaji)
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/Gasal
Materi Pokok : KD 3.2 Praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian
Alokasi waktu : 8 X 45 menit (4 kali pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Melalui sosiodrama peserta didik dapat Mengevaluasi dan mendemonstrasikan hasil evaluasi
praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian serta
berperilaku mendukung Perlindungan dan Penegakkan Hukum di Indonesia sebagai bentuk
ibadah yang jujur tidak merusak lingkungan sebagai wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Uraian kegiatan
langkah
Pendahuluan 1. Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2. Menanyakan pada peserta didik hubungan prilaku warga Negara yang
mendukung penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara bidang lingkungan hidup di sekolah dengan penegakan
hukum
3. Peserta didik dipastikan mengetahui tujuan pembelajaran untuk
mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian melalui diskusi sosiodrama
Kegiatan 1. Tahap persiapan siswa dmemperhatikan penjelasan umum tentang hokum
Inti 2. Mempersiapkan masalah dan guru pembuatan naskah sosio drama, dan
bagaimana pelaksanaan nya
3. Penentuan pelaku atau pemeran dan bagaimana pentingnya menjadi
pemeran terhadap tema perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian
4. Tahap permainan diakhir menyampaiakn evaluasi perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
5. Diskusi tentang tingkah laku pemeran hubungannya evaluasi dari
perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian.
6. Ulangan permainan oleh beberapa anak yang menjadi penonton setelah di
dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru sebelumnya.
Penutup 1. Kesimpulan umum banwa Indonesia negara hukum untuk mewujudkan
tegak berdirinya negara demokrasi. Sehingga komponen negara
menjadikan hukum untuk pedoman hidup hukum sehari-hari
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan naskah
dan mendemontrasikan perlindungan hukum a.l pelanggaran yang
berkaitan dg kasus perusakan fungsi lingkungan, pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dan mengetahui materi
berikutnya perkembangan IPTEK
3. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap tetap beribadah dan jujur di era perkembangan IPTEK)
b. Jurnal (sikap beribadah dan jujur di era perkembangan IPTEK)
2. Pengetahuan
a. Tes tulis
Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian

3. Ketrampilan
Portofolio (Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum
untuk menjamin keadilan dan kedamaian)
Mengetahui Semarang, Juni 2020
Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.Si Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas XII tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran
1. Materi Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
PENGERTIAN, TUJUAN, JENIS-JENIS DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM
PENGERTIAN HUKUM
1. hukum secara umum
Perlu kamu ketahui sebelum dijelaskan tentang pengertian hukum, pengertian hukum hingga saat
ini belum ada kesepahaman dari para ahli. Namun dalam perumusannya, pengertian hukum harus
menganut unsur-unsur hukum yang ada. Kamu bisa baca tentang unsur-unsur hukum di artikel ini.
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur
tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
Ada pula yang mengatakan bahwa, Hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi bagi pelanggarnya.

2. Pengertian hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


a. Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atau otoritas.
b. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
c. Patokan (kaidah, ketentuan).
d. Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.

3. Pengertian hukum menurut para ahli


a. Achmad Ali : hukum adalah norma yang mengatur mana yang benar dan mana yang salah, yang
eksistensi atau pembuatannya dilakukan oleh pemerintah, baik itu secara tertulis ataupun tidak
tertulis, dan memiliki ancaman hukuman bila terjadi pelanggaran terhadap norma tersebut.
b. Plato : hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun dengan baik serta juga
mengikat terhadap masyarakat maupun pemerintah.
c. Tullius Cicerco : hukum merupakan sebuah hasil pemikiran atau akal yang tertinggi yang
mengatur mengenai mana yang baik dan mana yang tidak.
d. Utrecht : hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika
dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah.
e. Prof. Dr. Van Kan : hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia di dalam Masyarakat.
Hukum ini merupakan aspek yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan yang mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk masyarakat.
Jadi, tiap masyarakat berhak mendapat hak yang sama dalam mata hukum.
Unsur-unsur Hukum
a. Ada 4 unsur hukum dalam suatu pengertian hukum atau perumusan suatu hukum, yaitu :
Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
berisikan perintah dan larangan.
b. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaha atau badan yang berwenang. Jadi hukum tidak boleh
dibuat oleh orang biasa melainkan oleh lembaga yang berwenang. Sifat hukum ini bersifat
mengikat masyarakat luas.
c. Penegakkan aturan hukum tersebut harus bersifat memaksa dimana peraturannya bukan untuk
dilanggar melainkan untuk dipathui.
d. Memiliki sanks di setiap pelanggaran, sanksinya tegas dan diatur dalam peraturan hukum
.
TUJUAN HUKUM
Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian,
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya hukum maka
tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses pengadilan dengan prantara hakim berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar
setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri.

JENIS-JENIS HUKUM DI INDONESIA


Hukum secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Hukum Publik dan Hukum Privat. Hukum
pidana merupakan hukum publik, artinya bahwa Hukum pidana mengatur hubungan antara para
individu dengan masyarakat serta hanya diterapkan bilamana masyarakat itu benar-benar
memerlukan.
Van Hamel antara lain menyatakan bahwa Hukum Pidana telah berkembang menjadi Hukum
Publik, dimana pelaksanaannya sepenuhnya berada di dalam tangan negara, dengan sedikit
pengecualian. Pengeualiannya adalah terhadap delik-delik aduan (klacht-delicht). Yang
memerlukan adanya suatu pengaduan (klacht) terlebih dahulu dari pihak yang dirugikan agar
negara dapat menerapkannya.
Maka Hukum Pidana pada saat sekarang melihat kepentingan khusus para individu bukanlah
masalah utama, dengan perkataan laintitik berat Hukum Pidana ialah kepentingan
umum/masyarakat. Hubungan antara si tersalah dengan korban bukanlah hubungan antara yang
dirugikan dengan yang merugikan sebagaimana dalam Hukum Perdata, namun hubungan itu ialah
antara orang yang bersalah dengan Pemerintah yang bertugas menjamin kepentingan umum atau
kepentingan masyarakat sebagaimana ciri dari Hukum Publik.
Contoh Hukum Privat (Hukum Sipil)
 Hukum sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang)
 Hukum sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja)
 Dalam bahasa asing diartikan :
a. Hukum sipil : Privatatrecht atau Civilrecht
b. Hukum perdata : Burgerlijkerecht
c. Hukum dagang : Handelsrecht
Contoh hukum Hukum Publik
 Hukum Tata Negara
Yaitu mengatur bentuk dan susunan suatu negara serta hubungan kekuasaan anatara lat-alat
perlengkapan negara satu sama lain dan hubungan pemerintah pusat dengan daerah (pemda)
 Hukum Administrasi Negara (Hukum Tata Usaha Negara), mengatur cara menjalankan tugas
(hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan negara;
 Hukum Pidana,
mengatur perbuatan yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa saja yang melanggar
dan mengatur bagaimana cara mengajukan perkara ke muka pengadilan (pidana dilmaksud
disini termasuk hukum acaranya juga). Paul Schlten dan Logemann menganggap hukum pidana
bukan hukum publik.
 Hukum Internasional (Perdata dan Publik)
a) Hukum perdata Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga
negara suatu bangsa dengan warga negara dari negara lain dalam hubungan internasional.
b) Hukum Publik Internasional, mengatur hubungan anatara negara yang satu dengan negara
yang lain dalam hubungan Internasional.
Macam-macam Pembagian Hukum
1. Menurut sumbernya :
 Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.
 Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.
 Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian
Negara.
 Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim.
 Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa orang
sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.

2. Menurut bentuknya :
 Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan
 Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan.
3. Menurut tempat berlakunya :
 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.
 Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia
internasional.
4. Menurut waktu berlakunya :
 Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu.
 Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
 Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa di dunia.
5. Menurut cara mempertahankannya :
 Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
 Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara
melaksanakan hukum material
6. Menurut sifatnya :
 Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak.
 Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
7. Menurut wujudnya :
 Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.
 Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang
tertentu atau lebih. Disebut juga hak.
8. Menurut isinya :
 Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
 Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat
kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara.

Pertemuan 2
Pengertian perlindungan hukum
Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib
dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik
fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari
pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di
sidang pengadilan. Aturan hukum tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja,akan tetapi
harus berdasarkan kepentingan jangka panjang.
Perlindungan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2002 Tentang
Tatacara Perlindungan Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat
adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat
keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari
ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun, yang diberikan pada tahap
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan.
Menurut R. Soeroso, hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang
dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan
melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang
melanggarnya.
Hubungan hukum ( rechtsbetrekkingen) diartikan sebagai hubungan antara dua atau lebih
subyek hukum, hubungan mana terdiri atas ikatan antara individu dengan individu, antara individu
dengan masyarakat atau antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam
hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban
pihak yang lain” (Uti Ilmu Royen, 2009: 52).
Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum
dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran
dari fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.
Perlindungan hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of Law
karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan memberikan pengakuan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia, konsep Rechtsct muncul di abad ke-19 yang pertama kali
dicetuskan oleh Julius Stahl.Pada saatnya hampir bersamaan muncul pula konsep negara hukum
(rule of Law ) yang dipelopori oleh A.V.Dicey.

Konsep rechtsta kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada hukum. Konsep Negara


hukum atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup 4 elemen, yaitu :
1. Perlindungan hak asasi manusia;
2. Pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
4. Peradilan tata usaha Negara (Philips M. Hadjon 1987: 2).

Sedangkan menurut A.V.Dicey menguraikan adanya 3 (tiga) ciri penting negara hukum
yang disebut dengan Rule of Law , yaitu :
1. Supermasi hukum, artinya tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya
boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama didepan hukum, baik bagi rakyat biasa atau pejabat pemerintah.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.
Keberadaan hukum dalam masyarakat sangatlah penting, dalam kehidupan dimana hukum
dibangun dengan dijiwai oleh moral konstitusionalisme, yaitu menjamin kebebasan dan hak warga,
maka mentaati hukum dan konstitusi pada hakekatnya mentaati imperatif yang terkandung sebagai
subtansi maknawi didalamnya imferatif.
Negara hukum pada dasarnya bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi rakyat
terhadap tindakan pemerintah dilandasi dua prinsip negara hukum, yaitu :
1. Perlindungan hukum yang preventif Perlindungan hukum kepada rakyat yang di berikan
kesempatan untuk mengajukan keberatan (inspraak) atau pendapatnya sebelum suatu keputusan
pemerintah menjadi bentuk yang menjadi definitife.
2. Perlindungan hukum yang represif Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk
menyelesaikan sengketa.

Salah satu ciri dari negara hukum atau the rule of law adalah adanya jaminan perlindungan
HAM oleh negara kepada warga negara. Makna jaminan perlindungan di sini adalah bahwa negara
memiliki kewajiban (state obligation) untuk mempromosikan (to promote), melindungi (to protect),
menjamin (to guarentee), memenuhi (to fulfill), memastikan (to ensure) HAM.

2. Penegakan hukum
Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Stabilitas politik dan keamanan hanya dapat tegak bila aturan hukum berjalan dengan
semestinya. Keragu-raguan dan lemahnya penegakkan hukum akan membuat negara jatuh pada
kondisi ketidakpastian dan instabilitas. Karena itu tekad untuk memelopori tegaknya supremasi
hukum di Indonesia, dimana:
1. pemerintah dan semua anggota masyarakat terikat oleh hokum.
2. setiap orang diperlakukan sama di hadapan hokum.
3. kemuliaan manusia diakui dan dilindungi oleh hokum, dan
4. keadilan terjangkau oleh semua warga tanpa kecuali. Untuk mewujudkan hal tersebut,
dibutuhkan perundang-undangan yang transparan, hukum yang adil, penegakan hukum yang dapat
diprediksi, dan tanggung jawab pemerintah untuk menjaga ketertiban.

Contoh penegakan hokum : Strategi penegakan hukum harus diawali dengan membersihkan
aparat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif, sesuai dengan pepatah, “hanya sapu
bersih yang dapat membersihkan lantai kotor”. Sebab, penegakan hukum sangat bergantung pada
aparat yang bersih, baik di kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan seluruh jajaran birokrasi yang
menjalankan fungsi-fungsi penegakan hukum tersebut. Korupsi dan penyalahgunaan kew

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Proses penegakan hukum tergantung
kepada beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lembaga penegak hukum. Lembaga penegak
hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan peranannya masing – masing
yang diatur dalam peraturan perundang – undangan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut harus
mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan masyarakat serta
dipercaya oleh semua pihak termasuk oleh anggota masyarakat.
Berikut dijelaskan secara singkat peran dan tugas/wewenang dari lembaga – lembaga
penegak hukum, adalah sebagai berikut:
A. Peran Kepolisian Republik Indonesia
Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disebut POLRI merupakan lembaga negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya
yang berkaitan dengan penanganan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, Polri
sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.
Fungsi kepolisian merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat (Pasal 2).
Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 4).
Fungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tugas pokok
kepolisian yang meliputi:
(1) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
(2) menegakkan hukum; dan
(3) memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13).
Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Pasal 14 menyatakan, kepolisian bertugas untuk:
a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan
pemerintah sesuai kebutuhan;
b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas di jalan;
c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat
serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
f. melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik
pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum
acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan
psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
i. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi
dan/atau pihak yang berwenang;
j. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas
kepolisian;
k. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, sesuai yang tercantum dalam Pasal 16 UU RI No. 2
Thn.2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia diberikan wewenang diantaranya:
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan;
c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
d. Menyuruh berhenti orang yang dianggap dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri;
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan;
i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang ditempat
pemeriksaan imigrasi dalam keadaaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau
menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut
umu;
l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung dengan syarat sebagai berikut:
1) Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
2) Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
3) Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan dalam jabatannya;
4) Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa;
5) Menghormati hak asasi manusia.

B. Peran Kejaksaan RI
Kejaksaan RI adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di
bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan Jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang – undang
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan. Pelaku
pelanggaran pidana yang dituntut adalah yang benar bersalah dan telah memenuhi unsur – unsur
tindak pidana yang disangsikan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh
minimal dua (2) orang saksi.
Keberadaan Kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 Thn. 2004. Berdasarkan undang – undang
tersebut, kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan
dalammenegakan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi
manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan harus
melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Adapun yang menjadi fungsi, tugas dan wewenang
dari kejaksaan, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi dari kejaksaan yaitu:
a. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan dan
pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
b. penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen,
administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik negara menjadi
tanggung jawabnya;
c. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di bidang
pidana;.
d. pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban dan
ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan
penegaakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas
lain, untuk menjamin kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan penyelamatan
kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan Jaksa Agung;
e. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau
tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri sendiri
atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya
sendiri;
f. pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan
perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam maupun
dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung
2. Tugas dan Wewenang Kejaksaan yaitu:
a. Di bidang pidana :
1) Melakukan penuntutan;
2) Melaksanakan ketetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang – undnag;
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik
b. Di bidang perdata dan tata usaha negara :
Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun diluar pengadilan
untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
c. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut melaksanakan kegiatan :
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
3) Pengawasan peredaran barang cetakan;
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
6) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
Untuk mengefektifkan peranannya lembaga kejaksaan di Indonesia memiliki tiga tingkatan yaitu
1. Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh Jaksa Agung
2. Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dippimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan Tinggi
(Kajati)
3. Kejaksaan Negeri di tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh seorang kepala kejaksaan
(Kajari).

C. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman


Keberadaan lembaga kehakiman di Indonesia diatur dalam UU RI No. 48 Thn. 2009 tetang
kekuasaan kehakiman, yang merupakan penyempurnaan dari UU RI No. 4 Thn. 2004. Berdasarkan
UU RI No. 48 Thn. 2009, berdasarkan pasal 24 ayat 2 UUD RI bahwa kekuasaan kehakiman di
Indonesia dilakukan oleh :
1. Mahkamah Agung,
2. badan peradilan yang berada dibawah mahkamah agung yang meliputi; badan peradilan
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.
3. Mahkamah Konstitusi
Lembaga – lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan, dan dibersihkan dari setiap
intervensi baik dari lembaga legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainnya. Kekuasaan kehakiman
lembaga – lembaga tersebut dilaksanakan olehHakim.
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang – undang untuk
mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak disebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang – undangan. Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan – kekuasaan lain dalam memutusjkan perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh
dari pihak lain dalam memutuskan perkara, maka keputusan hakim cenderung tidak adil, yang pada
akhirnya akan meresaahkan masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan hilang.
Menurut ketentuan UU RI No. 48 Thn. 2009 tentang kehakiman, hakim berdasarkan jenis
lembaga peradilannya diklasifikasikan menjadi:
1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut Hakim Agung.
2. Hakim pada badan peradilan di bawah MA yaitu dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
hakim pada peradilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.
3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut Hakim Konstitusi.
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri bertugas dan
berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986).
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada
instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain
menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undang.
Setiap hakim melaksanakaan proses peradilan dilaksanakan disebuah tempat yang dinamakan
pengadilan. Peradilan menunjukan pada proses berjalannya mengadili perkara sesuai dengan
kategori perkara yang diselesaikan. Sedangkan pengadilan menunjukan tempat untuk mengadili
perkara/tempat melaksanakan proses peradilan guna mengakan hukum.
Kewenangan :
a) Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama;
b) Pengadilan Negeri dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum
kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta;
c) Selain tugas dan kewenangan tersebut diatas, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas dan
kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
D. Peran Advokat
Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi bantuan
di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya., baik berupa nasihat
(konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik didalam maupun diluar pengadilan dengan jalan
mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingann hukum
para pengguna jasanya.
Keberadaan advokat sebagai salah satu lembaga penegak hukum diatur dalam UU RI No. 18
Thn. 2003 tentang Advokat. Setiap orang yang memenuhi syarat dapat menjadi seorang advokat.
Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam pasal 3 UU RI NO. 18 Thn.
2003, yaitu :
1. Warga negara RI;
2. Bertempat tinggal di Indonesia;
3. Tidak berstatus sebagai pejabat negara atau pegawai negeri;
4. Berusia sekurang – kurangnya 25 tahun
5. Berijazah sarjana dengan latar belakang pendidikan tinggi hukum;
6. Lulus ujian yang diadakan Organisasi Advokat;
7. Magang sekurang – kurangnya 2 tahun berturut – turut pada kantor advokat;
8. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana
penjara 5 tahun atau lebih;
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyhai integritas yang tinggi.
Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban,
tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan
perkaranya dan sebagainya. Disamping itu advokat/ pengacara bertugas membantu hakim dalam
mencari kebenaran dan tidak boleh memutar balikan peristiwa demi kepentingan kliennya agar
kliennya menang dan bebas.
Adapun hak dan kewajiban advokat/pengacara, yaitu:
Hak :
1. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi
tanggung jawabya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturang perundang – undangan.
2. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang –
undangan.
3. Advokat tidak dapat dituntut dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam
sidang pengadilan.
4. Advokat berhak mendapatkan informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingna tersebut yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peratuan perundang – undangan.
5. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas
dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaaan dan perlindungan terhadap penyadapan
atas komunilkasi elektronik advokat.
6. Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh yang
berwenang dan/atau masyarakat.
Kewajiban :
1. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuanterhadap klien
berdasarkan jenis kelamin, agama. Polituk, keturunan, ras, atau latar belakang sosial. Dan
budaya.
2. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena
hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undnag – undnag.
3. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
martabat profesinya.
4. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa sehingga
merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaaan dalam menjalankan
tugas profesinya.
5. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakantugas profesi advokat selama
memangku jabatan

Pertemuan 3
3.2.1 Mengevaluasi Dinamika Pelanggaran Hukum
Pertemuan 4
Mehyebutkan contoh prilaku warga Negara yang mendukung Perlindungan dan Penegakkan
Hukum di Indonesia
MENUNJUKKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA

A. Menguraikan kesadaran warga Negara berdasarkan pancasila dan UUD 1945


Sebagai warga nagara, kita seluruh rakyat Indonesia bertanggung jawab untuk membangun
kesadaran hidup berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Hal itu dapat kita lakukan antara lain:
1. Memahami Pancasila dan UUD 1945
Kesadaran hidup berdasarkan Negara dan berkonstitusi hanya dapat dibangun apabila masing-
masing warga Negara mempunyai pemahaman yang tepat dan akurat, baik mengenai dasar
Negara pancasila maupun UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara republik Indonesia
wajib memahami pancasila dan UUD 1945.
2. Berperan serta aktif dalam menegakkan dasar Negara dan konstitusi
Dengan pemahaman yang tepat dan akurat mengenai pancasila dan UUD 1945 diharapkan setiap
warga Negara dapat mengawasi jalannya pemerintahan Negara atau kinerja setiap lembaga
Negara, baik dalam menjalankan fungsi masing-masing maupun dalam menjamin dan
menegakkan hak-hak asasi manusia.
Pengawasan oleh warga Negara itu diharapkan dapat mendorong para penyelenggara Negara
untuk benar-benar melaksanakan dasar Negara pencasila dan UUD 1945, sehingga terwujud
kehidupan bernegara yang konstitusional.
3. Mengembangkan pola hidup taat pada aturan yang berlaku
Lebih dari sekedar mendorong agar para penyelenggara Negara taat pada pancasila dan UUD
1945, setiap warga Negara sesungguhnya juga bertanggung jawab untuk menaati pancasila dan
UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena pancasila dan UUD 1945 itu dijabarkan ke dalam berbagai peraturan perundang-
undangan yang mengatur berbagai segi kehidupan warga Negara sehari-hari, kesadaran hidup
negara dan berkonstitusi harus dimulai dengan menaati berbagai peraturan perundang-undangan
(hukum) yang mengatur berbagai segi kehidupan warga negara sehari-hari itu sendiri.
Lebih dari itu kesadaran hidup berdasar Negara dan berkonstitusi seebenarya bukan hanya
terbangun melalui kebiasaan menaati hukum yang berlaku, melainkan juga melalui kebiasaan
menaati norma-norma yang berlaku di masyarakat baik itu berupa norma kesusilaan, kesopanan,
maupun norma agama.
Membiasakan diri untuk antri, disiplin, mematuhi peraturan lalu lintas, peraturan sekolah, aturan
keluarga, dan sejenisnya merupakan awal yang baik bagi berkembangnya kesadarna hidup
sesuai dasar Negara dan konstitusi Negara.
B. Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi Negara.

Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Agar Konstitusi Negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pemahaman taat
asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga Negara sebagai berikut
:
a. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang dilihat,
didengar, dirasakan, dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya
menghilangkan rasa curiga dan salah paham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya dan
kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan sikap terbuka
terhadap konstitusi Negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai warga Negara
yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara negara dengan seoptimal
mungkin.
b. Mampu mengatasi masalah
Setiap warga Negara harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi. sikap ini penting untuk di kembangkan karena akan membentuk kebiasaan
menghadapi masalah, sehingga kalau sebelumnya hanya menjadi penonton, pengkritik atau
menyalahkan orang lain, sekarang menjadi orang yang mampu member solusi ( jalan keluar ).
kemampuan untuk mengatasi masalah konstitusi negara akan memberikan iklim dan suasana
yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
c. Menyadari adanya perbedaan
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakat sangat beragam sehingga
tertanam istilah bhineka tunggala ika ( berbeda –beda namun tetap satu ). perbedaan
harus diterima sebagai suatukenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama, suku
bangsa, adat istiadat, danbudayanya.
d. Memiliki harapan Realistis
Negara Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat didunia
memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam menghargai kehidupan. Dalam
penyelenggara kehidupan Negara, sangat penting bagi warga Negara untuk mampu memahami
situasi dan kondisi Negara dalam kebijakan yang diambil.
e. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri
Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu karya bangsa
untuk kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia adalah “ kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa” dalam penyelenggaraan Negara.
f. Mau menerima dan memberi umpan balik
Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan dalam rangka
menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para penyelenggara Negara.

Wujud Partisipasi terhadap pelaksanaan UUD hasil amandemen :


Dalam diri Pribadi
Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain
Mematuhi dan mentaati peraturan yang berlaku
Tidak main hakim sendiri
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Dalam keluarga
Taat dan patuh terhadap orang tua
Ada keterbukaan terhadap permasalahan yang dihadapi
Memiliki etika terhadap sesama anggota keluarga
Mengembangkan sikap sportifitas

Dalam Sekolah
Taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah
Melaksanakan program kegiatan OSIS dengan baik
Mengembangkan sikap sadar dan rasional
Melaksanakan hasil keputusan bersama
Dalam masyarakat
Menjunjung tinggi norma-norma pergaulan
Mengikuti kegiatan yang ada dalam karang taruna
Menjalin persatuan dan kerukunan warga melalui berbagai kegiatan
Sadar pada ketentuan yang menjadi keputusan bersma
Dalam berbangsa dan bernegara
Sanggup melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingtan bangsa dan Negara
Sadar akan kedudukanya sebagai warga Negara yang baik
Setia membela Negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
3. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
3.2.2 Menunjukkan perilaku beribadah dalam praktik pelindungan dan penegakan hukum
untuk menjamin keadilan dan kedamaian (menjalankan)
Sikap Sosial
2.2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan hukum di
tengah masyarakat (Menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual
1) Selalu beribadah dalam praktik pelindungan dan Amat Baik
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian Baik
2) Kadang-kadang beribadah dalam praktik pelindungan
dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan Cukup
kedamaian
3) Tidak beribadah dalam praktik pelindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian
2 Sikap sosial
4) Selalu perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan Amat Baik
penegakan hukum di tengah masyarakat
5) Kadang perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan Baik
penegakan hukum di tengah masyarakat
6) Tidak perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan Cukup
penegakan hukum di tengah masyarakat

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolr Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

B. Pengetahuan
..........................

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Menyajikan/bert Memperh Menam Rapi
analisis anya/menjawab atikan bah dalam
pertanyaan proses catatan laporan
sebagai
penyajian
hasil
pembah
asan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
LEMBAR KERJA SISWA

1. Peserta didik dalam 6 kelompok yang beranggotakan 4 - 5 orang siswa, dengan pembagian
tugas sebagai berikut.
 Kelompok 1 Analisis tentang substansi Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 2 Analisis tentang sejarah Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 3 analisis hak dan kewajiban warga negara
 Kelompok 4 Analisis tentang instrument Hak dan Kewajiban manusia
 Kelompok 5Analisis tentang macam-macam hak dan kewajiban warga negara
 Kelompok 6 Analisis tentang kasus dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara
 Kelompok 7 Analisis tentang contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
 Kelompok 8 Analisis tentang contoh prilaku warga Negara yang mendukung Penanganan
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara bidang lingkungan hidup di
sekolah
. 2. Peserta didik secara kelompok mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam
dalam daftar pertanyaan, terkait dengan tugas yang diberikan sebagai berikut.
a. Hal-hal yang terkait mengapa dan bagaimana.
b. Hubungan dengan fungsinya
c. Permasalahan dihadapi .
d. Solusi terkait dengan permasalahan tersebut

1. Penilaian ketrampilan
Soal : Menyaji Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara RI (Menyaji)
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 50
2 Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses penyajian 10
4 Menambah catatan sebagai hasil pembahasan 10
5 Rapi dalam laporan 10
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/Genap
Materi Pokok : KD 4 Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga
dan mempertahankan NKRI
Alokasi waktu : 6 x 45 menit (3 kali pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan berbasis penyingkapan
(Discovery Learning) peserta didik dapat mengevaluasi dan Merancang dan mengkampanyekan
laporan hasil evaluasi persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan NKRI serta bersikap toleransi dan Bersikap proaktif terhadap sekolah
adiwiyata sebagai wujud syukur terhadap Tuhan YME hidup dalam NKRI
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah- Uraian kegiatan
langkah
Pendahuluan 1 Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2 Peserta didik menjawab pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu
sikap selektif terhadap perkembangan iptek dalam Negara kesatuan
Republik Indonesia dan menjawab pertanyaan tentang konsep Negara
Kesatuan Indonesia
3 Peserta didik mempersiapkan pembelajaran mengevaluasi dinamika
persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui (Problem
Based Learning) dan berbasis penyingkapan (Discovery Learning)
Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi Konsep negara kesatuan (unitarisme) dan
Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Karakteristik Negara
Kesatuan Republik Indonesia
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan a.l
a. konsep negara kesatuan dan serikat
b. Konsep negara kesatuan (unitarisme) menurut UUD NRI tahun 1945
c. dinamika negara kesatuan Indonesia sejak merdeka s.d sekarang
d. Implementasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sekarang ini
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi tentang permasalahan a s.d d
4. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara berdiskusi permasalahan a s.d d
5. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya permasalahan a s.d d dengan data-data atau teori
pada buku sumber
6. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan dan Menyampaikan hasil
diskusi penyelesaian permasalahan a s.d d secara klasikal
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa penting mengetahui
dan menerapkan bentuk Negara Indonesia Kesatuan yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia dan sudah diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan materi
presentasi tentang Merancang dan mengkampanyekan persatuan dan
kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan mempertahankan NKRI
melalui upaya pelestarian fungsi lingkungan, menjaga pencemaran dan
atau kerusakan lingkungan hidup
3. Peserta didik menyiapkan latihan soal untuk PAT
4. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap toleransi dan sikap proaktif)
b. Jurnal (catatan sikap toleransi dan proaktif)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
b. Mengidentifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
c. Tugas (membuat laporan)
3. Ketrampilan
Mempresentasikan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap negara
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (laporan)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.S.i Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas XII tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
1. Contoh sikap toleransi sebagai upaya dalam menjaga dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
2. Contoh sikap proaktif dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai
upaya dalam menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Mengidentifikasi kelebihan konsep Negara Kesatuan.
5. Menilai persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Revolusi Kemerdekaan (18
Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949).
6 . Menilai persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat (27
Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950).
7. Menilai persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal (17 Agustus1950
sampai dengan 5 Juli 1959).
8. Menilai persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Lama (5Juli 1959 sampai
dengan 11 Maret 1966).
9. Menilai Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai
dengan 21Mei 1998).
10. Menilai persatuan dan kesatuan pada masa Reformasi (Periode 21 Mei
1998-sekarang)

lampiran 2
Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.3. 1 Menunjukkan perilaku beribadah di tengah pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa
(menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan perilaku Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk mensikapi
pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika (Menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual
1) Selalu beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek dengan Amat Baik
tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
2) Kadang-kadang beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek Baik
dengan tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
3) Tidak beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek dengan tetap Cukup
memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
2 Sikap
1) selalu Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk mensikapi Amat Baik
pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
2) kadang-kadang Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk Baik
mensikapi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3) tidak pernah Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk Cukup
mensikapi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial


No Nama Religius Ket Sosial Ket
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif .

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B. Pengetahuan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA SEMESTA
KOTA SEMARANG
Jalan Kokrosono Semarang 50177  (024) 3513404, Fax. (024) 3564343
Email : sman14smg_padblass@yahoo.com Web : http://sman14-smg.sch.id

PENILAIAN HARIAN 1
SEMESTER GENAP 2019/2020 KANAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Pengaruh IPTEK dalam NKRI
Kelas : XII
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertantaan dibawah ini!


1. Jelaskan tentang pengertian IPTEK di bidang teknologi! Dan sebutkan 4 contoh
teknologi bidang transportasi!
2. Tuliskan 4 pengaruh potisif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang ekonomi!
3. Tuliskan 4 pengaruh negatif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang social budaya!
4. Tuliskan masing-masing 2 Dampak positif dan negativ dari video yang kalian kerjakan
dalam tugas!
5. Sikap selektif apa saja yang dapat ditunjukkan untuk menghadapi pengaruh kemajuan
IPTEK di bidang politik!
Jawaban

Nama : ..............................
Kelas : .............................
Absen : .............................
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA SEMESTA
KOTA SEMARANG
Jalan Kokrosono Semarang 50177  (024) 3513404, Fax. (024) 3564343
Email : sman14smg_padblass@yahoo.com Web : http://sman14-smg.sch.id

PENILAIAN HARIAN 1
SEMESTER GENAP 2019/2020 KIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Pengaruh IPTEK dalam NKRI
Kelas : XII
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertantaan dibawah ini!


1. Jelaskan tentang pengertian IPTEK di bidang Sosial Budaya ! Dan sebutkan 4 contoh
teknologi bidang !
2. Tuliskan 4 pengaruh potisif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang hankam!
3. Tuliskan 4 pengaruh negatif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang politik!
4. Tuliskan masing-masing 2 Dampak positif dan negativ dari video yang kalian kerjakan
dalam tugas!
5. Sikap selektif apa saja yang dapat ditunjukkan untuk menghadapi pengaruh kemajuan
IPTEK di bidang ekonomi!
Jawaban

Nama : ..............................
Kelas : .............................
Absen : .............................
B. Penilaian ketrampilan
Soal : Merancang kegiatan kampanye pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
sebagai upaya menjaga dan mempertahankanNegara Kesatuan Republik
Indonesia.
Mengampanyekan ke g i a t a n p e n t i n g n y a persatuan dan kesatuan bangsa
sebagai upaya menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil rancangan 40
2 Mengkampanyekan/Menyajikan/bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 20
4 Rapi dalam laporan 20
Jumlah 100

Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Mengkampa Memperhat Rapi dalam
rancangan nyekan/Men ikan proses laporan
yajikan/bert
anya/menja
wab
pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA SEMESTA


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/Gasal
Materi Pokok : KD 3 (pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika)
Alokasi waktu : 6 x 45 menit (3 kali pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Learning siswa dapat mengidentifikasi dan
mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika serta memiliki sikap taqwa dan proaktif
terhadap pelestarian l;ingkungan sebagai wujud syukur terhadap Tuhan YME
2. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Uraian kegiatan
Pendahuluan 1 Salam, memastikan kelas bersih dan berdoa
2 Peserta didik dikondisikan menjawab pertanyaan tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi apa saja yang ada di sekitar kita dan hubungan antara ilmu
dan pengetahuan dengan globalisasi
3 Peserta didik mempersiapkan pembelajaran Mengidentifikasi dan
mempresentasikan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika melalui Discovery
Learning
Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topik materi Pengaruh positif dan negatif serta sikap selektif dalam
kemajuan IPTEK terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mengajukan pertanyaan tentang materi tentang :
a. Pengaruh positif dan negatif kemajuan IPTEK terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia
b. Sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh kemajuan IPTEK
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi
4. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara berdiskusi
5. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
6. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan dan Menyampaikan hasil
diskusi secara klasikal
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan bahwa banyak Pengaruh positif
dan negatif dari kemajuan IPTEK terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan seluruh komponen bangsa harus bersikap selektif terhadap
pengaruh tersebut
2. Peserta didik mengerjakan tugas tersetruktur dengan menyiapkan materi
presentasi tentang mempresentasikan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
kaitannya dengan pelestarian fungsi lingkungan, pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup
3. Peserta didik menyiapkan pembelajaran selanjutnya tentang dinamika
persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan NKRI
4. Peserta didik mematikan LCD dst, berdoa dan salam

3. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sikap social
a. Observasi (sikap toleransi dan sikap proaktif)
b. Jurnal (catatan sikap toleransi dan proaktif)

2. Pengetahuan
a. Tes tulis
b. Mengidentifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
c. Tugas (membuat laporan)
3. Ketrampilan
Mempresentasikan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap negara
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (laporan)

Mengetahui Semarang, Juni 2020


Kepla Sekolah Guru mapel

Didin Sopandi,M.S.i Erna Yunaini,S.H.,M.Si

Catatan Kepala Sekolah


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1
MATERI
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 revisi
2. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
3. Pancasila
4. Modul PPKn Kelas XII tahun 2019
5. Video/artikel yang terkait
6. Sumber lainnya

Tentang
1. Contoh perilaku beribadah di tengah pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Contoh perilaku Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk mensikapi pengaruh
kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3. Pengaruh positif dan negatif kemajuan IPTEK terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
4. Sikap selektif terhadap Pengaruh positif dan negatif kemajuan IPTEK terhadap Negara
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

lampiran 2
Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Sikap Spiritual
1.3. 1 Menunjukkan perilaku beribadah di tengah pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa (menjalankan)
Sikap Sosial
2.1.3 Menunjukkan perilaku Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk mensikapi
pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
(Menjalankan)
Rubrik penilaian sikap
Soal Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Sikap Spiritual
1) Selalu beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek dengan Amat Baik
tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
2) Kadang-kadang beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek Baik
dengan tetap memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
3) Tidak beribadah di tengah pengaruh kemajuan iptek dengan tetap Cukup
memegang nilai-nilai ke-Tuhanan YME
2 Sikap
1) selalu Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk mensikapi Amat Baik
pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
2) kadang-kadang Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk Baik
mensikapi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3) tidak pernah Bertanggungjawab dalam bersikap rukun untuk Cukup
mensikapi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Rekapitulasi Pengamatan sikap Religius dan sikap sosial
No Nama Religius Ket Sosial Ket.
Siswa Ibdah Tolrn Jujur Dspln Tgjwb Gtgryg Krjsm Santun Rspon Proktif

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B. Pengetahuan

SMA SEMESTA
KOTA SEMARANG

PENILAIAN HARIAN 1
SEMESTER GENAP 2019/2020 KANAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Pengaruh IPTEK dalam NKRI
Kelas : XII
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertantaan dibawah ini!


1. Jelaskan tentang pengertian IPTEK di bidang teknologi! Dan sebutkan 4 contoh teknologi
bidang transportasi!
2. Tuliskan 4 pengaruh potisif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang ekonomi!
3. Tuliskan 4 pengaruh negatif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang social budaya!
4. Tuliskan masing-masing 2 Dampak positif dan negativ dari video yang kalian kerjakan dalam
tugas!
5. Sikap selektif apa saja yang dapat ditunjukkan untuk menghadapi pengaruh kemajuan IPTEK
di bidang politik!
Jawaban

Nama : ..............................
Kelas : .............................
Absen : .............................
SMA SEMESTA
KOTA SEMARANG

PENILAIAN HARIAN 1
SEMESTER GENAP 2019/2020 KIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Materi : Pengaruh IPTEK dalam NKRI
Kelas : XII
Hari/tanggal : ............................................

Jawablah pertayaan dibawah ini!


1. Jelaskan tentang pengertian IPTEK di bidang Sosial Budaya ! Dan sebutkan 4 contoh teknologi
bidang !
2. Tuliskan 4 pengaruh potisif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang hankam!
3. Tuliskan 4 pengaruh negatif IPTEK bagi kehidupan sehari-hari di bidang politik!
4. Tuliskan masing-masing 2 Dampak positif dan negativ dari video yang kalian kerjakan dalam
tugas!
5. Sikap selektif apa saja yang dapat ditunjukkan untuk menghadapi pengaruh kemajuan IPTEK di
bidang ekonomi!
Jawaban

Nama : ..............................
Kelas : .............................
Absen : .............................
B. Penilaian ketrampilan
Soal : Menganalisis hasil identifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Rubrik penilaian
No Aspek/konsep yang Dinilai Skor
1 Hasil materi analisis 40
2 Mempresentasikan /bertanya/menjawab pertanyaan 20
3 Memperhatikan proses 20
4 Rapi dalam laporan 20
Jumlah 100
Penilaian Keterampilan
No Nama Siswa Indikator Ket
Hasil Mempresent Memperhat Rapi dalam
Analisis asikan ikan proses laporan
/bertanya/m
enjawab
pertanyaan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas / Program : XII / IPA
Tahun Pelajaran : 2020/2021

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2 Menunjukkan perilaku jujur, responsif, tanggung jawab,peduli,santun dan pro aktif sebagai bagian dari
solusi atas atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulanberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


SMT KOMPLEK DAYA INTAKE RATA-RATA
SITAS DUKUNG
1.2. Menghargai perbedaan sebagai anugerah Tuhan TME dalam rangka penghormatan HAM 7,0 7,5 8,0 7,5
1

2.1.Bersikap responsif dan pro aktif terhadap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban 7,0 8,0 7,5 7,5
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.1 Menganalisis Nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan 7,0 8,0 7,5 7,5
kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4.1. Menyaji hasil analisis nila-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran Hak dan 7,0 8,0 7,5 7,5
kewajiban wpemerintahan Negara rga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegra.

7,0 7,9 7,6 7,5

1.2. Menjalankan prilaku orang beriman dalam praktek perlindungan damn penegakakn 8,0 7,0 7,5 7,5
hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian.

2.2. Berlaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakkan hukum di tengah masyarakat. 8,0 7,0 7,5 7,5

3.2. Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamian keadilan 7,0 8,0 7,5 7,5
dan kedamaian.
4.2 . Mendemontrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk 7,0 8,0 7,5 7,5
menjamian keadilan dan kedamaian.

7,5 7,5 7,5 7,5

1.3. Menyikapi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memegang 7,0 8,0 7,5 7,5
2 nilai-nilai Ketuhanan YME.

2.3. Bertanggung jawab dalam menyikapi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan 8,0 7,0 7,5 7,5
teknologi dalam Bhineka Tunggal Ika.

3.3. Mengidentifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan terhadapnegara dalam 7,0 8,0 7,5 7,5
Bhineka Tunggal Ika
4.3. Mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan 7,0 8,0 7,5 7,5
danteknologi terhadapnegara dalam Bhineka Tunggal Ika

7,3 7,8 7,5 7,5

1.4. Mensyukuri persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya dalam menjaga dan 7,0 8,0 7,5 7,5
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk pengabdian

2.4. Bersikap proaktif dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya 8,0 7,0 7,5 7,5
dalam menjaga dan mempertahankan NKRI.

3.4. Mengevaluasi dianmika persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan 7,0 8,0 7,5 7,5
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.4. Merancang dan mengkampanyekan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya 7,0 8,0 7,5 7,5
menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik indonesia.

7,3 7,8 7,5 7,5

7,50
NILAI KKM SMT. 1 dan SMT. 2 7,50

Mengetahui, Semarang, 3 Juni 2020


Kepala SMA SEMESTA Semarang Guru Mata Pelajaran

Didin Sopandi, S.Si Erna Yunaini, S.H,M.Si.

Anda mungkin juga menyukai