Anda di halaman 1dari 3

self_efficacy

Frequency Percent Valid Cumulative Percent


Percent
Valid baik 121 86.4 86.4 86.4
kurang baik 19 13.6 13.6 100.0
Total 140 100.0 100.0

Gambaran self efficacy lansia hipertensi


Kategori Self efficacy n (%)
Self efficacy baik 121 86,4
Self efficacy kurang baik 19 13,6
Total 140 100
Data Primer, 2020

DIAGRAM SELF EFFICACY

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar lansia


hipertensi memiliki self efficacy yang baik dengan frekuensi 121 lansia (86,4%) dan
yang memiliki self efficacy yang kurang baik berjumlah 19 lansia (13,6%).

PEMBAHASAN SELF EFIKASI


Berdasarkan data hasil pengkajian didapatkan sebagian besar lansia hipertensi
(84,6%) memiliki self efficacy yang baik. Penelitian ini sama halnya dengan yang
dilakukan oleh Harsono (2017) tentang Self efficacy pada penderita hipertensi
memiliki kategori yang tinggi yaitu sebanyak 28 responden (54,9%). Lebih lanjut
penelitian yang dilakukan oleh Kawulusan dkk., (2019) yang menyebutkan sebagian
besar penderita hipertensi memiliki self efficacy tinggi yaitu berjumlah 66 orang (77,6
%). Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa mereka memiliki keyakinan serta
manajemen perawatan control hipertensi dengan baik meskipun pada hasilnya upaya
penurunan tekanan darah belum tercapai.
Self efficacy pada individu yang memiliki penyakit kronis difokuskan
dalam kepatuhan terhadap kegiatan manajemen diri. Self efficacy dianggap sebagai
keterampilan utama dan sangat penting pada penderita hipertensi untuk secara efektif
mengendalikan penyakit. Self efficacy adalah prediktor tidak langsung kualitas hidup
secara umum pada individu dengan hipertensi dan prediktor langsung untuk
kesehatan fisik dan mental global mereka (Lee dkk., 2019). Self efficacy yang baik
pada penderita hipertensi dapat menurunkan terjadinya komplikasi (Okatiranti dkk.,
2017). Mulyana dan Kencana (2019) dijelaskan self efficacy yang dapat dilakukan
oleh penderita hipertensi antara lain memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam
memonitoring tekanan darah, memelihara berat badan, memilih makanan yang sesuai
untuk klien dengan hipertensi (rendah garam, rendah lemak, buah dan sayur),
melakukan olahraga minimal 30 menit, menghindari konsumsi minuman beralkohol,
mengatasi stress, tidak merokok serta kemampuannya akan kepatuhan dalam
pengobatan.
Asumsi peneliti dapat disimpulkan apabila mayoritas lansia hipertensi
memiliki keyakinan dalam diri untuk melakukan manajemen kesehatan seperti
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, perilaku dan keterampilan, serta
melakukan perawatan diri terkait dengan penyakit yang dialami akan tercapai kondisi
kesehatan yang optimal.

Harsono, J. 2017. Hubungan Efikasi Diri Dengan Manajemen Perawatan Diri Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang. Skripsi. Fakultas Keperawatan, Universitas Ngudi Waluyo Ungaran.
Kawulusan, K. B., M. E. Katuuk, dan Y. B. Bataha. 2019. Hubungan self-efficacy
dengan kepatuhan minum obat hipertensi di puskesmas ranotana weru kota
manado. E-Journal Keperawatan. 7(1):1–9.
Lee, M. J., S. Romero, H. Jia, C. A. Velozo, A. L. Gruber-Baldini, dan L. M.
Shulman. 2019. Self-efficacy for managing hypertension and comorbid
conditions. World Journal of Hypertension. 9(3):30–41.
Mulyana, H. dan S. M. Kencana. 2019b. Gambaran self efficacy penderita hipertensi
disalah satu puskesmas dikota bandung. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia.
15(1):45–48.
Okatiranti, E. Irawan, dan F. Amelia. 2017. Hubungan self efficacy dengan perawatan
diri lansia hipertensi. Jurnal Keperawatan BSI. 5(2):130–139.

Anda mungkin juga menyukai