2
4
1 2 3 4
Gambar 4.7 Bilik Pancuran Dengan Tempat Duduk Dan Bak Penampung
Sumber: Data Arsitek
101
010
d. Ruang Makan
Berikut standarnya :
e. P a r k i r d a n S h e l t e r
1-25 1
26-50 2
51-75 3
76-100 4
101-150 5
151-200 6
201-300 7
301-400 8
401-500 9
b. Kompak
Kriteria:
1) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil
2) Hubungan kegiatan kompak
3) Cocok dikembangkan pada tapak yang luas terbatas dan harga
mahal
4) Cocok dikembangkan pada tapak datar
5) Kesan informal.
c. Linear
Kriteria:
1) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.
2) Hubungan aktivitas kurang kompak menjadi tidak efisien dan
efektif bila panjang jalur menjadi sangat panjang
3) Kurang cocok diterapkan pada tapak yang luas
4) Cocok diterapkan pada tapak miring
5) Kesan informal dan formal
181
818
e. Cluster
Kriteria:
1) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil
2) Hubungan kegiatan ruang kompak (komunikasi berjenjang antar
kelompok jauh dalam kelompok dekat)
3) Cocok dikembangkan pada tapak luas
4) Cocok dikembangkan pada tapak datar
5) Kesan informal
191
919
f. Memusat
Kriteria:
1) Dimensi bangunan menjadi lebih kecil
2) Hubungan kegiatan kurang kompak
3) Cocok dikembangkan pada tapak luas
4) Cocok dikembangkan pada tapak datar
5) Kesan informal
c. Pola Grid : Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang
saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan ruang segi empat. Ciri-ciri pola sirkulasi grid
adalah sebagai berikut:
1) Memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah sehingga
hubungan aktifitas kompak dan efisien
2) Menata grid berdasarkan sistem heararki jalan
3) Penataan bangunan di sisi jalan dengan karakter yang berbeda
4) Kesan monoton
5) Masalah kurang menginahkan kondisi alam sulit ditanggulangi
6) Masalah kemacetan pada titik simpul ditanggulangi dengan
mengatur sirkulasi searah
7) Kurang mengindahkan kondisi alam seperti topografi
keistimewaan tapak
8) Semakin jauh dari simpul jalan pergerakan semakin baik namun
pada titik simpulnya dapat menimbulkan kemacetan akibat
banyak arah sirkulasi yang ditampung pada titik simpul tersebut
9) Kepadatan gerakan atau sirkulasi lebih mungkin dihindari
2) Super Struktur
Merupakan struktur bangunan inti (bagian tengah) yaitu
badan bangunan yang berfungsi memikul beban atap di atasnya
sekaligus sebagai elemen pembatas visual maupun akustik ruang
dalam
Tujuan : menentukan struktur badan bangunan (dinding)
Fungsi sebagai pembatas dan sebagai pembentuk ruang kegiatan
Faktor pertimbangan :
(a) Estetika
(b) Kekuatan dan kekakuan struktur
(c) Fleksibilitas ruang
(d) Keamanan struktur
Dalam hal ini yang menjadi studi pemilihan yaitu struktur
rangka dan struktur masif, dimana akan dijelaskan sebagai berikut:
(1) Struktur Rangka, merupakan struktur yang memiliki
kemudahan dalam pengerjaannya dibandingkan dengan
struktur masif. Dari segi efisien, fleksibilitas ruang kekuatan
dan kekakuan lebih baik daripada struktur masif. Namun
estetika kurang dapat diekspos dibandingkan dengan struktur
masif.
Meliputi:
1) Pemilihan bahan bangunan yang memperhatikan segi keamanan
dan kenyamanan
2) Dikarenakan panti ini adalah panti bersubsidi maka pemilihan
bahan bangunan memiliki harga terjangkau namun tahan lama.
3) Memperhatikan segi estetika yang mana berkaitan dengan konsep
home itu sendiri
4) Merupakan material yang berasal dari daerah itu sendiri agar
mudah dijangkau dan efisiensi biaya
5) Kemudahan perawatan material
b. Analisis
1) Material Pengisi Dinding
3) Material Atap
Utara : Persawahan
Barat : Persawahan
4 2
3
1 2 3 4
5.1.2 Zonifikasi
a. Klimatologi
Berikut eksisting site beserta arah datangnya matahari dan aliran
angin:
Gambar 5.3 Eksisting Klimatologi
Sumber. Analisis
Penggunaan tritisan sebagai penghalang
sinar matahari secara langsung (sun
shading)
Pertimbangan:
1) Pencahayaan yang paling baik bagi kesehatan dan psikologis
adalah pencahayaan matahari pagi yang masuk ke dalam suatu
ruangan melalui jendela, skylight, clerestories, dan atria. Cahaya
matahari pagi menyehatkan dan menimbulkan energi yang positif
bagi lansia.
2) Skala dan proporsi: Makin tinggi plafond makin nyaman
penghawaan dalam ruang (udara panas naik ke atas). Tetapi
ruangan yang terlalu tinggi juga tidak baik maka tinggi ruangan
dibatasi oleh psikologi manusia yang memakai ruangan. Ruang-
ruang yang menampung aktivitas berkapasitas besar yang dibuat
berskala megah.
120
1201
Hasil:
Penerapan ruang dalam: Ruang dalam dirancang dengan sistem
cross – ventilation. Ventilasi silang berguna agar udara terus mengalir
dari luar kedalam rumah dan dari dalam rumah mengalir keluar.
Sehingga udara dalam ruang tetap terjaga kebersihan dan
kesegarannya.
b. Analisis Kebisingan
Berikut eksisting site beserta tingkat kebisingan:
Persawahan
U
SIT
E
Persawahan
Bentinjan
Jalan
Persawahan
Persawahan
Permukima
n
Persawahan
Persawahan
122
1221
U
SITE Bising
b erasal dari lalu lintas kepadatan sedang
Persawahan
Agak Bising
b erasal dari lalu lintas kepadatan rendah
Persawahan
Persawahan
Lebar jalan 4 m
Analisis kebisingan:
1) Menjauhkan masa bangunan dari sumber kebisingan yang
mengganggu.
2) Menyamarkan kebisingan yang ada dengan barier-barier yang
sesuai dengan karakter alam
3) Meletakkan masa bangunan diantara taman
4) Penggunaan material dari bahan alami yang mampu menyerap
suara
5) Pengadaan vegetasi untuk menangkal kebisingan sekaligus
barier
Analisis vegetasi:
1) Vegetasi pada fasade berfungsi untuk menserasikan bangunan
dengan lingkungan setempat
2) Vegetasi sebagai penegas unsur karakter alam pada fasade
3) Menggunakan vegetasi yang tumbuh di lingkungan sekitar
Hasil:
1) Pepohonan dapat meredam kebisingan dengan cara
mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting.
Penanaman vegetasi pepohonan dalam bentuk shelter belt,
dengan penutupan yang rapat dan berlapis-lapis, dapat
meredam kebisingan yang cukup besar hingga 95% dari
sumbernya.
Gambar 5.9 Pohon Jati dan Bambu
Sumber: analisis
Vegetasi
sebagaai
penangkal
kebisingan
U
SITE Diasumsikan bangunan inti,
hunian lansia yang bersifat
privat. maka, masa bangunan
diletakkan menjauh dari sumber
kebisingan
Jalan Bentin
Pe rsawahan
Pe rsawahan
jan
Pe rsawahan
Lebar jalan 4 m
Pe r mukiman
c. Analisis Aksesibilitas
Berikut eksisting site beserta sirkulasi kendaraan disekitarnya:
Jalan Medura
Jl. Magelang-Purworejo
Jalan Bentinjan
Persawahan
Jalan Medura
U
SITE
View ke tapak harus menunjukkan
kesan khusus.
view ke luar tapak menarik
identitas bangunan yang "home".
Persawahan
Persawahan
Persawahan
Permukima
n
Pertimbangan
1) Fasad bangunan dan bukaannya mengarah pada persawahan
2) View dan Orientasi menampilkan potensi setempat ddan
menciptakan landscaping dalam tapak
Maka:
1) Pemandangan Alam: Sentuhan alam yang tampak melalui
jendela dapat memberikan efek relaksasi
a) Sawah
View vegetasi ini dapat digunakan pada unit-unit hunian yang
berbatasan dengan sawah-sawah. View ini akan tampak
melalui jendela-jendela pada kamar tidur unit hunian tersebut.
b) Taman
View vegetasi ini dapat digunakan pada sepanjang koridor unit
hunian. Taman akan ditanami dengan pohon dan bunga-
bunga.
Untuk unit hunian yang tidak berbatasan langsung dengan
sawah juga dapat menikmati view vegetasi taman melalui
jendela-jendela kamar tidur di unit hunian tersebut. View ini
juga diterapkan pada ruang rawat intensif di unit kesehatan.
Pada ruang rawat intensif tersedia jendela bagi lansia yang
sedang sakit untuk menikmati pemandangan taman.
View ini juga diterapkan pada unit kesehatan yaitu pada ruang
tunggu melalui atria.
U
SITE
View ke tapak
harus menunjukkan
kesan khusus. Persawahan
identitas bangunan yang "home".
Persawahan
Persawahan
Permukiman
U
SITE
Persawahan
Persawahan
Permukiman
Gambar 5.18 Hasil view to site
Sumber: Analisis
Analisa view from site:
Persawahan
Persawahan
U
SIT
E View keluar tapak
menarik
view ke luar t ap ak menarik
al
View keluar
view ke luar
a
agak menarikJ
tapak agak
menarik
Persawahan
Permukima
n
Persawahan
Persawahan
Hasil view from site:
Persawahan
view ke lua r ta p a k, p a d a b a g ia n
ini tid a k mena
rik.
U
ma ka d ib ua tla h ta ma n d a n la nd
ma rk seb a ga i p eng hub ung d r zona lua r
ke d a la m
d a n seb a ga i view d a ri b a ng una n ke lua r ta p a k
Persawahan
untuk bangunan
taman dan halaman SIT utama yg bersifat
privat
di tepi dan tengah site
sebagi penghubung E dan bangunan penunjang
masa antar bangunan yg bersifat semi
dan view bagi penggunananya privat, maka masa
bangunan
berorientasi ke dalam site
Ta ma n seb a ga
i p enya ring ud a ra
Area jog g ing tra
Persawahan ck d a n b icycle tra
ck
e. Analisis Topografi
Berikut eksisting site topografi:
n Bentinja
n
Drainase Tapak
Persa wa ha n
U
SITE
Persa wa ha n
Persa wa ha n
Persa wa ha n
Perm ukim a n
landmark
Persawahan
U
konsep home yang didukung
SIT oleh perencanaan hunian yang
berupa permukiman,
maka orientasi bangunan
menghadap ke dalam
Persawahan
Persawahan
Persawahan
U
untuk bangunan
SIT utama yg bersifat
privat
taman dan halaman di tengah E dan bangunan penunjang
site sebagi penghubung masa antar yg bersifat semi
bangunan dan view bagi penggunananya privat, maka smasa
bangunan
berorientasi ke dalam site
Persawahan
Persawahan
Fasilitas Hunian
Fasilitas Pembinaan
Fasilitas Pengelolaan
Fasilitas Penunjang
PERSYARATAN RUANG
JENIS
SUB RUANG Cahaya Cahaya Hawa Hawa Sarana SIFAT
RUANG
Alami Buatan Alami Buatan Keamanan
Lobby
Publik
Penerima Ruang Tamu
Lavatory (L/P) Lantai Tidak Servis
Ruang Kepala Licin, tidak
Panti terdapat
Semi
Pengelolaan Ruang handrail
Administrasi Privat
Ruang
Sekretaris
PERSYARATAN RUANG
JENIS
SUB RUANG Cahaya Cahaya Hawa Hawa Sarana SIFAT
RUANG
Alami Buatan Alami Buatan Keamanan
Ruang
Bendahara
Ruang Koor.
Ruang Arsip
Lavatory (L/P) Servis
Sumber. Analisis Pribadi
PERSYARATAN RUANG
JENIS
SUB RUANG Cahaya Cahaya Hawa Hawa Sarana SIFAT
RUANG
Alami Buatan Alami Buatan Keamanan
Kamar Lantai Tidak Privat
R.Keluarga Licin, dan jika
Semi
R. Makan kotor mudah Privat
dibersihkan
Terdapat
Hunian
handrail
Lansia Dapur pada koridor
Tipe 1
menuju
dan Tipe 2 Servis
ruang terkait
Lantai Tidak
Licin dan
KM/WC
terdapat
handrail
Lantai Tidak
Hunian Lansia Tipe 3, Tipe 4 Licin dan
dan Tipe 5 terdapat
handrail
PERSYARATAN RUANG
JENIS
SUB RUANG Cahaya Cahaya Hawa Hawa Sarana SIFAT
RUANG
Alami Buatan Alami Buatan Keamanan
Fasilitas Kesehatan
Ruang
Lantai Semi
Dokter Konsultasi &
Tidak Licin Privat
Umum Periksa
Ruang Tunggu jika kotor Publik
Ruang mudah
Semi
Konsultasi & dibersihkan
Fisioterapi Privat
Ruang Periksa
, dan
Ruang tunggu Publik
terdapat
Ruang
handrail Semi
konsultasi &
Privat
periksa pada tepi
Hidroterapi Ruang dinding dan Publik
tunggu
koridor
Whirpool
menuju Servis
KM/WC
ruang
Semi
Ruang obat terkait
Privat
Ruang jenazah Servis
Fasilitas Pembinaan
Ruang
Menyulam
Ruang
Ruang Merajut
Keterampi- Terdapat
Ruang Lukis
lan handrail
Gym
menuju
R. Bilyard Semi
objek,
Aula Privat
lantai
Taman – Area
mudah
Sosial- Berjemur
dibersihkan
Rekreasi Ruang Makan
R. Musik
Perpustakaan
Lantai tidak
Lavatory Lansia (L/P) licin dan
Servis
terdapat
handrail
Sumber. Analisis Pribadi
Tabel 5.4 Persyaratan Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang
PERSYARATAN RUANG
RUANG Cahaya Cahaya Hawa Hawa Sarana SIFAT
Alami Buatan Alami Buatan Keamanan
Semi
Mushola
Privat
T. Wudhu & KM/WC
Dapur Terdapat Servis
Laundry handrail menuju
objek dan
Semi
Lapangan Tennis
penunjuk arah Privat
serta lantai tidak
R. CCTV Privat
licin
Pos Jaga
Perawatan Gedung Servis
T. Parkir
Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan:
Sangat butuh
Tidak Butuh
R. KESEHATAN
R. JENAZAH
R. PERIKSA
R. OBAT
R. SOS-REK :
MUSHOLLA
R. MAKAN
PARKIR HALL-KANTOR
AULA R. MUSIK
PERPUSTAKAAN DAPUR
LAVATORY LAUNDRY
HUNIAN LANSIA :
KM/WC
HALAMAN R. TIDUR
R. KELUARGA
R. MAKAN
R. KETRAMPILAN
HUNIAN PERAWAT/PENGELOLA:
R. TIDUR
R. PERAWATAN R. KELUARGA
BANGUNAN LAVATORY
Kegiatan
225
Kegiatan Pengelola
4919
Kegiatan Hunian
1440
Kegiatan Pelayanan
2906
Kegiatan Penunjang
9490 m2
Total Ruang Dalam
Sumber: Analisis Pribadi
Tabel 5.6 Ruang Parkir
LUAS
RUANG PARKIR KAPASITAS STANDART 2 SUMBER
(m )
Pedoman
Mobil Pengelola (3)
Teknis
Mobil Tim Medik (3)
Penyelenggara-
Mobil Pengunjung (12) 2
Mobil= 26 12,5 m /mobil an Fasilitas
Mobil Ambulans (2) 661,4
(2,5x5) Parkir.
Mobil Transport (3) 2
+
@2 m /motor Departemen
Mobil Servis (3) 100%
Motor= 125 (1x2) Perhubungan
Motor Pengelola/ 661,4
@1,2 Direktorat
Perawat (65)
Sepeda= 72 2
m /motor Jenderal
Motor Pengunjung (60)
(0,6x2) Perhubungan
Sepeda (72)
Darat
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
ASPEK FISIOLOGIS
Keselamatan Rumah merupakan tempat Pada kemiringan jalan ramp ditandai dengan
dan berlindung yang melingkupi adanya perbedaan warna pada penutup lantai
keamanan kita dengan privasi,
keamanan, perlindungan
dan pertahanan dari apa-
apa yang dapat
membahayakan kita yang
berasal dari luar
Hal ini berhubungan
dengan tingkat kebutuhan
akan rasa aman, rumah
berfungsi sebagai Sudut ramp yang digunakan untuk menjaga
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
kualitas yang ada
a) Atap limasan, Tipe atap ini akan digunakan
didalamnya. Kehangatan
pada unit kesehatan dan hunian lansia.
ini simbolik dan
interpersonal. Kehangatan
tercipta karena adanya
suatu hubungan timbal
balik antara rumah dengan
penghuninya, antar
sesama penghuninya, dan b) Atap joglo
antara rumah, penghuni Atap joglo akan diterapkan pada ruang sosial-
dan lingkungan rekreasi.
sekitarnnya.
Rumah dan pertumbuhan
manusia terhubung secara
intim
c) Atap Pelana
Atap pelana akan diterapkan pada ruang
publik.
ASPEK PSIKOLOGIS
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
hal yang dibutuhkan oleh taman.
mereka, di usia yang
sudah mulai menua
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
Aspek panca Kenyamanan dilihat dari Berkebun, dan aktivitas keterampilan lainnya
indera perspektif psikologis merupakan sarana menjaga panca indera agar
manusia berarti feeling tetap berfungsi.
good atau merasakan
sesuatu yang baik, benar
dan layak.
144
1441
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
Ketidak- Rumah juga harus Hadirnya teman seusisa mereka merupakan hal
asingan/ berfungsi sebagai sumber yang menyenangkan. Mereka dapat bernostalgia
keakraban hiburan, di saat lingkungan dan berbagi kisah hidup bersama
luar tidak mendukung,
maka rumahlah yang akan
mengambil peran.
Rumah dan pertumbuhan
manusia terhubung secara
intim
Nostalgia berarti rasa
rindu, Hal ini sehubungan Seperti halnya hadirnya kawan seusia mereka
dengan kejadian dan merupakan hal yang menyenangkan, begitu juga
memori yang telah dialami dengan hadirnya remaja atau anak – anak, hal ini
oleh seseorang selama dapat mengisis kekosongan hati dan menjadikan
menjalani masa hidupnya. lansia tidak cepat bosan.
145
1451
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
Rumah adalah
kehangatan. Rumah
menciptakan sebuah
kualitas yang ada
didalamnya.
Estetik/pena Secara nyata, rumah lebih Perancangan ruang dalam lebih ditekankan pada
mpilan dari sekedar aspek fisik unit-unit yang berkaitan langsung dengan lansia
(material). Hal ini berarti, yaitu unit hunian lansia, unit sosial-rekreasi, unit
bentuk dan struktur dari keterampilan dan unit kesehatan. Pemakaian
rumah itu sendiri memiliki warna pada unit-unit tersebut adalah sebagai
kecocokan dengan berikut:
kebutuhan psikologi kita. a) Unit hunian lansia dan unit kesehatan
Rumah merupakan sumber Unit menggunakan warna hijau yang dapat di
identitas kita. terapkan pada dinding, pintu, jendela dan
Hal ini berhubungan perabot seperti kursi/sofa, gorden, tempat
dengan tingkat kebutuhan tidur dan aksesoris lainnya.
fisik, rumah dikatakan
dapat memenuhi
b) Unit sosial-rekreasi
kebutuhan akan tempat
Unit menggunakan warna kuning-jingga yang
untuk tinggal, tempat untuk
dapat diterapkan pada dinding, pintu, jendela
memfungsikan organ
dan perabot seperti kursi/sofa, gorden, tempat
tubuhnya (beraktivitas),
tidur dan aksesoris lainnya.
tempat untuk manusia
makan dan minum, tempat
untuk manusia beristirahat, c) Unit keterampilan
dan tempat untuk tidur. Unit menggunakan warna merah yang dapat
di terapkan pada dinding, pintu, jendela dan
perabot seperti kursi/sofa, gorden, tempat
146
1461
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
tidur dan aksesoris lainnya.
d) Unit kesehatan
Unit menggunakan warna putih yang dapat di
terapkan pada dinding, pintu, jendela dan
perabot seperti kursi/sofa, gorden, tempat
tidur dan aksesoris lainnya.
b) Keramik bertekstur
Penerapan material ini pada lantai unit hunian
lansia terutama pada kamar mandi. Selain itu
juga diterapkan pada ruang makan, dapur
bersih, ruang menyetrika dan gudang di unit
hunian lansia. Material ini juga diterapkan
pada semua ruang unit keteramilan dan unit
sosial-rekreasi.
147
1471
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
c) Bata ekspose
Material ini dikombinasikan dengan material
bata plester yang diterapkan pada semua
dinding unit hunian lansia, unit keterampilan
dan unit sosial rekreasi.
d) Dinding keramik
Material ini akan diterapkan pada dinding
kamar mandi pada unit hunian.
e) Plafond
Material ini akan diterapkan pada semua
langit-langit pada semua unit.
148
1481
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
f) Kayu
Material ini akan diterapkan pada perabotan
unit hunian lansia, unit kesehatan, unit
keterampilan dan unit sosial rekreasi untuk
menciptakan nuansa rumah.
Prinsip –
Prinsip
Konsep Home Aplikasi
Perancangan
PSTW
pencitraan terhadap apa Kepuasan diri ketika hanya seorang merenungi
saja yang telah diraih oleh perjalanan hidupnya dengan melihat keluar jendela
pemiliknya, dan dapat dari dalam rumah.
menjadi sarana
penghargaan terhadap apa
saja yang telah diraih oleh
pemiliknya.
5.3.2 Landscape
Taman merupakan salah satu sarana wajib yang terdapat pada
setiap panti sosial. Elemen - elemen yang dibutuhkan dibagi menjadi dua,
yaitu keras dan lembut. Elemen keras merupakan elemen pendukung
bagi taman yang bersifat mati, seperti sculpture, pedestrian, lampu taman,
dll. Sedangkan elemen lembut merupakan elemen pendukung yang
bersifat hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan air. Pembatas pada taman
meliputi pembatas langit – langit, pembatas dinding dan pembatas bidang
alas. Fungsi taman yang direncanakan adalah sebagai:
a. Sebagai ruang terbuka untuk melibatkan udara segar dengan
lingkungan serta sebagai saran pemulihan
b. Sebagai pembatas atau jarak dan penghubung diantara masa
bangunan serta sebagai pelembut arsitektur bangunan
Berikut tabel konsep perencanaan landscape lihat pada tabel 5.5.
150
1501
ELEMEN
Pergola
Gazebo
Pedestrian –
Jogging
Track –
Bicycle
Track
Tempat
Sampah
151
1511
ELEMEN
Lampu
Taman
Kursi
Taman
Sculpture
152
1521
ELEMEN
Kolam Ikan
Fountain
Jalur
Refleksi
Parkir
Sepeda
Pagar
153
1531
ELEMEN
Tanaman
Rambat
Untuk
Pergola
Alamanda
Tanaman
Obat Seledri (obat asam urat)
Keluarga
Untuk
Berkebun
Blustru/ Ketela Manis (obat
asma)
ELEMEN
kontur olahan
kontur asli
Jalan Medura
kantor pengelola
fasilitas penunjang
hunian lansia
hunian perawat/pengelola
servis
taman
taman lansia
lap. tenis
jogging & bicycle trcak
5.5.2 Penghawaan
Penghawaan merupakan elemen yang sangat penting di PSTW
terutama pada ruangan yang padat dengan aktivitas-aktivitas lansia.
Selain memberikan perasaan nyaman saat beraktivitas, penghawaan
dapat mencegah penularan penyakit pada lansia karena udara dalam
ruangan terus berganti dengan udara luar ruangan.
Penghawaan yang dipakai adalah penghawaan alam tetapi perlu
dihindari aliran udara yang terlalu keras. Di dalam ruangan dibutuhkan
aliran udara yang perlahan-lahan namun terus-menerus, sehingga
ruangan akan selalu mendapatkan pergantian udara segar. Sistem
penghawaan silang akan menjamin akses keluar masuk udara yang
lancer sehingga ruangan tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik.
157
1571
a. Air Sumur
159
1591
pompa sumur
Gambar 5.33 Aliran Sistem Pompa
Sumur Sumber: Analisis Pribadi
b. PDAM
Bak Penampungan
Distribusi Air
Pompa
dari PDAM
Bak
Air
Penampungan
Sabun Sumur
Sabun
Bak IPAL Peresapan
Bak Kontrol Sederhana Air Kotor
Air (SPAK)
Penampungan
Berlemak
Lemak
Bak
Kotoran Penampungan Septictank
Limbah Padat
machine, alarm akan bekerja mengeluarkan suara dan lampu merah yang
terletak pada depan pintu akan menyala. Selain itu user machine akan
terhubung langung ke master machine dan dari master machine
memberikan respon kepada display panel yang berada pada tempat jaga
perawat. Dari display panel perawat akan mengetahui lansia yang
membutuhkan pertolongan. Untuk mempermudah pekerjaan, nursing call
juga bisa terhubung dengan telepon perawat, caranya tinggal menekan
tombol merah pada user machine dan lansia akan langsung berhubungan
dengan perawat.
Rancangan nursing call diletakkan pada area yang mudah
dijangkau oleh lansia (terutama di daerah kamar mandi dan toilet) dengan
mempertimbangkan resiko jatuh, kecelakaan dan pertolongan darurat.
Namun, nursing call tidak dipasang di dekat pegangan tangan di dinding
karena memungkinkan pemanggilan perawat secara tidak sengaja.
Carito, Hadi. 2009. Peran Komnas Lanjut Usia dalam Penguatan Pembinaan
Keagamaan. Harmoni 8(29):18.
Chandra, Verry. 2012. Desain Panti Sosial Tresna Wredha Abiyoso Sleman,
Yogyakarta. Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Chaudhury, Habib and Graham D. Rowles. 2005. Home and Identity in Late Life.
New York: International Perspectives Springer Publishing company.
Clare, Cooper, Marcus and Carolyn, Francis. 1998. People Places Design
Guidelines For Urban Open Space. 2nd edition. USA: International
Thomson Publishing.
_,_. The House as Symbol of the Self.
Day, C. 2002. Spirit and Place. Great Britain: Architectureal Press.
De Chiara, Joseph., J. Crosbie, Michael. 1983. Time Saver Standards for
nd
Building Types 2 Edition. Singapore: Mc Graw Hill Book Companies Inc.
Dianita, Ratna. 2009. Panti Werdha yang Dikembangkan dalam Makna Cinta
Kasih di Yogyakarta. Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Farasara, Fauziah. 2003. Spririt of place. Skripsi. Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Indonesia. Depok.
Herwijayanti, Mediana. 1997. Pusat Pelayanan Usia Lanjut. Skripsi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hurlock, B. Elizabeth. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Israel, Toby. 2003. Some Place Like Home – Using Design Psychology to Create
Ideal Place. England: Wiley – Academy.
Juwana, J.S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mangoenprasodjo, A., Setiono. 2005. Mengisi Hari Tua dengan Bahagia. Jakarta:
Pradipta Publishing.
Murti, R. Indira. 2013. Perancangan Interior Pada Panti Jompo Melania Di
Bandung. Thesis. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Najjah, D. Priyantini. 2009. Konsep Home Pada Panti Sosial Tresna Werdha
(Studi Kasus : PSTW Budi Mulia 01 Cipayung dan PSTW Karya Ria
pembangunan Cibubur). Skripsi. Program Studi Arsitektur Universitas
Indonesia. Depok.
164
165
1651
Norman L. Newman and Patricia J.Thompson. 1977. Self, Space, and Shelter,
An Introduction to Housing. New York
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Parker, Rosetta E. (1988). Housing For The Elderly - The Handbook For
Manager. Ilinois: Institute of Real Estate Management of The National
Association of Realtors.
Paul, A. Bell, Thomas C. Greene. Jeffrey D. Fisher. Andrew Baum. 2001.
Enviromental Psychology. Belmont: Wadsworth.
Poerwadarminta,W.J.S. (1976 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat
Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Balai Pustaka.
Powel, Lawton. 1975. Planning and manging Housing for The Elderly. USA: John
Wiley & Sons.
Putri, J. Ardita, Roesmanto, Totok, dan Hermanto, Eddy. 2014. Panti Wredha Di
Ungaran Dengan Penekanan Desain Arsitektur Ergonomis. Imaji 3(4):503
Realita, Rima. 2010. Elderly House Arsitektur Perilaku. Skripsi. Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Regnier, Victor. 1994. AIA; Assisted Living Housing for The Elderly. New York:
Van Noutrand Reinhold.
Robert L Rubinstein dan Kate de Medeiros. Home, Self, and Identity dalam
Chaudhury,Habib and Graham D. Rowles. Home and Identity in Late Life.
International Perspectives. Chapter 3:47
Rybczynski, Witold.1987. Home: A Short History of an Idea. USA: Penguin
Books.
Wijaya, A. Dharma. 2013. Perlindungan Hukum bagi Lansia Terlantar dalam
Memperoleh Pelayanan Publik. Skripsi. Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya. Malang.
Internet
SIRC, 27/28 St. Clements, Oxford UK. www.happy_homes.html
Oeniyati, Yulia. 2005.
http://sabda.org/artikel/beberapa_masalah_dan_gangguan_yang_sering_t
erjadi_pada_lansia
Wardalisa. Materi 07: Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow.
http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.0.
https://yulistianijulis.wordpress.com/
Sofyan, Deden Asep. 2010. Jenis-jenis Sirkulasi. Diakses pada 8 April 2014.
http://dedenasepsofyan.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-pola-
sirkulasi.html
167
1671
Wae, Kirun. 2013. Cara Menghitung Jumlah Titik Sprinkler. Diakses pada 17
September 2013. http://projectmedias.blogspot.com/2013/09/cara-
menghitung-jumlah-titik-sprinkler.html
Prasetya, Fuji Agung. 2014. 10 Jenis Tanaman Obat dan Manfaatnya. Diakses
pada 10 Juli 2014. http://inkesehatan.blogspot.com/2014/07/10-
jenis- tanaman-obat-dan-manfaatnya.html