Setelah 73 tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Indonesia kini
mulai menghadapi era yang sangat krusial atau disebut dengan era bonus demografi. Era ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada rentang tahun 2025-2030 dan merupakan kali pertama bagi Negara Indonesia. Selain keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) yang diselenggarakan sejak zaman Presiden Soeharto untuk menurunkan tingkat fertilitas masyarakat, program pembangunan juga telah sukses diselenggarakan pemerintah untuk membangun Bangsa Indonesia. Menurut Noor M (2015), Bonus demografi adalah peluang (window of opportunity) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan mereka. Untuk mendapatkan kualitas sumber daya yang baik tentu tidaklah mudah dan memerlukan proses yang panjang. Era bonus demografi dapat menjadi keuntungan dan juga bencana bagi bangsa Indonesia bila tidak ditanggapi dengan baik. Keuntungan yang dapat diambil dari bonus demografi adalah tersedianya tenaga kerja produktif untuk membangun perekonomian negeri. Hal ini dapat menjadikan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Tetapi, banyaknya sumber daya manusia ini tidak akan berarti apabila lapangan kerja tidak memadai. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia merupakan hal kritis dan menjadi ancaman nyata yang perlu dibenahi kembali dengan segera. Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatukeadaan di mana seseorang yangtergolong dalam angkatan kerja inginmendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan. Noor M.2015.Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan Bonus Demografi.Jurnal Ilmiah.Semarang(ID):UNTAG.