ARI KURNIAWAN
Daftar Isi
I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2
1.1 Tinjauan Umum Paradigma Pengembangan Perikanan Budidaya............................ 2
II DEFINISI DAN TUJUAN .............................................................................................. 3
2.1 Pemberdayaan Fungsi Sosial Ekonomi Masyarakat Pembudidaya........................... 3
2.2 Tujuan ....................................................................................................................... 3
III OBJEK ISI DAN BAHASAN ....................................................................................... 4
IV STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN ............................................................... 4
4.1 Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan .................................................................... 4
4.1.1 Peningkatan Kemampuan Teknis Manajerial Masyarakat Pembudidaya
perikanan ..................................................................................................................... 5
4.1.2 Peningkatan Fungsi Diversifikasi Usaha Bersama ............................................ 6
4.2 Peningkatan Ketersediaan Informasi Teknis Pengelolaan dan Harga....................... 6
4.3 Reformulasi Kebijakan Tataniaga Produksi Kelautan dan Perikanan ...................... 7
4.3.1 Pembatasan Tataniaga kepada Tingkat Kualitas Produksi Tertentu .................. 7
4.3.2 Pembangunan Badan Usaha Khuus Pembudidaya Ikan..................................... 7
V PENUTUP ....................................................................................................................... 8
STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENGEMBANGA SEKTOR PERIKANAN
(TANGKAP & BUDIDAYA) | 2
I PENDAHULUAN
Meskipun dalam arti luas subsektor perikanan air tawar atau budidaya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat pertanian, akan tetapi antara sektor kelautan dengan pertanian terdapat
perbedaan yang sangat mendasar. Perbedaan ini terletak pada karakteristik
pengelolaan sumberdayanya. Pengelolaan sumberdaya pertanian yang terpusat
pada peningkatan produktivitas per satuan lahan menunjukkan bahwa lahan
merupakan faktor produksi yang cenderung bersifat tetap. Kandungan biofisik dan
kimia lahan secara konsisten dapat diperbaiki untuk dapat dipertahankan dalam
menghasilkan produksi pertanian. Karakteristik pengelolaan sumberdaya pertanian
inilah yang mampu meningkatkan kepastian kegiatan produksi di sektor pertanian.
Sebaliknya dalam sektor kelautan dan perikanan, produktivitas satu satuan
lahan tidak dapat ditetapkan secara pasti. Perbaikan kandungan biofisik dan kimia
tidak dapat dilakukan secara parsial, sehingga pengelolaan sektor perikanan dan
perikanan memiliki resiko dan ketidakpastian produksi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan sektor pertanian. Tingginya resiko dan ketidakpastian dalam
proses produksi perikanan laut menyebabkan pertumbuhan investasi di dalam
perekonomian masyarakat menjadi rendah. Investasi yang hanya terbatas pada
pengadaan sarana produksi mula yang membuat perkembangan ekonomi
masyarakat pembudidaya masih bersifat subsisten.
Pola produksi yang bersifat subsisten inilah yang masih kuat dirasakan
mewarnai persepsi dan kegiatan kolektif masyarakat, sehingga terjadi dikotomi
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dari hulu ke hilir.Sesuai dengan tujuan
pembangunan perikanan, yaitu mewujudkan kelestarian dan keamanan produk
pangan perikanan, memperkuat perekonomian rakyat serta mendukung
perekonomian nasional bagi kesejahteraan rakyat, secara langsung atau tidak
langsung akan mengarahkan stakeholder pemegang kebijakan perikanan serta
instansi terkait lainnya untuk terus meningkatkan peran dan fungsinya dalam upaya
pengelolaan perikanan khusunya pengembangan budidaya perikanan.
Terlepas dari perlu atau tidaknya didirikan badan usaha dari sisi
perekonomian nasional dan regional, badan usaha sektor di sektor perikanan sangat
diperlukan sebagai lembaga (a) percontohan usaha, (b) sumber informasi dan
laboratorium penyusunan kebijakan pembangunan regional dan nasional, (c) pusat
penelitian terapan, (d) komponen pengembangan dan advokasi pembangunan, (d)
mitra usaha masyarakat, dan lain lain.
V PENUTUP