Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


HAIs masih merupakan masalah serius di pelayanan kesehatan, terutama di Rumah sakit di
Indonesia, karena mempunyai dampak terhadap pelayanan di rumah sakit, terutama dapat
menyebabkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan meningkat. Selain itu juga mempunyai
dampak terhadap citra rumah sakit dan mutu layanan menurun. Oleh karena itu sasuai UU RI No. 36
dan 44 rumah sakit mempunyai satu komite yaitu komite PPIRS untuk menurunkan HAIs yang salah
satu program PPI tersebut adalah program ICRA (Infection Control Risk Assesment).
ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian
bahwa dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program yang berfokus pada :
1. Pengurangan resiko infeksi
2. Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.
3. Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi dan lingkungan perawatan, yang memungkinkan
organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.
Resiko ICRA terbagi atas :
1. Resiko external
a. Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
b. Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll
c. Kejadian KLB dikomunitas yang berhubungan dengan penyakit menular :
i. Influenza, meningitis
ii. Penyakit lain yang berhubungan dengan kontaminasi pada makanan, air, seperti hep A
dan Salmonella

2. Resiko internal
a Pasien
i Karakteristik pasien
- perempuan, anak-anak
- perawatan akut pada pasien dewasa
- populasi kebutuhan khusus
- perawatan jangka panjang
- rehabilitasi
ii Usia pasien
- Anak-anak, dewasa dan lansia
 Status imunologi
 Penyakit yang berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
 Manula yang sakit cenderung akan mengalami perubahan pola pikir dan kemudian
b Resiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfekatan dan sterilisasi untuk proses peralatan
i Instrumen bedah
ii Pemrosesan alat sekali pakai
iii Pembungkusan kembali alat
iv Peralatan yang dipakai
c Resiko terhadap petugas kesehatan
i Kebiasaan kesehatan perorangan
ii Budaya keyakinan tentang penyakit menular
iii Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
iv Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD, penanganan peralatan
pasien, teknik isolasi.
v Skrening yang tidak adekuat terhadap penyakit menular
d Resiko yang terkait pelaksanaan prosedur
i Prosedur invasive yang dilakukan
ii Peralatan yang dipakai
iii Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
iv Persiapan pasien yang memadai
v Kepatuhan terhadap teknik pencegahan yang direkomendasikan
e Lingkungan
i Pembangunan
ii Kelengkapan peralatan
iii Pembersihan

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas dan pengunjung di
rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampai resiko terhadap :
- Paparan kuman pathogen melalui petugas, pasien dan pengunjung.
- Penularan melalui tindakan / prosedur invasive yang dilakukan baik melalui peralatan,
teknik pemasangan, ataupun perawatan terhadap resiko infeksi (HAIs)
b Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil
penilaian skala prioritas

2
BAB II
ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESMEN)

Resiko adalah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian di masa datang.
Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk menghilangan atau meminimalkan
dampaknya.
Risk Asesment adalah suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara
rinci dan berurutan, baik kejadian yang actual maupun yang potensial beresiko ataupun
kegagalan.
Dan suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang
akan diperbaiki berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan baik actual maupun potensial
dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan.
“Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya resiko yang dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak resiko”. Harus dilakukan oleh seluruh staf
dan semua pihak yang terlibat termasuk pasien dan publik dapat terlibat bila memungkinkan.
Metode dasar manajemen resiko :
 Observasi
 Laporan kejadian
 Dokumen review
 Pengukuran masalah :
- Tingkat kesalahan >> kemungkinan bahaya dan tingkat bahaya
- Resiko sampingan

3
Risk Assesment tool :
 Risk matrix grading
 Root cause analysis
 Failure mode and effect analysis (FMEA)
RISK MATRIX
 Sering digunakan untuk memetakan resiko probalitas dan dampak
Risk matrix efektif
 Mudah digunakan dan dimengerti
 Mempunyai deskripsi detail dan definitive
 Menerangkan bagaimana resiko dapat dimitigasi pada tingkat yang bisa ditolerir
1. Rangking masalah
2. Prioritas masalah
3. Analisa manfaat biaya yang dikeluarkan (setelah dirangking, biaya untuk
mengurangi resiko dibandingkan dengan biaya kalau terjadi resiko)
4. Pastikan resiko yang ditimbulkan bisa diterima atau tidak
Keputusan untuk menerima resiko dan pengelolaannya berdasarkan
pertimbangan
- Kriteria klinisi, operasional, teknik, kemanusian
- Kebijakan tujuan
- Sasaran dan kepentingan stakeholder
- Keuangan, hukum, social\
EVALUASI RESIKO
1. Rengking masalah
2. Prioritas masalah
3. Analisas manfaat biaya yang dikeluarkan (setelah dirangking, biaya untuk
mengurangi resiko dibandingkan dengan biaya kalau terjadi resiko)
4. Pastikan resiko yang ditimbulkan bisa diterima atau tidak.
Keputusan untuk menerima resiko dan pengelolaannya berdasarkan
pertimbangan :
- Kriteria klinis, operasional, teknik, kemanusian
- Kebijakan tujuan
- Sasaran dan kepentingan stakeholder
- Keuangan, hukum, sosial

4
BAB III
ASSESMENT RESIKO

A. Risk Register
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenal resiko, kemudian
dibuat daftar resiko. Daftar resiko dilengkapi dengan deskripsi resiko termasuk menjelaskan
kejadian-kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada : sumber resiko, area resiko, peristiwa dan penyebabnya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi resiko dilakukan dengan proaktif melalui self
assesment,
Identifikasi Resiko
NO STANDAR IDENTIFIKASI RESIKO
1 HAI’s Terjadi peningkatan angka HAI’s
2 Kebersihan tangan Kepatuhan cuci tangan rendah
3 Penggunaan APD Tidak menggunakan APD yang sesuai
4 Pengelolaan Limbah Penanganan limbah tidak adekuat
5 Pengendalian Lingkungan Pengendalian Lingkungan tidak adekuat
6 Penyuntikan yang aman Penyuntikan / pemberian obat IV belum
adekuat
7
8
9
10 Kesehatan Karyawan Belum adekuat dalam pelaksanaan
11 Penempatan pasien Penempatan pasien dengan penyakit menular
dengan penyakit menular belum tepat
Etika Batuk Etika batuk tidak diterapkan Pelaksanaan proses di Unit Gizi belum sesuai
prosedur
Peralatan Peralatan Perawatan Sterilisasi alkes tidak adekuat
Perawatan Pasien tidak adekuat
Pasien
Pengelolaan Pengelolaan linen laundry Kebersihan Ambulance tidak adekuat
Linen tidak adekuat
laundry

Pengelompokan Pengkajian Resiko Berdasarkan Area


1. HAI’s
a. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
b. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
c. Plebitis

5
d. Ventilator Assosiated Pneumoni (VAP)

2. Kebersihan tangan
a. Terdapat washtafle
b. Terdapat handrub
c. Terdapat tissue
d. Kuku petugas pendek
e. Tidak menggunakan cat kuku
f. Melakukan cuci tangan 6 langkah
g. Melakukan cuci tangan 5 momen
h. Terdapat poster cuci tangan
i. Terdapat SPO cuci tangan

3. Penggunaan APD
a. Terdapat handscoon
b. Terdapat masker
c. Terdapat apron kedap air
d. Terdapat sepatu boot
e. Metugas menggunakan APD sesuai indikasi
f. APD dibuang setelah digunakan

4. Pengelolaan limbah
a. Pemisahan limbah dilakukan segera oleh penghasil limbah sesuai dengan tempatnya
b. Limbah infeksius dimasukkan sesuai dengan tempatnya
c. Limbah noninfeksius dimasukkan sesuai dengan tempatnya
d. Limbah benda tajam di masukkan kedalam kotak khusus (sevety box)
e. Tempat sampah dalam kondisi bersih
f. Troli/ gerobak pengambilan sampah dalam kondisi tertutup
g. Tempat sampah di lingkungan bersih dan dilapisi plastik
h. Petugas pengambil sampah menggunakan APD yang sesuai
i. Tempat penyimpanan sampah sementara sudah sesuai

5. Pengendalian Lingkungan
a. Ruangan tertata rapi dan bersih
b. Tidak terdapat sawang-sawang
c. Tidak terdapat serangga
j. Gorden di cuci < 3bulan dan di catat di buku pencucian gorden

6
6. Penyuntikan yang aman
a. Melakukan cuci tangan sesuai 5 moment
b. Menggunakan APD sesuai indikasi
c. Memakai jarum single use
d. Memberikan segera obat injeksi kepada pasien tanpa menyimpan lama
e. Melakukan desinfektan sebelum memberikan injeksi
f. Tidak melakukan recaping dengan kedua tangan
g. Membuang spuit injeksi ke dalam savety box
h. Lepas APD setelah lakukan tindakan

7. Etika Batuk
a. Menutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissue atau lengan dalam baju
b. Membuang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
c. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau mencuci tangan dengan handrub
d. Cuci tangan 6 langkah

8. Peralatan Perawatan Pasien


a. Terdapat Tensimeter
b. Terdapat Stetoskop
c. Terdapat Thermometer
d. Kondisi tensimeter bersih dan baik
e. Terdapat suction
f. Terdapat nebulizer
g. Standard infus cukup
h. Terdapat brangkar
i. Terdapat kursi roda
j. Terdapat trolly
k. Stetoscop dilap alcohol sebelum dan sesudah tindakan
l. Kateter suction tidak digantung bersama suction
m. Nebulizer disimpan kering
n. Tempat tidur pasien dibersihkan setiap pasien pulang

9. Pengelolaan linen laundry


a. Kereta pengambilan tertutup
b. Kereta pengambilan bersih
c. Kereta pengiriman bersih
d. Petugas menggunakan APD saat kerja
e. Pencucian linen terpisah antara infeksius dan non infeksius
f. Ruangan laundry bersih dan rapi
g. Bahan B3 disimpan pada tempat nya

10. Penempatan pasien dengan penyakit menular


7
a. Meletakkan pasien di ruangan tersendiri
b. Menggunakan udara yang bertekanan negatif
c. Menjaga pintu agar tertutup setiap saat
d. Menggunakan APD sesuai SPO

11. Manajemen unit gizi


a. Alur masuk bahan makanan mentah sampai distribusi belum sesuai standar
b. Tempat pembuangan limbah dilapisi plastik
c. Ruang gizi rapi dan bersih
d. Tempat bahan makanan kering di monitor suhu nya
e. Troli dibersihkan setiap setelah digunakan
f. Peralatan makan dan peralatan masak dicuci bersih dan disimpan ditempat yang tidak ada
gangguan binatang
g. Petugas Menggunakan APD yang sesuai
h. Kulkas dalam keadaan bersih dan rapi
i. Spons cuci piring dalam kondisi baik dan sudah di ganti 4 kali dalam sebulan
j. Talenan dalam kondisi bersih dan langsung di ganti jika sudah tidak layak pakai

12. Sterilisasi Alkes


a. Alur masuk sampai distribusi sudah sesuai standar
b. Ruangan dalam keadaan bersih dan tertata rapi
c. Suhu ruangan penyimpanan di monitor
d. Petugas menggunakan APD yang sesuai di Ruang masing masing
e. Instrumen di proses sesuai alur yang benar
f. Indikator sterilisasi berubah warna
g. Alat kadaluarsa dimonitor
a. Instrumen yang sudah steril tertera tanggal kadaluarsa
b. Tidak ada alat yang kadaluarsa di ruang penyimpanan

13. Monitoring Kebersihan Ambulance


a. Brangkar di bersihkan dengan klorin setelah digunakan
b. Ambulance dalam kondisi bersih, tidak ada debu
c. Tersedia APD
d. Petugas tau cara pengunaan spillkit
e. Petugas paham mengenai kewaspadaan transimisi

Resiko dikatakan memiliki tingkat yang dapat diterima bila :


1. Level resiko rendah sehingga tidak perlu penanganan khusus
2. Tidak tersedia penanganan untuk resiko
3. Biaya penanganan termasuk biaya asuransi lebih tinggi dari manfaat yang diperoleh bila resiko
tersebut diterima.
4. Peluang dari adanya resiko tersebut lebih besar dari ancamannya. Langkah evaluasi memastikan
bahwa tidak semua resiko yang terindentifikasi memerlukan rencana pengendalian lebih lanjut. Hasil
8
dari analisis resiko akan disampaikan kepada penanggung jawab tertinggi pengelola resiko di satuan
kerja untuk dilakukan validasi. Hasil validasi akan digunakan untuk menetapkan rencana langkah-
langkah sistem pengendalian untuk menurunkan kemungkinan terjadinya resiko maupun untuk
menurunkan dampak terjadinya resiko.

9
SKALA PRIORITAS PROGRAM PPI BERDASARKAN ICRA
JENIS
TUJUAN TUJUAN PROGRES
No KELOMPOK SKOR PRIORITAS STRATEGI SASARAN EVALUASI
UMUM KHUSUS ANALISI
RISIKO
1. Melaksanakan Kampanye
tentang kebersihan tangan
Tercapainya/
2. Membuatkegiatan yang
meningkatnya 1.Bulanan Pencapaian
Melindungi pasien, dapat memotivasi tenaga Seluruh
Kebersihan angka 2.Triwulan angka kepat
1 40 1 petugas dan kesehatan untuk melakukan personil di
tanagan kepatuhan 3.Semester kebersihan
pengunjung kebersihan tangan RSKH
kebersihan 4.Tahunan tangan 80%
3. Audit
tangan 80%
4. Umpanbalik

1. Menurunkanan
gkakejadianple
Tercapainya bitis 1.Bulanan Angka kej
1. Audit bundles
kejadian Plebitis 2. Petugasmema 2.Triwulan plebitis
2 Plebitis 32 2 2. Pelatihan berkala untuk Perawat
di bawah hamitanda- 3.Semester berkurang/
perawat dandokter
standar 15‰ tandaplebitisda 4.Tahunan terjadi
npencegahann
ya
3 Pengendalia 32 2 Mencegah 1. Tidakterjadi 1. Pelaksanaan ICRA Pasien, 1. Bulanan Lingkungan
n Lingkungan terjadinya infeksi HAIS Renovasi/ konstruksi (Rapat, Perawat, K3 2. Triwulan bebas dari d
silang. 2. Lingkungan Pelaksanaanpemantauan RS. 3. Semeste minimal debu

10
pre, intra, dan post
rekonstruksi /renovasi)
RS bersih, r
2. Pelatihan berkala untuk
amandannyam 4. Tahunan
petugas kebersihan standar
an
prosedur pembersihan
lingkungan RS
1. Proses
pembuanganli
Kepatuhan d
mbahsesuaista
prosedur
ndar
pembuangan
2. Proses 1. Monitoring dan Evaluasi 1.Triwulan
Pengelolaan Mencegah Seluruh penyimpanan
penyimpanan, 2. Melaksanakan sosialisasi 2.Semester
4 limbah dan 24 3 terjadinya infeksi personil di pengangkuta
pengangkutan kembali tentang 3.Tahunan
benda tajam silang RSKH dan pengo
danpengolaha pembuangan limbah
limbah terlak
nlimbahsesuai
sesuai de
denganprosed
prosedur
ur

5 Penyuntikan 24 3 Mencegah 1. Tidakterjadi 1. Melakukan Monitoring Perawat, 1. Bulanan Semua p


yang Aman terjadinya infeksi HAIS penyuntikan yang aman Petugas 2. Tahunan terhindar
silang. 2. Semuastafmej 2. Melakukan koordinasi farmasi HAI’s
alankanprosed dengan Farmasi (MPO)
urdenganbaik untuk merencanakan
inhouse training tentang

11
penyuntikan yang aman

Kualitas
bebas dari n
1. Linen lembab, s
sesuaistandar dan bau 95%
2. Proses 1. Bulana Proses penc
Mencegah
Penatalaksan pencucian, 1. Monitoring danEvaluasi n sesuai de
terjadinya infeksi Petugas
6 aan Linen 24 3 pendistribusian 2. Tahuna standar 100%
silang. Laundry
Laundry , n Pendistribusi
penyimpanans linen baik b
esuaidenganst dan kotor 100
andar Penyimpanan
7sesuai de
standar.
1. Kepatuha
ampemak
Tercapainya/ 1. Petugasmengg
Pasien, APD
meningkatnya unakan APD
1. Audit pelaksanaan Perawat, 1. Bulanan sesuaiden
Penggunaan angka sesuaiindikasip
7 20 4 2. Pengadaan APD yang dokter, 2. Tahunan ndikasi
APD kepatuhan emakaian APD
berkesinambungan penunjang, 2. APD ter
penggunaan 2. Tidakterjadikon
pengunjung di setiap
APD > 75% taminasisilang
sesuaikeb
an

12
8 Manajemen 18 5 Tidak terjadi 1. Petugaspenja 1. Audit berkala Petugas gizi 1. Bulana 1. Prinsippen
unit gizi kontaminasi mahmakanan 2. Pengadaan APD yang n han,
pada makanan menggunakan berkesinambungan 2. Tahuna kebersihan
ke pasien APD yang 3. Pengadaan sarana dan n ungangizi,
sesuai prasarana yang memadai penyimpan
2. Kebersihanling 4. Monitoring danEvaluasi pengangku
kungangiziterja makanand
ga rapengolah
3. Penyimpanan erjalansesu
makananbaikk domangizi
ering, basah, 2. Tidakterjad
makananjadiat aminasisila
aupunmentaht padapasien
erjagakeaman
annyasesuaide
ngansuhudank
elembaban
4. Cara
pengolahanma
kananberjalans
esuaipedoman
gizi
5. Cara

13
pengangkutan
danpenyajianm
akananberjala
nsesuaipedom
angizi
1. Petugas,
pasien dan 1. Melakukan sosialisasi ulang
Mencegah Semua pe
pengunjung tentang etika batuk
terjadinya 1. Bulanan mengetahui
mengetahui 2. Melakukan monitoring
9 Etika Batuk 16 6 penularan Personil RS 2. Tahunan membiasaka
cara etika pengetahuan petugas
infeksi/ virus etika batuk
batuk tentang cara etika batuk
melalui airborne sedang batuk
2. Tidak terjadi
infeksi silang
1. Bul
anan
1. Audit bundles
2. Tri
Tercapainya 1. Menurunkanke 2. Edukasi kepada pasien,
wulan Angka kej
Infeksi Daerah kejadian IDO di jadian IDO keluarga pasien tentang Pasien,
10 12 7 3. Se IDO berku
Operasi (IDO) bawah standar 2. Terlaksananya pencegaha ninfeksi pada petugas
mester tidak terjadi
1,5% bundles IDO luka operasi
4. Tah
unan

Peralatan Mencegah 1. Perawat/ 1. Melakukan monitoring Perawat/ 1. Bulanan Semua pe


11 12 7
Perawatan terjadinya infeksi bidan peralatan perawatan pasien bidan 2. Tahunan melakukan

14
melakukan
perawatan
peralatan
pasien perawatan
di setiap ruangan
Pasien silang 2. Peralatan peralatan p
perawatan sesuai prode
pasien
terpenuhi
kebutuhan nya
1. Pasien yang
menular
melalui
1. Mencegah Pasien
airborne
terjadinya 1. Melakukan monitoring menular m
ditempatkan di
infeksi silang penempatan pasien di 1. Bulanan airborne
Penempatan ruang isolasi
12 12 7 2. Mengurangi ruangan yang terdapat Perawat 2. Tahunan ditempatkan
Pasien yang sesuai
penularan ruang isolasi ruang isolasi
standard
infeksi melalui bertekanan
2. Petugas
transmisi negativ
memahami
penempatan
pasien
13 Pembersihan 12 7 Mencegah 1. Semuastaf 1. Monitoring kebersihan sesuai Driver 1. Bulanan Ambulance b
ambulance terjadinya yang dengan SPO ambulance, 2. Tahunan dan tidak t
kontaminasi menggunakan 2. Workshop mengenai cara Perawat kontaminasi

15
ambulance
terutam driver
ambulance
mengerticarad
esinfeksi
ambulance
2. Semuastaf pembersihan ambulance dan
pada saat yang standar penggunaan APD
terjadinya melaksanakan sesuaidengan transmisi pasien
transportasi transportasime
ngertidanmela
ksanakandeng
anbaikprosedu
rpenggunaan
APD
dantransmisipe
nyakit
14 Ventilator 6 8 Tercapainya 1. Menurunkanke 1. Audit bundles Pasien, 1. Bulana Angka kej
Associated kejadian infeksi jadian 2. Umpan balik terhadap perawat dan n VAP/
Pnemoni VAP/HAP di VAP/HAP pelaksanaan bundle dokter 2. Triwula berkurang/
(VAP) bawah standar 2. Terlaksananya 3. Pelatihan berkala untuk n terjadi
1.5 ‰ bundles perawat dan dokter 3. Semest
VAP/HAP er
4. Tahuna

16
n

Infeksi 1. Audit bundles 1. Bulanan Angka kej


Tercapainya 1. Menurunkanke
Saluran 2. Pelatihan berkala untuk 2. Triwulan ISK berku
kejadian ISK di jadian ISK Perawat dan
15 Kemih (ISK) 6 8 perawat dan dokter 3. Semeste tidak terjadi
bawah standar 2. Terlaksananya dokter
r
15‰ bundles ISK
4. Tahunan
1. Petu 1. Seluruhka
gas RS wanmeng
1. Melakukan pelatihan secara 2. Pasi pelatihan
Terlaksananya
berkala en 100%
pendidikan dan Semua staf dan
Pendidikan 2. Berkoordinasi dengan diklat 3. Kelu 2. Seluruhpe
16 4 9 pelatihan pengunjung di RS 1. Tahunan
dan Latihan tentang jadwal pelatihan staf argapasie as , pa
mengenai PPI memahami PPI
3. Sosialisasi terhadap pasien n keluargap
100%
dan keluarga pasien 4. Peng nmendap
unjung nsosialisa
ntang PP
Mencegah dan 1. Melakukandete
Mengendalikan ksidiniterjadiny
terjadinya akejadianluarbi Pasien,
17 KLB 3 10 kejadian luar asa Surveilans aktif petugas, 1. Tahuna KLB terata
biasa 2. Terlaksananyai PMKP, K3 n
nvestigasikeja
dianluarbiasa

17
1. Menurunkanan
gkakejadiantert
usukbendataja
m 1. Menyediakan sarana yang
2. Petugasdapat memadai Angka kej
Kejadian Mencegah Perawat,
melaksanakan 2. Sosialisasi berkala tentang kecelakaan a
18 tertusuk 3 10 pajanan limbah dokter, 1. Tahunan
prosedurpence pencegahan tertusuk benda tertusuk b
benda tajam benda tajam penunjang
gahantertusuk tajam tajam tidak a
bendatajamda
nmemahamial
urtertusukbend
atajam
1. Kualitasalatinst
rumenmemenu
hipersyaratan
1. Audit pelaksanaan proses
2. Kualitasalatste
Tercapainya pencucian dan penyimpanan
rilisasiberfungs 1. Bulanan Angka kej
Sterilisasi kejadian IDO di instrument dan indicator. Petugas
19 2 11 idenganbaik 2. Tahunan IDO berku
Alkes bawah standard 2. Monitoring hasil dan CSSD
3. Penyimpanan tidak terjadi
1,5% pelaksanaan bowidick dan
instrument
biological test
sesuaidengans
tandar

18
19

Anda mungkin juga menyukai