I. Pendahuluan
Piagam berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa '(PBB) di tandatangani
pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fr'ansisco Amerika Serikat, manakala
negara-negara di dunia sedang bangkit menyongsong suasana baru dalam
tata hubungan internasional setelah terjadi perang dunia II yang telah
menyadarkan umat manusia untuk selalu berupaya mewujudkan per-
damaian.
Salah satu tujuan didirikannya PBB adalah memelihara perdamaian dan
keamanan intemasional. Unluk melaksanakan lujuan ini PBB dapat mem-
bentuk mekanisme pengamanan secara koleklif yang dikenal dengan istilah:
"Collective Security", yang pembentukannya didasarkan pada pasal 41 serla
pasal 42 Piagam PBB.
Tindakan keamanan kolektif oleh PBB lersebul di alas, pertama kali
dilerapkan dalam mengalasi perang Korea pada tahun 1950-1953, yang
mengakibatkan lerbelahnya Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan
sebagaimana kila lihat hingga kini. Di dalam perang ilU, Korea Ulara
Februari 1991
Hukul1I dan Pelllhllll§!,lIlIall
dinyatakan oleh PBB sebagai negara agresor, akan tetapi kalangan politisi,
internasional banyak yang berpandangan bahwa tindakan keamanan kolek-
tif oleh PBB di Kprea itu sebe'narnYl/·hanya sekedar istilah pengganti terhadap
bantuan militer Amerika Serikat kepada Korea Selatan.
Terlepas dari benar tidaknya pan dang an politik itu telah berakhirnya
perang Korea. tindakan Keamanan Kolekti f dipandang bukan lagi merupakan
pendekatan yang dominan dalam upaya memelihara dan menciptakan per-
damaian.
Atas prakarsa Dag Hammarskjold, Sekretaris Jenderal PBB yang kedua
(1953-1961). PBB menciptakan suatu pendek.a tan yang lebih mengurangi
res iko-r~siko secara politis. Pendckatan yang baru ini tidak didasarkan pada
pengidentifikasian pihak yang salah dan pihak yang benar dan tidak me-
nerapkan sanksi atau melakukan tindakan tertentu, terhadap pihak yang
dipandang salah. Pendekatan yang dimaksud ini kemudian diwujudkan
dalam mekanisme yang disebut "United Nations Peace-keeping Operations"
atau Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
Sejak terbentuknya Operasi Pemeliharaan Perdamaian pada tahun 1956,
maka sampai tahun 1990 misi itu telah melaksanakan tugasnya sebanyak 14
kali di berbagai wilayah dunia. Da.Iam pelaksanaannya sudah barang tentu
operasi itu tidak selalu mudah dilaksanakan karena adanya berbagai faktor
yang berpengaruh.
Berkaitan dengan hal itu, tulisan ini mencoba mengungkap beberapa
aspek, baik berdasarkan teori maupun praktek tentang Operasi Pemeliharaan
Perdamaian , agar diperoleh pandangan yang utuh tentang misi PBB tersebur,
sehingga kita dapat menilai peran misi PBB terse but dalarn menciptakan
perdamaian dunia.
I) Uraian tCIHang. pcngcnian dan mak.~ ud dibcntuknya Operasi Pemeliharaan Pcrdamaian PBB di atas
bcrsumber dari: United Nations Dcpartem~m of Public Information. The BIlle Helmets (A Review of
United Nation" Peace-keeping). New York, 1985, halaman 5-8; United Nations Dcpanement of Public
Information. Teaching AbO/if UlIiwd /Va/ions Peoce-ke(!,xng. New York. 1990. halaman 8-10; Fuad
Ha~~all. "l!paya Pcmdiharaan Pt'rd;l1naian Oalam Penyelesaia1 Sengketa internasional", jllrnal L/lur
.\'-'.~t'ri. Uad:1Il P ~ncli tia n Da n Pen£ ~1I'I ban gan Depanem~n LU;lT Negeri Rio Jakarta. 198], hal:19-22 .
Mengkaji 27
Februari /99/
HlIkllm dOli Pell/bangulIGIl
Februari 1991
30 Hliku111 dan Pembangunan
keta di Korea telah dinyatakan secara jelas dalam berbagai penerbitan PBB.
Diantaranya se)Jagai berikut:
Since the UN was founded, there has in fact been only one military
enforcement ,actiop-in 1950, when the Security Council recomended that
member states "furnish such assistance to the Republic of Korea as may be
necessary to repel the armed attack", against it, and that states providing
military forces and other assistance to make such forces available "to unified
command under the United States". That operation differed from peace
keeping operation, ... (United Nations , 1988).
The international force in Korea was also not a United peace-keeping
operation in current sense of the term since was not under the control of
United Nations, it was not based on the con~ent of the parties, and it 'used
force. (United Nations, 1985, halaman 8).
Selanjutnya bahwa tindakan PBB dalam sengketa di Korea merupakan
tindakan Keamanan Kolektif yang dinyatakan oleh Clark M. Eichelberger:
First, Korea presents a clear example of United Nations application of
collective security ..... United Nations resistance to aggresion at the 381h
Parallel in Korea, uflder taken on the initiative of the United States, was
history' s most nearly complete example of collective security. (Clark M.
Eichelberger, 1965, halaman 30-31).
Guna lebih memahami pernyataan bahwa keterlibatan PBB dalam
sengketa di Korea bukan merupakan operasi pemeliharaan perdamaian.
Dibawah ini dipaparkan kronologis perang Korea. 3
Pada tahun 1945 sebelum berakhirnya Perang Dunia kedua, Uni Soviet
memasuki Korea bagian utara dan disusul oleh Amerika Serikat yang
memasuki Korea bagian selatan. Selanjutnya sete'lah jepang dinyatakan kalah
perang dalam Perang Dunia kedua, Uni Soviet dan Amerika Serikat menetap-
kan garis lintang 38 derajat sebagai garis pembatas antara Korea bagian utara
dan Korea bagian selatan. Pada masa sebelumnya wilayah Korea dikuasai
oleh Jepang .
Masalah tentang Korea pertama kali dibahas pada tahun 1947 di dalam
Majelis Umum PBB , namun hasil pembicaraan itu tidak menghasilkan
untuk menyatukan Korea . Pada tahun 1948 Uni Soviet berhasil membentuk
pemerintahan separatis yang menguasai Korea Utara di bawah pimpinan
Presiden Kim Il Sung. Tindakan tersebut diimbangi oleh Amerika Serikat dan
beberapa negara Barat yang membentuk pemerintahan Republik Korea
Selatan dengan Presiden Syngman Rhee sebagai pimpinannya.
Pada tanggal25 Juni 1950 Pasukan Korea Utara melakukan penyerbu-
an ke wilayah Korea Selatan dengan melintasi garis lintang 38 derajat yang
menjadi pembatas. 'Menanggapi invasi tersebut, Dewan Keamanan PBB
menyatakan, serangan Korea Utara ke Korea Selatan merupakan tindakan
3) Uraian lemang sengkela Korea ini bersumber dari Clark M. Eichelberger, The United Notions The First
. 20 years, Macfadden-Banell. New York , 1965. hal. 30-33; United Nations Department of Public Infor-
mation, Bosic facts Abooul The United No/ions. New York. 1989. haL47-48,
Mengkaji 31
agresi. Korea Utara hams menarik mundur pasukannya dari wilayah Korea
Selatan.
Permintaan Dewan Kearnanan tersebut tidak ditanggapi oleh pemerin-
tah Korea Utara dan pertempuran terus berlangsung. Berdasarkan fakta ter-
sebut pada tanggal 7 Juli 1950, Dewan Keamanan PBB mengadakan
pemungutan suara untuk memungkinkan pengerahan kekuatan militer se-
bagai bantuan bagi Korea Selatan. Akhirnya Dewan Keamanan PBB
menyetujui elibentuknya kekuatan militer multinasional atas nama PBB
sebagai upaya "Collective Security".
Pada tahun 1951 pertempuran semakin meluas dengan rnasuknya RRC
ke Korea Utara untuk membantu, tetapi pesukan PBB yang mendapat
dukungan utarna dari Amerika Serikat itu berhasil memukul mundur pasukan
Korea Utara. Akhirnya pada tabun 1953 pertempuran tersebut diakhiri
dengan gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan Korea Utara dari
wilayah Korea Selatan.
Uraian tentang sengketa eli Korea yang melibatkan PBB tersebut mem-
berikan gambaran yang cukup jelas bahwa terdapat perbedaan antara
"Collective Security' dengan ' Peace-keeping Operations". Beberapa
perbedaan antara keduanya ditunjukkan melalui paparan berikut :
Februari 1991
32 Hukul/1 dal/ PemballgulI(f1l
,
Mengkaji 33
V. KesimpuIan
Berdasarkan uraian di alas ada beberapa kesimpulan yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
OPerasi Perneliharaan Perdamaian PBB (United Nations Peace-keeping
Operation) merupakan bagian dari rangkaian usaha mewujudkan perdamaian
oleh ·PBB, yang di dalam pelaksanaannya menggunakan kekuatan militer atau
menggunakan kemampuan personil militer dari negara-negara anggota PBB
untuk melerai pihak-pihak yang bertikai.
Terdapat perbedaan fundamental antara pengertiall. "Collective
Security dengan "United Nations Peace-keeping Operation", sekalipun
kedua-duanya menggunakan kekuatan militer secara multinasional dan ber-
Februari 1991
34 ~
Hukum dan Pembangllllan
VI. Penutup
Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB, suatau alternatif mekanisme
PBB dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia telah menjalankan tugas-
nya berkali-kali di berbagai wilayah dunia. Sebagai "Non-Fighting Force "
dan ban yak dinilai hanya sebagai manefestasi kesepakatan politik belaka.
Maka penilaian terhadap operasi Pemeliharaan Perdamaian tentu dapat
berbeda-beda.
Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB bukan didirikan untuk meng-
hapus semua perbedaan pandangan antar negara-negara yang bersengketa.
Secara esensial pemeliharaan perdamaian bermaksud menjamin agar per-
bedaan antara friksi-friksi antar negara yang bersengketa tidak menghambat
usaha bersama untuk mencapai sasaran ya!1l> disepakai.
Ketegangan, konflik maupun perang memang suatu gejala yang selalu
terjadi dalam percaturan masyarakat internasional. Tidak ada satu negara-
pun yang dapat mengatasi semua dan sekaligus. Adanya kenyataan itulah,
maka didirikan PBB untuk menghindari makin meningkatnya ketegallgan
menjadi berbagai macam konflik dan berangsur-angsur mencapai upaya per-
wujudan.
Bila direnungkan kegagalan-kegagalan dalam pelaksanaan Operasi
Pemeliharaan perdamaian PBB membuktikaJ) bahwa tidak ada sengketa
manapun yang dapat diselesaikan, jika negara-negara yang bersengketa
Mengkaji 35
DAITAR KEPUSTAKAAN
Couloumbis, Theodore A dan James H. Wolfe, Introduction to Inter-
national Relations: Power and Justice, alih bahasa: Marcedes Marburi,
(Abardin, Bandung, 1990)
Eichelberger, Clark M., Tbe United Nations: be First 20 Years, New York:
Macfadden-Bartell Coorperation, 1965.
BUKU-BUKU PUBLIKASI
United Nations, The Blue Helmet, A Review ojUnited NationsPeace-keeping,
United Nations Department of Publik Information, New York, 1985.
Judges ought to remember that their office is jus dicere, and not jus dare; to
interpret law, and not to make law, or gilJe law.
Para hakim horus ingot bahwa tugas mereka odalah jus dicere, dan bukan jus
dare , yaitu mena/sirkon hukum , bukan membuat hukum atau memberi
hukum.
(Francis Bacon),
Februari 1991