Anda di halaman 1dari 7

Nama : Akmal Kurniawan

No.Stambuk : 141 2016 0074


Mata Kuliah : Gizi Kesehatan Masyarakat
TUGAS TAMBAHAN NILAI FINAL

MATERI :

CONTOH-CONTOH MENU MASA PELATIHAN ATLET WUSHU

1. Buku KONTRIBUSI ILMU KEOLAHRAGAAN DALAM PEMBANGUNAN OLAHRAGA NASIONAL:


KUMPULAN PEMIKIRAN CIVITAS ACADEMICA FIK UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS KE-55
UNY

Oleh :
 Wawan S. Suherman
PT RajaGrafindo Persada,Depok / Mei 2010

Kontribusi Ilmu Keolahragaan dalam Pembangunan Olahraga Nasional

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bagaikan pedang bermata dua,
dapat memberikan manfaat tetapi juga dapat mendatangkan mudarat bagi manusia. Fakta
berbicara bahwa dengan iptek manusia dapat menikmati hidup secara lebih “baik”. Dengan
kendaraan bermotor, manusia dapat berjalan secara lebih cepat; dengan lampu listrik,
manusia dapat melihat secara lebih terang; dengan kalkulator, manusia dapat menghitung
secara lebih cepat dan lebih tepat; dengan komputer, manusia dapat “mencipta” apa pun
sesuka hati; dan dengan internet manusia dapat “melihat” dunia; dan seterusnya. Itulah
keunggulan teknologi.
Di sisi yang lain, manusia dapat menderita sepanjang masa jika iptek tidak digunakan
secara bijaksana. Ingat peristiwa monumental yang pernah terjadi dalam sejarah peradaban
umat manusia, seperti petaka bom atom di Horoshima-Nagasaki pada tahun 1945; bencana
bocornya gas beracun pabrik kimia Union Carbide di Bhopal India pada tahun 1984; dan
tragedi ledakan nuklir Chernobyl Ukraina pada tahun 1986. Dalam peristiwa tersebut
ratusan ribu manusia tewas secara mengenaskan dan lainnya mengalami cacat fisik
permanen karena radioaktif. Banyak istilah digunakan untuk menamai kondisi dan situasi
pada saat ini, seperti zaman modern, era globalisasi, era teknologi, era disrupsi, dan yang
agak “konyol” zaman now. Apa pun namanya, fenomena yang ditimbulkan sama, yakni
terjadi perubahan di segala aspek kehidupan manusia dengan sangat cepat, seperti
pendidikan, model kepemimpinan, dan gaya hidup. Dengan iptek manusia benar-benar
dimanjakan sampai dibuat terlena hingga mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup aktif
berubah menjadi gaya hidup pasif. Manusia tidak kuasa lagi untuk menolak iming-iming
kemudahan dan kenikmatan yang dijanjikan teknologi dan lebih memilih menggunakan jasa
teknologi daripada berusaha menggunakan tenaga alami. Manusia menjadi malas
melakukan aktivitas jasmani dan kemalasan manusia ini langsung berpengaruh pada
kebugaran jasmaninya.
Beberapa penelitian tentang kebugaran jasmani yang dilakukan oleh para ahli dalam
dekade terakhir menunjukkan status kebugaran jasmani masyarakat Indonesia, termasuk di
dalamnya para peserta didik ada dalam kategori rendah. Tentu ini sebuah kondisi yang
sangat memrihatinkan dan tidak dikehendaki oleh berbagai pihak, seperti
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Narlan & Nurhasan. (2011). Uji dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani- Prinsip-
prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
2. Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan
Kesehatan.Yogyakarta: CV. Andi Ofset.
3. Endang Mulyatiningsih. (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta:
4. Alfabeta. Suharto. (1997). Strategi Pengembangan Pendidikan Jasmani Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Kesegaran Jasmani. Jakarta.
5. Keller, Christopher Paul.(2002). “Validation of The-1-Mile Walking Test in Young Adult at
College”. Thesis. Montana: University of Montana.

2. Jurnal
JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2
Nur Halimah, Ali Rosidi, Yuliana Noor
Progam Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Judul :
Hubungan Konsumsi Vitamin C Dengan Kesegaran Jasmani Pada Atlet Sepakbola di Pusat
Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Jawa Tengah

Olahraga dilakukan dengan tujuan bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk


sekedar mengisi waktu luang, rekreasi, kesehatan, kebugaran, gengsi, atau pencapaian
prestasi. Olahraga yang bertujuan untuk mencapai prestasi memerlukan proses latihan
secara detail dan terukur dengan benar, baik yang sifatnya individual ataupun beregu
(Herwin, 2006).
Latihan fisik untuk setiap cabang olahraga mutlak diperlukan, karena setiap cabang
olahraga memiliki karakteristik yang berbeda yang harus dipertimbangkan dan disesuaikan
dengan progam pembinaan secara keseluruhan (Hoedaya, 2007). Sepak bola merupakan
olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Pembinaan
terhadap olahraga ini telah lama dilakukan oleh induk organisasi sepakbola Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), akan tetapi masih belum menampakkan prestasi yang
menggembirakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah upaya
memenuhi kecukupan zat gizi atlet sepakbola untuk meningkatkan prestasi (Depkes RI,
2002).
Pemenuhan zat gizi khususnya vitamin penting untuk memenuhi kebutuhan jasmani
untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar vitamin larut air merupakan
komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi.
Vitamin larut air tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah
kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah
kekurangan yang dapat mengganggu fungsi normal tubuh (Almatsier, 2009). Kekurangan
vitamin C dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh dan kontraksi otot melemah
dan terjadi kelelahan. Gejala kekurangan vitamin C ditandai dengan kemunduran
penampilan fisik (William, 2005). Ferdiansyah (2011), menyatakan bahwa hasil penelitian
masih ditemukan atlet sepakbola yunior di SMA Ragunan Jakarta Selatan dengan tingkat
kecukupan vitamin dan mineral cukup memprihatinkan dengan tingkat ketidak cukupan
vitamin C sebesar 45.5%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi
vitamin C dengan tingkat kesegaran jasmani pada atlet sepakbola.di PLPP Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
2. Muslichatun. 2005. Perbandingan Pengaruh Frekuensi Latihan Senam jasmani Usia Sekolah
Dasar Antara Tiga Kali dengan Empat Kali Dalam Satu Minggu Terhadap Tingkat Kesegaran
Jasmani Siswa Putri SD negeri Gunung Pati 4 dan Nongko Sawit Tahun Ajaran 2004/2005
( Skripsi ). Semarang : Universitas Negeri Semarang.
3. Depdikbud.1995. Menuju Hidup Sehat dan Segar. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi :
Jakarta.
4. Vitahealth. 2006. Food Suplement. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.
5. Yuliarti. 2006. A to Z Food Suplement. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

3. Jurnal
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Volume 4 Nomor 1 Tahun 2018
Muhammad Anis Zawawi
Penjaskesrek UN PGRI Kediri /31 Mei 2018
Judul :
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET WUSHU SANDA SENIOR PADA PROGRAM LATIHAN
DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA PROVINSI
(PORPROV) TAHUN 2019

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi atlet
wushu senior pada program latihan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Pekan
Olahraga Provinsi (PORPROV) tahun 2019. Penelitian ini menggunakan studi populasi pada
atlet wushu yang tergabung di Puslatkot di Kota Kediri dengan jumlah atlet 14 orang yang
terdiri dari 6 atlet putri dan 8 atlet putra.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala persepsi atlet wushu
senior pada program latihan dengan nilai validitas sebesar 0,302 – 0,886 serta reliabilitas
0,949 serta skala motivasi berprestasi dengan nilai validitas sebesar 0,452 – 0,873 serta
reliabilitas 0,962. Analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product
moment, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,477; p = 0,000 (p= 0,000 (p= 0,000
(p<0,05) artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi atlet wushu senior
pada program latihan dengan motivasi berprestasi pada atlet wushu senior.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abbas, Y. (2013). Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik, Kompetensi dan Kinerja
Guru. Humanitas, 10(1), 61–74.
2. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
3. Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Burstiando, R. (2015). Jurnal Sportif. Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian
Pembelajaran (Vol. 1). Universitas Nusantara PGRI Kediri. Retrieved from
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/article/view/571.
5. Equata, Z. K., Yusuf, M., & Andayani, T. R. (2013). Hubungan antara Persepsi
Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi.
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(4). Retrieved from
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/
view/36/28.
4. Jurnal
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 2, No.
11, November 2018, hlm. 4802-4811
Muhammad Dimas Setiawan Sanapiah, Budi Darma Setiawan, Agus Wahyu Widodo
Judul :
Optimasi Menu Makanan Atlet Berdasarkan Jadwal Latihan Menggunakan Algoritme
Genetika
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan optimasi
menu makanan pada atlet. Dimana hal ini didasari oleh pernyataan Kementerian Kesehatan
bahwa untuk meningkatkan prestasi atlet Indonesia kedepan, dirasakan perlu untuk
memperbaiki dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pelatihan olahraga, terutama
dalam melakukan pendekatan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
termasuk pemenuhan gizi atlet. Salah satu bentuk perkembangan IPTEK yaitu algoritme
genetika, dimana algoritme ini dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan
dengan optimasi dengan ruang pencarian yang luas. Dalam penyusunan kromosom yang
akan digunakan algoritme genetika menggunakan representasi bilangan integer, dengan
metode crossover yang digunakan adalah one cut point crossover, dan metode mutasi yang
digunakan adalah random mutation serta proses seleksi yang digunakan proses seleksi
elitism. Hasil yang didapatkan berupa rekomendasi menu makanan bagi atlet selama lima
hari. Sedangkan parameter algoritme genetika pada penelitian ini didapatkan ukuran
generasi optimal sebesar 450, ukuran populasi optimal sebesar 70, dan kombinasi nilai cr
dan mr optimal adalah 0,5 dan 0,5.

DAFTAR PUSTAKA
1. Gen, M. & Cheng, R., 1997. Genetic Algorithm & Engineering Design. Ashikaga: s.n.
2. Kemenkes, 2014. Pedoman Gizi Olahraga Prestasi. s.l.:s.n.
3. Mahmudy, W. F., 2013. Algoritma Evolusi. Malang: Program Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya.
4. Mahmudy, W. F., Marian, R. M. & Luong, L. H. S., 2013. Optimization of part type
selection and loading problem with alternative production plans in flexible
manufacturing system using hybrid genetic algorithms. Chonburi: s.n.
5. Maryamah, Putri, R. R. M. & Wicaksono, S. A., 2017. Optimasi Komposisi Makanan Pada
Penderita Diabetes Melitus dan Komplikasinya Menggunakan Algoritma Genetika. Jurnal
Pengembangan Teknologi Inormasi dan Ilmu Komputer, pp. 270-281.
5.Jurnal
Proceeding Seminar Olahraga Nasional III dalam rangka Dies Natalis FIK UNY 2010
Paiman, M.Or.
Judul :
PENGARUH GIZI TERHADAP PRESTASI OLAHRAGA PENCAK SILAT

Pencak Silat adalah hasil budi daya manusia Indonesia untuk membela dan
mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas/kemanunggalan terhadap
lingkungan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup dalam meningkatkan
iman, dan taqwa kepada Tuhan Y.M.E. Gizi adalah semua yang dibutuhkan oleh tubuh
yang masuk melalui makanan dan minuman. Setiap jenis bahan makanan mengandung
gizi yang tidak selalu sama, maka keanekaragaman bahan makanan sangat diperlukan.
Ada 6 macam gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, di antaranya adalah: karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, air, dan serat. Gizi makanan mempunyai tiga fungsi antara lain
sebagai: sumber energi, pembangun, dan pengatur tubuh. Cukup sulit menghitung
kandungan nilai gizi secara detail dari setiap bahan makanan. Ahli gizi memberi
pedoman cara mudah agar kecukupan kualitas dan kuantitas nilai gizi yang dikonsumsi
atlet baik, yaitu dengan makan makanan 4 sehat 5 sempurna. Gizi bagi atlet pencak silat
sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi tinggi.Untuk itu perlu
diperhatikan tentang pemilihan jenis makanan dan minuman, waktu memakannya, dan
suplemen yang dikonsumsi untuk mengoptimalkan kesehatan dan penampilan saat
berlatih. Demikian juga perlunya mengikuti data penelitian termutakhir untuk gizi atlet,
dan cairan yang dibutuhkan, pengukuran komposisi tubuh, strategi untuk mengubah
berat badan, dan gizi yang direkomendasikan bagi atlet yang vegetarian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Engkos Kosasih. 1994. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan SLTP Kelas I. Jakarta:
gramedia.
2. Ratiyono. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
3. Minigh, Jenifer. L. 2007. Sport Medicine Health and Medical Issues Today. London:
Greenwood Press.
4. Poerwadarminta,W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PPPB
Depdikbud.
5. Thompson, P.J.L. 1991. Introduktion to Coaching Theory, IAAF Coaches Education
and Certification System.
England: Marshallarts Print Services Ltd.

Anda mungkin juga menyukai