Anda di halaman 1dari 4

Efek Mengkonsumsi Barang Halal, Syubhat dan Haram

Hadirin Jama’ah Jumu’ah Rahimakumullah.

Pada kesempatan siang hari ini, marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita
kepada Allah SWT, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Taqwa
dalam rangka mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada
kita berupa kehidupan, kesehatan, kesadaran, keimanan dan kesempatan. Taqwa
yang diwujudkan dengan menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan
menjauhi apa yang dilarang-Nya. Taqwa dengan cara menjaga diri kita dari
mengkonsumsi barang yang syubhat apalagi yang haram dan tidak mengkonsumsi
kecuali yang halal saja. Dengan bertaqwa semoga kita diberikan jalan keluar dari
setiap permasalahan kita dan semoga kita diberikan rizqi halal dari arah yang tak
terduga.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, semoga kita bisa meneladani akhlaqul karimah beliau dalam
kehidupan sehari-hari dan semoga kita termasuk umat beliau yang mendapat
syafa’at dari beliau kelak di yaumil qiyamah.

Jama’ah Jumu’ah Rahimakumullah


Marilah kita senantiasa menjaga diri kita dari segala hal yang syubhat, yakni
perkara yang tidak jelas statusnya, halal atau haram, apalagi yang diharamkan
oleh Allah SWT. Mari kita isi tubuh kita dan nafkahi keluarga kita dengan harta
yang halal sebagai bekal kita melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Jama’ah Jumu’ah Rahimakumullah

Ada efek tertentu jika kita mengkonsumsi barang yang halal, syubhat maupun
haram. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW memanggil sahabat Ali ibn Abi
Thalib. Beliau berbicara empat mata dengan Ali. Beliau berkata :
“Wahai Ali, barangsiapa yang mengkonsumsi barang yang halal, maka akan
bersih agamanya, tipis hatinya dan doanya tidak terhalang. Wahai Ali,
barangsiapa yang mengkonsumsi barang yang syubhat, maka agamnya menjadi
samar dan hatinya menjadi gelap. Barangsiapa mengkonsumsi barang yang haram,
maka hatinya mati, ringan timbangan agamanya, lemah keyakinannya, dan Allah
akan menghalangi doanya serta sedikit sekali ibadahnya”.

Kriteria barang halal, syubhat ataupun haram bisa dilihat dari barangnya itu
sendiri, maupun dari cara mendapatkannya. Mengkonsumsi barang yang halal bisa
membuat hati tipis, yakni mudah untuk menerima nasehat, ringan untuk
melaksanakan ibadah, berat untuk melaksanakan maksiat dan tidak ada
pengahalang bagi doanya sehingga doanya maqbul. Mengkonsumsi barang yang
syubhat atau haram membuat hati gelap dan mati sehingga sulit untuk menerima
nasehat, berat untuk melaksanakan ibadah, ringan untuk melaksanakan maksiat
dan doanya menjadi terhalang sehingga sulit untuk terkabul.

Ibarat mesin, jika diisi dengan bahan bakar murni kualitas tinggi, maka akan
menghasilkan tenaga dan kinerja yang baik pada mesin. Namun, jika diisi dengan
bahan bakar oplosan kualitas rendah, maka tenaga dan dan kinerja yang dihasilkan
oleh mesin juga akan rendah dan membuat mesin cepat rusak. Begitu juga dengan
tubuh kita, jika diisi dengan makanan yang halal, maka akan terasa ringan untuk
melaksanakan ibadah, berat untuk melaksanakan maksiat, mudah untuk menerima
nasehat dan doanya tidak akan terhijab. Sama ketika tubuh diisi dengan barang
yang syubhat, apalagi yang haram, maka akan berat untuk melaksanakan ibadah,
ringan untuk melaksanakan maksiat, susah untuk menerima nasehat dan doanya
menjadi terhalang.

Jama’ah Jumu’ah Rahimakumullah

Maka, mari kita renungkan, jika kita masih merasa berat untuk melaksanakan
ibadah, ringan untuk melakukan maksiat, susah untuk menerima nasehat dan doa
kita tidak kunjung terkabul, barangkali ada barang yang syubhat atau haram yang
berhasil lolos masuk ke dalam tubuh kita, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Mungkin ada hak-hak orang lain yang ikut termakan oleh kita. Jika sudah
demikian, maka salah satu jalan untuk menghapusnya adalah dengan bertaubat.
Taubat dengan menyesali perbuatan yang telah dilakukan dan berjanji tidak akan
mengulanginya seraya memohon ampun kepada Allah serta berusaha menghapus
perbuatan buruk yang pernah dilakukan dengan mengirinya dengan perbuatan
baik.

Pernah sahabat Abu Bakar RA diberi makanan oleh seseorang. Biasanya beliau
sangat selektif terhadap apa yang beliau makan. Beliau selalu menanyakan
makanan apa ini, dari mana asalnya, halal, syubhat, atau haramkah? Namun, entah
kenapa beliau tidak menanyakan pemberian orang tersebut dan langsung
memakannya. Sampai pada saat beliau sedang makan, beliau ditanya oleh orang
tersebut, “Tahukan anda, makanan apa ini?” Jawab Abu Bakar RA, “Apa ini?”
“Dulu saya ini seorang dukun pada zaman Jahiliyyah, yang saya berikan kepada
anda yang sedang anda makan ini adalah hasil dari praktek perdukunan tersebut”,
jawab orang tersebut. Seketika itu pula Abu Bakar memasukkan tangannya ke
dalam mulutnya dan memuntahkan semua isi perutnya karena takut akan adanya
barang haram hasil perdukunan yang masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini
sebagaimana riwayat Abu Bakar RA dari Rasulullah SAW, bahwasanya daging
yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih pantas untuknya.

Jama’ah Jumu’ah Rahimakumullah

Jika kita sudah terlanjur lama mengkonumsi barang yang syubhat atau haram,
sehingga barang tersebut sudah terlanjur mendarah daging, maka iringilah
perbuatan buruk tersebut dengan perbuatan baik yakni dengan berpuasa. Puasa
bisa menghapus dosa akibat mengkonsumsi barang syubhat atau haram tersebut
sambil membakar timbunan barang haram yang sudah mendarah daging di tubuh
kita.

Semoga kita dilindungi oleh Allah dari perkara yang syubhat dan haram dan
semoga Allah tidak memberi rizqi kepada kita kecuali dari perkara yang halal.
Semoga rizqi yang halal yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita bisa
menjadi bekal kita untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai