Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi aliran
kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk mendapakan
berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran
transaksi. Pengunaan uang telah merebes ke semua aspek kehidupan manusia modern
memerlukan akuntansi sebagai komonikasi keuangan antar individu di dalam masyarakat.
Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang
dimiliki oleh masyarakat.

Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor berkewajiban
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada investor. Dalam
mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen perusahaan mengunakan akuntansi sebagai
bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu menyelengarakan akuntansi yang
memungkinkan disajikannya laporan pertanggungjawaban kepada para investor.
Pertanggungjawaban keuangan memerlukan dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang
akuntansi dan keandalan informasi akuntansi yang di hasilkan. Semakin kompleks perekonomian
suatu masyarakat, semakin kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat
tersebut. sehingga memerlukan kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan
mereka dengan informasi akuntansi.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran


pertanggungjaawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi
akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat dapat memperoleh
informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi masyarakat keuangan
dalam menggambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efesien.
Dalam makalah ini siklus kegiatan perusahaan akan digunakan sebagai objek pengujian
pengedalian khususnya jasa personalia. Siklus jasa personalia terdiri dari dua sistem informasi

1
akuntansi, yaitu sistem informasi akuntansi penggajian dan siklus informasi akuntansi
pengupahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sifat siklus personalia?


2. Apa tujuan audit siklus personalia?
3. Apa dan bagaimana materialitas, risiko, dan strategi audit siklus personalia?
4. Bagaimana pertimbangan struktur pengendalian audit siklus personalia?
5. Bagaimana penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman audit siklus personalia?
6. Bagaimana menentukan risiko pengendalian audit siklus personalia?
7. Bagaimana pengujian pengendalian audit siklus personalia?
8. Bagaimana pengujian substantif saldo utang gaji dan upah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Memahami sifat siklus personalia.


2. Mengetahui tujuan audit siklus personalia.
3. Memahami materialitas, risiko, dan strategi audit siklus personalia.
4. Mengetahui pertimbangan struktur pengendalian audit siklus personalia.
5. Memahami cara menghimpun dan mendokumentasikan pemahaman audit siklus
personalia.
6. Mengetahui cara menentukan risiko pengendalian audit siklus personalia.
7. Memahami tentang pengujian pengendalian audit siklus personalia.
8. Memahami tentang pengujian substantif saldo utang gaji dan upah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, gaji, upah, pajak
penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakn komponen utama hampir di
semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang mempengaruhi
penilaian persediaan barang dalam proses maupun persediaan produk jadi. Dengan demikian,
kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji
laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah merupakan titik rawan terjadinya in-efisiensi,
dan pencurian serta manipulasi kas melalui pembayaran gaji fiktif.

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.

Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini mempengaruhi
beberapa rekening berikut:

1. Biaya gaji dan upah,


2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan
sebagainya,
3. Biaya tenaga kerja langsung,
4. Utang gaji dan upah,
5. Pajak penghasilan karyawan,
6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus digunakan
untuk membayar gaji dan upah,
7. Persediaan barang dalam proses,
8. Persediaan barang jadi,
9. Dan harga pokok penjualan.

3
Siklus jasa personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus produksi.kaitan
siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa pembayaran gaji dan upah
dilakukan dengan menggunakan uang atau kas perusahaan. Kaitan siklus ini dengan siklus
produksi adalah adanya kenyataan bahwa pembayaran gaji dan upah adalah sebagai imbalan atau
balas jasa atas tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses produksi. Tenaga karyawan
digunakan untuk menghasilkan produk.

2.2 TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.

1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian


Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah
seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo
rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini
juga menekankan pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-
benar terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
2. Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor
akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum
tercatat.
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan
mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan
karyawan.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang

4
tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.

2.3 MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT

Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar, maka
rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi. Risiko bawaan asersi
penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji
dan upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk
yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan
kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi gaji dan upah.
Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan lebih
rendah untuk sebagian besar asersi.

2.4 PERTIMBANGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern transaksi gaji dan
upah. Pemahaman tersebut meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu:
- Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial atau
personalia,
- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran
serta perhitungan varians,
- Adanya internal auditor,

5
- Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
2. Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan risiko
yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan pengendalian di
atas.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam menggunakan
komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama kali diterapkan dalam
komputerisasi.
4. Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus personalia
mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya informasi mengenai data
karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat dengan proses penentuan tunjangan
untuknya.

2.4.1 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian dan
pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
5. Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup riview atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan periode sebelumnya.
6. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini
adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait
dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan pengupahan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian aplikasi berlaku untuk
pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut.
7. Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak seharusnya dan
biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus menentukan kebijakan
untuk membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
8. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan transaksi

6
penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat
curang.

2.4.2 Fungsi Terkait

1. Fungsi penerimaan karyawan baru.


Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang diterima
sebagai karyawan baru perusahaan.
2. Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah.
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor (pengawas) karyawan atau
atasan karyawan tersebut dapat mengusulkan perubahan tarif gaji dan upah atau kenaikan
jabatan.
3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara langsung
mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.
4. Fungsi pelaksana gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada sistem komputer).
Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan untuk menentukan (menghitung) gaji
dan upah yang didukung dengan voucher gaji dan upah.
5. Fungsi pencatat gaji upah
Fungsi ini dipegang oleh bagian akunting. Pengendalian yang dilakukan oleh fungsi ini
berupa pencatatan biaya gaji dan upah berdasar salinan cek gaji dan upah yang disukung
dengan voucher gaji dan upah.
6. Fungsi pembayar gaji dan upah
Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor memegang kopi
register voucher dan cek gaji dan upah. Personel bendahara karyawan kantor kemudian
mengecek kesesuaian nama dan jumlah cek dengan voucher register. Apabila sesuai,
maka karyawan yang berwenang menandatangani cek dan menyerahkan cek pada
karyawan yang berhak.
7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan

7
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan, perusahaan harus
memotong gaji dan upah karyawannya.

2.5 PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

1. Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum mengenai
lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi gaji serta pencatatan
semua sistem akuntansinya.
2. Dokumentasi Sistem
Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk mendokumentasikan
pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif pelaksanaan pembayaran gaji dan upah
bagi karyawan perusahaan.
3. Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan klien, auditor
dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan melakukan tracing
terhadapnya.

2.6 PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN

Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial,


pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor
perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak
disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji
dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga
kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.

8
Risiko overstatement meliputi:

1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,


2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,
3. Pembayaran melebihi tarif.

Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian.
Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.

Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat mencegah dan


mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna adalah vouching. Auditor
pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan
dokumen pendukungnya. Disamping itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan upah.
Dalam hal ini auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan pembayaran gaji dan
upah.

2.7 PENGUJIAN PENGENDALIAN

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur:

a. Pengujian Pengendalian Biaya Gaji dan Upah


Langkah-langkahnya:
1. Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan memeriksa
ketepatan perhitungan matematis.
2. Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja terkait
3. Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji
4. Himpun arsip personalianya, kemudian:
- Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
- Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan personalia
dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan waktu dan hitung
penerimaan kotornya
- Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan posting-nya

9
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui
keempat langkah diatas.
b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji dan upah
3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan dalam catatan
personalia
4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melaui
keempat langkah diatas.

2.8 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG GAJI DAN UPAH

1. Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan
menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam membuat perbandingan. Rasio dapat
dihitung oleh auditor untuk menentukan apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan
manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu
melakukan perhitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan asersi penilaian
dan pengalokasian.
3. Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau eksekutif
perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji yang tinggi, fasilitas
rumah, kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit, pemberian komisi, bonus, dll. Potensi
masalah yang ada adalah kemungkinan eksekutif perusahaan mengatur dan
mengendalikan kompensasi yang akan diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah

10
hal itu, perlu adanya otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham.
Prosedur pengujian ini berkaitan dengan kelima asersi.
4. Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah
dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Utang
gaji dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Disamping itu,
auditor perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya
administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan keterjadian, (2)
asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi penilaian dan pengalokasian, dan (5)
asersi pelaporan dan pengungkapan.
Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia mungkin saja tinggi
karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume,
perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun jumlah jam
kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi
karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan pengendalian, (2)
penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.
Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa personalia
meliputi: (1) Rivew pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3) menganalisa alur transaksi, dan
(4) indentifikasi pengendalian untuk memperoleh keyakinan.
Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan
upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu
memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi
kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya
dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan pengujian pengendalian
pendistribusian cek gaji.

12
Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah meliputi: prosedur analitis, perhitungan
kembali utang gaji dan upah yang dibebankan, verifikasi kompensasi eksekutif, dan menganalisis
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2004. Auditing 2 : Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan. Ed.3.
UPP-AMP YKPN:Yogyakarta.

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-personalia/
(Diakses pada 28 Oktober 2016).

14

Anda mungkin juga menyukai