Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muhammad Arsya Yogawishnu

Kelas : XII MIPA 2

Absen : 17

Mapel : BIOLOGI

KEGIATAN 5

Diketahui sebuah eksperimen untuk menguji pengaruh pupuk pada pertumbuhan tanaman cabai.
Disediakan 4 pot tanaman cabai dengan ukuran yang sama. Pot pertama diberi pupuk sebanyak 5 gr, pot
kedua diberi pupuk sebanyak 20 gr, pot ketiga diberi pupuk sebanyak 30 gr, dan pot ke empat tidak
diberi pupuk sama sekali. Pertumbuhan tanaman cabai diamati hingga 2 minggu setelah pemberian
pupuk dengan mengukur tinggi tanaman.

pengaruh pupuk pada pertumbuhan tanaman cabai

A.) Rumusan masalah

1.) Bagaimana pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabai?

2.) Apa yang dapat membuat pupuk bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai?

3.) Apa yang dapat mempengaruhi lama waktu pertumbuhan tanaman cabai?

4.) Apa pengaruh intensitas pupuk yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai

Hipotesis

1.) Tanaman akan tumbuh sehat dengan takaran pupuk yang sesuai

2.) Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka tanaman cabai semakin tumbuh sehat dan cepat

3.) Pupuk dapat mempengaruhi tanaman cabai karena memiliki fungsi sebagai berikut, yaitu ;

- Mempercepat Pertumbuhan Tanaman

- Meningkatkan dan Mempercepat Hasil Produksi Tanaman

- Menyingkirkan Hama Tanaman


- Area Tanah di Sekitar Tanaman

- Merangsang Pertumbuhan Akar, Daun dan Batang

4.) Adanya hubungan antara pupuk dengan tanaman cabai

Variabel

A.) Variabel bebas (manipulasi)

Variabel bebas dari pengaruh pupuk pada pertumbuhan tanaman cabai adalah pupuk karena pupuk
tidak bergantung pada variabel lain

B.) Variabel terikat (respon)

Variabel terikat dari pengaruh pupuk pada pertumbuhan tanaman cabai adalah pertumbuhan cabai
karena pertumbuhan cabai bertantung pada variabel bebas yaitu pupuk

C.) Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada pengaruh pupuk terhadap tanaman cabai adalah tingkat keasaman atau pH pada
pupuk, suhu lingkungan, cahaya matahari, dan jumlah volume air yang diberikan pada tanaman

Alat dan bahan


1. Biji cabai

2. Pupuk

3. Air

4. Tanah

5. Pot

6. Alat tulis

7. Alat ukur ketinggian

8. Alat ukur berat

KEGIATAN 7

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN

Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan pada hewan

1. Fase embrionik

a. Pembelahan (Fase Morula)

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua,
dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau
kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah
sabit kelabu Lihat Gambar 1. Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan
dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut
sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

b. Diferensiasi dan spesialisasi


Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel untuk menjadi
jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm,
mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:

Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat,
email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.

Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem peredaran darah,
sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi

Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem pernapasan,
pankreas dan hati serta kelenjar gondok.

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan saling mempengaruhi. Sebagai
contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk perkembangan alat
gerak, yaitu sebagian berasal dari sel ektoderm dan sebagian dari mesoderm. Setelah tahap embrio
selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

c. Morfogenesis

Morfogenesis adalah proses pertumbuhan dan diferensial sel-sel individu menjadi jaringan kemudian
menjadi organ dan akhirnya menjadi organisme yang dapat dikenali. Proses ini dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan, salah satunya adalah cahaya.

d. Induksi embrionik

peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang menyebabkan berdiferensasinya
jaringan yang mendapat rangsangan menjadi suatu struktur yang baru.

e. Organogenesis

peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang menyebabkan berdiferensasinya
jaringan yang mendapat rangsangan menjadi suatu struktur yang baru.
Fase Embrionik

Fase embrionik merupakan fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai berkembang menjadi
embrio. Nah, pada tahap ini zigot yang terbentuk dari proses fertilisasi antara sperma dan sel telur
mengalami pertambahan jumlah sel akibat pembelahan secara mitosis.
Jadi, zigot akan melakukan pembelahan sel (cleavage) lalu membentuk organ-organ hingga menjadi
individu yang utuh. Eitts, tapi ada beberapa tahapan yang harus zigot lewati nih! Apa aja tahapannya?
Mari kita simak.

TAHAP MORULA

Pada tahap ini, zigot akan mengalami pembelahan mitosis berulang kali menjadi 2, 4, 8, sampai 64 sel.
Sel-sel yang terbentuk ini dinamakan blastomer. Saat berjumlah 64, blastomer tadi berkumpul dan
membentuk bola sel yang tidak berongga seperti buah arbei dan dinamakan morula.

TAHAP BLASTULA

Selanjutnya, sel-sel morula terus membelah diri dan akhirnya membentuk suatu bola sel berongga yang
berisi cairan dan kita kenal sebagai tahap blastula. Nah, rongga pada bagian tengah blastula dinamakan
blastosol, sedangkan tahap pembentukan blastula disebut blastulasi.

TAHAP GASTRULA

Tahap gastrula ini bentuk lanjutan dari blastula ya. Pada tahap ini, ditandai dengan pelekukan tubuh
yang semakin nyata, lalu timbul lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh (gastrosol). Nah,
proses ini kita sebut gastrulasi. Lubang tempat pelekukan itu kelak akan berkembang menjadi anus yang
disebut blastopor. pada tahap ini, embrio telah terbentuk dan menghasilkan tiga lapisan embrionik,
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

TAHAP ORGANOGENESIS

Tahap organogenesis merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari
tiga lapisan gastrula.

1. Lapisan Ektoderm

Lapisan ektoderm merupakan lapisan terluar. Lapisan ini berkembang menjadi rambut, kulit, sistem
saraf, dan indra.
2. Lapisan Mesoderm

Lapisan mesoderm berada pada lapisan tengah yang berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi,
alat peredaran darah, dan alat ekskresi.

3. Lapisan Endoderm

lapisan ini adalah lapisan terdalam. Lapisan ini berkembang menjadi alat pencernaan dan alat
pernapasan

Fase Pasca embrionik

Fase pasca-embrionik dimulai sejak hewan lahir atau menetas. Pada fase ini, kecepatan pertumbuhan
dan perkembangan setiap anggota tubuh tidak sama. Pertumbuhan ini juga tidak berlangsung terus-
menerus, bisa berhenti setelah mencapai dewasa. Sementara itu, perkembangan dimulai ketika alat-alat
kelamin sudah mampu mereproduksi sel-sel kelamin (gamet).

Salah satu contoh fase pasca-embrionik adalah metamorfosis. Metamorfosis yaitu proses perubahan
bentuk secara bertahap dari larva hingga menjadi dewasa. Metamorfosis pada hewan dibagi menjadi
metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

METAMORFOSIS SEMPURNA (HOLOMETABOLA)

Pada metamorfosis sempurna, bentuk hewan muda sangat berbeda dari bentuk hewan dewasa.
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase pupa atau kepompong. Contoh hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, lalat, tawon, dan lebah.

metamorfosis sempurna pada kupu-kupu holometabola


METAMORFOSIS TIDAK SEMPURNA (HEMIMETABOLA)

Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah perubahan bentuk yang tidak mengalami fase
pupa. Jadi, pada fase ini hewan muda memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan hewan dewasa,
hanya saja ukuran dan kematangan organ reproduksinya berbeda.hewan muda disebut nimfa, bukan
larva. Contoh hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna adalah kecoak, capung, jangkrik dan
belalang.

metamorfosis tidak sempurna pada belalang hemimatabola

Tidak mengalami metamorfosis

Hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah hewan yang dari segi pertumbuhan mulai dari dia
lahir hingga dewasa hanya ukuran tubuhnya saja yang berubah. Contoh : sapi,ayam dan harimau

Regenerasi

Regenerasi adalah proses perbaikan sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak, mati ataupun hilang.
Perbaikan ini dikendalikan oleh sel-sel yang belum terdiferensiasi dalam tubuh hewan.
Contoh : pada cicak

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan

Faktor internal

faktor yang asalnya dari dalam diri individu itu sendiri. Berikut faktor internal pada pertumbuhan dan
perkembangan hewan :

Faktor Genetik

Gen merupakan faktor yang sangat menentukan pertumbuhan organisme karena gen adalah penentu
pola dasar pertumbuhan. Tinggi badan, warna kulit, warna bulu atau rambut dan semua

ciri tubuh ditentukan oleh gen-gen pada sel tubuh makhluk hidup. Walaupun ekspresi gen dipengaruhi
oleh lingkungan, tetapi pengaruh faktor genetik pada umumnya lebih kuat.

Hormon

Pertumbuhan Larva pada proses metamorfosis dikontrol oleh hormon. Beberapa faktor luar yang ikut
mempengaruhi pertumbuhan serangga seperti perubahan suplai makanan atau perubahan cahaya dan
suhu akan memacu otak untuk mengeluarkan hormon. Keadaan itu menyebabkan dikeluarkannya
hormon ekdison dengan konsentrasi rendah dari kelenjar thorax dan hormon juvenile dengan
konsentrasi tinggi. Hasil kerja hormon-hormon itu ialah pertumbuhan Larva menjadi larva dewasa
kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi serangga dewasa.
Hormon yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan mamalia termasuk manusia adalah
hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Kekurangan hormon hipofisis akan mengakibatkan kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan hormon
akan menyebabkan gigantisme yaitu pertumbuhan seperti raksasa. Pertumbuhan dan perkembangan
Larva hewan amfibi dari katak dewasa dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar
Java tiroid. apabila hormon tiroksin diberikan pada seekor kecebong kecil, maka kecebong akan
mengalami metamorfosis dini menjadi katak kerdil. Sebaliknya, apabila kelenjar tiroid pada berudu
diambil, proses metamorfosis tidak akan terjadi, kecebong tetap sebagai kecebong dengan ukuran
tubuh lebih besar.

faktor eksternal

faktor yang asalnya dari luar diri indvidu. Faktor ini meliputi lingkungan di sekitar. Berikut adalah faktor
eksternal pada pertumbuhan dan perkembangan hewan

Makanan

Makaanan bergizi mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat berfungsi
sebagai sumber energi untuk makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya termasuk proses
pertumbuhan. Protein adalah bahan utama membangun tubuh hewan. Pada masa pertumbuhan, hewan
membutuhkan lebih banyak protein daripada hewan dewasa.

Lemak diperlukan sebagai cadangan sumber energi penyusun bagian-bagian sel tertentu, pelarut
vitamin dan zat lainnya serta pelindung alat-alat tubuh. Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam
bentuk unsur atau senyawa untuk menjalankan berbagai fungsi. Vitamin sangat berfungsi sebagai zat
pengatur untuk pertahanan tubuh dan memacu produktivitas.

Air

Air merupakan penyusun utama tubuh makhluk hidup. Tubuh hewan dan manusia sebagian besar
tersusun oleh air. Oleh karena itu, pertumbuhan semua makhluk hidup juga dipengaruhi oleh adanya
air. Air merupakan penyusun utama protoplasma dan sebagai pelarut zat makanan sehingga
mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Reaksi-reaksi kimia dalam tubuh berfungsi untuk
menghasilkan energi yang diperlukan dalam melaksanakan aktivitas tubuh termasuk pertumbuhan yang
meliputi pembentukan sel-sel baru dan memperbaiki jaringan rusak.

Aktivitas tubuh

Pertumbuhan hewan dan manusia juga dipengaruhi oleh aktivitas tubuh. Contohnya, otot yang dilatih
dapat tumbuh menjadi besar dan kuat. Sedangkan otot yang tidak pernah dilatih lebih kecil dan kurang
kuat. Olahraga secara teratur juga dapat meningkatkan pertumbuhan badan, karena kegiatan atau
aktivitas tubuh lainnya dapat melancarkan peredaran darah dan metabolisme dalam tubuh. Dengan
demikian, aktivitas tubuh akan mempengaruhi kesehatan dan mempengaruhi pada pertumbuhan.

Suhu

Ikan budidaya merupakan hewan yang sangat peka terhadap perubahan suhu yang mendadak.
peningkatan atau penurunan suhu secara drastis dapat menyebabkan ikan menjadi stress. Hal itu
ditunjukkan dengan cara melompat melompat ke atas permukaan air dan nafsu makan yang menurun
Sehingga Pertumbuhan tubuh terganggu. Secara umum, jenis kelamin hewan ditentukan oleh
kromosom dari induk jantan. Namun, jenis kelamin penyusunan hewan reptilia lainnya ditentukan oleh
suhu lingkungan selama pengeraman. Telur penyu yang mendapat suhu dingin selama 1 sampai 2 bulan
di sarang pasir akan menetas sebagai hewan jantan. Sedangkan yang mendapat suhu hangat menjadi
betina. Telur yang berada di dekat permukaan tanah yang cukup mendapatkan cahaya matahari
biasanya menjadi penyu betina. Telur yang berada timbunan paling bawah akan menjadi penyu jantan.

Oksigen

Oksigen merupakan gas sangat penting bagi kehidupan. Makhluk hidup bernapas untuk mendapatkan
oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi biologi untuk menghasilkan energi. Energi digunakan
untuk menjalankan semua aktivitas tubuh termasuk pertumbuhan. Kandungan Oksigen yang terlalu
larut dalam air juga mempengaruhi kehidupan hewan-hewan air. Oksigen yang diperlukan sebagai
bahan utama penghasil energi berdifusi melalui insang bersama aliran air. Kandungan Oksigen yang
terlalu rendah dapat menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga pertumbuhannya akan terhambat

Anda mungkin juga menyukai