Ruang Lingkup Industri Pertambangan
Ruang Lingkup Industri Pertambangan
A. TAHAP EKSPLORASI
Eksplorasi adalah segala kegiatan mulai dari mencari daerah prospek keterdapatan
endapan bahan galian sampai mengetahui jumlah dan kadar (Sumberdaya dan cadangan bahan
galian yang layak tambang/ekonomis).
Tahap eksplorasi :
Survei Tinjau (reconsaissance)
Tujuan :
· Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan yang berpotensi.
· Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah.
·
Kegiatannya antara lain:
· Studi geologi regional,
· penafsiran penginderaan jauh,
· metode tidak langsung lainnya,
· serta inspeksi lapangan pendahuluan.
Prospeksi (Prospecting)
Tujuan :
Membatasi daerah sebaran sndapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi selannjutnya.
Kegiatannya antara lain :
· Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000,
· Pengukuran penampang stratigrafi,
· Pembuatan paritan,
· Pembuatan sumuran,
· Pemboran uji (scout drilling),
· Pencontohan, dan
· Analisis.
Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila
dianggap perlu.
2. Cadangan (Reserves)
Bagian dari sumber daya yang telah diketahuii dimensi,sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang
pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
V. PENAMBANGAN (EKSPLOITASI)
A. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN
4. Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan keuntungan.
a. Cadangan (tonase, dan kadar/kualitas)
b. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
c. Umur tambang
d. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal ton/karyawan-shift)
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok.
5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang (mine recovery)
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)
c. Ke fleksibilitas-an metode dengan perubahan kondisi
d. Selektivitas metode untuk batubara dan waste
e. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan
f. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi
6. Faktor lingkungan
a. Control bawah tanah
b. Penurunan permukaan bawah tanah (subsidence)
c. Control atmosfir (control kualitas, control panas dan kelembaban, serta untuk tambang bawah
tanah : ventilasi)
d. Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan, dan keselamatan pekerja,
kehidupan, dan pemukikiman)
1. Umum dapat diaplikasikan pada tambang terbuka dan bawah tanah, untuk semua komoditi
tambang, batubara atau non batubara)
2. Meliputi metode yang sedang berjalan dan metode baru (novel) yang sedang dikembangkan
tetapi belum dapat dibuktikan keseluruhannya.
3. Mengenali perbedaan kelas metode yang besar dan biaya relative.
Rapid Escavation
Non Coal (Hard rock)
Automation, robotics
All
Hydraulic Mining
Coal, soft rock
UG Gasification
Coal
Underground Retorting
Hydrocarbone
Ocean Mining
Metal
Nuclear mining
Non-Coal
Extraterrestrial Mining
Metal-non metal
Diterapkan pada tambang batubara yang dengan kemiringan (dip) endapan yang besar (curam).
b. Quarry
Cara penambangan yang diterapkan pada mineral industi.
Cara penambangan I mana tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan (disposal) tetapi
diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan telah ditambang (back mining digging
method).
1. Area mining
2. Contour mining
d. Auger mining
Suatu metode untuk permukaan yang berdinding tinggi (highwall) atau outcrop recovery dari
batubara dengan pemboran atau penggalian bukaan ke dalam lapisan diantara lapisan penutup.
2. Aquaeous
Metode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi, baik
dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.
a. Placer mining
Cara penambangan dengan menggunakan air untuk menggali, mentransportasi, dan
mengkonsentrasikan mineral-mineral berat.
b. Solution mining
Cara penambangan dimana mineral yang diperoleh dilakukan dengan dilarutkan, dicairkan atau
slurrying meskipun beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah tanah, tetapi hamper semua
operasi dilakukan di permukaan.
1. Borehole extraction
Cara penambangannya adalah air diinjeksikan melalui lubang bor ke dalam formasi mineral yang
kemudian dilarutkan, dicairkan, atau sluffies, menjadi mineral berharga dan dipompakan ke
permukaan melalui lubang bor.
2. Leaching
Leaching adalah ekstraksi kimia metal atau mineral dari ikatan suatu cadangan bijih atau
material yang telah digali atau ditambang.
c. Srinkage stoping
a. Endapan bijih atau batuan samping keras, tidak mudah runtuh atau clabbing.
b. Kemiringan minimum 500, tetapi akan lebih baik, bila kemiringan >600.
e. Sebaiknya penyebaran kadar agak homogeny, sehingga tak diperlukan tambang bijih (selective
mining).
d. Sublevel stoping
c. Endapan bijih dan batuan samping harus jelas dan bentuknya agak teratur, tidak retak-retak,
d. Penyebaran kadar bijih sebaiknya merata, karena cara ini sukar untuk melakukan tambang pilih
(selective mining).
1. Supported (memakai penyangga)
a. Ketebalan antara 1-6 meter, atau endapan mendatar tetapi cukup tebal,yaitu antara 10-15 meter.
c. Batuan samping agak lunak atau kurang kompak. Endapan bijih secara menyeluruh cukup kuat,
e. Dapat dipergunakan untuk endapan-endapan bijih yang batasnya kurang teratur atau banyak
b. Stull stoping
a. Ketebalan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan yang masidapat dicapai oleh penyangga kayu
(timber) sambungan.
b. Endapan bijhnya agak kuat, takperlu disangga secara langsung, tetapi batuan sampingnya mudah
c. Kemiringan kurang berpengaruh, akan tetapi kemiringan yang lebih besar akan lebih
menguntungkan.
Endapan bjih harus memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan perolehan tambang (mining
recovery) yang tingg agar ongkos penambangannya yang tinggi masih dapat tertutup.
Cara ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Endapan bijih lemah, artinya batuan itu tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggaan
biasa, tetapi endapan ini akan segera runtuh bila penyangganya diambil.
d. Memiliki nilai endapan bijih yang tinggi atau sedang dan selective mining tidak perlu dilakukan.
e. Permukaan bumi tidak ada bangunan-bangunan yang penting karena akan terjadi surface
subsidence.
b. Block caving
Cara ini sesuai untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Endapan bijih mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block di sebelahnya.
b. Kemiringan endapan tdak menjadi soal, bila berbentuk urat bijih sebaiknya mempunyai
kemoringan 650
c. Memilki cadangan yang besar dan tidak perlu benilai tinggi. Ketebalan >3 meter, sedangkan
d. Endapan bijih sebaiknya agak homogen, sehingga tidak diperlukan tambang bijih.
e. Endapan bijih sebaiknyatidak mudah bereaksi dengan udara, oleh sebab itu tidak cocok untuk
endapan sulfide.
f. Dapat menimbulkan amblesan (surface subsidence). Oleh karena itu jangan ada bangunan
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan lebih jelas terlihat.
6. Relative lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat kelongsoran,
sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga disebabkan oleh adanya gas-gas
beracun, kebakaran dll.
7. Pegawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.
Kerugian tambang rebuke antara lain :
1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi langsung oleh cuaca, dimana hujan yang lebat dan suhu
yang tinggi akan mempengaruhi efesiensi kerja menurun
2. Kedalaman penggalian teratas, karena semakin dalam akan semakin banyak overburden yang
harus dipindahkan.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang jumlahnya cukup
bnyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatife lebih besar.
a. Musim hujan dapat menyebaban butir-butir tanah terlepas, tanah akan terlepas (erosi dan
longsor)
b. Adanya binatang-binatang yangterganggu kelangsungan hidupnya.
c. Akan mnghilangkan tanah yang suburakibat penggalan (pada saat penggalian disimpan terlebih
dahulu)
d. Tanah yang terbawa arus air bisa mencemari sungai (pada daerah tertentu dibuat kolam-kolam
sebagai pengedapan)
e. Akibat adanya saranatransportasi akan mengakibatkan :
1. Polusi udara (bising) ; disisi jalan ditanami pepohonan.
2. Getaran-getaran ; dikurangi dengan peledakan beruntun.
3. Adanya debu dan asap (CU)