Anda di halaman 1dari 18

RUANG LINGKUP INDUSTRI PERTAMBANGAN

Bagaimana Tahapan Kegiatan dalam Industri Pertambangan ?


SKIP : Surat Keputusan Ijin Peninjauan

A.     TAHAP EKSPLORASI
           Eksplorasi adalah segala kegiatan mulai dari mencari daerah prospek keterdapatan
endapan bahan galian sampai mengetahui jumlah dan kadar (Sumberdaya dan cadangan bahan
galian yang layak tambang/ekonomis).

Tahap eksplorasi :
 Survei Tinjau (reconsaissance)
Tujuan :
·         Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan yang berpotensi.
·         Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah.
·          
Kegiatannya antara lain:
·         Studi geologi regional,
·         penafsiran penginderaan jauh,
·         metode tidak langsung lainnya,
·         serta inspeksi lapangan pendahuluan.

Peta dasar yang dipakai dengan skala = 1 : 100.000.

 Prospeksi (Prospecting)
Tujuan :
Membatasi daerah sebaran sndapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi selannjutnya.
Kegiatannya antara lain :
·         Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000,
·         Pengukuran penampang stratigrafi,
·         Pembuatan paritan,
·         Pembuatan sumuran,
·         Pemboran uji (scout drilling),
·         Pencontohan, dan
·         Analisis.
Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila
dianggap perlu.

 Eksplorasi Pendahuluan (preliminary Explorationi)


Mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan yang meliputi:
·         Ketebalan lapisan,
·         Bentuk,
·         Korelasi,
·         Sebaran,
·         Struktur,
·         Kuantitas dan
·         Kualitas.

Kegiatannya antara lain :


·         Pemetaan geologi dengan skala 1: 10.000,
·         Pemetaan topografi,
·         Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,
·         Penampangan (logging) geofisika,
·         Pembuatan sumuran/paritan uji, dan
·         Pencontohan yang andal.
·          
Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
Kualitas dinyatakan dengan :
1.      Mineral : Kadar dan dinyatakan dalam;
·         % (persen) = 1,5% Cu, 55% Fe2O3
·         Kw Sn/1000 m3 = SnO2
·         Gr/ton (primer), gr/m3  (sekunder) = Au
·         Gr/ton = Ag
·         Karat/m3 tanah = intan
·         % MD (Magnetizing degree) tanah yang digali = pasir besi (Fe3O4 + Fe2O3)

2.      Khusus untuk batubara adalah :


·         Total moisture
·         Kandungan abu
·         Fixed carbon
·         Nilai kalor 

 Eksplorasi Rinci (Detailed exploration)


Mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan secara lebih rinci.
Kegiatannya antara lain :
·         Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal = 1 : 2.000,
·         Pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya,
·         Penampangan (logging) geofisika, dan
·         Pengkajian geohidrologi dan geotektonik.

Tahapan Metode Jenis endapan mineral


Pendahuluan Citra landsat Semua
Sintesis regional Semua
Survei Tinjau Foto udara Semua
(Reconnaissance) Aeromagnetik Logam dasar
Pemetaan geologi Semua
Pengukuran penampang statigrafi Misalnya batubara
Stream sediment sampling Logam dasar
pendulangan Mineral berat
Prospeksi Umum Pemetaan geologi Semua
Stream sediment sampling Logam dasar
Pendulangan Mineral berat
Gaya berat Non-metalik
Seismic Singenetik
Magnetic Logam dasar tertentu
Rock sampling Semua
Prospeksi detail Pemetaan geologi Semua
(Eksplorasi pendahuluan) Uji sumuran Semua
Geolistrik (tahanan jenis,IP,SP,dll) Logam dasar
Seismic refraksi/refleksi Singenetik
Detail magnetic Logam dasar tertentu
Soil sampling  (geokimia) Logam dasar
Rock sampling (geokimia) Semua
Rock sampling (Petografi, alterasi) Logam dasar,dll.
Eksplorasi detail Pengambilan contoh sistematik Semua
dengan: pemboran inti, sumur uji
atau dengan logging geofisika

Tujuan dari tahap penyelidikan adalah :


Menetukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya yang dihasilkan.
1.      Sumber Daya (Resources)
Bagian dari endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

2.      Cadangan (Reserves)
Bagian dari sumber daya yang telah diketahuii dimensi,sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang
pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.

3.      Keyakinan Geologi (Geological Assurance)


Tingkat kepercayaan tentang keberadaan yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik formasi
geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi lapisan, sebaran, struktur,
ketebalan tanah penutup, kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan tingkay penyelidikan.
4.      Kajian Kelayakan (Feasibility Study)
Kajian kelayakan adalah suatu kajian rinci terhadap semua aspek yang bersifat teknis dan
ekonomis dari suatu rencana proyek penambangan.

Tingkat Keyakinan Geologi


·         Jarak pengaruh adalah jarak dimana kemenerusan dimensi dan kualitas batubara masih dapat
terjadi dengan tingkat keyakinan tertentu yang disesuaikan dengan kondisi geologi daerah
penyelidikan.
·         Titik informasi dapat berupa singkapan, parit uji, sumur uji, dan titik pengeboran dangkal atau
pun pengeboran dalam.
·          Penentuan titik-titik informasi disesuaikan dengan penyebaran batubara (garis penyingkapan)
dan jarak pengaruh.

Kondisi Geologi Sederhana


·         Endapan batubara umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik seperti sesar, lipatan, dan
intrusi.
·         Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter dan hampir tidak
memiliki percabangan.
·         Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak menunjukkan variasi yang
berarti.

Kondisi Geologi Moderat


·         Endapan batubara sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh deformasi tektonik.
·         Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas
batubaranya.
·         Dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang.
·         Sebaran percabangan batubara masih dapat diikuti sampai ratusan meter.

V. PENAMBANGAN (EKSPLOITASI)
A.    PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN

Dasar pemilihan metode penambangan yaitu   :

1.      Keuntungan terbesar yang akan diperoleh


Pada awalnya metode penambangan didasarkan pada letak endapan terhadap permukaan
(dangkal atau dalam)

2.      Perolehan tambang yang tebaik dengan memperhatikan karakteristik daerah


(alamiah,geologi,lingkungan,dll)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan :

1.      Karakteristik spasial dari endapan


Faktor terpenting yang akan mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah akan ditambang
dengan tambang terbuka atau bawah tanah, laju produksi, pemilihan metode penambangan
material dan lay-out tambang dan rebakan.

a.       Ukuran (Dimensi : tebal dan penyebaran)


b.      Bentuk  (Tabular, leutiular, massiv  dan irregular)
c.       Attitude (Inklinasi dan Dip)
d.      Kedalaman ( Nilai : Rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan SR)

2.      Kondisi geologi dan hidrogeologi


Karakteristik geologi dari mineral mempengaruhi kepada pemilihan metode penambangannya
(Selektif atau tidak), mineral berpengaruh kepada cara pengolahan, dan hidrologi mempengaruhi
sistem drainase dan pompa yeng diperlukan.

a.       Mineralogi dan petrografi (sulfide dan oksida)


b.      Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk samping by product, untuk
batubara : CV, TM, Ash, S)
c.       Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontinu, intrusi)
d.      Bidang lemah (kekar ,retakan, cleavage dalam endapan bijih/cleats dalam batubara)
e.       Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas).
f.       Air tanah dan hidrologi.

3.      Sifat-siat geoteknik (Mekanika tanah dan batuan)


Sifat mekanik material endapan dan batuan sekelilingnya pada tambang terbuka berpengaruh
pada pemilihan peralatan dan kestabilan lereng, dan pada tambang bawah pada kelas
metode  (supported, unsupported, dan caving)

a.       Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, nisbah poison, dll)


b.      Perilaku elastic dan viskoelastik (flow, creep)
c.       Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d.      Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi.
e.       Sifat-sifat fisik lainnya (bobot isi – SG, voids, porositas, permeabilitas, kandungan lengas –
moisture content)

4.      Konsiderasi ekonomi

Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan keuntungan.
a.       Cadangan (tonase, dan kadar/kualitas)
b.      Laju produksi (produksi per satuan waktu)
c.       Umur tambang
d.      Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, misal ton/karyawan-shift)
e.       Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok.

5.      Faktor teknologi 
a.       Perolehan tambang (mine recovery)
b.      Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)
c.       Ke fleksibilitas-an metode dengan perubahan kondisi
d.      Selektivitas metode untuk batubara dan waste
e.       Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan
f.       Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi

6.      Faktor lingkungan
a.       Control bawah tanah
b.      Penurunan permukaan bawah tanah (subsidence)
c.       Control atmosfir (control kualitas, control panas dan kelembaban, serta untuk tambang bawah
tanah : ventilasi)
d.      Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan, dan keselamatan pekerja,
kehidupan, dan pemukikiman)

B.     KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN


Secara gais besar metode penambangan dibagi menjadi :
1.      Tambang terbuka (surface mining)
Segala kegiatan atau aktivitas penambangan yang dilakukan pada/dekat permukaan bumi dan
tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar dan dipengaruhi oleh cuaca.

2.      Tambang bawah tanah (underground mining)


Segala kegiatan/aktivitas penambangan yang dilakukan di bawah prmiukaan bumi dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3.      Tambang bawah air (underwater mining)
Segala kegiatan penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau endapan mineral
berharganya terletak dibawah permukaan air.

Saat ini diperlukan klasifikasi metode penambangan yang mempunyai ciri :

1.      Umum dapat diaplikasikan pada tambang terbuka dan bawah tanah, untuk semua komoditi
tambang, batubara atau non batubara)
2.      Meliputi metode yang sedang berjalan dan metode baru (novel) yang sedang dikembangkan
tetapi belum dapat dibuktikan keseluruhannya.
3.      Mengenali perbedaan kelas metode yang besar dan biaya relative.

Kategori yang digunakan Hartman adalah :


-    Dapat diterima (acceptance) : tradisional atau baru
-    Local untuk tambnag terbuka (atau tambang bawah tanah)
-    Kelas dan sub kelas
-    Metode
KLASIFIKASI METODE PENAMBANGAN

Akseptensi kelas Sub- Metode Komoditas


kelas
Open pit mining* Metal-non
metal
Mekanis Quarry Nonmetal
(Mechanical
)
Open cast (Stript Coal, nonmetal
Mining)*
Tambang Auger Mining Coal
Terbuka
(Surface Placer Hidraulicking Metal-non
Mining) metal
Dredging Metal-non
metal
Aquaeous Borehole Mining Nonmetal
Solution Leaching Metal
Room & Pillar Coal, nonmetal
Mining*
Stope & Pillar Metal-non
Mining* metal
Unsupported Shrinkage Stoping Metal-non
metal
Sublevel Stoping* Metal-non
metal
Tambang Cut and fill Stoping Metal
Bawah
Tanah Supported Stull Stoping Metal
(Underground Square Set stoping Metal
Mining)
Longwall mining* Coal
Caving Sublevel Caving Metal
Block Caving* Metal

Rapid Escavation
Non Coal (Hard rock)

Automation, robotics
All
Hydraulic Mining
Coal, soft rock

UG Gasification
Coal

Underground Retorting
Hydrocarbone

Ocean Mining
Metal

Nuclear mining
Non-Coal

Extraterrestrial Mining
Metal-non metal

* Menunjukkan metode paling penting dan paling sering digunakan


I.       Tambang terbuka (Suface mining)
1.      Mekanis
a.      Open pit mining
Cara penambangan dimana arah penggaliannya kearah bawah sehingga membentuk
cekungan/pit.

Tanah penutup (overburden)/waste akan selalu dibuang dari pit (disposal).

Diterapkan pada tambang batubara yang dengan kemiringan (dip) endapan yang besar (curam).

b.      Quarry
Cara penambangan yang diterapkan pada mineral industi.

c.       Open cast (Strip) mining

Cara penambangan I mana tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan (disposal) tetapi
diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan telah ditambang (back mining digging
method).

Ada dua jenis :

1.      Area mining
2.      Contour mining
d.       Auger mining

Suatu metode untuk permukaan yang berdinding tinggi (highwall) atau outcrop recovery dari
batubara dengan pemboran atau penggalian bukaan ke dalam lapisan diantara lapisan penutup.
2.      Aquaeous
Metode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi, baik
dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.
a.      Placer mining
Cara penambangan dengan menggunakan air untuk menggali, mentransportasi, dan
mengkonsentrasikan mineral-mineral berat.

1.      Tambang semprot (hidraulicking)


Cara penambangan dengan menggunakan semprotan air yang betekananan tinggi yang berasal
dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant.
2.      Kapal keruk (dreging)
Cara penambangan dengan menggunakan kapal keruk (dredge) dan digunakan padan endapan
placer yang terletak dibawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai, danau atau di suatu
lembah dimana tersedia banyak air.

b.      Solution mining
Cara penambangan dimana mineral yang diperoleh dilakukan dengan dilarutkan, dicairkan atau
slurrying meskipun beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah tanah, tetapi hamper semua
operasi dilakukan di permukaan.

1.      Borehole extraction
Cara penambangannya adalah air diinjeksikan melalui lubang bor ke dalam formasi mineral yang
kemudian dilarutkan, dicairkan, atau sluffies, menjadi mineral berharga dan dipompakan ke
permukaan melalui lubang bor.

2.      Leaching
Leaching adalah ekstraksi kimia metal atau mineral dari ikatan suatu cadangan bijih atau
material yang telah digali atau ditambang.

II.    Tambang bawah tanah (underground mining)

1.      Unsupported (tanpa penyangga)


Cara ini cocok untuk endapan yang kuat baik endapan bijih maupun batuan sampingnya.
a.      Room and pillar mining
Cocok untuk endapan batubara yang :
a.       Cukup tebal, yaitu antara 3-6 m.
b.      Cleatnya tidak banyak, sehingga tidak terlalu mudah runtuh.
c.       Tidak banyak disisipi tanah liat (clay bands)

b.      Stope and pillar mining

c.      Srinkage stoping

Cocok untuk endapan-endapan bijih yang keadaannya sebagai berikut :

a.       Endapan bijih atau batuan samping keras, tidak mudah runtuh atau clabbing.

b.      Kemiringan minimum 500, tetapi akan lebih baik, bila kemiringan >600.

c.       Berbentuk urat bijih (vein) dengan ketebalan antara 1-3 meter.

d.      Endapan bijih mempunyai nilai tinggi.

e.       Sebaiknya penyebaran kadar agak homogeny, sehingga tak diperlukan tambang bijih (selective

mining).

f.       Sebaiknya bukan endapan sulfide, seperti galena dan chalcopyrite.

d.      Sublevel stoping

Cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a.       Ketebalan urat bijih (vein) antara 1-20 meter.

b.      Kemiringan endapan sebaiknya 300

c.       Endapan bijih dan batuan samping harus jelas dan bentuknya agak teratur, tidak retak-retak,

sehingga tidak mudah terjadi dilution.

d.      Penyebaran kadar bijih sebaiknya merata, karena cara ini sukar untuk melakukan tambang pilih

(selective mining).
1.      Supported (memakai penyangga)

a.      Cut and fill stoping

Diterapkan untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut  :

a.       Ketebalan antara 1-6 meter, atau endapan mendatar tetapi cukup tebal,yaitu antara 10-15 meter.

b.      Mempunyai kemiringan >450 (untuk yang membetuk urat bijih).

c.       Batuan samping agak lunak atau kurang kompak. Endapan bijih secara menyeluruh cukup kuat,

tetapi bagian tertentu ada yang kurang kuat/kompak.

d.      Endapan bijih bernilai tinggi, sehingga mining recoverynya harus tinggi.

e.       Dapat dipergunakan untuk endapan-endapan bijih yang batasnya kurang teratur atau banyak

barren rock diantara bijihnya

b.      Stull stoping

Sesuai untuk endapan bijih yang memiliki ebagai berikut :

a.       Ketebalan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan yang masidapat dicapai oleh penyangga kayu

(timber) sambungan.

b.      Endapan bijhnya agak kuat, takperlu disangga secara langsung, tetapi batuan sampingnya mudah

pecah menjadi bongkah-bongkah (slabs) sehingga perlu penyangga

c.       Kemiringan kurang berpengaruh, akan tetapi kemiringan yang lebih besar akan lebih

menguntungkan.
Endapan bjih harus memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan perolehan tambang (mining
recovery) yang tingg agar ongkos penambangannya yang tinggi masih dapat tertutup.  

c.      Squre set stoping


Digunakan untuk endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.       Nilai bijih sangat tinggi, sehingga dapat menutup onglos-ongkos penambangan yang sangat
mahal.
b.      Memilki kemiringan 450 untuk endapan yang berbentuk urat bijih.
c.       Ketebalan bijih minimum 3,5 meter.
d.      Bijih dan batuan samping lemah serta mudah runtuh sehingga memerlukan penyanggaan yang
sistematis
e.       Endapan bijih tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat
f.        
1.      Caving (ambrukan)
a.      Longwall mining
Diterapkan untuk batubara yang:
A.    Ketebalannya sedang, yaitu antara 2-4 meter.
B.     Memilki banyak cleat, etapi tidak boleh terlalu mudah runtuh. Oleh sebab itu penyangga harus
segera dipasang di dekat medan kerja (front) penambangan.
Arah penggalian dapat advancing ataupun retreating.

a.      Sub level caving

Cara ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a.       Endapan bijih lemah, artinya batuan itu tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggaan

biasa, tetapi endapan ini akan segera runtuh bila penyangganya diambil.

b.      Kemiringan endapan tidak begitu mudah.

c.       Ketebalan bijih sebaiknya >3 meter.

d.      Memiliki nilai endapan bijih yang tinggi atau sedang dan selective mining tidak perlu dilakukan.

e.       Permukaan bumi tidak ada bangunan-bangunan yang penting karena akan terjadi surface

subsidence.

b.      Block caving

Cara ini sesuai untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a.       Endapan bijih mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block di sebelahnya.

b.      Kemiringan endapan tdak menjadi soal, bila berbentuk urat bijih sebaiknya mempunyai

kemoringan 650
c.       Memilki cadangan yang besar dan tidak perlu benilai tinggi. Ketebalan >3 meter, sedangkan

tinggi vertikalnya minimal 35 meter.

d.      Endapan bijih sebaiknya agak homogen, sehingga tidak diperlukan tambang bijih.

e.       Endapan bijih sebaiknyatidak mudah bereaksi dengan udara, oleh sebab itu tidak cocok untuk

endapan sulfide.

f.       Dapat menimbulkan amblesan (surface subsidence). Oleh karena itu jangan ada bangunan

penting di atas tambang.

PERBANDINGAN TAMBANG TERBUKA DAN BAWAH TANAH


    

Keuntungan tambang terbuka antra lain :


1.      Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak ada penyanggaan,
ventilas dan pencahayaan (illumination)
2.      Kondisi kerja lebih baik karena berhubungan langsung dengan udara luar.
3.      Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat leluasa, sehingga produksinya lebih
besar.
4.      Pemakaian bahan peledak lebih efesien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena :
a.       Adanya bidang bebas(free face) yang lebih banyak.
b.      Gas-gas yang dapat ditumbulkan olehpeledakan dapat dihembus angin dengan cepat (tidak
terakumulasi).

5.      Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan lebih jelas terlihat.
6.      Relative lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat kelongsoran,
sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga disebabkan oleh adanya gas-gas
beracun, kebakaran dll.
7.      Pegawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.
         Kerugian tambang rebuke antara lain :
1.      Para pekerja akan langsung dipengaruhi langsung oleh cuaca, dimana hujan yang lebat dan suhu
yang tinggi akan mempengaruhi efesiensi kerja menurun
2.      Kedalaman penggalian teratas, karena semakin dalam akan semakin banyak overburden yang
harus dipindahkan.
3.      Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang jumlahnya cukup
bnyak.
4.      Alat-alat mekanis letaknya tersebar.
5.      Pencemaran lingkungan hidup relatife lebih besar.
a.       Musim hujan dapat menyebaban butir-butir tanah terlepas, tanah akan terlepas (erosi dan
longsor)
b.      Adanya binatang-binatang yangterganggu kelangsungan hidupnya.
c.       Akan mnghilangkan tanah yang suburakibat penggalan (pada saat penggalian disimpan terlebih
dahulu)
d.      Tanah yang terbawa arus air bisa mencemari sungai (pada daerah tertentu dibuat kolam-kolam
sebagai pengedapan)
e.       Akibat adanya saranatransportasi akan mengakibatkan :
1.      Polusi udara (bising) ; disisi jalan ditanami pepohonan.
2.      Getaran-getaran ; dikurangi dengan peledakan beruntun.
3.      Adanya debu dan asap (CU)

Anda mungkin juga menyukai