Anda di halaman 1dari 20

WOC STEMI

STEMI adalah menurunnya aliran darah koroner secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak ateroklerotik yang sudah ada sebelumnya
(Smeltzer &Bare,2010).
ETIOLOGI KOMPLIKASI

Modifiable  Koplikasi yang paling sering ditemui pada


 Merokok Unmodif pasien STEMI adalah gagal jantung
y
 Hipertensi (Sjogreen & Cheatham 2010)
 Akumulasi Lipid PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hiperglikemia
 Pemeriksaan Enzim Jantung (Isoenzim)
Nonmodifiable  AST/SGOT
 Congenital  EKG
(Smeltzer & Bare, 2010)  Laboratorium : elektrolit (hipo/hiperkalemia),
leukosit, Gda, Kolesterol/Trigliserida,
MANIFESTASI KLINIK
 Rontgen Thorax
 Ekokardiogram
 Nyeri dada (Smeltzer & Bare, 2010)
 Gelisah PATHWAY
PENATALAKSANAAN
 Keringat dingin
 Dyspneu Modify  Farmakologi
(Smeltzer &  Untuk meningkatkan suplai oksigen, analgetik,
Blok pada arteri koroner antikoagulan, trombolitik
Bare, 2010) Merokok, alcohol, hipertensi,
jantung
Congenital
 Nonfarmakologi
akumulasi lipid
 Prosedur PTCA ( angiplasti koroner transluminal
perkutan)
Non Stemi Blok sebagian Blok total STEMI  CABG (Coronary Artery Bypass
(Sjogreen & Cheatham 2010)
ALIRAN DARAH KORONER MENURUN ISKEMIA MIOKARD

B1 Breathing B2 Blood B3 Brain B4 Bladder B5 Bowel B6 Bone

Aliran darah Nyeri


Aliran darah ke paru Edema dan bengkak Metabolisme Gangguan fungsi
keginjal menurun
terganggu sekitar miokard anaerob ventrikel
Mual/muntah
As. Laktat Penurunan aliran
Suplai O2 tidak Jalur hantaran listrik Produksi urin
seimbang dengan Anoreksia darah
terganggu menurun
kebutuhan tubuh Menyentuh ujung
saraf reseptor Vol. Plasma Resiko ketidakseimbangan Curah jantung
Pompa jantung tidak
nutrisi menurun
Meningkatnya terkoordinasi Nyeri dada
kebutuhan O2
Nyeri Akut
Aliran balik vena
Hipoksia, iskemia,
Suplai O2 kejaringan
Vol. Sekuncup infark meluas
Resti kelebihan menurun
Takipneu turun Beban jantung
volume cairan
Otot rangka kekurangan Kelemahan
PC:Penurunan O2 dan ATP
Ketidakefektifan Pola
Nafas Curah Jantung Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA :
DIAGNOSA : Ketidakseimbangan Nutrisi DIAGNOSA :
NOSA : Kelebihan Volume Cairan Kurang dari Kebutuhan Intoleransi Aktifitas
kefektifan Pola Napas NOC:
NOC : Nutritional Status NOC:
tory Status Airway Patency NIC: NIC: Activity Tolerance Self Care: ADL Vital Sign
Therapy Airway Management Respiratory Monitoring Electrolit and acid Nutrition
base balance,
Management NIC:
r aliran oksigen dan monitor respirasi dan status O2 Fluid balance, Hydration
Kaji adanya alergi makanan Activity Therapy
nkan posisi pasien NIC : Bantu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah klien
kalori danuntuk mengidentifikasi
nutrisi aktivitas
yang dibutuhkan pasien.yang mampu dilakukan
r volume aliran oksigen dan jenis canul yang digunakan.
Fluid managementAnjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Energy Management
r keefektifan terapi oksigen yang telah diberikan Nutrition Monitoring Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
1. Pertahankan catatan intake
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
dan output yangBB pasien dalam batas normal
akurat
Monitoradanya penurunan berat badan
2. Monitor hasil lab
3. Berikan diuretik
Fluid Monitoring
1. Monitor adanya distensi Suplay oksigen kurang
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
Hipoksemia jaringan

Metabolisme anaerob

REFERENSI
1. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC) 6th Edition. United Kindom: Elsevier 2)
2. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC)
5th Edition. United Kingdom: Elsevier 5)
3. NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018 - 2020 Edisi 11 Jakarta:
EGC
4. Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC
5. Sjogren M.H., Cheatham J.G.,2010.. 4th ed. Colorado:Mosby
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H
DENGAN STEMI (Acute Myocardial Infarction ST Elevation)

I. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Usia : 50 Thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gempol, Pasuruan
No. Reg : 0038xxxx
Diagnosa medis : STEMI Anterior
Tanggal MRS : 27 Desember 2018
Jam MRS : 20.00
Tanggal pengkajian : 27 Desember 2018
Jam pengkajian : 20.30

II. Data Subyektif


 Keluhan utama :
Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
 Provocative
Nyeri timbul saat beraktivitas
 Quality
Nyeri seperti diremas-remas
 Regio/Radiation
Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
 Severe-severity
Nyeri dada sebelah kiri dirasakan saat di rumah kemudian hilang saat dipakai
istirahat. Saat bekerja pasien merasakan nyeri kembali dibagian dada sebelah kiri
dan sesak.
 Skala
Skala nyeri 6
 Time
Nyeri dirasakan hilang timbul

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 2


TRAUMA
 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan saat dirumah mengeluh nyeri dada
sebelah kiri kemudian hilang saat dipakai istirahat. Pada tanggal 27 Desember 2018 saat
bekerja pasien merasakan nyeri kembali dibagian dada sebelah kiri dan sesak, pukul
20.00 WIB pasien dibawa ke IGD RSUD Bangil dan diberikan tindakan pemasangan
masker NRBM 10 Lpm. Pukul 21.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang melati. Pada saat
pengkajian pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung seperti
diremas – remas dengan skala 6, dan nyeri hilang timbul.

 Riwayat penyakit dahulu


Riwayat Kesehatan yang lalu pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit
seperti HT dan DM, tidak pernah melakukan operasi, dan tidak memiliki alergi makanan
atau obat. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.

III. Data Obyektif


 Airway
Airwat paten, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada gigi palsu yang terpasang
 Breathing
Napas spontan, suara nafas vesikuler kanan dan kiri pada lapang paru, pergerakan
dinding dada simetris
 Circulation
Nadi teraba kuat, akral pucat, CRT < 3 detik, tidak ada sianosis, tidak ada
perdarahan
 Disability
Kesadaran Compos Mentis, GCS 456 kooperatif, pupil isokor,reflek cahaya +/+
 Exposure - Environment
- Buka pakaian pasien untuk menemukan cedera yang ada
- Beri selimut mencegah Hipotermi
 Full Vital Signs - Five intervention – Family presence
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 360C
RR : 28 x/menit
 Give Comfort measures
- Memberi posisi yang nyaman
- Mengkaji nyeri yang diderita klien
- Menganjurkan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri dan cemas yang
dirasakan klien

 History - Head to Toe examination


 Keadaan Umum
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, GCS 456

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 3


TRAUMA
 Kepala dan Wajah
- Kepala
Rambut hitam dengan sebaran merata, tidak rontok, tidak ada benjolan dan
luka di kepala, simetris, tidak ada nyeri tekan
- Mata
Pupil isokor, reflek cahaya normal, sklera putih, pelbebra normal, tidak ada
alat bantu, konjungtiva anemis, pergerakan bola mata normal
- Telinga
Bentuk simetris, ketajaman pendengaran normal, bersih, tidak ada secret,
tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Bentuk hidung simetris, mukosa hidung lembab, terpasang O2 masker NRBM
10 lpm, tidak ada nyeri tekan
- Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gigi palsu, terdapat caries, tidak ada nyeri
tekan
- Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada deviasi
trakea, tidak ada nyeri tekan

 Dada
Jantung:
Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
Midclavicula, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3 detik, tidak terdapat
sianosis, tidak terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
Paru :
Bentuk dada normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang
belakang, irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi otot
bantu pernafasan, perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada vokal
premitus, menggunakan alat bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan terdapat suara
nafas wheezing, pasien mengatakan sesak dan letih setelah beraktivitas.

 Perut dan Pinggang


Bentuk abdomen simetris, tidak ada jejas pada perut/pinggang, tidak ada nyeri
abdomen, tidak kembung, tidak ada pembesaran hepar/lien, suara thympani,
bising usus 10 x/menit.
 Pelvis dan Perineum
Tidak ada tanda-tanda krepitasi dan deformitas tulang, alat kelamin bersih,
terpasang catheter produksi jernih dengan jumlah 1300/24 jam, warna kuning,
bau khas
 Ekstremitas Atas
Tidak ada deformitas dan fraktur, terdapat nyeri pada punggung sebelah kiri,
akral dingin, tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah
Tidak ada fraktur, pergerakan normal, akral pucat, terdapat oedema di kaki kiri
Kekuatan Otot
5 5
5 5
FORM ASKEP EMERGENCY NON- 4
TRAUMA
 Inspect posterior surface
Inspeksi : tidak ada jejas pada tulang belakang, tidak ada oedem
Palpasi : tidak ada benjolan, skoliosis, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan

IV. Pemeriksaan Penunjang


 Lab darah :
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit ( WBC ) 12,60 3,70 – 10,1
Neutrofil 9,0
Limfosit 2,5
Monosit 1,0
Eosinofil 0,1
Basofil 0,1
Neutrofil % 71,3 39,3 – 73,7
Limfosit % 19,7 18,0 – 48,3
Monosit % 7,6 4,40 – 12,7
Eosinofil % L 0,6 0,600 – 7,30
Basofil % 0,8 0,00 – 1,70
Eritrosit ( RBC ) L 4,429 4,6 – 6,2
Hemoglobin ( HGB ) L 13,41 13,5 – 18,0
Hematokrit ( HCT ) L 37,38 40 – 54
MCV 84,39 81,1 – 96,0
MCH 30,28 27,0 – 31,2
MCHC H 35,88 31,8 – 35,4
RDW L 10,00 11,5 – 14,5
PLT 270 115 – 366
MPV 6,999 6,90 – 10,6
KIMIA KLINIK
LEMAK
Trigliserida H 184 < 150
Kolesterol 218 < 200
Kolesterol HDL H 68,75 > 34
Kolesterol LDL H 118,63 < 100
FAAL GINJAL
BUN H 24 7,8 – 20,23
Kreatinin 1,041 0,8 – 1,3
PEMERIKSAAN
PATOLOGI KLINIK
CK-MB 366,3 < = 24
JANTUNG
Troponin I 11,400 < 0,02
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT SERUM
Natrium ( Na ) 138,30 135 – 147
Kalium ( K ) L 3,38 3,5 – 5
FORM ASKEP EMERGENCY NON- 5
TRAUMA
Klorida ( CI ) 103,70 95 – 105
Kalsium Ion 1,220 1,16 – 1,32
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 130 < 200

 Lab urin :
 ECG :

Penjelasan: Hasil V2 dan V3 ditemukan ST elevasi


 Rontgen :

Hasil Foto Thorax :


Cor : besar dan bentuk kesan normal
Pulmo : tak tampak infiltrat/nodul
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Tulang – tulang tampak baik
Kesimpulan :
Saat ini foto thorax tak tampak kelainan

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 6


TRAUMA
 USG :
 CT Scan :
 BGA :
 Pa CO2 : ……………………………………………………….
 Pa O2 : ……………………………………………………….
 Sa O2 : ……………………………………………………….
 pH : ……………………………………………………….
 HCO3 : ……………………………………………………….
V. Terapi :
Inf. NS 500 cc/24Jam
Inj. Omeprazole 40 mg
Inj. Lovenox 2x0,6 cc ( SC )
PO. Atrovastatin 1x20 mg
PO. ISDN 3x5 mg

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 7


TRAUMA
Tindakan Resusitasi
No Tgl/Jam Tindakan Resusitasi Keterangan
VI. Analisa Data

No Tanda Etiologi Problem


1 DS: Akumulasi lipid Pola Nafas Tidak Efektif
- Klien mengatakan dada 
terasa sesak Blok pada arteri koroner jantung
DO :

- Keadaan umum lemah
- Pasien tidur dengan posisi Aliran darah koroner menurun
semifowler 
- Nafas tidak teratur Aliran darah ke paru terganggu
- Terdapat otot bantu 
pernafasan Suplai O2 tidak seimbang
- Terdapat suara nafas 
tambahan: wheezing
Meningkatnya kebutuhan O2
- TTV:
RR 28 x/mnt 
Nadi 100 x/mnt Takipnea
- Terpasang O2 NRBM 10 lpm 
- Hasil EKG: Infark Miokard Pola Nafas Tidak Efektif
Akut
- Hasil Foto Thorax: Tidak
tampak kelainan

2 DS : Akumulasi lipid Nyeri Akut


- Klien mengatakan nyeri pada 
dada sebelah kiri dan Blok pada arteri koroner jantung
menjalar ke punggung

P: nyeri dirasakan saat
beraktivitas Aliran darah koroner menurun
Q : seperti diremas-remas 
R : dada sebelah kiri & Metabolisme anaerob
menjalar ke punggung 
S : skala 6 Asam laktat meningkat
T : nyeri saat beraktivitas dan 
istirahat
Menyentuh ujung saraf reseptor
DO : 
- Grimace (+) Nyeri Dada
- Klien tampak memegangi 
dadanya Nyeri Akut
- Klien terlihat waspada
- TTV:
Tensi 130/80 mmHg
Nadi 100 x/menit
RR 28 x/menit
S 360C
- Hasil ECG : didapatkan ST
elevasi pada V2 dan V3
3 DS: Akumulasi lipid Resiko Penurunan Curah
- Klien mengatakan nyeri  Jantung
dada sebelah kiri dan sesak Blok pada arteri koroner jantung
nafas

DO:
- TTV: Aliran darah koroner menurun
Tensi 130/80 mmHg 
Nadi 100 x/menit Edema dan bengkak sekitar miokard
RR 28 x/menit 
S 360C Jalur hantaran listrik terganggu
- Akral Pucat 
- Terpasang O2 masker 10
Pompa Jantung tidak terkoordinasi
lpm
- Hasil ro thorax: Tidak ada sehingga volume sekuncup menurun
kelainan 
- Hasil ECG : ST elevasi pada Resiko Penurunan Curah Jantung
V2 dan V3
VII. Prioritas Dx Keperawatan
No Prioritas Diagnosa Keperawatan
1 Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan dibuktikan dengan klien
mengeluh sesak, penggunaan otot bantu nafas, terdapat wheezing, terpasang O2 NRBM 10 lpm
2 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (iskemia) dibuktikan dengan Pasien
mengatakan nyeri dada sebelah kiri dan menjalar ke punggung, seperti diremas – remas, skala
nyeri 6, terasa nyeri saat beraktivitas dan istirahat
3 Resiko Penurunan Curah Jantung dibuktikan dengan nadi 100 x/menit, RR 28 x/menit, akral
Pucat, terpasang O2 masker 10 lpm, dan hasil ECG : ST elevasi pada V2 dan V3
VIII. Intervensi Keperawatan

Dx Tgl/Ja
Tujuan Intervensi Keperawatan & Rasional TTD
Kep m
1 27 Des Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 Pemantauan respirasi
2018 / jam diharapkan pola nafas membaik, dengan kriteria Observasi
21.30 hasil :  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
 Pola Nafas  Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
Kriteria Hasil hiperventilasi)
Dispnea Cukup Menurun  Auskultasi bunyi nafas
Penggunaan otot bantu Cukup Menurun  Monitor saturasi oksigen
nafas Terapeutik
Frekuensi Nafas Cukup Membaik  Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan pemantauan

2 27 Des Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 Manajemen Nyeri


2018 / jam diharapkan tingkat nyeri menurun, dengan Observasi
21.30 kriteria hasil :  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
 Tingkat Nyeri intensitas nyeri
Kriteria Hasil  Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri Cukup Menurun  Identifikasi respon nyeri nonverbal
Grimace Menurun  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Sikap protektif Menurun nyeri
Terapeutik
 Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
(tehnik nafas dalam)
 Fasiltasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
FORM ASKEP EMERGENCY NON- 11
TRAUMA 2
 Jelaskan strategi untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu (ISDN)

3 27 Des Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 Perawatan jantung akut
2018 / jam diharapkan tidak ada penurunan curah jantung, Observasi
21.30 dengan kriteria hasil :  Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu
 Curah Jantung dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan
Kriteria Hasil frekuensi
Kekuatan nadi perifer Cukup Meningkat  Monitor EKG untuk perubahan ST
Dispnea Cukup Menurun  Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia
(mis.kalium)
 Monitor enzim jantung (mis. CK,CK-MB, troponin T dan I)
 Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
 Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
 Pasang akses intravena
 Puasakan hingga bebas nyeri
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
stres
 Sediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan
pemulihan (pindah ruangan rawat inap)
Edukasi
 Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
 Anjurkan menghindari manuver valsava (mis mengedan
saat BAB atau batuk)

Kolaborasi
 Kolaborasi pencegahan trombus dengan anti koagulan
(lovenox 0,6cc)
 Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 11


TRAUMA 3
IX. Implementasi

Dx Kep Tgl/Jam Implementasi Ttd


1 27 Des 1) Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
2018 / 2) Memonitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi)
22.00 3) Mengauskultasi bunyi nafas
4) Memonitor saturasi oksigen
5) Mendokumentasikan hasil pemantauan
6) Menjelaskan tujuan pemantauan
2 27 Des 1) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2018 / 2) Mengidentifikasi skala nyeri
22.00 3) Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal
4) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Memberikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (tehnik nafas dalam)
6) Memfasiltasi istirahat dan tidur
7) Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi nyeri
8) Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
9) Menjelaskan strategi untuk mengurangi nyeri
10) Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu (ISDN)
3 27 Des 1) Mengidentifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda, kualitas,
2018 / lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi
21.30 2) Memonitor EKG untuk perubahan ST
3) Memonitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia (mis.kalium)
4) Memonitor enzim jantung (mis. CK,CK-MB, troponin T dan I)
5) Memonitor saturasi oksigen
6) Mempertahankan tirah baring minimal 12 jam
7) Memasang akses intravena
8) Mempuasakan hingga bebas nyeri
9) Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres
10) Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan pemulihan (pindah ruangan
rawat inap)
11) Menganjurkan pasien segera melaporkan nyeri dada
12) Menganjurkan menghindari manuver valsava (mis mengedan saat BAB atau batuk)
13) Berkolaborasi pencegahan trombus dengan anti koagulan (lovenox 0,6cc)
14) Berkolaborasi pemeriksaan x-ray dada
X. Lembar Observasi (khusus Px P1)
NO. TGL JAM TD NADI RR S GCS SaO2 INPUT OUTPUT KETERA
NGAN
CAIRAN URIN

FORM ASKEP EMERGENCY NON- 14


TRAUMA
XI. Evaluasi Akhir
Dx
Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Kep
1 27 Des S :
2018 / - Klien mengatakan masih merasa sesak
22.30 O:
- Keadaan umum lemah
- Dispnea berkurang
- TTV:
RR 26 x/menit
Nadi 90 x/menit
- Terdapat otot bantu pernafasan
- Terdapat suara nafas tambahan: wheezing
- Terpasang O2 NRBM 10 lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi di ruang Melati

2 27 Des S:
2018 / - Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri berkurang dengan
22.30 skala 3, nyeri seperti diremas-remas

O:
- Grimace (+)
- Klien sudah terlihat lebih rileks
- Tensi 130/80 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- Hasil ECG : di dadapatkan ST elevasi pada V2 dan V3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi di ruang Melati

3 27 Des S:
2018 / - Klien mengatakan nyeri dada sudah cukup berkurang, hanya masih
22.30 terasa sesak
O:
- Dispnea berkurang
- Tensi 130/80 mmHg
- Akral membaik
- Terpasang O2 masker 10 lpm
- Hasil ro thorax: Tidak ada kelainan
- Hasil ECG : ST elevasi pada V2 dan V3
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi, pindah ruang ICU
XII. Discharge Planing
Format Discharge Planning (Pulang/Pindah Ruangan)

Klien mengatakan nyeri dada sudah cukup berkurang, hanya masih terasa sesak. Klien juga
S mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri berkurang dengan skala 3, nyeri seperti diremas-
remas
 Keadaan umum lemah
 Dispnea berkurang
 TTV:
Tensi 130/80 mmHg
RR 26 x/menit
Nadi 90 x/menit
 Terdapat otot bantu pernafasan
O
 Terdapat suara nafas tambahan: wheezing
 Terpasang O2 NRBM 10 lpm
 Grimace (+)
 Klien sudah terlihat lebih rileks
 Akral membaik
 Hasil ro thorax: Tidak ada kelainan
 Hasil ECG : ST elevasi pada V2 dan V3
A Masalah Teratasi Sebagian
P Lanjutkan Intervensi di ruang rawat inap Melati
 Identifikasi nyeri (PQRST)
 Memonitor hemodinamik, pola nafas, saturasi O 2
I  Memposisikan semi-fowler/fowler
 Mempertahankan tirah baring minimal 12 jam
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
E Masalah Teratasi Sebagian, Lanjutkan perawatan di ruang rawat inap
Nama pasien Tn/Ny/Nn/An H (P/L) masuk rumah sakit pada tanggal 27 Desember
2018, jam 20.00 WIB dengan diagnosa medis STEMI Anterior telah diberikan tindakan
di atas. Untuk itu perlu perawatan lanjutan di Ruang Melati mulai tanggal 27
Desember 2018.

Terapi obat yang diberikan.:


Inf. NS 500 cc/24Jam
Inj. Omeprazole 40 mg
Inj. Lovenox 2x0,6 cc ( SC )
PO. Atrovastatin 1x20 mg
PO. ISDN 3x5 mg

Anjuran :
- Anjurkan melakukan nafas dalam saat nyeri timbul
- Anjurkan untuk tirah baring minimal 12 jam

Bangil, 27 Desember 2018


ttd

Anda mungkin juga menyukai