STEMI adalah menurunnya aliran darah koroner secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak ateroklerotik yang sudah ada sebelumnya
(Smeltzer &Bare,2010).
ETIOLOGI KOMPLIKASI
Metabolisme anaerob
REFERENSI
1. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC) 6th Edition. United Kindom: Elsevier 2)
2. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC)
5th Edition. United Kingdom: Elsevier 5)
3. NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018 - 2020 Edisi 11 Jakarta:
EGC
4. Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC
5. Sjogren M.H., Cheatham J.G.,2010.. 4th ed. Colorado:Mosby
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H
DENGAN STEMI (Acute Myocardial Infarction ST Elevation)
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Usia : 50 Thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gempol, Pasuruan
No. Reg : 0038xxxx
Diagnosa medis : STEMI Anterior
Tanggal MRS : 27 Desember 2018
Jam MRS : 20.00
Tanggal pengkajian : 27 Desember 2018
Jam pengkajian : 20.30
Dada
Jantung:
Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
Midclavicula, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3 detik, tidak terdapat
sianosis, tidak terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
Paru :
Bentuk dada normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang
belakang, irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi otot
bantu pernafasan, perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada vokal
premitus, menggunakan alat bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan terdapat suara
nafas wheezing, pasien mengatakan sesak dan letih setelah beraktivitas.
Lab urin :
ECG :
Dx Tgl/Ja
Tujuan Intervensi Keperawatan & Rasional TTD
Kep m
1 27 Des Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 Pemantauan respirasi
2018 / jam diharapkan pola nafas membaik, dengan kriteria Observasi
21.30 hasil : Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
Pola Nafas Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
Kriteria Hasil hiperventilasi)
Dispnea Cukup Menurun Auskultasi bunyi nafas
Penggunaan otot bantu Cukup Menurun Monitor saturasi oksigen
nafas Terapeutik
Frekuensi Nafas Cukup Membaik Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan pemantauan
3 27 Des Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 Perawatan jantung akut
2018 / jam diharapkan tidak ada penurunan curah jantung, Observasi
21.30 dengan kriteria hasil : Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu
Curah Jantung dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan
Kriteria Hasil frekuensi
Kekuatan nadi perifer Cukup Meningkat Monitor EKG untuk perubahan ST
Dispnea Cukup Menurun Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia
(mis.kalium)
Monitor enzim jantung (mis. CK,CK-MB, troponin T dan I)
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan
pemulihan (pindah ruangan rawat inap)
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava (mis mengedan
saat BAB atau batuk)
Kolaborasi
Kolaborasi pencegahan trombus dengan anti koagulan
(lovenox 0,6cc)
Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
2 27 Des S:
2018 / - Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri berkurang dengan
22.30 skala 3, nyeri seperti diremas-remas
O:
- Grimace (+)
- Klien sudah terlihat lebih rileks
- Tensi 130/80 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- Hasil ECG : di dadapatkan ST elevasi pada V2 dan V3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi di ruang Melati
3 27 Des S:
2018 / - Klien mengatakan nyeri dada sudah cukup berkurang, hanya masih
22.30 terasa sesak
O:
- Dispnea berkurang
- Tensi 130/80 mmHg
- Akral membaik
- Terpasang O2 masker 10 lpm
- Hasil ro thorax: Tidak ada kelainan
- Hasil ECG : ST elevasi pada V2 dan V3
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi, pindah ruang ICU
XII. Discharge Planing
Format Discharge Planning (Pulang/Pindah Ruangan)
Klien mengatakan nyeri dada sudah cukup berkurang, hanya masih terasa sesak. Klien juga
S mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri berkurang dengan skala 3, nyeri seperti diremas-
remas
Keadaan umum lemah
Dispnea berkurang
TTV:
Tensi 130/80 mmHg
RR 26 x/menit
Nadi 90 x/menit
Terdapat otot bantu pernafasan
O
Terdapat suara nafas tambahan: wheezing
Terpasang O2 NRBM 10 lpm
Grimace (+)
Klien sudah terlihat lebih rileks
Akral membaik
Hasil ro thorax: Tidak ada kelainan
Hasil ECG : ST elevasi pada V2 dan V3
A Masalah Teratasi Sebagian
P Lanjutkan Intervensi di ruang rawat inap Melati
Identifikasi nyeri (PQRST)
Memonitor hemodinamik, pola nafas, saturasi O 2
I Memposisikan semi-fowler/fowler
Mempertahankan tirah baring minimal 12 jam
Memfasilitasi istirahat dan tidur
E Masalah Teratasi Sebagian, Lanjutkan perawatan di ruang rawat inap
Nama pasien Tn/Ny/Nn/An H (P/L) masuk rumah sakit pada tanggal 27 Desember
2018, jam 20.00 WIB dengan diagnosa medis STEMI Anterior telah diberikan tindakan
di atas. Untuk itu perlu perawatan lanjutan di Ruang Melati mulai tanggal 27
Desember 2018.
Anjuran :
- Anjurkan melakukan nafas dalam saat nyeri timbul
- Anjurkan untuk tirah baring minimal 12 jam