Anda di halaman 1dari 8

Volume 1.

Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

Analisa Kualitas dan Kuantitas Biogas dari Kotoran Ternak


I Made Mara*, Ida Bagus Alit*
* Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Mataram NTB, Jl. Majapahit No 62 Mataram
Email; Made.Mara@ymail.com

Abstract

Our life is completely dependent on a reliable and adequate supply of energy. In other to
reduce dependence on fossil fuels, the use of animal dung in producing a renewable alternative
source of energy has been proved using cow dung. Concerns over the environment and the rising
costs for energy and waste water treatment have caused a resurgence of interest in anaerobic
treatment and subsequent use of the biogas produced during this treatment of organic wastes as
fuel. Biogas from manure wastes has become a potential renewable energy source for both
domestic and commercial usage especially in West Nusa Tenggara.
This study aims to investagate the quality and quantity of biogas produced from animal
dung. The Cows, buffaloes and horses dung were used in this research using anaerobic biotank
proses. The animal dungs were digested in ambient temperature and the water composition of
degester was also analysed.
The result shows that total volume of biogas produced by horse dung is 577.735 liters, and
then cow dung is 373.839 liters, and the smallest production generated by buffalo dung which is
352.975 liters. Moreover, biogas from horse dungs generated the highest power of combustion,
followed by cow dung, and buffalo dung, 732,425 watt, 556,521 watt 539,759 watt resfectively.

Keywords: Biogas, dung, quantity, quality, biotank process.

1. PENDAHULUAN kotoran kerbau pada alat pembuatan biogas


Energi biogas merupakan energi yang dengan BTP.
layak dipergunakan baik secara teknis, sosial
maupun ekonomis terutama untuk mengatasi
masalah energi di daerah pedesaan. Untuk 2. Permasalahan
mangatasi kekurangan bahan bakar dan Berdasarkan uraian dari latar belakang,
sekaligus sebagai upaya dalam penanganan maka permasalahan yang dapat dirumuskan
limbah peternakan. Biogas banyak dibuat dari sebagai objek penelitian adalah: bagaimana
sampah peternakan yaitu sisa makanan dan pengaruh komposisi kotoran ternak sapi, kerbau
kotoran ternak. Apabila kotoran ternak yang ada dan kuda terhadap kualitas dan kuantitas
dimanfaatkan menjadi biogas menurut Paimin biogas yang dihasilkan.
(1995), dengan satu unit alat pembuat biogas
dengan kapasitas 100 liter dengan bahan isian 3. Tujuan
berupa campuran kotoran ternak dan air dapat Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
menghsilkan 2.700–3.000 liter biogas perhari. penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
Teknologi Tepat Guna (TTG) komposisi kotoran ternak sapi, kerbau dan kuda
merupakan salah satu cara pengolahan limbah terhadap kualitas dan kuantitas biogas yang
kotoran hewan ternak untuk memberikan nilai dihasilkan dari unit biotank process.
tambah (added value) bagi peternak. Bentuk
bubur yang akan dimasukkan kedalam BTP 4. Landasan Teori
diperoleh dari bahan yang dihancurkan Limbah ternak adalah sisa buangan dari
mempunyai kandungan air yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha
penambahan kadar air dengan perbandingan pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,
tertentu antara air dan sampahnya. Kadar air pengolahan produk ternak, dan lain-lain. Limbah
yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
mempengaruhi produksi biogas. seperti faeces, urine, sisa makanan, embrio,
Dari latar belakang yang telah diuraikan kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang,
di atas, maka timbul suatu pemikiran untuk tanduk, isi rumen, dan lain-lain. Semakin
melakukan penelitian tentang bagaimana berkembangnya usaha peternakan, limbah yang
volume (jumlah) serta kualitas produksi biogas dihasilkan juga akan semakin meningkat
yang dihasilkan dengan pebandingan komposisi (Sihombing, 2000).
tertentu dari bahan isian yaitu antara air dan Berbagai manfaat dapat dipetik dari
limbah ternak, apalagi limbah tersebut dapat
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

diperbaharui (renewable) selama ada hewan 3. Tidak merusak lingkungan karena


ternak. Limbah ternak masih mengandung selain biogas diperoleh juga pupuk
nutrisi atau zat padat yang potensial untuk yang dapat digunakan untuk
dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient menyuburkan tanah pertanian.
(zat makanan) seperti protein, lemak, bahan Pupuk ini diperoleh dari bahan sisa
ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, pembuatan biogas.
mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain
(Unidentified Subtances). Limbah ternak dapat 6. Metode Penelitian
dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, Alat dan Bahan
pupuk organik, energi dan media berbagai Penelitian menggunakan 6 unit alat
tujuan (Sihombing, 2002). pembuat biogas beserta alat-alat penunjang
dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
5. Biogas pelaksanaa penelitian ini adalah sebagai
Biogas banyak dibuat dari sampah berikut:
peternakan yaitu sisa makanan dan kotoran Peralatan yang digunakan pada penelitian
ternak. Tapi, pada prinsipnya biogas dapat antara lain :
dibuat dari segala jenis sampah organik. Yang 1. 6 Unit biotank process dengan kapasitas
disebut biogas sebenarnya adalah senyawa 160 liter
metana (CH4). Sering juga disebut gas klar 2. Alat pengaduk
“sewerage gas “, gas gobar, bioenergi RDF 3. Ember dan sekop
(refuse derived fuel = bahan bakar dari sampah) 4. Alat ukur (Timbangan)
dan merupakan bahan bakar masa datang. Gas 5. Alat pengukur pH
metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna 6. Kompor gas
dan mudah terbakar. Pada umumnya biogas 7. Thermometer
bukan sebagai gas yang murni, namun 8. Panci untuk memasak air
merupakan campuran antara metana (CH4 9. Alat pengukur volume biogas
65%), karbon dioksida (CO2 30%), hidrogen Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
sulfida (H2S 1%) dan gas-gas yang lain dalam dalam penelitian adalah :
jumlah yang kecil (Hadiwiyorto, 1983). 1. Kotoran kerbau, sapid an kuda
Degradasi atau dekomposisi sampah 2. Air
akan menghasilkan metana, karbon dioksida Pengukuran Volume Biogas
dan gas-gas lainnya serta air. Perombakan ini Untuk mengukur volume biogas yang
terjadi baik pada suasana aerob maupun pada dihasilkan, alat yang digunakan cukup
suasana anaerob. Perombakan pada suasana sederhana dan disamping itu prinsip yang
aerob terjadi misalnya pada sampah yang digunakan dalam pengukuran tersebut adalah
hanya ditimbun bertumpuk-tumpuk. Dalam prinsip Archimedes: Sebuah benda yang
keadaan ini udara masih dapat mengadakan tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam
kontak dengan sampah. Sedangkan suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke
dekomposisi pada suasana anaerob terjadi atas yang sama besar dengan berat fluida yang
apabila sampah ditimbun dengan tanah atau dipindahkan, yang dimaksudkan dengan fluida
dimasukkan kedalam wadah yang kedap udara, yang dipindahnkan adalah volume fluida yang
sehingga udara tidak dapat mengadakan kontak sama dengan volume benda yang tercelup
dengan sampah. Pada dekomposisi sampah dalam fluida. Prinsip Archimedes juga tidak
menjadi biogas diperlukan waktu 5–10 hari dan hanya berlaku untuk cairan, tetapi juga berlaku
setelah kurang lebih 25 hari dekomposisi telah untuk gas, tabung atau balon yang berisi gas
sempurna. lain memindahkan udara sebanyak volume
Penggunaan biogas untuk keperluan tabung atau balon.
rumah tangga sebagai sumber energi sangat Analisis Kualitas Biogas
menguntungkan. Apabila dibandingkan dengan Untuk menganalisis kualitas biogas yang
bahan bakar tradisional misalnya kayu, dihasilkan, persamaan-persamaan yang
keuntungan tersebut antara lain: digunakan adalah persamaan yang biasa
1. Tempat selalu bersih, tidak seperti digunakan dalam menyelesaikan persamaan
seperti pengguna kayu bakar yang kalor. Kalor merupakan bentuk energi,
selalu menghasilkan abu dan asap. perubahan jumlah kalor pada suatu benda
2. Biogas dapat digunakan untuk ditandai dengan kenaikan dan penurunan suhu
berbagai keperluan, misalnya untuk atau bahkan perubahan wujud benda tersebut.
memasak, sumber penerangan Jika benda menerima kalor, suhunya akan naik.
atau dirubah menjadi sunber Sebaliknya, suhu akan turun jika melepaskan
tenaga listrik. Tidak demikian kalor. Banyak kalor yang diterima atau
halnya dengan pengguna kayu dilepaskan suatu benda sebanding dengan
bakar besar kenaikan atau penurunan suhunya.
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

Secara metematis hubungan antara banyak


kalor dan kenaikan suhu ditulis sebagai berikut
(Purwanto B):
Q = m ⋅ c ⋅ ∆T ........................... 1
Dimana : Q = Kalor (J)
m = Massa benda (Kg)
∆T = Perubahan suhu (oC)
c = Kalor jenis (J/kg.oC)
Kalor jenis zat (cv) adalah kalor yang
diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar satu satuan suhu pada
volume konstan dengan kalor jenis air diambil
4.200 J/kgoC. Kemudian Q merupakan hasil
kali dari daya dan waktu maka : Gambar 1. Rancangan unit alat pembuat biogas
Q = P ⋅ t ................................. 2 b. Uji coba alat
Dimana : P = Daya (watt) Uji coba alat tersebut dilakukan untuk
t = Waktu (sekon) menghindari kebocoran-kebocoran yang
Banyaknya kalor yang dilepaskan sama mungkin terjadi pada biotank yang dibuat.
dengan kalor yang diserap. Pernyataan ini c. Mempersiapkan alat dan bahan
pertama kali dikemukakan oleh Black. Oleh Pada tahap ini peneliti melakukan prefare
karna itu, pernyataan tersebut sering disebut terhadap alat-alat dan baha-bahan yang
Asas Black, secara matematis dapat ditiliskan : dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
Qlepas = Qterima .......................... 3 selanjutnya, sehingga meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang dapat
m ⋅ c ⋅ ∆T = P ⋅ t ...................... 4 mengganggu atau menghambat jalannya
proses kegiatan penelitian
Prosedur Penelitian Variabel-Variabel Penelitian
Adapun prosedur-prosedur dalam
kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel terikat, yaitu yang menjadi
Tahap Persiapan perhatian utama dari peneliti. Tujuan
a. Pembuatan alat utama dari peneliti adalah menjelaskan
Setelah alat-alat serta bahan-bahan variabel terikat. Dengan menganalisa
yang dibutuhkan untuk membuat biotank variabel terikat diharapkan dapat
process sudah lengkap maka tahap ditemukan jawaban atau penyelesaian
selanjutnya adalah pembuatan biotank masalah. Yang menjadi variabel terikat
process, adapun tahapan-tahapan adalah pada penilitian ini adalah : volume biogas
sebagai berikut: yang dihasilkan
1. Drum dari fiber yang telah disedikan b. Variabel bebas, yaitu variabel yang
sebagai bak digester (tangki mempengaruhi variabel terikat. Adapun
fermentasi) pada tutup atas drum yang menjadi variabel bebas yaitu kondisi
tersebut dibuatkan lubang untuk yang dikehendaki oleh peneliti, dalam
saluran pipa keluar gas saja dengan penelitian ini variabel bebas yakni :
menggunakan pipa dengan diameter komposisi campuran bahan isian dan
½ inchi waktu pengamatan.
2. Dua buah keran ditempatkan diatas
bak digester sebelum tempat Prosedur Penelitian
pengumpul gas dan keran yang satu
lagi ditempatkan untuk pengeluaran Adapun prosedur-prosedur dalam
gas. kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Untuk tempat pengumpul gas yang
dihasilkan alat yang digunakan Tahap Penelitian
adalah plastik. a. Mempersiapkan 3 (tiga) komposisi
Adapun rancangan alat yang akan digunakan campuran antara bahan isian dengan air
adalah sebagai berikut : sebanyak 75% dengan komposisi-
komposisi sebagai berikut :
1. Komposisi A adalah 1 : 1 (1 kg
bagian kotoran kuda dan 1 liter bagian
air)
2. Komposisi B adalah 1 : 1 (1 kg
bagian kotoran sapi dan 1 liter bagian
air)
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

3. Komposisi C adalah 1 : 1 (1 kg
bagian kotoran kerbau dan 1 liter
bagian air)
b. Mengukur pH ketiga komposisi bahan
isian. Jika alat pengukur pH-nya
menunjukkan angka antara 6,8 – 8 maka;
komposisi limbah siap digunakan.
c. Memasukkan komposisi limbah sebanyak
75% dari kapasitas tangki pencerna pada
masing-masing biotank proses yang telah
disiapkan.
Grafik 2. Grafik rata-rata volume total produksi
d. Setelah semua komposisi limbah
dimasukkan dalam biotank proses, biogas
selanjutnya saluran masuk dan saluran
Dari grafik 2 di atas, menunjukkan bahan
keluar dari alat biotank tersebut tutup
isian dari kotoran kuda menghasilkan jumlah
rapat.
biogas paling banyak dengan volume biogas
e. Setelah biotank proses menghasilkan
rata-rata mencapai 577,735 liter, kemudian
gas, selanjutnya mengukur jumlah
kotoran sapi menghasilkan biogas dengan
produksi biogas dengan mengukur
jumlah rata-rata 373,839 liter dan kotoran
volume biogas yang dihasilkan setiap
kerbau menghasilkan jumlah volume biogas
hari.
paling sedikit dengan rata-rata mencapai
352,973 liter.
7. Hasil dan Pembahasan
Perbedaaan peningkatan produksi biogas
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dari masing-masing bahan isian menunjukkan
meliputi hasil dari keseluruhan penelitian yang
bahwa terjadi proses anaerob yang baik pada
telah dilakukan, baik itu volume maupun
masing-masing bahan isian, volume rata-rata
kualitas biogas yang dihasilkan. Proses
produksi biogas yang dihasilkan pada tiga kali
pengambilan data dilakukan dengan
ulangan menunjukkan kotoran kuda terlihat
pengulangan sebanyak tiga kali pada masing-
menghasilkan volume paling banyak dengan
masing bahan baku yang digunakan.
577,735 liter, kemudian kotoran sapi dengan
Volume Biogas
373,839 liter dan volume rata-rata paling sedikit
Pengukuran volume dalam hal ini
dihasilkian dari kotoran kerbau dengan 352,973
adalah volume biogas yang dihasilkan setiap
liter.
hari terhitung setelah bahan isian berada
Perbedaan hasil yang diperoleh dari
selama 24 jam dalam biodegester.
penelitian ini disebabkan oleh perbedaan sifat
fisik bahan isian. Perbedaan jenis kotoran dari
masing-masing bahan isian mengakibatkan
produksi biogas pada masing-masing bahan
isian menghasilkan produksi biogas yang
berbeda, hal ini menunjukkan bahwa variasi
bahan baku sangat mempengaruhi produktifitas
bakteri dalam memproduksi biogas. Dari ketiga
variasi bahan baku yang digunakan, setiap
bahan baku memiliki sifat fisik yang berbeda
Grafik 1. Grafik rata-rata produksi biogas sehingga mempengaruhi produktifitas bakteri
Dari grafik 4.2 terlihat bahwa produksi pembentuk biogas dan mempengaruhi volume
biogas dari ketiga bahan isian mulai terbentuk total biogas yang dihasilkan.
dari hari pertama dan mengalami penurunan
produksi biogas pada hari ke-23. Jika bahan isian digester divariasikan
Perkembangan biogas rata-rata paling tinggi kandungan kotoran dan airnya maka terlihat
terjadi pada hari ke hari ke-10. Produksi adanya perbedaan volume biogas yang
tertinggi dihasilkan oleh kotoran kuda yaitu dihasilkan seperti yang terlihat pada grafik di
mencapai 37,087 liter, kemudian produksi bawah ini, dimana bahan isian dengan
tertinggi kedua adalah kotoran sapi dengan komposisi campuran 1:1 menghasilkan biogas
23,640 liter dan produksi terkecil adalah lebih tinggi dari komposisi yang lainnya.
kotoran kerbau yaitu mencapai 22,622 liter.
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

300.00 Analisis variance tentang pengaruh komposisi


250.00 232.06
248.78 terhadap volume biogas yang dihasilkan.
Volume Biogas (liter)
Table 1. Hasil analisis variance pengujian
200.00 volume biogas
146.29 Komposisi A
150.00 Komposisi B
Komposisi C Source of F
100.00 SS df MS F
Variation crit
50.00 Between
18137.77 2 9068.88 286.76 5,14
Groups
- Within Groups 189.75 6 31,63
Grafik 3. Rata-Rata Volume Total Produksi Total 18327.52 8
Biogas

Pengukuran Kualitas Biogas Berdasarkan tabel 1 simpulkan bahwa:Dengan


Perbedaan daya yang dihasilkan demikian H0 ditolak karena hal ini menunjukan
menjadi tolak ukur untuk menentukan kualitas ada perbedaan volume biogas antara ketiga
biogas. Pengujian dilakukan dengan komposisi bahan isian biotank process dengan
memanaskan 1 kg air selama 7,50 menit perbandingan antara kotoran kerbau dan air
untuk mendapatkan parameter-parameter adalah berturut (A=1:0,75 kemudian B=1:1 dan
yang diperlukan. Parameter tersebut adalah C=1:1,25) yang menunjukan bahwa adanya
perubahan temperatur air yang dipanaskan pengaruh komposisi terhadap volume biogas.
Berdasarkan perhitungan ”Least Significance
( ∆T ).
Difference” (LSD) pada (Lampiran IV), diperoleh
pasangan nilai mean dengan perbedaan
significant adalah pasangan B dengan C
(102,49>63,17) dan pasangan A dengan C
(85,756>63,17).
1. Analisis variance tentang pengaruh
komposisi terhadap kualitas biogas yang
dihasilkan.
Table 2. Hasil analisis variance pengujian
Grafik 4. Rata-Rata Daya Biogas kualitas biogas
ANOVA
Dari grafik di atas terlihat bahwa Source of F
adanya perbedaan kualitas antara kotoran Variation SS Df MS F crit
Between
kuda dan dua jenis kotoran yang lainnya yaitu Groups 22909,41 2 11454,71 645,52 5,14
kotoran sapi dan kotoran kerbau. Perbedaan Within
kualitas yang didapatkan tentunya mengarah Groups 106,47 6 17,74
kepada faktor-faktor yang mempengaruhi Total 23015,88 8
pembakaran, dalam hal ini adalah unsur- Berdasarkan tabel 2 dapat simpulkan bahwa:
unsur yang terkandung dalam biogas itu hasil perhitungan analisis variance menunjukan
sendiri yang mempunyai sifat mudah bahwa adanya pengaruh komposisi terhadap
terbakar. Berdasarkan hal tersebut bahwa kualitas biogas.
perbedaan daya yang dikeluarkan,
disebabkan oleh perbedaan unsur-unsur yang 8. Pembahasan
terkandung pada masing-masing biogas yang
dihasilkan dari masing-masing bahan isian. Volume Biogas
Perbedaan komposisi campuran Volume total produksi biogas yang dihasilkan
bahan isian ternyata juga mempengaruhi
kualitas biogas yang dihasilkan, seperti Faktor utama yang mempengaruhi
terlihat dalam grafik di bawah ini. perbedaan volume biogas yang dihasilkan
300.00 adalah sifat fisik dari bahan isian yang
250.21
250.00 disebabkan oleh kandungan air dan keasaman
media (kadar pH) pada masing-masing
Daya (watt)

200.00 172.77 Komposisi A


150.00 128.08 komposisi B
komposisi. Perbandingan antara kotoran dan air
komposisi C
mengakibatkan kondisi campuran pada masing-
100.00
masing komposisi mempunyai sifat yang
50.00
berbeda. Melihat perbedaan sifat fisik dari
- masing-masing komposisi serta perbedaan hasil
Grafik 5. Daya yang dihasilkan biogas
produksi biogas yang dihasilkan, menunjukkan
Analisis Variance bahwa komposisi sangat mempengaruhi
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

produktifitas bakteri dalam memproduksi biogas yang dihasilkan pada komposisi C.


biogas. Meskipun terak yang timbul akibat homogenitas
Perbedaan sifat fisik bahan isian pada komposisi A lebih cepat bila dibandingkan
mempengaruhi laju penguraian bakteri pada dengan komposisi C tetapi hal tersebut masih
masing-masing komposisi maupun sumber bisa diimbangi dengan penguraian bakteri yang
bahan isian digester sehingga laju penguraian optimal yang terjadi pada komposisi A. Berbeda
kotoran ternak tersebut berbeda-beda. dengan komposisi C, pada komposisi ini terak
Disamping itu, kandungan air yang berbeda- yang timbul memang lebih lama bila
berbedamempengaruhi laju penguraian atau dibandingkan dengan komposisi A, tetapi
produktivitas bakteri dalam komposisi yang kontak antara mikroorganisme dan substrat
berbeda-beda menyebabkan volume biogas yang terjadi pada komposisi C tidak terlalu
yang dihasilkan berbeda-beda. Perbedaan intim, yang disebabkan oleh kandungan air
komposisi campuran akan mempengaruhi yang dimiliki lebih banyak dari pada bahan
homogenitas sistem yang berbeda pada setiap padatan sehingga menyebabkan sifat campuran
komposisi, homogenitas tersebut sangat yang heterogen, kontak antara mikroorganisme
mempengaruhi bakteri-bakteri dalam mengurai dan substrat yang tidak terlalu intim
substrat, sehingga kadar homogenitas tertentu menyebabkan penguraian tersebut menjadi
sangat mempengaruhi produktivitas bakteri terhambat, sehingga mempengaruhi pada
dalam memproduksi biogas. volume produksi biogas yang dihasilkan.
Hal yang sama diungkapkan oleh (e- Hal tersebut menunjukkan bahwa
USU, 2004) bahwa kandungan air dalam dengan berkurang atau bertambahnya
substrat dan homogenitas sistem kandungan air maka kadar pH akan menurun,
mempengaruhi proses kerja mikroorganisme, kadar pH semakin menurun menyebabkan
karena kandungan air yang tinggi akan produktivitas biogas juga menurun, menurunya
memudahkan proses penguraian, sedangkan volume produksi biogas tersebut ditunjukkan
homogenitas sistem membuat kontak antar oleh data hasil pengamatan yang menunjukkan
mikroorganisme dengan substrat menjadi lebih pada masing-masing komposisi dengan kadar
intim yang menyebabkan hasil akhir produksi pH yang rendah volume total produksi biogas
biogas yang optimal. Kemudian (CBRI china, yang dihasilkan juga rendah yaitu pada
1989) menyatakan bahwa semakin tinggi komposisi A=232,06 liter, B=248,78 liter dan
kandungan padatan tak stabil dalam satu unit C=146,29 liter. Disamping itu (Beni dkk, 2007)
volume dari kotoran sapi segar akan menyatakan kadar pH harus dijaga pada kondisi
menghasilkan produksi gas yang lebih banyak. optimum yaitu antara 7-7,2 hal ini disebabkan
Sifat campuran yang disebabkan oleh apabila pH turun akan menyebabkan pengubah
kandungan air dapat memberikan efek pada laju substrat menjadi biogas terhambat sehingga
pembentukan terak atau padatan yang dapat megakibatkan penurunan volume biogas.
mengering diatas permukaan. Jika kita
perhatikan secara kasat mata dari ketiga Kualitas Biogas
komposisi, komposisi A memiliki campuran Kualitas biogas yang dimaksudkan
yang homogen, pada komposisi ini laju didasarkan pada perbedaan daya yang
pembentukan terak yang terjadi lebih cepat dihasilkan biogas pada masing-masing
dibandingkan dengan komposisi yang lain, komposisi yang menjadi tolak ukur untuk
sehingga dengan terbentuknya terak yang lebih menentukan kualitas dari biogas. Hasil dari
cepat akan berpengaruh pada produksi biogas pengujian yang ditunjukkan pada grafik 4.2
yang dihasilkan bila dibandingkan dengan dengan perbedaan nilai daya yang dikeluarkan
komposisi C yang mempunyai sifat campuran pada masing-masing biogas adalah (A=250,21
heterogen dengan laju pembentukan terak yang watt, B=172,76 watt dan C=128,08 watt). Dari
lebih lama. Tetapi tidak demikian halnya, sebab data tersebut jelas terlihat bahwa adanya
seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa air berbedaan yang signifikan antara ketiga
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme komposisi yang menunjukkan bahwa komposisi
sebagai media untuk berkembang, tetapi sangat berpengaruh terhadap kualitas biogas
campuran yang mempunyai kandungan air yang yang dihasilkan, daya yang dikeluarkan
terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat tentunya mengarah kepada faktor-faktor yang
menggangu kinerja mikroorganisme. mempengaruhi pembakaran, dalam hal ini
Jadi dengan homogenitas sistem adalah unsur-unsur yang terkandung dalam
membuat kontak antara mikroorganisme biogas itu sendiri yang mempunyai sifat mudah
dengan substrat yang terjadi pada komposisi A terbakar. Berdasarkan hal tersebut bahwa
lebih intim dari pada kontak yang terjadi pada perbedaan daya yang dikeluarkan, disebabkan
komposisi C sehingga menyebabkan volume oleh perbedaan unsur-unsur yang terkandung
biogas yang dihasilkan pada komposisi A lebih pada masing-masing biogas yang dihasilkan
optimal bila dibandingkan dengan volume dari masing-masing komposisi bahan isian.
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

Pada umumnya biogas bukan sebagai menentukan jumlah kandungan CH4 yang
gas yang murni, namun merupakan campuran dihasilkan, dan kandungan metana dalam
antara metana (CH4 65%), karbon dioksida biogas sangat berpengaruh terhadap daya yang
(CO2 30%), hidrogen sulfida (H2S 1%) dan gas- dikeluarkan, besar atau kecilnya daya menjadi
gas yang lain dalam jumlah yang kecil ukuran kualitas biogas tersebut. Apabila kita
(Hadiwiyorto, 1983). Komposisi biogas memperhatikan pH dengan kadar 7,2 metana
bervariasi tergantung proses anaerobik yang (CH4) yang dihasilkan stabil dan untuk
terjadi, komposisi bahan isian dapat mencapai CH4 yang optimum kadar pH berkisar
mengasilkan biogas dengan 55-75% CH4 antar 6,2-7,6. Jika kita melihat hasil penelitian,
(Wikipedia, 2008). Biogas dapat terbakar yaitu pada komposisi A dengan kadar pH 7,07
apabila mengandung kadar metana minimal menghasilkan daya 250,21 watt. Pada
57% yang menghasilkan api biru (Beni dkk, komposisi A menghasilkan daya yang paling
2007). Melihat daya yang dihasilkan pada tinggi dibandingkan dengan komposisi yang
masing-masing komposisi menunjukkan bahwa lain, kisaran pH untuk komposisi A adalah 7,07
pada masing-masing komposisi mengahsilkan yang berada pada kondisi pH untuk
biogas dengan kandungan unsur CH4 , CO2 , pertumbuhan metana yang optimum, kemudian
H2S yang berbeda pula, CH4 merupakan unsur komposisi B dengan kadar pH 7,11 daya yang
yang dominan pada biogas dalam terbakar. dihasilkan sebesar 172,77 watt, dengan daya
Energi yang terkandung dalam biogas yang lebih rendah dari komposisi A dan lebih
tergantung dari konsentrasi metana (CH4). tinggi dari komposisi C, kisaran pH pada
Semakin tinggi kandungan metana maka komposisi B cendrung mencapai kondisi
semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pertumbuhan metana yang stabil dan apabila
pada biogas dan sebaliknya semakin kecil kadar pH bergerak naik maka cendrung produk
kandungan metana semakin kecil pula nilai utamanya hanya CO2, dengan kandungan CO2
kalor (mujigtlo-aji blogspot). Dengan demikian yang tinggi dapat menurunkan daya yang
daya yang dikeluarkan oleh biogas dengan dihasilkan. Kemudian yang terakhir pada
kapasitas yang lebih besar tentunya mempunyai komposisi C dengan kadar pH 7,01 dan daya
kandungan metana (CH4) yang lebih bayak yang dihasilkan adalah 128,08 watt, kisaran pH
dibandingkan dengan daya yang kecil. dengan 7,01 cendrung menuju kondisi yang
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi menyebabkan pengubah substrat menjadi
kualitas biogas yang dihasilkan adalah kadar pH biogas terhambat, dengan terhambatnya
bahan isian, kadar pH tersebut dipengaruhi bakteri-bakteri yang mengubah substrat
kandungan air yang ada dalam bahan isian, tersebut menyebabkan baik itu volume maupun
semakin tinggi atau semakin rendah kandungan kadar metana yang menjadi faktor yang
air maka kadar pH akan semakin turun mempengaruhi kualitas biogas yang dihasilkan
sehingga pH harus dijaga pada kondisi optimum akan rendah.
yaitu antara 7-7,2 hal ini disebabkan apabila pH Kualitas biogas dapat ditingkatkan
turun akan menyebabkan pengubah substrat dengan memeperlakukan beberapa parameter
menjadi biogas terhambat sehingga dapat yaitu: dengan menghilangkan hydrogen sulfida,
mengakibatkan penurunan volume biogas. Nilai kandungan air dan kandungan karbondioksida
pH yang terlalu tinggi harus dihindari karena (CO2). Hydrogen sulfida mengandung racun
akan menyebabkan produk akhir yang dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas
dihasilkan adalah CO2 sebagai produk utama mengandung zat ini maka akan menyebabkan
(Beni dkk, 2007). Kadar pH lebih tinggi dari 8,5 gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang
akan mulai menunjukan akibat racun pada diizinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar
populasi bakteri metan. Ketika produksi metana maka hydrogen sulfida akan lebih berbahaya
dalam kondisi stabil, kisaran nilai pH adalah 7,2 karena akan membentuk senyawa baru
sampai 8,2 (CBRI china, 1989). Pada bersama-sama oksigen yaitu
dekomposisi anaerob faktor pH sangat sulfurdioksida/sulfurtrioksida (SO2/SO3) suatu
berperan, karena pada rentang pH yang tidak senyawa yang lebih korosi. Parameter yang
sesuai menyebabkan mikroba tidak dapat kedua adalah menghilangkan karbondioksida
tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
menyebabkan kematian yang pada akhirnya kualitas gas sehingga gas dapat digunakan
dapat menghambat perolehan gas metana, untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air
berdasarkan beberapa percobaan, pH optimum dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan
untuk memproduksi metana adalah rentang biogas serta dapat menimbulkan korosif
netral yaitu 6,2 sampai 7,6 (mujigtlo-aji blogspot).
(majarimagazine.com).
Berdasarkan informasi di atas maka 9. Kesimpulan dan Saran
jelaslah bahwa kandungan air sangat
mempengaruhi kadar pH, kadar pH sangat Kesimpulan
Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : 2088-088X

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan Sampah Organik sebagai Sumber


beberapa hal sebagai berikut: Biogas untuk Mengatasi Krisis
1. Biogas mulai terbentuk pada hari ke 2 – energi Dalam Negeri. Karya Tulis
3 dan mulai kurang berproduksi pada Ilmiah Universitas Lampung, Bandar
hari ke 24 – 27 dengan perbandingan Lampung.
bahan baku isian sebanyak 1 kg Chengdu Biogas Research Institure, 1989, The
kotoran ternak dan 1 liter air. Biogas Tecnology in China, Chengdu,
2. Kotoran kuda menghasilkan volume China.
total biogas paling besar (577,735 e-USU Reporsitory (C) 2004, Universitas
liter), kemudian kotoran sapi (373,839 Sumatra Utara
liter) dan terakhir kotoran kerbau FAO, 1978; China: Azolla Propagation and
(352,973 liter) diukur pada tekanan 1 Small-Scale Biogas Technology,
atm. Roma, Italy.
3. Daya biogas yang paling tinggi Hadiwiyorto, Soewedo, 1983, Penanganan dan
berturut-turut yaitu kotoran kuda Pemamfaatan Sampah. Yayasan
732,425 watt, kemudian kotoran sapi Idayu, Jakarta.
556,521 watt dan kotoran kerbau Paimin, Ferry B, 1995,(a); Alat dan Peralatan
539,759 watt. Biogas, Penebar Swadaya, Jakarta.
4. Komposisi bahan isian sangat Paimin, Ferry B, 1995,(b); Alat Pembuat
berpengaruh terhadap volume hasil Biogas, Penebar Swadaya, Jakarta.
produksi biogas dan juga kualitas Presiden Republik Indonesia, 2006; Peraturan
biogas yang dihasilkan digester, Presiden Republik Indonesia Nomor
5. Dari ketiga komposisi bahan isian, 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan
komposisi A adalah komposisi yang Energi Nasional, Jakarta.
terbaik dalam menghasilkan volume Sihombing, D.T.H, 2000; Teknik Pengelolaan
maupun kualitas biogas, dengan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan,
perbandingan antara kotoran kerbau Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
dan air (1:0,75) mampu mengasilkan Lembaga Penelitian, Institut Pertanian
232,06 liter biogas dan daya yang Bogor.
mencapai 250,21 watt. Widarto, L dan Cph, Sudarto F.X, 1997;
Saran Membuat Biogas, Kanisus, Jakarta.
Perlu adanya perlakuan khusus untuk alat www.google.com, 2009; Biogas, Kisis Energi
produksi biogas dengan biotank proses yang dan Pemanasan global, Majari
menggunakan tanki fiber dalam hal Magazine. (23 juli 2009)
pengkondisian temperatur pencernaan. www.google.com, 2008; Belajar Biogas,
mujigtlo-aji.blogspot.com (23 juli 2009)
DAFTAR PUSTAKA www.gooole.com, 2008; Pemanfaatan Biogas
sebagai Energi Alternatif, Wikipedia
Beni Hermawan, Lailatul Qodriyah, dan Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.
Candrarini Puspita, 2007, Pemanfaatan (26 juli 2009)

Anda mungkin juga menyukai