Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
I. PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Banyak dari warga negara
sendiri yang tidak mengenal dengan cermat bahasa Indonesia itu sendiri. Menggunakan
bahasa Indonesia dengan benar saja susah untuk dilakukan, apalagi mengenal sejarah
perkembangan bahasa Indonesia. Sedangkan sejarah perkembagan bahasa negara asing dapat
kita ketahui dengan baik tapi bahasa negara kita sendiri tidak dapat kita ketahui.
Dengan kita mengenali bagaimana perkembangan bahasa kita, kita akan lebih memahami
bagaimana uniknya bahasa negara kita. Bagaimana kita membangun generasi muda yang
memahami dengan baik bagaimana sejarah perkembangan bahasanya. Bahasa nasional itu
sendiri bertujuan untuk mempersatukan berbagai jenis bahasa yang berbeda-beda dari setiap
daerah, khususnya di Indonesia. Dengan adanya bahasa persatuan kita yaitu bahasa
Indonesia. Kemanapun kita pergi di negara kita, kita dapat berkomunikasi dengan baik.
Karena itu penting untuk mengetahui lebih dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia itu
sendiri.
Untuk dapat menggunakan dan memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita
perlu tahu sejarah perkembangannya, apalagi bahasa ini sendiri digunakan hampir dalam
setiap kegiatan yang kita lakukan setiap hari. Wajib bagi kita untuk mempelajari dan
memahami bagaimana bahasa kita awal mulanya digunakan. Terutama bagi generasi yang
berpendidikan, harus mengetahui bagaimana sejarah perkembangan bahasanya sendiri.
Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita berasal dari
bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan bahasa Melayu tua
yang sampai sekarang masih dapat kita selidiki sebagai peninggalan masa lampau. Penelitian
lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli, bahkan menghasilkan penemuan bahwa bahasa
Austronesia itu juga mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang
dipergunakan di daratan Asia tenggara.
Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu digunakan sebagai bahasa
penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa Indonesia atau
bahasa Melayu itu dikenal oleh penduduk daerah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa
Indonesia atau Melayu. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya beberapa prasasti yang
ditemukan di daerah-daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya bukan bahasa Indonesia
atau Melayu. Tentu saja ada juga ditemukan di daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya
sudah menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu. Sejarah perkembangan bahasa ini dapat
dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuo (684 M), Kota Kapur
(686 M), Karah Barahi (686 M).
Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah mempunyai
kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di Nusantara ini. Pigafetta
yang mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di
Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang jelas bahwa
bahasa Melayu yang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar
sampai ke bagian Indonesia yang berada jauh di sebelah timur.
Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat harum
namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri timur.
Hal tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu bahasa
Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis di Negeri Belanda
pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sudah demikian
terkenal dan terhormat pada masa itu.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan atau
bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena setujuan
dengan nama negara yang diidam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik ditimbulkan
karena keinginan agar bangsa Indonesia mempunyai semangat juang bersama-sama dalam
memperoleh kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu ikatan: Satu Tanah Air, Satu
Bangsa, Satu Bahasa. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul
dalam rapat, pemuda berikrar :
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air
Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari
“Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa
persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya
sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan
bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
1. Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda membangun badan penerbit buku bacaan yang
kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman Bacaan
Rakyat. Pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit tersebut
menerbitkan berbagai macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku penuntun bercocok
tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran bahasa Melayu.
2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo memakai bahasa Indonesia di dalam pidatonya.
Hal ini merupakan pertamakalinya di sidang Volksraad, terdapat seseorang yang
berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya bahasa
Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.
4. Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yaitu Pujangga Baru dan dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Pada tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana kemudina menyusun Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilaksanakan atau diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I
di kota Solo. Dari hasil kongres tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan
dan pembinaan bahasa Indonesia dilakukan secara sadar oleh budayawan dan
cendekiawan Indonesia pada saat itu.
7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, pada pasal 36 menetapkan
bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan tentang penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
9. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II di
Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad bangsa
Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat menjadi
bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara Indonesia.
10. Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu Presiden
Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dengan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR dan dikuatkan
dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
2. SARAN
1) Sebaiknya pelajaran tentang sejarah perkembangan bahasa Nasional atau bahasa
Indonesia sudah diajarkan sejak bangku sekolah.
2) Diterbitkan buku tentang sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang mudah
dimengerti dan harganya terjangkau.