Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Sikap Mental dan Etika Profesi

Profesi Konsultan HAKI

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Oleh: Annisa Rahma Diasti

14/362978/HK/19912/Z

SKENARIO

Pada Desember 2013, Naro Labuh, Managing Partner dari Labuh and Associates Intellectual Property
Consultant, diminta oleh dua perusahaan farmasi nasional, PT Sidi Jaya dan PT Labai Jaya, untuk
membantu mendaftarkan klaim paten mereka aras invensi baru, yaitu obat sakit kepala di Indonesia.
Setelah menerima surat penunjukan kerja dari dua perusahaan tersebut, Naro Labuh mempelajari klaim
paten dari PT Sidi Jaya dan PT Labai Jaya. Naro Labuh mempelajari dokumen-dokumen tersebut secara
seksama, kemudian menginformasikan klaim-klaim yang terkandung dalam invensi PT Sidi Jaya kepada
PT Labai Jaya dan juga menginformasikan klaim-klaim yang terkandung dalam invensi PT Labai Jaya
kepada PT Sidi Jaya. Tujuannya adalah agar mereka memperbaiki klaim mereka masing-masing sehingga
bisa lebihlengkap dan dapat disetujui oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. Di samping itu,
Naro Labuh berjanji bahwa laim mereka akan disetujui oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual.

KLASIFIKASI TERMINOLOGI

1.) Invensi
penciptaan atau perancangan sesuatu yg sebelumnya tidak ada. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2.) Pangsa Pasar
adalah persentase total penjualan suatu perusahaan (dari semua sumber) dengan total penjualan
jasa atau produk dalam industri.(Kamus Bisnis; http://kamusbisnis.com/arti/pangsa-pasar/)
3.) Klaim
tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas
sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

MASALAH

1.) Apakah konsultan HKI diperbolehkan menjanjikan bahwa klaim klien akan disetujui oleh
Direktorat Jendral HKI?
2.) Apakah konsultan HKI diperbolehkan menginformasikan klaim-klaim yang terkandung dalam
invensi klien-kliennya menurut kode etik Konsultan HKI?
3.) Bagaimana cara menjadi Konsultan HKI? Apa perannya?
4.) Apakah konsultan HKI boleh merangkap profesi hukum lain?
5.) Sebenarnya, apakah konsultan HKI dibutuhkan?

TUJUAN
1.) Untuk mengetahui diperbolehkannya atau tidak konsultan HKI menjanjikan bahwa klaim klien
akan disetujui oleh Direktorat Jendral HKI.
2.) Untuk mengetahui diperbolehkan atau tidak konsultan HKI menginformasikan klaim invensi
klien.
3.) Untuk mengetahui kode etik konsultan HKI.

ANALISIS

DATA DAN BAHASAN

1.) Pasal 6 Ayat (2) PP No 2 Tahun 2005 Tentang Konsultan HKI


Lafal sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
“Saya bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh : bahwa saya untuk menjadi dan
melaksanakan tugas sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, baik langsung maupun
tidak langsung, dengan menggunakan nama atau dalih apapun tidak akan menjanjikan
sesuatu kepada siapapun juga yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.) Pasal 6 poin A Kode Etik Profesi Konsultan HKI
Konsultan HKI tidak dibenarkan, baik sengaja maupun tidak, membocorkan dan/atau
memaafaatkan dan/atau menggunakan setiap informasi yang diperolehnya dalam
hubungannya dengan Calon Klien/Klien/Mantan Klien untuk kepentingan apapun
dan/atau untuk kepentingan siapapun tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Calon Klien/Klien/Mantan Klien, kecuali:
a. untuk kepentingan Caton Klien/KlienMantan Klien itu sendiri
3.) BAB II Persyaratan dan Pengajuan Permohonan PP No 2 Tahun 2005 Tentang Konsultan
HKI
4.) Pasal 1 Ayat 1 PP No 2 Tahun 2005 Tentang Konsultan HKI
Konsultan Hak Kekayaan Intelektual adalah orang yang memiliki keahlian di bidang Hak
Kekayaan Intelektual dan secara khusus memberikan jasa di bidang pengajuan dan
pengurusan permohonan di bidang Hak Kekayaan Intelektual yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal dan terdaftar sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual di
Direktorat Jenderal.
5.) Pasal 8 Ayat 2 Kode Etik Profesi Konsultan HKI
Konsultan HKI yang diangkat sebagai pejabat pemerintah dan/atau pejabat negaxa,
dengan tetap memperhatikan ketentuan ayat (1), tidak dibenarkan untuk berpraktek
sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual selama Konsultan HKI tersebut menjabat
sebagai pejabat pemerintah dan/atau pejabat negara
6.) Pasal 2 Ayat 2 Kode Etik Profesi Konsultan HKI
Konsultan HKI harus bersikap independen, obyektif, dan profesional dalam menjalankan
profesinya

JAWABAN DAN OPINI


1.) Jika melihat pada Pasal 6 Ayat (2) PP No 2 Tahun 2005 yang menjelaskan tentang lafal
atau sumpah janji yang disitu terdapat lafal “…dengan menggunakan nama atau dalih
apapun tidak akan menjanjikan sesuatu kepada siapapun juga yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Maka dapat dilihat
bahwa Konsultan HKI sesungguhnya diperbolehkan untuk menjanjikan kepada kliennya
mengenai hal-hal tertentu selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
2.) Dalam profesi konsultan HKI terdapat aturan mengenai kode etik profesi Konsultan HKI
yang mengatur tentang diperbolehkan atau tidaknya seorang Konsultan HKI
menginformasikan klaim yang terkandung dalam invensi klien, hal tersebut diatur dalam
Pasal 6 poin A Kode Etik Profesi Konsultan HKI yang menjelaskan bahwa Konsultan
HKI tidak dibenarkan untuk membocorkan dengan sengaja atau tidak setiap informasi
yang ia dapat untuk kepentingan siapapun tanpa persetujuan dari kliennya kecuali hal
tersebut adalah untuk kepentingan klien itu sendiri. Jika melihat kasus diatas maka
Konsultan HKI diperbolehkan untuk memberikan informasi mengenai klaim dari masing-
masing klien karena tujuannya adalah untuk kepentingan klien itu sendiri yaitu agar
klaim yang diajukan oleh mereka tidak bersinggungan dan dapat diloloskan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.) Cara untuk menjadi Konsultan HKI diatur dalam BAB II pasal 2 dan pasal 3 PP No 2
Tahun 2005 mengenai Persyaratan dan Permohonan yang menjelaskan cara untuk
menjadi Konsultan HKI adalah memenuhi persyaratan yaitu WNI, berdomisili di
Indonesia, berijazah S1, menguasai bahasa inggris, tidak berstatus sebagai pegawai
negeri dan lulus pelatihan Konsultan Hak Kekayaan Intelektual yang kemudian
diperbolehkan untuk menjadi Konsultan HKI dengen mengajukan permohonan kepada
Mentri melalui Direktorat Jendral. Peran Konsultan HKI adalah secara khusus
memberikan jasa di bidang pengajuan dan pengurusan permohonan di bidang Hak
Kekayaan Intelektual sesuai dengan penjelasan Pasal 1 Ayat 1 PP No. 2 Tahun 2005.
4.) Mengenai perangkapan jabatan Konsultan HKI telah diatur dalam Pasal 3 ayat e PP No.2
Tahun 2005 bahwa salah satu persyaratan untuk menjadi Konsultan HKI adalah tidak
berstatus sebagai pegawai negeri. Hal ini juga dijelaskan lebih rinci dalam Pasal 8 Ayat 2
Kode Etik Profesi Konsultan HKI yang menerangkan bahwa Konsultan HKI yang
diangkat sebagai pejabatan pemerintah atau pejabat negara dilarang untuk berpraktek
sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual selama Konsultan HKI tersebut menjabat
sebagai pejabat pemerintah dan/atau pejabat negara. Maka jika melihat penjelasan
sebelumnya bisa dikatakan bahwa Konsultan HKI dilarang merangkap jabatan sebagai
pegawai negeri, selain pekerjaan pegawai negeri maka diperbolehkan selagi hal tersebut
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sesuai dengan Standar
Umum Profesi yang diatur dalam Pasal 2 Ayat 2 Kode Etik Profesi Konsultan HKI
bahwa Konsultan HKI harus bersikap independen, obyektif, dan profesional dalam
menjalankan profesinya
5.) Jika melihat pada perkembangan jaman, perlindungan hak kekayaan intelektual semakin
dibutuhkan Sebab, banyak produk inovatif yang dibawa investor menghadapi tantangan
penjiplakan, peniruan, atau pendaftaran lebih dahuku dengan iktikad buruk. Minimal
pendomplengan merek terkenal. Perlindungan atas kreasi dan inovasi mutlak diperlukan
dan dalam hal ini adalah merupakan tanggungjawab dari Konsultan HKI untuk mengurus
kekayaan intelektual tersebut agar aman secara hukum. Maka, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Konsultan HKI adalah profesi yang dibutuhkan dan permintaannya akan terus
beranjak naik seiring dengan berkembangnya jaman.

KESIMPULAN

1.) Konsultan HKI diperbolehkan untuk menjanjikan kepada kliennya mengenai hal-hal
tertentu selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2.) Konsultan HKI diperbolehkan untuk memberikan informasi mengenai klaim dari
masing-masing klien jika tujuannya adalah untuk kepentingan klien itu sendiri.
3.) Cara untuk menjadi Konsultan HKI adalah memenuhi persyaratan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan mengajukan permohonan kepada Mentri melalui
Direktorat Jendral. Peran Konsultan HKI adalah secara khusus memberikan jasa di
bidang pengajuan dan pengurusan permohonan di bidang Hak Kekayaan Intelektual.
4.) Konsultan HKI dilarang merangkap jabatan sebagai pegawai negeri, selain pekerjaan
pegawai negeri maka diperbolehkan selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
5.) Konsultan HKI adalah profesi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai