NIM : 201810110311526
KELOMPOK 18
A. Menjanjikan Kemenangan
Dalam kasus tersebut pihak advokat telah menjanjikan sebuah kemenangkan padahal
dalam menjalankan profesinya hanya sebetas melakukan upaya hukum,menjalankan
kerja-kerja hukum untuk memperjuangkan terpenuhinya hak-hak kliennya. selebihnya
Advokat tidak dibenarkan memastikan bahwa kliennya akan memperoleh
kemenangan atas perkara yang sedang ditanganinya. Dalam menjalankan profesinya,
advokat disini haruslah bertindak jujur untuk mempertahankan keadilan dilandasi
moral yang tinggi, luhur dan mulia. Kejujuran itu dapat diterapkan sejak memberikan
penjelasan duduk perkara calon klien sampai mengadvokasi klien, jujur tentang
posisioning kliennya, apakah kedudukannya kuat atau lemah secara hukum (yuridis)
dengan melihat dan menganalisa bukti-bukti yang tersedia. Dalam memberikan
pendapat hukumnya advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang
menyesatkan. Bagi advokat yang menjanjikan kemenangan atas perkara yang sedang
ditangani maka telah melanggar kode etik. dapat dilihat dalam BAB III pasal 4 Huruf
c Kode Etik Advokat yang menyatakan:
Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.
Dengan adanya Advokat yang menjanjikan kemenangan maka advokat atas nama
Aditya Bakti telah melanggat kode etik advokat.
Dalam hal tersebut pihak advokat telah melanggar kode etik, pihak advokat telah
mengabaikan kepentingan klien dapat dilihat dalam pasal 6 huruf a UU Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat bahwa advokat dapat dikenai tindak dengan alasan
mengabaikan dan menelantarkan kepentingan klien. hal ini sangat merugikan pihak
klien terlebih lagi pihak advokat tanpa memberikan konfirmasi terlebih dahulu.
Dalam pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 menyatakan bahwa
advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
dalam kasus tersebut telah melanggar kewajiban menjaga rahasia klien. Hubungan
advokat dengan kliennya membawa kewajiban dalam menyimpan rahasia
(confidentiality). Tugas pertama advokat adalah menyimpan rahasia klien.
Kerahasiaan adalah yang utama dari hak profesi hukum dan sebaliknya informasi
yang diakui berupa hak (privilege) untuk membela yang berasal dari klien. Keputusan
untuk membuka rahasia tersebut kepada umum atau pengadilan merupakan hak klien
dan bukan merupakan hak advokat. Atas dasar kerahasiaan tersebut, klien
menginginkan advokat menyimpan dokumen-dokumen dalam perkara di pengadilan
dan quasi peradilan, dan tidak boleh diungkapkan kecuali atas kemauan dan perintah
klien
Dalam pasal 4 huruf h KEAI menyatakan bahwa advokat wajib memegang rahasia
jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara kepercayaan dan wajib
tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara advokat dan klien.
Dalam hal ini kewajiban menjaga kerahasiaan ini bahkan diperluas bukan hanya
rahasia klien yang masih ditangani saja, namun untuk bekas klienpun advokay wajib
merahasiakan informasi yang berkaitan dengan kasus klien tersebut. Semua
kerahasiaan klien harus dijaga dan tidak boleh diungkapkan kecuali atas persetujuan
klien meskipun advokat tersebut sudah tidak menjadi kuasa hukumnya lagi.
Dengan cara mengungkapkan rahasia klien terhadap lawannya maka advokat atas
nama Aditya Bakti telah melanggar nilai kepercayaan dan kode etik yang seharusnya
dipegang teguh.
Dalam kasus tersebut Aditya Bakti selaku advokat telah tebukti bahwa melakukan penggaran
kode etik advokat sesuai dengan apa yang diadukan oleh pihak dinda kemala selaku klien
yang telah dirugikan oleh pihak advokat. Makadari itu advokat tersebut dapat dikenai
konsekuensi berdasarkan KEAI BAB IX Pasal 16 angka 1 dan 2 yang berbunyi
a) teguran lisan;
b) teguran tertulis;
c) pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 sampai 12 bulan;
d) pemberhentian tetap dari profesinya.