Anda di halaman 1dari 2

Etika Hubungan dengan Klien

Etika merupakan sistem nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika sering dikaitkan
dengan tindakan yang baik atau etika berhubungan dengan tingkah laku manusia dalam
pengambilan keputusan moral. Kata lain Etika adaah ilmu tentang apa yang baik dan buruk
dan entang hak dan kewajiban moral atau akhlak. Salah satunya dalam keadvokatan ketika
berhubungan dengan klien harus mempunyai etika, dikarenakan Klien merupaan orang,
badan hukum, atau lembaga yang memakai jasa dari Advokat.

Dalam Lampiran Surat Keputusan Kongres Advokat Indonesia Nomor: 0/KAI-I/IV/2008


tentang Kode Etik Advokat Indonesia pada BAB III Pasal 4 tentang Hubungan dengan Klien
menyatakan :

1. Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan


jalan damai.
2. Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang diurusnya.
3. Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang di
tanganinya akan menang.
4. Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib mempertimbangkan
kemampuan klien.
5. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
6. Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian yang
sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
7. Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada
dasar hukumnya.
8. Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh
klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya
hubungan antara Advokat dan klien itu.
9. Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat
yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat
menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan,
dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a.
10. Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus
mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan-kepentingan ter sebut,
apabila di kemudian hari timbul pertentangan kepentingan antara pihak pihak yang
bersangkutan.
11. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan
kerugian kepentingan klien

Referensi

Musthofa, Wildan Suyuti.2013.Kode Etik Hakim edisi Kedua.Jakarta.Kencana.

Tarmizi.2021.Kode Etik Profesi Tentang Hukum.Jakarta Timur.Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai