Anda di halaman 1dari 1

Etika Hubungan dengan teman sejawat

Berdasarkan pasal 1 Kode Etik Advokat dijelaskan mengenai teman sejawat. Dimana
teman sejawat adalah orang atau mereka yang menjalankan praktek hukum sebagai advokat
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.1
Ketentuan etik hubungan dengan teman sejawat
Berdasarkan pasal 5 Kode Etik Advokat, terdapat ketentuan-ketentuan Etik hubungan dengan
teman sejawat, diantaranya :2
1. Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling menghormati,
saling menghargai dan saling mempercayai. Antara advokat harus ada hubungan sejawat
berdasarkan sikap saling menghargai dan mempercayai.3
2. Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain dalam
persidangan, hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan atau menyakiti
hati, baik secara lisan maupun tertulis.
3. Keberatan keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan
dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa
dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain.
4. Advokat tidak diperkenankan menarik seorang klien dari teman sejawat.4
5. Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada
Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan klien untuk memenuhi kewajibannya
apabila masih ada terhadap Advokat semula.
6. Apabila suatu perkara diserahkan oleh kien kepada teman sejawat lain, maka advokat
semula wajib memeberikan kepadanya semua surat dan keterangan yang penting untuk
mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak retensi advokat terhadap klien tersebut.

1
Kode Etik Advokat Indonesia, disahkan pada tanggal 23 Mei 2002
2
Ibid.
3
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum Norma-norma Bagi Penegak Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 239
4
Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum Profesi Advokat, (Jakarta: Erlangga, t.t), hlm. 82.

Anda mungkin juga menyukai