Anda di halaman 1dari 123

Selamat pagi !

Salam sejahtera
untuk kita semua
Apa kabar?????

!! !
aa
aa
ias
r B
aa
aa
u a
L
3
Hai,
Perkenalkan
nama saya . . .

4
BIODATA
NAMA : TOMAN HUTAPEA. SH. MH
NIP : 19640617 199303 1 011
TTL : TARUTUNG
PENDIDIKAN : S-2
PANGKAT : PEMBINA UTAMA MADYA- IV/D
JABATAN : WIDYAISWARA AHLI UTAMA
INSTANSI : BADAN DIKLAT PROV. SULUT
ALAMAT KANTOR : WATUTUMOU, KEC. KALAWAT
MINUT
ALAMAT RUMAH : DESA WINANGUN ATAS MINAHASA

NO TELPON/HP : 0811480190
DIHARAPKAN MAMPU

1.MENJELASKAN BERBAGAI DAMPAK DARI PERILAKU DAN


TINDAK PIDANA KORUPSI

2.MEMAHAMI PENGERTIAN KORUPSI DAN BUKAN KORUPSI

3.MENGETAHUI DELIK-DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI

4.MEMILIKI NIAT, SEMANGAT DAN KOMITMEN MELAKUKAN


PEMBERANTASAN KORUPSI

5.MEMBUAT IMPIAN INDONESIA YANG BEBAS DARI


KORUPSI
BILA MENDENGAR KATA “KORUPSI”,
APA YANG ADA DI BENAK ATAU HATI
ANDA ?
BNRAINSTORMING 9.pptx
Petunjuk:
1. Peserta membuat lingkaran
2. Peserta diminta untuk memberi pendapat tentang apa “korupsi”
3. Pendapat tentang apa “korupsi” diletakkan di tangan kiri sambil
mengulurkan tangan
4. Tangan kanan jadikan marltir untuk memukul telapak tangan kiri
yang ada pernyataan korupsi sambil berkata, HANCURKAN
KORUPSI, dll berulang-ulang
INSPEKTORAT
Tugas Pokok

Membantu Kepala Daerah


dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di
Visi bidang pengawasan daerah. Misi

1.Meningkatkan kualitas
”Mendorong SDM aparatur pengawasan.
terwujudnya tata 2.Meningkatkan pengawasan
kelola atas penyelenggaraan
pemerintahan yang pemerintahan dan
baik melalui pembangunan.
pengawasan yang 3.Meningkatkan kinerja di
PERAN INSPEKTORAT (APIP) DALAM “Good Local
Governance ”
MELALUI
1. PENGAWASAN
Membantu SKPD
INTERN
1. Perpanjangan
dalam mencapai tangan dalam
Visi dan Misi pengendalian
melalui asistensi intern.
dan supervisi. 2. Mata dan telinga
BAGI dalam early
“ BAGI
2. Mendorong warning system ”. KEPALA
SKPD DAERAH
perbaikan 3. Agen PEMDA
efektivitas dalam mendorong
pengendalian kepatuhan
melalui audit dan terhadap
reviu. peraturan
perUUan

MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP URUSAN WAJIB & PILIHAN DI


SKPD, MELIPUTI PEMERIKSAAN REGULER & KOMPREHENSIF, REVIU
LAPORAN KEU, MONITORING & EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN PENGAWASAN, SERTA
ASISTENSI.
PEMERIKSAAN OLEH INSPEKTORAT PROVINSI/
KABUPATEN DAN KOTA

1. Pemeriksaan reguler
Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
PKPT (program kerja pemeriksaan tahunan)
ruang lingkup :
- Pelaksanaan Tupoksi
- Pengelolaan Keuangan
- Pengelolaan Kepegawaian
- Pengelolaan Barang
2. Pemeriksaan khusus/kasus
Pemeriksaan yang dilaksanakan
berdasarkan sumber aduan
masyarakat atau pelimpahan kasus
aduan dari pusat tromol pos
gubernur /bupati/walikota maupun
sumber aduan lainnya
Pengawasan terhadap urusan pemerintahan didaerah
dilaksanakan oleh
1. Aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan
fungsi dan kewenangannya, terdiri dari :
- Inspektorat

- Unit pengawasan lembaga pemerintah non


departemen (BPKP)
- Inspektorat provinsi

- Inspektorat kabupaten /kota


2. Aparat pengawas eksternal pemerintah , yaitu
BPK melakukan pemeriksan terhadap laporan
keuangan daerah (menghasilkan opini),
pemeriksaan terhadap kinerja (3e : ekonomis,
efisiensi dan efektifitas)dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu.
Laporan pengawas internal APIP hasil
pemeriksaan inspektorat disampaikan kepada
BPK, Gubernur/Bupati/Walikota dan SKPD
terkait.
Laporan pengawasan ekstern disampaikan
kepada Gubernur/Bupati/Walikota dan DPRD
Ruhut & Pohan dimarahi Guru Besar Prof. Sahetapy.mp4
MENAYANGKAN FILM POLISI JUJUR
Diskusikan!

>> Diskusikan apa yang Anda peroleh sesuai lembar kerja!

>> Presentasikan masing-masing kelompok?


Kehidupan telah diciptakan
dengan teratur atau harmoni
dalam kehidupan alam dan
manusia
Apabila terjadinya penyimpangan
karena perilaku manusia dapat
merusak harmoni yg ada
2
1

4
3
2
1

4 3
2
1

4
3
2
1

3
Buat Catatan permasalahan apa saja yg ada di Film?
Jelaskan penyebab untuk tiap-tiap masalah?
Bagaimana cara mengatasi berbagai
permasalahan tsb.
Apa yang dapat Anda Pelajari (Lesson Learned)
setelah melihat Tayangan Film Dokumenter “Rusak
Lingkungan”
Diskusikan dalam Kelompok dan Presentasikan.
Catatan:
Semua peserta dalam kelompok diberikan instruksi
tersebut (lembar kerja)
Sekarang anda mulai menyadari bahwa dibalik semua
fenomena kehidupan yang mengandung kerusakan ada
kaitannya dengan korupsi:

1.FENOMENA TTG KERUSAKAN HUTAN ATAU LINGKUNGAN

2.FENOMENA TTG BANGUNAN YANG CEPAT RUSAK

3.FENOMENE PENEGAKKAN HUKUM YANG TIDAK DAPAT


TEGAK DAN BERLAKU ADIL

4.FENOMENA LAYANAN YANG LAMA, SULIT DAN BIROKRASI


YANG PANJANG

5.FENOMENA MEREBAKNYA NARKOBA

6.FENOMENA NEGARA DGN SDA MELIMPAH NAMUN


RAKYAT TIDAK SEJAHTERA
1) Kerusakan hutan atau lingkungan,
2) Bangunan yang cepat rusak
3) Penegakan hukum yang tidak dapat tegak dan berlaku
adil,
4) Layanan yang lama, sulit dan birokrasinya panjang,
5) Pengadaan Barang dan Jasa yg tidak sesuai Spesifikasi
6) Sumber daya alam yg melimpah namun tdk dapat
memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, dll.
7) Masyarakat hidup dalam kondisi pra-sejahtera.
8) Sebagian Pertanggung-jawaban hanya sebatas
administrasi
1) Bahas dalam kelompok dan Presentasikan
Hubungan Korupsi dengan terjadinya tiap-tiap
permasalahan di atas.

1) Berikan contoh-contoh riil yang relevan dengan


tiap-tiap permasalahan di atas.
Definisi
Asal kata  Corruptio  Corruption 
Korruptie

KORUPSI

Busuk, Buruk, Jahat, Rusak, Suap, Tdk Bermoral,


Penyimpangan, illegal, khianat, tipu  Hal-hal yang
dipandang buruk dan merugikan
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material yang
bukan haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan merupakan
bentuk korupsi paling
sederhana
Semua orang yang berkhianat
atau mengkhianati
kepercayaan atau amanat
yang diterimanya adalah
koruptor.
Amanat dapat berupa apapun,
baik materi maupun non
materi (ex: pesan, aspirasi
rakyat)
Anggota DPR yang tidak
menyampaikan aspirasi
rakyat/menggunakan aspirasi
untuk kepentingan pribadi
merupakan bentuk korupsi
1. KORUPSI TRANSAKTIF KORUPSI YANG MENUNJUKKAN ADANYA
KESEPAKATAN TIMBAL BALIK ANTARA PEMBERI DAN PENERIMA,
DEMI KEUNTUNGAN BERSAMA KEDUA PIHAK SAMA-SAMA AKTIF
MENJALANKAN PERBUATAN TERSEBUT
2. KORUPSI EKSTROAKTIF YANG MENYATAKAN BENTUK – BENTUK
KOERSI ( TEKANAN) TERTENTU DIMANA PIHAK PEMBERI DIPAKSA
UNTUK MENYUAP GUNA MENCEGAH KERUGIAN YANG
MENGANCAM DIRI, KEPENTINGAN ORANG-ORANGNYA ATAAU
HAAL-HAL YANG DIHARGAI
3. KORUPSI INVESTIF YANG MELIBATAN SUATU PENWARAN
BARANG ATAU JASA TANPA ADANYA PENGGUNA DENGAN
KEUNTUNGAN BAGI PEMBERI KEUNTUNGAN DIHARAPKAN AKAN
DIPEROLEH DIMASA YAANG AKAN DATANG
4. KORUPSI NEPOTISTIK, KORUPSI BERUPA PEMBERIAN PERLAKUAN
KHUSUS KEPADA TEMAN ATAU YANG MEMPUNYAI KEDEKATAN
HUBUNGAN DLM RANGKA MENDUDUKI JABATAN PUBLIK, PERLAKUAN
PENGUTAMAAN DLM SEGALA BENTUK YG BERTENTANGAN DGN
NORMA ATAU PERATURAN YANG BERLAKU

5. KORUPSI AUTOGENIK, KORUPSI YG DILAKUKAN INDIVIDUAL KARENA


MEMPUNYAI KESEMPATAN ATAU MENDAPAT KEUNTUNGAN DAN
PENGETAHUAN DAN PEMAHAMANNYA ATAS SESUATU YG HANYA
DIKETAHUI SENDIRI

6. KORUPSI SUPORTIF, KORUPSI YG MENGARAH PADA PENDATAAN


SUASANA YG KONDUSIF UTK MELINDUNGI ATAU MEMPERTAHANKAN
KEBERADAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

7. KORUPSI DEFENSIF TERPAKSA DILAKUKAN DALAM RANGKA


MEMPERTAHANKAN DIRI DARI PEMERASAN
Secara umum :

Korupsi adalah “ Tindakan yang


melanggar norma-norma hukum baik
yang tertulis maupun tidak tertulis
yang berakibat rusaknya tatanan
hukum, politik, administrasi,
manajemen, sosial dan budaya serta
berakibat pula terhadap terampasnya
hak-hak rakyat yang semestinya
didapat “
Sejarah Per-UU-an Korupsi di Indonesia
Sejarah Per-UU-an Korupsi di Indonesia
1. Delik-delik Korupsi dalam KUHP ;
2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa
Perang Pusat (AD dan AL) Nomor Prt/
Peperpu/013/1958 Tanggal 16 April 1958 ;
3. UU No. 24 (PRP) Tahun 1960 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
4. UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi ;

Badan Pendidikan dan Pelatihan


Provinsi Sulawesi Utara 36
TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001

SUAP
KERUGIAN
MENYUAP
KEUANGAN
Ps 5,6,11,12,13
NEGARA
Ps 2 & 3
PENGGELAPAN
DLM JABATAN
Ps 8, 9,
Ps 10.a,b c

PERBUATAN
PEMERASAN
KORUPSI
Ps 12, e,g, f UU NO 31 TH 1999
JO
UU NO 20 TH 2001
PERBUATAN CURANG
Ps 7 ayat (1) a.b.c.d
Ps 7 (2)

Benturan
Kepentingan Gratifikasi
Ps 12 i Ps 12b Jo 12 c
UU 31 TAHUN 1999 Jo UU NO 20
TAHUN 2001 PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI.
Perbuatan Korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga
puluh) bentuk jenis delik yang diatur dalam Pasal
2 sampai dengan Pasal 13

* 2 jenis delik mengatur ttg perbuatan merugikan


keuangan negara atau perekonomian negara dan
28 jenis mengatur ttg perilaku penyelenggara
negara terkait dgn kekuasaannya
30 jenis delik dikelompokkan dalam 7 (tujuh )
kelompok

1. Kerugian keuangan negara


2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan Curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
6 (enam) tindak pidana lain yang berkaitan dengan
Pidana korupsi terdiri dari:
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
(Pasal 21)
2. Tdk memberi keterangan atau memberi keterangan
yang tidak benar (Pasal 22 Setiap orang sebagimana
dimaksud Pasal 28, 29, 35 dan Pasal 36)
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening
tersangka (Pasal 22)
4. Saksi atau akhli yang tidak memberi keteranganatau
memberi keterangan palsu(Pasal 22)
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterangan atau memberi keterangan
palsuPasal 22)
6. Saksi yang membuka identitas pelapor (pasal 24)
(1)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait menyebab
kan kerugian Keuangan Negara:

• Pasal 2 . Ayat (1) Perbuatan memperkaya diri


sendiri atau orang lain (korporasi).
Ayat (2) Tindak Pidana Perbuatan tertentu,
dapat pidana mati.
Pasal 3 Menyalahgunakan kewenangan utk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dan korporasi
(2)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait Suap
menyuap:
• Pasal 5 . Ayat (1) huruf a. Memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada PNS atau
penyelenggara negara dgn maksud supaya PNS
atau penyelenggara negara tsb atau tdk berbuat
sesuatu dlm jabatannya, yang bertentangan dgn
kewajibannya.
huruf a. Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada PNS atau penyelenggara negara
atau berhubungan dgn sesuatu yg berten
tangan dgn kewajiban dilakukan atau tdk
dilakukan dalam jabatan
(lanjutan)
• Pasal 13 Setiap orang yang memberi janji
kepada PNS, dgn mengingat kekuasaan dan
wewenang yg melekat pada jabatan atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau
janji dianggap melekat pada jabatannya atau
kedudukan tersebut .
• Pasal 12 huruf a. Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerim hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut, diberikan utk
mengerakkan agar melakukan atu tdk
melakukan sesuatu dlm jabatannya yg
bertentangan dghn kewajibannya.
• Pasal 12 huruf b. Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah ,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah tersebut, diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan sesuatu
dlm jabatannya yg bertentangan dgn
kewajibannya.
• Pasal 11 Pegawai negeri atau penyelengara
negara yg menerima hadiah atau janji padahal
diketahui diberikan karena kekuasaannya atau
kewenangan yg berhubungan dgn jabatannya,
atau yg menurut pikiran orang yg memberikan
hadiah atau janji tersebut ada hubungan dgn
jabatannya
• Pasal 6 ayat (1) huruf a. Memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
• Huruf b. Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada seseorang yg menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan ditentukan
menjadi advokat untuk menghadiri sidang
pengadilan dgn maksud utk menpengaruhi
nasihat atau pendapat yg akan diberikan
berhubung dgn perkara yg diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili
• Pasal 12 huruf c. 6 ayat (1) Hakim yang
menerima hadiah ataau janji , padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili .
• Huruf d. Seseorang yg menurut ketentan
peraturan perundang-undangan ditentukan
menjadi advokat utk menghadiri sidang
pengadilan, menerima hadiah , padahal
diketahui atau patut diduga bahwa haadiah atau
jaanji tersebut utk mempengaruhi nasihat atau
pendapat yg akan diberikan, berhubung dgn
perkara yg diserahkan kepada pengadilan utk
diadili.
(3)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan
penggelapan dalam jabatan :

• Pasal 8 Pegawai negeri atau orang selain


pegawai negeri yg ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yg
disimpan karena jabatannya, atau membiarkan
uang atau surat berharga tsb diambil atu
digelapkan oleh orang lain, atau membantu dlm
melakukan perbuatan tsb.
lanjutan…
• Pasal 9 Pegawai negeri atau orang selain pegawai
negeri yg ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar
yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Pasal 10 huruf a. Pegawai negeri atau orang
selain pegawai negeri yang diberi tugas
menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengan sengaja : menggelapkan, menghan
curkan, merusakkan atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat atau daftar, yg digunakan
utk meyakinkan atau membuktikan dimuka pejabat
yg berwenang, yg dikuasai karena jabatannya, uang
atau surat berharga yg disimpan karena jabatannya.

2.
lanjutan…

Pasal 10 huruf b. Pegawai negeri yang ditu


gaskan menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atu untuk sementara
waktu, dengan sengaja : membiarkan
orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan atau membuat tidak dapat dipakai
lagi barang , akta, surat atau daftar tsb.

Pasal 10 huruf c. Membantu orang lain menghi


langkan, menghancurkan, merusakkan atau mem
buat tidak dapat dipakai barang, akta, surat atau
daftar tsb.

2.
(4)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan
perbuatn pemerasan :

• Pasal 12 huruf e. Pegawai negeri atau penye


• Lenggara negara yg maksud menguntungkan
dirinya sendiri atau orang
• lain secara melawan hukum atau dengan
• menyalahgunakan kekuasannya memaksa
• Seseorang memberikan sesuatu, membayar,
atau menerima pembayaran dgn potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri
lanjutan …..
• Pasal 12 huruf f. Pegawai negeri atau penyelenggara
negara yg pada waktu menjalankan tugas, meminta,
menerima atau memotong pembayaran kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain
atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tsb
mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa
hak tsb bukan merupakan utang.
Pasal 12 huruf g. Pegawai negeri atau penye
lenggara negara yg pada waktu menjalankan tugas,
meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan
barang, seolah-olah merupakan utang kepada diri
nya padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan
merupakan utang
(5)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan
perbuatan curang :

• Pasal 7 ayat (1) huruf a. Pemborong, akhli


bangunan atu penjual bangunan yg pada waktu
menyerahkan bahan bangunan melakukan
perbuatan curang yang dapat
• Membahayakan keamanan orang atau barang,
atau keselamatan negara dalam keadaan
perang
lanjutan …..
• Pasal 7 ayat (1) huruf b. Setiap orang yang bertugas
mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud huruf a.
Pasal 7 ayat (1) huruf c. Setiap orang yang pada
waktu menyerahkan barang keperluan Tentara
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia, melakukan perbuatan curang
yang dapat membahayakan keselamatan negara
dalam keadaan perang.
lanjutan …..
• Pasal 7 ayat (1) huruf d. Setiap orang yang mengawasi
penyerahan barang keperluan TNI dan atau Kepolisian
Negara RI dengan sengaja membiarkan perbuatan
curang sebagaimana dimaksud dalam huruf c.

Pasal 7 ayat (2) Bagi orang menerima penyerahan
bahan bangunan atau orang yang menerima penye
rahan barang keperluan TNI atau Kepolisian Negara
RI dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf c.
lanjutan …..

• Pasal 12 huruf h. Pegawai negeri atau penyelenggara


negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah
menggunakan tanah negara yang diatasnya terdapat
hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, telah merugikan orang yang
berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut
bertentangan denganperaturan perundang-undangan.
(6)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan benturan
kepentingan dalam pengadaan :

• Pasal 12 ayat (1) huruf 1. Pegawai negeri baik


langsung maupun tidak lngsung dengan sengaja
turut serta dalam pemborongan, pengadaan
atau persewaan, yang pada sat dilakukan
perbuatan, untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya
(7)
Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan
Gratifikasi:

• Pasal 12 B. Setiap gratifikasi kepada Pegawai


negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajibannya atau tugasnya.
a. Yang nilainya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
Penjelasan pasal 12 B ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Gratifikasi” dalam ayat ini


Adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
Pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
Pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
Penginapan, perjalanan wisata, pengobatan Cuma
Cuma dan fasilitas lainnya.Gratifikasi tersebut baik
Yang diterima didlm negeri maupun diluar negeri
Dan yang dilakukan dgn menggunakan sarana
Elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pasal 12 C

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika peneri
ma melaporkan gratifikasi yang diterimanya
kepada KPK
(2) Penyampian laporan sebagaimana dimaksud
dlm ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima
gratifi
kasi paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak
tanggal gratifikasi tersebut diterima
(3) KPK dalam waktu paling lambat 30 hari kerja
sejak tanggal menerima laporan wajib
menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik
penerima atau milik negara

(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian


laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dan penentuan status gratifikasi sebagai
mana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam
Undang-undang tentang KPK
CPA FORMULA

Corruption
C =
Power
P A
Accountability
Konflik Pertanggungjawaban
Kewenangan
Kepentingan Amanah
Desentralisasi
Suap Transparan
Diskresi Kebijakan
Gratifikasi Akuntabel
Penggunaan
Ekonomi Sumber Daya Partisipatif
Biaya Tinggi
Taat Hukum
Power (Kekuasaan) yang tidak disertai dengan Sistem Akuntabilitas yang
andal, cenderung Korupsi

Formula ini disarikan dari


EXECUTIVE ROADMAP TO FRAUD PREVENTION AND INTERNAL CONTROL, by Martin T. Biegelman and Joel T. Bartow (John Willey 2006) 63
Penegakan hukum tidak konsisten;
Penyalahgunaan wewenang/kekuasaan;
Rendahnya integritas dan profesionalisme;
Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan elit
bangsa;
Langkanya lingkungan yang anti korupsi;
Rendahnya pendapatan penyelenggara negara;
Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan
hadiah;
Gagalnya pendidikan agama dan etika.
Sisi Ekonomi :
Akan menyebabkan tidak
terdistribusinya sumber daya secara
merata dan adil, harga kebutuhan
pokok tinggi (pungutan liar),
kemiskinan
Sangat Sisi Sosbud :
besar Akan menyebabkan perubahan pola
terhadap perilaku masyarakat yaitu
rusaknya membangun mental penipu dan
penjilat
DAMPAK tatanan
Sisi Politik :
KORUPSI ekonomi, Akan menyebabkan proses
sosial pengambilan kebijakan berjalan
budaya, tertutup dan tidak melibatkan
partisipasi masyarakat dan pelayanan
politik dan mahal
hukum Sisi Hukum :
Akan menyebabkan diskriminasi
dalam penegakan hukum
PEMBERANTASAN KORUPSI
Pemberantasan korupsi adalah serangkaian tindakan
untuk mencegah dan menanggulangi korupsi (melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan) dengan peran serta masyarakat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ada 3 (tiga) bentuk upaya pemberantasan korupsi


1. Pencegahan (antikorupsi/preventif)
2. Penindakan (penaggulangan/kontrakorupsi/represif)
3. Peran serta masyarakat
KUNCI SUKSES UPAYA PERCEPATAN
PEMBERANTASAN KORUPSI
1. Mengadakan perubahan kebijakan dan sistem,
adanya pemisahan kekuasaan yang jelas, kontrol
dan perimbangan, keterbukaan, sistem peradilan
yang baik, peran serta masyarakat
2. Perbaikan sistem
• memperbaiki peraturan perundang-undangan yang
berlaku
• memperbaiki cara kerja pemerintahan dengan
menerapkan efesien, efektif dan ekonomis
Memisahkan secara tegas kepemilikan negara
dan pribadi
Menegakkan etika profesi dan tata tertib
lembaga pemberi sanksi
Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik
Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi,
memperkecil terjadinya human error
Pokok Bahasan: Anti TP Korupsi

Topik : Mendalami TP Korupsi

Tujuan Pembelajaran : Peserta Diklat dapat


mendalami TP Korupsi

Waktu : 135 menit (3 jp)

Alat Bantu : Spidol, Flip Chart dan Plak ban


Diskusikan!

>> Diskusikan apa yang Anda peroleh sesuai lembar kerja!

>> Presentasikan masing-masing kelompok?


NIAT, SEMANGAT DAN KOMITMEN
ANTI KORUPSI.

NIAT ANTI KORUPSI SEMAKIN KUAT BAGI


MEREKA YANG INGAT PADA TUHANNYA, IA
TIDAK INGIN URUSAN DUNIA MERUSAK
PERJANJIAN DENGAN TUHANNYA DAN AKAN
MENJADI BEBAN BAGI KEHIDUPAN SETELAH
DUNIA
Spiritual accountability

Niat anti korupsi Membangun :


integritas diri
Integritas keluarga
Integritas organisasi masyarakat
Integritas bangsa
KOMITMEN INTEGRITAS

“SAYA TELAH MENCAPAI KESADARAN ANTI


KORUPSI SECARA MENYELURUH DAN UTUH,
MAKA HAL TERSEBUT TIDAK HANYA SAMPAI
MENJADI SEMANGAT, NAMUN AKAN TERUS
BERGERAK HINGGA MENJADI KOMITMEN
INTEGRITAS . ANDA SUDAH MELANGKAH LEBIH
JAUH, BUKAN SEKEDAR MENGHINDAR NAMUN
MENCARI SOLUSI TERHADAP FENOMENA
KORUPSI”
Kehilangan Karakter/Integritas
76
Anggota KPPU Ditangkap KPK
77
Terima Suap Rp.500 Juta
MENAYANGKAN FILM “PAK AHOK”
Diskusikan!

>> Diskusikan apa yang Anda peroleh sesuai lembar kerja!

>> Presentasikan masing-masing kelompok?


INDONESIA BEBAS DARI KORUPSI

IMPIAN INDONESIA YANG BEBAS DARI KORUPSI


HARUS MELALUI INDONESIA DENGAN BUDAYA
INTEGRITAS YANG TINGGI.
UNTUK MEWUJUDKAN DENGAN KORUPSI DAPAT
DIKENDALIKAN, SEBAGAI SEBUAH HASIL DARI
TERCAPAINYA INTEGRITAS NASIONAL DAN
WUJUD SINERGI DARI BERBAGAI ORGANISASI
DAN PILAR YANG TELAH BERINTERITAS.
Buatlah
kolose impian
Indonesia
kedepan
bebas dari
korupsi!
Bebas dengan dirinya
RENUNGAN

KINI KUSADAR
PIKIRAN, EMOSI, UCAPAN, TINDAKANKU HARUS JAUH
DARI KORUPSI BILA TIDAK
AYAH, IBU,KAKAK, ADIK, SAUDARA, MASYARAKAT
DISEKITARKU BAHKAN PACARKU KECEWA BAHKAN
MENCERCAHKU, MENGHINAKU
KU TAKMAU DISEBUT KORUPTOR
HARGA DIRIKU TAK DAPAT DINILAI DENGAN
UANG, MOBIL, RUMAH BAHKAN JABATAN SEKALIPUN
Tes Formatif (sesuai Modul/terlampir)
TEST FORMATIF
1.1. Pernyataan dampak korupsi yang mana merupakan pendapat Paulo Maura (1995)
2.a. Negara Korup harus membayar hutang yang lebih besar
3.b. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif terhadap arus investasi
asing
4.c. Korupsi menurunkan investasi
5.d. Tingkat Korupsi yang tinggi meningkat kan ketimpangan pendapatan dan
6. kemiskinan

7.2. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang lebih tepat dan perlu menjadi pola pikir
PNS yang anti korupsi
8. a. Memastikan adanya kesadaran anti korupsi terlebih dahulu hingga muncul
9. niat memberantas atau anti korupsi, baru kemudian mempelajari secara d
10. detail tentang delik dan modus korupsi
11.b. Mempelajari delik dan modus
12.c. Mendapatkan contoh-contoh nyata delik dan modus
13.d. Mempelajari dampak tindaak pidaana korupsi

14.3. Tuliskan 7 Delik tindak pidana korupsi yang berlaku di Indoesia


15. …………………………………………..
SEMAKIN JAUH DARI
KORUPSI
DIHARAPKAN DAPAT

1.MENJELASKAN PERAN TUNAS INTEGRITAS DLM


PEMBERANTASAN KORUPSI

2.MENENTUKAN NILAI-NILAI DASAR ANTI KORUPSI YANG


PALING SIGNIFIKAN BAGI ANDA DAN INSTANSI TEMPAT
ANDA AKAN BEKERJA

3.MEMILIKI TEKNIK SEDERHANA DALAM INTERNALISASI


INTEGRITAS SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK
MENGHINDARI KORUPSI

4.MELAKUKAN RE-FRAMING UNTUK MEMUDAHKAN PROSES


INTERNALISASI INTEGRITAS

5.MEMAHAMI SEDING DAN PERILAKU OTOMATIS DALAM


KONTEKS PERILAKU ANTI KORUPSI
TUNAS INTEGRITAS BERPRINSIP BAHWA MANUSIA
SEBAGAI FAKTOR KUNCI PERUBAHAN DAN
PENDEKATANNYA SEUTUHNYA TERKAIT MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK DENGAN ASPEK JASMANI DAN ROHANI SERTA
MAKHLUK SOSIAL YANG HARUS BERITERAKSI DENGAN
LINGKUNGANNYA.
PERAN TUNAS INTEGRITAS DALAM ORGANISASI:
1.MENJADI JEMBATAN MASA DEPAN KESUKSESAN
2.MEMBANGUN SISTEM INTEGRITAS, BERPARTISIPASI
AKTIF
3.MEMPENGARUHI ORANG LAIN
MENAYANGKAN FILM “PAK UMAR”
Diskusikan!

>> Diskusikan apa yang Anda peroleh sesuai lembar kerja!

>> Presentasikan masing-masing kelompok?


Tugas Buatlah Akronim nilai-nilai dasar Anti
korupsi
Penanam nilai
SETIAP ORGANISASI SUDAH MENENTUKAN NILAI

DASAR ORGANISASINYA MEMILIKI NILAI ANTI KORUPSI

MAKA PEGAWAI YANG MENGUSUNG INTEGRITAS ATAU

ANTI KORUPSI MENDAPATKAN PAYUNG HUKUM YANG

TEPAT DIDALAM ORGANISASINYA


Penyelarasan nilai organisasi dan nilai Anti
Korupsi

Tugas:
Temukan nilai organisasi Anda dan
komparasikan dengan nilai Anti Korupsi
Buatlah pembobotan
KELAN(1958) DAN BRIGMAN(1991) menyebutkan ada tiga
proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap
dan perilaku yaitu
1.Kesediaan terhadap integritas adalah ketika individu
bersedia menerima pengaruh untuk berintegritas dari orang
lain atau kelompok lain
2.Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru
integritas seseorang atau kelompok lain dikarenakan
integritas sudah sesuai dengan apa yang dianggapnya
3.Internalisasi integritas terjadi individu menerima pengaruh
dan bersedia bersikap dengan penuh integritas dikarenakan
integritas tersebut sesuai dengan apa yang dipercayai.
MENAYANGKAN FILM “Prof. SAHETAPI”
Diskusikan!

>> Diskusikan apa yang Anda peroleh sesuai lembar kerja!

>> Presentasikan masing-masing kelompok?


MEMBANGUN LINGKUNGAN YANG KONDUSIFDALAM
INTERNALISASI NILAI-NILAI ANTI KORUPSI SERTA TERLIBAT
SEBAGAI INVIDU YANG AKTIF DALAM MENUTUPI
KESEMPATAN KORPSI MELALUI PEMBANGUNAN SISTEM
INTEGRITAS:

1.DENGAN MELAKUKAN RE-FRAMING UNTUK


MEMUDAHKAN PROSES INTERNALISASI INTEGRITAS

2MEMAHAMI SEEDING DAN PERILAKU OTOMATIS


DALAM KONTEK PERILAKU ANTI KORUPSI

3MEMASTIKAN TERCIPTANYA INTEGRITAS DALAM K


KEHIDUPAN SEHARI-HARI , MENGUPAYAKAN AGAR
INTEGRITTAS MENJADI BUDAYA DAN HADIR DLM
KEHIDUPAN KELUARGA MENJADIKAN ORGANISASI
MEMILIKI CORPORATE CULTURE
Re-Framing Cultur
Temukan 5 re-framing culture
Konteks Sebelumnya Hasil Perbaikan Konteks

107
Seending Of Integrity

Diskusikan seeding of Integrity


(temukan lima)
NO. Konten Konteks Hasil Re-Framing

2
3
4

109
Cermati 30
Brainstorming Menit

Menayangkan
90
film pendek Menit
Polisi Jujur

Menanyangkan Film 90
HOME Menit

Cermati
67.5
Brainstorming Menit

Menayangkan film
pendek (Pak Hengki)
135
dan Bedah Kasus Menit
Menanyangkan 135
Film Ahok Menit

Membuat 90
Kolase Menit

Film Pendek 135


(Pak Umar) Menit

Simulasi 90
Menit
Simulasi
90
(Penyelarasan
Menit
ilai hal 52)

Film Pendek
(Prof. 67.5
Sahetapy) Menit

67.5
Story Telling Menit

Simulasi 90
(Penggoda) Men
hal 81 it

Bedah Kasus 90
(SKK Migas) Men
it
SEKIAN
DAN
Ruhut & Pohan dimarahi Guru Besar Prof. Sahetapy.mp4

TERIMA KASIH
1. AKUNTABILITA Tanggungjawab
S
Jujur
Kejelasan Target
Netral
Mendahulukan kepentingan publik
Adil
Transparan
Konsisten
Partisipatif
2 NASIONALISME Religius (patuh ajaran agama)
Hormat menghormati
Kerjasama
Tidak memaksakan kehendak
Jujur
Amanah (dapat dipercaya)
Adil
Persamaan derajat
Tidak diskriminatif
Mencintai sesama manusia
Tenggang Rasa
Membela kebenaran
Persatuan
Rela berkorban
Cinta tanah air
Memelihara ketertiban
Disiplin
Musyawarah
Kekeluargaan
Menghormati keputusan
Tanggung jawab
Kepentingan bersama
Gotong royong
Sosial
Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
Hidup sederhana
Kerja keras
Menghargai karya orang lain
3. ETIKA PUBLIK Jujur
Bertanggung jawab
Integritas tinggi
Cermat
Disipilin
Hormat
Sopan
Taat pada peraturan perundang-
undangan
Taat perintah
Menjaga rahasia
4. KOMITMEN MUTU Efektivitas
Efisiensi
Inovasi
Berorientasi mutu
5. ANTI Jujur
KORUPSI
Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras
Sederhana
Mandiri
Adil
Berani
Peduli
• KETERKAITAN ANEKA
A. Contoh (Guru dan Tabungan Murid).
• Seorang guru SD di Kabupaten X, suatu ketika
mengajarkan pd murid2 kls IV yg dibinanya sbg
wali kelas, bhw menabung adalah kebiasaan
baik yg mencerminkan cara hidup hemat. Maka
para murid tsb kemudian menabung.setiap anak
setiap blnnya menabung sekitar Rp.2500 dg
cara membukukan & menitipkan tabungannya
pd wali kls mereka itu.
• B. Contoh ( Pengadaan Barang).
• Seorang pegawai yg baru bekerja sekitar 1 thn &
ditempatkan di sub bagian pengadaan brg,
bersama seorang temannya yg lebih senior,
mendapatkan tugas utk membeli perlengkapan
kantor di sebuah toko yg ditunjuk oleh atasannya.
Ketika transaksi pembelian brg tsb tlh dilakukan
sesuai dg harga barang2 yg dibelinya, tiba2
sipenjual menanyakan berapa nilai belanja yg akan
dimasukan ke dlm kuitansi pembelian. Pegawai
baru tsb dijawabnya sesuai dg harga brg yg
dibelinya itu.
• C. (Petugas Disiplin).
• Seorang pegawai yg bertugas dilapangan
setiap hari yaitu Penjaga Pos Pemeriksaan
Hasil Hutan dalam melaksanakan tugasnya
memeriksa hasil hutan , tetapi dalam
prakteknya semua hasil hutan diperiksa dan
selalu ada hasil hutan yang dilindungi dan
hasil hutan yg tdk dilindungi maka hasil
hutan yang dilindungi dia berikan sanksi
tegas.

Anda mungkin juga menyukai