Anda di halaman 1dari 10

PROSES KREATIF MENULIS

USAHA INTERPRETASI
NILAI PENDIDIKAN
DALAM KARYA SASTRA
OLEH : Dr. Sutardi, S.S, M.Pd.
PENDAHULUAN Peserta didik lebih mandiri dan
bertanggungjawab dalam belajar

Menciptakan Generasi Unggul


(salah satu cirinya memiliki
pendidikan karakter)

MERDEKA Visi ppendidikan 2035


Membangun Rakyat Indonesia untuk
menjadi pembelajar seumur hidup
BELAJAR yang unggul, terus berkembang,
sejahtera, dan beraklak mulia dengan
menumbuhkan nilai-nilai budaya Ind
dan Pancasila
A. Nilai Pendidikan dalam Karya Sastra
Konsep sastra Dulce et Utile
(menghibur dan bermanfat)

Karya Sastra
Sastra dan Masyarakatnya
dianggap
Penting untuk
menyampaikan
nilai-nilai Sastra dan pendidikan karakter
Pendidikan

Konsep abrams
a. Obyektif, b. Pragmatik, c. Ekspresif, d. Mimetik
Fungsi Utama sastra
1 • penghalusan budi pekerti

2 • peningkatan rasa kemanusian dan kepedulian sosial

3 • penumbuhan apresiasi budaya

4 • penyaluran gagasan

5 • penumbuhan imajinasi

6 • peningkatan ekspresi secara kreatif dan konstruktif


B. Usaha Memahami Nilai-nilai Pendidikan
Lewat Menulis
Proses Kreatif
Lebih bisa
Tujuan pem memahami
belajaran sastra secara detail
untuk meningkatkan
kemampuan peserta persoalan yang
empati didik dalam
menikmati,
ada dalam teks
yang ditulis,
menghayati dan
memahami karya observasi,
sastra imajinasi dan
kontemplasi
C. Proses Kreatif menulis karya sastra dan
langkah-langkah sederhana
1. membaca buku, termasuk karya sastra

2. mendengar sekelilingnya

3. mendapat pengalaman dalam kehidupan

4. mengelolah imajinasi

5. mengelolah kepekaan emosi dan intuisi

6. bersikap jujur terhadap apa yang diketahui

7. manajemen menulis
a. Manajemen semangat dalam menulis

Bergabung dengan
komunitas penulis

Berguru, aktif hadir dalam


kegiatan kepenulisan

Aktif berinterakasi dengan


media masa, toko buku,
atau perpustakaan
8. Tahapan dalam menulis
a. Tahap Pencarian Ide dan Pengendapan
Tugas pertama kita saat mau menulis adalah mendapatkan ide atau
inspirasi. Inspirasi ini selalu didapat dalam kepekaan rasa terhadap suatu
peristiwa atau hal yang membuat kita “bergejolak” untuk menuliskannya.
Jika kita mendapatkan pengalaman seperti ini, cepatlah tuliskan. Jangan di
sia-siakan karena tugas penulis itu adalah “mengabadikan rasa itu melalui
karya sastra”.

b. Tahap Penulisan
Tuliskan ide yang sudah didapat dan kemungkinan dramatisasi peristiwa
yang sudah dikontemplasikan dan diendapkan. Tuliskan. Itu harga mati!
Harus jadi. Jangan berlagak seperti penulis besar: untuk menulis yang
terbaik. Kita masih belajar. Belajar. Maka action yang terpenting. Menulis
sebanyak-banyaknya dengan kesungguhan dan keseriusan.
c. Tahap Editing dan Revisi

Selesai menulis, bacalah kembali. Editing dan revisi karya tersebut dengan
sungguh-sungguh. Lakukan perbaikan bahasa dan lengkapi kekurangan isi
dan logika cerita. Jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh,
yakinlah, tidak ada yang sia-sia kita ciptakan di mata Tuhan, jika kita
menciptakannya dengan sungguh-sungguh pula.
TERIMA KASIH
"Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu:
menulis, menulis, menulis".
KUNTOWIJOYO

Anda mungkin juga menyukai