Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KINERJA

OPERATOR FRAKSINASI DI
PT SARI DUMAI SEJATI

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Tekhnik (S.T)

Oleh:
DINI FEBRIYANTI AGUSTIN
17262011101

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji


Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri
Strata 1 Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Dengan Judul

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KINERJA OPERATOR


FRAKSINASI DI PT SARI DUMAI SEJATI

Dumai, November 2019

Tim Penguji :

Ketua : Fitra, S.T., M.Sc

Sekretaris : Dr. Melliana, S.T., M.M

Anggota : Ir. H. Yusrizal, M.M

Trisna Mesra, S.T., M.T

Juni, S, S.T., M.T

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KINERJA OPERATOR


FRAKSINASI DI PT SARI DUMAI SEJATI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menjadi Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Dumai, November 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Fitra, S.T, M.Sc Dr. Melliana, S.T., M.M


NIDN. 1010028204 NIDN. 1001217201

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai


Ketua

Dra. Hj. Sirlyana, M.P


NIP. 196303121991122001
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

iii
Nama Mahasiswa : DINI FEBRIYANTI AGUSTIN
Nim : 1726201101
Konsentrasi : Manajemen Industri
Menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul berikut:
Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Operator Fraksinasi Di PT Sari
Dumai Sejati
Dosen Pembimbing Utama : Fitra, S.T, M.Sc
Dosen Pembimbing Pendamping : Dr. Melliana, S.T., M.M
1. Karya tulis ini benar-benar ASLI dan BELUM PERNAH diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai
maupun Perguruan Tinggi Lainnya.
2. Karya tulis ini merupakan gagasan, rumusan dan penelitian SAYA sendiri,
arahan dan Tim Dosen Pembimbing serta mempertimbangkan masukan dari
beberapa pihak.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicatumkan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan diseutkan dalam daftar pustaka pada karya tulis ini.
4. Pernyataan ini SAYA buat dengan sesungguhnya, maka SAYA bersedia
menerima SANKSI AKADEMIK dengan pencabutan gelar yang sudah
diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Perguruan Tinggi.
Dumai, November 2019

Dini Febriyanti Agustin


1726201101
HALAMAN PERSEMBAHAN

iv
“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan, karena itu bila
kau sudah selesai (mengerjakan yang lain) dan berharaplah kepada
tuhanmu.” (Q.S Al Insyirah : 6-8)”

Sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan kasih sayangmu telah

memberiku kekuatan. Atas karunia yang kau berikan akhirnya skripsi

sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu

terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada semua orang yang sangat

aku kukasihi dan sayangi kedua orang tua tercinta sebagai tanda bakti,

hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga yang telah

memberikan kasih dan sayang, dukungan serta cinta kasih yang

diberikan yang tak terhingga yang tidak mungkin terbalas dengan

selembar kata cinta dan persembahan ini.

Teman-teman seperjuangan

Untuk teman seperjuanganku, tiada yang paling menyenangkan saat

kumpul akur bersama,walaupun sering bertengkar, tapi hal itu slalu

memberikan warna yang tidak akan bisa digantikan dengan apapun.

Terimakasih dukungannya , terimakasih atas perhatian yang selalu

diberikan, sesulit apapun keadaan yang dialami selalu ada untuk

mendampingi, memberikan support yang luar biasa

Terimakasih untuk beberapa tahun ini sudah menemani dan selalu

memberikan yang terbaik..

KATA PENGANTAR

v
Pertama-tama Penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Operator Fraksinasi Di Pt Sari Dumai
Sejati”. Laporan ini berisi tentang Pengaruh Penerapan Shift Kerja pada
Departemen Produksi di PT Sari Dumai Sejati. Dalam kesempatan ini penulis
berterimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Hj. Sirlyana, M.P., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.
2. Bapak Juni S, S.T., selaku Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi Teknologi
Dumai.
3. Bapak Ir. H. Yusrizal, M.M, selaku Pembantu Ketua II Sekolah Tinggi
Teknologi Dumai.
4. Ibu Dr. Melliana, S.T., M.M, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai dan Pembimbing II Tugas Akhir.
5. Bapak Amiroel Oemara Syarief selaku Pembimbing Akademik.
6. Ibu Fitra, S.T, M.Sc selaku Pembimbing I.
7. Bapak/Ibu Direktur PT. Sari Dumai Sejati yang telah Mengijinkan Penulis
untuk Mengambil Data di Perusahaan yang Bapak/Ibu Kelola
8. Bapak dan Ibu Staf BAAK serta Dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.
9. Rekan-rekan Seperjuangan Mahasiswa Teknik Industri Teknologi Dumai.
Akhir kata Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Dumai, November 2019


Sekolah Tinggi Teknologi Dumai
Penyusun

DINI FEBRIYANTI AGUSTIN


NIM. 1726201101

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...........................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
DAFTAR NOTASI DAN LAMBANG..............................................................xiii
ABSTRAK...........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..............................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.4. Batasan Masalah....................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
2.1. Tinjauan Pustaka...................................................................................4
2.2. Landasan Teori....................................................................................13
2.2.1. Shift Kerja..................................................................................13
2.2.1.1. Karakteristik dan Kriteria shift Kerja.......................13
2.2.1.2. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kesehatan Fisik.....15
2.2.1.3. Sistem Shift Kerja.........................................................15
2.2.2. Definisi Kerja.............................................................................17
2.2.3. Regresi Linier Sederhana.........................................................19
2.2.4. Kuesioner....................................................................................20
2.3. Gambaran Umum PT Sari Dumai Sejati...........................................22
2.3.1. Sejarah PT Sari Dumai Sejati..................................................22
2.3.2. Visi dan Misi PT Sari Dumai Sejati........................................24
2.3.3. Struktur Organisasi PT Sari Dumai Sejati.............................25
2.3.4. Sistem Shift Kerja di PT Sari Dumai Sejati............................26

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tambahan tegangan vertikal............................................................. 8


Gambar 2.2. Distribusi tegangan vertikal.............................................................. 8
Gambar 2.3. Faktor pengaruh (I) akibat beban titik, didasarkan teori
Boussinesq........................................................................................24
Gambar 3.1. Tambahan tegangan akibat beben garis.............................................21
Gambar 3.1. Tambahan tegangan akibat terbagi rata berbentuk lajur
memanjang feksibel.........................................................................24
Gambar 3.1. Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur

ix
memanjang dan bujur sangkar didasarkan teori Boussinesq............24

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 26


Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................... 26
Tabel 2.3. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................26
Tabel 2.4. ...............................................................................................................27
Tabel 2.5. ...............................................................................................................27
Tabel 2.6. ...............................................................................................................29

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Klasifikasi Tanah dari Data Sordir...................................................70


Lampiran 2. Data Boring Log...............................................................................70
Lampiran 3. ...........................................................................................................70
Lampiran 4. ...........................................................................................................70
Lampiran 5. ...........................................................................................................70
Lampiran 6. ...........................................................................................................70

xii
DAFTAR NOTASI DAN LAMBANG

∑σx = Total tegangan horizontal


∑σx = Total tegangan tanah vertikal
B = Lebar Pondasi

xiii
ABSTRAK

xiii
ABSTRACT

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Sari Dumai Sejati (SDS) merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang industri refinery atau pengolahan minyak mentah kelapa sawit

atau CPO (Crude Palm Oil) dibawah naungan Apical Group. Perusahaan ini

terdiri dari beberapa departemen sesuai dengan bidangnya, seperti Departemen

Fraksinasi untuk pemisahan CPO dan Departemen Produksi untuk bagian

pengolahan CPO. Proses produksi berlangsung secara kontinyu (24 jam), maka

PT SDS melakukan pembagian jam kerja karyawannya menjadi 3 shift. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi beban kerja mental pada diri pekerja yang akan

berimbas pada produktivitas dan kinerja Operator.

Penerapan sistem kerja shift memiliki konsekuensi yang perlu disadari

oleh setiap instansi pengguna sistem shift. Terdapat perbedaan kondisi kerja antara

shift siang dan shift malam. Pekerja yang bekerja pada shift malam lebih mudah

merasa mengantuk dan lelah. Sedangkan yang sudah terbiasa bekerja dengan shift

siang tentu perlu penyesuaian ketika harus berganti jadwal ke shift malam.

Shift kerja memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan akibat dari jadwal

kerja dan para pekerjanya lebih mudah terkena gangguan kesehatan

(Josling,1999).

Dari pemaparan tersebut maka didapat berbagai permasalahan yang akan

dibahas yaitu tentang “pengaruh shift kerja terhadap kinerja Operator fraksinasi di
pt sari dumai sejati”. Dimana kelelahan pada pekerja dapat menurunkan

produktivitas, serta merupakan kondisi yang dapat berakibat meningkatkan risiko

terhadap penyakit. Pekerja yang bekerja pada shift pagi dan sore mempunyai

tingkat kelelahan yang berbeda dengan shift malam sehingga perlu perhatian

khusus bagi pekerja yang memiliki tingkat kelelahan lebih tinggi agar tidak

berdampak buruk bagi kesehatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data sekunder berupa jadwal rotasi shift kerja dan data primer berupa kuesioner

untuk mengukur tingkat kelelahan dan kinerja karyawan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

permasalahan yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penerapan shift kerja terhadap kinerja operator

fraksinasi di PT Sari Dumai Sejati dengan metode regresi linier berganda?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan shift kerja terhadap

kinerja operator fraksinasi di PT Sari Dumai Sejati?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan shift kerja terhadap kinerja operator

fraksinasi di PT Sari Dumai Sejati.

2
2. Untuk mengetahui faktor-faktor mempengaruhi shift kerja terhadap kinerja

operator fraksinasi di PT Sari Dumai Sejati.

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka perlu disampaikan yang menjadi batasan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Operator yang diamati adalah Operator yang baru mengalami shift kerja paling

lama 1 tahun.

2. Pengaruh shift kerja terhadap kinerja yang diamati adalah Departemen

Fraksinasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, dapat memperluas wawasan, pengetahuan, pengalaman serta

dapat menerapkan metode yang dipakai.

2. Bagi STT Dumai, Sebagai referensi masukan untuk perpustakaan yang berada

di STT Dumai yang berguna sekali bagi pihak-pihak yang berkepentingan

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh shift kerja terhadap kinerja

karyawan.

3. Bagi PT SDS Dumai, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

keilmuan yang berkaitan dengan pengaruh penerapan shift kerja terhadap

kinerja operator fraksinasi.

3
4

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat saat ini diperlukan

pengembangan dan pemanfaatan fasilitas serta sumber daya manusia untuk

menyeimbangkannya. Manusia diharuskan bekerja untuk merubah suatu keadaan

yang lebih baik dari sebelumnya. Rumah sakit merupakan salah satu instasi yang

terus beroperasi selama 24 jam penuh dalam 1 hari sehingga jumlah perawat yang

memadai merupakan faktor penting dalam pelayanan pasien. RSUD Karanganyar

menggunakan sistem kerja shift yang terbagi menjadi tiga yaitu shift pagi, shift

siang, dan shift malam. Untuk shift pagi selama 6 jam dimulai dari jam 8.00-

14.00, kemudian shift siang selama 8 jam mulai jam 14.00-20.00 dan shift malam

selama 12 jam mulai dari jam 20.00-08.00. Untuk menganalisis tingkat kelelahan

umum yang dialami perawat pada shift pagi, sore dan malam menggunakan

metode subjective self rating test. Pengukuran dilakukan saat sebelum dan

sesudah melakukan pekerjaan. Hasil kuesioner subjective self rating test untuk

shift pagi didapatkan nilai t=-7.192 dan nilai p value 0.006 yang berarti terdapat

perbedaan tingkat kelelahan secara bermakna saat sebelum melakukan aktivitas

dan saat sesudah melakukan aktivitas pekerjaan pada shift pagi. Sedangkan pada

shift sore didapat nilai t=-3.905 dan nilai p value 0.030 berarti bahwa terdapat

perbedaan tingkat kelelahan secara bermakna saat sebelum melakukan aktivitas

dan saat sesudah melakukan aktivitas pekerjaan pada shift sore. Pada shift malam
didapat nilai t=4.852 dan nilai p value 0.020 berarti bahwa terdapat tingkat

kelelahan perbedaan secara bermakna saat sebelum melakukan aktivitas dan saat

sesudah melakukan aktivitas pekerjaan pada shift malam (Juniar dan Astuti,

2016).

Shift kerja juga digunakan oleh PT X dalam melakukan proses produksi.

Produk yang dihasilkan oleh PT X adalah Pupuk. PT X mempunyai 3 pabrik

dalam melakukan proses produksi, dimana pabrik I mempunyai kapasitas

produksi 450 ton/hari, pabrik II memiliki kapasitas produksi 750 ton/hari dan

pabrik III sebanyak 700 ton/hari. Dalam melakukan proses bagging untuk pupuk

yang dihasilkan, PT X dibantu oleh dua perusahaan yaitu perusahaan A dan

perusahaan B. Perusahaan A mengoperasikan 5 line bagging dan perusahaan B

mengoperasikan 3 line bagging. Proses bagging pupuk untuk setiap line memiliki

tiga stasiun kerja yaitu menyangkutkan karung yang telah diberikan merek untuk

diisi ke mesin bagging, memasang kabel tie dan menjahit karung pupuk.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan ditemukan bahwa waktu penyelesaian

pekerjaan tidak optimal. Untuk mencapai target produksi, perusahaan A dan B

memberlakukan shift kerja selama 24 jam per hari yang mengakibatkan tingginya

beban kerja baik fisik maupun mental pada tenaga kerja. Hal ini menjadi salah

satu sebab terjadinya penurunan jumlah produksi bagging pupuk (penurunan

produktivitas). Pengaruh shift kerja terhadap respon fisiologis dan psikologis

pekerja saat bekerja pada shift I dan shift II dan waktu standar yang diperlukan

dalam menyelesaikan bagging pupuk sebagai dasar untuk menentukan waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan target bagging pupuk PT X yang akhirnya

5
akan mengevaluasi penggunaan jadwal shift kerja yang lebih baik untuk mencapai

target bagging pupuk PT X. Metode yang direkomendasikan Manuaba dalam

menyelesaikan permasalahan di PT X adalah pengukuran denyut jantung,

penyebaran kuisioner NASA-TLX, pengukuran waktu kerja jam henti dan

evaluasi jadwal shift. Sampel yang diambil untuk data denyut jantung adalah 2

orang pekerja dari setiap perusahaan A dan B untuk setiap grup pada shift I dan

shift II. Sampel yang mengisi kuisioner beban kerja mental adalah semua pekerja

pada perusahaan A dan B pada saat pekerja bekerja siang hari atau shift I. Waktu

standar adalah data waktu 40 bagging pupuk dari 2 anak perusahaan, dan 2 grup

kerja serta 2 shift kerja yaitu shift I dan shift II. Hasil pengukuran denyut jantung,

pengisian kuesioner NASA-TLX, pengukuran waktu kerja jam henti dan evaluasi

jadwal shift menunjukkan bahwa shift kerja mempengaruhi respon fisiologis

pekerja dalam kategori antara sedang sampai dengan ekstrim berat untuk elemen

kerja ke empat (penyusunan pupuk ke pallet) untuk perusahaan B baik grup 1

maupun grup 2. Oleh sebab itu diperlukan suatu intervensi yaitu pemberian waktu

istirahat singkat diantara waktu kerja yang berfungsi membantu seseorang saat

melakukan pekerjaan yang cukup berat. Rata-rata waktu standar yang diperlukan

untuk menyelesaikan proses bagging pupuk oleh perusahaan A sebesar 0,12

menit/bagging dan 0,13 menit/bagging bagi perusahaan B dapat dijadikan sebagai

dasar untuk menyelesaikan target bagging yang ditetapkan PT X serta

merekomendasikan skedul shift kerja dengan rotasi pendek dan penambahan

jumlah pekerja proses bagging pupuk (Mesra, dkk, 2016).

6
PT BGR juga menggunakan shift kerja dalam proses produksi. Data

pengukuran adalah respon pekerja atau waktu reaksi yang di peroleh dari alat ukur

the online reaction timer test. Para pekerja responnya diukur berulang sampai 20

kali dan dicatat baik itu pada pekerja yang bekerja di shift pagi maupun shift

malam. Data waktu reaksi yang diperoleh di uji dengan T test. Hasil the online

reaction timer test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap

waktu kecepatan reaksi yang dihasilkan oleh pekerja operator antara shift pagi dan

Malam (Dewi, dkk, 2016).

Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul juga menggunakan shift kerja untuk tiap

perawat yang memiliki kecenderungan tingkat beban kerja tinggi. Hal ini

dimungkinkan karena perawat ruang Gawat Darurat dihadapkan pada pasien

dengan kondisi jiwa yang terancam, sehingga membutuhkan perhatian,

pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat memberikan tindakan dengan

cepat dan tepat. Metode yang digunakan adalah NASA-TLX dan bertujuan untuk

mengetahui tingkat beban kerja mental yang dirasakan perawat berdasarkan shift

kerja dan jenis kelamin perawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Nur

Hidayah Bantul. Hasil dari metode NASA-TLX dapat disimpulkan bahwa di

Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul pada Instalasi Gawat Darurat, tingkat beban

kerja mental yang dirasakan perawat berdasarkan shift kerja adalah 69,7% pada

shift pagi, 76,7% pada shift sore, dan 83% pada shift malam. Sedangkan beban

kerja mental perawat berdasarkan jenis kelamin adalah 77,7% untuk perawat laki-

laki dan 75,9% untuk perawat perempuan (Widiastuti, dkk, 2017).

7
Petugas pengendali kereta api stasiun besar kelas A Daerah Operasi

(DAOP) II Bandung juga menggunakan shift kerja untuk mengevaluasi pengaruh

shift kerja terhadap tingkat kelelahan dan performansi pengendali kereta api.

Partisipan merupakan 17 petugas pengendali kereta api stasiun besar kelas A

Daerah Operasi (DAOP) II Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) untuk mengukur kelelahan dan

Psychomotor Vigilance Task dengan waktu reaksi untuk mengukur performansi.

Pengolahan data dilakukan dengan uji statistika Friedman dan dilanjutkan dengan

uji Post Hoc Bonferonni-Dunn. Hasil dari kuesioner Swedish Occupational

Fatigue Inventory (SOFI), Psychomotor Vigilance Task, dan uji Post Hoc

Bonferonni-Dunn menunjukkan bahwa shift kerja signifikan mempengaruhi

tingkat kelelahan dan performansi pengendali kereta api, sehingga tindakan

perbaikan terhadap sistem shift kerja tidak terlalu diperlukan, namun jam kerja

masing-masing shift masih perlu mendapat perhatian (Irianti, 2017).

RSUD Karanganyar juga menggunakan sistem shift kerja yang dibagi

menjadi tiga, yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam. Untuk menganalisis

tingkat kelelahan umum yang dialami oleh perawat pada shift pagi, shift siang dan

shift malam digunakan metode Bourdon Wiersma dan kuesioner. Penilaian

Subjektif Penilaian Diri dan pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode

fisiologis kerja. Hasil Bourdon Wiersma diperoleh bahwa shift siang adalah shift

yang memiliki tingkat kelelahan yang paling tinggi berdasarkan 3 parameter yang

diukur adalah kecepatan, ketepatan dan keteguhan dan shift pagi dan shift siang

sebagai shift yang memiliki beban kerja paling tinggi berdasarkan hasil

8
pengukuran denyut nadi untuk menentukan jumlah konsumsi energi, konsumsi

oksigen dan% CVL untuk perawat dan kemudian kuesioner (Juniar, dkk, 2017).

Pelayanan navigasi juga menggunakan shift kerja untuk melakukan proses

scanning pada air situation display dalam mengatur lalu lintas pesawat yang akan

take off dan landing di Bandar Udara Internasional X dan pesawat overflying di

bawah FL245 di area Balikpapan TMA serta semua penerbangan dari dan yang

akan menuju Bandar Udara di Samarinda. Kegiatan ini termasuk ke dalam

pekerjaan yang membutuhkan kerja mental. Pelayanan navigasi melakukan

pengukuran beban kerja mental operator ATC menggunakan NASA –TLX

dengan tiga kondisi kerja yang berbeda yaitu shift pagi pada pukul 7.30-13.30

WITA, shift siang pada pukul 13.30-19.30 WITA, dan shift malam pada pukul

19.30-7.30 WITA. Hasil NASA –TLX menunjukkan bahwa beban kerja mental

operator ATC pada shift pagi masuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi

sekali. Shift kerja memiliki pengaruh terhadap beban kerja mental operator ATC

karena disebabkan oleh kepadatan traffic yang terjadi pada tiga kondisi kerja yang

berbeda yaitu shift pagi sebanyak 80 sampai 100 lebih traffic, shift siang sebanyak

20-80 traffic dan shift malam sebanyak 0-20 traffic (Putri, dkk, 2018).

PT Cahaya Fajar Kaltim juga menggunakan shift kerja dalam sistem

produksi. Sistem produksi yang digunakan di PT Cahaya Fajar Kaltim

menggunakan sistem otomasi sehingga semua proses produksi dilakukan secara

terpusat dengan menggunakan piranti elektronik berupa komputer di area

Distributed Control System (DCS). Pengukuran beban kerja mental menggunakan

metode NASA- Taks Load Indexs (TLX) dengan mempertimbangkan 3 kondisi

9
kerja yang berbeda yaitu shift pagi pada pukul 07.00-15.00, shift siang pada pukul

15.00-23.00, dan shift malam pada pukul 23.00-07.00. Hasil NASA- Taks Load

Indexs (TLX) menunjukan bahwa beban kerja mental yang diperoleh operator

boiler di area DCS didapat pada shift pagi termasuk ke dalam kategori beban kerja

mental tinggi, pada shift siang termasuk ke dalam kategori beban kerja mental

agak tinggi, dan pada shift malam termasuk ke dalam kategori beban kerja mental

tinggi (Surya, dkk, 2018).

Perusahaan X juga menggunakan shift dalam pengolahan minyak kelapa

sawit yang beroperasi secara kontiniu. Perusahaan X memiliki beberapa

departemen untuk mengoperasikan perusahaannya salah satunya departemen A

dan departemen B. Pada departemen A dan B Perusahaan X menerapkan shift

kerja untuk kelancaran operasionalnya. Shift kerja merupakan pola waktu kerja

yang diberikan pada karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan biasanya dibagi

atas kerja pagi, sore dan malam. Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri

dengan sistem shift kerja. Shift kerja membutuhkan banyak sekali penyesuaian

waktu. Karyawan yang menggunakan shift kerja mengalami kelelahan dan stres

yang berbeda dengan pekerja yang tidak menggunakan shift kerja. Metode yang

digunakan adalah penyebaran kuesioner dengan pengolahan data menggunakan

tabulasi pivot untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan tentang shift kerja

antara departemen A dan departemen B. Penyebaran yang dilakukan pada

pemahaman shift kerja didapat hasil signifikansi 0,039<0,05. Rata-rata tingkat

pemahaman shift kerja departemen A lebih tinggi yaitu 4,21 di bandingkan

dengan departemen B yaitu 4,13 (Fitra, 2019).

10
Sistem shift kerja juga merupakan pilihan yang tepat bagi semua jenis

bidang industri yang berproduksi secara terus menerus selama 24 jam seperti

industri migas. Akan tetapi, dalam penerapannya tentunya ada dampak negatif

yang dialami oleh pekerja shift karena jadwal kerja dan waktu istrahat yang tidak

teratur. Metode yang digunakan adalah pendekatan ergonomi dan psikososial

dengan melakukan pengukuran langsung kondisi fisik lingkungan kerja dan

kondisi tubuh operator serta menyebarkan kuesioner ke masing-masing operator

untuk mengetahui persepsi operator mengenai pengaruh psikososial dan ergonomi

terhadap kesehatan dan kinerja. Hasil pengukuran dan hasil kuesioner diuji

statistik dengan menggunakan regresi linear sederhana dan One Way Anova. Dari

hasil uji statistik diketahui psikososial dan ergonomi secara bersama-sama

memberikan pengaruh 33.5% terhadap kesehatan pada shift pagi, 25.7% pada shift

sore dan 38.0% pada shift malam sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil tersebut, rekomendasi yang bisa diberikan untuk perbaikan

sistem kerja dengan mempertimbangkan pengaruh shift kerja terhadap kesehatan

operator yang ada di unit pengolahan air PT Pertamina Refinery Unit V Balik

papan yaitu membenahi penerangan pada beberapa titik di lapangan yang belum

memadai saat ini, memilih bahan dan mendesain baju kerja yang sesuai pada saat

suhu lingkungan panas, memasang safety gate untuk menghindari gangguan

binatang buas pada saat operator bekerja shift malam, perlu menambah pengawas

lapangan dan operator wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) (Sarungu,

dkk, 2019).

11
2.2. Landasan Teori

2.2.1. Shift Kerja

Seseorang akan berbicara mengenai shift kerja bila dua atau lebih pekerja

bekerja secara berurutan pada lokasi pekerjaan yang sama. Bagi seorang pekerja,

shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama, baik teratur pada saat yang

sama (shift kerja kontinyu) atau pada waktu yang berlainan (shift kerja rotasi).

Shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa,

pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya,

sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadual

24 jam/hari. Biasanya perusahaan yang berjalan secara kontinyu yang menerapkan

aturan shift kerja ini (Nurmianto, 2008).

Bekerja dalam perputaran waktu dapat diatur dalam banyak cara. Bagi

industri manufaktur dan jasa, cara yang umum digunakan adalah membagi 24 jam

menjadi 3 shift dengan panjang yang sama. Di Inggris dan Eropa biasanya

diterapkan dari pukul 06.00 sampai 14.00 (shift pagi), 14.00 sampai 20.00 (shift

sore) dan 20.00 sampai 06.00 (shift malam) – atau satu jam (bisa 2 jam) lebih dulu

untuk tiap shift. Pekerja, seperti petugas kebersihan kantor, pedagang pasar,

biasanya melakukan pekerjaannya pagi-pagi. Beberapa pabrik dan toko retail sore

menawarkan suatu twilight shift (contoh, pukul 17.00-21.00) untuk wanita yang

bekerja sementara suaminya mengurus anak-anak (Nurmianto, 2008).

Lanfranchi, et.al. (2001) dalam Nurmianto (2008) mendefinisikan pekerja

shift sebagai seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu.

12
Para pekerja shift termasuk mereka yang bekerja pada jam-jam yang tidak umum,

minggu kerja yang tidak umum dan hari kerja yang yang diperpanjang.

2.1.1.1. Karakteristik dan Kriteria Shift Kerja

Shift kerja mempunyai dua macam bentuk, yaitu shift berputar (rotation)

dan shift tetap (permanent). Dalam merancang perputaran shift ada dua macam

yang harus diperhatikan menurut Nurmianto (2008) yaitu:

1. Kekurangan istirahat atau tidur hendaknya ditekan sekecil mungkin sehingga

dapat meminimumkan kelelahan.

2. Sediakan waktu sebanyak mungkin untuk kehidupan keluarga dan kontak

sosial.

Knauth (1988) dalam Nurmianto (2008) mengemukakan bahwa terdapat 5

faktor utama yang harus diperhatikan dalam shift kerja, antara lain:

1. Jenis shift (pagi, siang, malam).

2. Panjang waktu tiap shift.

3. Waktu dimulai dan diakhirinya satu shift.

4. Distribusi waktu istirahat.

5. Arah transisi shift.

2.2.1.2. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kesehatan Fisik

Sudah dipercaya bahwa sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada

shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja

dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi). Josling (1998)

dalam Nurmianto (2008) mempertegas anggapan tersebut dengan menyebutkan

13
hasil penelitian yang dilakukan oleh The circadian Learning Centre di Amerika

Serikat yang menyatakan bahwa para pekerja shift, terutama yang bekerja di

malam hari, dapat terkena beberapa permasalahan kesehatan. Permasalahan

kesehatan ini antara lain: gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan

darah tinggi, dan gangguan gastrointestinal. Segala gangguan kesehatan tersebut,

ditambah dengan tekanan stress yang besar dapat secara otomatis meningkatkan

resioko terjadinya kecelakaan pada para pekerja shift malam (Nurmianto, 2008).

2.2.1.3. Sistem Shift Kerja

Ada beberapa jenis sistem shift kerja yang dikenal perusahaan. Secara

umum, sistem itu dapat dibagi dalam beberapa pola, namun tidak menutup

kemungkinan suatu shift kerja dapat memiliki beberapa aspek dari pola yang

berlainan. Kogi (1985) dalam Nurmianto (2008) mencatat empat hal penting dari

sebuah sistem shift, yaitu:

1. Apakah shift kerja tersebut dilakukan pada waktu tidur seseorang yang

normal?

2. Apakah kerja dilakukan pada seminggu penuh atau memasukkan hari istirahat

diantaranya?

3. Bagaimana pembagian shift yang dilakukan dalam satu hari kerja?

4. Apakah pekerja melakukan shift yang sama setiap hari atau mengalami rotasi

dengan shift lain?

Pada dasarnya menurut Nurmianto (2008) terdapat tiga aspek penting yang

perlu diperhatikan dalam pemilihan sistem shift, yakni:

14
1. Kesehatan dan keselamatan pekerja

Calvarhais, Tepas dan Mahan (1988) dalam Nurmianto (2008) menjelaskan

bahwa suatu sistem syaraf manusia biasanya memiliki daya tolak yang luar

biasa terhadap perubahan yang tiba-tiba. Jadi, penjadwalan kerja seharusnya

diatur sehingga tidak mengganggu sistem syaraf tersebut secara berlebihan.

2. Performansi Kerja

Monk dan Wagner (1989) dalam Nurmianto (2008) menjelaskan bahwa

berkurangnya jumlah dan kualitas tidur pekerja malam mengacu pada

berkurangnya performansi pekerja. Pada beberapa pekerjaan, interaksi yang

terjadi pada kesenjangan kebutuhan kerja-kondisi tubuh degan kesulitan tidur

dapat menimbulkan penurunan secara signifikan pada performansi dan

keselamatan pekerja malam.

3. Interaksi Sosial

Nurmianto (2008) menjelaskan bahwa kebutuhan seseorang pasti berbeda-

beda. Permasalahan pokok yang berhubungan dengan shift kerja adalah

terkadang pekerja tidur saat kegiatan sosial berlangsung. Hal ini menyebabkan

pekerja sulit memberikan waktunya pada keluarga, berkumpul dengan teman

atau berinteraksi dengan masyarakat untuk mendapatkan nilai sosial yang

besar.

2.2.2. Kinerja

Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang

padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance. Istilah performance sering

diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah adalah keluaran yang dihasilkan

15
oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan suatu profesi dalam

waktu tertentu. Pekerjaan adalah aktivitas menyelesaikan sesuatu atau membuat

sesuatu yang hanya memelukan tenaga dan ketrampilan tertentu seperti yang

dilakukan oleh pekerja kasar atau blue collar worker. Contoh pekerjaan, yaitu

sopir bus, pembantu rumah tangga, tukang cukur, pengantar surat pos, dan tukang

kayu. Sementara itu, profesi adalah pekerjaan yang untuk menyelesaikannya

memerlukan penguasaan dan penerapan teori ilmu pengetahuan yang dipelajari

dari lembaga pendidikan tinggi seperti yang dilakukan oleh manajer, doker,

dosen, guru, hakim, jaksa, dan akuntan merupakan profesi (Wirawan, 2015).

Suatu pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator

yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya,

indikator pekerjaan sopir bus TransJakarta antara lain mengemudikan bus di jalan

khusus yang sudah disediakan, mematuhi peraturan lalu lintas, mencatat kehadiran

di halte dan stasiun, menaikkan dan menurunan penumpang, dan melayani

penumpang. Orang awam sering mengacaukan istilah produktivitas dengan

kinerja. Istilah produktivitas berasal dari kata produk dan jasa. Produk merupakan

hasil dari proses produksi yang didefinisikan sebagai rasio keluaran (output)

terhadap masukan (input). Ukuran produktvitas terdiri atas semua keluaran

organisasidibagi oleh semua masukan (O/I). Masukan meliputi bahan mentah,

energi, tenaga kerja, peralatan fasilitas, modal, sains, teknologi, dan sebagainya.

Tenaga kerja merupakan salah satu masukan dari atau kontribusi tenaga kerja

terhadap produktivitas. Jika produktivitas diukur dengan jumlah produk maka

16
produktivitas tenaga kerja adalah jumlah yang diproduksi dibagi dengan jumlah

tenaga kerja yang bekerja membuat produk (Wirawan, 2015).

Kinerja pegawai menurut Wirawan (2015) merupakan hasil sinergi dari

sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal

organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal karyawan atau

pegawai:

1. Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang

merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia

berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta

keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh,

misalnya pengetahuan, ketrampilan, etos kerja, pengalaman kerja dan motivasi

kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan

eksternal, faktor internal pengawas ini menentukan kinerja karyawan.

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya,

pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan

tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Oleh karena

itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi

yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas

karyawan.

3. Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan eksternal

organisasi adalah kejadian, keadaan, atau situasi yang terjadi di lingkungan

eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan. Budaya

17
masyarakat juga merupakan faktor esternal yang mempengaruhi kinerja

karyawan.

Faktor-faktor internal karyawan bersinergi dengan faktor-faktor

lingkungan internal organisasi dan faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi.

Sinergi ini memengaruhi perilaku kerja karyawan yang kemudian memengaruhi

kinerja karyawan. Kinerja karyawan kemudian menentukan kinerja organisasi

(Wirawan, 2015).

2.2.3. Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan prosedur yang berfungsi untuk melihat

hubungan linier antara satu variabel yang diidentifikasi sebagai variabel

independen atau bebas dengan variabel lain yang diidentifikasi sebagai variabel

dependen atau tergantung. Linearitas dalam hubungan ini menyiratkan fluktuasi

nilai variabel bebas di asumsikan mempengaruhi variabel tergantung. Hubungan

ini dikategorikan sebagai hubungan dependensi. Oleh karena itu dalam regresi

linier sederhana terdapat satu variable bebas satu variabel tergantung. Variabel

bebas berhubungan dengan variabel tergantung saat data dalam variabel –variabel

tersebut berdistribusi normal. Normalitas data merupakan identitas penghubung

antara variabel bebas dan variabel tergantung (Sarwono dan Salim, 2016).

Regresi linier sederhana menjelaskan mengenai hubungan antardua

variabel yang biasanya dapat dinyatakan dalam suatu garis regresi, serta

merupakan teknik dalam statistika parametrik yang digunakan secara umum untuk

untuk menganalisis rata-rata respons dari variabel y yang berubah sehubungan

dengan besarnya intervensi dari variabel x. Dalam regresi linier, variabel y dapat

18
disebut sebagai variabel respons, juga disebut sebagai variabel output dan tidak

bebas (dependent). Adapun variabel x dapat disebut sebagai variabel predictor

(digunakan untuk memprediksi nilai dari y), juga dapat disebut variabel

explanatory, input, regressors, dan bebas (independent) (Kurniawan dan Yuniarto,

2015).

2.2.3.1. Model Regresi Linier Sederhana

Berikut ini model yang digunakan dalam regresi linier sederhana menurut

Kurniawan dan Yuniarto (2015):

yi = β0 + β1xi + ɛi

Di mana:

yi adalah nilai output atau variabel respons ke-i

β0 dan β1 adalah parameter

xi yaitu nilai dari variabel independen ke-i

ɛi diasumsikan tidak saling berkorelasi atau independen N (0, σ2) sehingga mean E

{ɛi} = 0 dan varians σ2 {ɛi} = σ2

Model regresi linier sederhana terdiri dari fungsi rata-rata (mean):

E ( y| x = x) = β0 + β1xi

Estimasi fungsi regresinya dapat berupa:

Y = b0 + b1x

Dan fungsi variansnya:

Var(y| x = x ) = σ2

19
Parameter yang ada dalam fungsi rata-rata yaitu intersep (β0) merupakan

suatu titik perpotongan antara suatu garis dan sumbu y pada sumbu kartesius saat

nilai x = 0, juga merupakan nilai E ( y|x = x ) atau rata-rata pada variabel y apabila

nilai pada variabel x sama dengan 0. Slop (β1) merupakan kemiringan dari garis

regresi (kenaikan atau penurunan y untuk setiap perubahan satu satuan x) atau

koefesien regresi yang mengukur besarnya pengaruh x terhadap y jika nilai x naik

per unit. Koefisien adalah istilah umum untuk setiap parameter atau parameter

estimasi yang digunakan dalam persamaan untuk memprediksi y dari x. Dengan

memverifikasi parameter tersebut,maka didapatkan semua kemungkinan garis

lurus. Fungsi varians tersebut diasumsikan konstan dengan nilai positif dari σ2

yang tidak diketahui (Kurniawan dan Yuniarto, 2015).

Nilai observasi respon ke-i , yi ,akan tidak sama dengan dengan nilai

harapannya E ( y| x = x ) karena karena variansnya, σ2 > 0. Untuk menghitung

perbedaan antara keduanya, nilai observasi dan nilai harapannya, , ditemukan

suatu nilai yang disebut statistical error, ei. Error ei bergantung pada parameter

yang tidak diketahui dalam fungsi rata-rata dan tidak pada nilai yang diamati. Jika

fungsi rata-rata diasumsikan salah, maka perbedaan atau selisih antara data yang

diamati dan fungsi rata-rata yang salah akan menghasilkan sebuah komponen

tidak random (Kurniawan dan Yuniarto, 2015).

2.2.4. Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set pertanyaan yang secara

logis berhubungan dengan maslah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan

jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis menurut

20
Nazir dalam Ginting (2015). Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci

dan lengkap. Kuesioner atau angketm Arikunto dalam Ginting (2015) adalah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan

respon sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan kuesioner menurut

Ginting (2015) adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan

analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa

orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan

atau oleh sistem yang sudah ada.

Macam-macam kuesioner menurut Ginting (2015) yang ditinjau dari

beberapa segi yaitu:

1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, terbagi atas:

a. Kuesioner langsung

Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi

langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.

b. Kuesioner tidak langsung.

Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh

orang bukan dimintai keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya

digunakan untuk mencari informasi tentan bawahan, anak, saudara,

tetangga, dan sebagainya.

2. Ditinjau dari segi cara menjawab

Ditinjau dari segi cara menjawabnya maka kuesioner dibedakan atas:

a. Kuesioner tertutup

21
Pertanyaan dengan jawabn tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua

alternative jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden

tinggal memilih alternative jawaban yang dianggapnya sesuai. Salah satu

keuntungannya untuk kuesioner ini adalah:

1. Jawaban-jawaban bersifat standar dan bisa dibandingkan dengan

jawaban orang lain.

2. Jawaban-jawabannya jauh lebih mudah dikoding dan dianalisis,

bahkan sering secara langsung dapat dikoding.

3. Responden lebih merasa yakin akan jawaban-jawabannya, terutama

bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin.

4. Jawaban-jawaban relative lebih lengkap karena sudah dipersiapkan

sebelumnya oleh peneliti.

5. Analisis dan formulasinya lebih mudah jika dibandingkan dengan

model kuesioner dengan jawaban terbuka.

Skala Pengukuran

2.3. Gambaran Umum PT Sari Dumai Sejati

2.3.1. Sejarah PT Sari Dumai Sejati

PT Sari Dumai Sejati (SDS) adalah perusahaan yang tergabung dalam

Apical Group, RGE Pte Ltd yang didirikan oleh Sukanto Tanoto pada tahun 1973

sebagai RGM. Aset yang dimiliki oleh perusahaan RGE per hari melebihi US$ 15

miliar dengan lebih dari 50.000 karyawan yang memiliki opersi di Indonesia,

China, Malaysia, Brazil, Philipina dan jaringan penjualan meliputi empat benua,

yang saat ini berpusat di Singapura. RGE Ltd adalah sebuah grup perusahaan

22
kelas dunia yang berfokus pada industri manufaktur berbasis sumber daya yang

pokoknya diubah menjadi produk akhir yang dapat meningkatkan kualitas hidup

sehari-hari (Thohori, 2011).

Apical Group Ltd adalah salah satu eksportir minyak terbesar di Indonesia,

memiliki dan mengontrol spectrum yang luas dari nilai bisnis minyak sawit dari

sumber untuk distributor dan bergerak dibidang penyulingan, pengolahan dan

perdagangan minyak sawit untuk keperluan domestik dan ekspor internasional.

Model bisnis Apical Ltd menurut Thohori (2011) dibangun berdasarkan atas tiga

kekuatan inti, yaitu:

1. Sebuah sumber CPO jaringan yang handal dan luas di Indonesia.

2. Integrasi penuh atas kilang primer dan sekunder efisien dilokasi startegis di

Indonesia dan China.

3. Saluran logistik yang efisien didukung oleh manufaktur Apical sendiri untuk

memberikan kualitas CPO dan PKO kepada costumers baik diverifikasi mulai

dari rumah perdagangan internasional untuk pembeli industri lokal.

Apical dibentuk pada tahun 2006 untuk mengkonsulidasikan bisnis hilir

kelapa sawit dan RGE, kegiatan usaha hilir sebenarnya dimulai jauh lebih awal

pada tahun 1989 dengan perolehan 30 ton per kilang minyak sawit per hari di

Tanjung Balai Sumatera oleh Asian Agri. Bisnis Apical Group menurut Thohori

(2011) terdiri dari beberapa aktivitas-aktivitas utama dibawah ini:

1. Pengilangan dan fraksinasi CPO (Crude Palm Oil), CPKO (Crude Palm

Kernal Oil), dan minyak nabati.

2. Penghancuran inti sawit.

23
3. Produksi mentega putih, margarin, dan powder fat, formulated fats, dan

biodiesel.

4. Produksi asam lemak dan gliserol.

5. Perdagangan dan distributor CPO dan PKO ke pasar global.

Apical group di wilayah Sumatra memiliki luas lahan sawit sekitar

150.000 ha dan 17 unit PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Bahan baku yang dibutuhkan

oleh PT Sari Dumai Sejati adalah CPO yang disuplai dari berbagai PKS yang

tergabung dalam Apical Group yang nantinya akan didistribusikan melalui truk

tangki dan tangker pengangkutan CPO. PT Sari Dumai Sejati memiliki 4 plant,

yaitu refinery, oleochemicals, biodiesel, dan KCP (kernel crushing plant)

(Thohori, 2011).

2.3.2. Visi dan Misi PT Sari Dumai Sejati

Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan

terbesar dan terbaik, senantiasa menciptakan manfaat bagi masyarakat, negara,

iklim, pelanggan, dan perusahaan. Adapun visi dan misi Apical ialah menjadi

perusahaan minyak nabati berskala dunia yang terkemuka dan berkelanjutan

(Thohori, 2011).

1. Achivement Throught Team Work

Kami bekerja sama sebagai tim yang saling melengkapi, proaktif dan

membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

2. Passion

24
Kita berkeinginan tentang apa yang kita lakukan. Kami berusaha mencapai

hasil yang diinginkan dalam waktu singkat dengan kualitas terbaik dan cost

serendah-rendahnya.

3. Integrity

Kita bersikap keras pada kejujuran dan integritas, kita mengatakan apa yang

kita maksud dan berarti apa yang kita lakukan.

4. Care

Kita memperlakukan orang-orang kita dengan hormat dan martabat,

mengembangkan dan melatih orang-orang sehingga mereka mencapai potensi

penih mereka, serta dapat memperhatikan dan menghargai orang-orang

disekitar kita berdasarkan kontribusi mereka.

5. Active Corporate Citizen

Sebagai warga negara yag baik, kami secara aktif mengelola masalah

lingkungan hidup.

6. Leadership

Kami memimpin dengan contoh, kami percaya bahwa dalam pengambilan

kepemilikan dan memiliki sikap bisa memalukan dalam tujuan kami.

2.3.3. Struktur Organisasi PT Sari Dumai Sejati

Struktur, bentuk dan sistem pengelolaan (Manajemen Perusahaan) sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan

perusahaan, maka ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Sehingga

diperlukan struktur organisasi perusahaan yang baik agar tercapai efisiensi dan

efektivitas perusahaan (Thohori, 2011).

25
1. Manajemen Organisasi Perusahaan Manajemen organisasi PT Sari Dumai

Sejati disusun secara vertical dari pimpinan tertinggi hingga pelaksana-

pelaksana dibawahnya. Struktur ini menunjukkan tanggungjawab dan

wewenang masing-masing personil yang terlibat dalam pengelolaan pabrik,

serta hubungan keterkaitan antara personil tersebut. Pimpinan tertinggi pabrik

dikepalai oleh General Manager.

2. Karyawan Kegiatan industri Pengolahan CPO PT Sari Dumai Sejati serta

menyerap tenaga kerja buruh dan karyawan sebanyak 237 orang yang terdiri

dari berbagai tingkat pendidikan. Perbandingan jumlah karyawan laki-laki dan

perempuan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 221 92,25
2 Perempuan 16 6,75
237 100
Sumber: Data PT Sari Dumai Sejati

Sedangkan distribusi karyawan berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini:

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Tamatan SLTP 26 10,97
2 Tamatan SMU/SMK 102 43,04
3 Tamatan Akademi /D3 55 23,21
4 Tamatan Perguruan Tinggi/S1 52 21,94
5 Tamatan Perguruan Tinggi/S2 2 0,84
Jumlah 237 100
Sumber: Data PT Sari Dumai Sejati

Berikutnya distribusi karyawan berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel

2.3 dibawah ini:

26
Tabel 2.3. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Usia
No Tingkat Umur Jumlah Persentase (%)
1 17 tahun – 25 tahun 97 40,93
2 26 tahun – 35 tahun 91 38,40
3 36 tahun – 49 tahun 42 17,72
4 50 tahun keatas 7 2,95
Jumlah 237 100
Sumber: Data PT Sari Dumai Sejati

2.3.4. Sistem Shift Kerja Di PT Sari Dumai Sejati

Jadwal kerja shift di PT Sari Dumai Sejati diatur sesuai shift, dan shift

ditetapkan 3 (tiga) shift dalam satu hari dan masing-masing shift bekerja 7 (tujuh)

jam, kelebihan kerja dihitung sebagai lembur.

1. Shift I : Pukul 07.00 s.d 15.00.

2. Shift II : Pukul 15.00 s.d 23.00.

3. Shift III : Pukul 23.00 s.d 07.00.

a. Waktu Kerja

Waktu kerja untuk masing-masing bagian di PT Sari Dumai Sejati baik

pekerja kantor, pekerja produksi (shift & non-shift), bagian logistic/ transport,

gudang kemasan dan bagian keamanan akan diatur terpisah dengan

berpedoman jam kerja perusahaan. Masing-masing pekerja yang bersangkutan

sesuai sifat dan kondisi kerja setelah menjalankan pekerjaan selama 4 jam

terus menerus akan diberikan waktu istirahat paling sedikit 30 menit dan

waktu istirahat tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.

b. Kerja Lembur

Apabila perusahaan memerlukan maka pekerja harus bersedia untuk

melakukan kerja lembur sesuai dengan ketetapan perusahaan antara lain:

27
1) Untuk memenuhi rencana kerja perusahaan dan pelayanan terhadap

pelanggan.

2) Jika pada Jika pada waktu-waktu tertentu atau berulang dan atau ada

pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan tidak mungkin

ditangguhkan.

3) Dalam keadaan terjadinya bahaya seperti kebakaran, banjir, bencana

alam, wabah dan lain-lain.

4) Dalam hal pekerjaan regu untuk melanjutkan pekerjaan karena

penggantinya belum datang.

Pelaksanaan kerja lembur diatur sebagai berikut:

1) Perintah kerja lembur dari atasan masing-masing secara tertulis disampaikan

sebelum lembur kerja tersebut dilaksanakan, kecuali dalam keadaan yang

sangat mendesak.

2) Setelah kerja lembur selesai dilaksanakan, laporan pelaksanaan kerja lembur

ditulis dalam surat lembur oleh atasan masing-masing disertai Surat Perintah

Lembur (SPL) dan diserahkan kebagian personalia.

3) Kerja lembur yang bukan atas dasara perintah pimpinan perusahaan (tanpa

SPL) dianggap tidak ada lembur karena tidak sah. Setiap pekerja yang telah

menyatakan sanggup bekerja lembur harus sungguhsungguh melakukan tugas

yang dipercayakan kepadanya. Penyalahgunaan waktu pada jam-jam lembur

dianggap sebagai pelanggaran. Bagi pekerja staf/ pimpinan tidak berhak

mendapat upah lembur sesuai ketentuan yang berlaku.

28
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan. 2015. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta:Salemba


Empat.

Sarwono, Jonathan dan Hendra Nur Salim. 2017. Prosedur-Prosedur Populer


Statistik untukAnalisis Data Riset Skripsi. Yogyakarta: Gava Media.

Ginting, Rosnani. 2015. Kuesioner Alat Ukur Kepuasan Konsumen Terhadap


Produk. Medan: USU Press.

Kurniawan, Robert dan Budi Yuniarto. 2016. Analisis Regresi Dasar dan
Penerapannya dengan R. Depok: Prenadamedia Group.

Putri, Rizka Amanda, dkk. 2018. Analisis Pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban
Kerja Mental pada Operator Air Traffict Control (ACT) dengan Metode
NASA-TLX. Samarinda.

Surya, Riko Ardhi, dkk. 2018. Analisis Pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban
Kerja Mental pada Operator Distributed Control System (DCS) dengan
Metode NASA-Taks Load Index (TLX). Samarinda.

Juniar, Helma Hayu, dkk. 2017. Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat
Kelelahan dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar.
Surakarta.

Juniar, Helma Hayu dan Rahmaniyah Dwi Astuti. 2016. Analisis Sistem Kerja
Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Perawat di Bangsal Bedah RSUD
Karanganyar menggunakan Subjective Self Rating Test. Yogyakarta.

Mesra, Trisna, dkk. 2016. Evaluasi Shift Kerja dan Penentuan Waktu Standar PT
X Berdasarkan Beban Kerja. Padang.

Widiastuti, Retno, dkk. 2017. Penentuan Beban Kerja Mental Perawat


Berdasarkan Shift Kerja dan Jenis Kelamin Menggunakan Metode National.
Yogyakarta.

Irianti, Lauditta. 2017. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan dan Performansi
Pengendali Kereta Api Indonesia. Bandung.

Dewi, Diana Chandra, dkk. 2016. Pengukuran Kelelahan shift Kerja pada Pekerja
Pabrik Kelapa Sawit PT BGR Jambi. Malang.

29
Sarungu, Selvia, dkk. 2019. Usulan Perbaikan Sistem Kerja Dengan
Mempertimbangkan Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kesehatan Operator.
Kalimantan Timur.

Fitra. 2019. Pengukuran Tingkat Pemahaman Shift Kerja Perusahaan X. Dumai.

30

Anda mungkin juga menyukai