Anda di halaman 1dari 50

STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA PENINGKATAN

PENDAPATAN KELUARGA JAMBU BATU


DI KOTA DUMAI
Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Oleh:
RIZKA MEILANI
1826201076

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji


Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri
Strata 1 Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Dengan Judul

STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA PENINGKATAN


PENDAPATAN KELUARGA JAMBU BATU
DI KOTA DUMAI

Dumai, Maret 2022

Tim Penguji :

Ketua : Ir. H. Yusrizal, M.M

Sekretaris : Fitra, S.T., M.Sc

Anggota : Trisna Mesra, S.T., M.T

Soni Fajar Mahmud, S.Sos., M.Si

Dra. Hj. Sirlyana, M.P

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA PENINGKATAN


PENDAPATAN KELUARGA JAMBU BATU
DI KOTA DUMAI

Diajukan untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Dumai, Maret 2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. H. Yusrizal, M.M Fitra, S.T., M.Sc


NIDN. 1021016401 NIDN. 1010028204

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Ketua

Dra. Hj. Sirlyana, M.P


NIP. 196303121991122001

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Rizka Meilani


Nim : 1826201076
Konsentrasi* : Manajemen
Menyatakan Tugas Akhir dengan judul berikut:
Studi Kelayakan Bisnis Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Jambu Batu Di
Kota Dumai
Dosen pembimbing utama : Ir. H. Yusrizal, M.M
Dosen pembimbing pendamping : Fitra, S.T., M.Sc
1. Karya tulis ini adalah benar-benar ASLI dan BELUM PERNAH diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di STT Dumia maupun di Perguruan Tinggi
lainnya.
2. Karya tulis ini merupakan gagasan, rumusan dan penelitian SAYA sendiri,
arahan dari Tim Dosen Pembimbing serta mempertimbangkan masukkan dari
beberapa pihak.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan nama pengarang dan disebutkan dalam daftar pustaka pada karya
tulis ini.
4. Pernyataan ini SAYA buat dengan sesungguhnya, apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka SAYA
bersedia menerima SANKSI AKADEMIK dengan pencabutan gelar yang
sudah diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Perguruan Tinggi.
Dumai, Maret 2022

Rizka Meilani
NIM. 1826201076

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalammualaikum warohmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran
dan kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan saya bisa
menyelesaikan kuliah saya tepat pada waktunya.

Kepada kedua orang tua, terima kasih Ibu saya Supartin karena selalu
menyemangati dan memberikan saran yang terbaik untuk saya, untuk Bapak saya
Sulan terima kasih karena selalu memberikan kata-kata motivasi dan selalu
menghibur saya ketika saya sedang lelah dengan dunia perkuliahan. Terima kasih
untuk kakak dan adik saya yang selalu menyemangati saya untuk terus mengejar
mimpi saya yaitu menyelesaikan perkuliahan ini. Terima kasih atas doa dan
dukungannya keluargaku.

Terima kasih kepada partner yang menemani dan membantu saya menjalani dunia
perkuliahan, bestie, dan juga yang katanya rival saya Nurul Rahayu dan sahabat-
sahabat saya yang sudah menemani saya selama ini Vina, Febrika, Desy yang selalu
memotivasi saya agar tetap semangat dan jangan mudah menyerah. Tidak lupa juga
saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan dan juga semua
pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang sudah berjuang dan membantu
saya sampai saat ini. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT, aamiin
aamiin ya rabbal allamin.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarakatuh

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, berkat rahmat

serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas Akhir dengan judul “Studi Kelayalan

Bisnis Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Jambu Batu Di Kota Dumai” ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan Strata Satu Teknik Industri di Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Dumai.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari

berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini dan secara khusus pada

kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Ibu Dra. Hj. Sirlyana, MP., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.

2. Bapak Juni, S, S.T., M.T., selaku Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi Teknologi

Dumai.

3. Bapak Ir. Yusrizal, M.M., selaku Pembantu Ketua II sekolah Tinggi Teknologi

Dumai serta Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Ibu Dr. Melliana, S.T., M.M., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.

5. Bapak Azmi, S.T., M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Industri

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.

6. Ibu Novri Jenita Marbun, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademik.

7. Ibu Fitra, S.T., M.sc., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.

vi
8. Seluruh anggota Usaha Peningkatan Penadapatan Keluarga (UP2K) Jambu

Batu yang telah membantu serta mendukung Penulis dalam melakukan

penelitian.

9. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Sekolah

Tinggi Teknologi Dumai yang telah mengajarkan banyak Ilmu Pengetahuan.

10. Kepada kedua orang tua, kakak serta adik tersayang, yang telah memberikan

nasihat, perhatian dan doa kepada Penulis selama menjalankan pendidikan di

Sekolah Tinggi Teknologi Dumai.

11. Semua teman-teman mahasiswa Teknik Industri yang telah banyak membantu

yang tidak dapat Penulis ungkapkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas akhir ini karena

keterbatasan ilmu yang Penulis miliki dalam pembuatan tugas akhir ini yang jauh

dari kata sempurna. Untuk itu dengan tidak mengurangi rasa hormat, dengan segala

kerendahan hati, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun, dan bermanfaat untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis berhadap

semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan seluruh

pihak pada umumnya.

Dumai, Maret 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4. Batasan masalah................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 5
2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 5
2.2. Landasan Teori .................................................................................. 10
2.2.1. Pengertian Bisnis ...................................................................... 10
2.2.2. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ........................................... 11
2.2.3. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ............................ 12
2.2.4. Kesalahan dalam Menyusun Studi Kelayakan Bisnis ................ 14
2.2.5. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis .............................................. 15
2.2.6. Aspek-aspek Penilaian Kelayakan Bisnis .................................. 17
2.2.6.1. Aspek Hukum ............................................................. 17
2.2.6.2. Aspek Pasar dan Pemasaran ........................................ 20
2.2.6.3. Aspek Teknis dan Teknologi ....................................... 24
2.2.6.4. Aspek Manajemen dan Organisasi ............................... 25

viii
2.2.6.5. Aspek Finansial ........................................................... 25
2.2.7. Analisis SWOT ........................................................................ 30
2.3. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Jambu Batu ........... 31
2.3.1. Visi dan Misi UP2K Jambu Batu .............................................. 32
2.3.2. Struktur Organisasi UP2K Jambu Batu ..................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 34
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 34
3.2. Objek Penelitian ................................................................................. 34
3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35
3.5. Teknik Analisi Data ........................................................................... 35
3.7. Diagram Alir Penelitian ..................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UP2K Jambu Batu .......................................... 33


Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 37

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Resume Tujuan Pustaka ....................................................................... 8

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas pereknomian

suatu negara dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Di era perekonomian

yang tidak stabil saat ini, menyebabkan melonjaknya pengangguran dan angka

kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut menuntut pemerintah untuk melakukan

langkah cerdas dan solusi yang tepat untuk mengurangi angka kemiskinan. Salah

satu program yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di

Indonesia yaitu dengan membentuk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

(UP2K).

Usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga yang di

cerminkan dengan meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan. Program UP2K adalah salah satu bentuk program yang diambil

pemerintah yang ditujukan kepada kaum perempuan dan hanya diprioritaskan

kepada meraka yang kurang mampu atau minim modal untuk membuka atau

mengembangkan usahanya, sehingga mereka tidak mampu untuk meningkatkan

pendapatan mereka. Dengan kata lain pendapatan mereka hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa adanaya penambahan modal dari

pendapatan mereka. Program ini dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan

keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif.


Salah satu Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang ada di

Kota Dumai yaitu UP2K Jambu Batu yang terletak di Kelurahan Bangsal Aceh.

UP2K Jambu Batu merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang produksi

pembuatan kue-kue kering seperti kerupuk bawang, kacang toujen, dan kacang

selimut. UP2K Jambu Batu telah terbentuk sejak tahun 2011 dimana seluruh

anggotanya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu menambah

pendapatan keluarganya. Seiring berjalannya waktu UP2K Jambu Batu terus

meningkatkan produksinya karena meningkatnya permintaan konsumen. Namun,

mulai dari tahun 2020 UP2K Jambu Batu mengalami penurunan pendapatan yang

disebabkan oleh munculnya wabah Covid-19 yang melanda dunia dan juga naiknya

harga bahan baku. Covid-19 sangat berdampak pada masyarakat baik dalam bidang

kesehatan, perekonomian hingga pendidikan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

analisa kelayakan bisnis sebagai pertimbangan dalam menjalankan usaha dimasa

yang akan datang. Menurut Kasmir dan Jakfar dalam Kakerissa (2018), studi

kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang

suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau

tidak usaha tersebut dijalankan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Jambu Batu Di Kota Dumai”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kelayakan bisnis UP2K

2
Jambu Batu dalam aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan

teknologi, aspek manajemen dan organisasi, dan aspek keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini adalah

untuk mengetahui kelayakan bisnis UP2K Jambu Batu pada aspek hukum, aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi,

dan aspek keuangan.

1.4. Batasan Masalah

Pada penelitian ini supaya lebih fokus dan terarah, maka perlu di berikan

batasan masalah yaitu masalah yang diteliti hanya berdasarkan aspek hukum, aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi,

dan aspek keuangan, serta data penelitian ini tidak dipengaruhi oleh kepuasan

konsumen.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang tertuang di dalam tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana mengimplementasikan ilmu-ilmu

tentang studi kelayakan bisnis yang dipelajari saat berkuliah, serta menambah

ilmu dan wawasan peneliti tentang dunia bisnis yang sebenarnya.

3
2. Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat

digunakan sebagai tambahan referensi penelitian selanjutnya.

3. Bagi UP2K Jambu Batu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menjalankan bisnis, sehingga kedepannya UP2K Jambu Batu dapat

mengembangkan bisnis dengan sebaik-baiknya.

4
5

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Kakerissa (2018), melakukan studi kelayakan bisnis jus pala di Negeri Booi-

Saparua. Pala Booi merupakan sebutan masyarakat Negeri Booi, Kecamatan

Saparua, Kabupaten Maluku Tengah bagi tanaman pala milik mereka. Kapasitas

panen buah pala adalah 900-1200 buah pala gelondongan (utuh) per pohon atau

37,5–50 kg. Dengan kondisi ini, dapat diperkirakan jumlah daging buah pala yang

terbuang di negeri Booi adalah sebanyak 152.880 kg atau 152,88 ton daging buah

pala per tahun. Jus pala merupakan alternatif minuman ringan yang sehat dan masih

langka di masyarakat sehingga layak untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukan

suatu studi kelayakan bisnis yang dapat menjadi acuan untuk membangun usaha

tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil studi kelayakan bisnis

berdasarkan aspek hukum, sosial, budaya, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen,

keuangan, ekonomi, serta lingkungan menyatakan bahwa Jus Pala Booi layak untuk

dikembangkan sebagai industri rumah tangga masyarakat negeri Booi.

Nadya, dkk (2018), juga melakukan analisis studi kasus kelayakan usaha

penggilingan padi pada Desa Sungai Kuruk I. Penggilingan padi memiliki peran

yang sangat penting dalam menunjang sistem agroindustri padi di pedesaan. Tujuan

penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi

yang ditinjau dari aspek teknis teknologi dan aspek ekonomi (net presen value

(NPV), internal rate of retum (IRR), profitability rasio (PR), payback period (PP),

dan break even point (BEP). Hasil analisis studi kelayakan usaha penggilingan padi
didapatkan nilai net presen value (NPV) sebesar Rp 109.323.410, internal rate of

retum (IRR) sebesar 19,96%, nilai profitability rasio (PR) 1,75 nilai payback period

(PP) selama 2 tahun 3 bulan 3 hari, dan nilai break even point (BEP) selama 3 tahun

3 bulan. Dari penelitian studi kelayakan penggilingan padi di Desa Sungai Kuruk I

yang telah dilakukan, usaha tersebut layak untuk di lanjutkan.

Nasution dan Nurhadi (2019), melakukan studi kelayakan bisnis produksi

dan pemasaran cake di CV Yeye Group Bandung. CV Yeye Group merupakan salah

satu perusahaan kuliner yang memproduksi dan menjual beberapa jenis makanan

cepat saji, diantaranya adalah mie ramen, batagor, baso, ayam bakar, dan lain-lain.

Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui besar kebutuhan modal usaha

yang diperlukan guna mendirikan bisnis kuliner yang baru, serta besar potensi pasar

dan tingkat kelayakan usaha apabila direalisasikan. Beberapa aspek yang

diperhatikan adalah aspek pasar, pemasaran, teknis, tekonologi, organisasi,

manajemen, dan keuangan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis usaha

berdasarkan nilai profitaibility index (PI), payback period (PP), return of investment

(ROI), net present value (NPV), Interest rate or return (IRR), dan analisis risiko.

Hasil analisis kelayakan menunjukan bahwa usaha ini layak untuk direalisasikan,

yang ditunjukkan oleh analisis aspek keuangan dengan nilai PI lebih dari 1 dan nilai

PP kurang dari 3 tahun.

Khamaludin, dkk (2019), melakukan studi kelayakan bisnis bengkel bubut

Cipta Teknik Mandiri studi kasus di Perumnas Tangerang Banten. Bengkel Bubut

Cipta Teknik Mandiri merupakan usaha bengkel bubut yang dapat memproduksi

aksesoris sepeda motor yang dijual ke seluruh indonesia. Pada tahun 2018, rata-rata

6
penjualan per-bulan sebanyak 200 unit dengan harga rata-rata Rp 150.000,00/unit.

Permintaan akan produk ini cenderung naik dari awal dioperasikannya. Dengan

menganalisis aspek pasar menggunakan metode SWOT, studi kelayakan dari aspek

finansial diharapkan mampu memberikan gambaran kelayakan pengembangan

bisnis produksi dan jasa Bengkel Bubut Cipta Teknik Mandiri. Bisnis dengan jenis

usaha membuat dan memasarkan aksesoris motor ini layak untuk dijalankan dengan

pertimbangan studi kelayakan pasar dan analisis aspek finansial berupa payback

period (PBP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan break

even point (BEP). Berdasarkan pada data dan paparan di atas maka Bengkel Bubut

Cipta Teknik Mandiri yang berada di Perumnas Karawaci Tangerang layak untuk

dikembangkan.

Prabowo dan Hidayah (2021), melakukan analisis kelayakan investasi

mesin bubut di Passenger Boarding Bridge Business Unit PT Bukaka Teknik

Utama, Tbk. PT Bukaka Teknik Utama, Tbk., merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang kontruksi dengan salah satu produknya adalah garbarata.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur sarana tranportasi udara,

PT Bukaka Teknik Utama, Tbk., terkena dampak dengan melonjaknya permintaan

garbarata. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis investasi penambahan

mesin bubut yang dibutuhkan selama 7 tahun mendatang, dalam aspek teknis,

maupun dalam aspek finansial yang meliputi analisis net present value (NPV),

analisis internal rate return (IRR), analisis payback period (PP), dan analisis

sensitivitas. Berdasarkan aspek teknis, perusahaan layak untuk menambahkan 1

unit mesin bubut pada tahap preparation. Dari aspek finansial melalui analisis NPV

7
didapatkan nilai sebesar Rp. 266.314.045, analisis IRR mendapatkan 72% lebih

besar dari nilai MARR yang ditetapkan perusahaan sebesar 16%. Payback period

terjadi pada 1 tahun 4 bulan 16 hari, dan perubahan naik dan turunnya biaya

operasional sampai dengan 5% tidak sensitif terhadap keputusan investasi.

Berdasarkan 5 jurnal pada tinjauan pustaka yang Penulis ambil, maka untuk

memperjelas jurnal-jurnal tersebut Penulis membuat resume tinjauan pustaka yang

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Resume Tinjauan Pustaka


No Judul Oleh Hasil Perbandingan
1 Studi Kakerissa, Berdasarkan aspek Aspek yang
kelayakan A.L., hukum, sosial, budaya, diteliti aspek
bisnis jus pala (2018) pasar dan pemasaran, hukum, budaya,
di Negeri Booi- teknis, manajemen, pasar dan
Saparua keuangan, ekonomi, pemasaran,
serta lingkungan teknis,
menyatakan bahwa jus manajemen,
pala Booi layak untuk keuangan,
dikembangkan sebagai ekonomi, dan
industri rumah tangga lingkungan
masyarakat negeri
Booi
2 Analisis studi Nadya, Didapatkan nilai net Aspek yang
kelayakan dkk, presen value (NPV) diteliti yaitu
usaha (2018) sebesar Rp aspek teknis
penggilingan 109.323.410, internal teknologi dan
padi pada Desa rate of retum (IRR) aspek ekonomi
Sungai Kuruk I sebesar 19,96%, nilai
profitability rasio (PR)
1,75 nilai payback
period (PP) selama 2
tahun 3 bulan 3 hari,
dan nilai break even
point (BEP) selama 3
tahun 3 bulan. Dari
penelitian tersebut

8
Tabel 2.1. Resume Tinjauan Pustaka (Lanjutan)
No Judul Oleh Hasil Perbandingan
usaha tersebut layak
untuk di lanjutkan
3 Studi kelayakan Nasution Hasil analisis kelayakan Aspek yang
bisnis produksi dan menunjukan bahwa diperhatikan
dan pemasaran Nurhadi, usaha ini layak untuk adalah aspek
cake di Kota (2019) direalisasikan, yang pasar,
Bandung (Kasus ditunjukkan oleh pemasaran,
di CV Yeye analisis aspek keuangan
teknis,
Group) dengan nilai PI lebihtekonologi,
dari 1 dan nilai PP organisasi,
kurang dari 3 tahun manajemen, dan
keuangan
4 Studi kelayakan Khamalu Bengkel Bubut Cipta Aspek yang
bisnis bengkel din, dkk, Teknik Mandiri yang digunakan yaitu
bubut cipta (2019) berada di Perumnas aspek pasar
teknik mandiri Karawaci Tangerang dengan analisis
(Studi Kasus di layak untuk metode SWOT
Perumnas dikembangkan dan aspek
Tangerang berdasarkan aspek pasar finansial
Banten) dengan analisis metode berdasarkan
SWOT dan aspek metode payback
finansial berdasarkan period (PBP),
metode payback period net present
(PBP), net present value (NPV)
value (NPV) dan dan internal rate
internal rate return return (IRR)
(IRR) dan break even dan break even
point (BEP). point (BEP)
5 Analisis Prabowo Berdasarkan history Aspek yang
kelayakan dan permintaan garbarata diteliti yaitu
investasi mesin Hidayah, pada tahun 2011 sampai aspek teknis dan
bubut di (2021) tahun 2018 aspek finansial
Passenger mendapatkan
Boarding Bridge perhitungan untuk
Business Unit PT menambah 1 unit mesin
Bukaka Teknik bubut untuk memenuhi
Utama, Tbk. permintaan garabarata
Sumber: Pengolahan Data, 2022

9
2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Bisnis

Bisnis adalah sebuah usaha, perseorangan atau kelompok, yang bertujuan

memperoleh keuntungan. Bisnis tidak hanya bergantung pada modal uang, tetapi

juga banyak faktor yang mendukung terlaksananya bisnis, misalnya reputasi,

keahlian, ilmu, sahabat, dan kerabat dapat menjadi modal bisnis. Bisnis adalah

usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi

untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Bisnis dalam arti luas adalah semua aktivitas dan

institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis

adalah suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan

kebutuhan masyarakat (Sobana, 2018).

Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi

pemilik bisnis, baik keuntungan jangka pendek maupun keuntungan jangka

panjang. Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial. Besarnya

keuntungan ditetapkan sesuai target dan batas waktunya. Sehingga suatu bisnis

perlu melakukan kajian yang mendalam terlebih dahulu. Untuk itu perlu dilakukan

analisis studi kelayakan bisnis. Analisis tersebut digunakan untuk mengembangkan

usaha yang sudah ada dan memilih jenis usaha atau invetasi yang paling

menguntungkan (Purwana dan Hidayat, 2016).

10
2.2.2. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Sobana (2018), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan bisnis, yaitu:

a. Tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan, yaitu pemilik perusahaan,

investor atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah;

b. Perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai kelayakan usaha

Studi kelayakan (feasibility study) adalah pengkajian mengenai usulan

proyek atau gagasan usaha agar usaha yang dilaksanakan dapat berjalan dan

berkembang sesuai dengan tujuannya atau mengenai target. Objek atau subjeck

matters studi kelayakan adalah usulan proyek usaha. Usulan proyek/gagasan usaha

tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki dari berbagai aspek, seperti terpenuhi tidaknya

persyaratan untuk berkembang. Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis

proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis

dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus (Sobana, 2018).

Menurut Purwana dan Hidayat (2016), menyebutkan lingkup kegiatan studi

kelayakan secara umum terdiri atas 3 komponen utama, yaitu:

1. Analisis kebutuhan

Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan bisnis adalah

ada tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Data-data yang

dibutuhkan didapat dengan melakukan survei/pengumpulan data sekunder

maupun primer serta kajian yang tepat.

11
2. Studi kelayakan teknis

Kelayakan teknis secara teknik perlu dilakukan dilakukan kajian terhadap lokasi

investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut.

3. Studi kelayakan finansial

Studi kelayakan finansial dilakukan untuk memenuhi aspek analisa kebutuhan

dan studi kelayakan teknis. Hal yang perlu diketahui adalah start-up costs (S),

operating costs (O), revenue projections (R), sources of financing (S), dan

profitability analisis.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis memiliki peran yang penting untuk menentukan

layak tidaknya suatu bisnis. Peran penting ini terlihat dari tujuan dan manfaat yang

akan diperoleh dari suatu studi kelayakan bisnis. Peran ini menunjukkan bahwa

studi kelayakan bisnis dilakukan agar suatu usaha dijalankan dengan tidak

membuang uang, tenaga, dan pikiran serta tidak menimbulkan masalah di masa

yang akan datang. Menurut Sobana (2018) ada lima tujuan dalam melakukan studi

kelayakan, yaitu:

1. Meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat

dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan perencanaan.

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun

akan memudahkan pelaksanaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara

sistematis menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai

dengan rencana yang sudah disusun.

12
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana

yang sudah disusun akan memudahkan perusahaan untuk melakukan

pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini dilakukan agar proyek

yang dilaksanakan tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.

5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan

pengawasan, terjadinya penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga dapat

dilakukan pengendalian terhadap penyimpangan tersebut.

Selain memiliki tujuan, studi kelayakan bisnis juga memberikan manfaat

bagi masyarakat baik yang terlibat langsung maupun yang tinggal disekitar usaha,

serta pemerintah. Menurut Purwana dan Hidayat (2016) manfaat studi kelayakan

bisnis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat finansial

Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan,

terutama keuntungan finansial bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini biasanya

diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankannya.

2. Manfaat ekonomi

Secara umum manfaat ekonomi adalah sebagai berikut.

a. Penambahan jumlah barang dan jasa. Studi kelayakan bisnis dapat

memberikan manfaat terhadap penambahan barang dan jasa khususnya

usaha tersebut. Adanya ketersediaan jumlah barang dan jasa mengakibatkan

masyarakat memiliki banyak pilihan.

13
b. Peningkatan mutu produk. Peningkatan barang dari usaha sejenis dapat

memicu persaingan bisnis di antara pelaku bisnis. Persaingan tersebut

membuat pelaku bisnis berusaha meningkatkan kualitas produknya.

c. Peningkatan devisa. Studi kelayakan bisnis memberikan manfaat bagi

negara khusunya pelaku bisnis yang berorientasi pada ekspor yaitu

penambahan devisa.

d. Menghemat devisa. Penghematan ini terkait dengan ketergantungan

terhadap impor barang dan jasa. Secara tidak langsung hal tersebut dapat

menghemat devisa negara.

3. Manfaat sosial

a. Membuka peluang pekerjaan.

b. Tersedia sarana dan prasarana.

c. Membuka isolasi wilayah.

d. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan.

2.2.4. Kesalahan dalam Menyusun Studi Kelayakan Bisnis

Pelaku usaha sekalipun secara sungguh-sunggu melakukan studi kelayakan

bisnis tidak berarti bahwa usaha dapat 100% berhasil. Usaha tersebut dapat saja

mengalami kegagalan akibat berbagai sebab baik internal maupun eksternal. Hal ini

dapat mengakibatkan resiko kerugian bagi pelaku usaha. Menurut Purwana dan

Hidayat (2016), secara umum faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap

hasil dicapai walaupun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan

sempurna adalah sebagai berikut:

14
1. Data dan informasi tidak lengkap

Peneliti dalam melakukan studi kelayakan bisnis tidak mendapat data dan

informasi yang kurang lengkap, data yang disediakan tidak dapat dipercaya atau

palsi. Hal ini menimbulkan kesalahan dalam melakukan penilaian.

2. Ketidaktelitian tim studi kelayakan bisnis

peneliti tidak teliti dalam meneliti dokumen-dokumen dalam melakukan studi

kelayakan bisnis.

3. Perhitungan yang salah

Kegagalan studi kelayakan bisnis dapat disebabkan perhitungan yang salah. Hal

ini berdampak pada keputusan yang dapat merugikan pelaku bisnis.

4. Pelaksaanaan pekerjaan salah

Faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis adalah para

pelaksana bisnis. Apabila pelaksana di lapangan tidak mengerjakan secara

benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

5. Kondisi lingkungan

Faktor lingkungan tidak dapat dikendalikan secara penuh sehingga sulit untuk

diprediksi kemungkinan-kemungkinan dan pengaruhnya terhadap studi

kelayakan yang telah dilakukan.

2.2.5. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Beberapa persiapan atau tahapan dalam melakukan studi kelayakan bisnis

yang perlu dilakukan menurut Purwana dan Hidayat (2016) sebagai berikut.

15
1. Pengumpulan data dan informasi

Peneliti harus mengumpulkan data dan informasi baik yang bersifat kualitatif

maupun kuantitatif selengkap mungkin. Pengumpulan data informasi diperoleh

dari berbagai sumber-sumber yang dipercaya.

2. Melakukan pengolahan data

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, maka dilakukan

pengolahan data dan informasi. Pengolahan data dilakukan secara benar dan

akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan

untuk bisnis.

3. Analisis data

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka menentukan

kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-

kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria-kriteria yang layak

digunakan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek

yang telah dilakukan.

4. Mengambil keputusan

Selanjutnya data dan informasi yang telah diukur dengan kriteria tertentu dan

diperoleh hasil, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan apakah layak atau tidak berdasarkan hasil perhitungan.

5. Rekomendasi

Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu

terhadap studi kelayakan yang telah tersusun. Dalam memberikan rekomendasi

16
harus disertai dengan saran-saran serta perbaikan yang baik kelengkapan

dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.

2.2.6. Aspek-aspek Penilaian Kelayakan Bisnis

Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-

tahap yang telah ditentukan. kemudian tiap tahapan memiliki berbagai aspek yang

harus diteliti, diukur, dan dinilai sesuai dengan ketenetuan yang telah ditentukan.

Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya jika

salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan

yang diperlukan. Menurut Purwana dan Hidayat (2016) beberapa aspek yang perlu

dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha adalah sebagai berikut.

2.2.6.1. Aspek Hukum

Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum

menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda,

tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah

menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan yang

lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hukum dan

perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk

melakukan analisis kelayakan aspek hukum. Menurut Purnomo, dkk (2017), secara

spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:

1. Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan.

2. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan

dilaksanakan.

17
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi

persyaratan perizinan.

4. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai

dengan pinjaman.

Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang

berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu

dilengkapi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal

yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang dipilih

seperti apakah Perseroan Terbatas (PT), firma, koperasi, atau yayasan. Menurut

Kasmir dan Jakfar (2017), secara umum, dokumen yang akan diteliti sehubungan

dengan aspek hukum yaitu:

1. Bentuk badan usaha

Ada beberapa jenis bentuk badan hukum yang lazim di Indonesia.

Kebanyakan perusahaan yang akan melakukan investasi merupakan perusahaan

besar, baik dari segi modal maupun jangkauan usahanya. Oleh karena itu, biasanya

perusahaan akan melakukan studi kelayakan sebelum melakukan investasi.

2. Tanda daftar perusahaan (TDP)

Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, harus membuat surat

tanda daftar perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.

Departemen teknik yang mengeluarkan TDP adalah Departemen Perindustrian dan

Perdagangan. Biasanya pengurusan TDP adalah pada saat perusahaan mengurus

akta pendirian perusahaan tersebut.

18
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti,

apakah sudah dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti dapat kita cek ke departemen

teknis yang mengeluarkan NPWP. Pentingnya NPWP adalah agar setiap usaha yang

dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada pemerintah.

4. Izin-izin perusahaan

Izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan

tersebut. Izin-izin tersebut antara lain:

a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP), bagi usaha perusahaan yang bergerak

dalam bidang usaha perdagangan dari Departemen Perdagangan dan

Perindustrian.

b. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), bagi perusahaan atau usaha yang bergerak

dalam bidang usaha industri dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian.

c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.

d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari Departemen Pariwisata Pos dan

Telekomnikasi.

e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari Departemen Kesehatan.

f. Izin usaha peternaan dan pertanian dari Departemen Pertanian.

g. Izin domisili di mana perusahaan/lokasi proyek berada dari Pemda.

h. Izin gangguan untuk usaha tertentu guna menghindari segala kemungkinann

hal-hal yang tidak diinginkan.

i. Izin mendirikan bangunan (IMB), khusus untuk pendirian gedug baru atau

merehab pembangunan suatu gedung.

19
j. Izin tenaga kerja asing jika ada.

5. Keabsahan dokumen lainnya.

Selain keabsahan dokumen yang telah dijelaskan sebelumnya, dokumen lain

yang tidak kalah penting yaitu:

a. Status hukum tanah.

b. Kendaraan bermotor.

c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang dianggap penting.

2.2.6.2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauh

mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung pengembangan

usaha/proyek yang direncanakan. Secara ringkas, baik tidaknya pemasaran dari

produk yang dihasilkan dapat dilihat dari segi daya serap pasar, kondisi pemasaran,

dan besarnya persaingan di masa yang akan datang. Menurut Ibrahim (2020), ada

beberapa faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran, antara

lain:

a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan

permintaan di masa yang akan datang.

b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan

market space (market potensial) yang tersedia di masa yang akan datang.

c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana

produksi.

d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa yang

akan datang.

20
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah

direncanakan.

Supaya investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan

baik, maka perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur strategi persaingan

ini adalah menentukan segmentasi pasar (segmentation), menetapkan pasar sasaran

(targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning), atau sering disebut STP

(Kasmir dan Jakfar, 2017).

1. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok

pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang

berbeda. Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat di dalam suatu pasar terdapat

banyak pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya. Untuk melakukan

segementasi pasat terdiri dari beberapa variabel yang harus diperhatikan.

Tujuannya adalah agar agar segmentasi yang dilakukan tepat sasaran.

2. Pasar sasaran (market targeting)

Pasar sasaran yaitu menentukan beberapa segmen yang layak karena

dianggap paling potensial. Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran

adalah mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari

segmen pasar atau lebih untuk dilayani.menetapkan pasar sasaran dengan cara

mengembangkan ukuran dan daya tarik segemen kemudian memilih segemen

sasaran yang diinginkan.

21
3. Posisi pasar (market positioning)

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk

produk atau suatu pasar. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana

yang dimasuki, maka harus pula menentukan posisi dimana yang ingin ditempati

dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang

didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-atributnya. Tujusn penetapan posisi

pasar (market positioning) adalah untuk membangun dan mengomunikasikan

keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam benak konsumen.

Menurut Purwana dan Hidayat (2017) dalam aspek pasar dan pemasaran

terdapat bauran pemasaran yang membantu menganalisis 4P, yaitu produk

(product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat/distribusi (place). Aspek

dalam bauran pemasaran harus saling mendukung agar tujuan pemasaran dapat

tercapai sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

1. Produk (product)

Pengertian produk menurut Khotler dalam Purwana dan Hidayat (2016)

yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk

dibeli, untuk digunakan dan konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan. Produk dapat berupa barang (benda berwujud) dan jasa (tidak

berwujud). Strategi produk yang dilakukan dalam mengembangkan suatu produk

adalah sebagai berikut.

a. Penentuan logo dan moto

b. Menciptakan merek

c. Menciptakan kemasan

22
d. Keputusan label

2. Harga (price)

Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk

mendapatkan suatu barang atau jasa. Ada tiga strategi dasar dalam penentuan harga,

yaitu:

a. Skimming pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya

dengan tujuan bahwa produk memiliki kualitas tinggi.

b. Penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin

dengan tujuan untuk mengusai pasar.

c. Status quo pricing, yaitu penetapan harga status quo adalah harga yang

ditetapkan disesuaikan dengan harga pesaing.

3. Distribusi (place)

Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung

dilakukan supaya konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta

mendistribusikan barang atau jasa. Strategi distribusi digunakan untuk menentukan

bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana untuk menyelenggarakan fungsi-

fungsi distribusi yang berbeda-beda. Ada beberapa saluran distribusi secara garis

besar mulai dari mata rantai manufacture, grosir, pengecer besar, pengecer, dan

konsumen. Semakin banyak saluran distribusi yang digunakan dalam memasarkan

produk, maka semakin tinggi harga sampai di tingkat konsumen.

4. Promosi (promotion)

Promosi adalah proses pengenalan atas produk kepada konsumen

khususnya produk baru. Beberapa promosi yang dapat dilakukan melalui promosi

23
dari mulut ke mulut (word of the mouth), media cetak, media elektronik maupun

media promosi lainnya. Promosi setidaknya terdiri atas empat macam sarana

promosi dalam mempromosikan baik produk maupun jasa antara lain:

a. Periklanan (advertising).

b. Promosi penjualan (sales promotion).

c. Publisitas (publicity).

d. Penjualan pribadi (personal selling).

2.2.6.3. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis mencakup analisis kesiapan dalam menjalankan usaha dengan

menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin

yang akan digunakan. Didalam studi kelayakan bisnis, hal yang paling kompleks

dan rumit adalah menentukan lokasi usaha. Pertimbanggannya adalah apakah lokasi

usaha dekat dengan bahan baku, dekat pasar, serta dekat dengan konsumen.

Penilaian lokasi usaha dapat dilakukan dengan hasil penilaian value, perbandingan

biaya, atau analisis ekonomi tergantung dari keinginan pihak yang melakukannya

(Purwana dan Hidayat, 2016).

Penentuan luas dan besaran produksi berkaitan dengan berapa jumlah

produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan

kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas

dan besaran produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Layout

adalah proses penentuan fasilitas yang dapat menentukan efesiensi

produksi/operasi. Layout dirancang berkaitan dengan produk, proses, sumber daya

manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efesiensi operasi. Selanjutnya penetuan

24
teknologi yaitu dengan mempertimbangkan seberapa jauh derajat mekanisasi yang

diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan (Purwana dan Hidayat, 2016).

2.2.6.4. Aspek Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah suatu proses kegiatan pengelolaan dalam sebuah

perusahaan dengan menerapkan fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara

optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen dan organisasi

adalah aspek yang sangat vital dalam suatu usaha. Karena usaha yang akan atau

sedang dirintis mungkin saja akan mengalami kegagalan jika manajemen dan

organisasi tidak berjalan dengan baik (Purnomo dkk, 2017)

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien

melalui perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan sumber

daya organisasi. Masing-masing fungsi manajemen tidak dapat berjalan sendiri-

sendiri tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Keterkaitan antara satu

fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat

dijalankan secara baik, maka tujuan perusahaan tidak dapat tercapai (Purwana dan

Hidayat, 2016).

2.2.6.5. Aspek Finansial

Aspek finansial menyangkut dengan perhitungan biaya investasi, modal

kerja, maupun yang berhubungan dengan pengaruh proyek terhadap perekonomian

masyarakat secara keseluruhan. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan

dalam pembangunan usaha yang terdiri dari pegadaan tanah, gedung, mesin,

25
peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study, dan biaya lainnya yang

berhubungan dengan pembangunan proyek. Modal kerja adalah biaya yang

dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah pembangunan proyek siap,

terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) (Ibrahim,

2020).

Perhitunga kriteria investasi memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui sejauh

mana gagasan usaha yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit),baik

dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil dari perhitungan kriteria

investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan

antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk

present value selama umur ekonomis usaha. Perkiraan benefit (cash in flow) dan

perkiraan cost (cash out flow) yang menggambarkan tentang posisi keuangan di

masa yang akan datang dapat digunakan sebagi alat kontrol dalam pengendalian

biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha (Ibrahim, 2020).

Beberapa kriteria investasi menurut Ibrahim (2020) yang dapat digunakan

untuk menentukan kelayakan usaha adalah sebagai berikut.

1. Net Present Value (NPV) merupakan kriteria investasi yang banyak digunakan

dalam mengukur apakah suatu proyek layak atau tidak. Perhitungan net present

value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social

opprtunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor. Rumus untuk

menghitung NVP dapat dilihat pada Rumus 2.1.

NPV= ∑ni=1 NBi (1+i)-n .................................................................................. 2.1

Atau

26
NB
NPV= ∑ni=1 (1+i)in ............................................................................................ 2.2

Atau

NPV= ∑ni=1 B ̅i = ∑ni=1 N B̅i ......................................................................... 2.3


̅i -C

Di mana:

NB = Net benefit = benefit – cost

C = Biaya investasi + biaya operasi

̅
B = Benefit yang telah di diskon

̅
C = Cost yang telah di diskon

i = Discount factor

n = Tahun (waktu)

Hasil perhitungan net present value lebih besar dari 0 (nol), dikatakan

usaha tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari 0 (nol) tidak

layak dilaksanakan. Hasil perhitungan NPV sama dengan 0 (nol) berarti usaha

tersebut berada dalam keadaan break even point (BEP) di mana TR = TC dalam

bentuk present value.

2. Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang

menghasilkan net present value sama dengan nol. Apabila hasil perhitungan

IRR lebih besar dari social opprtunity cost of capital (SOCC) dapat dikatakan

usaha tersebut layak, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan

dibawah SOCC usaha tersebut tidak layak. Perhitungan IRR dapat dilihat pada

Rumus 2.4.

NPV1
IRR=i1 + NPV x(i2 -i1 )............................................................................ 2.4
1 -NPV2

27
Di mana:

i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

3. Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di

diskon positif (+) dengan net benefit yang telah di diskon negatif (-).

Perhitungan Net B/C dapat dilihat pada Rumus 2.5.

∑ni=1 ̅̅̅̅̅
NBi (+)
Net B/C = n ................................................................................... 2.5
∑ ̅̅̅̅̅
i=1 NBi (-)

Jika nilai Net B/C lebih besar dari 1 berarti gagasan usaha tersebut layak

untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 berarti tidak layak untuk dikerjakan.

Untuk nilai Net B/C sama dengan 1 berarti cash in flows sama dengan cash out

flow, dalam present value disebut dengan break even point (BEP), yaitu total

cost sama dengan total revenue.

4. Gross Benefit Cost Ratio adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah

di diskon dengan cost secara keseluruhan yang telah di diskon. Perhitungan

Gross B/C dapat dilihat pada Rumus 2.6.

∑ni=1 Bi (1+r)-n
Gross B/C = ............................................................................ 2.6
∑ni=1 Ci (1+r)-n

Jika Gross B/C lebih besar dari satu maka usaha tersebut layak untuk

dilakukan dan jika lebih kecil dari satu maka usaha tersebut tidak layak untuk

dilakukan, serta jika sma dengan satu maka usaha tersebut berada dalam

keadaan BEP.

5. Profitability Ratio merupakan suatu ratio perbandingan antara selisih benefit

dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibanding jumlah investasi. Nilai dari

28
masing-masing variabel dalam bentuk present value atau nilai yang telah di

diskon dengan discount factor dari SOCC yang berlaku dimasyarakat.

Perhitungan PR dapat dilihat pada Rumus 2.6.

∑ni=1 B
̅ i - ∑ni=1 OM
̅̅̅̅̅i
PR = n ̅
.................................................................................. 2.7
∑i=1 Ii

Ukuran yang digunakan dalam hasil perhitungan PR sama dengan rasio

sebelumnya, apabila PR>1 = layak, PR<1 = tidak layak, dan PR=1 berda dalam

keadaan BEP.

6. Payback Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya

arus penerimaan (cash in flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi

dalam bentuk present value. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi

sebuah usaha, semakin baik usaha tersebut karena semakin lancar perputaran

modalnya. Perhitungan PP dapat dilihat pada Rumus 2.8.

∑ni=1 ̅
Ii - ∑ni=1 ̅̅̅̅̅̅̅
Bicp-1
PP = Tp-1 + ̅B̅̅p̅
......................................................................... 2.8

Di mana:

PP = Payback period

Tp-1 = Tahun sebelum terdapat Payback Periode

̅
Ii = Jumlah investasi yang telah di diskon

̅̅̅̅̅̅̅
Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di diskon sebelum Payback Periode

̅̅̅
Bp = Jumlah benefit pada Payback Periode

7. Break Even Point merupakan titik pulang pokok dimana total revenue = total

cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan proyek, terjadinya titik pulang

pokok atua TR=TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat

29
menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya.

Perhitungan BEP dapat dilihat pada Rumus 2.9.

∑ni=1 ̅̅̅̅̅
TCi - ∑ni=1 ̅̅̅̅̅̅̅
Bicp-1
BEP = Tp-1 ̅̅̅̅
..................................................................... 2.9
BP

Di mana:

BEP = Break even point

Tp-1 = Tahun sebelum terdapat BEP

̅̅̅̅̅
TCi = Jumlah total cost yang telah di diskon

Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di diskon sebelum break even point

̅B̅̅̅P = Jumlah benefit pada break even point

Keuntungan didapat setelah perusahaan mencapai titik BEP, dan di

bawah titik BEP kegiatan usaha tetap mengalami kerugian karena keuntungan

yang diperoleh masih menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan

investasi dan biaya operasional.

2.2.7. Analisis SWOT

Analisis SWOT (strenghts, weakness, opportunitys, threats) merupakan

salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi yang

berlandaskan pada situasi di sekeliling perusahaan yang mempengaruhi kinerja

perusahaan (Rangkuti dalam Kusbandono, 2019). Analisis SWOT dapat dilakukan

untuk melakukan evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan sehingga

selanjutnya dapat dicari solusinya. Kekuatan dan kelemahan perusahaan akan

diidentifikasi dalam matrik IFAS (internal factor analysis summary), sedangkan

hal-hal yang menjadi peluang dan ancaman akan dicerminkan dalam matrik EFAS

30
(external factor analysis summary). Gabungan dari kedua matrik tersebut melalui

SWOT diagram akan mencerminkan posisi perusahaan yang dikenal sebagai

positioning (Wardoyo, 2011).

Tujuan akhir dari analisis SWOT adalah menghasilkan berbagai alternatif

strategi yang lebih bersifat fungsional, sehingga strategi tersebut akan lebih mudah

diaplikasikan dan diimplementasikan pada masing-masing strategic business unit.

Menurut Wardoyo (2011), manfaat dari analisis SWOT adalah sebagai berikut:

1. Secara jelas dapat dipakai untuk mengetahui posisi perusahaan dalam dunia

persaingan dengan perusahaan sejenis.

2. Sebagai pijakan dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Sebagai upaya untuk menyempurnakan strategi yang telah ada, sehingga

strategi perusahaan senantiasa bisa mengakomodir setiap perubahan kondisi

bisnis yang terjadi.

2.3. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Jambu Batu

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Jambu Batu di bentuk

pada tanggal 16 Agustus 2011 dari hasil musyawarah Tim Penggerak PKK

Kelurahan dan bersama-sama ibu-ibu, yang beranggotakan 10 orang yang terdiri

dari ibu-ibu yang ada di lingkungan Jl Sidodadi RT 05 Kelurahan Bangsal Aceh

Kecamatan Sungai Sembilan yang mempunyai usaha produktif untuk

meningkatkan pendapatan keluarga. Bidang usaha yang diusahakan membuat kue-

kue kering seperti kacang selimut, kacang toujin, dan kerupuk bawang. Selain itu

juga UP2K Jambu Batu membuat kue inovasi baru seperti kue kuping gajah, peyek

bayam, peyek kacang, dan kripik sukun, serta menerima pesanan kue basah. Latar

31
belakang terbentuknya UP2K Jambu Batu ini didasari karena taraf kesejahteraan

keluarga yang masih rendah, lapangan pekerjaan yang sulit, senasip

sepenanggungan, maka untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dibutuhkan

suatu usaha produktif agar kesejahteraan keluarga dapar terwujud.

2.3.1. Visi dan Misi UP2K Jambu Batu

Visi dan Misi dibentuknya UP2K Jambu Batu adalah sebagai berikut.

Visi:

“Meningkatkan pendapatan keluarga melalui usaha ekonomi produktif menuju

keluarga sejahtera”.

Misi:

1. Menurunkan proporsi angka keluarga miskin

2. Peningkatan SDM keluarga miskin dengan melakukan pelatihan-pelatihan

keterampilan dan terbukanya akses kesempatan kerja serta modal kerja.

3. Meningkatkan produktivitas keluarga miskin.

4. Meningkatkan jumlah keluarga yang mempunyai kegiatan ekonomi produktif.

5. Meningkatkan partisipasi keluarga dalam kegiatan kelompok bagi masyarakat

menuju keluarga sejahtera yang harmonis.

6. Meningkatkan partisipasi mitra usaha dalam meningkatkan kelompok UP2K.

2.3.2. Struktur Organisasi UP2K Jambu Batu

Struktur organisasi UP2K Jambu Batu adalah sebagai berikut.

32
Ketua
Misirah

Sekretaris Bendahara
Solehatun Sarimah

Anggota
Suwartini
Samsiah
Siti Hasanah
Siti Suwarni
Julianti
Nuraini
Windari
Gambar 2.1. Struktur Organisasi UP2K Jambu Batu
Sumber: Data Penelitian, 2022

Gambar 2.1 merupakan struktur organisasi UP2K Jambu Batu, dimana

diketuai oleh Misirah, sekretaris yaitu Solehatun, bendahara yaitu Sarimah, serta 7

orang anggota yaitu Suwartini, Samsiah, Siti Hasanah, Siti Suwarni, Julianti,

Nuraini, dan Windari. Sehingga total dari seluruh anggota UP2K Jambu Batu

berjumlah 10 orang.

33
34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UP2K Jambu Batu Kota Dumai yang berlokasi

di Jalan Sidodadi RT. 05 Bangsal Aceh. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal April 2022 sampai dengan Mei 2022.

3.2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah Usaha Peneningkatan

Pendapatan Keluarga (UP2K) Jambu Batu yang berada di Kelurahan Bangsal Aceh.

Objek yang akan diteliti adalah kelayakan bisnis UP2K Jambu Batu dilaksanakan

dari aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek

manajemen dan keuangan, serta aspek finansial.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan data kuantitatif, dimana

penelitian kualitatif digunakan sebagai gambaran dari aspek hukum, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, serta aspek manajemen dan organisasi.

Sedangkan penelitian kuantitatif diperoleh dengan menggunakan perhitungan

software microsoft excel yang meliputi analisa keuangan di UP2K Jambu Batu

seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost

Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Profitability Ratio (PR),

Payback Period (PP), dan Break Even Point (BEP).


Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data

primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui observasi atau pengamatan

langsung, baik berupa observasi dan wawancara secara langsung, yaitu berupa

rincian biaya dan jumlah pesaing yang ada. Sedangkan data sekunder adalah data

yang digunakan sebagai penunjang data primer, seperti data biaya tetap, biaya tidak

tetap, pendapatan, studi literatur, jurnal, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan pada pengambilan data penelitian ini antara lain:

1. Wawancara yaitu melakukan interaksi secara langsung melalui diskusi kepada

pihak UP2K Jambu batu. Data yang diperoleh yaitu gambaran umum UP2K

Jambu Batu, pasar yang dituju untuk memasarkan produk, dan manajemen

UP2K.

2. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

Pada UP2K Jambu Batu ketika dilakukan observasi ditemukan penurunan

pendapatan yang disebabkan oleh munculnya wabah covid-19.

3. Studi literatur yaitu mencari dan mengumpulkan informasi dan literatur yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan pada UP2K Jambu Batu. Data yang

dikumpulkan yaitu berupa jumlah produksi, pendapatan, biaya investasi, biaya

produksi, dan semua data yang dibutuhkan pada penelitian ini.

35
3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dengan meninjau aspek

hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen

dan organisasi, dan menghitung pada aspek keuangan yaitu:

1. Menghitung Net Present Value (NPV) dengan menggunakan Rumus 2.1

2. Menghitung Internal Rate of Reture (IRR) dengan menggunakan Rumus 2.4

3. Menghitung Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dengan menggunakan Rumus 2.5

4. Menghitung Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) menggunakan Rumus 2.6

5. Menghitung Profitability Ratio (PR) dengan menggunakan Rumus 2.7

6. Menghitung Payback Period (PP) dengan menggunakan Rumus 2.8

7. Menghitung Break Even Point (BEP) dengan menggunakan Rumus 2.9

3.6. Diagram Aliran Penelitian

Diagram alir (flow chart) penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut.

Mulai

1. Observasi
2. Interview
3. Identifikasi masalah
4. Studi litelatur

Teknik Pengumpulan data:


1. Data primer
2. Data sekunder

36
A

Teknik Pengolahan dan Analisa Data:


1. Aspek hukum, menganalisis surat perizinan
usaha dan sertifitkat halal yang dikeluarkan
pemerintah.
2. Aspek pasar dan pemasaran, mengolah data
jumlah permintaan, sasaran pasar, serta strategi
dalam memasarkan produk.
3. Aspek teknis dan teknologi, analisis lokasi, luas
produksi, layout, mesin/alat yang digunakan.
4. Aspek manajemen dan organisasi, analisa
pelaksanaan sumber daya yang digunakan.
5. Aspek finansial, mengolah dan menganalisis
NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, PR, PP, dan BEP.
6. Analsis SWOT, mengembangkan strategi dalam
memasarkan produk.

Kesimpulan dan saran

Selesai
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Sumber: Penulis, 2022

37
38

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Y., 2020, Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta

Kakerissa, AL., 2018, Studi Kelayakan Bisnis Jus Pala di Negeri Booi-Saparua,
Profisiensi, Vol. 6, No. 2, ISSN 2301-7244, Hal. 48-57, diakses pada
tanggal 6 Februari 2022, https://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnal
profisiensi/article/view/1616/1177

Kasmir dan Jakfar., 2017, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta

Khamaludin., Juhara, S., Sodikin., 2019, Studi Kelayakan Bisnis Bengkel Bubut
Cipta Teknik Mandiri (Studi Kasus di Perumnas Tangerang Banten), Jurnal
Keilmuan dan Aplikasi Teknik, Vol. 6, No. 1, ISSN 2598-9987, diakses pada
tanggal 6 Februari 2022, http://ejournal.unis.ac.id/index.php/unistek/art
icle/view/164

Kusbandono, D., 2019, Analisis SWOT Sebagai Upaya Pengembangan dan


Penguatan Strategi Bisnis (Studi Kasus pada UD. Gudang Budi, Kec.
Lamongan), Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen (JPIM), Vol. 4, No. 2, ISSN
2502-3780, Hal. 021-032, diakses pada tanggal 27 Maret 2022,
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpim/article/view/250/238

Nadya, Y., Dewiyana., Syah, I., Yusnawati., Handayan, N., dan Sanjaya, P., 2018,
Analisis Studi Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Pada Desa Sungai
Kuruk I, Jurutera, Vol. 5, No. 2, ISSN 2356-5438, Hal. 32-41,
https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jurutera/article/view/1080

Nasution, A.R.K., dan Nurhadi, 2019, Studi Kelayakan Bisnis Produksi dan
Pemasaran Cake di Kota Bandung (Kasus di CV. Yeye Group), Jurnal
Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik, Vol. 18, No. 1,
ISSN 1234-1234, diakses pada tanggal 6 Februari 2022,
https://mail.jurnalteknik.unjani.ac.id/jt/article/view/95/26

Prabowo, A., dan Hidayah, N.Y., 2019, Analisis Kelayakan Investasi Mesin Bubut
di Passenger Boarding Bridge Business Unit PT. Bukaka Teknik Utama
Tbk, Jurnal Rekayasa dan Optimasi Sistem Industri, Vol. 3, No. 1, ISSN
2476-9339, diakses pada tanggal 6 Februari 2022, http://journal.univpan
casila.ac.id/index.php/jrosi/article/view/2486

Purnomo, R.A., Riawan., dan Sugianto, L.O., 2017, Studi Kelayakan Bisnis, Unmuh
Ponorogo Press, Ponorogo
Purwana, D., dan Hidayat, N., 2016, Studi Kelayakan Bisnis, Rajawali Pers, Depok

Sobana, D.H., 2018, Studi Kelayakan Bisnis, Pustaka Setia, Bandung

Wardoyo, P., 2011, Enam Alat Analisis Manajemen, Semarang University Press,
Semarang

39

Anda mungkin juga menyukai