Anda di halaman 1dari 54

37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan dan Pengukuran dari Buku Iridiastadi

Berdasarkan buku Iridiastadi terdapat sembilan perhitungan di dalam


fisiologi kerja. Perhitungan dan pengukuran tersebut diuraikan sebagai berikut.

4.1.1. Pengukuran Konsumsi Oksigen (VO2)

Konsumsi oksigen pada saat 15 menit berlari dan 15 menit istirahat dapat
diukur menggunakan Rumus 2.1 untuk pria dan 2.2 untuk wanita pada halaman
12. Pengukuran konsumsi oksigen untuk setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 atas nama Dani
Nurfaizal yang berusia 21 tahun dengan berat badan 48 kg dan tinggi badan 62,20
inci sebagai berikut.

Gambar 4.1. Foto Operator 1 Sebelum Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.1 merupakan foto dari Operator 1 sebelum lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-0 VO2 = 1,168 + 0,20(115) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 24,35 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 saat lari sebagai
berikut.

Gambar 4.2. Foto Operator 1 Saat Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.2 merupakan foto dari Operator 1 pada saat lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 pada saat lari dapat dihitung
sebagai berikut.
Menit ke-3 VO2 = 1,168 + 0,20(92) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 19,75 liter/menit
Menit ke-6 VO2 = 1,168 + 0,20(88) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 18,95 liter/menit
Menit ke-9 VO2 = 1,168 + 0,20(96) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 20,55 liter/menit
Menit ke-12 VO2 = 1,168 + 0,20(88) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 18,95 liter/menit
Menit ke-15 VO2 = 1,168 + 0,20(88) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 18,95 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 saat istirahat
sebagai berikut.

38
Gambar 4.3. Foto Operator 1 Saat Istirahat Setelah Lari
Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.3 merupakan foto dari Operator 1 pada saat istirahat.
Perhitungan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 1 pada saat istirahat
dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-18 VO2 = 1,168 + 0,20(48) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 10,95 liter/menit
Menit ke-21 VO2 = 1,168 + 0,20(82) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 17,75 liter/menit
Menit ke-24 VO2 = 1,168 + 0,20(65) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 14,35 liter/menit
Menit ke-27 VO2 = 1,168 + 0,20(75) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 16,35 liter/menit
Menit ke-30 VO2 = 1,168 + 0,20(115) – 0,035(21) + 0,019(48)
= 24,35 liter/menit
Hasil dari pengukuran oksigen yang diuraikan didapatkan bahwa konsumsi
oksigen yang diperoleh Operator 1 mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak teratur pada saat berlari dan saat istirahat.

39
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 atas nama
Muhammad Hidayah yang berusia 24 tahun dengan berat badan 50 kg dan tinggi
badan 67,72 inci sebagai berikut.

Gambar 4.4. Foto Operator 2 Sebelum Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.4 merupakan foto dari Operator 2 saat sebelum lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 saat sebelum lari dapat dihitung
sebagai berikut.
Menit ke-0 VO2 = 1,168 + 0,20(113) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 23,88 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 saat lari sebagai
berikut.

Gambar 4.5. Foto Operator 2 Saat Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021

40
Gambar 4.5 merupakan foto dari Operator 2 pada saat lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 pada saat lari dapat dihitung
sebagai berikut.
Menit ke-3 VO2 = 1,168 + 0,20(74) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 16,08 liter/menit
Menit ke-6 VO2 = 1,168 + 0,20(99) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 21,08 liter/menit
Menit ke-9 VO2 = 1,168 + 0,20(68) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 14,88 liter/menit
Menit ke-12 VO2 = 1,168 + 0,20(49) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 11,08 liter/menit
Menit ke-15 VO2 = 1,168 + 0,20(74) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 16,08 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 saat istirahat
sebagai berikut.

Gambar 4.6. Foto Operator 2 Saat Istirahat Setelah Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.6 merupakan foto dari Operator 2 pada saat istirahat.
Perhitungan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 2 pada saat istirahat
dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-18 VO2 = 1,168 + 0,20(79) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 17,08 liter/menit
Menit ke-21 VO2 = 1,168 + 0,20(69) – 0,035(24) + 0,019(50)

41
= 15,08 liter/menit
Menit ke-24 VO2 = 1,168 + 0,20(109) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 23,08 liter/menit
Menit ke-27 VO2 = 1,168 + 0,20(68) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 14,88 liter/menit
Menit ke-30 VO2 = 1,168 + 0,20(66) – 0,035(24) + 0,019(50)
= 14,48 liter/menit
Hasil dari pengukuran oksigen di atas didapatkan bahwa konsumsi oksigen
yang diperoleh Operator 2 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 atas nama Rizka
Meilani yang berusia 20 tahun dengan berat badan 55 kg dan tinggi badan 61,02
inci sebagai berikut.

Gambar 4.7. Foto Operator 3 Sebelum Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.7 merupakan foto dari Operator 3 sebelum lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-0 VO2 = -1,991 + 0,013(54) + 0,024(55)
= 0,03 liter/menit

42
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 saat lari sebagai
berikut.

Gambar 4.8. Foto Operator 3 Saat Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.8 merupakan foto dari Operator 3 pada saat lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 pada saat lari dapat dihitung
sebagai berikut.
Menit ke-3 VO2 = -1,991 + 0,013(75) + 0,024(55)
= 0,30 liter/menit
Menit ke-6 VO2 = -1,991 + 0,013(81) + 0,024(55)
= 0,38 liter/menit
Menit ke-9 VO2 = -1,991 + 0,013(87) + 0,024(55)
= 0,46 liter/menit
Menit ke-12 VO2 = -1,991 + 0,013(83) + 0,024(55)
= 0,41 liter/menit
Menit ke-15 VO2 = -1,991 + 0,013(83) + 0,024(55)
= 0,41 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 saat istirahat
sebagai berikut.

43
Gambar 4.9. Foto Operator 3 Saat Istirahat Setelah Lari
Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.9 merupakan foto dari Operator 3 pada saat istirahat.
Perhitungan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 3 pada saat istirahat
dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-18 VO2 = -1,991 + 0,013(84) + 0,024(55)
= 0,42 liter/menit
Menit ke-21 VO2 = -1,991 + 0,013(139) + 0,024(55)
= 1,14 liter/menit
Menit ke-24 VO2 = -1,991 + 0,013(50) + 0,024(55)
= -0,02 liter/menit
Menit ke-27 VO2 = -1,991 + 0,013(42) + 0,024(55)
= -0,13 liter/menit
Menit ke-30 VO2 = -1,991 + 0,013(49) + 0,024(55)
= -0,03 liter/menit
Hasil dari pengukuran oksigen di atas didapatkan bahwa konsumsi oksigen
yang diperoleh Operator 3 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.

44
4. Operator 4 (Sipon)
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 atas nama Sipon
yang berusia 21 tahun dengan berat badan 55 kg dan tinggi badan 65,74 inci
berikut.

Gambar 4.10. Foto Operator 4 Sebelum Lari.


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.10 merupakan foto dari Operator 4 sebelum lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-0 VO2 = 1,168 + 0,20(94) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 20,28 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 saat lari sebagai
berikut.

Gambar 4.11. Foto Operator 4 Saat Lari

45
Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.11 merupakan foto dari Operator 4 pada saat lari. Perhitungan
pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 pada saat lari dapat dihitung
sebagai berikut.
Menit ke-3 VO2 = 1,168 + 0,20(88) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 19,08 liter/menit
Menit ke-6 VO2 = 1,168 + 0,20(93) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 20,08 liter/menit
Menit ke-9 VO2 = 1,168 + 0,20(148) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 31,08 liter/menit
Menit ke-12 VO2 = 1,168 + 0,20(151) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 31,68 liter/menit
Menit ke-15 VO2 = 1,168 + 0,20(152) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 31,88 liter/menit
Foto dan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 saat istirahat
sebagai berikut.

Gambar 4.12. Foto Operator 4 Saat Istirahat Setelah Lari


Sumber: Data Praktikum, 2021
Gambar 4.12 merupakan foto dari Operator 4 pada saat istirahat.
Perhitungan pengukuran konsumsi oksigen untuk Operator 4 pada saat istirahat
dapat dihitung sebagai berikut.
Menit ke-18 VO2 = 1,168 + 0,20(127) – 0,035(21) + 0,019(55)

46
= 26,88 liter/menit
Menit ke-21 VO2 = 1,168 + 0,20(108) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 23,08 liter/menit
Menit ke-24 VO2 = 1,168 + 0,20(47) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 10,88 liter/menit
Menit ke-27 VO2 = 1,168 + 0,20(55) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 12,48 liter/menit
Menit ke-30 VO2 = 1,168 + 0,20(62) – 0,035(21) + 0,019(55)
= 13,88 liter/menit
Hasil dari pengukuran oksigen di atas didapatkan bahwa konsumsi oksigen
yang diperoleh Operator 4 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi data yang diperoleh dari pengukuran konsumsi oksigen untuk
Operator 1 sampai Operator 4 dengan waktu berlari 15 menit dan waktu istirahat
15 menit dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.Rekapitulasi Konsumsi Oksigen (VO2) Setiap Operator
VO2
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
Basal
0 24,35 23,88 0,03 20,28
Lari
3 19,75 16,08 0,30 19,08
6 18,95 21,08 0,38 20,08
9 20,55 14,88 0,46 31,08
12 18,95 11,88 0,41 31,68
15 18,95 16,08 0,41 31,88
Istirahat
18 10,95 17,08 0,42 26,88
21 17,75 15,08 1,14 23,08
24 14,35 23,08 -0,02 10,88
27 16,35 14,88 -0,13 12,48
30 24,35 14,48 -0,03 13,88
Sumber: Pengolahan Data, 2021

47
27

22

17

12
VO2 basal
7

-3
Dani Hidayah Rizka Sipon

Tabel 4.1 menunjukkan data konsumsi oksigen untuk setiap Operator.


Dapat dilihat bahwa konsumsi oksigen untuk setiap Operator mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur. Grafik konsumsi oksigen (VO2)
sebelum aktivitas lari dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada
praktikum fisiologi kerja ini dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13. Grafik Konsumsi Oksigen (VO2) Sebelum Lari
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.13 menunjukan grafik konsumsi oksigen (VO 2) sebelum
melakukan aktivitas lari. Berdasarkan Grafik tersebut terlihat bahwa konsumsi
oksigen tertinggi dihasilkan oleh Operator 1 dan konsumsi oksigen terendah
dihasilkan oleh Operator 3.
35

30

25

20
Dani
15 Hidayah
Rizka
10 Sipon

-5
3 6 9 12 15

Grafik konsumsi oksigen (VO2) saat aktivitas lari dari data pengamatan
yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja ini dapat dilihat
pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14. Grafik Konsumsi Oksigen (VO2) Saat Lari
Sumber: Pengolahan Data, 2021

48
Gambar 4.14 menunjukan grafik konsumsi oksigen (VO 2) saat melakukan
aktivitas lari. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa pada Operator 1
mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar pada menit ke-9 dan pada menit
selanjutnya mengalami penurunan. Pada Operator 2 mengalami peningkatan yang
tidak terlalu besar pada menit ke-6 dan menit ke-15, dan mengalami penurunan
yang cukup besar pada menit ke-9 dan menit ke-12. Pada Operator 3 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak terlalu besar, dan pada Operator 4
mengalami peningkatan di setiap 3 menit pengamatan.
Grafik konsumsi oksigen (VO2) saat aktivitas istirahat dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja ini
dapat dilihat pada Gambar 4.15.
30

25

20

15 Dani
Hidayah
Rizka
10
Sipon
5

-5
18 21 24 27 30
Gambar 4.15. Grafik Konsumsi Oksigen (VO2) Saat Istirahat
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.15 menunjukan grafik konsumsi oksigen (VO 2) saat melakukan
aktivitas istirahat setelah lari. Pada Operator 4 mengalami penurunan, namun
kembali mengalami kenaikan pada menit ke-27 dan pada Operator 1, Operator 2,
dan Operator 3 mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak teratur.

4.1.2. Pengukuran Denyut Jantung Maksimal

Pengukuran denyut jantung maksimal dapat dihitung menggunakan


Rumus 2.3 pada halaman 14. Pengukuran denyut jantung untuk setiap Operator
sebagai berikut.

49
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Pengukuran denyut jantung untuk Operator 1 dengan usia 21 tahun adalah
sebagai berikut.
Max HR = 220 – 21
= 199 bpm
Hasil pengukuran denyut jantung maksimal untuk Operator 1 yaitu 199
bpm.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Pengukuran denyut jantung untuk Operator 2 dengan usia 24 tahun adalah
sebagai berikut.
Max HR = 220 – 24
= 196 bpm
Hasil pengukuran denyut jantung maksimal untuk Operator 2 yaitu 196
bpm.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Pengukuran denyut jantung untuk Operator 3 dengan usia 20 tahun adalah
sebagai berikut.
Max HR = 220 - 20
= 200 bpm
Hasil pengukuran denyut jantung maksimal untuk Operator 3 yaitu 200
bpm.
4. Operator 4 (Sipon)
Pengukuran denyut jantung untuk Operator 4 dengan usia 21 tahun adalah
sebagai berikut.
Max HR = 220 – 21
= 199 bpm
Hasil pengukuran denyut jantung maksimal untuk Operator 4 yaitu 199
bpm.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi data yang diperoleh dari pengukuran denyut jantung
maksimal untuk setiap operator yaitu Operator 1 sebesar 199 bpm, Operator 2

50
sebesar 196 bpm, Operator 3 sebesar 200 bpm, dan Operator 4 sebesar 199 bpm.
Grafik denyut jantung maksimal (HRmaks) dari data pengamatan yang dilakukan
setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.16.
201

200

199

198
Max HR
197

196

195

194
Dani Hidayah Rizka Sipon
Gambar 4.16. Grafik Rekapitulasi Hasil Max HR
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar Grafik 4.16 ini menunjukan denyut jantung maksimal pada setiap
Operator. Denyut jantung tertinggi didapat oleh Operator 3 dan yang terendah
didapat oleh Operator 2.

4.1.3. Pengukuran Heart Rate Range

Beban fisiologis dapat dihitung dengan menggunakan indikator heart rate


range (HRR) dengan Rumus 2.6 pada halaman 14. Pengukuran heart rate range
(HRR) untuk setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan pengukuran heart rate range untuk Operator 1 sebagai
berikut.
100(92-48)
Menit Ke- 3 HRR ( % ) = =29,14%
199-48
100(88-82)
Menit Ke- 6 HRR ( % ) = =5,13%
199-82
100(96-65)
Menit Ke- 9 HRR ( % ) = =23,13%
199-65
100(88-75)
Menit Ke- 12 HRR ( % ) = =10,48%
199-75

51
100(88-115)
Menit Ke- 15 HRR ( % ) = =-31,14%
199-115
Hasil dari pengukuran heart rate range pada Operator 1 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan pengukuran heart rate range untuk Operator 2 sebagai
berikut.
100(74-79)
Menit Ke- 3 HRR ( % ) = =-4,27%
196-79
100(99-69)
Menit Ke- 6 HRR ( % ) = =23,62%
196-69
100(68-109)
Menit Ke- 9 HRR ( % ) = =-47,13%
196-109
100(49-68)
Menit Ke- 12 HRR ( % ) = =-14,84%
196-68
100(74-66)
Menit Ke- 15 HRR ( % ) = =6,15%
196-66
Hasil dari pengukuran heart rate range pada Operator 2 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan pengukuran heart rate range untuk Operator 3 sebagai
berikut.
100(75-84)
Menit Ke- 3 HRR ( % ) = =-7,76%
200-84
100(81-139)
Menit Ke- 6 HRR ( % ) = =-95,08%
200-139
100(87-50)
Menit Ke- 9 HRR ( % ) = =24,67%
200-50
100(83-42)
Menit Ke- 12 HRR ( % ) = =25,95%
200-42
100(83-49)
Menit Ke- 15 HRR ( % ) = =22,52%
200-49
Hasil dari pengukuran heart rate range pada Operator 3 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.

52
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan pengukuran heart rate range untuk Operator 4 sebagai
berikut.
100(88-127)
Menit Ke- 3 HRR ( % ) = =-54,17%
199-127
100(93-108)
Menit Ke- 6 HRR ( % ) = =-16,48%
199-108
100(148-47)
Menit Ke- 9 HRR ( % ) = =66,45%
199-47
100(151-55)
Menit Ke- 12 HRR ( % ) = =66,67%
199-55
100(152-62)
Menit Ke- 15 HRR ( % ) = =65,69%
199-62
Hasil dari pengukuran heart rate range pada Operator 4 mengalami
peningkatan yang teratur dan penurunan pada menit ke-15.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan heart rate range dari data pengamatan yang
dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Heart Rate Range Setiap Operator
Heart Rate Range
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
3 29,14% -4,27% -7,76% -54,17%
6 5,13% 23,62% 95,08% -16,48%
9 23,13% -47,13% 24,67% 66,45%
12 10,48% -14,84% 25,95% 66,67%
15 -32,14% 6,15% 22,52% 65,69%
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Berdasarkan Tabel 4.2 besarnya rata-rata heart rate range dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja untuk
Operator 1 yaitu 7,15%, Operator 2 yaitu -7,49%, Operator 3 yaitu 32,09%, dan
Operator 4 yaitu 25,63%. Grafik beban fisiologis (HRR) dari data pengamatan
yang dilakukan setiap Operator dapat dilihat pada Gambar 4.17.

53
120%
100%
80%
60%
40% Operator 1 (Dani)
20% Operator 2 (Hidayah)
Operator 3 (Rizka)
0%
Operator 4 (Sipon)
-20%
-40%
-60%
-80%
3 6 9 12 15
Gambar 4.17. Grafik Rekapitulasi Hasil HRR
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Grafik 4.17 menunjukan hasil dari HRR setiap Operator mengalami
kenaikan dan penurunan yang tidak teratur.

4.1.4. Beban Kerja Menurut Kamalakannan

Besarnya energi yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan dapat diukur


dengan memperhitungkan denyut jantung dan faktor demografi seperti pada
Rumus 2.7 pada halaman 15. Perhitungan beban kerja menurut Kamalakannan
untuk setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan besarnya beban kerja menurut Kamalakannan untuk Operator
1 yaitu sebagai berikut.
Ecost = -1867 + 8,58 (90,40) + 25,1 (62,20) + 4,5 (21) – 7,4 (77,00) + 67,8(0)
= -5,45 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Kamalakannan (Ecost) pada
Operator 1 yaitu sebesar -5,45 Watt.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan besarnya beban kerja menurut Kamalakannan untuk Operator
2 yaitu sebagai berikut.
Ecost = -1867 + 8,58 (72,80) + 25,1 (67,72) + 4,5 (24) – 7,4 (78,20) + 67,8(0)

54
= - 13,28 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Kamalakannan (Ecost) pada
Operator 2 yaitu sebesar -13,28 Watt.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan besarnya beban kerja menurut Kamalakannan untuk Operator
1 yaitu sebagai berikut.
Ecost = - 1867 + 8,58(81,80) + 25,1(61,02) + 4,5(20) – 7,4(72,80) + 67,8(1)
= - 14,47 Watt

Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Kamalakannan (Ecost) pada


Operator 3 yaitu sebesar -14,47 Watt.
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan besarnya beban kerja menurut Kamalakannan untuk Operator
1 yaitu sebagai berikut.
Ecost = -1867 + 8,58 (126,4) + 25,1 (65,74) + 4,5 (21) – 7,4 (79,8) + 67,8(0)
= 371,57 Watt
Hasil dari beban kerja menurut Kamalakannan (Ecost) pada Operator 4 yaitu
sebesar 371,57 Watt.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi dari data besarnya beban kerja menurut Kamalakannan
(2007), setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja menunjukkan total
besarnya beban kerja setiap Operator. Dapat dilihat besarnya beban kerja untuk
Operator 1 yaitu -5,45 watt, Operator 2 yaitu -13,28 watt, Operator 3 yaitu
-14,47watt, dan Operator 4 yaitu 371,57 watt. Grafik beban kerja menurut
Kamalakannan (2007), dari data pengamatan yang dilakukan setiap operator dapat
dilihat pada Gambar 4.18.

55
400
350
300
250
200
150 Ecost

100
50
0
-50
Dani Hidayah Rizka Sipon

Gambar 4.18. Grafik Rekapitulasi Beban Kerja


Sumber: Pengolahan Data, 2021
Grafik 4.18 ini menunjukan Operator 2 dan Operator 3 mengalami
penurunan dari Operator 1, dan pada Operator 4 mengalami peningkatan yang
cukup jauh di banding Operator 1, Operator 2, dan Operator 3.

4.1.5. Beban Kerja Menurut Keytel

Beban kerja pada saat 15 menit berlari dan 15 menit istirahat dapat diukur
menggunakan Rumus 2.8 pada halaman 15. Pengukuran beban kerja menurut
Keytel untuk setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan besarmya beban kerja menurut Keytel pada saat lari untuk
Operator 1 yaitu sebagai berikut.
Menit ke-0 Ecost = -55,0959 + (115) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 31,24 Watt
Menit ke-3 Ecost = -55,0959 + (92) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 16,73 Watt
Menit ke-6 Ecost = -55,0959 + (88) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 14,20 Watt
Menit ke-9 Ecost = -55,0959 + (96) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 19,25 Watt
Menit ke-12 Ecost = -55,0959 + (88) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 14,20 Watt
Menit ke-15 Ecost = -55,0959 + (88) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017

56
= 14,20 Watt
Perhitungan beban kerja saat Operator istirahat yaitu.
Menit ke18 Ecost = -55,0959 + (48) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= -11,03 Watt
Menit ke-21Ecost = -55,0959 + (82) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 10,42 Watt
Menit ke-24 Ecost = -55,0959 + (65) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= -0.31 Watt
Menit ke-27 Ecost = -55,0959 + (75) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= -6,00 Watt
Menit ke-30 Ecost = -55,0959 + (115) 0,6309 + (48) 0,1988 + (21) 0,2017
= 31,24 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Keytel di atas didapatkan
bahwa Operator 1 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur pada
saat berlari dan saat istirahat.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan besarmya beban kerja menurut Keytel pada saat lari untuk
Operator 2 yaitu sebagai berikut.
Menit ke-0 Ecost = -55,0959 + (113) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 30,98 Watt
Menit ke-3 Ecost = -55,0959 + (74) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 6,37 Watt
Menit ke-6 Ecost = -55,0959 + (99) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 22,14 Watt
Menit ke-9 Ecost = -55,0959 + (68) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 2,59 Watt
Menit ke-12 Ecost = -55,0959 + (49) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= -9,40 Watt
Menit ke-15 Ecost = -55,0959 + (74) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 6,37 Watt
Perhitungan beban kerja saat Operator istirahat yaitu.
Menit ke18 Ecost = -55,0959 + (79) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 9,53 Watt

57
Menit ke-21Ecost = -55,0959 + (69) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 3,22 Watt
Menit ke-24 Ecost = -55,0959 + (109) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 28,43 Watt
Menit ke-27 Ecost = -55,0959 + (68) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 2,59 Watt
Menit ke-30 Ecost = -55,0959 + (66) 0,6309 + (50) 0,1988 + (24) 0,2017
= 1,32 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Keytel di atas didapatkan
bahwa Operator 2 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur pada
saat berlari dan saat istirahat.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan besarmya beban kerja menurut Keytel pada saat lari untuk
Operator 1 yaitu sebagai berikut.
Menit ke-0 Ecost = -55,0959 + (54)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= - 6,06 Watt
Menit ke-3 Ecost = -55,0959 + (75)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 7,19 Watt
Menit ke-6 Ecost = -55,0959 + (81)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 10,98 Watt
Menit ke-9 Ecost = -55,0959 + (87)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 14,76 Watt
Menit ke-12 Ecost = -55,0959 + (83)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 12,24 Watt
Menit ke-15 Ecost = -55,0959 + (83)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 12,24 Watt
Perhitungan beban kerja saat Operator istirahat yaitu.
Menit ke-18 Ecost = -55,0959 + (84)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 12,87 Watt
Menit ke-21 Ecost = -55,0959 + (139)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= 47,57 Watt
Menit ke-24 Ecost = -55,0959 + (83)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017

58
= -8,58 Watt
Menit ke-27 Ecost = -55,0959 + (83)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= -13,63 Watt
Menit ke-30 Ecost = -55,0959 + (83)0,6309 + (55)0,1988 + (20)0,2017
= -9,21 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Keytel di atas didapatkan
bahwa Operator 3 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur pada
saat berlari dan saat istirahat.
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan besarmya beban kerja menurut Keytel pada saat lari untuk
Operator 1 yaitu sebagai berikut.
Menit ke-0 Ecost = -55,0959 + (98) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 19,38 Watt
Menit ke-3 Ecost = -55,0959 + (88) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 15,59 Watt
Menit ke-6 Ecost = -55,0959 + (93) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 18,75 Watt
Menit ke-9 Ecost = -55,0959 + (148) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 53,45 Watt
Menit ke-12 Ecost = -55,0959 + (151) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 55,34 Watt
Menit ke-15 Ecost = -55,0959 + (152) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 55,97 Watt
Perhitungan beban kerja saat Operator istirahat yaitu.
Menit ke18 Ecost = -55,0959 + (127) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 40,20 Watt
Menit ke-21 Ecost = -55,0959 + (108) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= 28,21 Watt
Menit ke-24 Ecost = -55,0959 + (47) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= -10,27 Watt
Menit ke-27 Ecost = -55,0959 + (55) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017
= -5,23 Watt
Menit ke-30 Ecost = -55,0959 + (62) 0,6309 + (55) 0,1988 + (21) 0,2017

59
= -0,81 Watt
Hasil dari pengukuran beban kerja menurut Keytel di atas didapatkan
bahwa Operator 4 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur pada
saat berlari dan saat istirahat.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi beban kerja (Ecost) menurut Keytel (2005), dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Beban Kerja (Ecost) Menurut Keytel (2005) Setiap
Operator
Beban Kerja (Ecost) Keytel
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
Basal
0 31,24 30,98 -6,06 19,38
Lari
3 16,73 6,37 7,19 15,59
6 14,20 22,14 10,98 18,75
9 19,25 2,59 14,76 53,45
12 14,20 -9,40 12,24 55,34
15 14,20 6,37 12,24 55,97
Istirahat
18 -11,03 9,53 12,87 40,20
21 10,42 3,22 47,57 28,21
24 -0,31 28,43 -8,58 -10,27
27 -6,00 2,59 -13,63 -5,23
30 31,24 1,32 -9,21 -0,81
Sumber: Pengolahan Data, 2021
. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa data beban kerja menurut Keytel pada
praktikum fisiologi kerja setiap Operator yaitu 15 menit untuk berlari dan 15
menit untuk istirahat. Grafik beban kerja (Ecost) menurut Keytel (2005), pada saat
sebelum melakukan aktivitas berlari dari data pengamatan yang dilakukan setiap
operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.19.

60
35

30

25

20

15

10 Ecost basal

-5

-10
Dani Hidayah Rizka Sipon

Gambar 4.19. Grafik Ecost menurut Keytel (2005) Sebelum Lari


Sumber: Pengolahan Data, 2021
60

50

40

30
Dani
20 Hidayah
Rizka
10 Sipon

-10

-20
3 6 9 12 15

Gambar 4.19 menunjukan grafik beban kerja sebelum melakukan aktivitas


lari. Data tertinggi didapatkan oleh Operator 1 dan yang terendah oleh Operator 3.
Grafik beban kerja saat aktivitas lari dari data pengamatan yang dilakukan setiap
operator pada praktikum fisiologi kerja ini dapat dilihat pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20. Grafik Ecost menurut Keytel (2005) Saat Lari
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.20 menunjukan grafik beban kerja saat melakukan aktivitas lari.
Operator 4 mengalami peningkatan beban kerja yang teratur, sedangkan Operator
1, Operator 2, dan Operator 3 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur. Grafik beban kerja (Ecost) saat aktivitas istirahat dari data pengamatan yang
dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja ini dapat dilihat pada
Gambar 4.21.

61
60

50

40

30
Dani
20 Hidayah
Rizka
10 Sipon

-10

-20
18 21 24 27 30

Gambar 4.21. Grafik Ecost menurut Keytel (2005) Saat Istirahat


Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.21 menunjukan grafik beban kerja (Ecost) saat melakukan
aktivitas istirahat setelah lari. Setiap Operator mengalami peningkatan dan
penurunan yang tidak teratur.

4.1.6. Pengukuran Energi Berdasarkan Beberapa Penelitian

Pengukuran energi dari beberapa ahli seperti Keytel, Rakhmaniar, dan


Kamalakannan. Pengukuran energi berdasarkan para ahli diuraikan sebagai
berikut.

4.1.6.1. Menurut Keytel

Pengeluaran energi untuk setiap Operator dapat dihitung menggunakan


Rumus pada Tabel 2.6 pada halaman 15. Pengukuran pengeluaran energi untuk
setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan pengeluaran energi untuk Operator 1 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 EE = -20,4022 + (0,4472 x 115) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 26,52 kkal/menit
Menit Ke-3 EE = -20,4022 + (0,4472 x 92 ) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 16,23 kkal/menit
Menit Ke-6 EE = -20,4022 + (0,4472 x 88) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 14,44 kkal/menit
Menit Ke-9 EE = -20,4022 + (0,4472 x 96) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)

62
= 18,02 kkal/menit
Menit Ke-12 EE = -20,4022 + (0,4472 x 88) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 14,44 kkal/menit
Menit Ke-15 EE = -20,4022 + (0,4472 x 88) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 14,44 kkal/menit
Perhitungan pengeluaran energi pada Operator 1 saat istirahat yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-18 EE = -20,4022 + (0,4472 x 48) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= -3,45 kkal/menit
Menit Ke-21 EE = -20,4022 + (0,4472 x 82) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 11,76 kkal/menit
Menit Ke-24 EE = -20,4022 + (0,4472 x 65) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 4,16 kkal/menit
Menit Ke-27 EE = -20,4022 + (0,4472 x 75) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 22)
= 8,63 kkal/menit
Menit Ke-30 EE = -20,4022 + (0,4472 x 115) - (0,1263 x 48) + (0,074 x 21)
= 26,52 kkal/menit
Hasil pengukuran pengeluaran energi diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 1 menurut Keytel mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan pengeluaran energi untuk Operator 2 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 EE = -20,4022 + (0,4472 x 113) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 25,59 kkal/menit
Menit Ke-3 EE = -20,4022 + (0,4472 x 74 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 8,15 kkal/menit
Menit Ke-6 EE = -20,4022 + (0,4472 x 99 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 19,33 kkal/menit
Menit Ke-9 EE = -20,4022 + (0,4472 x 68 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 5,47 kkal/menit

63
Menit Ke-12 EE = -20,4022 + (0,4472 x 49 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= -3,03 kkal/menit
Menit Ke-15 EE = -20,4022 + (0,4472 x 74 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 8,15 kkal/menit
Perhitungan pengeluaran energi pada Operator 2 saat istirahat yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-18 EE = -20,4022 + (0,4472 x 79 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 10,39 kkal/menit
Menit Ke-21 EE = -20,4022 + (0,4472 x 69 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 5,92 kkal/menit
Menit Ke-24 EE = -20,4022 + (0,4472 x 109 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 23,80 kkal/menit
Menit Ke-27 EE = -20,4022 + (0,4472 x 68 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 5,47 kkal/menit
Menit Ke-30 EE = -20,4022 + (0,4472 x 66 ) - (0,1263 x 50) + (0,074 x 24)
= 4,57 kkal/menit
Hasil pengukuran pengeluaran energi diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 2 menurut Keytel mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan pengeluaran energi untuk Operator 3 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 EE = -20,4022 + (0,4472 x 54) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= -1,72 kkal/menit
Menit Ke-3 EE = -20,4022 + (0,4472 x 75) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 7,67 kkal/menit
Menit Ke-6 EE = -20,4022 + (0,4472 x 81) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 10,35 kkal/menit
Menit Ke-9 EE = -20,4022 + (0,4472 x 87) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 13,04 kkal/menit
Menit Ke-12 EE = -20,4022 + (0,4472 x 83) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)

64
= 11,25 kkal/menit
Menit Ke-15 EE = -20,4022 + (0,4472 x 83) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 11,25 kkal/menit
Perhitungan pengeluaran energi pada Operator 3 saat istirahat yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-18 EE = -20,4022 + (0,4472 x 84) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 11,70 kkal/menit
Menit Ke-21 EE = -20,4022 + (0,4472 x 139) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= 36,29 kkal/menit
Menit Ke-24 EE = -20,4022 + (0,4472 x 50) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= -3,51 kkal/menit
Menit Ke-27 EE = -20,4022 + (0,4472 x 42) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= -7,09 kkal/menit
Menit Ke-30 EE = -20,4022 + (0,4472 x 49) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 20)
= -3,96 kkal/menit
Hasil pengukuran pengeluaran energi diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 3 menurut Keytel mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan pengeluaran energi untuk Operator 4 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 EE = -20,4022 + (0,4472 x 98) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 16,24 kkal/menit
Menit Ke-3 EE = -20,4022 + (0,4472 x 88 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 13,56 kkal/menit
Menit Ke-6 EE = -20,4022 + (0,4472 x 93) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 15,79 kkal/menit
Menit Ke-9 EE = -20,4022 + (0,4472 x 148 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 40,39 kkal/menit
Menit Ke-12 EE = -20,4022 + (0,4472 x 151) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 41.73 kkal/menit

65
Menit Ke-15 EE = -20,4022 + (0,4472 x 152 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 42,18 kkal/menit
Perhitungan pengeluaran energi pada Operator 4 saat istirahat yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-18 EE = -20,4022 + (0,4472 x 127 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 31,00 kkal/menit
Menit Ke-21 EE = -20,4022 + (0,4472 x 108 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 22,50 kkal/menit
Menit Ke-24 EE = -20,4022 + (0,4472 x 47 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= -4,78 kkal/menit
Menit Ke-27 EE = -20,4022 + (0,4472 x 55 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 22)
= -1,20 kkal/menit
Menit Ke-30 EE = -20,4022 + (0,4472 x 62 ) - (0,1263 x 55) + (0,074 x 21)
= 1,93 kkal/menit
Hasil pengukuran pengeluaran energi diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 4 menurut Keytel mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak
teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi pengeluaran energi dari data pengamatan yang dilakukan
setiap Operator pada setiap praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Pengeluaran Energi (EE) Setiap Operator
Pengeluaran Energi (EE)
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
Basal
0 26,52 25,59 -1,72 16,24
Lari
3 16,23 8,15 7,67 13,56
6 14,44 19,33 10,35 15,79
9 18,02 5,47 13,04 40,39
12 14,44 -3,03 11,25 41,73
15 14,44 8,15 11,25 72,18

66
Tabel 4.4. Rekapitulasi Pengeluaran Energi (EE) Setiap Operator (Lanjutan)
Pengeluaran Energi (EE)
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
Istirahat
18 -3,45 10,39 11,70 31,00
21 11,76 5,92 36,29 22,50
24 4,16 23,80 -3,51 -4,78
27 8,63 5,47 -7,09 -1,20
30 26,52 4,57 -3,96 1,93
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Tabel 4.4 menunjukkan data pengeluaran energi pada praktikum fisiologi
kerja setiap Operator yaitu 15 menit untuk bekerja dan 15 menit untuk istirahat.
Grafik pengeluran energi (EE) menurut Keytel (2005), pada saat sebelum
melakukan aktivitas berlari dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator
pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.22.
30

25

20

15
EE basal
10

-5
Dani Hidayah Rizka Sipon
Gambar 4.22. Grafik Pengeluaran Energi (EE) Menurut Keytel Sebelum Lari
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.22 menunjukan grafik pengeluaran energi sebelum melakukan
aktivitas lari. Operator 1 memiliki data tertinggi, serta data terendah dimiliki oleh
Operator 3. Grafik pengeluaran energi saat aktivitas lari dari data pengamatan
yang dilakukan setiap operator pada praktikum fisiologi kerja ini dapat dilihat
pada Gambar 4.23.

67
50

40

30
Dani
20 Hidayah
Rizka
Sipon
10

-10
3 6 9 12 15
Gamb
ar 4.23. Grafik Pengeluaran Energi (EE) Menurut Keytel Saat Lari
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.23 menunjukan grafik pengeluaran energi saat melakukan
aktivitas lari. Operator 1 mengalami peningkatan yang teratur, sedangakan
Operator 1, Operator 2, dan Operator 3 mengalami peningkatan dan penurunan
yang tidak teratur. Grafik pengeluaran energi saat aktivitas istirahat dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja ini
dapat dilihat pada Gambar 4.24.
40
35
30
25
20 Dani
15 Hidayah
Rizka
10
Sipon
5
0
-5
-10
18 21 24 27 30

Gambar 4.24. Grafik Pengeluaran Energi (EE) Menurut Keytel Saat Istirahat
Sumber: Pengolahan Data, 2021

68
Gambar 4.24 menunjukan grafik Pengeluaran Energi (EE) Menurut Keytel
saat melakukan aktivitas istirahat setelah lari. Berdasarkan grafik tersebut terlihat
bahwa setiap Operator mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.

4.1.6.2. Menurut Rakhmaniar

Besarnya konsumsi oksigen untuk setiap Operator dapat dihitung dengan


menggunakan Rumus perhitungan pada Tabel 2.6 pada Halaman 16. Perhitungan
besarnya konsumsi oksigen untuk setiap operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan konsumsi oksigen untuk Operator 1 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.

Menit Ke-0 Y = 0,014 (115) + 0,017(48) – 1,706 = 0,72 liter/menit


Menit Ke-3 Y = 0,014 (92) + 0,017(48) – 1,706 = 0,40 liter/menit
Menit Ke-6 Y = 0,014 (88) + 0,017(48) – 1,706 = 0,34 liter/menit
Menit Ke-9 Y = 0,014 (96) + 0,017(48) – 1,706 = 0,45 liter/menit
Menit Ke-12 Y = 0,014 (88) + 0,017(48) – 1,706 = 0,34 liter/menit
Menit Ke-15 Y = 0,014 (88) + 0,017(48) – 1,706 = 0,34 liter/menit
Perhitungan konsumsi oksigen pada Operator 1 saat istirahat yaitu sebagai
berikut.
Menit Ke-18 Y = 0,014 (48) + 0,017(48) – 1,706 = -0,22 liter/menit
Menit Ke-21 Y = 0,014 (82) + 0,017(48) – 1,706 = 0,26 liter/menit
Menit Ke-24 Y = 0,014 (65) + 0,017(48) – 1,706 = 0,02 liter/menit
Menit Ke-27 Y = 0,014 (75) + 0,017(48) – 1,706 = 0,16 liter/menit
Menit Ke-30 Y = 0,014 (115) + 0,017(48) – 1,706 = 0,72 liter/menit
Hasil pengukuran konsumsi oksigen diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 1 menurut Rakhmaniar mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan konsumsi oksigen untuk Operator 2 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.

69
Menit Ke-0 Y = 0,014 (113) + 0,017(50) – 1,706 = 0,73 liter/menit
Menit Ke-3 Y = 0,014 (74) + 0,017(50) – 1,706 = 0,18 liter/menit
Menit Ke-6 Y = 0,014 (99) + 0,017(50) – 1,706 = 0,53 liter/menit
Menit Ke-9 Y = 0,014 (68) + 0,017(50) – 1,706 = 0,10 liter/menit
Menit Ke-12 Y = 0,014 (49) + 0,017(50) – 1,706 = -0,17 liter/menit
Menit Ke-15 Y = 0,014 (74) + 0,017(50) – 1,706 = 0,18 liter/menit
Perhitungan konsumsi oksigen pada Operator 2 saat istirahat yaitu sebagai
berikut.
Menit Ke-18 Y = 0,014 (79) + 0,017(50) – 1,706 = 0,25 liter/menit
Menit Ke-21 Y = 0,014 (69) + 0,017(50) – 1,706 = 0,11 liter/menit
Menit Ke-24 Y = 0,014 (109) + 0,017(50) – 1,706 = 0,67 liter/menit
Menit Ke-27 Y = 0,014 (68) + 0,017(50) – 1,706 = 0,10 liter/menit
Menit Ke-30 Y = 0,014 (66) + 0,017(50) – 1,706 = 0,07 liter/menit
Hasil pengukuran konsumsi oksigen diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 2 menurut Rakhmaniar mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan konsumsi oksigen untuk Operator 3 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 Y= 0,014 (52) + 0,017(55) – 1,706= -0,01 liter/menit
Menit Ke-3 Y= 0,014 (75) + 0,017(55) – 1,706= 0,28 liter/menit
Menit Ke-6 Y= 0,014 (81) + 0,017(55) – 1,706= 0,36 liter/menit
Menit Ke-9 Y= 0,014 (87) + 0,017(55) – 1,706= 0,45 liter/menit
Menit Ke-12 Y= 0,014 (83) + 0,017(55) – 1,706= 0,39 liter/menit
Menit Ke-15 Y= 0,014 (83) + 0,017(55) – 1,706= 0,39 liter/menit
Perhitungan konsumsi oksigen pada Operator 3 saat istirahat yaitu sebagai
berikut.
Menit Ke-18 Y= 0,014 (84) + 0,017(55) – 1,706= 0,41 liter/menit
Menit Ke-21 Y= 0,014 (139) + 0,017(55) – 1,706= 1,18 liter/menit
Menit Ke-24 Y= 0,014 (50) + 0,017(55) – 1,706= -0,07 liter/menit
Menit Ke-27 Y= 0,014 (42) + 0,017(55) – 1,706= -0,18 liter/menit

70
Menit Ke-30 Y= 0,014 (49) + 0,017(55) – 1,706= -0,09 liter/menit
Hasil pengukuran konsumsi oksigen diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 3 menurut Rakhmaniar mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan konsumsi oksigen untuk Operator 4 pada saat lari yaitu
sebagai berikut.
Menit Ke-0 Y = 0,014 (98) + 0,017(55) – 1,706 = 0,55 liter/menit
Menit Ke-3 Y = 0,014 (88) + 0,017(55) – 1,706 = 0,46 liter/menit
Menit Ke-6 Y = 0,014 (93) + 0,017(55) – 1,706 = 0,53 liter/menit
Menit Ke-9 Y = 0,014 (148) + 0,017(55) – 1,706 = 1,30 liter/menit
Menit Ke-12 Y = 0,014 (151) + 0,017(55) – 1,706 = 1,34 liter/menit
Menit Ke-15 Y = 0,014 (152) + 0,017(55) – 1,706 = 1,36 liter/menit
Perhitungan konsumsi oksigen pada Operator 4 saat istirahat yaitu sebagai
berikut.
Menit Ke-18 Y = 0,014 (127) + 0,017(55) – 1,706 = 1,01 liter/menit
Menit Ke-21 Y = 0,014 (108) + 0,017(55) – 1,706 = 0,74 liter/menit
Menit Ke-24 Y = 0,014 (47) + 0,017(55) – 1,706 = -0,11 liter/menit
Menit Ke-27 Y = 0,014 (55) + 0,017(55) – 1,706 = -0,00 liter/menit
Menit Ke-30 Y = 0,014 (62) + 0,017(55) – 1,706 = 0,10 liter/menit
Hasil pengukuran konsumsi oksigen diatas didapatkan bahwa untuk
Operator 4 menurut Rakhmaniar mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak teratur pada saat berlari dan saat istirahat.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan konsumsi oksigen dari data pengamatan yang
dilakukan setiap operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Tabel
4.5.

71
Tabel 4.5. Rekapitulasi Konsumsi Oksien (Y) Setiap Operator
Konsumsi Oksigen (Y)
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
Basal
0 0,72 0,73 -0,01 0,55
Lari
3 0,40 0,18 0,28 0,46
6 0,34 0,53 0,36 0,53
9 0,45 0,10 0,45 1,30
12 0,34 -0,17 0,39 1,34
15 0,34 0,18 0,39 1,36
Istirahat
18 -0,22 0,25 0,41 1,01
21 0,26 0,11 1,18 0,74
24 0,02 0,67 -0,07 -0,11
27 0,16 0,10 -0,18 -0,00
30 0,72 0,07 -0,09 -0,10
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data konsumsi oksigen pada praktikum
fisiologi kerja setiap operator yaitu 15 menit untuk bekerja dan 15 menit untuk
istirahat. Grafik konsumsi oksigen (Y), pada saat sebelum melakukan aktivitas
berlari dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum
fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.25.
0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

-0.1
Dani Hidayah Rizka Sipon

Gambar 4.25. Grafik Konsumsi Oksigen (Y) Sebelum Lari


Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.25 menunjukan grafik konsumsi oksigen sebelum melakukan
aktivitas lari. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa Operator 2 memiliki data
tertinggi dan data terendah dimiliki oleh Operator 3. Grafik konsumsi oksigen saat

72
aktivitas lari dari data pengamatan yang dilakukan setiap operator pada praktikum
fisiologi kerja ini dapat dilihat pada Gambar 4.26.
1.6
1.4
1.2
1
0.8 Dani
0.6 Hidayah
Rizka
0.4
Sipon
0.2
0
-0.2
-0.4
3 6 9 12 15

Gambar 4.26. Grafik Konsumsi Oksigen (Y) Saat Lari


Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.26 menunjukan grafik konsumsi oksigen saat melakukan
aktivitas lari. Operator 1 mengalami peningkatan yang teratur, sedangakan
Operator 1, Operator 2, dan Operator 3 mengalami peningkatan dan penurunan
yang tidak teratur. Grafik konsumsi oksigen saat aktivitas istirahat dari data
pengamatan yang dilakukan setiap operator pada praktikum fisiologi kerja ini
dapat dilihat pada Gambar 4.27.
1.4

1.2

0.8

0.6 Dani
Hidayah
0.4 Rizka
Sipon
0.2

-0.2

-0.4
18 21 24 27 30

Gambar 4.27. Grafik Konsumsi Oksigen (Y) Saat Istirahat


Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.27 menunjukan grafik konsumsi oksigen (Y) saat melakukan
aktivitas istirahat setelah lari. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa setiap
Operator mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.

73
4.1.6.3. Menurut Kamalakannan

Besarnya metabolic work rate seseorang dapat dihitung dengan


menggunakan perhitungan pada Tabel 2.6 pada Halaman 16. Perhitungan
besarnya metabolic work rate untuk setiap Operator sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan besarnya MWR untuk Operator 1 menggunakan tinggi
badan dalam inci yaitu sebagai berikut.
MWR = -1967 + 8,58(90,40) + 25,1(62,20) + 4,50(21) – 7,47(77) + 67,8(0)
= -110,84 W
Hasil pengukuran metabolic work rate diatas didapatkan untuk Operator 1
menurut Kamalakannan adalah -110,84 W.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan besarnya MWR untuk Operator 2 menggunakan tinggi
badan dalam inci yaitu sebagai berikut.
MWR = -1967 + 8,58(72,80) + 25,1(67,72) + 4,50(24) – 7,47(78,20) + 67,8(0)
= -118,76 W
Hasil pengukuran metabolic work rate diatas didapatkan untuk Operator 2
menurut Kamalakannan adalah -118,76 W.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan besarnya MWR untuk Operator 3 menggunakan tinggi badan
dalam inci yaitu sebagai berikut.
MWR = -1967 + 8,58(81,80) + 25,1(61,02) + 4,50(20) – 7,47(72,80) + 67,8(1)
= -119,57 W
Hasil pengukuran metabolic work rate diatas didapatkan untuk Operator 3
menurut Kamalakannan adalah -119,57 W.
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan besarnya MWR untuk Operator 4 menggunakan tinggi badan
dalam inci yaitu sebagai berikut.
MWR = -1967 + 8,58(126,40) + 25,1(65,74) + 4,50(21) – 7,47(79,80) + 67,8(0)
= 265,98 W

74
Hasil pengukuran metabolic work rate diatas didapatkan untuk Operator 4
menurut Kamalakannan adalah 265,98 W.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan metabolic work rate dari data pengamatan yang
dilakukan setiap operator pada praktikum fisiologi kerja. Dapat dilihat besarnya
metabolic work rate untuk Operator 1 sebesar -110,84 W, Operator 2 sebesar
-118,76 W, Operator 3 sebesar -119,57 W, dan Operator 4 sebesar 256,98 W.
Grafik metabolic work rate dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator
pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.28.

300

250

200

150

100
MWR
50

-50

-100

-150
Hidayah Rizka Sipon
Gambar 4.28. Grafik MWR Setiap Operator
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar grafik 4.28 dapat dilihat bahwa dari Operator 1, Operator 2, dan
Operator 3 mengalami penuruan dan pada Operator 4 mengalami kenaikan.

4.1.7. Pengukuran Waktu Istirahat

Pengukuran waktu istirahat (rest allowance) dapat ditentukan dengan


menggunakan Rumus 2.9 pada Halaman 17. Perhitungan pengukuran waktu
istirahat untuk setiap Operator yaitu sebagai berikut.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Perhitungan pengukuran waktu istirahat (rest allowance) untuk Operator 1
sebagai berikut.
15 (5– 5,4 )
R =
(5– 0,3)
= -1,28 menit

75
Hasil pengukuran waktu istirahat untuk Operator 1 adalah -1,28 menit.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Perhitungan pengukuran waktu istirahat (rest allowance) untuk Operator 2
sebagai berikut.
15 ( 2,5 – 5,4 )
R =
( 2,5 – 0,3)
= -19,77 menit
Hasil pengukuran waktu istirahat untuk Operator 2 adalah -19,77 menit.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Perhitungan pengukuran waktu istirahat (rest allowance) untuk Operator 3
sebagai berikut.
15 ( 2,5 – 3,6 )
R =
( 2,5 – 0,3)
= -7,5 menit
Hasil pengukuran waktu istirahat untuk Operator 3 adalah -7,5 menit
4. Operator 4 (Sipon)
Perhitungan pengukuran waktu istirahat (rest allowance) untuk Operator 4
sebagai berikut.
15 ( 10 – 5,4 )
R =
( 10 – 0,3)
= 7,11 menit
Hasil pengukuran waktu istirahat untuk Operator 4 adalah 7,11 menit.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan waktu istirahat (rest allowance) dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja. Dapat
dilihat besarnya waktu istirahat untuk Operator 1 sebesar -1,28 menit, Operator 2
sebesar -19,77 menit, Operator 3 sebesar -7,50 menit, dan Operator 4 sebesar 7,11
menit. Grafik pemberian waktu istirahat (R) dari data pengamatan yang dilakukan
setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.29.

76
10

-5
R
-10

-15

-20

-25
Dani Hidayah Rizka Sipon
Gambar 4.29. Grafik Rekapitulasi Hasil R (rest allowance) Setiap Operator
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar grafik 4.29 menunjukan bahwa Operator 2 dan Operator 3
mengalami penurunan dari Operator 1 lalu pada Operator 4 mengalami kenaikan.

4.2. Perhitungan dan Pengukuran dari Buku Nurmianto

Perhitungan dan pengukuran dari buku Nurmianto dapat diuraiakan


sebagai berikut.

4.2.1. Fitness

Perhitungan fitness untuk semua Operator menggunakan Rumus 2.12 pada


halaman 25.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Pengukuran fitness index dapat dihitung menggunakan Rumus 2.12 pada
halaman 25 untuk Operator 1 sebagai berikut.
19.745
Menit Ke- 3 F= = 411,35 ml/menit.kg
48
18.945
Menit Ke- 6 F= = 394,69 ml/menit.kg
48
20.545
Menit Ke- 9 F= = 428,02 ml/menit.kg
48
18.945
Menit Ke- 12 F= =394,69 ml/menit.kg
48
18.945
Menit Ke- 15 F= =394,69 ml/menit.kg
48

77
Hasil dari pengukuran fitness index untuk Operator 1 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Pengukuran fitness index dapat dihitung menggunakan Rumus 2.12 pada
halaman 25 untuk Operator 2 sebagai berikut.
16.078
Menit Ke- 3 F= =321,56 ml/menit.kg
50
21.078
Menit Ke- 6 F= =421,56 ml/menit.kg
50
14.878
Menit Ke- 9 F= =297,56 ml/menit.kg
50
11.078
Menit Ke- 12 F= =221,56 ml/menit.kg
50
16.078
Menit Ke- 15 F= =321,56 ml/menit.kg
50
Hasil dari pengukuran fitness index untuk Operator 2 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Pengukuran fitness index dapat dihitung menggunakan Rumus 2.12 pada
halaman 25 untuk Operator 3 sebagai berikut.
304
Menit Ke- 3 F= =5,53 ml/menit.kg
55
382
Menit Ke- 6 F= =6,95 ml/menit.kg
55
460
Menit Ke- 9 F= =8,36 ml/menit.kg
55
408
Menit Ke- 12 F= =7,42 ml/menit.kg
55
408
Menit Ke- 15 F= =7,42 ml/menit.kg
55
Hasil dari pengukuran fitness index untuk Operator 3 mengalami
peningkatan di awal dan penurunan di akhir.
4. Operator 4 (Sipon)
Pengukuran fitness index dapat dihitung menggunakan Rumus 2.12 pada
halaman 25 untuk Operator 4 sebagai berikut.

78
19.078
Menit Ke- 3 F= =346,87 ml/menit.kg
55
20.078
Menit Ke- 6 F= =365,05 ml/menit.kg
55
31.078
Menit Ke- 9 F= =565,05 ml/menit.kg
55
31.678
Menit Ke- 12 F= =575,96 ml/menit.kg
55
31.878
Menit Ke- 15 F= =579,60 ml/menit.kg
55
Hasil dari pengukuran fitness index untuk Operator 1 mengalami
peningkatan yang teratur.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan fitness index dari data pengamatan yang
dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Fitness Index Setiap Operator
Fitness Index (F)
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
3 411,35 321,56 5,53 346,87
6 394,69 421,56 6,95 365,05
9 428,02 297,56 8,36 565,05
12 394,69 221,56 7,42 575,96
15 394,69 321,56 7,42 579,60
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Tabel 4.6 menunjukkan nilai fitness index setiap Operator pada praktikum
fisiologi kerja. Rata-rata dari jumlah nilai fitness index untuk Operator 1 sebesar
404,69 ml/menit.kg, Operator 2 sebesar 316,67 ml/menit.kg, Operator 3 sebesar
7,13 ml/menit.kg, dan Operator 4 sebesar 486,51 ml/menit.kg. Grafik fitness
index (F) dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum
fisiologi kerja dapat dilihat pada Gambar 4.30.

79
700

600

500

400 Operator 1 (Dani)


Operator 2 (Hidayah)
300 Operator 3 (Rizka)
Operator 4 (Sipon)
200

100

0
3 6 9 12 15
Gambar 4.30. Grafik Rekapitulasi Fitness Index
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.30 menunjukan grafik lamanya waktu kerja saat melakukan
aktivitas berlari. Seluruh Operator mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak
teratur kecuali Operator 4 yang mengalami peningkatan yang teratur.

4.2.2. Lama Waktu Kerja

Perhitungan lamanya waktu kerja untuk semua Operator menggunakan


Rumus 2.13 pada halaman 32.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Pengukuran lamanya waktu kerja dapat dihitung menggunakan Rumus
2.13 pada halaman 32 untuk Operator 1 sebagai berikut.
25
Menit Ke- 3 T w = =2,23 menit
16,23-5
25
Menit Ke- 6 T w = =2,65 menit
14,44-5
25
Menit Ke- 9 T w = =1,92 menit
18,02-5
25
Menit Ke- 12 T w = =2,65 menit
14,44-5
25
Menit Ke- 15 T w = =2,65 menit
14,44-5
Hasil pengukuran lamanya waktu kerja Operator 1 mengalami peningkatan
dan penurunan yang tidak teratur.

80
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Pengukuran lamanya waktu kerja dapat dihitung menggunakan Rumus
2.13 pada halaman 32 untuk Operator 2 sebagai berikut.
25
Menit Ke- 3 T w = =7,93 menit
8,15-5
25
Menit Ke- 6 T w = =1,74 menit
19,33-5
25
Menit Ke- 9 T w = =53,37 menit
5,47-5
25
Menit Ke- 12 T w = =-3,11 menit
-3,03-5
25
Menit Ke- 15 T w = =7,93 menit
8,15-5
Hasil pengukuran lamanya waktu kerja Operator 2 mengalami peningkatan
dan penurunan yang tidak teratur.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Pengukuran lamanya waktu kerja dapat dihitung menggunakan Rumus
2.13 pada halaman 32 untuk Operator 3 sebagai berikut.
25
Menit Ke- 3 T w = =9,36 menit
7,67 -5
25
Menit Ke- 6 T w = =4,67 menit
10,35-5
25
Menit Ke- 9 T w = =3,11 menit
13,04-5
25
Menit Ke- 12 T w = =4 menit
11,25-5
25
Menit Ke- 15 T w = =4 menit
11,25-5
Hasil Hasil pengukuran lamanya waktu kerja Operator 3 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
4. Operator 4 (Sipon)
Pengukuran lamanya waktu kerja dapat dihitung menggunakan Rumus
2.13 pada halaman 32 untuk Operator 4 sebagai berikut.

81
25
Menit Ke- 3 T w = =2,92 menit
13,56-5
25
Menit Ke- 6 T w = =2,32 menit
15,79-5
25
Menit Ke- 9 T w = =0,71 menit
40,39-5
25
Menit Ke- 12 T w = =0,68 menit
41,73-5
25
Menit Ke- 15 T w = =0,67 menit
42,18-5
Hasil pengukuran lamanya waktu kerja Operator 4 mengalami penurunan
yang teratur.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan lamanya waktu kerja dari data pengamatan yang
dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Lamanya Waktu Kerja Setiap Operator
Lamanya Waktu Kerja Tw
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
Operator 4
(menit) (Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
3 2,23 7,93 9,36 2,92
6 2,65 1,74 4,67 2,32
9 1,92 53,37 3,11 0,71
12 2,65 -3,11 4,00 0,68
15 2,65 7,93 4,00 0,67
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Tabel 4.7 menunjukkan data lamanya waktu kerja setiap Operator pada
praktikum fisiologi kerja. Rata-rata lamanya waktu kerja untuk Operator 1 sebesar
2,42 menit, Operator 2 sebesar 13,57 menit, Operator 3 sebesar 5,03 menit, dan
Operator 4 sebesar 1,46 menit. Grafik lamanya waktu kerja (Tw) dari data
pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat
dilihat pada Gambar 4.31.

82
60

50

40

30 Dani
Hidayah
20 Rizka
Sipon
10

-10
3 6 9 12 15
Gambar 4.31. Grafik Rekapitulasi Lamanya Waktu Kerja
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.31 menunjukan grafik lamanya waktu kerja saat melakukan
aktivitas lari. Pada Operator 2 mengalami kenaikan yang sangat jauh pada menit
ke-9 dan pada Operator 1, Operator 3, serta Operator 4 mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak terlalu besar.

4.2.3. Lama Waktu Istirahat

Perhitungan lamanya waktu istirahat untuk semua Operator menggunakan


Rumus 2.14 pada halaman 33.
1. Operator 1 (Dani Nurfaizal)
Pengukuran lamanya waktu istirahat dapat dihitung menggunakan Rumus
2.14 pada halaman 33 untuk Operator 1 sebagai berikut.
25
Menit ke-18 T R = =-5,06 menit
-3,45-1,5
25
Menit ke-21 T R = =2,44 menit
11,76-1,5
25
Menit ke-24 T R = =9,41 menit
4,16-1,5
25
Menit ke-27 T R = =3,51 menit
8,63-1,5

83
25
Menit ke-30 T R = =1 menit
26,52-1,5
Hasil pengukuran lamanya waktu istirahat Operator 1 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
2. Operator 2 (Muhammad Hidayah)
Pengukuran lamanya waktu istirahat dapat dihitung menggunakan Rumus
2.14 pada halaman 33 untuk Operator 2 sebagai berikut.
25
Menit ke-18 T R = =2,81 menit
10,39-1,5
25
Menit ke-21 T R = =5,66 menit
5,92-1,5
25
Menit ke-24 T R = =1,12 menit
23,80-1,5
25
Menit ke-27 T R = =6,30 menit
5,47-1,5
25
Menit ke-30 T R = =8,13 menit
4,57-1,5
Hasil pengukuran lamanya waktu istirahat Operator 2 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
3. Operator 3 (Rizka Meilani)
Pengukuran lamanya waktu istirahat dapat dihitung menggunakan Rumus
2.14 pada halaman 33 untuk Operator 3 sebagai berikut.
25
Menit ke-18 T R = =2,45 menit
11,70-1,5
25
Menit ke-21 T R = =0,72 menit
36,29-1,5
25
Menit ke-24 T R = =-4,99 menit
-3,51-1,5
25
Menit ke-27 T R = =-2,91 menit
-7,09-1,5
25
Menit ke-30 T R = =-4,58 menit
-3,96-1,5
Hasil pengukuran lamanya waktu istirahat Operator 3 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.

84
4. Operator 4 (Sipon)
Pengukuran lamanya waktu istirahat dapat dihitung menggunakan Rumus
2.14 pada halaman 33 untuk Operator 4 sebagai berikut.
25
Menit ke-18 T R = =0,85 menit
31-1,5
25
Menit ke-21 T R = =1,19 menit
22,50-1,5
25
Menit ke-24 T R = =-3,98 menit
-4,78-1,5
25
Menit ke-27 T R = =-9,26 menit
-1,20-1,5
25
Menit ke-30 T R = =57,91 menit
1,93 0 -1,5
Hasil pengukuran lamanya waktu istirahat Operator 4 mengalami
peningkatan dan penurunan yang tidak teratur.
5. Rekapitulasi
Rekapitulasi perhitungan lamanya waktu istirahat dari data pengamatan
yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi kerja dapat dilihat pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Lamanya Waktu Istirahat Setiap Operator
Lamanya Waktu Istirahat (TR)
Operator 1 Operator 2 Operator 3
No Operator 4
(Dani (Muhammad (Rizka
(Sipon)
Nurfaizal) Hidayah) Meilani)
18 -5,06 2,81 2,45 0,85
21 2,44 5,66 0,72 1,19
24 9,41 1,12 -4,99 -3,98
27 3,51 6,30 -2,91 -9,26
30 1,00 8,31 -4,58 57,91
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Tabel 4.8 menunjukkan data lamanya waktu istirahat setiap Operator pada
praktikum fisiologi kerja. Rata-rata lamanya waktu istirahat untuk Operator 1
sebesar 2,26 menit, Operator 2 sebesar 4,81 menit, Operator 3 sebesar -1,86
menit, dan Operator 4 sebesar 9,34 menit. Grafik lamanya waktu istirahat (TR)
dari data pengamatan yang dilakukan setiap Operator pada praktikum fisiologi
kerja dapat dilihat pada Gambar 4.32.

85
60
50
40
30 Dani
20 Hidayah
Rizka
10
Sipon
0
-10
-20
18 21 24 27 30
Gambar 4.32. Grafik Rekapitulasi Lamanya Waktu Istirahat
Sumber: Pengolahan Data, 2021
Gambar 4.32 menunjukan grafik lamanya waktu istirahat saat melakukan
aktivitas lari. Seluruh Operator mengalami kenaikan dan penurunan, namun pada
Operator 4 mengalami kenaikan yang sangat tinggi pada menit ke-15.

4.3. Analisa dan Evaluasi

Analisa berdasarkan perhitungan buku Iridiastadi didapatkan bahwa data


konsumsi oksigen sebelum lari untuk Operator 1 adalah 24,35 liter/menit,
Operator 2 adalah 23,88 liter/menit, Operator 3 adalah 0,03 liter/menit, Operator 4
adalah 20,28 liter/menit. Konsumsi oksigen saat lari Operator 1 adalah 19,43
liter/menit, Operator 2 adalah 15,84 liter/menit, Operator 3 adalah 0,39
liter/menit, dan Operator 4 adalah 26,76 liter/menit. Konsumsi oksigen saat
istirahat Operator 1 adalah 16,75 liter/menit, Operator 2 adalah 16,92 liter/menit,
Operator 3 adalah 0,28 liter/menit, dan Operator 4 adalah 17,44 liter/menit.
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa konsumsi oksigen tertinggi diperoleh
oleh Operator 4 dan yang terendah diperoleh oleh Operator 3. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia, berat badan serta tingkat kelelahan
setiap Operator yang berbeda-beda.
Pengukuran denyut jantung maksimal Operator 1 adalah 199 bpm,
Operator 2 adalah 196 bpm, Operator 3 adalah 200 bpm, dan Operator 4 adalah

86
199 bpm. Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa denyut jantung maksimal
tertinggi diperoleh oleh Operator 3 dan yang terendah diperoleh oleh Operator 2.
Denyut jantung maksimal ini digunakan sebagai tolak ukur dari nilai denyut
jantung yang diperoleh Operator saat melakukan aktivitas.
Besarnya beban fisiologis dihitung dengan menggunakan indikator heart
rate range (HRR) diperoleh dari hasil perhitungan yaitu Operator 1 adalah 7,15%,
Operator 2 adalah -7,49%, Operator 3 adalah 32,06%, dan Operator 4 adalah
25,63%. Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa beban fisiologis tertinggi
diperoleh oleh Operator 4 dan yang terendah oleh Operator 2. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti denyut jantung masing-masing Operator
dan juga aspek lain seperti beban mental atau panas lingkungan yang membuat
beban fisiologisnya berbeda dari setiap Operator.
Besarnya beban kerja menurut Kamalakannan (2007), diperoleh Operator
1 adalah -5,45 Watt, Operator 2 adalah -13,28 Watt, Operator 3 adalah -14,47
Watt, dan Operator 4 adalah 371,57 Watt. Berdasarkan data tersebut didapatkan
bahwa besarnya beban kerja tertinggi diperoleh oleh Operator 4 dan yang terendah
oleh Operator 3. Beban kerja besar berarti beban yang diterima lebih kecil dari
kapasitas fisik Operator.
Besarnya beban kerja menurut Keytel (2005), setiap Operator diperoleh
sebelum lari Operator 1 adalah 31,24 kJ/menit, Operator 2 adalah 30,98 kJ/menit,
Operator 3 adalah -6,06 kJ/menit, dan Operator 4 adalah 19,38 kJ/menit. Rata-rata
besarnya beban kerja yang diperoleh saat lari Operator 1 adalah 15,72 kJ/menit,
Operator 2 adalah 6,62 kJ/menit, Operator 3 adalah 11,49 kJ/menit, dan Operator
4 adalah 39,82 kJ/menit. Besarnya beban kerja yang diterima saat istirahat
diperoleh Operator 1 adalah 4,87 kJ/menit, Operator 2 adalah 9,02 kJ/menit,
Operator 3 adalah 5,80 kJ/menit, dan Operator 4 adalah 10,42 kJ/menit.
Bedasarkan data tersebut didapatkan bahwa besarnya beban kerja tertinggi
diperoleh oleh Operator 4. Beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti faktor
kelelahan yang menyebabkan denyut jantung meningkat akhirnya energi yang
dikeluarkan haruslah besar sehingga beban kerja meningkat. Selain itu dapat
dilihat dari bobot badan masing-masing Operator.

87
Pengeluaran energi menurut Keytel (2005), setiap Operator diperoleh
sebelum lari Operator 1 adalah 26,52 kkal/menit, Operator 2 adalah 25,59
kkal/menit, Operator 3 adalah –1,72 kkal/menit, dan Operator 4 adalah 16,24
kkal/menit. Rata-rata pengeluaran energi yang diterima saat berlari diperoleh
Operator 1 adalah 15,51 kkal/menit, Operator 2 adalah 7,61 kkal/menit, Operator
3 adalah 10,71 kkal/menit, dan Operator 4 adalah 30,73 kkal/menit. Rata-rata
besarnya pengeluaran energi yang diterima saat istirahat diperoleh Operator 1
adalah 9,52 kkal/menit, Operator 2 adalah 10,03 kkal/menit, Operator 3 adalah
6,67 kkal/menit, dan Operator 4 adalah 9,90 kkal/menit. Pengeluaran energi yang
paling tinggi dari Operator 1 hingga Operator 4 pada saat bekerja dan istirahat
diterima oleh Operator 4. Beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti faktor
kelelahan yang menyebabkan denyut jantung meningkat akhirnya energi yang
dikeluarkan haruslah besar sehingga beban kerja meningkat. Selain itu dapat
dilihat pada usia, dan bobot badan masing-masing Operator.
Konsumsi oksigen menurut Rakhmaniar (2007), setiap operator diperoleh
sebelum lari Operator 1 adalah 0,72 liter/menit, Operator 2 adalah 0,73
liter/menit, Operator 3 adalah -0,01 liter/menit, dan Operator 4 adalah 0,55
liter/menit. Rata-rata konsumsi oksigen saat lari diperoleh Operator 1 adalah 0,38
liter/menit, Operator 2 adalah 0,17 liter/menit, Operator 3 adalah 0,38 liter/menit,
dan Operator 4 adalah 0,10 liter/menit. Jumlah total pengeluaran energi pada saat
lari untuk Operator 1 sebesar 1,87 liter/menit, Operator 2 sebesar 0,82 liter/menit,
Operator 3 sebesar 1,87 liter/menit, dan Operator 4 sebesar 4,99 liter/menit.
Sedangkan pada saat istirahat untuk Operator 1 sebesar 0,94 liter/menit, Operator
2 sebesar 1,20 liter/menit, Operator 3 sebesar 1,25 liter/menit, dan Operator 4
sebesar 1,74 liter/menit. Jumlah konsumsi oksigen yang paling tinggi dari
Operator 1 hingga Operator 4 pada saat bekerja dan istirahat diterima oleh
Operator 4. Beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti faktor kelelahan yang
menyebabkan denyut jantung meningkat akhirnya konsumsi oksigen yang dihirup
haruslah besar. Selain itu dapat dilihat pada bobot badan masing-masing Operator.
MWR menurut Kamalakannan (2007), diperoleh Operator 1 adalah
-110,84 W, Operator 2 adalah -118,76 W, Operator 3 adalah –119,57 W, dan

88
Operator 4 adalah 265,98 W. Berdasarkan data tersebut diperoleh data tertinggi
adalah Operator 4 dan data terendah adalah Operator 3. Hal ini dapat dipengaruhi
beberapa faktor yaitu denyut jantung bekerja, denyut jantung istirahat, tinggi
badan, jenis kelamin, dan usia setiap Operator.
Pemberian waktu istirahat (rest allowance) yang dibutuhkan Operator 1
adalah -1,28 menit, Operator 2 adalah -19,77 menit, Operator 3 adalah -7,5 menit,
dan Operator 4 adalah 7,11 menit. Berdasarkan data tersebut diperoleh data
tertinggi adalah Operator 4 dan data terendah adalah Operator 2. Waktu
pemulihan ini berbeda tergantung dari kapasitas fisik dan denyut nadi saat bekerja
dan istirahat dari masing-masing Operator.
Analisa berdasarkan perhitungan buku Nurmianto didapatkan bahwa data
pengukuran jumlah energi Stevenson efisiensi manusia untuk Operator 1 adalah
29,16%, Operator 2 adalah 23,48%, Operator 3 adalah 26,38%, dan Operator 4
adalah 40,77%. Berdasarkan data tersebut diperoleh data tertingi yaitu oleh
Operator 4 dan data terendah yaitu oleh Operator 2. Pada pengukuran efisiensi
manusia yang lebih sensitif diperoleh data untuk Operator 1 adalah 0,32%,
Operator 2 adalah 0,24%, Operator 3 adalah 0,03%, dan Operator 4 adalah 0,04%.
Berdasarkan data tersebut diperoleh data tertinggi yaitu oleh Operator 1 dan data
terendah oleh Operator 3.
Pengukuran fitness index yang diperoleh Operator 1 adalah 404,69
ml/menit kg, Operator 2 adalah 316,67 ml/menit kg, Operator 3 adalah 7,13
ml/menit kg, dan Operator 4 adalah 486,51 ml/menit kg. Berdasarkan data
tersebut diperoleh data tertinggi yaitu oleh Operator 4 dan data terendah oleh
Operator 3.
Pengukuran lamanya waktu kerja yang diperoleh Operator 1 adalah 2,42
menit, Operator 2 adalah 13,57 menit, Operator 3 adalah 5,03 menit, dan Operator
4 adalah 1,46 menit. Berdasarkan data tersebut diperoleh waktu kerja terlama
yaitu oleh Operator 2 dan waktu kerja terpendek oleh Operator 4.
Pengukuran lamanya waktu istirahat yang diperolah Operator 1 adalah
2,26 menit, Operator 2 adalah 4,81 menit, Operator 3 adalah -1,86 menit, dan

89
Operator 4 adalah 9,34 menit. Berdasarkan data tersebut diperoleh waktu istirahat
terlama yaitu oleh Operator 3 dan waktu istirahat terpendek yaitu oleh Operator 2.
Berdasarkan analisa data diatas didapatkan bahwa aktivitas paling berat
dirasakan oleh Operator 4 dan aktivitas paling ringan dirasakan oleh Operator 3.
Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis kelamin, berat badan, beban kerja dan kondisi
fisik Operator itu sendiri. Pada hasil praktikum fisiologi kerja tersebut faktor
kondisi fisik Operator sangat berpengaruh, karena kondisi fisik Operator
menentukan besar kecilnya denyut jantung yang diperoleh melalui aplikasi heart
rate monitor.

90

Anda mungkin juga menyukai