Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Engine Honda Beat PGM-FI

Berikut ini tabel hasil pemeriksaan komponen cylinder head menghitung


mekanisme katup :
Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup
No Nama Komponen Ukuran Standar
1 Tinggi lobe bubungan IN 32,47-32,57 mm
2 Tinggi lobe bubungan EX 32,09-32,57 mm
3 Panjang pegas katup IN 29,78 mm
4 Panjang pegas katup EX 29,78 mm
5 DD rocker arm 10,00-10,01 mm
6 DL rocker arm 9,97-9,98 mm
7 Lebar valve seat 1,0 mm

Dari hasil pemeriksaan komponen pada mekanisme katup komponen


masih sesuai spesifikasi, kecuali katup ex ( valve exhaust ) mengalami kebocoran.
Kebocoran katup ex ini menyebabkan proses pembakaran menjadi tidak
sempurna, di karenakan campuran bahan bakar dan udara sebagian terbuang
keluar. Sehingga menyebabkan tenaga pada kendaraan sepeda motor menjadi
tidak maksimal.

18
19

4.2. Hasil Identifikasi Piston dan Diameter Silinder

Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran piston dan
silinder :

Tabel 4.2. Hasil Identifikasi Piston dan Diameter Silinder


Posisi X (mm) Y (mm) Keovalan Ketirusan

Silinder (mm) X Y

A 50,03 50,02 0,01 (mm) (mm)

B 50,03 50,02 0,01 0,01 0,01

Dari hasil pemeriksaan pada tabel diatas diameter silinder dan piston

didapatkan hasil Keovalan yaitu A = 0.02 mm, B = 0.01 mm, C = 0.01 mm dan

ketirusan X didapatkan hasil 0,01 mm dan ketirusan Y didapatkan hasil 0,01 mm.

Dapat disimpulkan bahwa belum ada keausan pada blok silinder dan piston dan

masih di bawah toleransi standar pabrik atau masih sesuai dengan spesifikasi

standar pabrik yaitu dibawah 0.05 mm.


20

4.3. PERHITUNGAN LANGKAH HISAP DAN LANGKAH BUANG


Katup terbuka dengan derajat tertentu pada saat langkah buang dan
langkah hisap dapat di lihat pada gambar di bawah :

Dari Gambar 4.3 Diagram Valve Timing

1. Data Camshaft (Standar)

In Open : 5º Sebelum TMA Ex Open : 30º Sebelum TMB


In Close : 30º Setelah TMB Ex Close : -5º Setelah TMA

Jadi Total Durasi Intake (Klep In)


= in open + 180º + in close
= 5º +180º + 30º
= 215º

Jadi Total Durasi Exhaust (Klep Ex)


= ex open + 180º + ex close
= 30º +180º + 5º
= 215º
Derajat Lobe Center Intake (LC)

= 𝐿𝐶 i𝑛 = 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠i i𝑛 - Derajat In Open


2
21

= 30+180+5 – 5º
2

215
= - 5º
2

= 107,5º – 5º = 102,5º

Derajat Lobe Center Exhaust (LC)

= 𝐿𝐶 𝑒𝑥 = 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠i 𝑒𝑥 - Derajat Ex Close


2

= 30+1805+ – (-5º)
2

215
= - (-5º) = 107,5º – (-5º) = 112,5º
2

LSA = 𝐿𝐶i𝑛 + 𝐿𝐶𝑒𝑥


2

102,5+ LC ex
= = 107,5º
2

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa klep in mulai membuka pada

saat piston berada dititik mati atas atau 5º sebelum TMA, dan kemudian klep in

menutup stelah TMB (titik mati bawah) yaitu 30º jadi lamanya klep in membuka

yaitu 215º, karena klep menutup setelah TMB maka didapat langkah kompresi

sebesar 150º. Kemudian klep ex membuka diangka 30º sebelum TMB dan klep ex

benar benar menutup -5º setelah TMA didapat nilai durasi 215º, kemudian klep ex

membuka sebelum TMB pada langkah usaha didapatkan langkah usaha yaitu

150º. Data di atas adalah data buka tutup Chamshaft Standar.


22

Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran Camshaft standar.


Adapun hasil yang didapatkan dari pengukuran ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Data hasil pengukuran Camshaft


No Spesifikasi Keterangan
1. Klep in(durasi) In Open : 5o Sebelum TMA
In Close : 30o setelah TMB
2. Klep ex(durasi) Ex Open : 30o Sebelum TMB
Ex Close : -5o setelah TMA
3. Overlap In : 1,3 mm
Ex : 0,8 mm
4. LSA (Lobe Sparation Angle) 107,5o

Pengujian celah katup isap dan buang dengan rpm 5000 sampai 9000 .

Hasilpengujian daya hitungdengan celah katup 0,05 mmterhadap daya.

A. Berikut ini adalah cara menghitung daya hitung pada celah katup standar 0,01

mm :

1. Perhitungan daya pada rpm 5000 dengan celah katup isap & buang 0,01

mm adalah 17,23 PS, dimana gravitasi 9,81 m/s 2 dan massanya adalah Berat

Pengendara 60 kg + Berat Sepeda Motor 100 kg sama dengan 160 kg dan panjang

lengan 0,3 Meter, Sedangkan rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap

kenaikan/perubahan putaran dari 5000 ke 9000 rpm yaitu 19,29 detik/21 kali uji

adalah 0,91 detik (data terlampir). Maka untuk menghitung Daya adalah sebagai

berikut:
23

m. g . L 160 x 9,8 x 0.01 15,68


N=
t
= 0,91
= 0,91
= 17,23 PS

Untuk hasil daya hitung, daya ukur di celah katup isap dan buang 0,01 mm pada
rpm 5400 – 9000 dapat dilihat dibawah ini:

B. Berikut ini adalah cara menghitung torsi pada celah katup standar 0,01 mm:

1. Perhitungan tosi pada rpm 5000 dengan celah katup 0,01 mm dimana torsi
hasil ukur adalah torsi hitung 0,032 N.m. (data terlampir). Adapun untuk
perhitungan daya sebagai berikut yaitu:

N .60 17,23 x 60
T=
n .2. π
= 5000 x 2 x 3,14
= 0,032 N.m

Untuk hasil torsi hitung, torsi ukur di celah katup isap dan buang 0,05 mm pada

rpm 5400 – 9000 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

C. Hasil Pengujian Celah Katup Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Hasil pengujian konsumsi bahan bakar menggunaan data ukur pada celah

katup mulai dari 5000 sampai 9000 rpm dapat dihitung sebagai berikut. Dengan

data yang terlampir adalah 10 cc pada celah katup 0,01 mm. Dan ρ bensin sebesar

0,00075 kg/cc (data terlampir). Maka perhitungannya adalah sebagai berikut

beserta dengan tabel dibawah ini:

2. Perhitungan konsumsi bahan bakar pada 5000 rpm

mf
Sfc = Dimana, mf = V x ρ bensin = 10 cc bensin yang dihabiskan x 0,00075
P
kg/cc mf = 0,0075 Kg

diketahui daya berdasarkan tabel pengujian celah katup standar adalah :


24

0,9863 Hp
3,5 PS. Jadi, P = 3,5 PS x Maka, P = 3,45205 Hp
1 PS
dimana, hasil pengujian menggunakan waktu 19,29 detik.
1 Jam
Jadi, 19,29 detik x = 0,005358 jam
3600 detik
maka, P = 3,45205 Hp x 0,005358 jam => P = 0,0185 Hp.jam
mf 0,0075 kg
dari perhitungan di atas sfc =
P
= 0,0185 Hp . jam
maka, sfc = 0,4054 kg/hp.jam

Anda mungkin juga menyukai