1 BEBAN
1.1 Beban MW
1.7 Cos q
2 PUTARAN Rpm
3 TEMPERATUR 0C
10
10
4 TEKANAN Bar ( Kg /
Cm2 )
4.2 Pelumas
Diagram indikatir garis-garis diambil memakai alat spesial tools untuk membuat
diagram indikatir seperti gambar dibawah ini dan bentuk hasil pengukurannya
berupa diagram garis-garis , selain diagram dalam bentuk garis alat ini juga bisa
dipergunakan dalam pembuatan / pengukuran diagram indikatir berupa diagram PV
tentunya dalam hal ini orang yang sudah mahir / ahli menggunakan alat tersebut
untuk untuk membuat diagram PV tersebut .
Tingginya garis pengukuran di ukur melalui mistar / penggaris pengukur yang telah
dikalibrasi oleh pabrikan seperti gambar berikut dibawah ini , didalam hal
pengambilan diagram indikatir berupa garis maupun diagram bentuk PV harus
disesuaikan dengan spring ( per ) tekanan yang dipasang pada alat diagram indikatir
serta penggaris yang dipergunakan untuk mengukur tinggi garis harus sesuai
dengan spring yang dipergunakan sehingga kita mengetahui berapa tekanan
indikatir pada silinder yang kita ukur tekanannya.
Untuk mengetahui perbedaan antara silinder yang satu dengan lainya harus diambil
diagram indikatir pada silinder yang akan kita bandingkan .
Satuauan dari pada tekanan indikatir dengan satuan Atm/mm² , atau bisa juga
melalui satuan Bar/Cm² .
Gambar No:...... Data Pengambilan Diagram Indikatir bentuk garis-garis
spring tekanan
Selain dalam bentuk garis-garis ada juga pengukuran tekanan indikatir dalam bentuk
tekanan yang diukur memakai alat ( pressure gauge ) , dalam hal ini pembacaannya
langsung dalam bentuk angka hasil dari pada pengukuran tersebut .
Yang dimaksud kelurusan crank shaft adalah kesebarisan antara as yang satu
dengan yang lainnya , tujuan pengukuran tersebut untuk mengetahui bentuk dari
pada kelurusan as tersebut apakah dia pada posisi asnya minus atau plus pada saat
pengambilan pengukuran deflexi .
Apa bila posisi seperti ini main bearing bagian bawah clearance nya terlalu rendah
sehingga as turun .
Apa bila posis seperti ini main bearing bagian bawah clearance terlalu tinggi
sehingga as naik .
TMA Posisi 1 searah putaran mesin adalah +/- 15º sebelum TMA
TMB Posisi 5 searah putaran mesin adalah +/- 90º sebelum TMA
Tujuan dari pada pengukuran clearance main maupun conrod bearing adalah untuk
mengetahui berapa clearancenya, pada umumnya apa bila kita tidak mempunyai
buku panduan adalah : Diameter As
Clearance Max = mm
1000
2. Plastik Gap
Caranya : Lodrat atau plastik gap dipasang pada as yang akan kita ukur
clearancenya kemudian pasang bearing set pada rumahnya dan diikat sesuai
dengan ikatan yang diizinkan dan selanjutnya buka kembali ikatan tersebut , ambil
lodrat atau plastik gap yang tadi terjepit oleh bearing kemudian ukur memakai
mikrometer berapa ketebalan dari lodrat atau plastik gap tersebut hasilnya adalah
clearance dari main bearing maupun conrod bearing tentunya didalam pengukuran
harus bearing yang baru dan akan dipasang pada as yang sesuai dengan
pengukuran tersebut .
Dengan cara ke 3 , pasang bearing pada rumahnya dan ikat sesuai dengan ikatan
yang diizinkan kemudian ukur celahnya ( gapnya ) dengan cara memasukan fuller
sehingga fuller bisa keluar pada sisi yang lain , sebagai contoh apa bila kita
masukan fuller ukuran 20 mm longgar maka kita masukan fuller yang lebih besar
seperti 25 mm tetapi Fuller tidak bisa masuk ( seret / sempit ) maka kesimpulan yang
bisa kita ambil / analisa bahwa clearance tersebut adalah +/- 22 s/d 23 mm , dalam
hal ini pengukuran clearance jangan terlalu sempit dan jangan juga terlalu longgar
karena apa bila terlalu sempit akan menimbulkan panas dan apa bila longkar mesin
menjadi berisik dan mungkin juga menimbulkan vibrasi yang tinggi .
Setiap benda yang bergerak pasti mengeluarkan vibrasi , tentunya vibrasi tidak
mungkin bisa dihilangkan / dihindari tetapi harus dikurangi .
Penyebab vibrasi pada sebuah mesin diesel disebabkan beberapa hal antara lain :
Dengan cara kita pengukur kelurusan As , Clearane main dan Conrod bearing ,
tekanan pengabutan secara berkala maka kita bisa mengurangi akibat dari vibrasi
yang tinggi
Engine Generator
3
1 2
Fly Wheel
Posisi 1 diukur pada bagian yang paling belakang dekat dengan Vibration damper
Data kelainan operasi biasanya dicatat pada logsheet maupun pada log book / buku
mutasi operator , setiap kejadian / perubahan yang ada pada mesin atau pembangkit
akan dicatat dan dilaporkan ke petugas piket.
Dengan data ini petugas Operator bisa mengeluarkan WO ( Work Order ) kepetugas
pemeliharaan agar dilakukan pemeriksaan dan pencucian / pembersihan Lub.oil
cooler / Duplex Filter LO dan mesin sementara bisa di stop dan digantikan oleh
mesin yang stand by .
C.1.3 Penyimpangan
Langkah - langkah dalam menentukan adanya gangguan adalah :
Kesimpulan.
C.1.4 Bentuk penyimpangan yang dapat dilihat pada parameter
Reverse Power.
Tegangan droop
Sistem Pelumas
Sistem Start
Sistem Pendingin
Sistem Kontrol
Sistem Proteksi
TEKANAN PELUMAS
TEKANAN BAHAN BAKAR
FREKUENSI
PUTARAN MESIN
TEKANAN UDARA START
SUHU BANTALAN
SUHU AIR PENDINGIN
TEKANAN UDARA START
TEKANAN UDARA MASUK
TIMING INJECTION
KEBISINGAN
C.1.9 Data
Harga – harga indikator mesin sesaat sebelum terjadi gangguan / kejadian pada
mesin yang tak bisa terlihat operator sebelum terjadi gangguan
Sebagai contoh : Log Sheet / Catatan mesin setiap jam , suara , api , getaran
MERK : .......................................................................................................................
TYPE : ......................................................................................................................
DAYA ...................................................................................................................KW
PENYIMPANGAN : ...................................................................................................
JAM : ....................................................................................................................
DATA : ....................................................................................................................
KESIMPULAN : ........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Jakarta ....................................
Pelapor
.................................................................