Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

4.1.1 Gambaran Umum PT XYZ

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi. Produk yang dihasilkan Connecting Rod ( otomotif dan
digunakan untuk parts mesin ) dan Air Pump ( Pompa Udara ) yang digunakan
untuk septic tank dan kolam ikan dan sebagainya. Produk yang dihasilkan untuk
tujuan ekspor dan sebagian dijual lokal. Untuk eksport, produk dijual ke
Yasunaga Corporation, Yasunaga Air Pump Inc dan Siam kubota Corporation dan
untuk lokal, produk dijual ke PT. Astra Daihatsu Motors, PT. Kubota Indonesia,
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and manufacturing dan PT. Toyota Motor
and Manufacturing Indonesia. Semenjak berdiri tahun 1996 PT. Yasunaga
indonesia telah berkembang sampai sekarang. Hal ini bisa dilihat dari
penambahan kapasitas produksi, peningkatan penjualan, perluasan pabrik dan
penambahan karyawan.

4.1.2 Struktur Organisai Pada PT XYZ

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT XYZ

18 Teknik Industri - ITI


4.1.3 Visi Misi PT XYZ

Visi dan Misi PT XYZ adalah :

Visi :
 Menuju perusahaan setingkat lebih tinggi, lebih cepat dapat dipercaya secara
terus-menerus dalam kurun waktu 10 sampai 20 tahun kedepan.
Misi :
 Menjadi perusahaan yang bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan atau
proses selanjutnya

4.1.4 Macam-Macam Produk

Hasil produksi PT XYZ Ada 2 (Dua) yaitu connecting rod dan air pump
Berikut ini kami sajikan contoh gambar-gambar produk-produk yang diproduksi
oleh PT XYZ, yang antara lain adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2. Contoh Produk Connecting Rod

Gambar 4.3. Contoh Produk Air Pump

19 Teknik Industri - ITI


4.1.3 Sistem Produksi dan Peta Proses Operasi

Sistem produksi pada PT. XYZ ini adalah make to order. Perusahaan
menerima permintaan dari berbagai customer kemudian memproduksi sesuai
dengan permintaan dari customer. Target produksi pada perusahaan ini selama 1
minggu. Selama 1 minggu produk akan dikirim sesuai dengan permintaan
customer, Berikut peta operasi produksi line connecting Flexible 5 tipe 4N14,
1ND,2NZ, dan 1NZ, kecuali tipe 4X45 yang tidak ada proses diOP 110 dan OP
140 serta OP 190 sudah tidak digunakan.

Gambar 4.4 Layout Mesin Produksi Flexible 5

Gambar 4.5 Layout Mesin Produksi Type 4X45

20 Teknik Industri - ITI


Gambar 4.6 Peta Operasi Proses Produksi

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dilapangan dengan cara


gemba dilantai produksi diharapkan dengan dilakukannya gemba ini penulis
mendapatkan data-data yang akurat serta mengetahui masalah-masalah yang
sering terjadi dilantai produksi

21 Teknik Industri - ITI


4.2.1 Statiun Kerja

Dilantai produksi type 4X45 sendiri ada 7 stasiun atau pos kerja, dari urutan
proses kerja dan layout yang sudah ditampilkan kemudian dikelempokan menjadi
tujuh statiun kerja. Berikut merupakan statiun kerja.

Tabel 4.1 Tabel stasiun kerja


STASIUN
MESIN PROSES KERJA
KERJA

OP 10 proses penghalusan permukaan material

OP20 proses pembuatan lubang shotan


POST 1
OP 30 proses penghalusan lubang shotan

OP 40 proses pemakan bagian samping material

OP 50 proses penghalusan lubang setengah lingkaran

POST 2 OP 210 proses pnghalusan setelah dirakit

OP 220 proses penghalusan lubang daitan dan shotan

OP 60 proses pemakanan bagian depan rod

OP 70 proses pembuatan dudukan baut


POST 3
OP 80 proses pembuatan lubang baut

OP 190 proses pemakanan lubang daitan setelah dirakit

OP 90 proses pembesaran lubang baut

POST 4 OP 100 proses pembuatan ulir dan finis dudukan kepala baut

OP 153 proses pembuatan sudut bagian belakang rod

OP 120 proses pembuatan lubang pin dan penghalusan lubang pin

POST 5 OP 130 proses pemasangan bush ke lubang shotan

OP 150 proses pembuatan lubang oil zet dibagian shotan

OP 155 proses pengamplasan bagian depan rod


POST 6
OP 160 proses pembersihan material sebelum dirakit

22 Teknik Industri - ITI


OP 170 proses pemasangan pin

OP 180 proses perakitan

OP 230 proses penghalusan lubang daitan

OP240 proses pembersihan sebelum akhir proses


POST 7
proses menandai dan pengukuran lubang shotan dan
OP250
daitan

4.2.2 Waktu Siklus

Pengukuran waktu siklus dilakukan pada setiap post atau statiun kerja,
pengukuran dilakukan dengan pengamatan sebanyak 5 kali menggunakan
stopwacth dan pengambilan elemen - elemen kerja menggunakan kamera yang
telah disediakan oleh perusahaan pada proses produksi. Berikut adalah hasil
pengamtan waktu siklus yang diperoleh pada setiap post :

Tabel 4.2 Pengamatan waktu siklus

Post 1 Post 2 Post 3 Post 4 Post 5 Post 6 Post 7


Penga
(detik/ (detik/ (detik/ (detik/ (detik/ (detik/ (detik/
matan
pcs) pcs) pcs) pcs) pcs) pcs) pcs)

1 63.2 69.3 63.3 68.2 63.2 61.4 49.3

2 63.2 70.7 70.7 67.4 65.5 59.9 49.4

3 64.3 70.1 70.1 67.9 63.7 61.4 49.9


4 63.2 69.3 69.3 67.7 65.9 61.0 50.7
5 63.3 69.5 69.5 68.0 65.2 61.7 50.5
Rata-
63.4 69.6 64.1 67.8 64.7 61.1 49.8
rata

Kemudian penulis melakukan pengecekan terhadap cycle time mesin untuk


mengetahui permasalahan pencapain target produksi tidak tercapai.

23 Teknik Industri - ITI


Tabel 4.3 Pengamatan waktu siklus per mesin
Job Proses MCT
- OP tertinggi
Post - MCT (detik) (detik)

OP : 10 20 30 40
1 62.0
MCT : 47.1 62.0 50.2 49.7
OP : 50 210 220
2 67.2
MCT : 49.2 54.6 67.2
OP : 60 70 80 190
3 55.4
MCT : 53.0 51.4 55.4 54.7
OP : 90 100 153
4 68.1
MCT : 68.1 59.0 59.2
OP : 120 130 150
5 57.7
MCT : 49.9 42.0 57.7
OP : 155 160 170 180
6 47.5
MCT : 26.3 39.4 25.3 47.5
OP : 230 240 250
7 58.6
MCT : 58.6 36.5 38.4

4.2.3 Diagram Kondisi Awal

Setelah memperoleh data diatas, berikut Ini adaah grafik pada kondisi aktual
sebelum dilakukan perbaikan :

Standart

Gambar 4.7 grafik waktu siklus


Bisa dilihat pada gambar 4.7 diketahui bahwa pada post 2 melebihi target
serta post 7 memiliki cycle time yang rendah range dari yang tertinggi ke yang

24 Teknik Industri - ITI


terendah sekitar 19.8 detik. Kemudian penulis melakukan pengecekan output
kapasitas dari setiap mesin yang bisa dihasilkan dalam waktu satu jam untuk
memastikan apakah sesuai standart atau tidak dengan cara sebagi berikut :

3600 �����
��������� ������ =
����� ������ ���� ���� ����� + ����� ����� ����

Std 106

Gambar 4.8 grafik output kapasitas mesin perjam


Bisa dilihat pada gambar 4.8 diketahui bahwa pada OP 90 dan OP 220 terjadi
bottleneck sehingga mempengaruhi capain target produksi. Selanjutnya penulis
menganalisa permasalahan tersebut menggunakan root cause analis diharapkan
supaya mengetahui akar penyebab dari masalah yang terjadi.

4.3 Pengolahan Data

Setelah data-data yang diperlukan diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data.

4.3.1 Value Stream Mapping

Pada prinsipnya value stream analysis digunakan sebagai alat bantu untuk
memetakan secara detail aliran nilai (value stream) yang berfokus pada value
adding process. Detail mapping ini kemudian dapat digunakan untuk menemukan
penyebab waste yang terjadi.

25 Teknik Industri - ITI


VA Time = 268.94 detik
NNVA & NVA = 174.12

Gambar 4.9 Current State Value Stream Mapping

4.3.2 Identifikasi Waste

Setelah melakukan pengumpulan data dan gemba dilapangan penulis


menemukan beberapa waste sesuai dengan 7 jenis pemborosan yaitu produksi
berlebih, menunggu, transportasi, proses yang tidak efektif, persediaan, produk
cacat, grakan yang tidak perlu.

1. Menunggu (Waiting)
Aktivitas menunggu terjadi di post 4 dimana ketika operator kembali mesin op 90
belum selesai dan post 7 menunggu benda kerja yang masih ada dipost 2
khususnya op 220.

2. Proses Yang Berlebihan (Overprocessing)


Dimana setiap melakukan pergantian tool di op 220 operator harus mengulang
beberapa kali pada saat N1 untuk memastikan benda kerja sesuai yang diinginkan.

3. Gerakan (Motion)
Pada setiap selesai proses operator harus membersihkan sisa proses yang
tertinggal di lantai mesin dikarenakan belum adanya pembrsih otomatis
khususnya di op 90.

26 Teknik Industri - ITI


4.3.3 Process Activity Mapping

Penggambaran process activity mapping (PAM) bertujuan untuk mengetahui


aliran proses yang terjadi pada lantai produksi, process activity mapping juga
memaparkan aktivitas atau tahapan proses produksi serta katagorinya (VA,NVA
dan NNVA). Berikut kondisi awal process activity mapping dilantai produksi.

Tabel 4.4 Proses aktivity mapping


Mesin/ Waktu Aktifitas VA/N
N Statiun Jarak Man
Deskripsi Aktivitas Alat (Detik VA/N
o Kerja (m) Power O T I S D
Bantu ) NVA

Ambil cap jig2,


letakan dishuttle,
Ambilcap jig1,
1 letakan dijig2 Ambil OP 10 8,1 O VA
cap baru, letakan
dijig 1, START OP
10

Ambil dan pasang


2 OP 10 9,5 O VA
Rod jig 1 dan 2

spesial
3 Check atsumi 6,7 I VA
gauge

POST NNV
4 Jalan ke op.20 1,3 2,6 1 T
1 A

Ambil B/K, Letakan


B/K 1 di pokayoke ,
5 OP 20 6,1 O VA
pasang B/K dimesin
start op 20

ambil b/k dari


NNV
6 pokayoke,cek visual, 1,3 2,9 T
A
jalan ke op 30

Ambil B/K, Letakan


B/K 1 di measuring ,
7 OP 30 7,4 O VA
pasang B/K dimesin
start op 30

27 Teknik Industri - ITI


ambil b/k dari
measuring,cek visual NNV
8 1,3 5,6 T
diameter shotan, jalan A
ke op 40

Ambil & pasang B/K


9 OP 40 5,2 O VA
dimesin start op 40

NNV
simpan di suttle 1,4 S
A

NNV
10 kembali 4 8,1 T
A

Ambil & pasang B/K


11 OP 50 8,7 O VA
dimesin,Start op.50

Jalan ke op.60 dan NNV


12 3,4 7,3 T
op.210 A

Ambil & pasang B/K


13 OP 210 11,6 O VA
dimesin,Start op.210

Spesia
14 Check atsumi 10,1 I VA
gauge

NNV
15 Jalan ke op.220 1,8 3,4 T
A

Ambil & pasang B/K


16 POST dimesin TABLE OP 220 5,1 O VA
1
2 A ,Start op.220

Ambil B/K dari


NNV
17 measuring, letakan 7,8 S
A
dishuttle

Ambil & pasang B/K


18 dimesin TABLE OP 220 8,9 O VA
B ,Start op.220

Ambil B/K dari


NNV
19 measuring, letakan 2,5 S
A
dishuttle

NNV
20 Kembali 2 4,1 T
A

21 POST Ambil & pasang B/K OP 60 6,3 1 O VA

28 Teknik Industri - ITI


3 dimesin, Start op.60

NNV
22 Kikir B/K kikir 10,2 I
A

NNV
23 Jalan ke op.70 1,8 3,2 T
A

Ambil & pasang B/K


24 OP 70 11,1 O VA
dimesin, Start op.70

NNV
25 Jalan ke op.80 1,8 3,5 T
A

Ambil & pasang B/K


26 OP 80 8,7 O VA
dimesin, Start op.80

NNV
27 Jalan ke op.90, 190 3,4 7,3 T
A

Ambil & pasang B/K


28 OP 190 5,4 O VA
dimesin, Start op.190

Semprot B/K, Check NNV


29 5,9 I
visual A

NNV
30 Kembali 1,3 2,6 T
A

Ambil & pasang B/K


31 OP 90 13,2 O VA
dimesin, Start op.90

ambil b/k dari


pisau NNV
32 pokayoke cek hasil 9 I
bari A
proses dan buang bari

NNV
33 Jalan ke op.100 1 1,8 T
A
POST
Ambil & pasang B/K 1
34 4 OP 100 13,1 O VA
dimesin, Start op.100

Jalan ke op 110 lanjut NNV


35 2,8 5,6 T
153 A

Ambil & pasang B/K


36 OP 153 13,4 O VA
dimesin, Start op.153

Jalan ke op.155, NNV


37 3 6,8 T
check visual dan A

29 Teknik Industri - ITI


kembali

38 Tunggu mesin op.90 5 D NVA

Ambil , pasang B/k


39 dimesin,semprot jig OP 120 13,3 O VA
Start op.120

NNV
40 Kikir jaguri cap kikir 10,8 I
A

Jalan ke Air micro NNV


41 1 1,9 T
meter A

air
Check lubang pin 8
42 micro 12,7 I VA
Lubang
meter
POST
1
5 NNV
43 Jalan ke op.130 1,3 1,8 T
A

Ambil, pasang B/k


44 OP 130 10,8 O VA
dimesin Start op.130

NNV
45 Jalan ke op.150 2,3 4,3 T
A

Ambil, pasang B/k


46 OP 150 4,4 O VA
dimesin Start op.150

NNV
47 kembali 2,3 4,7 T
A

Ambil, pasang B/K


cap dimesin, Ambil
48 penahan cap, letakan OP 155 7,8 O VA
diatas cap, start op
155

POST NNV
49 Jalan ke op.160 1 1,8 1 T
6 A

Ambil B/K & Pasang


50 OP 160 6,5 O VA
di mesin start op 160

semprot B/K, cek NNV


51 8,4 I
visual A

30 Teknik Industri - ITI


Ambil B/K & Pasang
52 OP 170 3,4 O VA
di mesin start op 170

Semprot B/K, Ambil


53 19,2 I VA
bolt, Assy Rod,Cap

Ambil B/K & Pasang


54 OP 180 3,4 O VA
di mesin start op 180

NNV
55 kembali 5 10,7 T
A

Ambil pisau bary tori


pisau
56 & B/K + bary tori Ø 3,98 I VA
bari
daitang, semprot

Ambil, Pasang B/K


57 OP 230 4,12 O VA
start op 230

Cek visual diameter NNV


58 2,62 I
daitan A

simpan b/k di suttle


NNV
59 op 240, Jalan ke op 2,3 4,46 T
A
250

Ambil, Pasang B/K


60 OP 250 4,7 O VA
start op 250

POST NNV
61 jalan ke op 230 2,3 4,72 1 T
7 A

Ambil pisau bary tori


pisau
62 & B/K + bary tori Ø 4,66 I VA
bari
daitang, semprot

Ambil, Pasang B/K


63 OP 230 4,7 O VA
start op 230

Cek visual diameter NNV


64 3,22 I
daitan A

NNV
65 Jalan ke op.240 1 1,8 T
A

Ambil, Pasang B/K


66 OP 240 2,38 O VA
start op 240

67 Jalan ke op.250 1 1,36 T NNV

31 Teknik Industri - ITI


A

Ambil, Pasang B/K


68 OP 250 4,3 O VA
start op 250

NNV
69 Kembali 2,5 4,94 T
A

TOTAL 52,2 443,06 28 25 13 3 1

Keterangan :
O: Opration
T : Transportation
I : Inspection
S : Storage
D : Delay
VA : Value Added
NVA : Non Value Added
NNVA : Necessary but Non Value Added

Tabel 4.5 Rekapitulasi PAM

Aktivitas Jumlah Waktu (detik) Waktu (menit) Presentase

Operasi 28 211,6 3,53 47,83%

Transportasi 25 107,28 1,79 24,25%

Inspeksi 13 107,48 1,79 24,25%

Storage 3 11,7 0,20 2,71%

delay 1 5 0,08 1,08%

Total 70 443,06 7,38 100%

VA 34 268,94 4,48 60,70%

NVA 1 5 0,08 1,13%

NNVA 35 169,12 2,82 38,17%

32 Teknik Industri - ITI


4.3.2 Root Cause analisys

Kemudian untuk menentukan akar permasalahannya penulis menggunakan


metode atau tool root cause analisys diharapkan dengan menggunakan tool ini
bisa membantu menentukan akar permasalahannya.

Gambar 4.10 Diagram Fishbone

33 Teknik Industri - ITI

Anda mungkin juga menyukai